Anda di halaman 1dari 4

Hemoroid

A. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal terjadi pada usia 50 tahunan.
Klasifikasi
- Hemoroid internal : terjadi diatas spincter anal
- Hemoroid eksternal : terjadi di luar spincter anal
Ftekuensi terjadinya 10 juta, biasanya rentan terjadi pada usia 46-65 tahun. Setengah dari orang
dewasa mengalami wasir pada usia 50 tahun. Pada ibu hamil wasir adalah hal umum dan terjadinya
hanya sementara.
Biasanya terjadi karena:
1. Konstipasi
2. Diare
3. Hamil
4. Obesitas
5. Duduk atau berdiri telalu lama
B. Manisfestasi klinis
Gatal dan nyeri
Perdarahan pada saat defekasi (berwarna terang)
Pd hemoroid eksternal terjadi nyeri hebat akibat inflamasi, edema dan trombosis
Pd hemoroid internal tdk selalu nyeri sampai terjadi perdarahan atau prolap.
C. Derajat keparahan
 Derajat I=Std I : Keluar darah segar yg menetes saat b.a.b
 Derajat II=Std II : Keluar benjolan dari lubang dubur pada saat b.a.b, tapi benjolan dapat
masuk kembali setelah b.a.b
 Derajat III=Std III: Keluar benjolan saat b.a.b yg hanya dapat masuk kedlm lubang dubur
jika didorong dgn ujung jari
 Derajat IV=Std IV: Benjolan tidak dapat masuk lagi
D. Diagnosa Keperawatan
1.Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kompresi saraf lokal, peradangan pada pleksus hemoroid
2. Intoleransi aktivitas b.d respon sekuder dari anemia, menurunnya suplai O2ke jaringan
3. Resiko infeksi b.d adanya port de entree mikroorganisme
E. Penatalaksanaan
1. Ketidaknyamanan dihilangkan dengan personal hygiene yang baik
2. Hindari mengejan berlebihan selama defekasi
3. Diet tinggi serat
4. Penggunaan laksatif
5. Rendam duduk dengan salep dan sup yang mengandung anastesi
6. Tirah baring
7. Pembedahan / hemoroidektomi ( stage III dan IV)
Dampak hepatitis terhap perubahan biomolekuler fungsi system tubuh dan pemenuhan
KDM

Anatomi fosiologi hepar


Hati menerima suplai darah dari dua sumber yang berbeda yaitu
Aliran darah vena yang berasal dari lambung, usus halus, usus besar, pankreas serta limpa.
Arteri hepatika yang memiliki saturasi oksigen yang tinggi
Hati bertanggung jawab terhadap regulasi metabolisme, regulasi hematologis, dan produksi
Empedu

A. DEFINISI
Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati oleh virus atau oleh toksin yang
berhubungan dengan manifestasi klinik berspektrum luas yang menghasilkan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas
B. Etiologi
1. virus hepatitis A (HAV) yang merupakan virus RNA dari family enterovirus.
2. virus hepatitis B (HBV) yang merupakan virus DNA yang berkulit ganda.
3. virus hepatitis C (HCV) yang merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak.
4. virus hepatitis D (HDV) yang merupakan virus RNA detektif yang membutuhkan kehadiran
hepatitis B.
5. virus hepatitis E (HEV) yang merupakan virus RNA rantai tunggal yang tidak berselubung.
C. MENIFESTASI KLINIS
1. Anoreksia
2. Mual muntah
3. Intoleransi aktivitas
4. Demam
5. Ikterus
6. Urine seperti air teh pekat
7. Feses seperti dempul
8. Pruritus
9. Hepatomegali
10. Nyeri pada perut kanan atas
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1) Ggn. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
 Intervensi Pra operasi :
1. Berikan diet TKTP dengan tinggi serat
2. Berikan nutrisi dg porsi kecil tapi sering
3. Berikan air hangat dan the manis sebelum
makan.
4. Apabila klien dipuasakan karena distensi 
pasang maag slang untuk dekompresi
lambung, pasang IV line dg thr e ways dan
berikan nutrisi melalui parenteral (TPN).
5. Kolaborasi pemberian obat : anti e,metik,
antasid dan multivitamin.
 Intervensi post operasi:
a. Berikan nutrisi parenteral: TPN.
b. Monitor intake output tiap hari dan timbang berat badan secara berkala.
c. Observasi BU dan lakukan test feeding apabila BU (+) dan tidak ada tanda-
tanda distensi.
d. Apabila sdh boleh diberikan nutrisi per oral, mulailah pemberian nutrisi TKTP
dg bentuk cair dan mudah diserap usus, misal: enterasol/ peptisol.
e. Jelaskan pada klien ttg program diet yang hrs dijalani.
f. Kolaborasi untuk: pemberian transfusi darah, obat anti emetik, dan
multivitamin.

2) Gamgguan Rasa nyaman nyeri


 Intervensi Pre operasi:
1. Kaji lebih dalam tentang rasa nyeri yg dirasakan klien.
2. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri.
3. Bimbing dan ajarkan teknik mengurangi rasa nyeri:
relaksasi/distraksi/guided imagery (tergantung situasi
dan kondisi)
4. Berikan posisi yang nyaman (tergantung lokasi tumor)
5. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan nyeri.
6. Kolaborasi untuk pemberian analgetik dan tindakan
operasi.
 Intervensi post operasi
a. Lanjutkan pemberian analgetik sesuai dg program therapi.
b. Pilih metoda non farmaka yang tepat untuk mengurangi nyeri .
c. Bimbing dan ajarkan klien untuk melakukan upaya mengurangi nyeri (sesuai
dg pilihannya).
d. Berikan posisi yang nyaman (tgt kondisidan letak luka operasi).
e. Ciptakan liingkungan yang tenang.
f. Monitor tanda vital dan skala nyeri

3. Ggn. Pemenuhan eliminasi fecal b.d obstruksi sal. Cerna (Pre operasi)
4. Perubahan pola eliminasi fecal b.d efek pemasangan colostomy (Post operasi)
5. Cemas menghadapi operasi (pre operasi)
6. Resiko terjadinya infeksi pada luka operasi dan area sekitar stoma colostomy (post operasi)
7. Ggn. Konsep diri: menurunnya body image dan harga diri (Post operasi)

Kanker kolon dan rektum


A. Gambaran umum
-Pada laki-laki merupakan kanker terbanyak ke-2 setelah kanker paru-paru.
-Lebih dari 95 % berbentuk adenocarcinoma.
Insidensi:
1. Usia diatas 50 tahun
2. Riwayat keluarga/herediter
3. Riwayat ulcerative colitis
4. Polyposis
5. Diverticulosis
6. Hemoroids
B. Etiologi
Berhubungan dengan faktor resiko frekuensi lebih tinggi pada mereka yang memiliki
risk factor, yaitu pada:
1. Familial polyposis  pasien pasti akan menderita carcinoma (100 %)
2. Penderita ulcerative colitis lebih dari 20 tahun (50 %)
3. Penderita Ca. mamae atau Ca. ovarium (8 %)
4. Penderita Polyp pada colon-rektum dg ukuran  > 1 cm  (20 %)
5. Mereka yang mengalami tindakan uretero sigmoidestomy (8 %)
6. Faktor pemaparan bahan karsinogen baik dari makanan /minuman.
7. Konsumsi makanan tinggi lemak (daging hewan yang masih mentah) dan rendah serat.

C. Patofisiologi
Hampir semua Ca. colon-rektum berasal dari polyp adenomatosus pada sel yang melapisi
dinding colon yang kemudian berkembang menjadi adenocarcinoma.
Menurut Deyle (2002), perkembangannya dibagi ke dalam 3 fase, yaitu:
Fase karsinogen: bersifat perangsangan, prosesnya lama sekali dan belum ada gejala.
Fase pertumbuhan tumor: berlangsung beberapa tahun dan masih belum ada gejala.
Fase timbulnya keluhan/gejala yang nyata dan timbul perlahan-lahan serta tidak sering.
Berikutnya sel-sel kanker tsb dapat menginvasi jaringan sekitarnya shg menimbulkan
ulcerasi atau perdarahan dan menimbulkan obstruksi bila membesar dan menutupi
colon/kelenjar regional
Pada kondisi yang lebih berat dapat mengakibatkan perforasi colon sehingga akhirnya
menimbulkan peritonitis.

Anda mungkin juga menyukai