Tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah antara lain :
Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun tugas pokok dan fungsi BPKAD Kabupaten Pulau Morotai adalah :
(1) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksana
bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dipimpin oleh
Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas
melaksanakan urusan Keuangan dan Aset berdasarkan azas otonomi dan
tugas pembantuan.
(3) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada point (2), menyelenggarakan Fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah ;
b. Penyelenggaraan urusan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
(4) Uraian tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
sebagaimana dimaksud pada point (2) dan point (3) diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati.
Struktur Organisasi BPKAD Kabupaten Pulau Morotai
(1) Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Badan, Sekretaris,
Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian, Kepala Unit Pelaksana Teknis
dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi
dan singkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan
organisasi dilingkungan Pemerintah Daerah serta Instansi lain di luar Pemerintah
Daerah sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing.
(2) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengawasi bawahan masing-masing
dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.
Setiap Pimpinan Satuan Organisasi bertanggung jawab memimpin,
mengkoordinasi-kan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
(3) Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan
bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan
berkala tepat waktu.
1) Sekretaris mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada
unit-unit di lingkungan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Pulau Morotai dalam urusan administrasi umum, keuangan,
kepegawaian dan penyusunan program.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Sekretaris
mempunyai fungsi :
a. Pengelolaan Administrasi Umum dan Kepegawaian
b. Pengelolaan Keuangan;
c. Penyusunan Program
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretaris dibantu oleh:
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok
melaksanakan urusan adminisrasi rumah tangga, perlengkapan, surat
menyurat dan urusan umum lainnya dan melaksanakan urusan
administrasi kepegawaian dan mutasi serta melaksanakan urusan
kesejahteraan pegawai;
b) Sub Bagian Perencanaan Program dan Keuangan mempunyai tugas
pokok melaksanakan penyusunan anggaran dan penatausahaan
administarasi keuangan dan pelaporan keuangan.
1. BIDANG PENDAPATAN
3. BIDANG AKUNTANSI
Bidang Akuntasi mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis di Bidang
Akuntasi, Merencanakan kegiatan tahunan dan rencana anggaran kegiatan di
lingkup Akuntansi yang meliputi urusan verifikasi setiap penerimaan dan
pengeluaran, membukukan transaksi keuangan dan menyusun laporan keuangan
dan laporan perhitungan APBD di lingkungan Kabupaten wilayah Pemerintah
Kabupaten Pulau Morotai
Dalam melaksanakan tugas , Bidang Akuntansi mempunyai fungsi :
a) Perumusan prosedur penatausahaan keungan daerah;
b) Penyusunan kebijakan akuntasi dan pedoman teknis penatausahaan;
c) Pelaksanaan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dan
pertangunjawaban pelaksanaan APBD;
d) Pelaksanaan pembinaan teknis penatausahaan, pertangunjawaban dan
laporan keuangan daerah.
Dalam menjalankan tugasnya, bidang Akuntansi dibantu oleh :
1) Sub Bidang Akuntansi Evaluasi dan Pelaporan
Mempunyai tugas pokok dan fungsi;
a) menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis penatausahaan keuangan
daerah;
b) melakukan evaluasi laporan pertanggungjawaban fungsional pada Dinas
Daerah;
c) melaksanakan rekonsiliasi laporan pertanggungjawaban fungsional pada
Dinas Daerah;
d) menyiapkan bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban APBD pada
Dinas Daerah;
e) melaksanakan rekonsiliasi laporan keuangan pada Dinas Daerah;
f) menyiapkan bahan penyusunan Neraca;
g) melaksanakan pembinaan teknis penatausahaan keuangan daerah;
h) menyiapkan bahan pemberian peringatan/teguran atas keterlambatan
penyampaian laporan pertanggungjawaban fungsional;
i) menyiapkan bahan penyelesaian permasalahan Tuntutan Perbendaharaan
dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) Keuangan dan Barang Milik Daerah.
4. BIDANG PERBENDAHARAAN
Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan analisis
data bahan perumusan rencana teknis dan rencana program kerja serta pelaksanaan
urusan tugas operasional dan administrasi serta menyelenggarakan pembinaan
perbendaharaan dan menjalankan tugas dan fungsi sebagai Kuasa Bendahara Umum
Daerah (BUD).
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Bidang Perbendaharaan
mempunyai fungsi :
a) Melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan penyediaan dana anggaran
untuk diajukan oleh bendahrawan SKPD.
b) Menyetujui dan mengesahkan terhadap usulan Bendahrawan dari satuan kerja.
c) Melakukan control, pendampingan serta pengawasan terhadap Bendahara
Bantuan Sosial, Hibah, Bantuan Keuangan dan tak terduga lainnya secara
continue.
d) Pembinaan para Bendahara Pengeluaran pada Unit Kerja lainnya.
e) Melaksanakan fungsi BUD.
f) Penerbitan Surat Penyediaan Dana (SPD)
g) Penyelenggaraan verifikasi kelengkapan, kebenaran Surat Perintah Membayar
(SPM) dari satuan kerja, dan ketersediaan anggaran.
h) Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
i) Penyusunan laporan SPM yang telah diverifikasi dan laporan SP2D yang telah
diterbitkan.
j) Melaksanakan rekonsiliasi dengan bank dan/atau lembaga keuangan lainnya
terhadap Buku Kas Umum di BUD setiap hari.
k) Melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan laporan posisi kas daerah.
l) Melaksanakan pemantauan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran anggaran
pendapatan belanja daerah (APBD) oleh bank dan/atau lembaga keuangan
lainnya.
m) Melaksanakan penyimpanan dan penempatan uang daerah dan
mengelola/menatausahakan investasi daerah.
n) Melaksanakan pembayaran berdasarkan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah.
o) Melaksanakan penyusunan dan analisis data bahan pemberian pinjaman atas
nama pemerintah daerah, melakukan koordinasi dengan unit terkait dan
melaksnakan tugas operasional teknis dan administratif pelaksanaan kebijakan.
p) Melakukan verifikasi data dan bahan yang menyangkut dengan sistimatika Belanja
pegawai.
q) Meneliti, menguji dan menganalisa tingkat keakuratan dan keabsahan dokumen
dari tiap SKPD untuk tertib dan efektifitas sistim penggajian.
Tantangan yang dihadapi oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Pulau Morotai adalah sektor pelayanan baik kepada SKPD dalam
lingkup Pemerintah Daerah, kepada masyarakat maupun kepada instansi terkait
yang semakin kompleks karena tuntutan regulasi yang semakin ketat dalam rangka
menciptakan pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah yang transparan
dan akuntabel. Tantangan ini sangat terasa dengan semakin baiknya opini Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Provinsi Maluku Utara terhadap LKPD
Kabupaten Pulau Morotai yang disampaikan. Saat ini, BPKAD Kabupaten Pulau
Morotai terus berbenah dengan mengembangkan pelayanan berupa pemakaian
sistem dalam rangka keteraturan dalam menata keuangan daerah. Oleh karena itu
seluruh bidang yang ada dalam lingkup BPKAD telah memakai sistem pelayanan
secara terpadu antara lain :
Untuk mengkaji dan mengidentifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pulau Morotai, maka bisa dilihat
dengan analisis SWOT yakni kekuatan (strength) yang dimiliki, permasalahan/hambatan
merupakan unsure kelemahan (weaknes) yang harus segera diatasi dengan solusi terbaik,
unsur pendukung keberhasilan yang merupakan peluang (opportunities) BPKAD dalam
meningkatkan kinerjanya, serta ancaman (threats) yang merupakan faktor eksternal yang
harus diupayakan untuk diatasi dan dirubah menjadi kekuatan dan peluang untuk mendukung
keberhasilan BPKAD. Dari analisis SWOT tersebut maka identifikasi permasalahan
berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD dapat dibagi menjadi faktor internal dan
eksternal.
Setelah dianalis dengan analisis SWOT, baik faktor internal dan faktor eksternal, maka
permasalahan pembangunan yang akan dihadapi oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan periode 2018 - 2022 antara lain :
1) Penyusunan LKPD tepat waktu.
Penyusunan dokumen LKPD telah diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika dilihat dari
capaian sejak tahun 2012-2015 pada RPJMD periode 2012-2016 maka penyusunan
dokumen LKPD tidak tepat waktu. Salah satu kendala pada masa itu adalah belum
digunakannya teknologi informasi berupa SIMDA juga terkendala dengan laporan keuangan
yang dibuat oleh SKPD yang agak terlambat. Dengan demikian berdasarkan identifikasi
permasalahan tersebut, Penyusunan LKPD tepat waktu menjadi salah satu indikator kinerja
BPKAD Kabupaten Pulau Morotai pada periode 2018 - 2022.
2) Peningkatan Opini BPK atas LKPD.
Sampai tahun 2015 opini BPK terhadap LKPD Kabupaten Pulau Morotai adalah Wajar
Dengan Pengecualian (WDP), dengan demikian peningkatan opini BPK terhadap LKPD
masih menjadi indikator kinerja BPKAD Kabupaten Pulau Morotai untuk periode 2018 -
2022.
3) Penyusunan Peraturan Daerah tentang APBD dan Penyusunan Peraturan Kepala Daerah
tentang Penjabaran APBD tidak tepat waktu.
Permasalahan ketiga yang dihadapi oleh BPKAD berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan,
maka permasalahan tersebut masih menjadi perhatian bagi BPKAD untuk dicarikan solusi
agar pelayanan disektor ini selalu tepat waktu. Dan bahkan didorong untuk menjadi salah
satu indikator kinerja yang selalu diukur capaiannya pada setiap akhir tahun anggaran.
4) Penyusunan neraca aset daerah.
Permasalahan keempat tersebut juga merupakan tugas dan fungsi pelayanan yang terus
dilaksanakan setiap tahun anggaran. Permasalahan ini akan terus dihadapi sepanjang
pemerintahan daerah ini melaksanakan perencanaan pembangunan selama lima tahun
kedepan. Bahkan permasalahan aset adalah salah satu tolok ukur dalam pemberian opini
LKPD, oleh karena itu permasalahan ini akan terus didorong menjadi indikator kinerja
BPKAD yang akan diukur setiap akhir tahun anggaran selama lima tahun kedepan.
5) Persentase SKPD yang menyusun Laporan Keuangan SKPD.
Laporan keuangan SKPD juga merupakan permasalahan klasik yang dihadapi oleh BPKAD.
Keterlambatan penyusunan dokumen LKPD Kabupaten Pulau Morotai salah satu kendala
utama adalah keterlambatan laporan keuangan SKPD yang berdampak langsung terhadap
penyelesaian dokumen LKPD kabupaten. Oleh karena itu, permasalahan kelima ini terus
didorong oleh BPKAD untuk dijadikan salah satu perhatian dan dijadikan indikator kinerja
BPKAD pada periode 2018 - 2022 yang akan datang.
6) Persentase Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kontribusi PAD sampai akhir tahun 2014 yang lalu untuk menyokong APBD Kabupaten
Pulau Morotai dalam melaksanakan pembangunan disegala bidang masih sangat kecil.
sehingga dengan sendirinya ketergantungan terhadap dana transfer dari pemerintah pusat
masih cukup tinggi. Untuk itu, permasalahan peningkatan PAD masih terus menjadi
perhatian pemerintah daerah kedepan.
7) Sertifikasi aset tanah milik pemerintah daerah.
Dalam perkembangan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah akan
terus memerlukan lahan yang dipakai untuk pembangunan tersebut. oleh karena itu, aset
tanah juga menjadi perhatian untuk selalu terdata dengan baik juga terus diupayakan untuk
disertifikatkan agar menghindari permasalahan lahan dkemudian hari. Dengan demikian
permasalahan ini tetap didorong untuk menjadi indikator kinerja BPKAD Kabupaten Pulau
Morotai untuk periode 2018 - 2022.
8) Perencanaan dan Penganggaran Daerah
Proses perencanaan kegiatan dan penganggaran daerah masih dilakukan secara manual
(konvensional) sehingga terdapat celah bagi pihak-pihak tertentu melakukan intervensi atau
menambah maupun mengurangi rencana kegiatan yang setelah proses KUA PPAS selesai.
Metoda untuk menentukan isu-isu strategis Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah antara lain :
1) Kegiatan yang memiliki pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap
pencapaian sasaran strategis Renstra BPKAD.
2) Mampu menjabarkan tugas dan tanggung jawab pelayanan BPKAD sesuai dengan
SOP bidang tugasnya masing-masing.
3) Mampu mendeteksi secara dini dampak yang ditimbulkannya terhadap publik dari
pelayanan yang dilaksanakan.
4) Memberikan dorongan yang kuat terhadap pembangunan daerah untuk merubah
kondisi kearah yang lebih baik.
5) Mempermudah dalam pelayanan kepada masyarakat
6) Mengaktualisasikan janji politik kepada masyarakat dengan mewujudnyatakan
dengan kinerja pemerintah daerah khususnya BPKAD.
Berdasarkan metoda isu-isu strategis yang telah dikemukakan diatas maka Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dapat menentukan isu-isu strategis yang akan
ditangani melalui rencana strategis (RENSTRA) selama lima tahun kedepan (2018 -
2022)
Adapun isu-isu strategis BPKAD yang akan dilaksanakan melalui Renstra BPKAD
Kabupaten Pulau Morotai antara lain :