Anda di halaman 1dari 12

NAMA KELOMPOK :

1. EVA SYARIFAH
2. HALIMATUSADIAH

MATAKULIAH : KESEHATAN MASYARAKAT

TUGAS : MONITORING DAN MONEV

POYSANDU

A. Pengertian

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. (Depkes RI, 2012)

Pos Pelayanan Terpadu atau posyandu adalah unit kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat dengan pembimbing tenaga kesehatan dari Puskesmas yang bertujuan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. (Depkes R1. 2012) Sasaran posyandu adalah
seluruh masyarakat, utamanya adalah bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS), dan lansia (Depkes, 2012).

B. Monitoring Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan


pengembangan/pilihan.

Kegiatan utama yang dilaksanakan Posyandu Dahlia, Meliputi :

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Salah satu hal yang penting untuk mendukung keberhasilan melahirkan bayi yang
schat adalah seorang ibu yang sehat di waktu kehamilannya. Bayi yang akan lahir dari
seorang ibu ditumbuhkan oleh gizi di dalam rahim. Zat gizi tersebut diambil dari bagian

1
lain tubuh ibu melalui tali pusat. Bila ibu hamil kurang makan, maka bayi yang akan
dilahirkan kecil dan lemah karena itu kesehatan ibu amatlah penting.

Kegiatan Posyandu Dahlia terkait dengan KIA antara lain penyuluhan pada ibu
hamil untuk mencegah terjadinya KEK (kekurangan energi kalori) dan pemberian pil
tambah darah, penyuluhan ibu nifas terkait dengan pentingnya menjaga kebersihan vagina
pasca melahirkan, pemberian makanan tambahan serta penyuluhan balita terkait dengan
pencegahan gizi buruk pada balita.

Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan


terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara kelahiran diperjarang untuk membina
kesehatan bagi keluarga. Keberhasilan KB harus diikuti dengan penurunan angka
kematian bayi dan anak balita atau ibu keluarga atau sebaliknya, untuk itu maka perlu
adanya upaya peningkatan pelestarian pemakaian alat kontrasepsi yang efektif serta
pengayoman medis terhadap penderita. Kegiatan posyandu dahlia terkait dengan program
KB dilaksanakan akan tetapi biasanya warga langsung datang ke tempat praktek bidan
terdekat. Jadi kegiatan KB dilakukan di posyandu melainkan di tempat bidan praktek.

2. Imunisasi
Imunisasi balita berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Anak
diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Tingkat
kekebalan terhadap penyakit tertentu belum tentu kebal terhadap penyakit lain. Imunisasi
didapatkan oleh anak melalui pemberian vaksin secara sengaja. Imunisasi yang diberikan
terdiri dari:
Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC (Tubercolosis)
1) Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
2) Imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan
3) Imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak
4) Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis.
Setiap anak sebelum umur 1 tahun harus mendapatkan imunisasi Lengkap.
Imunisasi yang diberikan pada waktu kegiatan di posyandu Antara lain BCG, DPT I, II,
III, Polio I, II, III.IV, Campak pada umur 9 Bulan dan Hepatitis B.
Pemberian imunisasi lengkap kepada balita.yaitu vaksin BCG satu kali, DPT tiga
kali, Polio empat kali, Campak satu kali dan Hepatitis B tiga kali. Imunisasi awal
dilakukan dilakukan di RS bersalin, sedangkan yang dilakukan di posyandu hanyalah

2
pemberian dosis booster. Pada saat melakukan kunjungan, dilakukan kegiatan pemberian
imunisasi dosis booster DPT dan polio.
3. Gizi
Tujuan pelayanan gizi yang utama adalah untuk menurunkan angka Kurang
Kalori Protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangan vitamin A pada balita, serta
anemia gizi pada ibu hamil. Pelayanan gizi di Posyandu Dahlia meliputi :
1. Pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan berat badan.
2. Pemberian kapsul vitamin A.
3. Penyuluhan gizi dan pemberian makanan tambahan.
4. Untuk menu PMT, disusun oleh bidan dan kader untuk jangka waktu tahun.
5. Pada saat kunjungan, menu PMT yang Diberikan nasi lembek, sayur bayam
dan pisang.
4. Pencegahan dan penanggulangan diare
Diare adalah penyebab utama kematian balita. Penanggulangan diare dapat
dilakukan dengan memberikan oralit, bila oralit tidak ada dapat diganti dengan
membuat larutan gula garam, pemberian penyuluhan tentang pencegahan diare, dan
penyuluhan tentang perawatan pada anak dengan diare. Penanggulangan diare yang
dilakukan posyandu dahlia adalah memberikan oralit pada anak yang ter kena diare.
Untuk kegiatan pengembangan pilihan, masyarakat dapat menambah kegiatan
baru di samping lima atau tujuh kegiatan utama yang telah ditetapkan yaitu
dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut antara lain:
1. Bina Keluarga Balita (BKB)
Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina
tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial,
emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota
keluarga lainnya dengan anak balita. Materi pokok bina keluarga balita antara
lain: gerakan pembangunan keluarga sejahtera, konsep dasar BKB dan remaja,
pemantapan 8 fungsi keluarga yaitu peran orang tua dalam pembinaan anak dan
balita, tumbang anak dan balita, reproduksi sehat, pembinaan anak dan balita,
pengelolaan program BKB.
Bina keluarga balita yang dilakukan oleh posyandu dahlia yaitu pemantauan
tumbuh kembang anak balita dan pembinaan anak serta balita. Belum ada kegiatan

3
penyuluhan tentang pembangunan keluarga sejahtera atau konsep dasar BKB dan
remaja.
2. Obat Keluarga (TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan salah satu alternatif
penyembuhan yang sekarang ini makin banyak di masyarakat minati masyarakat
Indonesia. Toga menjadi salah satu preferensi penyembuhan bagi masyarakat
karena TOGA merupakan bahan alami yang relatif lebih aman daripada obat
kimia. Budidaya tanaman obat yang makin luas di masyarakat mendorong
berkembangnya berbagai teknik pengolahan tanaman obat.
Pengolahan tanaman obat bertujuan agar tanaman obat lebih mudah dan
praktis dikonsumsi masyarakat. Kader-kader posyandu dahlia belum melakukan
tindakan penyuluhan maupun pengadaan TOGA di wilayah binaan.
3. Bina Keluarga Lansia (BKL)
Bina keluarga lansia adalah kelompok kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lanjut usia
dalam pengasuhan, perawatan dan pemberdayaan lansia agar dapat meningkatkan
kesejahteraannya. Program pokok bina keluarga lansia antara lain : Pelaksanaan
usaha ekonomi produktif keluarga lansia dalam memanfaatkan waktu luang, dan
memberdayakan kemampuan anggota keluarga dan lansia, membudayakan
tingkah laku anggota keluarga dalam memberikan pelayanan, penghormatan dan
penghargaan kepada anggota keluarga lansia, dan pemberdayaan peran serta lansia
sesuai dengan kekayaan pengalaman, keahlian dan kearifannya dalam
pembangunan keluarga sejahtera atau meningkatkan mutu kehidupan berkeluarga.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Posyandu dahlia telah melaksanakan
bina keluarga lansia. Kegiatan yang dilakukan yaitu posyandu lansia yang
dilakukan setiap hari kamis. Satu bulan sekali pada minggu kedua.
C. Manfaat Posyandu
Manfaat Posyandu menurut Depkes RI (2012):
1. Bagi masyarakat
a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
b) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau
gizi buruk.

4
c) Bayi dan anak balita mendapat kapsul vitamin A.
d) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
e) Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah
(Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
f) Ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
g) Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.
h) Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke Puskesmas.
i) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi dan
anak balita.
2. Bagi kader, pengurus posyandu dan tokoh masyarakat
a) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.
b) Ikut berperan secara nyata dalam perkebangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu.
c) Citra diri meningkat dimata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan.
d) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu.
D. Penyelenggara Posyandu
1) Pengelola
Dalam penyelanggaraanya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh
masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu
sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Berikut beberapa
kriteria pengelola Posyandu:
a) Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
b) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat.
c) Bersedia bekerja secara sukarela dengan masyarakat.
d) Pengelola Posyandu Dahlia : Halimatusadiah Amd.Keb
Bidan : Halimatusadiah Amd.Keb
Kader-kader :
1) Dilla
2) Lia

5
3) Novi
4) Yanti
Toko masyarakat : Ibu Siti

2) Waktu dan Lokasi

Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan. Jika


diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali dalam sebulan. Hari dan
waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat.

Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah satu kios di


pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh
swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada
di lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

Posyandu dahlia dilaksanakan sebulan sekali pada hari selasa minggu kedua, di
rumah salah satu kader di dusun Naluran Rw IV Desa Tegalarum

E. Peran Kader
1. Sebelum pelaksanaan Posyandu
a) Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
b) Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui pertemuan
penduduk setempat atau surat edaran.
c) Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran, penimbangan,
pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, serta pelayanan yang
dapat dilakukan oleh kader.
d) Melakukan kordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya terkait
dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan ini merupakan
tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau rencana kegiatan yang
telah ditetapkan berikutnya.
e) Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan. Bahan-
bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para orangtua serta
disesuaikan dengan metode penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan
makanan apabila ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan
konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.

6
f) Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu
2. Saat pelaksanaan
a) Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu
menyusui, dan sasaran lainnya..
b) Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada
Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala anak. pemantauan aktifitas anak, pemantauan status imunisasi
anak, pemantauan terhadap tindakan orangtua tentang pola asuh yang
dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita, dan lain
sebagainya.
c) Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil
pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
d) Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini.
kader bisa memberikan layanan konsultasi. konseling, diskusi kelompok dan
demonstrasi dengan orangtua keluarga anak balita.
e) Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik pada
anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
f) Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke posyandu
dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu berikutnya.
g) Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila ada
permasalahan terkait dengan anak balitanya..
h) Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka
Posyandu.
3. Setelah implementasi
a) Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari buka
Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi buruk
pengobatan rawat jalan, dll.
b) Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan dalam
rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat keluarga,
membuat tempat bermain anak yang aman dan nyaman. Selain itu,
memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

7
c) Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah untuk
menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan dukungan agar
Posyandu terus berjalan dengan baik.
d) Menyelenggamkan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk membahas
kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan sebagai bahan
menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
e) Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP), SIP adalah sistem pencatatan
data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan di Posyandu.
Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk memahami
permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
f) Format SIP meliputi :
1) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil. melahirkan,
nifas;
2) Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu, jenis kegiatan
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
3) Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian tablet tambah
darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian imunisasi; catatan wanita
usia subur, pasangan usia subur, jumlah rumah tangga, jumlah ibu hamil, umur
kehamilan, imunisasi ibu hamil. risiko kehamilan. rencana penolong
persalinan, tabulin, ambulan desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja
Posyandu.
F. Format pelaporan
Terlampir
G. Kejadian/Wabah Yang Menyedot Perhatian Warga Dan Penanganannya

Di daerah binaan posyandu dahlia belum pernah ada wabah yang menyedot
perhatian warga seperti wabah demam berdarah. chikungunya, atau diare. Upaya
pencegahan yang dilakukan antara lain penyuluhan tentang program 3M+, pemberian
bubuk abate untuk masyarakat dan pemberian oralit. Namun belum ada program
penyuluhan secara rutin sebagai upaya pencegahan wabah penyakit.

Kegiatan Posyadu Dahlia Diantaranya :

A. Proses Pelaksanaan Posyandu Dahlia

8
Berdasarkan hasil kesepakatan tim pengelola posyandu dahlia dan pihak
puskesmas maka pelaksanaan posyandu dilaksanakan setiap tanggal 13 setiap bulan
berjalan, dengan ketentuan bahwa apabila tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal
merah atau hari libur nasional, maka pelaksanaanya dimundurkan pada tanggal
berikutnya.
Secara rutin posyandu dilaksanakan dalam serangkaian proses mulai dari
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan sudah berjalan beberapa hari sebelum hari H pelaksanaan


posyandu berupa penyabaran informasi dari mulut ke mulut dan melalui pengeras
suara yang ada. Pada hari H-1 juga kader mengecek kesiapan dan kelengkapan
posyandu.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada hari H pelaksanaan posyandu, pagi hari para kader kembali mengecek
kesiapan pelaksanaan posyandu misalnya: kelengkapan meja, buku pencatatan,
timbangan, persiapan PMT, dll. Posyandu biasanya dimulai sekitar jam 10 pagi
(situasional) setelah sebelumnya dilakukan diskusi singkat oleh tim posyandu dan
tidak lupa dilakukan doa bersama kader berada pada posisi yang telah dibagi, kader
ada yang bertugas di meja pendaftaran, penimbangan, pencataatan hasil timbangan,
dan pemberian PMT. Sedangkan bidan melakukan imunisasi kemudian
mendokumentasikannya di buku KMS dan buku pelaporan.

3. Tahap Evaluasi

Setelah selesai jam posyandu, tim posyandu mengadakan pertemuan diskusi


singkat tentang hasil pelaksanaan posyandu. Diskusi biasanya dipimpin Ketua
pelaksana (Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan), ataupun petugas puskesmas.
Dalam diskusi semua anggota bisa mengemukakan pennasalahan ataupun kendala
yang ditemui. Setiap masalah didiskusikan, dan dibuat rencana tindak lanjut.

4. Tahap Tindak lanjut.

9
Tahap tindak lanjut biasanya dilakukan pada H+1 keatas atau tergantung
permasalahan. Dalam tindak lanjut ini termasuk diantaranya: sweeping atau
kunjungan rumah, penyuluhan, dll. Ketika melakukan kunjungan dan observasi di
posyandu dahlia tidak didapat adanya tahap tindak lanjut.

B Monev ( Evaluasi ) Kegiatan Posyandu Dahlia

1. Kegiatan utama

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB

a) Kelebihan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Untuk kegiatan KIA di posyandu dahlia lebih ditekankan pada
balita dan anak. Kegiatan meliputi pemantauan tumbuh kembang balita
dan anak, imunisasi dan peningkatan status gizi
b) Kekurangan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kegiatan ini sebagian besar hanya berfokus pada kesehatan balita dan
anak. Sedangkan kegiatan untuk kesehatan ibu hamil jarang dilaksanakan
di posyandu. Para ibu biasanya langsung mendatangi tempat praktek bidan
terdekat.

2) Keluarga Berencana (KB)

a) Kekurangan kegiatan Keluarga Berencana (KB)

Posyandu dahlia tidak melaksanakan kegiatan KB seperti


pemberikan penyuluhan secara rutin tentang macam-macam alat
kontrasepsi serta kekurangan dan kelebihan dari setiap jenis kontrasepsi,
hal ini dikarenakan para ibu biasanya lebih memilih untuk datang langsung
ke tempat praktek bidan.

3) Imunisasi
a) Kelebihan kegiatan imunisasi oleh posyandu dahlia:
Poysandu Dahlia telah melakukan program pemberian imunisasi
secara rutin bayi dan balita, dan telah melakukan pemantauan secara rutin
jadwal imunisasi tiap bayi dan balita. Setelah dilakukan imunisasi bidan
menyampaikan tentang gejala-gejala setelah imunisasi dan memberikan

10
obat antipiretik berupa paracetamol untuk mengatasi demam setelah
imunisasi.
b) Kekurangan kegiatan imunisasi oleh posyandu dahlia :
Untuk pemberian paracetamol bidan hanya menyampaikan obat
dibagi menjadi empat bagian, hal ini memungkinan ketidaktepatan jumlah
dosis yang diberikan.
4) Gizi
a) Kelebihan program pelayanan gizi oleh posyandu dahlia
Program pelayanan gizi sudah memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan balita.
b) Kekurangan program pelayanan gizi oleh posyandu dahlia:
Pada saat kunjungan menu yang diberikan yaitu nasi lembek,
sayurbayam, dan pisang. Menu tersebut tidak ada kandungan protein.
5) Pencegahan dan penanggulangan diare
a) Kelebihan:
Posyandu dahlia sudah melakukan penanggulangan diare dengan
memberikan oralit atau larutan gula garam.
b) Kekurangan
Belum ada upaya program pencegahan diare seperti penyuluhan
tentang apa saja hal-hal yang menyebabkan diare, tanda dan gejala diare
pertolongan pertama pada anak dengan diare tersebut.
2. Kegiatan pengembangan

a. Bina Keluarga Balita

1) Keuntungan dari program Bina Keluarga Balita


Posyandu dahlia telah melakukan pembinaan tumbuh kembang
balita bersama dengan ibu balita meliputi rangsangan fisik, motorik,
kecerdasan, sosial, emosional, dan moral.
2) Kurangnya program Bina Keluarga Balita
Posyandu dahlia belum memberikan seluruh materi pokok bina
keluarga balita, karena belum ada kegiatan penyuluhan tentang
pembangunan keluarga sejahtera atau konsep dasar BKB dan remaja..

b. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

11
1) Kekurangan progam Tanaman Obat Keluarga ( TOGA)

Kegiatan ini tidak dilaksanakan oleh para kader di posyandu dahlia.

c. Bina Keluarga Lansia


1) Kelebihan program Bina Keluarga Lansia
Kader-kader posyandu dahlia telah mendapatkan serta pelatihan
tentang pemberdayaan lansia oleh keluarga.
2) Kekurangan program Bina Keluarga Lansia
Kader-kader posyandu sudah melaksanakan program bina keluarga
lansia di daerah binaan. Tetapi tidak semua kegiatan bina lansia dilakukan.

12

Anda mungkin juga menyukai