Anda di halaman 1dari 23

[FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEHAMILAN]
(FAKTOR FISIK, FAKTOR PSIKOLOGIS, FAKTOR LINGKUNGAN, SOSIAL,
BUDAYA, EKONOMI)
-
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

HAND OUT

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan


Topik : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan
Sub Topik : - Faktor Fisik
- Faktor Psikologis
- Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Waktu : 4 x 60 menit
Dosen : Rosni Lubis, Mkeb

Referensi

1. Sulistyawati Ari, S.SiT, Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Salemba Medika,
Jakarta, 2009.
2.  Varney Helen, dkk, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, 2003.

Pendahuluan

Pengertian Faktor
Faktor adalah segala hal yang dapat manghasilkan sesuatu yang positive maupun
negative, atau disebut asal usul suatu masalah.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan
faktor sosial budaya dan ekonomi. 
1. Faktor fisik seorang ibu hamil adalah faktor yang berpengaruh utama pada kondisi tubuh
ibu hamil.
2. Faktor Psikologis adalah faktor yang mempengaruhi kehamilan berupa Stressor yang
berlangsung ke saraf atau otak manusia untuk selanjutnya dicerna dan diterjemahkan
untuk melakukan suatu kegiatan.
3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari
segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Ketiga faktor ini
berpengaruh terhadap perawatan ibu hamil dan pelayanan kesehatan tumbuh kembang
janin oleh ibu hamil.

Rosni Lubis, MKeb 2


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Faktor Fisik

Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu
tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke
pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.  Adapun
tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut
adalah :
 Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat
dipastikan keadaannya.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu
memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya.
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya.
 Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali
kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan
pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang
diharapkan semua pihak
 Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat
berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar.
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu
faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah
melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun.
Karena manfaat memeriksakan kehamilan sangat besar, maka dianjurkan kepada ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat.

I. Status Kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan.  Kesehatan ibu selama
hamil akan memengaruhi kehamilannya dan memengaruhi tumbuh kembang zigot,
embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin. Ada dua klasifikasi dasar yang
berkaitan dengan status kesehatan atau penyakit yang dialami ibu hamil yaitu:
1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan. Termasuk dalam klasifikasi ini
adalah hyperemesis gravidarum, preeklampsia / eklampsia, kelainan lamanya
kehamilan, kehamilan ektopik,kelainan plasenta atau selaput janin, perdarahan
antepartum, dan gemeli.
2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan. Terdapat
hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi

Rosni Lubis, MKeb 3


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena kehamilan. Contoh yang
termasuk dalam kehamilan ini adalah:
 Penyakit atau kelainan alat kandungan, varises vulva, kelainan bawaan, edema
vulva, hematoma vulva, peradangan, gonorea, trikominisiasis vaginalis, kandidiasis,
amoebasisi, DM, bartholinitis, kista bartholini, kondiloma akuminata, fistula vagina,
kista vagina, kelainan bawaan uterus, kelainan letak uterus, prolapsus uteri, tumor
uteri, mioma uteri, karsinoma servik, karsinoma korpus uteri, dan lain-lain.
 Penyakit kardiovaskular misalnya peyakit jantung, hipertensi, stenosis aorta, mitral
isufisisensi, jantung rematik, endokarditis.
 Penyakit darah misal, anemia dalam kehamilan, leukemia, penyakit hodgkin,
hemostasis dan kelainan pembekuan darah, purpura trombositopeni,
hipofibrinogenemia, iso-imunisasieri-troblastosisfetalis.
 Penyakit saluran nafas misalnya,influenza,bronchitis, pneumoni, asma bronkiale,
TB paru.
 Penyakit traktus digestivus misalnya ptialismus, karies, gingivitis, pirosis, hernia
diafragmatikagastritis, ileus, valvulusta, hernia, appendiksitis, colitis, megakolon,
tumor usus, hemorroid dan lain-lain
 Penyakit hepar dan pancreas
 Penyakit ginjal dan saluran kemih
 Penyakit endokrin
 Penyakit saraf
 Penyakit menular misalnya, penyakit akibat hubungan seksual, campak,
parotitis,malaria dan lain-lain.
Beberapa pengaruh penyakit terhadap kehamilan adalah terjadi abortus, anemia berat
partus prematurus, asfiksia neonaturum, shock dan perdarahan. Pemahaman mengenai
penyakit- penyakit tersebut akan menjadi dasar identifikasi faktor resiko sehingga mampu
melakukan deteksi. Proses pengkajian data dan anamnese sangat perlu dalam menggali
komponen-komponen penyakit yang menyertai kehamilan.

a. Faktor Usia/Kehamilan Usia Tua


1) Segi negatif kehamilan di usia tua
a) Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan
proses kelahirannya. Hal ini turut memengaruhi kondisi janin.
b) Pada proses pembuahan, kualitas sel telur perempuan pada usia ini telah menurun
jika dibandingkan dengan sel telur pada perempuan dengan usia reproduksi sehat
(25-30 tahun).

Rosni Lubis, MKeb 4


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Jika pada proses pembuahan, ibu mengalami gangguan sehingga menyebabkan


terjadinya gangguan perkemihan dan perkembangan buah kehamilan, maka
kemungkinan akan menyebabkan terjadinya Inta Uterine Growth Retardation
(IUGR) yang berakibat bayi berat lahir rendah (BBLR).
c) Kontraksi uterus juga sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu. Jika ibu
mengalami penurunan kondisi, terlebih pada primitua (hamil pertama dengan usia
lebih dari 40 tahun), keadaan ini harus benar-benar diwaspadai.

2) Segi positif hamil di usia tua


a)      Kepuasan peran sebagai ibu
b)      Merasa lebih siap
c)      Pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik
d)     Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
e)      Mampu mengambuil keputusan
f)       Karir baik, status ekonomi lebih baik
g)      Perkembangan intelektual anak lebih tinggi
h)      Periode menyusui lebih lama
i)        Toleransi pada kelahiran lebih besar

b. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi kehamilannya.  Sebagai contoh
penyakit yang akan memengaruhi dan dapat dipicu dengan adanya kehamilan adalah :
1. Hipertensi
2. Penyakit Jantung
3. Diabetes Mellitus
4. Anemia
5. Penyakit Menular Seksual

c. Kehamilan ganda (Multiple)


Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu janin, biasanya kondisi
ibu lemah.  Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang harus ditanggung, baik dari
pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain-lain.  Biasanya kehamilan multiple mengindikasikan
adanya beberapa penyulit pada proses persalinannya, sehingga persalinan operatif (sectio
caesaria) lebih dipertimbangkan.  Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya, proses
persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kehamilan
tunggal mengingat adanya kemungkinan terjadinya persalinan secara SC.  Selain itu risiko
adanya kematian dan cacat juga harus dipertimbangkan.

Rosni Lubis, MKeb 5


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

      Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi akan terjadi
karena itu harus berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi tunggal, namun adanya
keunikan-keunikan akan membawa kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.

d. Kehamilan dengan HIV


Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi sangat
rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya.  Virus HIV kemungkina besar
akan ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.
Para penderita HIV dalam proses perjalanan penyakitnya akan mengalami penurunan
kondisi tubuh jika tidak mendapatkan penanganan dan pemantauan yang adekuat dari
tenaga kesehatan. Terlebih pada penderita HIV yang sedang menjalani proses kehamilan,
karena pada kondisi tersebut banyak terjadi perubahan pada system tubuhnya.
Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dn bayi, hal lain yang tak kalah pentingnya
dan harus dipertimbangkan oleh tenaga kesehatan ketika memberikan asuhan adalah
kondisi psikologis ibu. Pada ibu hamil dengan HIV akan mengalami kehilangan, cemas
dan depresi, dilemma serta khawatir dengan kesehatan bayinya.

II. Status gizi


Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan berbagai
unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil.
Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat
memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin
yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain itu status gizi ibu hamil
juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan.
Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan
janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen
dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat
berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi
berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya
serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati
seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan
mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Asam folat
Asam folat adalah bagian dari vitamin B kompleks yang dapat diisolasi dari
daun hijau (seperti bayam), buah segar, kulit, hati, ginjal, dan jamur. Asam folat

Rosni Lubis, MKeb 6


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

disebut juga dengan folacin/liver lactobacillus cosil faktor/faktor U dan faktor R atau
vitamin B11. Kebutuhan akan folic acid sampai 50-100 mg/hari pada wanita normal
dan 300-400 mg/hari pada wanita hamil sedangkan hamil kembar lebih besar lagi.
Kekurangan asam folat menyebabkan gangguan plasenta, abortus habitualis,
solusio plasenta, dan kelainan kongenital pada janin. Pemberian asam folat diberikan
pada masa perikontrasepsi, satu bulan sebelum konsepsi dan 1 bulan post konsepsi,
karena neural tube manusia menutup pada minggu ketiga post konsepsi. Minimal
pemberian suplemen asam folat yang dimulai 2 bulan sebelum konsepsi dan belanjut
hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah
500 mikrogram, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.
2) Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada
susunan gizi seimbang energi dan juga protein.Hal ini juga efektif unutk menurunkan
kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori
untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
3) Pembentukan jaringan dari janin dan tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gran
dalam 6 bulan terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk
ibu hamil.
4) Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk
membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap
tablet besi mengandung FeSO4 320 mg ( zat besi 30 mg ), minimal 90 tablet perhari.
5) Kalsium
Untuk pembentukan dan tulang gigi bayi, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar
500 mg perhari.
6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok berisiko penyakit menular
seksual dan di negara dengan musim dingin yang panjang.
7) Pemberian yodium pada daerah yang endemik kretinisme.
8) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan
selama hamil.

Perbandingan kebutuhan gizi wanita normal dan hamil


Makanan Ibu Normal Ibu Hamil
Kalori (kal) 2.500 2.780
Protein (gram) 60 72
Kalsium (gram) 0,8 1,5
Feerum (Fe) (mg) 12 15
Vitamin A (IU) 5.000 5.200
Vitamin B (mg) 1,5 1,7
Vitamin C (mg) 70 80

Rosni Lubis, MKeb 7


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Vitamin D (SI) 2,2 2,5


Riboflavin 15 18
Asam Nikotin 600

Kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari berat badan ideal sebelum
hamil. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut:
Usia Kehamilan Kenaikan Berat Badan Faktor Kenaikan Berat Badan
Trimester I ± 1 kg Hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat
badan ibu.
Trimester II ± 3 kg atau 0.3 kg/ minggu 60% dikarenakan pertumbuhan jaringan pada ibu.
Trimester III ± 6 kg atau 0,3-0,5 kg/ 60% dikarenakan pertumbuhan jaringan janin.
minggu Timbunan lemak pada ibu ± 3 kg.

Penilaian Status Gizi:


1)       Berat badan dilihat dari Quetelet atau body mass index.
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas
kehamilan, berat badan lahir rendah.Indikator untuk penilaian indexs masa tubuh adalah:

Nilai IMT Kategori


Kurang dari 20 Underweight/ dibawah normal
20-24,9 kg Desirable/ normal
25-29,9 Moderate obesity/ gemuk/ lebih dari normal
Over 30 Severe obesity/ sangat gemuk

2)       Ukuran lingkar lengan atas ( LILA)


Standar minimal untuk lengan atas pada wanita dewasa adalah atau usia reproduksi adalah
23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 maka interprestasinya adalah kurang energi
kronis.
3)       Kadar hemoglobin

Kurang gizi pada ibu hamil


Bila ibu mengetahui kurang gizi pada kehamilannya maka akan menimbulkan masalah
baik pada ibu hamil atau pada janin:
1)       Terhadap ibu
Kekuurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi antara lain:
perdarahan, anemia dan lain-lain
2)       Terhadap persalinan
Pengaruh kekurangan gizi terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit
dan lama, persalinan sebelum waktunya ( premature), perdarahan setelah persalinan serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

Rosni Lubis, MKeb 8


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

3)       Tehadap janin


Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapt
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal.
Berikut  ini adalah tabel kebutuhan ibu hamil akan zat makanan pada saat ibu dalam
keadaan tidak hamil,hamil dan mneyusui.
Kebutuhan kalori dan zat Tidak hamil Hamil Menyusui
makanan
Kalori 2000 kkal 2300 kkal 2700 kkal
Protein 55 g 65 g 80 g
Kalsium 0,5 g 1g 1g
Zat bezi 12 g 17 g 17 g
Vitamin A 5000 IU 6000 IU 7000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Thiamin 0,8 mg 1 mg 1,2 mg
Roboflavin 1,2 mg 1,3 mg 1,5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg 90 mg

Ibu hamil juga tidak dianjurkan untuk minum kopi ataupun teh karena kopi dan teh
mengandung kafein yang dapat meningkatkan denyut jantung dan Tekanan Darah,
disamping bisa menyebabkan iritasi lambung.  Kafein bersifat diuretik sehingga ibu
menjadi sering buang air kecil akibatnya mengurangi jumlah mineral penting seperti :
kalium,kasium dan magnesium dalam tubuh.  Kondisi ini menyebabkan ketidak
seimbangan elektrolit tubuh padahal keseimbnagan elektrolit tubuh berfungsi untuk
menjaga kerja jantung dan alat-alat tubuh lain dengan baik.
Mual muntah sering di alami wanita hamil pada awal-awal kehamilan yang sering
disebut dengan morning sickness.  Penyebab dari morning sickness tidak diketahui
dengan jelas meskipun sejumlah pendapat telah dikemukakan antara lain karena ada
perubahan kadar hormon,kadar gula darah yang rendah (mungkin disebabkan karena pola
makan tidak teratur), kelebihan gastrik,peristaltik lambat, perubahan uterus dan faktor
emosional yang memicu terjadinya mual muntah.  Sebenarnya mual muntah ini
normalnya terjadi hanya pada kehamilan trimseter pertama.
Kegunaan Makanan Bagi Wanita Hamil
1. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan
2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri
3. Agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas
4. Guna mengadalan cadangan untuk masa laktasi.

Rosni Lubis, MKeb 9


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Kebutuhan makanan ibu hamil setiap trimester


Pada trimester I
Pada umur kehamilan 1-3 bulan, kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Hal ini
disebabkan adanya gangguan pusing, mual bahkan muntah. Untuk itu dianjurkan porsi
makanan kecil tetapi sering
Pada trimester II
Nafsu makan ibu membaik, makan makanan yang diberikan 3x sehari ditambah 1x makanan
selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti: telur, ikan, daging, teri, hati sangat baik dan
bermanfaat untuk menghindari kurang darah.
Pada trimester III
Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mempunyai berat badan
berlebih, maka makanan pokok dan tepung-tepungan dikurangi. Memperbanyak sayur-sayuran
dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit
Pesan Penting Untuk Ibu Hamil
- makan dan minum lebih banyak
- cegah kurang darah saat hamil
- tablet Fe
- cegah gigi dan tulang rapuh
- kenali gejala anemia
- makan beraneka ragam makanan
- makan buah segar
- hindari pantangan makanan
- hindari merokok dan minuman keras
- jangan lupa periksa bidan

III. Gaya hidup (Life Style)


Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat sekarang ternyata
ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan seorang wanita hamil,
misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan berkendara motor dan lain-lain.
Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya karena
kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.
Subtance abuse
Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk
penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu hamil.
1. Penggunaan obat-obat selama hamil
2. Merokok
3. Alkohol dan caffeine

Rosni Lubis, MKeb 10


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

4. Hamil dengan ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA


5. Sinar rontgen atau radiasi
6. Hamil di luar nikah

a. Konsumsi alkohol dan kafein


Pada hakekatnya semua wanita tahu tentang akibat dari meminum alkohol.
Resiko dari minum alkohol yang terus-memerus, tentunya juga berhubungan dengan
dosis yang akan menyebabkan berbagai masalah yang serius seperti meningkatkan
resiko keguguran,lahir prematur,berat lahir yang rendah,komplikasi selama masa
persiapan kelahiran, persalinan dan FAE (Fetal Alkohol Effect) seperti bayi gangguan
mental, cacat kepala dan muka, dan IUGR.  Di Amerika Serikat,penggunaan alkohol
selama kehamilan merupakn penyebab terbesar dari keterbelakangan mental dan cacat
lahir.  Makin cepat seorang peminum menghentikan kebiasaanya selama kehamilan
akan lebih kecil resikonya pada bayi

b. Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan bayinya. Bayi akan
kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok bisa ditransfer melalui
plasenta ke dalam tubuh bayi. Nikotin menyebabkan gangguan kontraksi. CO mengikat
Hb dalam darah. Pada ibu hamil dengan perokok berat kita harus waspada akan risiko
keguguran, kelahiran premature,perdarahan, BBLR bahkan kematian janin.

c. Obat Terlarang dan zat kimia.


Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau
membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu minum obat secara teratur, misalnya
untuk mengatasi epilepsy atau diabetes, mintalah nasihat dokter saat memutuskan
untuk hamil. Aspirin dan sulfanilamide cukup aman pada awal kehamilan, namun
banyak yang belum diketahui mengenai efek jangka panjang pada janin. Hindari obat-
obatan yang diduga membahayakan.
Wanita yang memakai obat – obatan tetap memprioritaskan agar dunia mereka
tetap aman. Mereka merahasiakannya, mengurangi jumlah pemakaiannya, dan
mengambil sikap agresif terutama bila mereka memandang tenaga kesehatan sebagai
penghambat. Jika ibu tetap menggunakan obat – obatan setelah bayi lahir, resiko pada
bayi akan berlanjut. Bukan saja bayi lahir rentan secara biologis, tetapi mereka juga
harus menghadapi ibu yang memeiliki masalah kesehatan dan emosional. Wanita ini
dicurigai tidak mampu memelihara hubungan dan mungkin tidak mampu merespons
terhadap kebutuhan bayi, terutama jika mereka menerima bayi yang secara medis
rapuh setelah dirawat dirumah sakit dalam jangka waktu lama.

Rosni Lubis, MKeb 11


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Banyak wanita, yang secara kimiawi kecanduan merasa bersalah karena


menggunakan obat-obatan dan takut kalau bayi mereka akan diambil. Dengan persepsi
yang mereka miliki bahwa dengan pemakaian obat dan alkohol pada wanita hamil
dapat mengubah kehidupan mereka. Hal ini berarti memberi suatu kehidupan yang
utuh kepada ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan
perkembangan, retardasi, atau bahkan kematian.

d. Ketergantungan obat/NAPZA
Ibu hamil dengan ketergantungan obat umumnya takut melahirkan bayi cacat, merasa
gelisah, bingung dan takut terhadap akibat yang dialami oleh bayinya dengan minum
obat-obatan tersebut. Golongan NAPZA seperti morphin, heroin, pethidin dan ganja

e. Sinar rontgen/radiasi
Efek radiasi terhadap janin tergantung dari umur kehamilan, beberapa saat paparan
radiasi berlangsung, seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.

f. Hamil di luar nikah/ kehamilan tidak diharapkan


Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang
akan meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya
keguguran, premature dan kematian janin.
Tindakan Abortus yang tidak bertanggung  jawab akan menyebabkan kematian
karena perdarahan, infeksi, dan perasaan bersalah menghantui pelaku abortus
sepanjang hidupnya dapat megakibatkan gangguan jiwa. Hal ini juga disebabkan
karena remaja wanita merupakan populasi resiko tinggi terhadap komplikasi dalam
kehamilan, penyulit terjadi karena inadekuatnya nutrisi, perawatan antenatal yang
minimal, terlambatnya penanganan oleh tenaga medis, meningkatnya mortalitas
perinatal dan morbiditas maternal pada kehamilan remaja, remaja telah matang seksual
tetapi tidak matang secara emoisional dan sosial, perawatan bayi diserahkan kepada
orang lain.
Pada kehamilan di luar nikah, hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih
belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi juga
perlu diwaspadai agar tidak terjadi postpartum blues.
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami para remaja yang dikarenakan
sex pranikah, atu sex bebas, juga dapat terjadi pada kasus ibu marital atau pasangan
suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini
biasanya dikarenakan kegagalan alat kontrasepsi.

Rosni Lubis, MKeb 12


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah:


a)       Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan
anak ke orang lain atau panti asuhan.
b)       Berusaha melakukan aborsi atau bunuh diri.
c)       Melakukan pekerjaan seorang ibu walau dengan keterpaksaan.

Pada kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan bila dipertahankan
kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila pasangan tidak mau
menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi perkawinan bermasalah dengan beban
perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa malu, rendah diri,merasa bersalah atau berdosa,
dpresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Dalam hal ini peran bidan juga diperlukan unutk
membantu memberikan penyuluhan tentang seks kepada masyarakat khususnya para remaja
agar terhindar dari seks bebas. Selain itu bidan juga harus memberikan konseling pada
pasangan usia subur untuk memilih alat kontrasepsi yang aman dan nyaman. Dengan demikian
masalah hamil di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan tidak lagi terjadi.

Faktor Psikologis

1. Stresor Internal dan Eksternal


Stressor adalah stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu
dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat
lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baikStressor internal

Stressor internal
Meliputi faktor-faktor pemicu stress ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri.
Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan
perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh
menjadi seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress
yang dialami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau orang
yang terlalu rendah diri (minder). Ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu,
pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu dilakukan.
 Penerimaan terhadap kehamilannya
 Kesiapan menghadapi kehamilan
 Body image

Rosni Lubis, MKeb 13


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan
penampilan, peran sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan,
persalinan, kehilangan pekerjaan.
Stressor eksternal
Status marital, mal adaptasi, relationship, kasih sayang, support mental dan
brokenhome.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu.
Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih
bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi, misalnya masalah
ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari lingkungan (respon
negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali), dan masih banyak kasus yang
lain.
 Dukungan suami
 Dukungan keluarga
 Dukungan tenaga kesehatan

2. Support Keluarga
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik
maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi
dimana sumber stress terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi
tertentu.
Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil yang
cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak hamil memerlukan banyak dukungan
dari keluarga terutama suami. Misalnya pada kasus penentuan jenis kelamin dimana
keluarga menginginkan jenis kelamin tertentu ibu hamil tersebut akan merasa cemas jika
nantinya anaknya lahir dengan jenis kelamin yang tidak sesuai dengan harapan atau
mengalami kecacatan fisik dan mental. Keluarga juga harus membantu dan mendampingi
ibu dalam mengahdapi keluhan yang muncuk selama kehamilan agar ibu tidak merasa
sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan
yang menurun, kelemahan fisik, mual muntah yang berlebihan.
Dalam menjalani proses itu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif
dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang.

3. Partner Abuse (kekerasan oleh pasangan)


Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat membekas dan
sangat memengaruhi kepribadiannya. Ini perlu diperhatikan karena pada klien yang
Rosni Lubis, MKeb 14
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

mengalami riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkan diri
sebagai teman atau pendamping yang bisa dijadikan tempat bersandar bagi klien dalam
masalah kesehatan. Klien dengan riwayat ini biasanya tumbuh dengan kepribadian yang
tertutup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah
wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus
selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang terjadi akan
membahayakan ibu dan bayinya. Efek psikologis yang muncul gangguan rasa aman dan
nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam yang
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun sexual sehingga dapat
terjadi rasa nyeri dan trauma. Di USG kekerasan yang terjadi sekitar 7 – 11 % dari wanita
yang hamil. Efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak
langsung, yang langsung antara lain: trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan bayinya
misalnya solutio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan perdarahan. Sedangkan efek
yang tidak langsung adalah reaksi emosional, peningkatan kecemasan, depresi, rentan
terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga dapat menyebabkan nafsu makan yang
menurun dan peningkatan frekuensi merokok serta meminum alkohol.
Bullock & Mc. Failane (1989), menemukan privalensi yang meningkat bayi dengan
BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita hamil yang
mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah, umur yang terhitung masih
muda dan hamil diluar nikah.

Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya dan Ekonomi

1. Kebiasaan dan Adat Istiadat


Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung
“kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah tersebut.

Rosni Lubis, MKeb 15


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat-istiadat daerah masing-masing.


Kebiasaan/mitos tersebut dapat mempengaruhi psikologi ibu (cemas dan khawatir),
misalnya bumil dilarang makan strawberry karena tubuh bayi akan berbintik, menggeliat
karena bayi akan terlilit tali pusat dan lain-lain.
Mitos dan fakta
- Membawa gunting kecil/pisau/benda tajam lainnya di kantung baju agar si ibu dan
janin terhindar dari marabahaya. Faktanya hal ini justru membahayakan apabila benda
tajam itu melukai ibu
- Ibu hamil tidak boleh keluar malam, akan banyak roh jahat yang akan mengganggu
janin. Faktanya secara psikologis ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut
sehingga pada hari tidak dianjurkan bepergian, secara medis-biologis, ibu hamil tidak
dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam, kondisi ibu dan janin bisa
terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan
CO2
Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu fenomena yang wajar dalam
kelangsungan kehidupan manusia, namun berbagai kelompok masyarakat dengan
kebudayaannya diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan respon dalam
mengahadapinya. Proses pembentukan janin hingga kelahiran bayi serta pengaruhnya
terhadap kondisi kesehatan ibunya perlu dilihat dalam aspek biopsikokulturalnya sebagai
suatu kesatuan bukan hanya dilihat semata dari aspek biologis dan fisiologisnya.
Tiap perpindahan dari satu tahapan kehidupan kepada tahapan kehidupan yang lainnya
merupakan suatu masa krisis yang gawat atau membahayakan baik bersifat nyata ataupun
tidak nyata sehingga diadakan serangkaian upacara bagi wanita hamil untuk mencari
keselamatan bagi diri wanita serta bayinya. Contoh di Jawa : ada mitoni, procotan dan
brokohan, sepasaran, selapanan.
Berbagai kebudayaan percaya akan hubungan asosiatif antara suatu bahan makanan
menurut bentuk atas sifatnya dengan akibat buruk yang ditimbulkannya sehingga
menimbulkan kepercayaan untuk memantang jenis makanan yang dianggap dapat
membahayakan kondisi ibu atau janin yang dikandungnya.
Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui
media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang menggunakan media
efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh mengesampingkan adanya kebiasaan
yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang
sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika
memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan
masyarakat.

2. Fasilitas Kesehatan

Rosni Lubis, MKeb 16


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan kualitas


pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya penyulit akan
lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil. Fasilitas kesehatan ini
sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu
(AKI).
Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan adanya sarana dan
prasarana (fasilitas kesehatan) yang memadai. Masalah yang timbul karena faktor 3
keterlambatan, yaitu:
 Keterlambatan dalam pengambilan keputusan dalam mencari pelayanan kesehatan. Hal
ini dipengaruhi oleh status ekonomi, status pendidikan, status wanita, karakteristik
penyakit.
 Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatn itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh
jarak, transportasi, jalan dan biaya.
 Keterlambatan dalam menerina penanganan yang tepat dipengaruhi oleh kualitas
tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang tersedia.

3. Ekonomi
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang
sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara
rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat
tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan
patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh
wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus
disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.

4. Tingkat Pendidikan
Sangat berperan dalam kualitas perawatan bayinya. Informasi yang berhubungan dengan
perawatan kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya.
Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang rendah kadang ketika tidak mendapatkan
cukup informasi mengenai kesehatannya, maka ia tidak tahu mengenai cara bagaimana
cara bagaimana melakukan perawatan kehamilan yang baik.
5. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi
yang akan didapatkan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja
mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari ibu yang tidak bekerja. Karena itu
yang bekerja banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga
Rosni Lubis, MKeb 17
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

lebih mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar


keadaaannya.

KESIMPULAN

Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik,
psikologis dan faktor lingkungan, sosial, budaya serta ekonomi
a.       Faktor Fisik

Rosni Lubis, MKeb 18


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem tubuhnya. 
Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dan dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
·         Status kesehatan
·         Status gizi
·         Gaya hidup
b.      Faktor Psikologi
Perubahan- perubahan psikis pada wanita selama kehamilan, diantaranya :
·         Stressor
·         Support keluarga
·         Substance abuse
·         Partner abuse
c.       Faktor Lingkungan
Faktor ini memengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan
tentu saja ekonomi yang akan memengaruhi keadaan wanita hamil.

Dalam memenuhi kebutuhan masa kehamilan seorang ibu harus memiliki kesiapan
pemenuhan kandungan secara cukup, baik pemenuhan fisik ibu, pemenuhan psikolog ibu,
maupun faktor social budaya dan ekonomi ibu. Dengan pemenuhan ketiga faktor tersebut ibu
dapat dengan seimbang pula mengatur kesehatan bayi serta persiapan persalinan dengan
kesiapan penuh.

Faktor-faktor gaya hidup


Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang banyak dijalani oleh para
wanita pada masa kini, dapat memperbesar kemungkinan bahkan kadang-kadang langsung
menyebabkan salah satu gejala kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari,
keletihan, sakit punggung dan gangguan pencernaan.
Selain itu, ada beberapa gaya hidup yang mempengaruhi wanita hamil antara lain:
1)       Kebiasaan minum jamu
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, hal ini terjadi
terutama apabila minum jamu pada trimester satu.

Rosni Lubis, MKeb 19


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Efek minum jamu:


a)       Bagi janin
         Dapat membahayakan tumbuh kembang janin
         Menimbulkan kecacatan
         Abortus
         BBLR
         Partus prematurus
         Kelainan ginjal dan jantung janin
         Asfeksia neonatorum
         Kematian janin dalam kandungan.
b)       Bagi ibu:
         Keracunan
         Kerusakan jantung dan ginjal
         Syok
         Perdarahan.

Efek-efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan zat-zat tertentu pada jamu baik berupa
bahan herbal maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu.
2)       Mitos
Mengenai mitos atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya
dan adat istiadat tertentu. Contoh : ada mitos mitoni, tidak boleh makan makanan yang berbau
amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air putih dan
sebagainya. Mitos yang mendukung asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang
nembahayakan dalan asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan memberikan konseling
dan pendidikan kesehatan yang tepat pada ibu hamil.

3)       Aktivitas seksual


Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual
ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Larangan dalam aktivits seksual ibu
hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence terdapat perubahan yang cukup jelas
mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan
libido. Namun menurut konsep evidence based menyatakan bahwa pengaruh aktivitas seksual

Rosni Lubis, MKeb 20


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

selama masa kehamilan tidak terbukti siknifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya
persalinan.

4)       Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari


Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan bahwa ibu hamil itu tidak boleh sama sekali
melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga ataupun bekerja di luar  rumah, yang penting
diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pekerjaan atau aktifitas bagi ibu hamil adalah tingkat keamanannya bagi
ibu hamil. Nasehat yang perlu disampaikan adalah bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan
aktifitas atau pekerjaan tetapi cermati apakah pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan beresiko
atau tidak untuk kehamilannya.

5)       Senam hamil


Ibu hamil bisa melakukan senam hamil untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
fisisk ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi keluhan pegal-pegal, dan
aktifitas otot dan panggul untuk menghadapi persalinan.

6)       Perokok
Merokok adalah perilaku yang merugikan dan membahayakan bagi ibu hamil. Ibu hamil yang
perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir.
Efek yang muncul diakibatkan merokok adalah:
a)       Bagi janin
         BBLR
         Persalinan preterm
         Kematian perinatal.
         Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin dan
peningktan denyut jantung janin.
b)       Bagi ibu
         Penyakit paru
         Jantung
         Hipertensi
         Kanker dan lain-lain.
Rosni Lubis, MKeb 21
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Faktor lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya yang penting untuk
menghentikan kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya
merokok. Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus mendukung upaya untuk menghentikan
merokok melalui kegiatan
a)       Antenatal care
b)       Kelas antenatal bagi perokok
c)       Mengurangi periklanan tentang rokok
d)       Area bebas rokok
e)       Mengembangkan dan mendukung kebijaksanaan tentang upaya mengurangi merokok di
institusi atau tempat kerja masing-masing.

7)       Kehamilan di luar nikah dan Kehamilan yang tidak diinginkan


Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang dikarenakan seks pra
nikah atau seks bebas. Selain itu juga bisa terjadi pada ibu dengan status marital atau pasangan
suami istri yang sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini
dikarenakan oleh kegagalan alat kontrasepsi.
Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah:
a)       Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya, menitipkan
anak ke oaring alin atau panti asuhan.
b)       Berusaha melakukan aborsi atau bunuh diri.
c)       Melakukan pekerjaan seorang ibu walau dengan keterpaksaan.

Pada kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan bila dipertahankan
kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila pasanagan tidak mau
menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi perkawinan bermasalah dengan beban
perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa malu, rendah diri,merasa bersalah atau berdosa,
dpresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain. Dalam hal ini peran bidan juga diperlukan unutk
membantu memberikan penyuluhan tentang seks kepada masyarakat khususnya para remaja
agar terhindar dari seks bebas. Selain itu bidan juga harus memberikan konseling pada
pasangan usia subur untuk memilih alat kontrasepsi yang aman dan nyaman. Dengan demikian
masalah hamil di luar nikah dan kehamilan yang tidak diinginkan tidak lagi terjadi.

d.       Subtance abuse


Adalah prilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil, termasuk
penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan ibu hamil.
1)         Penggunaan obat-obat selama hamil
2)         Merokok

Rosni Lubis, MKeb 22


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

3)         Alkohol dan caffeine


4)         Hamil dengan ketergantungan obat atau penggunaan NAPZA
5)         Sinar rontgen atau radiasi
e.       Kehamilan di luar nikah dan kehamilan tidak diinginkan         
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami para remaja yang dikarenakan sex pranikah, atu
sex bebas, juga dapat terjadi pada kasus ibu marital atau pasangan suami istri yang sudah
menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini biasanya dikarenakan kegagalan
alat kontrasepsi.
f.        Kehamilan dengan kematian janin dalam kandungan
Ibu hamil dan janin mati dalam kandungan akan mengalami proses kehilangan karena sudah
ada proses dekat dengan bayinya. Pada proses kehilangan, ibu akan menunjukkan reaksi
emosional.

Rosni Lubis, MKeb 23

Anda mungkin juga menyukai