Obat Alergi : Antihistamin seperti Benadryl dan Unisom. Obat hirup seperti
nasalcrom. Obat semprot hidung seperti Nasonex
Anti mual : Vitamin B6 (maksimum 100mg/hari diminum 1/2 jam sebelum
makan) serta produk lainnya seperti Dramamine dan Antimo
Pencegah Flu : vaksin flu - bila pernah timbul reaksi alergi terhadap telur atau
daging ayam, sebaiknya tidak di vaksin flu, karena mengandung bahan protein telur.
Obat Asma : obat inhalasi, seperti inhalasi yang mengandung steroid
Product
G
Code::
Komposisi: Didrogesteron 10 mg
Intertilitas: sehari 2x½ tablet mulai hari ke 11 sampai hari ke 25 dari siklus, pengobatan
dilanjutkan sellama sedikitnya 6 siklus berturut-turut , abortus yang mengancam , 4
tablet sekaligus kemudian 1 tablet tiap 8 jam, dimulai dengan dosis tertinggi, dosis
dinaikkan lagi menjadi 1 tablet setiap 8 jam bila gejala belum menghilang, jika gejala
telah menghilang dosis efektif dilanjutkan selama seminggu, kemudian dosis diturunkan
secara bertahap, abortus habitualis, diberikan sebaiknya sebelum konsepsi minimum
Dosis: sehari 2x1 tablet mulai hari ke-11 sampai hari ke-25dari siklus setelah konsepsi
pengobatan dilanjutkan terus sampai minggu ke 20 kehamilan, kemudian dosis
diturunkan secara bertahap, dismenore sehari 2x1 tablet mulai hari ke 5 sampai hari ke
25; siklus tidak teratur menghentikan pendarahan, sehari 1-2 tablet mulai hari ke 11
sampai dengan hari ke 25 dan dhupaston sehari 2x1 tablet mulai hari ke 11 sampai
dengan hari k 25 , oligomenore ( amenore fungsional) sehari 1 tablet selama 5 hari akan
merangsang pendarahan lucut pada sebagian besar penderita
Efek
Dapat terjadi pendarahan, keadaan ini dapat dicegah dengan menaikkan dosisbya
Samping:
Kemasan: Tablet 20 x 1
Duvadilan TIDAK BOLEH anda minum, kecuali bila terdapat indikasi yang jelas seperti kontraksi yang
berlebihan pada keadaan kontraksi rahim yang dapat menyebabkan persalinan prematur. Tidak
boleh diminum sebagai tindakan pencegahan pada keadaan yang biasa-biasa saja / kondisi normal.
Obat ini berfungsi sebagai vasodilator (pelebar pembuluh darah perifer) dan mempunyai efek
samping jantung berdebar-debar (palpitasi), tekanan darah yang menurun secara tiba-tiba, dan rasa
pusing (dizziness). Obat inilah yang menyebabkan anda mendapatkan keluhan yang anda ceritakan.
Cygest dan Premaston sama-sama mengandung derivat (turunan) hormon progesteron dan
berfungsi sebagai penyubur kandungan. Saya lebih menyarankan penggunan Duphaston, agar dapat
digunakan secara obat minum. Minumlah Duphaston 2 kali 1 tablet hingga usia 20 minggu
kehamilan, lalu periksakan kandungan anda ke dokter kandungan. Apabila keadaanya baik maka
penggunaan Duphaston dapat dihentikan.
OBAT TOKOLITIK
1. Khasiat obat
2. Pengelolaan obat
3. ReseP
4. .Aspek legal
5. Efek samping
6. Indikasi dan kontra indikasi
Ada beberapa cara pemberian Nifedipine , Secara umum sebagai Tokolitik Aturan
pemberiannya 10mg diberikan peroral. Jika kontraksi masih menetap dosis bisa diulang
tiap 20 menit. Total pemberian 30mg dalam 1 jam. Perlu waspada, hipotensi Kehamilan
sering terjadi. Jika Penderita mengalami hipotensi maka pemberian dosis lanjutan perlu di
hentikan terlebih dahulu. Jika kontraksi uterus telah berkurang maka dosis lanjutannya 10
mg tiap 6 jam, atau 30-60mg tiap harinya dengan dosis terbagi. Hipotensi pada Kehamilan
diartikan dengan penurunan 25% dari tekanan Arteri Rata-rata atau Gejala hipotensinya
muncul, seperti muka rasa terbakar, mual dan sakit kepala. Tekanan arteri Rata-rata
didapat dari Setengah Jumlah antara tekanan sistolik dan diastolik.
Kakak Seperguruan Nifedipine yaitu Nicardipine sangat potent sebagai perelaksasi otot
uterus (rahim). Adapun cara pemberiannya 40 mg sebagai dosis awal, 2 jam kemudian
diberikan 20mg, jika Kontraksi tidak mereda, dapat dilanjutkan hingga maksimal 80 mg.
Kemudian dapat dilanjutkan dengan Nicardipine 45mg tiap 12 jam. Sebagai catatan,
Preparat Nicardipine sangat jarang. Di MIMS edisi bahasa Indonesia Vol 10 tahun 2009, Saya
hanya menemukan 1 pilihan yaitu Perdipine. itupun harganya relatif mahal.
V itamin K
Mekanisme kerja :
Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas farmakodinamik, tetapi pada
penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa
faktor pembekuan darah yang berlangsung di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K
memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang
pembentukan faktor- faktor pembekuan darah lebih dahulu.
Indikasi :
Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
Efek samping :
Pemberian filokuinon secara intravena yang terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan
pada muka, berkeringat, bronkospasme, sianosis, sakit pada dada dan kadang menyababkan
kematian.
Perhatian :
Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K, berkurangnya bakteri
yang mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu. Pada bayi baru lahir
hipoprotrombinemia dapat terjadi terutama karena belum adanya bakteri yg mensintesis vit.
K
Sediaan :
Tablet 5 mg vit. K (Kaywan)
Dosis :
1-3 x sehariuntuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya
3-4 x sehari untuk pengobatan hipoprotrombinemia
Asam traneksamat
Mekanisme Kerja
Ø Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan plasmin
Ø Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet
Ø memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi.
Indikasi
§ Hipermenorrhea
§ Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
§ Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi
Perhatian
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit)
Efek Samping
§ Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, sakit kepala, anoreksia
§ Gangguan penglihatan, gejala menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian
pengobatan
Sediaan
Kapsul 250 mg, 500 mg
Injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500 mg
Golongan/Kelas Terapi
Obat Yang mempengaruhi darah
Nama Dagang
- Clonex - Ditranex - Intermic - Klanex
- Lunex - Pytramic - Ronex - Theranex
- Tranexid - Transamin - Tranxa - Asamnex
Cygest® merupakan obat yang isinya progesteron dalam bentuk pessary (dimasukkan lewat vagina
atau anus). FDA memberi kategori B untuk obat ini.
Untuk mendukung Fase Luteal dosisnya 2x400 mg, PMS 2x200 mg atau 2x400 mg. Efek samping
berupa haid lebih awal atau terlambat, kembung dan diare (jika dipakai lewat per-rektal)
ANALGETIK
Pregnancy Risk
Lactation Risk Categories
Categories
L1 (safest)
L2 (safer)
L3 (moderately safe)
L4 (possibly hazardous)
L5 (contraindicated)
A (controlled studies show no risk)
B (no evidence of risk in humans)
C (risk cannot be ruled out)
D (positive evidence of risk)
X (contraindicated in pregnancy)
NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale.
Obat analgesik, walaupun sudah merupakan obat yang biasa dipakai untuk meringankan rasa sakit,
apalagi dalam kasus anda untuk meredakan rasa sakit pada gigi (....tapi jangan lantas dipakai untuk
meredakan sakit akibat kehamilan, ya?).
Efek samping dari obat analgesik ini pun relatif ringan, namun tetap saja ada yang bisa
membahayakan bagi wanita hamil, seperti efek samping yang menyangkut gangguan pencernaan,
mual, dan muntah, karena semua itu akan menekan kehamilan.
Obat - obat analgesik yang perlu diwaspadai untuk ibu hamil , antara lain: ibuprofen, mefenamic acid
(asam mefenamat), acetylsalicylic acid, benorylate, codein phospat (analgesik narkotika),
methampyrone, dypirone, dan tradamol HCl.
Keluhan nyeri selama masa kehamilan umum dijumpai. Hal ini berkaitan dengan masalah
fisiologis dari si ibu, karena adanya tarikan otot-otot dan sendi karena kehamilan, maupun
sebab-sebab yang lain. Untuk nyeri yang tidak berkaitan dengan proses radang, pemberian
obat pengurang nyeri biasanya dilakukan dalam jangka waktu relative pendek. Untuk nyeri
yang berkaitan dengan proses radang, umumnya diperlukan pengobatan dalam jangka waktu
tertentu. Penilaian yang seksama terhadap penyebab nyeri perlu dilakukan agar dapat
ditentukan pilihan jenis obat yang paling tepat.
1) Analgetika-narkotika
Semua analgetika-narkotika dapat melintasi plasenta dan dari berbagai penelitian pada gewan
uji, secara konsisten obat ini menunjukkan adanya akumulasi pada jaringan otak janin.
Terdapat bukti meningkatkan kejadian permaturitas, retardasi pertumbuhan intrauteri, fetal
distress dan kematian perinatal pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sering
mengkonsumsi analgetika-narkotik. Keadaan withdrawl pada bayi-bayi yang baru lahir
tersebut biasanya manifes dalam bentuk tremor, iritabilitas, kejang, muntah, diare dan
takhipnoe.
Metadon, jika diberikan pada kehamilan memberi gejala withdrawal yang munculnya lebih
lambat dan sifatnya lebih lama dibanding heroin. Beratnya withdrawal karena metadon
nampaknya berkaitan dengan meningkatnya dosis pemeliharaan pada ibu sampai di atas 20
mg/hari
Petidin, dianggap paling aman untuk pemakaian selam proses persalinan. Tetapi
kenyataannya bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendapat petidin selama proses
kelahiran menunjukkan skala neuropsikologik yang lebih rendah disbanding bayi-bayi yang
ibunya tidak mendapat obat ini, atau yang mendapat anestesi lokal. Dengan alasan ini maka
pemakaian petidin pada persalinan hanya dibenarkan apabila anestesi epidural memang tidak
memungkinkan.
2) Analgetika-antipiretik
Parasetamol, merupakan analgetika-antipiretik yang relatif paling aman jika diberikan selama
kehamilan. Meskipun kemungkinan terjadinya efek samping hepatotoksisitas tetap ada, tetapi
umumnya terjadi pada dosis yang jauh lebih besar dari yang dianjurkan.
Antalgin, dikenal secara luas sebagai pengurang rasa nyeri derajat ringan. Salah satu efek
samping yang dikhawatirkan pada penggunaan antalgin ini adalah terjadinya agranulositosis.
Meskipun angka kejadiannya relatif sangat jarang, tetapi pemakaian selama kehamilan
sebaiknya dihindar
1. b. Anti-Inflamasi
Dengan dasar mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis prostaglandin, efek samping
obat-obat antiinflamasi non-steroid kemungkinan lebih sering terjadi pada trimester akhir
kehamilan. Dengan terhambatnya sintesis prostaglandin, pada janin akan terjadi penutupan
duktus arteriosus Botalli yang terlalu dini, sehingga bayi yang dilahirkan akan menderita
hipertensi pulmonal. Efek samping yang lain adalah berupa tertunda dan memanjangnya
proses persalinan jika obat ini diberikan pada trimester terakhir.
Sejauh ini tidak terdapat bukti bahwa antiiflamasi non-steroid mempunyai efek teratogenik
pada janin dalam bentuk malformasi anatomik. Namun demikian, pemberian obat-obat
tersebut selama kehamilan hendaknya atas indikasi yang ketat disertai beberapa pertimbangan
pemilihan jenis obat. Pertimbangan ini misalnya dengan memilih obat yangmempunyai
waktu paruh paling singkat, dengan risiko efek samping yang paling ringan.
Obat Kategori
Paracetamol B
Amitriptiline D
Mexiletine B
Aspirin/ NSAIDs D
Clonidine B
Codein C/ jangka panjang D
Clonazepam C
Carbamazepin C
Flecainide C
Valproate D
Gabapentin C
Ergotamine X
Sumatriptan C
Baclofen C
Perlu kami tegaskan kembali bahwa gatal hanya merupakan gejala. Ada beberapa penyakit
yang mungkin disebabkan oleh kuman yang berbeda. Konsultasi langsung dengan pakar yang
sesuai tetap diperlukan. Namun, bila memang disebabkan oleh jamur, maka obat anti jamur
baik yang diminum maupun dalam bentuk krim memang tidak aman bila diberikan kepada
ibu hamil. Ibu yang merencanakan kehamilan, juga dianjurkan untuk tidak meminum obat
anti jamur. Obat anti jamur masih dapat ditemukan dalam kadar tertentu di dalam darah
beberapa lama setelah digunakan. Ia kemudian akan melintasi plasenta masuk ke dalam tubuh
janin. Akibatnya obat tersebut dapat berpengaruh jelek terhadap janin. Di samping itu sesuai
dengan jenis penyakitnya kemungkinan besar harus digunakan dalam jangka lama. Keadaan
ini tentu saja akan memperparah efek teratogenitas obat. Penggunaan obat anti jamur jangka
lama dapat menimbulkan efek tidak baik terhadap organ hati dan lain-lain. Berbagai upaya
lain dapat dilakukan untuk mencegah atau meminimalisasi gangguan obat terhadap janin.
Upaya tersebut antara lain adalah: menghindari penggunaan obat apapun baik oral maupun
topikal kecuali atas nasehat pakar dengan mempertimbangkan manfaat dan resiko: jangan
menggunakan obat-obat tertentu bagi ibu hamil yang mempunyai riwayat dapat menimbulkan
reaksi alergi atau hipersensitifitas; tidak menggunakan obat anti jamur bila pasangan
merencanakan kehamilan; menghindari penggunaan obat dengan takaran tinggi pada
kehamilan bila harus menggunakannya pada keadaan tertentu.
Hati-hati...trimester pertama itu masa paling vital..jadi tidak boleh sembarangan minum
obat..apalagi obat2 antijamur yang diminum/oral itu tidak disarankan untuk ibu hamil..kalau
memang jamurnya sangat mengganggu pakai salep/krim ketokonazol 2% dioleskan tipis2. tapi
pemakaiannya harus diminimalkan ,cukup 2 kali saja (pagi hari dan saat tidur malam) dan jangan
terlalu lama (3-5 hari)... supaya aman bagi ibu dan bayi.
Nystatin
Nystatin (Nistatin)
Sediaan:
- Tablet : 100.000 IU/ml, 500.000 IU/ml
- Suspensi (Drop) : 100.000 IU/ml
- Ovula (per vaginal ) : 100.000 IU
Indikasi:
- Candidosis mulut (oral), esophagus, usus, vagina, dan kulit.
- Profilaksis candidiasis
- Untuk pencegahan bagi pasien yang rentan infeksi jamur topikal
Kontraindikasi :
Pasien yang hipersensitif terhadap Nystatin
Dosis:
- Candidosis oral, peroral, dewasa dan anak > 1 bulan, 100.000 IU setelah makan 4 x
sehari biasanya untuk 7 hari; dilanjutkan selama 48 jam setelah lesi/gangguan
menghilang.
- Candidosis usus, esophagus, peroral, dewasa 500.000 IU 4x/hari ; anak > 1 bulan
100.000 IU 4x/hari; dilanjutkan selama 48 jam setelah penyembuhan klinis.
- Candidosis vaginalis, per vaginal, dewasa masukkan 1 – 2 ovula saat malam untuk
paling sedikit 2 minggu.
- Dosis oral lebih dari 5.000.000 IU sehari dapat menyebabkan mual dan gangguan
gastrointestinal.
Mengatasi jamur pada kulit, panu, kadas/kurap, kutu air dan ruam popok
Klotrimazole adalah senyawa antifungal dengan spektrum yang luas digunakan untuk
pengobatan infeksi dermal yang disebabkan oleh spesies patogen dari dermatophytes, ragi
dan Malassezia furfur. Mekanisme kerjanya adalah melawan pembelahan dan pertumbuhan
organisme.
Komposisi :
Indikasi :
Canesten® untuk pengobatan topikal dari candidiasis yang disebabkan oleh Candida albicans,
pitynasis versicolor yang disebabkan oleh Malassezia furfur tinea pedis, tinea cruris dan tinea
corporis yang disebabkan oleh Trichophyton rubrum.Trichophyton menta grophytes,
Epidermophyton floccosum dan Microsporum canis. Digunakan untuk ruam popok.
Cara Pemakaian :
Oleskan krim Canesten® secukupnya pada daerah kulit sakit 2 - 3 kali sehari Dapat juga
digunakan sebagai pengobatan lanjutan untjjk mencegah beriangkitnya kembali penyakit
jamur pada kulit/lipatan - lipatan kulit. Perkembangan positif dengan hilangnya rasa gatal
biasanya terjadi dalam minggu pertama pengobatan Jika tidak memperlihatkan
perkembangan positif setelah 4 minggu maka diaqnosa harus diulang.
Pengobatan harus dihentikan jika terjadi iritasi atau sensitivitas dan diganti dengan obat yang
lebih tepat. Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil selama trimester pertama dan
selama menyusui.
Efek samping :
Erythema, stinging, blistering, peeling, edema, pruritus, urticaria, burninq dan iritasi
umumnya dari kulit.
Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap klotrimasol.
OBAT DIURETIKA
OBAT ANTIBIOTIKA
(LENGKAP) DAFTAR ANTIBIOTIK UNTUK WANITA HAMIL & MENYUSUI :
Minum Antibiotik yang aman untuk kehamilan, janin & menyusui |
Antibiotik yang berbahaya dan harus dihindari saat Ibu Hamil & Ibu
Menyusui : Amoxicillin, Cefadroxil, Cefazolin, Cefotaxime, Ceftazidime,
Ceftriaxone, Ciprofloxacin, Clindamycin, Erythromycin,
Gentamicin,Kanamycin, Ofloxacin, Penicillin, Streptomycin, Tetracycline,
cotri, Trimethoprim/sulfamethoxazole,dll
Bila tidak diperlukan benar, sebaiknya ibu hamil membatasi konsumsi obat-obatan,
terutama antibiotik yang bisa membahayakan tumbuh kembang janin. Masa paling
krusial yang perlu diwaspadai adalah pada trisemester pertama kehamilan.
Obat antibiotik golongan kuinolon harus dihindari ibu hamil karena berpotensi
menyebabkan kecacatan. “Antibiotik ini bekerja untuk menghambat pembentukan inti sel.
Bila dikonsumsi saat hamil bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang pada janin,”
papar dr.Tonny Loho, spesialis patologi klinik dari RSCM Jakarta.
Gangguan tulang yang sering dialami bayi akibat antibiotik ini adalah terganggunya
pertumbuhan tulang sehingga anak beresiko pendek. Risiko lainnya adalah tidak menutupnya
tulah belakang (spina bifida).
Berikut Daftar Obat Antibiotik yang aman dan berbahaya untuk Ibu Hamil/Kehamilan
& Menyusui :
NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale.
Antibiotika [contents
]
Amoxicillin Larotid, Amoxil Approved B L1
Aztreonam Azactam Approved B L2
Cefadroxil Ultracef, Duricef Approved B L1
Cefazolin Ancef, Kefzol Approved B L1
Cefotaxime Claforan Approved B L2
Cefoxitin Mefoxin Approved B L1
Cefprozil Cefzil Approved C L1
Ceftazidime,
Ceftazidime Approved B L1
Fortaz, Taxidime
Achromycin,
Tetracycline Sumycin, Approved D L2
Terramycin
Ticarcillin, Ticar,
Ticarcillin Approved B L1
Timentin
Trimethoprim/sulfamethoxazol Proloprim,
e Trimpex Approved C L3
Akan kami sebutkan obat-obat antibiotik yang YANG PERLU PERHATIAN KHUSUS atau
TIDAK BOLEH DIMINUM UNTUK IBU HAMIL dan MENYUSUI :
atau mencegah anemia karena kekurangan zat besi, kondisi ketika tubuh memiliki
1.
terhadap ferro
2.
resep, vitamin, supplement makanan, dan produk herbal apa saja yang
sedang anda konsumsi/ yang ingin anda
ongan tetrasiklin se
perti tetrasiklin,
sama dengan waktu minum ferro sulfat, minumlah secara terpisah dengan
3.
Sampaikan pada dokter Anda jika Anda memiliki atau pernah memiliki
4.
5.
Ikan, daging (terutama hati), dan sereal yang difortifikasi dan roti
sembelit
2.
sakit perut
dokter anda.
suhu kamar dan jauh dari panas tinggi dan kelembaban (bukan di kamar mandi).
yang benar
OBAT ANESTESI
Penthotal, ketamin
Yg tidak dianjurkan:propofol (disekresi di air susu), diazepam
(hipotonia, g3 nafas, aritmia jantung)
Ketamine.
Indikasi
Anestetik tunggal untuk prosedur pembedahan dan dignostik.
Induksi anestetik sebelum pemberian anestetik umum lain.
Sebagai tambahan pada pemberian anestetik berpotensi rendah.
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap ketamin.
Hipertensi eklamsia atau pre eklamsia.
Infark miokard dan penyakit jantung koroner .
Kelainan pembuluh darah otak.
Perhatian
Intra Vaskular dilakukan perlahan selama 60 detik.
Monitor fungsi jantung secara kontiniu.
Pasien dengan tekanan cairan serebrospinal tinggi.
Interaksi Obat:
Barbiturat, narkotika.
Efek Samping
Depresi pernafasan, hipotensi, bradikardi, aritmia, gangguan gastro intestinal, neurologi,
kardio vaskular, dan psikologis.
Indeks Keamanan Pada Wanita Hamil
B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian
terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali
penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko
pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).
Kemasan
Vial 100 mg/ml x 20 ml x 10 biji.
Dosis
Induksi Intra vena : Awal 1 - 4,5 mg/kg.Intra muskular : 6,5 - 10 mg/k
ANTI KONVULSAN
KATEGORI OBAT-OBATAN ANTIKONVULSAN
Mencegah kambuhnya kejang dan mengakhiri aktivitas klinik dan elektrik kejang.
1. Magnesium sulfat.
Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa magnesium sulfat merupakan drug of
choice untuk mengobati kejang eklamptik (dibandingkan dengan diazepam dan fenitoin).
Merupakan antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang kambuhan dan
mempertahankan aliran darah ke uterus dan aliran darah ke fetus. Magnesium sulfat berhasil
mengontrol kejang eklamptik pada >95% kasus. Selain itu zat ini memberikan keuntungan
fisiologis untuk fetus dengan meningkatkan aliran darah ke uterus. Mekanisme kerja
magnesium sulfat adalah menekan pengeluaran asetilkolin pada motor endplate. Magnesium
sebagai kompetisi antagonis kalsium juga memberikan efek yang baik untuk otot skelet.
Magnesium sulfat dikeluarkan secara eksklusif oleh ginjal dan mempunyai efek
antihipertensi. Dapat diberikan dengan dua cara, yaitu IV dan IM. Rute intravena lebih
disukai karena dapat dikontrol lebih mudah dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkat terapetik lebih singkat. Rute intramuskular cenderung lebih nyeri dan kurang nyaman,
digunakan jika akses IV atau pengawasan ketat pasien tidak mungkin. Pemberian magnesium
sulfat harus diikuti dengan pengawasan ketat atas pasien dan fetus.
Tujuan terapi magnesium adalah mengakhiri kejang yang sedang berlangsung dan mencegah
kejang berkelanjutan. Pasien harus dievaluasi bahwa refleks tendon dalam masih ada,
pernafasan sekurangnya 12 kali per menit dan urine output sedikitnya 100 ml dalam 4 jam.
Terapi magnesium biasanya dilanjutkan 12-24 jam setelah bayi lahir ; dapat dihentikan jika
tekanan darah membaik serta diuresis yang adekuat. Kadar magnesium harus diawasi pada
pasien dengan gangguan fungsi ginjal, pada level 6-8 mg/dl. Pasien dengan urine output yang
meningkat memerlukan dosis rumatan untuk mempertahankan magnesium pada level
terapetiknya. Pasien diawasi apakah ada tanda-tanda perburukan atau adanya keracunan
magnesium.
Protokol pemberian magnesium menurut The Parkland Memorial Hospital, Baltimore, adalah
sebagai berikut :
4 g. magnesium sulfat IV dalam 5 menit, dilanjutkan dengan 10 g. magnesium sulfat
dicampur dengan 1 ml lidokain 2% IM dibagi pada kedua bokong. Bila kejang masih
menetap setelah 15 menit lanjutkan dengan pemberian 2 g. magnesium sulfat IV dalam 3-5
menit. Sebagai dosis rumatan, 4 jam kemudian berikan 5 g. magnesium sulfat IM, kecuali
jika refleks patella tidak ada, terdapat depresi pernafasan, atau urine output <100 ml dalam 4
jam tersebut. Atau dapat diberikan magnesium sulfat 2-4 g/jam IV. Bila kadar magnesium
>10 mg/dl dalam waktu 4 jam setelah pemberian bolus maka dosis rumatan dapat diturunkan.
Level terapetik adalah 4,8-8,4 mg/dl. Dengan protokol di atas, biasanya serum magnesium
akan mencapai 4-7 mg/dl pada pasien dengan distribusi volume normal dan fungsi ginjal
yang normal. Pengawasan aktual serum magnesium hanya dilakukan pada pasien dengan
gejala keracunan magnesium atau pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pasien dapat
mengalami kejang ketika mendapat magnesium sulfat. Bila kejang timbul dalam 20 menit
pertama setelah menerima loading dose, kejang biasanya pendek dan tidak memerlukan
pengobatan tambahan.
Bila kejang timbul >20 menit setelah pemberian loading dose, berikan tambahan 2-4 gram
magnesium. dosis: inisial: 4-6 g. IV bolus dalam 15-20 menit; bila kejang timbul setelah
pemberian bolus, dapat ditambahkan 2 g. IV dalam 3-5 menit. Kurang lebih 10-15% pasien
mengalami kejang lagi setelah pemberian loading dosis. Dosis rumatan: 2-4 g./jam IV per
drip. Bila kadar magnesium > 10 mg/dl dalam waktu 4 jam setelah pemberian per bolus maka
dosis rumatan dapat diturunkan. Pada Magpie Study, untuk keamanan, dosis magnesium
dibatasi. Dosis awal terbatas pada 4 g. bolus IV, dilanjutkan dengan dosis rumatan 1 g./jam.
Jika diberikan IM, dosisnya 10 g. dilanjutkan 5 g. setiap 4 jam. Terapi diteruskan hingga 24
jam kontraindikasi : Hipersensitif terhadap magnesium, adanya blok pada jantung, penyakit
Addison, kerusakan otot jantung, hepatitis berat, atau myasthenia gravis.
Interaksi : Penggunaan bersamaan dengan nifedipin dapat menyebabkan hipotensi dan
blokade neuromuskular. Dapat meningkatkan terjadinya blokade neuromuskular bila
digunakan dengan aminoglikosida, potensial terjadi blokade neuromuskular bila digunakan
kersamaan dengan tubokurarin, venkuronium dan suksinilkolin. Dapat meningkatkan efek
SSP dan toksisitas dari depresan SSP, betametason dan kardiotoksisitas dari ritodrine.
Kategori keamanan pada kehamilan : A – aman pada ehamilan.(Fugate SR dkk), Peringatan :
Selalu monitor adanya refleks yang hilang, depresi nafas dan penurunan urine output:
Pemberian harus dihentikan bila terdapat hipermagnesia dan pasien mungkin membutuhkan
bantuan ventilasi. Depresi SSP dapat terjadi pada kadar serum 6-8 mg/dl, hilangnya refleks
tendon pada kadar 8-10 mg/dl, depresi pernafasan pada kadar 12-17 mg/dl, koma pada kadar
13-17 mg/dl dan henti jantung pada kadar 19-20 mg/dl. Bila terdapat tanda keracunan
magnesium, dapat diberikan kalsium glukonat 1 g. IV secara perlahan. Magnesium sulfat
harus dipikirkan untuk wanita hamil dengan eklampsia karena harganya murah, cocok
digunakan di negara yang pendapatannya rendah. Pemberian intravena lebih disukai karena
efek sampingnya lebih rendah dan masalah yang disebabkan oleh tempat penyuntikan lebih
sedikit. Lamanya pengobatan umumnya tidak lebih dari 24 jam, dan bila rute intravena
digunakan untuk terapi rumatan maka dosisnya jangan melebihi 1 g/jam.Pemberian dan
pengawasan klinik selama pemberian magnesium sulfat dapat dilakukan oleh staf medik,
bidan dan perawat yang sudah terlatih.
2. Fenitoin
Fenitoin telah berhasil digunakan untuk mengatasi kejang eklamptik, namun diduga
menyebabkan bradikardi dan hipotensi. Fenitoin bekerja menstabilkan aktivitas neuron
dengan menurunkan flux ion di seberang membran depolarisasi. Keuntungan fenitoin adalah
dapat dilanjutkan secara oral untuk beberapa hari sampai risiko kejang eklamtik berkurang.
Fenitoin juga memiliki kadar terapetik yang mudah diukur dan penggunaannya dalam jangka
pendek sampai sejauh ini tidak memberikan efek samping yang buruk pada neonatus.
Dosis awal: 10 mg/kgbb. IV per drip dengan kecepatan < 50 mg/min, diikuti dengan dosis
rumatan 5 mg/kgbb. 2 jam kemudian. Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap fenitoin, blok
sinoatrial, AV blok tingkat kedua dan ketiga, sinus bradikardi, sindrom Adams-Stokes.
Interaksi : Amiodaron, benzodiazepin, kloramfenikol, simetidin, flukonazol, isoniazid,
metronidazol, miconazol, fenilbutazon, suksinimid, sulfonamid, omeprazol, fenasemid,
disulfiram, etanol (tertelan secara akut), trimethoprim dan asam valproat dapat meningkatkan
toksisitas fenitoin. Efektivitas fenitoin dapat berkurang bila digunakan bersamaan dengan
obat golongan barbiturat, diazoksid, etanol, rifampisin, antasid, charcoal, karbamazepin,
teofilin, dan sukralfat. Fenitoin dapat menurunkan efektifitas asetaminofen, kortikosteroid,
dikumarol,disopiramid, doksisiklin, estrogen, haloperidol, amiodaron, karbamazepin,
glikosida jantung, kuinidin, teofilin, methadon, metirapon, mexiletin, kontrasepsi oral, dan
asam valproat.
Kategori keamanan pada kehamilan: D-Tidak aman untuk kehamilan. Peringatan: Diperlukan
pemeriksaan hitung jenis dan analisis urin saat terapi dimulai untuk mengetahui adanya
diskrasia darah. Hentikan penggunaan bila terdapat skin rash, kulit mengelupas, bulla dan
purpura pada kulit. Infus yang cepat dapat menyebabkan kematian karena henti jantung,
ditandai oleh melebarnya QRS. Hati-hati pada porfiria intermiten akut dan diabetes (karena
meningkatkan kadar gula darah). Hentikan penggunaan bila terdapat disfungsi hati.
3. Diazepam
Telah lama digunakan untuk menanggulangi kegawatdaruratan pada kejang eklamptik.
Mempunyai waktu paruh yang pendek dan efek depresi SSP yang signifikan. Dosis : 5 mg
IV. Kontraindikasi: Hipersensitif pada diazepam, narrowangle glaucoma. Interaksi:
Pemberian bersama fenotiazin, barbiturat, alkohol dan MAOI meningkatkan toksisitas
benzodiazepin pada SSP.Kategori keamanan pada kehamilan: D-tidak aman digunakan pada
wanita hamil. Peringatan : Dapat menyebabkan flebitis dan trombosis vena, jangan diberikan
bila IV line tidak aman; Dapat menyebabkan apnea pada ibu dan henti jantung bila diberikan
terlalu cepat. Pada neonatus dapat menyebabkandepresi nafas, hipotonia dan nafsu makan
yang buruk. Sodium benzoat berkompetisi dengan bilirubin untuk pengikatan albumin,
sehingga merupakan faktor predisposisi kernikterus pada bayi.
ANTI HIPERTENSI
Hipertensi yang berasosiasi dengan eklampsia dapat dikontrol dengan adekuat dengan
menghentikan kejang. Antihipertensi digunakan bila tekanan diastolik >110 mmHg. untuk
mempertahankan tekanan diastolik pada kisaran 90-100 mmHg. Antihipertensi mempunyai 2
tujuan utama: (1) menurunkan angka kematian maternal dan kematian yang berhubungan
dengan kejang, stroke dan emboli paru dan (2) menurunkan angka kematian fetus dan
kematian yang disebabkan oleh IUGR, placental abruption dan infark. Bila tekanan darah
diturunkan terlalu cepat akan menyebabkan hipoperfusi uterus. Pembuluh darah uterus
biasanya mengalami vasodilatasi maksimal dan penurunan tekanan darah ibu akan
menyebabkan penurunan perfusi uteroplasenta. Walaupun cairan tubuh total pada pasien
eklampsia berlebihan, volume intravaskular mengalami penyusutan dan wanita dengan
eklampsia sangat sensitif pada perubahan volume cairan tubuh. Hipovolemia menyebabkan
penurunan perfusi uterus sehingga penggunaan diuretik dan zat-zat hiperosmotik harus
dihindari. Obat-obatan yang biasa digunakan untuk wanita hamil dengan hipertensi adalah
hidralazin dan labetalol. Nifedipin telah lama digunakan tetapi masih kurang dapat diterima.
1. Hidralazin
Brand: : Actavis
Product
G
Code::
Komposisi: Methyldopa
Hipertensi essensial ringan dan berat, hipertensi nefrogenik, hipertensi pada
Indikasi:
awal kehamilan.
Awal : 1/2-1 tablet/hari, tingkatkan secara bertahap 1/2-1 tablet tiap 2-3
Dosis:
kali/hari.
Pemberian
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Obat:
Kontra
Hipersensitif, sirosis hati atau riwayat penyakit hati, hepatitis akut.
Indikasi:
Perhatian: Disfungsi ginjal berat, penyakit hati dan gangguan mental.
Efek Ruam kulit, mulut kering, sakit kepala, lesu, hidung tersumbat, gangguan
Samping: saluran cerna, pusing, peningkatan berat badan, edema, impotensi.
Efek hipotensi dikurangi dengan obat simpatomimetik, antidepresan trisiklik,
Interaksi
fenotiazid dan dipertinggi dengan diuretik tiazid, alkohol, I-dopa, vasodilator.
Obat:
Mempotensiasi kerja hipoglikemik dari tolbutamid.
Kemasan: Tablet 250 mg x 100
OBAT IMMUNOLOGI
OBAT EMETIK
Vitamin B6 adalah suatu vitamin yang larut air dan termasuk dalam golongan vitamin B kompleks.
Piridoksal fosfat (PLP) adalah bentuk aktifnya dan merupakan kofaktor dalam berbagai reaksi
metabolisme asam amino, termasuk diantaranya proses transaminasi, deaminasi, dan
dekarboksilasi. PLP juga diperlukan dalam reaksi enzimatis yang mengatur proses pelepasan glukosa
dari glikogen.
OBAT ANTIDOTUM
MgSO4 calcium gluconas