Anda di halaman 1dari 12

Maidiawati, Agus.

ISSN 0853-2982

Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil

Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting


dengan Aplikasi Model Dinding Bata
Maidiawati
Jurusan teknik Sipil, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Padang
Kampus ITP, Padang 25000, E-mail: maidiawati@yahoo.com
Agus
Jurusan teknik Sipil, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Padang
Kampus ITP, Padang 25000, E-mail: mscagus@yahoo.co.id

Abstrak

Sebuah metoda dikembangkan untuk mengevaluasi kapasitas seismik gedung beton bertulang eksisting dengan
mengaplikasikan sebuah model strut diagonal untuk memperhitungkan pengaruh dinding bata dalam struktur rangka.
Dalam model ini lebar strut diagonal diberikan sebagai fungsi tinggi kontak antara dinding dan struktur rangka yang
dapat diselesaikan dengan persamaan kesetimbangan tegangan tekan dan perpindahan lateral pada daerah kontak.
Kekuatan dan kekakuan lateral dinding didapatkan berdasarkan lebar strut diagonal. Model strut diagonal telah
diverifikasi dengan hasil pengujian struktur rangka dengan dinding bata. Didapatkan hasil yang sesuai antara
pengujian struktur dan hasil analisis model untuk kekakuan dan kekuatan lateral serta duktilitas dinding bata. Oleh
karena itu, model strut diagonal dapat diaplikasikan untuk mengevaluasi kapasitas seismik gedung beton bertulang
eksisting di kota Padang. Dalam penelitian ini dievaluasi kapasitas seismik sebuah gedung beton bertulang 2 (dua)
lantai untuk tanpa dan dengan memperhitungkan pengaruh dinding bata dengan mengaplikasikan model diagonal
strut untuk dinding bata. Sedangkan kapasitas seismik gedung tanpa pengaruh dinding bata dihievaluasi berdasarkan
standar Jepang. Sebagai hasilnya didapat bahwa dinding bata dalam struktur rangka dapat meningkatkan kapasitas
seismik gedung beton bertulang secara siknifikan.

Kata-kata Kunci: Kapasitas seismik, Gedung beton bertulang, Model strut diagonal, Dinding bata.

Abstract

A method for evaluating the seismic capacity of existing reinforced concrete (R/C) building was developed by
implementing a diagonal strut model for considering brick infill effects. In this model, the strut width is presented as
a function of frame-infill contact length, which was evaluated by static equilibriums related to compression balance
and lateral displacement compatibility at the frame-infill interfaces. The lateral strength and stiffness of infill were
obtained based on the strut width. The strut model has been verified through comparison with experimental results of
a brick masonry infilled R/C frame. Good agreements were observed between the experimental and analytical perfor-
mance on the lateral strength and ductility of the infill. Consequently, the diagonal strut model can be an effective tool
for precisely screening earthquake-vulnerable existing R/C buildings in Padang city. In this study, two calculations of
seismic capacity of two stories existing R/C building, without and with considering brick infill effects, were conducted
by applying the diagonal strut model. However, the seismic capacity of R/C building without infill effect was evaluated
based on Japanese standard. Consequently, it reveals that the brick infill significantly affected the seismic resistances
of the investigated building.

Keywords: Seismic capacity, R/C Building, Diagonal strut model, Brick infill.

1. Pendahuluan roboh (Maidiawati et. al, 2008 dan EERI, 2009).


Penulis melakukan investigasi pada 2 (dua) gedung
Struktur rangka beton bertulang dengan dinding bata beton bertulang pasca gempa Sumatra September 2007.
(RC frame with brick masonry wall) sangat banyak dan Dua gedung tersebut memiliki tipe struktur sama tetapi
umum dipakai di Sumatra Barat, Indonesia, baik untuk memiliki jumlah dinding dalam struktur rangka yang
bangunan tingkat tinggi, menengah dan bangunan dinyatakan dalam rasio luas dinding terhadap luas lantai
tingkat rendah. Berdasarkan peristiwa gempa yang bangunan yang berbeda. Gedung yang memiliki rasio
terjadi dalam 1 (satu) dekade terakhir di Sumatra Barat, yang lebih tinggi yaitu sebesar 1.2 dapat bertahan
banyak bangunan beton bertulang yang rusak dan selama gempa, sedangkan gedung dengan rasio 0.2

Vol. 23 No. 1 2016 19


Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting...

mengalami keruntuhan total (Maidiawati et.al, 2008). tersebut dan asumsi kerusakan yang mungkin terjadi
Hal ini memberikan gambaran bahwa dinding bata jika dibebani oleh gempa dapat diprediksi. Sampai saat
dalam struktur rangka ikut berkontribusi dalam mena- ini belum ditetapkan suatu metoda atau panduan tata
han beban gempa. Namun dalam perencanaan struktur cara perhitungan kapasitas seismik gedung bertulang
gedung beton bertulang terhadap beban gempa, eksisting baik yang tanpa pengaruh dinding bata
pengaruh dinding bata dalam struktur rangka selalu maupun dengan adanya pengaruh dinding bata. Dalam
diabaikan dengan hanya menganggap dinding bata makalah ini dikembangkan sebuah metode untuk
sebagai komponen tanpa penahan beban (non- mengevaluasi kapasitas seismik gedung beton bertu-
structure). lang eksisting dengan mengaplikasikan model dinding
bata dalam struktur rangka beton bertulang yang telah
Beberapa peneliti sebelumnya telah mendapatkan dikembangkan oleh penulis.
bahwa dinding bata dalam struktur rangka dapat
meningkatkan kekakuan lateral gedung beton betulang 2. Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik
(Chaker and Cherifati, 1999). Penulis juga telah Gedung Tanpa Dinding Bata
melakukan pengujian struktur rangka beton bertulang
tanpa dan dengan dinding bata, yang mendapatkan Dikarenakan belum adanya standar nasional untuk
bahwa dinding bata dalam struktur rangka dapat evaluasi kapasitas seismik gedung beton bertulang
meningkatkan kekuatan lateral struktur secara kese- eksisting maka evaluasi dilakukan dengan berdasarkan
luruhan yaitu sebesar empat kali lebih besar daripada pada standar Jepang, Standard for Seismic Evaluation
struktur rangka tanpa dinding, namun daktilitas of Existing Reinforced Concrete Building, 2001, yang
struktur berkurang sekitar setengahnya (Maidiawati et. dipublikasikan oleh The Japan Building Desaster
al, 2011). Penulis juga telah mengembangkan sebuah Prevention Association (JBDPA, 2001). Dalam standar
metoda analisis dinding bata dalam struktur rangka ini ada 3 (tiga) tipe prosedur skrining yaitu skrining
(Maidiawati et. al, 2012, 2013). Dalam model ini, level satu, level dua dan level tiga. Skrining level satu
dinding bata dalam struktur rangka diasumsikan adalah metoda evaluasi yang paling sederhana
sebagai sebuah strut diagonal yang memberikan gaya sedangkan evaluasi skrining level dua dan tiga memer-
tekan diagonal terdistribusi sepanjang daerah kontak lukan data struktur yang lebih detail.
antara dinding dan kolom. Panjang daerah kontak
antara dinding dan kolom dapat ditentukan dengan Dalam studi ini digunakan evaluasi skrining level dua
penyelesaian persamaan keseimbangan statik dari untuk mengevaluasi kapasitas seismik struktur rangka
perpindahan lateral kompatibel yang terjadi antara gedung tanpa dinding, namun untuk dinding parsial,
dinding dan kolom. Gaya geser kolom dengan adanya dinding yang tingginya hanya sebagian tinggi kolom,
gaya strut diagonal didapatkan berdasarkan kepada diperhitungkan untuk menentukan tinggi bersih kolom.
lebar strut diagonal yang dinyatakan dalam fungsi Untuk struktur rangka dengan dinding bata penuh
panjang kontak antara dinding dan kolom. dihitung dengan mengaplikasikan model strut diagonal
yang dijelaskan pada sub-bagian 3 dalam makalah ini.
Berpengalaman kepada kerusakan bangunan beton Kapasitas seismik gedung eksisting dinyatakan dalam
bertulang akibat gempa, maka kapasitas seismik bentuk hubungan antara rasio indeks kekuatan dan
gedung beton bertulang eksisting di daerah rawan indeks daktilitas. Tahapan evaluasi kapasitas seismik
gempa seperti kota Padang sangat perlu dievaluasi bangunan eksisting ditunjukkan dalam bagan alir pada
dengan memperhitungkan pengaruh dinding bata. Gambar 1.
Sehingga kapasitas seismik bangunan-bangunan
 

Gambar 1. Bagan alir evaluasi kapasitas seismik bangunan beton bertulang eksisting

20 Jurnal Teknik Sipil


Maidiawati, Agus.

2.1 Data struktur gedung eksisting  N 


M u  0.8a t  y .D  0.5.N .D 1   (3)
 b.D. f c 
Untuk perhitungan kapasitas seismik gedung beton
bertulang diperlukan gambar detail dan data struktur 2M u (4)
Qmu 
gedung. Jika gambar dan data struktur tidak tersedia ho
maka dilakukan inspeksi lapangan untuk mendapatkan
 0.053Pt 0.23 (18  Fc ) t 
ukuran elemen struktur, susunan dan dimensi tulangan Q su    0.85 Pw w  0.1 o b. j
dengan menggunakan ferro scan (rebars scan), dan  M /(Q.d )  0.12 
data kuat tekan beton dari hasil hummer test atau core
(5)
drill. Jika data material tulangan tidak bisa didapatkan
dari uji maka nilai kuat leleh tulangan pokok (main
Dimana at adalah luas tulangan tarik, σy adalah
bar) dan tulangan sengkang (hoop) diasumsikan
tegangan leleh tulangan longitudinal, b adalah lebar
berdasarkan Standar Jepang (JBDPA, 2001).
kolom, D adalah tebal kolom, N adalah gaya aksial
kolom, Fc adalah kuat tekan beton, A adalah luas lantai
2.2 Indeks kekuatan kolom
yang didukung oleh masing-masing kolom, Pt adalah
Indeks kekuatan kumulatif gedung, C merupakan rasio tulangan tarik (=at /(b.D).100%), Pw adalah rasio
jumlah indeks kekuatan dari kolom-kolom pada tulangan geser (=Av /(b.s).100%) dimana Av adalah luas
daktilitas tertentu yang ditentukan dengan Persamaan tulangan geser, apabila nilai Pw lebih besar dari 0.012,
1 (JBDPA, 2001). maka nilai Pw yang digunakan adalah 0.012. σw adalah
tegangan leleh tulangan geser. σ0 adalah tegangan aksial
 C  c C i   j c C j (1) dari kolom (=N/(b.D)), jika nilai σ0 bernilai lebih besar
  C  Qu dari 8 N/mm2, maka nilai σ0 yang digunakan adalah 8 N/
c i (2)
Wb mm2, j adalah jarak antara center tulangan kearah luar
Dimana cCi adalah indeks kekuatan kolom yang selimut beton (=0,8 D). Ilustrasi penampang kolom dan
memiliki indeks daktilitas yang sama yang dihitung notasi dalam perhitungan ditunjukan dalam Gambar 2.
dengan Persamaan 2, Qu: Min {Qmu, Qsu}, Mu: momen
ultimit diberikan dalam Persamaan 3, Qmu adalah
gaya geser saat kuat lentur ultimit diberikan dalam
Persamaan 4, Qsu adalah kuat geser ultimit dihitung at

b
dengan Persamaan 5, cCj adalah indeks kekuatan
kelompok-j yaitu kelompok anggota vertikal memiliki
indeks daktilitas yang lebih besar dari kelompok-i, αj
adalah faktor kekuatan efektif untuk group j j
(ditunjukkan dalam Tabel 1) yang dihitung D
berdasarkan pengaruh deformasi leleh kolom, Wb
adalah berat bangunan yang diasumsikan sebesar 12
kN/m2 setiap luas lantai (JBDPA, 2001). Gambar 2. Ilustrasi penampang kolom dan notasi
Tabel 1. Faktor kekuatan efektif (αj)

Jika Nilai F1 untuk kelompok pertama = 0.8 (R1 = R500 = 1/500)


F1 F1 = 0.8
R1 R1 = R500
Geser (Rsu = R250) αs
Geser (Rsu < R250) αs
Lentur (Rmy = R250) 0.65
Kelompok Kedua dan yang lebih tinggi
Lentur (R250 < Rmy < R150) αm
Lentur (Rmy = R150) 0.51
Dinding geser dan lentur 0.65
Jika pada grup pertama nilai F1 ≥ 1.0 (R1 ≥ R250 = 1/250)
F1 F1 = 1.0 1.0<F1<1.27 1.27≤ F1
R1 R250 R250<R1<R150 R150≤R1
Geser (Rsu = R250) 1.0 0.0 0
Geser (R1<Rsu) αs αs 0
Kelompok Kedua dan yang lebih tinggi Lentur (Rmy<R1) 1.0 1.0 1.0
Lentur (R1<Rmy) αm αm 1.0
Lentur (Rmy=R150) 0.72 αm 1.0
Dimana: αs = Q(F1)/Qsu = αmQmu/Qsu ≤ 1.0 αm = Q(F1)/Qmu = 0.3 + 0.7 x R1/Rmy

Vol. 23 No. 1 2016 21


Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting...

2.3 Indeks daktilitas kolom Nilai cRmu dan cRmy tidak harus tidak lebih besar cRmax
yaitu nilai batas atas drift kolom lentur yang diambil
Indeks daktilitas, F merupakan indeks untuk kemam- sebagai nilai min{cRmax(n), cRmax(s), cRmax(t), cRmax(b), cRmax
puan deformabilitas struktur kolom yang dihitung (h)}, dapat ditentukan sebagai berikut:
sesuai dengan spesifikasi struktural berdasarkan
kekakuan, kekuatan, dimensi, bentuk keruntuhan dan a. cRmax(n) adalah batas atas drift kolom lentur yang
lain-lain (JBDPA, 2001). Berdasarkan bentuk keruntu- ditentukan oleh gaya aksial
han kolom dibedakan atas kolom geser dan kolom cRmax(n)
= R250 untuk η > ηH
lentur. Kolom geser yaitu kolom yang memiliki rasio cRmax(n)
= cR30 (c R250)/(c R30) η’ ≤ c R30 untuk
kuat geser terhadap kuat lentur kurang dari satu (Qsu/ lainnya
Qmu<1), dan kolom lentur didefenisikan sebagai Dimana : η = (η- ηL) (ηH – ηL)
kolom yang memiliki rasio kuat geser dan kuat lentur η = Ns / (b.D Fc)
besar dari satu (Qsu/Qmu>1). Besarnya indeks daktilitas ηL = 0,25 dan ηH = 0,5 untuk S ≤ 100 mm
untuk kolom geser diberikan dalam Persamaan 6 dan ηL = 0,2 dan ηH = 0,4 untuk S > 100 mm
untuk kolom lentur ditentukan dengan Persamaan 7
untuk kasus Rmn < Ry dan dengan Persamaan 8 untuk b. .cRmax(s) adalah batas atas drift kolom lentur yang
kasus Rmn≥ Ry (JBDPA, 2001). ditentukan oleh gaya geser
R su  R 250 cRmax(s) = cR250 untuk cτ u /Fc > 0,2 dimana cτ u =
F  1  0.27 (6) tegangan geser kolom yang diambil nilai min
R y  R 250
{cQmu/(b.j), cQsu/(b.j)}
R  R 250
F  1  0 .27 mu (7) cRmax (s) = cR30 untuk yang lainnya.
R y  R 250
c. cRmax(t) adalah batas atas drift kolom lentur yang
  2 R mu / R y  1
F   3 .2 ditentukan berdasarkan rasio tulangan tarik.
0 . 75 1  0 . 05 R mu / R y  (8)
cRmax(t) = cR250 untuk Pt > 1 %
cRmax(t) = cR30 untuk yang lainnya
dimana:

Rsu = Drift kolom saat gaya geser ultimit. Rsu dapat d. cRmax(b) adalah batas atas drift kolom lentur yang
dihitung dengan (Qsu/ Qmu – 0.3 )/0.7x. Rmy ≥ ditentukan berdasarkan jarak tulangan sengkang.
c Rmax(b) = c R50 untuk S/db > 8
R250 untuk cα. Qmu< Qsu
cRmax(b) = c R30 untuk kasus lainnya
cα. = Factor kekuatan efekti kolom, cα.= 0.3 + 0.7
(R250 / Rmy)
e. cRmax(h) adalah batas atas drift kolom lentur yang
Rsu = R250 untuk cα.Qmu≥ Qsu
ditentukan berdasarkan tinggi bersih kolom
Rmy = (ho/Ho).cRmy ≥ R250, dimana ho/Ho ≤ 1.0
cRmax(h) = cR250 untuk h0/ D ≤ 2
cRmy = cR150 untuk ho/D ≥ 3.0
cRmax(h) = c R30 untuk lainnya
cRmy = cR250 untuk ho/D ≤ 2.0
cRmy = Nilai interpolasi dari 2.0< ho/D<3.0
Ry = Deformasi leleh yang secara prinsip dapat
3. Struktur Rangka dengan Dinding Bata
diambil Ry = 1/150 3.1 Pemodelan dinding
Rmu = Drift kolom saat kekuatan lentur ultimit (h0/
H0) . c Rmu ≥ R250 Sebuah model dinding bata dalam struktur rangka
c Rmu = c Rmy + c Rmp ≤c R30 dikembangkan untuk menganalisis kapasitas seismik
c Rmp = 10 (Qsu / Qmu – q) . c Rmy ≥ 0 struktur rangka dengan pengaruh dinding bata. Dalam
q = 1.0 untuk S≤ 100 mm, s: jarak tulangan model ini, keberadaan dinding bata dalam struktur
sengkang. rangka digantikan oleh strut diagonal ekivalen yang
q = 1,1 untuk S > 100 mm mempunyai ketebalan dan material yang sama dengan
ho = Tinggi bersih dari kolom panel dinding. Tegangan tekan disepanjang tinggi
Ho = Tinggi kolom yang dibatasi dari balok kolom kontak antara dinding dan frame dianalisa sebagai blok
atas dan plat lantai segiempat ekivalen seperti dintunjukkan dalam
D = Tebal kolom Gambar 3(b), dimana rata-rata kuat tekan dinding, fm’,
cR150 = Nilai standar sudut deformasi kolom (diukur didapatkan dengan mengalikan kuat tekan dinding, fm
dari tinggi bersih kolom) yang bernilai 1/150 dengan faktor reduksi, . Gaya tekan diagonal, Cs’
R
c 250 = Nilai standar sudut deformasi kolom (diukur yang bekerja pada bagian bawah dan atas ujung kolom
dari tinggi bersih kolom) yang bernilai 1/250 tekan (compressive column) dan kolom tarik (tensile
R250 = Nilai standar sudut saat terjadi deformasi tiap column) seperti ditunjukkan dalam Gambar 3(c).
lantai Sehingga total gaya diagonal, Cs seperti ditunjukkan
cRmy = Nilai sudut leleh (Yield drift angle) kolom. dalam Gambar 3(d) diberikan dalam Persamaan 9.

22 Jurnal Teknik Sipil


Maidiawati, Agus.

Kemudian gaya Cs ditetapkan menjadi gaya horizontal kolom, L adalah tinggi bersih kolom seperti ditunjuk-
dan vertical yang bekerja merata sepanjang kontak kan dalam Gambar 2(e), Mu adalah kekuatan lentur
kolom-dinding sebagaimana ditunjukkan dalam ultimit kolom dihitung dengan Persamaan 3 dengan N
Gambar 3(e), masing-masing diberikan dengan adalah gaya aksial di dasar kolom yang merupakan
Persamaan 10 dan 11. gaya aksial berasal dari berat struktur atas, Na, gaya
 C s  W t f m ' aksial akibat gaya geser di balok, Nb, dan gaya aksial
(9)
akibat gaya vertikal strut, Cv.hs, seperti ditunjukkan
 c h  t f m ' cos 2  (10) dalam Gambar 4. Gaya geser, Qu adalah gaya geser
'
 c v  t f m sin  cos  ultimit di dasar kolom dengan adanya gaya strut
(11)
dihitung dengan Persamaan 16.
Dengan mengasumsikan momen lentur ultimit terjadi
di dasar kolom tekan, maka disrtibusi momen sepan- Perpindahan lateral sepanjang tinggi kolom, c(y),
jang kolom, cM(y), didapatkan dengan Persamaan 12 didapatkan dengan Persamaan 14 dan 15 yang di-
dan 13. Yang mana momen lentur ultimit dihitung turunkan berdasarkan metoda double integration dari
dengan Persamaan 14 dan 15 berdasarkan pada Persamaan 12 dan 13/EI.
standar Jepang (JBDPA, 2001). untuk 0 ≤ y ≤ hs

untuk 0 ≤ y ≤ hs c
1
 y
EI

1 / 24 Ch y 4  1 / 6 Qu y 3  1 / 2 M u y 2  (14)
c M  y  y 0 M u  Qu y  1 / 2Ch y 2
(12)
untuk hs ≤ y ≤ L
untuk hs ≤ y ≤ L
 c M  y   y 0 M u  Qu y  C h hs y 1 / 2 C h hs 2 c   y 
1
EI
  
1 / 6 C h hs  1 / 6 Q u  y 3  1/ 2Mu 1/ 4Chhs2 y2 
(13)
3
1 / 6 C h h s y  1 / 24 C h h s
4
 (15)
dimana hs adalah tinggi kontak antara dinding dan
Yang mana EI adalah kekakuan lentur kolom.
f m
Tensile Compressive
column column
ave.
'
W

f 'm=

Cs'
max.
hs hs

y y

a. Struktur frame dengan dinding b. Deformasi lateral struktur rangka dan dinding

Tensile Compressive
column column
s
C
s'
C

'
w

L
W
s'
C

Ch
C

hs

Qu
Mu
c. Gaya tekan diagonal daerah kontak d. Gaya reaksi dan gaya total e. Gaya merata pada

Gambar 3. Model struktur rangka dengan dinding pengisi

a. Aksial akibat berat b. Aksial akibat gaya c. Aksial akibat strut diagonal
struktur atas geser di balok
Gambar 4. Gaya aksial pada kolom

Vol. 23 No. 1 2016 23


Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting...

Untuk Persamaan 12 s.d 15, Qu diberikan dengan 3.2 Pengujian struktur untuk verifikasi model
Persamaan 16 dengan diasumsikan tidak ada terjadi dinding
rotasi di puncak kolom.
2 3
Pemodelan dinding bata diverifikasi dengan hasil
2M u C h hs C h
Qu   C h hs   h 2s (16) pengujian model struktur rangka beton bertulang tanpa
L L 3L dinding (bare frame) dan struktur rangka diisi dengan
Sedangkan perpindahan lateral dinding, iδ(y), dinya- dinding bata (infilled frame) yang dilakukan oleh
takan dengan Persamaan 17 dengan mengasumsikan penulis (Maidiawati et al. 2011). Model struktur rangka
regangan geser iθ adalah seragam. Oleh karena itu, dan dinding bata, seperti dintunjukkan dalam Gambar
tinggi perpotongan antara perpindahan lateral kolom 6 mewakili bentuk struktur bangunan Indonesia, diuji
dan dinding dapat dievaluasi dengan Persamaan 18 dengan beban siklik statik seperti ditunjukkan pada
seperti ditunjukkan dalam Gambar 5. skema pengujian dalam Gambar 7. Gambar 8 menun-
 y  L jukkan history pembebanan lateral yang diterapkan
i  y  i y  c
y (17) pada pengujian struktur.
L
 ( y  L)
c  y  i y  c
y (18) Hasil pengujian struktur dinyatakan dalam hubungan
L antara gaya lateral dan rasio drift seperti ditunjukkan
Sebagai hasilnya, lebar strut diagonal, W, dinyatakan Gambar 9. Hasil ini menunjukkan bahwa struktur
dalam fungsi tinggi kontak antara dinding dan kolom rangka dengan dinding pengisi bata memiliki kekuatan
diberikan dalam Persamaan 19. Dimana nilai hs dan kekakuan lateral yang lebih tinggi daripada
adalah nilai kontak terkecil antara dinding-kolom tekan struktur rangka tanpa dinding, namun memiliki daktili-
bawah dan dinding-kolom tarik atas. tas yang lebih kecil seperti ditunjukkan pada Gambar
9. Kapasitas deformasi struktur yang didefenisikan
W  2 hs cos  (19) sebagai rasio drift pada saat gaya lateral turun menjadi
80% setelah gaya lateral maksimum didapatkan pada
Tensile Compressive drift sebesar 2,8% untuk struktur rangka tanpa dinding
column column

iδ cδ
dan 1,6% untuk struktur rangka dengan dinding. Hasil
L i ini menunjukkan bahwa dinding bata dapat mengurangi
= kapasitas deformasi struktur rangka yang meling-
hs + kupinya. Kekuatan lateral dinding bata ditunjukkan
dalam Gambar 10 yang didapatkan dengan mengu-
rangi gaya lateral struktur rangka dengan dinding
a. Infilled frame b. Infill c. RC frame dengan gaya lateral struktur rangka tanpa dinding pada
drift yang sama.
Gambar 5. Perpindahan lateral struktur rangka dan
dinding

a. Struktur rangka tanpa dinding b. Struktur rangka dengan dinding bata

Gambar 6. Model benda uji

24 Jurnal Teknik Sipil


Maidiawati, Agus.

0.10
+ 8.0

+ 4.0
0.05

Drift angle (rad)


+ 2.0
+ 1.0
+ 0.5
+ 0.125 + 0.25
0.00
- 0.125 - 0.25
- 0.5
- 1.0
- 2.0
-0.05 - 4.0

- 8.0
-0.10
Drift ratio (% rad)

Gambar 7. Skema pengujian struktur Gambar 8. History pembebanan lateral

  300 300

200 200
Gaya Lateral (kN)

Gaya Lateral (kN)


100 100
Qmax=36.8 kN
0 0

-100 -100
Qmax=174.0 kN
-200 -200
Deformation capacity Deformation capacity
-300 -300
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Rasio Drift (%) Rasio Drift (%)

a. Struktur rangka tanpa dinding b. Struktur rangka dengan dinding

Gambar 9. Kapasitas seismik struktur rangka beton bertulang dengan dan tanpa dinding
3.3 Kekuatan lateral dinding dan verifikasi model Yang mana, dm adalah panjang diagonal dinding.
Kurva kapasitas seismik dinding bata disimulasikan Sebagai hasilnya, Gambar 10 menunjukkan
dengan model bi-liner dengan titik leleh (iVy, iδy). Kuat perbandingan antara kekuatan lateral dinding bata hasil
leleh diestimasi dengan Persamaan 20 dan drift saat model dengan hasil eksperimen.
leleh didapatkan dengan Persamaan 21.
 iV y  C s cos   W t f m' cos  (20) 200
iV y iV y
Gaya lateral (kN)

i y   (21) 100
i K y E m W t cos 2  d
dimana iKy adalah kekakuan dinding, dan Em adalah 0
modulus elastisitas dinding.
-100
Benda uji struktur rangka dengan dinding bata diana- Experiment
Analytical model
lisis dengan model yang dijelaskan di atas dan sebagai -200 Deformation capacity (Exp)
hasilnya didapatkan tinggi kontak antara dinding Deformation capacity (Analisis)
dengan kolom, hs, adalah 271.9 mm. Lebar strut -2 -1 0 1 2
didapatkan dengan Persamaan 19. Kekuatan lateral, Rasio drift (%)
Vm, dan kekakuan lateral, K, dinding didapatkan
berdasarkan lebar strut diagonal yang masing-masing Gambar 10: Hubungan antara gaya lateral dan drift
dengan Persamaan 22 dan 23. rasio dinding bata
 V m  C s cos   W t f m' cos  (22)
E Wt
K  m cos 2  (23)
dm

Vol. 23 No. 1 2016 25


Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting...

100 Rsu, yaitu didapatkan drift sebesar 0.017 rad. dan hasil
Shear capacity
Kekuatan lateral (kN)

Shear force simulasi ini mendekati hasil pengujian struktur.


80 Exp. deformation capacity
Ana. deformation capacity D y  V m / ( K .L ) (24)
60 '
Av f y D Dc
Vn  k Fc ( 0 . 8 A g )  cot 30 o  P (25)
40 s 2a
dimana, k adalah penurunan kekuatan beton yaitu 0.29
20
Dy MPa untuk drift sampai 0.01 dan 0.1 MPa untuk drift
0 0.02, Ag adalaha luas penampang kolom, Aν adalah luas
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 penampang tulangan sengang, fy adalah tegangan leleh
tulangan sengkang, D’ adalah jarak antara pusat ke
Drift (% rad.)
pusat dalam satu tulangan sengkang, s adalah jarak
Gambar 11. Kapasitas daktilitas kolom dengan tulangan sengkang sepanjang kolom, c adalah jarak
adanya dinding bata sumbu netral, P adalah gaya aksial, a adalah panjang
3.4 Kapasitas deformasi kolom bentang geser.

Kapasitas deformasi kolom dengan adanya pengaruh 4. Kapasitas Seismik Gedung Beton Beton
dinding dievaluasi dengan membandingkan antara Bertulang Eksisting
gaya geser berdasarkan kapasitas lentur (flexural
capacity) dan kapasitas geser (shear capacity) kolom. Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi kapasitas
Kapasitas geser kolom disimulasikan sebagai kurva seismik gedung SD Negeri 15 Padang yang berlokasi-
bi-linier dengan drift saat leleh didapatkan dengan kan di Jalan Juanda Padang Sumatra Barat. Gedung ini
Persamaan 24 dan gaya geser maksimum kolom merupakan bangunan beton bertulang dua lantai seperti
adalah nilai rata-rata gaya geser cQ(y) (= differensial ditunjukkan dalam Gambar 12 yang dibangun setelah
pertama dari Persamaan 12 dan 13 kolom untuk gempa tahun 2009. Dinding bata digunakan sebagai
jarak y dari bawah kolom sama dengan penampang dinding pengisi dalam struktur rangka seperti ditunjuk-
efektif, D, dikarenakan kerusakan kolom terjadi pada kan dalam denah lantai 1 Gambar 13. Data geometri
bagian ini. Dengan berdasarkan pada kesamaan dan material struktur didapatkan dari inspeksi lapangan
perpindahan lateral yang terjadi antara kolom dan seperti ditunjukkan dalam Gambar 14. Bentuk penam-
dinding. Sedangkan kapasitas geser kolom dihitung pang dan detail tulangan kolom lantai 1 (satu)
dengan Persamaan 25 (Priestley et al. 1994), dengan ditunjukkan dalam Tabel 1. Kuat tekan beton untuk
gaya aksial pada kolom, P dihitung dengan kolom K1, K2 , K3 dan K4 berturut-turut adalah 29,0
memperhitungkan pengaruh strut diagonal. Kapasitas MPa, 23,7 Mpa, 26,7 MPa, dan 32,3 MPa. Tegangan
deformasi kolom didefenisikan sebagai drift saat leleh tulanga utama dan tulangan sengkang masing-
kapasitas lentur memotong kapasitas geser seperti masing adalah 343,0 MPa dan 294,0 MPa. Kuat tekan
ditunjukkan dalam Gambar 11. Nilai drift ini dinding bata didapatkan sebesar 12 MPa.
merupakan drift kolom dengan pengaruh dinding bata,

a. Tampak depan b. Tampak samping

Gambar 12. Gedung SD Negeri 15 Padang

26 Jurnal Teknik Sipil


Maidiawati, Agus.

K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4

K1 K1 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1

K3 K3 K3 K3 K3 K3

KP KP

y
K1 K1 K1 K2 K1 K2 K1 K2 K1

Dinding penuh Dinding parsial x


Gambar 13. Denah lantai satu dan tipe kolom gedung SD Negeri 15 Padang

a. Pengukuran struktur b. Scan tulangan c. Tes hammer


Gambar 14. Pengambilan data gedung SD Negeri 15 Padang

Tabel 1. Penampang kolom lantai 1


Simbol K1 K2 K3 K4
Penampang dan dimensi 400 400 300 300
40
40

40
40

300
400
400

400

40
40
40 40

Tulangan utama 8-D19 8-D19 8-D19 4-D19


Sengkang D10-100 D10-100 D10-100 D10-100
Kapasitas seismik gedung SD Negeri 15 Padang dinding parsial sesuai dengan denah dalam Gambar 13
dievaluasi hanya lantai satu dimana lantai yang masing-masing adalah 3,6 m dan 1,3 m.
memikul gaya geser paling besar. Perhitungan
dilakukan dalam 2 (dua) arah, arah melintang (arah x) Kapasitas deformasi kolom dievaluasi dengan cara
dan arah memanjang (arah y). Evaluasi dilakukan yang dijelaskan dalam bagian 3.4, dan didapatkan
dengan membandingkan kapasitas seismik gedung semua kolom gedung SD Negeri 15 Padang memiliki
tanpa pengaruh dinding bata dan dengan memperhi- tipe keruntuhan lentur (flexural failure) dimana gaya
tungkan pengaruh dinding bata. Untuk kasus tanpa geser kolom lebih kecil daripada kapasitas geser
pengaruh dinding bata kapasitas geser kolom dihitung kolom seperti ditunjukkan dalam Gambar 15.
berdasarkan Standar Jepang seperti yang dijelaskan 400
dalam sub-bagian 2. Sedangka untuk mengevaluasi Shear capacity
Shear force
pengaruh dinding bata terhadap kapasitas geser kolom
Shear strength (kN)

300
dengan mengaplikasikan model dinding yang dijelas-
kan di bagian 3. Dinding bata yang diperhitungkan
dalam analisis ini hanya dinding penuh, sedangkan 200

dinding yang tingginya sebagian tinggi kolom (dinding


parsial) diperhitungkan hanya untuk menentukan ting- 100

gi bersih kolom. Untuk dinding dengan adanya lobang


(bukaan) diabaikan dalam perhitungan dengan asumsi 0
0 1 2 3 4 5
bahwa dinding tersebut tidak memberikan kontribusi
yang siknifikan pada kekuatan lateral struktur rangka Drift (% rad.)
(Choi et all, 2005). Untuk gedung SD Negeri 15 Gambar 15. Kapasitas daktilitas salah satu kolom
Padang, ukuran tinggi bersih kolom dan kolom dengan gedung SD Negeri 15 Padang

Vol. 23 No. 1 2016 27


Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting...

Untuk struktur rangka dengan dinding bata multi Hasil analisis ditunjukkan dalam Gambar 17 yang
bentang (multi-span infilled frames), kolom-kolom mendapatkan perbedaan siknifikan pada indek kekuatan
diklasifikasikan sebagai kolom luar tarik (exterior lateral gedung antara tanpa memperhitungkan pengaruh
tensile column), kolom bagian dalam (interior column) dinding bata dan dengan pengaruh dinding bata. Dalam
dan kolom luar tekan (exterior compressive column) Gambar 17 pada arah x kekuatan lateral turun sebelum
seperti ditunjukkan berturut-turut dalam Gambar 16 drift ultimit dikarenakan adanya beberapa kolom
(a), 16(b) dan 16 \(c). pendek, yaitu kolom dengan dinding parsial, yang
runtuh terlebih dahulu. Kekuatan lateral gedung tanpa
Khusus untuk interior column, distribusi gaya strut pengaruh dinding bata dalam arah y lebih kecil daripada
diaplikasikan secara antisimetrical di bagian bawah kekuatan lateral dalam arah x, namun dengan adanya
dan atas kolom seperti ditunjukan dalam Gambar 16 dinding bata kekuatan lateral gedung dalam arah y
(b). Oleh karena itu, gaya geser kolom interior meningkat menjadi lebih besar daripada kekuatan
ditentukan dengan Persamaan 26 menggantikan lateral dalam arah x seperti ditunjukkan dalam Gambar
Persamaan 16 dimana hs adalah panjang kontak 17 Hal ini dikarenakan jumlah dinding dalam arah y
terkecil antara column dan dinding pada kedua ujung lebih besar daripada arah x dimana rasio luas dinding
strut. terhadap luas lantai dalam arah x dan y masing-masing
2 y 0 M u 2 adalah 0,6% dan 2,2%. Hasil ini menunjukan bahwa
ch hs
Qu   ch hs  (26) dinding bata dalam struktur rangka berkonstribusi
L L dalam meningkatkan kapasitas seismik gedung beton
bertulang secara siknifikan.

Mu Mu

Qu Qu
hs Ch
hs
Ch

L L
Ch Ch
hs hs
Qu Qu

Mu Mu
B B

a. Struktur rangka multi bentang b. Exterior tensile c. Interior d. Exterior


column column compressive column
Gambar 16. Struktur rangka dan dinding multi bentang

  0.8 0.8
Indeks K ekuatan Lateral C

Indeks kekuatan Lateral C

0.6 0.6

0.4 0.4

0.2 0.2
without infill without infill
with infill with infill
0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5

Indeks Duktilitas F Indeks Duktilitas F


a. Arah x b. Arah y
Gambar 17. Kapasitas seismik gedung SD Negeri 15 Padang

28 Jurnal Teknik Sipil


Maidiawati, Agus.

5. Kesimpulan Maidiawati, and Y Sanada, 2013, Modeling of Brick


Masonry Infill and Application to Analyses of
Evaluasi kapasitas seismik gedung SD Negeri 15 Indonesian R/C Frame Buildings In: Interna-
Padang dengan memperhitungkan pengaruh dinding tional Conference EASEC-13, Sapporo, Japan.
bata dapat disimpulkan sebagai berikut,
Priestley MJN, Verma R and Xiao Y, 1994, Seismic
1. Dinding bata sebagai pengisi dalam struktur rangka Shear Strength of Reinforced Concrete
berkontribusi dalam meningkatkan kekuatan dan Columns, Journal of Structural Engineering.
kekakuan lateral gedung beton bertulang secara Vol. 120, No.8, pp. 2310-2329.
siknifikan.
The Japan Building Disaster Prevention Association
2. Pengaruh dinding bata terhadap kapasitas seismik (JBDPA), 2005, English Version, 1st, Standard
gedung beton bertulang eksising dapat dievaluasi for Seismic Evaluation of Existing Reinforced
dengan model strut diagonal ekivalen. Kekuatan Concrete Buildings, 2001.
lateral dinding bata dinyatakan dalam fungsi lebar
strut diagonal.

3. Dengan adanya dinding bata dalam struktur rangka


maka gedung SD Negeri 15 Padang diasumsikan
memiliki kapasitas seismik yang cukup dalam
menahan beban gempa.

Daftar Pustaka
Chaker A.A. dan Cherifati A., 1999, Influence of
Masonry Infill Panels on The Vibration and
Stiffness Characteristics of R/C Frame
Buildings, Earthquake Engineering Structure
Dynamic. Vol. 28. No. 9. pp. 1061-1065.

Choi H., Nakano Y., dan Sanada Y., 2005, Seismic


Performance and Crack Pattern of Concrete
Block Infilled Frame, Bulletin of ERS, No. 38.

Earthquake Engineering Research Institute, 2009,


Learning from Earthquakes The Mw 7.6
Western Sumatra Earthquake of September 30,
EERI Special Earthquake Report.

Maidiawati and Sanada Y., 2008, Investigation and


Analysis of Buildings Damaged During the
September 2007 Sumatra, Indonesia
Earthquake, Journal of Asian Architecture and
Building Engineering, Vol. 7. No. 2. pp. 371–
378.

Maidiawati, Sanada Y., Konishi D., and Tanjung J.,


2011, Seismic Performance of Nonstructural
Brick Walls Used in Indonesian R/C buildings,
Journal of Asian Architecture and Building
Engineering, Vol. 10 . No. 1. pp. 203-210.

Maidiawati, Thandar Oo, dan Y., Sanada, 2012,


A Simple Approach for Determining Contact
Length between Frame and Infill of Brick
Masonry Infilled R/C Frames, 15th World
Conference on Earthquake Engineering, Lisboa
Portugal.

Vol. 23 No. 1 2016 29


Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting...

30 Jurnal Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai