Anda di halaman 1dari 84

6/27/2022

Updated: Genap 2020/2021


1

BAHAN AJAR

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
(GEOTECHNICAL INVESTIGATION)
Pertemuan ke-1
23-27 Feb. 2015 Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

Updated: Genap 2020/2021

Capaian Pembelajaran
2

 Mahasiswa memiliki kemampuan untuk :


 Menyiapkan Data Geoteknik
 Mempelajari dan Menguasai Data Terdahulu Untuk Daerah Yang Akan
Diselidiki
 Membuat Perencanaan Penyelidikan Geoteknik

 Melakukan Pengendalian Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik

 Melakukan Analisa Hasil Penyelidikan Geoteknik Untuk Pekerjaan SDA

 Membuat Laporan Dan Rekomendasi Hasil Penyelidikan Geoteknik

1
6/27/2022

Updated: Genap 2020/2021

Sistem Penilaian
 Kehadiran = 10%
 Tugas mandiri = 10%
 Uji Kompetensi 1, 2, 3 = 30%
 Uji Kompetensi Akhir = 30%
 Sikap = 20%
 Nilai Akhir:
 A ≥ 80
 75 ≤ AB < 80
 70 ≤ B < 75
 65 ≤ BC < 70
 50 ≤ C < 65
 40 ≤ D < 50
 E < 40
 Segala perbuatan curang (menyontek, kerjasama dalam ujian, plagiat) selama perkuliahan dapat mengurangi
nilai atau diberikan nilai E.

Updated: Genap 2020/2021

Sistem Kuliah
4

 Kuliah:
 Pertemuan kelas : 14 kali
◼ Mahasiswa wajib mengikuti seluruh pertemuan di kelas.
 Paparan materi kuliah
 Diskusi

 Tugas,
Quiz
 Remedy (syarat kehadiran > 60%)

 Informasi :
 http://muntohar.wordpress.com

Department of Civil Engineering

2
6/27/2022

Materi Kuliah Penyelidikan Geoteknik


6

Pertemuan ke-1  Pendahuluan: Pengertian dan Tujuan


Pertemuan ke-2  Perencanaan Penyelidikan Lapangan
Pertemuan ke-3  Lingkup Pekerjaan Penyelidikan Lapangan
Pertemuan ke-4
 Pengambilan Contoh Tanah dan Batuan
Pertemuan ke-5
s.d 7
 Tanah Residu, Tanah Lunak, Tanah Ekspansif

Pertemuan ke-8  Pengujian Kekuatan Tanah Lapangan, Geoteknik


s.d 10
Kegempaan

3
6/27/2022

Materi Kuliah Penyelidikan Geoteknik


7

Pertemuan ke-11  Penyusunan Laporan Penyelidikan Geoteknik


 Aplikasi : Kunjungan Lapangan, Tugas
Pertemuan ke-12  Presentasi
s.d 14

Unduh di:
https://muntohar.wordpress.com/lecture-note/penyelidikan-geoteknik/

Penyelidikan Geoteknik
8

Penyelidikan
Lapangan
(site
exploration)

Penyelidikan
Geoteknik
Pengujian
Laboratroium
(laboratory
tests)

4
6/27/2022

Definisi
10

 Merupakan proses untuk menentukan :


 lapisan-lapisan endapan tanah asli yang berada dibawah suatu struktur
yang akan dibangun, dan
 Sifat-sifat tanah :
◼ Fisika,
◼ Mekanika (geoteknik),
◼ Kimia.

10

5
6/27/2022

Tujuan Penyelidikan Geoteknik


11

 Memilih jenis dan kedalaman fondasi yang sesuai dengan rencana


struktur,
 Mengevaluasi kapasitas dukung fondasi.
 Melakukan estimasi kemungkinan penurunan struktur.
 Menentukan potensi permasalahan pada fondasi (misal: tanah
ekspansif, collapsible soil, sanitary landfill, dll).

11

Tujuan Penyelidikan Geoteknik


12

 Mengetahui kedalaman muka air tanah.


 Memprediksi tekanan tanah lateral untuk struktur perkuatan tanah
seperti dinding penahan tanah, turap, dll.
 Menentukan metode konstruksi terhadap perubahan kondisi tanah.

12

6
6/27/2022

Organisasi Penyelidikan Geoteknik


13

Ref.
Wesley, L.D. (2010)

13

14

PENYELIDIKAN LAPANGAN
Pertemuan ke-2
2-6 Maret 2015 Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

14

7
6/27/2022

Penyelidikan Lapangan (site exploration)


15

 Tujuan pekerjaan penyelidikan lapangan :


 Untuk menentukan lapisan-lapisan dan sifat-sifat tanah di lapangan
 Sifat-sifat tanah yang perlu diamati :
 Kekuatan,

 Deformasi, dan
 Hidraulik

 Penyelidikan tanah harus diprogramkan agar diperoleh informasi


yang maksimal dan biaya yang memadai.

15

Tahapan Penyelidikan Lapangan: Stage 1


16

 Menghimpun semua informasi yang tersedia, meliputi :


 dimensi, jarak kolom, jenis dan peruntukan struktur bangunan, kebutuhan
basement, dan bagian khusus lainnya.
 peraturan tentang fondasi dan bangunan. Untuk struktur jembatan, ahli
geoteknik harus mengetahui informasi jenis dan panjang bentang serta
pembebanan pada pilar.
 toleransi penurunan dan estimasi beban pada fondasi.

 kondisi tanah dari penyelidikan tanah yang pernah dilakukan pada


bangunan terdekat.
 topografi dan kondisi geologi.

16

8
6/27/2022

17

17

Tahapan Penyelidikan Lapangan: Stage 2


18

 Pengamatan visual lapangan (reconnaissance) :


 Berupa kunjungan ke lapangan guna memperoleh informasi tentang jenis
dan perilaku struktur bangunan di sekitarnya misalnya retakan, penurunan,
kemungkinan pintu/jendela yang tidak bisa dibuka (karena gesekan
dengan lantai/kusen).
 Kemungkinan pengaruh struktur bangunan yang akan dibangun terhadap
bangunan sekitarnya, sehingga diperlukan rencana penyelidikan untuk
memilih jenis fondasi pada bagian struktur yang berbatasan dengan
bangunan sekitarnya.

18

9
6/27/2022

Tahapan Penyelidikan Lapangan: Stage 3


19

 Penyelidikan lapangan permulaan (preliminary site investigation) :


 Melakukan beberapa titik pengeboran atau test pit guna mengetahui
lapisan-lapisan tanah secara umum, jenis tanah, dan keberadaan muka air
tanah.
 Satu atau lebih pengeboran dilakukan untuk mengambil batuan, apabila
pada pengeboran permulaan ini dijumpai tanah dalam kondisi lepas (loose)
hingga mengalami pemampatan yang tinggi (highly compressible).
 Pengeboran dapat tidak lakukan apabila informasi awal dari penyelidikan
lokasi terdekat secara utuh dapat memberikan gambaran tentang profil
tanah di lokasi.

19

Tahapan Penyelidikan Lapangan: Stage 4


20

 Detail penyelidikan lapangan :


 Dilakukan setelah pekerjaan penyelidikan awal.
 Hasil pengeboran dan data awal dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan lokasi pengeboran tambahan, dan pengambilan contoh tanah
tambahan untuk pengujian laboratorium sebagai konfirmasi hasil
pengamatan awal tersebut.

20

10
6/27/2022

Tahapan Penyelidikan Lapangan: Stage 5


21

 Pengawasan pekerjaan di lapangan:


 Terutama untuk pekerjaan pengeboran dan pembuatan log profil tanah
(bor log).
 Penyusunan bor log harus diawasi pengaturannya dalam sample box
seperti pada Gambar berikut :

21

22

22

11
6/27/2022

23

23

Skema prinsip perencanaan penyelidikan geoteknik


24
(Bond & Harris, 2008)

24

12
6/27/2022

25

LINGKUP PEKERJAAN PENYELIDIKAN


LAPANGAN
Pertemuan ke-3
9-13 Maret 2015 Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

25

Lingkup Pekerjaan Penyelidikan Lapangan


26

 Pengeboran (boring) termasuk test pit/trial pit


 Uji Penetrasi (penetration test)

26

13
6/27/2022

Rencana Program Penyelidikan Lapangan


27

27

Panduan jarak titik penyelidikan lapangan


28

Struktur Jarak Pengaturan


Bertingkat banyak (high-rise) dan industri 15–40 m Grid
Area yang luas < 60 m Grid
Linier Jalan raya, jalan rel, saluran, jalur 20–200 m -
pipa, terowongan, dinding penahan
tanah

Bendungan dan 25–75 m Potongan vertikal


bendung
Khusus Jembatan, timbuanan, fondasi mesin 2–6 per fondasi

(Sumber : Bond and Harris, 2008)

28

14
6/27/2022

29

29

Contoh Hasil Interpretasi Penampang dan Lapisan


Tanah

Sta. 283+550

Sta. 282+300 Sta. 282+532 Sta. 282+700 Sta. 283+450


Sta. 283+350
(N) (qc, MPa) (qc, MPa) (qc, MPa) (N) (N)
Very soft clay (grey – brown)
Soft to Medium clay (brown)
Soft clay (grey - dark grey)
Organic soil/clay
Gravelly sand
Clayey Sand

Stiff clay (dark brown)


Very Stiff clay (dark grey)
Clayey Sand (Very Dense)

Bedrock (N > 50)

30

15
6/27/2022

31

32

16
6/27/2022

Contoh Hasil Interpretasi


Penampang dan Lapisan Tanah
Muntohar, A.S., Ikhsan, J., (2015), Studi dampak perubahan iklim terhadap longsoran
lereng, Laporan Penelitan Tahun I Penelitian Hibah Kompetensi, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

33

34

34

17
6/27/2022

35

Pengeboran Tanah: Test Pit atau Trial Pit


36

 Metode terdahulu untuk memperoleh lubang pengujian adalah dengan


cara menggali suatu lubang serupa parit dengan menggunakan peralatan
tangan atau mesin.
 Karena pertimbangan keekonomian, cara yang dilakukan sekarang ini adalah
menggunakan peralatan konstruksi seperti backhoe untuk menggali parit,
 kemudian menggunakan peralatan tangan untuk membuang gumpalan tanah atau
meratakan lubang guna keperluan pengujian lapangan.
 Cara ini adalah metode yang paling baik untuk memperoleh mutu yang
baik dari contoh tanah tak-terusik (undisturbed samples) atau untuk
pengujian lainnya.

36

18
6/27/2022

Pengeboran Tanah
37

37

Parit Uji (Test Pit)


38

38

19
6/27/2022

Hei Ling Kode


Lokaisi HLC06 No. Uji TP1
Chau Lokasi
North East
Koordinat Ukuran lubang 2 m x 1 m
812032 822407
Metode Elevasi Muka
Hand Digging 70.1 mPD
Penggalian Tanah

Parit Uji (Test Pit) Lapisan – Lapisan Tanah

Lapisan Tekstur Tanah Warna Tanah Temuan Lainnya Kronologi


L1 Sandy soil Gray 7.5YR Modern Rubbish (filled soil) 1980s
5/1
L2 Sandy soil Pinkish white Modern rubbish (filled soil) 1980s
7.5YR 8/2
L3 Sandy soil Reddish yellow Modern rubbish (filled soil) 1980s
7.5YR 7/6
L4 Sandy soil Gray 7.5YR Modern rubbish (filled soil) 1980s
6/1
L5 Loamy soil Reddish yellow Nil (original decomposed
5YR 6/6 soil)
L6 Loamy soil Reddish yellow Nil (original decomposed
5YR 6/8 soil)
L7 Loamy soil, with some Light red Nil (original decomposed
decomposed bed rock 2.5YR 6/8 soil)
texture

Foto Dinding Test Pit Skesta Lapisan Tanah

Foto: Dinding sisi barat

Sketsa: Dinding sisi barat


Temuan-Temuan Lainnya: Nil
39
Tanggal : 3 July 2006 Dibuat oleh SNG

39

Kedalaman Pengeboran
40

 Kedalaman yang diperlukan untuk pengeboran sedapat mungkin


diperkirakan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
 Perkiraan kedalaman dapat berubah selama pelaksanaan
pengeboran yang bergantung pada lapisan tanah yang dihadapi di
lapangan.
 Untuk memperkirakaan kedalaman pengeboran, ahli geoteknik dapat
menggunakan aturan berikut ini :

40

20
6/27/2022

Metode Perkiraan Kedalaman Minimum Pengeboran


41

Gambar 1: Beban, Q

Penentuan
kedalaman Muka tanah

minimum Df
pengeboran Fondasi

Ds s o’
Tegangan akibat
Tegangan akibat beban berat lapisan tanah
41

42

42

21
6/27/2022

Metode Perkiraan Kedalaman Pengeboran


43

 Hitung besarnya penambahan tegangan akibat beban, Ds di bawah


fondasi. Gambarkan distribusi tegangnnya seperi pada Gambar 1.
 Hitung tegangan vertikal efektif akibat lapisan tanah (overburden stress)
terhadap kedalaman, s‘v.
 Tentukan kedalaman D = D1, dimana besarnya Ds =1/10 qu(net); (dengan
qu(net) = tegangan netto fondasi = qult – g.Df).
 Tentukan kedalaman D = D2, dimana Ds/ s‘v = 0,05.
 Meskipun diperoleh lapisan tanah keras (bedrock), nilai terkecil dari D1 and
D2 digunakan untuk menentukan kedalaman minimum pengeboran yang
diperlukan.

43

Kedalaman Minimum Pengeboran Untuk Gedung


44

Tabel 2 berikut ini menyajikan kedalaman minimum


pengeboran untuk gedung bertingkat yang didasarkan
pada metode yang telah dijelaskan sebelumnya.

Lebar Jumlah Lantai


Bangunan (m) 1 2 4 8 16
30,5 3,4 6,1 10,1 16,2 24,1
61 3,7 6,7 12,5 20,7 32,9
122 3,7 7,0 13,7 24,7 41,5

44

22
6/27/2022

Kedalaman Minimum Pengeboran Untuk Gedung


45

 Untuk bangunan rumah sakit atau perkantoran, kedalaman


pengeboran dapat menggunakan aturan berikut :
Jenis Bahan Banguan Kedalaman (m)
Baja ringan atau beton (narrow) Db = 3S0,7
Baja berat atau beton (wide) Db = 6S0,7
 Db = kedalaman pengeboran (m)
 S – jumlah tingkat

45

Kedalaman Pengeboran Untuk Galian Dalam (Deep


46
Excavation)
 Kedalaman lubang bor sekurang-kurangnya 1,5 kali kedalaman
galian.
 Seringkali kondisi lapisan tanah dibawahnya mengharuskan beban
fondasi diteruskan ke lapisan tanah keras (bedrock). Maka
kedalaman lubang bor minimum untuk pengambilan contoh batuan
(core drilling) adalah 3 m ke dalam lapisan batuan. Apabilan lapisan
batuan tidak merata atau mengalami pelapukan, maka pengeboran
diteruskan lebih dalam.

46

23
6/27/2022

Galian Dalam untuk basement


47

47

Denah rencana galian dalam


48

48

24
6/27/2022

first stage
excavation
(shotcreted)
center center
post post GL.+0m
1
3.0m backfill
1
sturt
GL.-3.5m
H-pile@1m
L=20m
8.6m silty clay
su = 20 ~ 30kPa GL.-7.0m
jet grouted
pile second stage
final stage excavation GL.-10m
sheet pile
excavation
L=18m
(shotcreted) gutter gutter
2.1m silty sand N = 10

26.3m
silty clay
49

49

Jarak Antar Lubang Bor


50

 Tidak aturan yang baku untuk menentukan jarak antar lubang bor.
 Tetapi Table 3 berikut dapat digunakan sebagai panduan untuk
menentuan jarak antar lubang bor.
 Jarak lubang bor dapat berkurang atau bertambah tegantung pada
kondisi lapisan tanah.
 Jika lapisan tanah relatif seragan dan dapat dengan mudah
diperkirakan, maka jumlah lubang bor dapat dikurangi.

50

25
6/27/2022

Jarak Antar Lubang Bor


51

Tabel 3 Perkiraan jarak antar lubang bor


Jenis Proyek Spasi (m)
Gedung bertingkat banyak 10 – 30
Pabrik industri satu tingkat 20 – 60
Jalan raya 250 – 500
Kawasan Permukiman 250 – 500
Bendungan dan bendung 40 – 80

51

Peralatan Pengeboran
52

52

26
6/27/2022

Peralatan Pengeboran
53

Auger boring
Power drills

53

54

54

27
6/27/2022

Peralatan
Pengeboran :
Wash Boring

55

55

Peralatan Pengeboran: Tabung Pengambilan Contoh


56
Tanah

56

28
6/27/2022

Peralatan
Pengeboran: Tabung
Pengambilan Contoh
Tanah

57

57

Kondisi Air Tanah


58

 Kondisi muka air tanah dan potensi rembesan air tanah adalah faktor
penting dalam semua analisis dan desain geoteknik.
 Evaluasi terhadap keberadaan kondisi air tanah merupakan elemen
dasar dari seluruh program penyelidikan geoteknik.
 Pengamatan air tanah meliputi dua jenis berikut :
 Penentuankedalaman muka air tanah dan tekanan,
 Pengukuran permeabilitas lapisan-lapisan tanah di bawah permukaan
tanah.

58

29
6/27/2022

Kondisi Air Tanah


59

 Air tanah akan menyebabkan pengurangan kuat dukung fondasi


melalui dua mekanisme :
 Pengurangan nilai kohesi,
 Peningkatan tekanan air pori.

59

Identifikasi Hasil Pengeboran


60

 Sebagai lapisan tanah dan batuan yang merupakan alas fondasi


suatu bangunan teknik sipil maupun sebagai bahan materal alamiah
ini memiliki sifat dan karakteristik yang sangat beragam dan sangat
kompleks.
 Deskripsi lapisan tanah pada catatan pengeboran memerlukan uraian
kualitiatif terhadap warna, kondisi kadar air tanah, persentase
proporsi tanah, kerapatan (density), bentuk butiran tanutir (khusus
tanah berbutir kasar) dan konsistensi (khusus tanah berbutir halus).

60

30
6/27/2022

Penyiapan Bor Log


61

1. Nama dan alamat perusahaan pengeboran


2. Nama operator pengeboran
3. Deskripsi pekerjaan dan Nomor
4. Jumlah, jenis dan lokasi pengeboran
5. Tanggal pengeboran
6. Susunan lapisan-lapisan bawah permukaan tanah, yang diperoleh dari pengamatan visual
melalui tabung contoh tanah, dan lain-lain
7. Elevasi muka air tanah dan tanggal pengamatan, penggunaan selubung (casing) dan lain-
lain,
8. Nilai dan kedalaman SPT,
9. Jumlah , jenis dan kedalaman contoh tanah yang diambil,
10. Jika dilakukan pengeboran inti (rock coring), jenis mata bor yang diigunakan, dan panjang
aktual pengeboran, panjang pengeboran yang utuh (core recovery), dan RQD.

61

62

62

31
6/27/2022

63

63

64

64

32
6/27/2022

Simbol
Simbol-simbol jenis tanah dan
batuan dalam catatan Jenis Tanah/
Batu guling Kerikil (gravels) Pasir (sand) Pasir berlanau (silty
pengeboran Batuan
(boulders), kerakal
(cobbles)
sand)

Simbol

Jenis Tanah/ Lanau (silt) Lanau berpasir Lanau berlempung Lempung (clay)
Batuan (sandy silt) (clayey silt)

Simbol

Jenis Tanah/ Lempung berlanau Gambut (peat) Batu pasir Batu lanau
Batuan (silty clay) (sandstones) (siltstones)

Simbol

Jenis Tanah/ Batu lempung Batu lumpur Batu gamping Tufa (tuffs)
Batuan (claystones) (mudstones) (limestones)

Simbol

Sumber: SNI 2436:2008, Tata cara Jenis Tanah/ Breksi (brecia) Konglomerat Serpih (clay shale) Granit (granite)
pencatatan dan identifikasi hasil Batuan (conglomerate)
pengeboran inti
Simbol

65 Jenis Tanah/ Andesit (andesite) Breksi vulkanik Gabro Pelapukan vulkanik


Batuan

65

66

PENGAMBILAN CONTOH TANAH


DAN BATUAN
Pertemuan ke-4
16-20 Maret 2015 Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

66

33
6/27/2022

Metode Pengambilan Contoh Tanah


Contoh Tanah

Terusik Tak Terusik


(disturbed) (undisturbed)
Struktur tanah dan kadar air Struktur tanah dan kadar air
telah berubah masih seperti (sedekat mungkin)
dengan kondisi lapangan

Remoulded Representative Block Drive Wash


Digunakan untuk menentukan sifat- Digunakan untuk menentukan sifat-sifat geoteknik
sifat indek tanah (yaitu : GSD, (yaitu: kepadatan, kadar air, kuat geser,
konsistensi, SG, etc.) pemampatan, etc.)

67

Metode Pengambilan Contoh Tanah


 Representative sample retains all constituents of the soil, but is disturbed from natural state
and structure. (ex. Split spoon sampler)
 Block samples are carved out form sides or bottoms of excavations, sealed in a box and
taken to lab.
 Wash samples obtained from wash boring water or mud.
 Open drive samplers consist of thin walled tubes which are driven or pushed into the soil at
the bottom of the hole. (ex. Shelby Tube sampler)

68

34
6/27/2022

Pengambilan Contoh Tanah Tak Terusik

69

Pengambilan contoh tanah


70

 Dua jenis contoh tanah yang dapat diambil untuk pengujian


laboratorium :
 terusik(disturbed), dan
 tak-terusik (undisturbed).

 Sifat-sifat mekanis tanah yang diperlukan untuk perancangan fondasi


meliputi :
 Kuatgeser (shear strength),
 Pemampatan (compressibility),

 Permeabilitas (permeability)

70

35
6/27/2022

Pengambilan contoh tanah


71

 Sifat-sifat mekanis tanah tersebut dapat diperkirakan melalui


pengujian yang baik di laboratorium. Namun untuk beberapa jenis
tanah kohesif, penentuannya dapat relatif sulit karena keterusikan
contoh tanah.
 Pada kenyataannya hampir tidak memungkinkan untuk memperoleh
contoh tanah yang benar-benar tak terusik (truly undisturbed).
 Istilah tak terusik lebih diartikan bahwa contoh tanah diambil dengan
kehati-hatian untuk meminimalkan pengaruh keterusikan atau.
remolding. Dalam hal ini, kualitas contoh tanah tak terusik dapat
bervariasi.

71

Contoh Tanah Tak Terusik


72

Kualitas contoh tanah adalah sangat penting dalam


menentukan parameter kuat geser dan sifat-sifat geoteknik
lainnya. Kualitas contoh tanah dapat diperkirakan dengan
Area Ratio yaitu : DO2 − Di2
DO AR = 100 (%)
Di Di2
Tanah
(1) Bila kadar air tanah berkurang, maka terjadi perubahan
volume (penyusutan), maka diameter contoh tanah (Di)
akan berkurang. Pengurangan Di mengindikasikan
keterusikan. Nilai AR < 10% dikategorikan contoh tanah tak
terusik dengan kualitas baik.
(2) Semakin tebal dinding tabung contoh tanah, akan
menghasilkan derajat keterusikan yang lebih besar.
Tabung contoh tanah
(sampler tube)

72

36
6/27/2022

Persyaratan Pengambilan Contoh Tanah


 Persyaratan untuk mengurangi
keterusikan :
 Area ratio Dw2 − De2
AR = 100 (%)  10%
De2
 Mewakili jumlah tanah yang
diambil.
 Rasio hambatan dalam (Inside
clearance ratio
Ds − De
ICR = 100 (%)  0,5 ~ 3%
De

73

Persyaratan Pengambilan Contoh Tanah


 Insideclearance memungkinkan terjadinya pengembangan elastis contoh
tanah dan meminimalkan gesekan saat pengambilan tanah.
 Rasio hambatan luar (outside clearance ratio) :

Dw − Dt
OCR = 100 (%)  2%
Dt
 Outsideclearance sangat penting untuk mengurangi gaya dorong dan
hambatan saat pengangkatan tabung contoh tanah..
 Diameter contoh tanah yang diambil > 38mm (Biasanya 50 mm -150 mm).

74

37
6/27/2022

Metode Pengambilan Contoh Tanah


75

75

Shelby Tube Samplers


 Shelby Tube Samplers atau Thin-wall open-tube samplers :
 Digunakan untuk tanah yang sensitif terhadap keterusikan pada saat
pengambilan. Alat ini biasanya cocok untuk tanah berbutir halus dan bebas
dari partikel-partikel yang berukuran lebih besar.
 Bahan dari tabung berupa carbon steel dan stainless steel, dengan diameter
luar 3" or 4".

76

38
6/27/2022

Shelby Tube

77

Contoh Tanah Terusik


78

Contoh tanah terusik diambil dengan tabung-belah (split-spoon


sampler).
Nilai AR = 112%
Biasanya digunakan untuk pemeriksaan sifat-sifat indeks dan untuk
klasifikasi tanah
Tabung-belah

Tanah
Di = 35 mm
Do = 51 mm

78

39
6/27/2022

Split spoon sampler

79

Sketsa split spoon sampler

80

40
6/27/2022

Pengeboran Inti Batuan


81

 Dilakukan dengan mata bor


dari carbide atau intan.
 Menggunakan tabung
double atau triple bila
mengambil contoh batuan
yang mengalami pelapukan
atau retakan.
 Digunakan untuk menentukan
kualitas batuan (Rock Quality
Designation)

core barrel

81

Pengambilan Contoh Batuan


82

 Pengeboran batuan sangat penting


bila ingin diketahui kekerasan atau
kualitas lapisan batuan.
 Ukuran pengeboran batuan yang
kecil cenderung merusak bagian
dalam tabung.
 Ukuran pengeboran batuan yang
lebih besar juga cenderung
merusak bagian dalam lingkar
tabung, terutama bila batuan lunak
atau terdapat retakan (fissured).

82

41
6/27/2022

Tabung Contoh Batuan


83

83

Pengambilan Contoh Batuan: Definisi


84

 Rasio perolehan inti (Recovery ratio)

RR =
 Panjang bagian-bagian contoh batuan
Panjang keseluruhan contoh batuan

 Indek mutu batuan (rock quality designation)

RQD =
 Panjang bagian-bagian contoh batuan  10,16 cm
Panjang keseluruhan contoh batuan

84

42
6/27/2022

85
Rock Quality Designation RQD

85

Rock Quality Designation


86

RQD
Rock Quality Designation (RQD) = persentase contoh batuan yang
memiliki panjang > 10 cm terhadap panjang total pengeboran inti.

86

43
6/27/2022

Contoh Penentuan RR & RQD


87

 Panjang pengeboran inti


= 150 cm
 Panjang recovery contoh

batuan = 125 cm
 RR = 125/150 = 83%

 Jumah panjang contoh

batuan > 10 cm = 95 cm
RQD = 95/150=63 %

87

88

PENGUJIAN KEKUATAN TANAH


LAPANGAN (IN-SITU TEST)
Pertemuan ke-6
16-20 Maret 2015 Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

88

44
6/27/2022

Pengujian Kekuatan Tanah Lapangan


89

 Pengujian kekuatan tanah lapangan yang lazim dilakukan meliputi :


 Vane shear test (VST).
 Standard Penetration Test (SPT).

 Cone Penetration Test (CPT).

 Borehole Shear Test (BST).

 Flat Dilatometer Test (DMT).

 Pressure-meter Test (PMT).

 Plate Load Test (PLT).

 Dynamic Cone Penetration Test (DCP)

89

Skematik Jenis Pengujian Kekuatan Tanah Lapangan


90

90

45
6/27/2022

Standard Penetration Test

Rotary-drilled
Borehole

Standard Penetration Test (SPT)


Procedures: ASTM D 1586
N = measured Number of Blows to
drive sampler 300 mm into soil.

91

Standard Penetration Test (SPT)


92

92

46
6/27/2022

Standard Penetration Test (SPT)


93

93

Tabung Belah
SPT

94

47
6/27/2022

Tabung Belah SPT


95

Ukuran Tabung ASTM D 1586

96

48
6/27/2022

Penahan Contoh Tanah Pada Tabung Contoh


Tanah SPT

97

Representative SPT Profile


Downtown Memphis

SPT-N (bpf)
Soil Profile
0 20 40 60 80 100
0

1982 B1 Fill
4
1982-B3 Silty Sand

1982-B5
8
Depth (meters)

Sandy
12 Silt

16 Gravelly
Sand

20 Desiccated
OC Clay
Clayey
24 Sand

OC Clay
28 Gravelly Sand

98

49
6/27/2022

Koreksi Nilai SPT (N)


99

 Koreksi diberikan pada nilai pukulan SPT (N) guna


mempertimbangkan perbedaan pada :
 Energi yang diberikan selama uji (efisiensi pemukul 60%),
 kondisi tegangan pada kedalaman yang diuji.

 Skempton (1986) memberikan persamaan yang mempertimbangkan


factor-factor uji:

99

Koreksi Nilai SPT (N)


Effect Variable Term Value
N = nilai SPT (ASTM D 1586). Overburden svo' CN (Pa/svo')0.5 < 2
Stress
N60 = (ER/60)x N = Nilai N terkoreksi energi
Energy · Safety Hammer CE 0.6 to 0.85
pemukulan dimana ER = energy ratio (ASTM D Ratio1 · Donut Hammer 0.3 to 0.6
· Automatic Hammer 0.85 to 1.0
4633). {Note: 30% < ER < 100% dengan rata-rata
Borehole · 65 to 115 mm CB 1.00
ER = 60% in the US.} Diameter · 150 mm 1.05
· 200 mm 1.15
Sampling · Standard sampler CS 1.0
N60  CE CB CS CR N = Nilai N terkoreksi energi Method · Sampler without 1.1 to 1.3
liner
60% Rod · 10 m to 30 m CR 1.0
Length · 6 to 10 m 0.95
· 4 to 6 m 0.85
(N1)60 = CN N60 = Nilai N terkoreksi energi yang · 3 to 4 m 0.75
ternormalisasi tegangan efektif vertical terhadap Particle Median Grain Size CP 60 + 25 log D50
Size (D50) of Sand in mm
tekanan 1 atm. (N1)60 = (N60)/(svo’)0.5, [dengan
Aging Time (t) in years since CA 1.2 + 0.05 log
tegangan dalam satuan atm.] (Note: 1 atm = 1 bar deposition (t/100)
= 100 kPa = 1 tsf). Overconsolidat OCR COCR OCR0.2
ion

1 Obtain by energy measurement per ASTM D4633

100

50
6/27/2022

Standard Penetration Test (SPT)


101

101

Korelasi dengan Kepadatan Tanah


102

 Korelasiantara nilai N SPT degan kepadatan relatif (relatif density), Dr,


tanah pasir pertama-tama diperkenalkan oleh Terzaghi dan Peck (1948).
Kemudian Gibbs dan Holtz (1957) menambahkan nilai Dr untuk definisi
kepadatan yang dikemukakan Terzaghi dan Peck tersebut.

 Bentukakhir korelasi yang diberikan mereka adalah seperti yang disajikan


pada tabel berikut ini.

102

51
6/27/2022

Tabel Kepadatan Relatif (Dr) Pasir

Tabel 2 Hubungan Nilai SPT dan Kepadatan Relatif (Dr) Pasir


Kepadatan Relatif Dr N (N1)60

Sangat lepas <0,15 <4 <3


Lepas 0,15-0,35 4-10 3-8
Sedang 0,35-0,65 10-30 8-25
Padat 0,65-0,85 30-50 25-42
Sangat Padat 0,85-1,00 >50 >42

(1) Skempton (1986): Korelasi ini berdasarkan hasil uji Amerika dengan energi efektif Kurang 45%
dan tegangan efektif vertikal kurang 7,32 ton/m2.

(2) Agar dapat digunakan secara lebih universal, nilai N pada Tabel 4. perlu diubah ke energi standar
tertentu dengan tegangan vertikal efektif sebesar 1 kg/cm2.

103

Table 2 Hubungan nilai SPT dengan kepadatan relatif dan karakteristik tanah (Terzaghi & Peck,
1967)

Kepadatan Relatif Pasir N N Konsistensi Lempung

Sangat lepas <4 <2 Sangat Lunak


(Very Loose) (Very Soft)
Lepas 4 – 10 2–4 Lunak
(Loose) (Soft)
Sedang 10 – 30 4–8 Sedang (Medium)
(Medium)
Padat 30 – 50 8 – 15 Kaku
(Dense) (Stiff)
Sangat Padat > 50 15 – 30 Sangat Kaku
(Very Dense) (Very Stiff)
> 30 Keras
(Hard)
Terzaghi, K. and Peck, R.B. (1967) “Soil Mechanics in Engineering Practice”, 2nd Ed. John Wiley and Sons, New York, pp. 729

104

104

52
6/27/2022

Contoh Penghitungan SPT


Kedalaman Penetrasi Pukulan N-SPT Lapisan Tanah
(m) (cm)
1 15 5
15 6 11 Pasir lepas berlanau
15 5
2 15 10
15 10 21 Pasir padat berlanau
15 11
3 15 9
15 5 10 Lanau berpasir
15 5
Bila
4 tanah sangat15 keras nilai12
N tidak tercapai (contoh 70/100 artinya
diperlukan 70 pukulan untuk mencapai penetrasi 100 mm.
15 15 25 Pasir berkerikil
15 10

105

106
[0,70] [20,70] Brown Stiff Sandy SILT
NSPT = 6 – 21
Water Content w = 42%
Unit wgh γ = 17,8 kN/m3
[0,56] [20,56] Specific Gravity Gs = 2,2
Pass Sieve 200 = 51%
[0,50] [20,50] Liquid Limiy LL = 50%
Plastic Limit PL = 41%
Plasticity Index PI = 9%
Greyish Brown Hard Stony CLAY Cohesion c = 4 kPa
NSPT = 24 – 46 Friction Angle ϕ = 41º
Water Content w = 41%
Unit wgh γ = 16,8 kN/m3
Specific Gravity Gs =
Pass Sieve 200 =
Liquid Limiy LL = BH 02
Plastic Limit PL =
Plasticity Index PI = Bedrock (NSPT > 50) [140,10] [150,10]
Cohesion c =
Friction Angle ϕ = [140,4] [150,4]

[0,0] [150,0]

106

53
6/27/2022

Contoh Penghitungan dan Pelaporan SPT


PROYEK : PENELITIAN PASCA DOKTOR (PPD) TGL. PELAKSANAAN : 25-27/2/2018 PROYEK : PENELITIAN PASCA DOKTOR (PPD) TGL. PELAKSANAAN : 28/2-1/3/2018
LOKASI : JL. POROS MALINO – SINJAI KM 109 MKSR DILAKSANAKAN OLEH: SOPHIAN LOKASI : JL. POROS MALINO – SINJAI KM 109 MKSR DILAKSANAKAN OLEH: SOPHIAN
BOR NO. : BH 01 (BAHU LERENG SISI JALAN) DIPERIKSA OLEH : M. SURADI BOR NO. : BH 02 (KAKI LERENG SISI JALAN) DIPERIKSA OLEH : M. SURADI
ELEVASI :± M ELEVASI :± M
MUKA AIR TANAH

MUKA AIR TANAH


KEDALAMAN (M)

KEDALAMAN (M)
JUMLAH PUKULAN JUMLAH PUKULAN
DIAGRAM SPT DIAGRAM SPT
DESKRIPSI JUMLAH PUKULAN PER 30 CM PENETRASI DESKRIPSI JUMLAH PUKULAN PER 30 CM PENETRASI

N1 N2 N3 NM N1 N2 N3 NM

0 Permukaan Tanah 0 Permukaan Tanah 0 0 0 0


1 No of Blows (NM) 1
2 1 3 3 6 2 LEMPUNG Berbatu 6 11 19 30 No of Blows (NM)
0 10 20 30 40 50 60
3 LANAU Berpasir 3 Sangat Kaku 0 10 20 30 40 50 60
0 Coklat Keabu-abuan
4 Agak Kaku 1 2 6 8 4 9 15 24 39 0
5 Coklat 5
2
6 2 4 5 9 6 11 21 30 >50 2
7 7
8 4 6 6 12
4 8 15 29 32 >50
CADAS 4
9 9
LANAU Berpasir 6
10
Kaku
5 6 8 14 10 37 >50 >50 >50 6
11 11
Coklat 8
12 7 8 9 17 12 8
13 13
14 6 9 12 21
10 14 10

Depth (m)
Depth (m)

15 15
16
LEMPUNG Berbatu
7 9 15 24
12 16 12
Sangat Kaku
17 17
Coklat Keabu-abuan 14
18 10 14 18 32 18 14
19 19
20 LEMPUNG Berbatu 14 19 27 46 16 20 16
21 Keras Coklat Keabu-abuan 21
22 12 20 38 >50 18 22 18
23 CADAS 23
24 19 27 47 >50 20 24 20
25 25
26 22 26
22
27 27
24 24
28 28
29 29
30 30

107

Contoh Penghitungan dan Pelaporan SPT

108

108

54
6/27/2022

109

109

110

CONE PENETRATION TEST


(UJI SONDIR)
Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

110

55
6/27/2022

Cone Penetration Test (Sondir)

111

CPT dengan Konis Biasa

cu = qc/14
(Begeman, 1963)
cu = fs/12
qc/N = 3-6

112

56
6/27/2022

CPT dengan Bi-Konis


Ukuran Konus ASTM D 3441

113

Sondir dengan Konis Elektronik (Electronic Cone


Penetrometers) - CPTu

▪ Electronic Steel Probes with 60° Apex Tip


▪ ASTM D 5778 Procedures
▪ Hydraulic Push at 20 mm/s
▪ No Boring, No Samples, No Cuttings, No Spoil
▪ Continuous readings of stress, friction, pressure

114

57
6/27/2022

Ragam Kelengkapan Sondir

Cone Trucks:
Mobile 25-tonne rigs with enclosed cabins to allow testing under all weather
conditions

115

Ragam Kelengkapan Sondir


Anchored Cone Rig • 6-tonne Geostar truck with 20-
tonne hydraulic pushing system

• No special license

• Twin earth anchors

• Has penetrated to depths over


32+ meters at sites in SC, AL, MO,
TN, & AL

Mud Island, Downtown Memphis, TN


116

58
6/27/2022

Koreksi CPT
 Tip Stress correction for porewater pressures on unequal areas –
Important in Intact Clays & Silts
 Sleeve Friction correction for porewater pressures – Use equal end
areas on friction sleeve
 Baseline corrections – Obtain before & after sounding

117

qc (kg/cm 2 ) fs (kg/cm 2 ) RF (%)

0 100 200 300 400 500 600


0 1 2 3 40 4 8 12 16

Contoh analisis hasil CPT


0

Depth qc Lf = (qc + qf) qf fs ft Rf 5

m kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/cm' kg/cm' (%) 6

Perlawanan gesek: 7
0.00 0 0 0.00 0.00 0.00 0.00
qf = [Lf – qc]*10/100 8
0.20 5 6 0.1 2 2 2
9
Depth (m)

0.40 5 6 0.1 2 4 2 10

0.60 5 6 0.1 2 6 2 11

0.80 10 15 0.50 10 16 5 12
Tahanan gesek selimut
konus (sleeve friction):
13
1.00 10 15 0.50 10 26 5
fs = qf*20
14

15

Tahanan gesek total (total friction): 16

ft = Sfs 17

18

Rasio tahanan gesek (friction ratio): 19

Rf = (qf/qc)*100% 20
0 500 1000 1500 2000 2500 3000
ft (kg/cm)

118

59
6/27/2022

Use of
CPT Data

119

Sondir Elektronik (CPTu)


120

120

60
6/27/2022

Profil Hasil Uji CPTu


qt (MPa) fs (kPa) u b (kPa)

0 20 40 60 0 500 1000 -200 0 200 400 600 800


0 0 0

4 4 4

8 8 8
Depth (meters)

12
fs 12 12

16 16 16

20 20 20
ub
24 24 24

qt 28 28 28

121

Profil Hasil Uji CPTu


122

122

61
6/27/2022

Profil Hasil Uji CPTu dan Vs


123

123

Cone Penetration Test (CPT)


124

124

62
6/27/2022

Comparison CPT and SPT Downtown Memphis

SPT-N (bpf) and qc (MPa)


Soil Profile
0 20 40 60 80 100
0

Fill
1982 B1
4
Silty Sand
1982-B3
1982-B5
8
CPT-qc (MPa)
Depth (meters)

Sandy
12 Silt

Gravelly
16
Sand

20 Desiccated
OC Clay
Clayey
24 Sand

OC Clay
28 Gravelly Sand

125

126

126

63
6/27/2022

Studi Kasus Masjid Tembilahan


127

127

128

128

64
6/27/2022

qc (kg/cm2) fs (kg/cm) Rf (%) fs (kg)


0 20 40 60 0 5 10 0 5 10 0 250 500
0 0 0

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

8 8 8

Kedalaman (m)
9 9 9

10 10 10

11 11 11

12 12 12

13 13 13

14 14 14

15 15 15

16 16 16

17 17 17

18 18 18

19 19 19
129
20 20 20

129

DYNAMIC CONE PENETROMETER


(DCP) TEST
Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

130

65
6/27/2022

What is a Dynamic Cone Penetrometer (DCP)?

8 kg. Tinggi jatuh


pemukul 575 mm

Hammer memukul
landasan diteruskan
ke batang
dan kerucut hingga ke
tanah

131

Kedalaman Kedalaman Jumlah


DPI
(cm) (cm) Pukulan

Example: DCP record 2.0


4.5
7.0
0.0
2.5
5.0
0
15
12
9.5 7.5 5
12.0 10.0 5
Depth Depth Pukulan DCPI DPI 15.5 13.5 12
(cm) Cone (cm) N (cm/pukulan 17.0 15.0 8
2.5 0 0 0 20.0 18.0 10
5 2.5 7 7 23.0 21.0 4
9 6.5 2 9 26.5 24.5 1
10 7.5 1 10
30.0 28.0 1
14 11.5 1 11
32.5 30.5 1
18 15.5 1 12
35.0 33.0 1
22 19.5 2 14
26.5 24 3 17 37.5 35.5 1
28 25.5 1 18 40.0 38.0 1
32 29.5 1 19 42.5 40.5 1
35 32.5 2 21 46.0 44.0 1
37.5 35 3 24 50.0 48.0 2
40 37.5 4 28 53.0 51.0 3
43.5 41 3 31 56.0 54.0 3
45.5 43 1 32 59.5 57.5 3
49 46.5 2 34 62.0 60.0 3
53 50.5 2 36 66.0 64.0 3
58.5 56 2 38 69.0 67.0 3
60.5 58 2 40 72.5 70.5 2
65 62.5 2 42 75.5 73.5 3
67.5 65 1 43
78.0 76.0 3
72 69.5 2 45
83.0 81.0 2
77.5 75 2 47
86.0 84.0 3
81 78.5 1 48
90 87.5 2 50 89.0 87.0 2
99 96.5 2 52 92.0 90.0 3
96.0 94.0 5

132

66
6/27/2022

Dynamic Penetration Index (DPI)


 Penggaris digunakan untuk mengukur kedalaman batang DCP
yang masuk ke tanah.
 Hasil pengukuran DCP dicatat sebagai Dynamic Penetration
Index (DPI)
 DPI = selisih kedalaman / jumlah pukulan tiap selisih kedalaman

n Dzi zi − zi −1
DCPI =  N i DPI = =
i Ni Ni

(Pukulan) (mm/pukulan)

133

DCPI (Pukulan) PI (Blows/cm) Estimated CBR (%) Estimated CBR (%)

0 20 40 60 0 2 4 6 0 4 8 12 16 20 24 28 0 1 2 3 4 5 6 7
0
Titik A2
Titik A1
Titik A2 Titik A1
20
Depth, D (cm)

95% CI
40
Metode 1
Metode 2
Metode 3
Metode 4
60
Metode 5
Metode 6
Metode 7
Metode 8
80
Metode 9
Metode 10
Metode 11
Metode 12
100
Ket.: CI = confidence interval

134

67
6/27/2022

DCPI (Pukulan) PI (Pukulan/cm) Estimasi CBR (%) Estimasi CBR (%)

0 20 40 60 80 0 2 4 6 8 10 0 4 8 12 16 20 24 0 2 4 6 8 10
0
TItik C1 TItik C2
Titik C1
Titik C2
20
Kedalaman, D (cm)

95% CI
40
Metode 1
Metode 2
Metode 3
Metode 4
60
Metode 5
Metode 6
Metode 7
Metode 8
80
Metode 9
Metode 10
Metode 11
Metode 12
100
Ket.: CI = confidence interval

135

Kedalaman Kedalaman Jumlah


DPI DPI (cm/blow)
(cm) (cm) Pukulan DCP (N-blow) DPI (cm/blow)
0 1 2 3
2.0 0.0 0 0 0 50 100 150 0 1 2 3 4 0
4.5 2.5 15 0.166667 0 0
7.0 5.0 12 0.208333
9.5 7.5 5 0.5 1
10
12.0 10.0 5 0.5 10 10
15.5 13.5 12 0.291667
17.0
20.0
15.0
18.0
8
10
0.1875
0.3 20 1 20
20

23.0 21.0 4 0.75


26.5 24.5 1 3.5 30
30.0 28.0 1 3.5 30 30
32.5 30.5 1 2.5
35.0 33.0 1 2.5
40 40
2 40
Kedalaman (cm)

Kedalaman (cm)

37.5 35.5 1 2.5


Kedalaman (cm)

40.0 38.0 1 2.5


42.5 40.5 1 2.5
50 2 50
50
46.0 44.0 1 3.5
50.0 48.0 2 2
53.0 51.0 3 1 60
60 60
56.0 54.0 3 1
59.5 57.5 3 1.166667
62.0 60.0 3 0.833333
70 70
3 70
66.0 64.0 3 1.333333
69.0 67.0 3 1
72.5 70.5 2 1.75 80 80
80
75.5 73.5 3
3
1
78.0 76.0 3 0.833333
83.0 81.0 2 2.5 90 90 90
86.0 84.0 3 1
89.0 87.0 2 1.5
136 92.0 90.0 3 1 100 100 100
96.0 94.0 5 0.8

136

68
6/27/2022

Kegunaan Uji DCP


 Uji DCP merupakan pengujian yang cepat untuk karakterisasi
tanah dasar jalan
 Membuat korelasi antara DPI dan daya dukung tanah dalam hasil
ini CBR
 Catatan: dewasa ini lebih banyak dikembangkan korelasi antara DPI
dan Resilient Modulus (Mr), daripada hubungan empirik dengan CBR.
 Nilai CBR digunakan untuk perencanaan perkerasan jalan.

137

Hubungan antara DPI dan CBR


138

Peneliti Hubungan Tempat Pengujian Bahan yang Digunakan


Kleyn (1975) Log (CBR) = 2,62 – 1,27 log (DPI) Laboratorium Tidak diketahui
Harison (1987) Log (CBR) = 2,56 – 1,16 log (DPI) Laboratorium Tanah kohesif
Harison (1987) Log (CBR) = 3,03 – 1,51 log (DPI) Laboratorium Tanah granular
Livneh et al (1994) Log (CBR) = 2,46 – 1,12 log (DPI) Lapangan dan Laboratorium Tanah granular dan tanah
kohesif
Ese et al. (1994) Log (CBR) = 2,44 – 1,07 log (DPI) Lapangan dan laboratorium Agregat base course
NCDOT (1998) Log (CBR) = 2,60 – 1,07 log (DPI) Lapangan dan laboratorium Agregat base course dan
tanah kohesif
Coonse (1999) Log (CBR) = 2,53 – 1,14 log (DPI) Laboratorium Peidomont resudial soil
Gabr (2000) Log (CBR) = 1,14 – 0,55 log (DPI) Lapangan dan laboratorium Agregat base course

Sumber : Harison dan Gabr dalam Salgado (2003)

138

69
6/27/2022

SOIL TYPE RANGE of W% RANGE OF DPI FOR LAYER

(USCS) OF SOIL TYPE (in./blow)

GW-GM 3.41 - 9.18 0.1 - 0.4

GW* 11.15 0.2

GM 13.06 - 14.89 0.1 - 0.5

GM-GC 7.79 - 9.97 0.5 - 0.9

SM 10.98 - 14.28 0.5 - 1.0

SC 12.32 - 17.43 1.0 - 1.5

ML 12.89 - 20.74 0.5 - 4.0

ML-CL 13.13 - 14.58 0.9

CL 11.87 - 24.26 0.6 - 3.8

CH* 23.07 2.5

* Only one layer of this soil type was encountered.

139

140

70
6/27/2022

141

Results of DCP Testing


Seminole
4000-60 4900-73
3000-45
16 100-15
1000-30 2000-37.5 34
w (%) w (%) w (%) w (%)
w (%) w (%) 0
0 asphalt concrete 0 0 0 0 asphalt asphalt
same asphalt asphalt
asphalt
6 6 6 6 6 (GW GM) 6 GW GM 6.03
1.05 well graded gravel
w/ sand 11.15 9.18 -same-
(SC) 17.43 (GW) -same-
10.87 12 7.13
12 gravel 12 12 12 12 (well-graded)
(GW GM) 3.41 (SC) 12.32
18 18 (CH)
23.07 18
-same- 12.35 18 (SC) 15.04 18 GM 14.89
18
20.42 24 24.26 SC 13.63
24 gravelly lean clay
24
lean clay (CL)
24 silt w/ gravel 24 24
(CL)
(ML)
30 30 30 lean clay w/ sand 23.70 30 18.21 30 30
(CL) SM 13.32
36 (CL) 22.12 36 36 36 36 36
clayey sand (SC) 17.37 sandy lean clay
(CL)
11.87
42 42 42 42 42 42

48 48 48 48 48 48
DPI (in./blow) DPI (in./blow) DPI (in./blow) DPI (in./blow) DPI (in./blow) DPI (in./blow)
0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8
0 0 0 0 0 0

6 6 6 6 6 6

12 12 12 12 12 12

18 18 18 18 18 18
Depth (in.)

Depth (in.)
Depth (in.)
Depth (in.)

Depth (in.)
Depth (in.)

24 24 24 24 24 24

30 30 30 30 30 30

36 36 36 36 36 36

in corehole
42 42 in corehole 42
42 42 in corehole 42 offset
offset offset
Figure 6

48 48 48 48 48 48

142

71
6/27/2022

Shawnee

4000-60 5500-98
17 35
100-2

DPI (in./blow) DPI (in./blow) DPI (in./blow)


0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8
0 0 0

6 6 6

12 12 12

18
Depth (in.)

Depth (in.)
18 18

Depth (in.)
24 24 24

30 30 30

36 36 36

42 42 42

48 48 48
Mr (ksi) Mr (ksi)
0 5 10 15 20 0 5 10 15 20
0 0

6 6
Mr from DPI
12 Mr from SASW
12

Depth (in.)
18 18
Depth (in.)

24 24

30 30

36 36

Figure 8
Mr from DPI
42 Mr from SASW 42

48 48

143

144

UJI BEBAN PELAT


(PLATE LOADING TESTS)
Pertemuan ke-11: 25-30 Mei 2015 Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

144

72
6/27/2022

Pengantar
Kinerja tanah dasar merupakan faktor kunci dari kinerja lapis
pekerasan secara keseluruhan.

Susunan lapis perkerasan


yang mengalami kerusakan

145

Uji Beban Pelat


 Pengukuran langsung nilai
modulus reaksi tanah dasar (ks)
untuk kondisi static elastic.
 Dilakukan pada :
 Tanah dasar konstruksi
(subgrade)
 Tanah timbunan (embankment)

 Pelat (slab) dan lapis fondasi


(base)

146

73
6/27/2022

Pelaksanaan Uji Beban Pelat pada Tanah Dasar


Plate Load Tests
Jalan Raya

147

Pelaksanaan Uji Beban Pelat pada Tanah Dasar


148
Jalan Rel

148

74
6/27/2022

Pelaksanaan Uji Beban Pelat pada Tanah Dasar


149
Fondasi

149

Efek Skala dalam Desain Fondasi


150

150

75
6/27/2022

Interpretasi Hasil Uji Beban Pelat


(1) Uji beban berulang (repetitive)
ASTM D 1195, AASHTO T221
k = kemiringan dari kurva tekanan terhadap deformasi elastis
pelat yang diperlukan 760-mm (30 in)
Tekanan pelat, p

k = prata-rata / De

Dp De
Defleksi, D

151

Interpretasi Hasil Uji Beban Pelat


(2) Uji beban tak-berulang (non-repetitive)
ASTM D 1196, AASHTO T222
k = rasio tekanan/deformasi pada 1.25 mm (0.05 in)
pelat yang diperlukan 760-mm (30 in)
Tekanan pelat, q

k=p/d

d = 1,25 mm (0,05 in)

Defleksi, d

152

76
6/27/2022

Contoh Hasil Uji Pelat Beban


Load (kg)
0 30 60 90 120 150
0

2 No-column

Deflection (mm)
6

10

12
Muntohar, A.S., Diana, W., Tafalas, M.Y., Bimantara, N.R., 2020. The Behavior of the
Flexible Plate – Supported with SiCC-Mortar Column on Expansive Soil. International DG-1 DG-2 DG-3
Journal of Technology. Volume 11(1), pp. 123-132

153

Load- Deformation Test

Max. load = 30 kN

Muntohar, A.S., Nursetiawan, Rahmawati, A., 2017, Sistem Kolom Dari


Campuran Mikrokalsium Dan Mikrosilika Untuk Fondasi Perkerasan Lentur Jalan
Pada Tanah Ekspansif, Laporan Akhir Penelitian Strategis Nasional Institusi

154

77
6/27/2022

Korelasi nilai k terhadap sifat-sifat tanah

Jenis Tanah Kepadatan CBR k


(pcf) (%) (lbs/in)
A-1-a, well graded 125 - 140 60 - 80 300 - 450
A-1-a, poorly graded 120 - 130 35 - 60 300 - 400
… … … ...

A-2-4 or 5, gravelly 130 - 145 40 - 80 300 - 500


A-2-4 or 5, sandy 120 - 135 20 - 40 300 - 400
… … … …

A-4, silt 90 - 105 4- 8 25 - 165


A-4, mix 100 - 125 5 - 15 40 - 220
… … … …

155

Pengaruh Derajat Jenuh Air Terhadap Nilai K Tanah


Berbutir Halus
250
A-6
Nilai k tanah dasar (psi/in)

A-7-6
200 A-7-5
A-5
A-4
150

100

50

0
50 60 70 80 90 100
Derajat Jenuh Air S (%)

156

78
6/27/2022

157

PENYUSUNAN LAPORAN
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
Pertemuan ke-12
16-20 Juni 2015
Prof. Agus Setyo Muntohar, Ph.D.

157

Desain Laporan Penyelidikan Geoteknik


158

 Pada akhir program penyelidikan lapangan, contoh-contoh tanah


dan/atau batuan diambil dari lapangan untuk dilakukan pengamatan
secara visual dan pengujian laboratorium.
 Setelah kompilasi semua informasi yang diperlukan, laporan
penyelidikan tanah disiapkan untuk keperluan desain dan sebagai
referensi pekerjaan konstruksi.
 Detail dan urutan informasi dalam laporan dapat berbeda-beda
bergantung pada struktur yang dikaji dan orang yang menyusun
laporan tersebut.

158

79
6/27/2022

Isi Laporan Penyelidikan Geoteknik


159

1. Deskripsi lingkup pekerjaan penyelidikan


2. Deskripsi struktur yang akan dibangun diatasnya
3. Deskripsi lokasi, termasuk struktur di dekatnya, kondisi drainasi, keberadaan vegetasi di
sekitar lokasi, dan konsdisi lainnya.
4. Deskripsi kondisi geologi (geological setting)
5. Detail penyelidikan lapangan, yaitu jumlah bor, kedalaman nor, jenis bor, dan sebagainya
6. Deskripsi umum kondisi lapisan tanah sesuai dengan hasil pengeboran dan pengujian
laboratorium, pengujian lapangan seperti SPT, CPT, dll.
7. Deskripsi kondisi muka air tanah.
8. Rekomendasi fondasi yang digunakan, termasuk jenis fondasi, kuat dukung tanah, prosedur
desain fondasi dan alternatifnya.
9. Kesimpulan dan batasan penyelidikan geoteknik

159

Isi Lampiran Laporan Penyelidikan Geoteknik


160

 Lampiran laporan meliputi :


 Peta lokasi
 Denah lokasi, struktur, dan rencana pekerjaan penyelidikan lapangan

 Rekaman Pengeboran (boring log)

 Hasil uji laboratorium

 Grafik-grafik lainnya seperti penghitungan kuat dukung tanah, fondasi, dll.

160

80
6/27/2022

161
Contoh Laporan Penyelidikan Geoteknik
161

162
Contoh Laporan Penyelidikan Geoteknik
162

81
6/27/2022

163
Contoh Laporan Penyelidikan Geoteknik
163

164
Contoh Laporan Penyelidikan Geoteknik
164

82
6/27/2022

165
Contoh Laporan Penyelidikan Geoteknik
165

166
Contoh Laporan Penyelidikan Geoteknik
166

83
6/27/2022

167
Contoh Laporan Penyelidikan Geoteknik
167

84

Anda mungkin juga menyukai