Anda di halaman 1dari 33

PERKEMBANGAN EKSPOR PERIKANAN INDONESIA,

PERIODE 2010-2017

SKRIPSI

Disusun oleh:
Sukma Arum Kinanti
NRP. 130115039

PEMINATAN BISNIS INTERNASIONAL


PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2018
PERKEMBANGAN EKSPOR PERIKANAN INDONESIA,

PERIODE 2010-2017

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana

Disusun oleh:
Sukma Arum Kinanti
NRP. 130115039

PEMINATAN BISNIS INTERNASIONAL


PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2018

ii
SKRIPSI

PERKEMBANGAN EKSPOR PERIKANAN INDONESIA,


PERIODE 2010-2017

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Program Studi S1 Ilmu Ekonomi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas
Surabaya

Diajukan oleh:
Sukma Arum Kinanti
NRP. 130115039

Menyetujui,
Doesn Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Drs. ec. Ahmad Zafrullah Tn., M.S. Dr. Sugeng Hariadi, S.E., M.Si.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya

Drs. ec. Bambang Budiarto, M.Si.

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Nama : Sukma Arum Kinanti

NRP : 130115039

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Fakultas : Bisnis dan Ekonomika

Judul : Perkembangan Ekspor Perikanan Laut Indonesia 2010-2017

Skripsi/Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber kutipan

dan rujukan telah saya tulis dengan benar dan disebutkan dalam sumber kutipan

dan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari penulisan Skripsi/Tesis ini

merupakan hasil plagiat atau jiplakan terhadap karya orang lain, maka saya

bersedia bertanggung jawab atas nama diri sendiri dan menerima sanksi

berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Surabaya

Surabaya, 2019

Sukma Arum Kinanti

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat dan hidayah-Nya karena dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Perkembangan Ekspor Perikanan Indonesia, Periode 2010-2017”

dengan baik.

Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

jenjang Strata-1, Peminatan Bisnis Internasional, Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas

Bisnis dan Ekonomika, Universitas Surabaya. Penulis juga ingin menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Bapak Suyanto, S.E., M.Ec.Dev. Ph. D., dan Bapak Drs. Ec. Bambang

Budiarto, M.S., selaku Dekan dan Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya atas bimbingannya selama

ini.

2. Drs. ec. Ahmad Zafrullah Tn., M.S., selaku dosen pembimbing 1 dan Dr.

Sugeng Hariadi, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing 2 yang dengan

penuh kesabaran dan keteliatan telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, pengarahan, pemahaman, dukungan, serta nasihat

dari awal hingga terselesaikannya proposal ini.

3. Seluruh Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika, khususnya Jurusan Ilmu

Ekonomi yang telah mendidik dan memberikan pemahaman selama masa

perkuliahan.

4. Ibu, Ayah, Mba Ulfa, serta Caez yang selalu memberikan dukungan dan

v
motivasi serta doa kepada penulis.

Semoga proposal sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya proposal yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi

masyarakat maupun akademisi dalam meningkatkan perkembangan ilmu

pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam proposal ini

jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan

usulan demi perbaikan proposal yang penulis buat di masa yang akan datang,

mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang

membangun.

Surabaya, 2019

Sukma Arum Kinanti

vi
vii
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................3
C. Perumusan Masalah..................................................................................3
D. Tujuan Penulisan.......................................................................................4
E. Manfaat Penulisan.....................................................................................4
F. Sistematika Penulisan................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................6
A. Perikanan....................................................................................................6
B. Teori Perdagangan Internasional.............................................................7
C. Pengertian Ekspor...................................................................................12
D. Teori GDP.................................................................................................14
E. Penelitian Terdahulu...............................................................................15
F. Hipotesis Kerja.........................................................................................17
G. Rerangka Berpikir...............................................................................18
BAB III..................................................................................................................20
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................20
A. Jenis dan Model Penelitian.....................................................................20
B. Definisi Operasional Variabel.................................................................20
C. Sumber Data.............................................................................................21
D. Metode Analisis........................................................................................22
E. Strategi Pengembangan...........................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara maritim yang luas perairannya 4,85% dari total

luas Indonesia sendiri yang sebesar 1,904,569 km2 (Wikipedia, 2018). Sebagai

negara kepulauan terbesar dan terluas daratan dan perairan, Indonesia tentunya

memiliki wilayah laut yang luas dan kaya akan hasil lautnya. Potensi yang

dimiliki dalam sektor perikanan pun cukup besar dan permintaan baik domestik

dan non-domestik pun Indonesia dapat dikatakan sangat besar. Sehingga,

perikanan menjadikan komoditas yang sangat penting bagi Indonesia. Dilihat dari

kondisi masyarakat Indonesia, dimana masyarakat Indonesia dapat dan mampu

untuk menangkap serta membudidayakan ikan yang ada di perairan Indonesia.

Serta didukung dari adanya kontribusi yang diberikan oleh komoditas perikanan

kepada laju pertumbuhan kumulatif PDB Indonesia selama periode 2011-2017

sekitar 6,74% (Badan Pusat Statistik, 2017).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2994

tentang Perikanan disebutkan bahwa perikanan adalah semua kegiatan yang

berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan

lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengelolaan sampai dengan

pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Sesuai dengan

perundang-undangan yang telah diatur mengenai sektor perikanan, maka obyek

sektor perikanan ini akan semakin luas, sebab tidak hanya ikan dalam arti
sebenarnya, namun dapat dimaksudkan sebagai produk perikanan seperti kerang-

kerangan, udang, kepiting, dan rumput laut juga termsuk kedalam sektor ini.

Dengan letak Indonesia yang strategis, serta berada dijalur antara dua

samudera besar sehingga mampu menghasilkan biota luat yang beraneka ragam.

Dengan demikian, Indonesia saat ini telah mampu memproduksi perikanan

nasional sebanyak 23,26 juta ton sampai dengan triwulan IV 2017. Selain itu,

dalam pasar internasional, Indonesia mampu menjadi negara eksportir produk

perikanan dengan melihat tren nilai ekspor perikanan berdasarkan negara tujuan

utama pada periode januari-november tahun 2012-2017 (Kemeterian Kelautan dan

Perikanan, 2018) juga mengalami peningkatan, dengan tren nilai ekspor ke

Amerika Serikat naik sebesar 10,94 per tahun, ASEAN naik sebesar 0,47% per

tahun, China naik sebesar 10,25% dan Uni Eropa meningkat sebanyak 3,73% per

tahun.

Namun dalam penyusunan peringkat yang dilakukan oleh (Suhana, 2017),

Indonesia yang berada menempati posisi ke-7 atau hanya mampu menghasilkan

net ekspor sebesar 2,45 miliar US$, nilai ini masih dibawah Ekuador yang berada

diperingkat ke-6, dan Vietnam yang berada di peringkat ke -5 dimana masing-

masing nilai net ekspor komoditas perikanan dari kedua negara tersebut adalah

2,47 miliar US$ dan 3,80 miliar US$.

Melihat gambaran saat ini, Indonesia yang merupakan salah satu negara

produsen ikan dunia dengan potensi pasar yang cukup besar, belum mampu

memanfaatkan potensi pasar internasional yang ada. Oleh karena itu,

dilakukannya pengamatan daya saing komoditas perikanan Indonesia


dibandingkan dengan negara-negara produsen lainnya, yang nantinya bertujuan

untuk melihat perkembangan produk perikanan Indonesia di pasar internasional.

Sehingga nantinya Indonesia mampu meningkatkan volume ekspor perikanan di

pasar internasional.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka permasalahan diidentifikasikan menjadi:

1. Kurang mengetahui potensi produk perikanan Indonesia dibandingkan

dengan negara-negara produsen lainnya;

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor produk

perikanan Indonesia;

3. Kebijakan-kebijakan terkait perkembangan ekspor perikanan

Indonesia; dan

4. Bantuan pemerintah dalam upaya meningkatkan perkembangan ekspor

perikanan Indonesia.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan

yang dapat dirumuskan menjadi, bagaimana mengatasi masalah-masalah yang

menurunkan potensi pasar produk perikanan Indonesia di pasar internasional,

serta faktor-faktor yang dapat meningkatkan perkembangan ekpor perikanan

Indonesia?
D. Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengatasi masalah yang paling bermaslah dalam upaya

meningkatkan perkembangan ekspor perikanan Indonesia; dan

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan

perkembangan ekspor perikanan Indonesia.

E. Manfaat Penulisan

Selain mempunyai tujuan, penelitian ini juga mempunyai manfaat. Adapun

manfaat kepada beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

Membantu sebagai referensi kepada akademisi untuk menambah

pengetahuan dan wawasan, serta menjadi referensi untuk penelitian

selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini merupakan uraian tentang latar belakang masalah,

identifikasi permasalahan, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA


Pada bab II ini menyajikan teori-teori yang digunakan dalam

penelitian guna mendukung penelitian, antara lain deskripsi perikanan,

teori perdagangan internasional, teori ekspor, teori PDB, penilitian

terdahulu yang akan disusun berupa tabel, hipotesis, serta pada bab ini

juga terdapat kerangka berpikir yang dapat mempermudah pembaca untuk

memahami isi dari proposal ini.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Didalam bab ini menuliskan tentang jenis penelitian, lingkup

penelitian, model penelitian, definisi operasional variabel, metode analisis,

strategi pengembangan serta data yang di gunakan untuk mendukung

proses penelitian, berupa hipotesis statistik.

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil analisis dan pembahsan yang meliputi data dan

penjelasan nilai dan volume hasil perikanan laut Indonesia dan

Dunia,.............................................................

BAB V: KONKLUSI, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi uraian kesimpulan…………………………..


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perikanan

Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan

dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Sumber daya hayati perairan tidak

dibatasi secara tegas yang pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan berbagai

avertebrata biota air lainnya, yang ada di wilayah atau sekitar lingkungan perairan

(Ardani, 2014). Hal ini seperti yang telah diatur ke dalam Undang-Undang

Repubilk Indonesia Nomor 31 Tahun 2004, dan sebagaimana telah diubah

menjadi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009, dimana

kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi,

pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem

bisnis perikanan. Dengan demikian, perikanan termsuk kedalam sektor agribisnis

Perikanan menurut Badan Pusat Statistik, merupakan salah satu subsektor yang

masuk kedalam sektor Pertanian dan Pertambangan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), perikanan juga diartikan sebagai perihal yang menyangkut

penangkapan, pemiaraan, dan pembudidayaan ikan. Selain itu, Hackett dalam

Suadi mendefinisikan perikanan sebagai “a fishery refers to the interaction of

human harvest activities, environmental conditions, and the population dynamics

associated with one or more species of fish”, yang berarti perikanan merupakan

hasil dari interasksi kegiatan panen manusia, kondisi lingkungan, dan dinamika

populasi yang terkait dengan satu atau lebih spesies ikan.


B. Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional tentunya tidak lepas dari ilmu ekonomi

internasional, dimana cabang ilmu ini mempelajari segala hubungan ekonomi

antar negara. Peranan perdagangan internasional terhadap proses pembangunan

telah banyak dikemukakan dalam berbagai teori perdagangan internasional,

seperti teori perdagangan klasik dan neo klasik, serta teori perdagangan modern.

Nopirin (1995) menjelaskan bahwa teori perdagangan internasional membantu

menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antara beberapa negara serta

bagaimana efeknya terhadap struktur perekonomian suatu negara.

Selain itu peranan perdagangan internasional yang dinyatakan oleh

(Soelistyo, 1981) dimana dalam dunia modern sekarang, suatu negara sulit untuk

dapat memenuhi kebutuhannya tanpa adanya kerjasama dengan negara lain, hal

ini dikarenakan tidak semua sumberdaya yang digunakan untuk menghasilkan

barang-barang dapat diperoleh di dalam negeri, sehingga perdagangan antar

negara pun meningkat dengan cepat. Dengan demikian perdagangan antar negara

memungkinkan terjadinya:

a. Tukar-menukar barang-barang dan jasa,

b. Pergerakan sumber daya melalui batas-batas negara,

c. Pertukaran dan perluasan penggunaan teknologi sehingga dapat

mempercepat pertumbuhan ekonomi negara-negara yang terlibat di

dalamnya.
1. Teori Perdagangan Klasik (Adam Smith)

Adam Smith dalam (Soelistyo, 1981) mengemukakan idenya

tentang pembagian kerja internasional yang membawa pengaruh besar bagi

perluasan pasar barang-barang negara tersebut serta akibatnya yang berupa

spesialisai internasional. Spesialisasi internasional dapat memberikan hasil

berupa manfaaat perdagangan (gains of trade) yang dapat timbul dalam

atau berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang dan jasa. Sehingga

keuntungan yang diperoleh dalam melakukan spesialisasi internasional

adalah keuntungan alamiah (natural advantage) ataupun keuntungan yang

diperkembangkan (acquired advantage). Keuntungan alamiah adalah

keuntungan yang diperoleh karena sesuatu negara memiliki sumber daya

alam yang tidak dimiliki oleh negara lain, baik dalam kualitas maupun

kuantitas. Sedangkan keuntungan yang diperkembangkan adalah

keuntungan yang diperoleh karena suatu negara telah mampu

mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam menghasilkan

produk-produk yang diperdagangkan yang belum dimiliki oleh negara lain.

Dengan kata lain, masing-masing negara yang melakukan perdagangan

internasional akan didorong untuk melakukan spesialisasi dalam produk

barang-barang yang memiliki keuntungan mutlak (absolut advantage).

Keunggulan mutlak ialah keuntungan yang dinyatakan dengan banyaknya

jam/hari kerja yang dibutuhkan untuk membuat barang-barang tersebut.

Keuntungan ini dapat diperoleh apabila produk barang-barang yang

dihasilkan oleh suatu negara dengan menggunakan jam/hari kerja yang


lebih sedikit dibandingkan dengan negar-negara lainnya yang

memproduksi barang-barang yang sama.

2. Teori Perdagangan Klasik (David Ricardo & John Stuart Mill)

Berbeda dengan teori perdagangan klasik yang dikemukakan oleh

Adam Smith, dimana Adam Smith menyampingkan ketakutan terhadap

perdangan dengan membandingkan negara sebagai rumah tangga. Hal ini

dijelaskan dalam (Soelistyo, 1981) bahwa masing-masing tempat akan

melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang tertentu yang

mempunyai ongkos tenaga kerja yang paling kecil dibandingkan dengan

tempat-tempat lain dan menukarkannya dengan barang-barang yang

dihasilkan oleh tempat-tempat lain tersebut. Sedangkan Ricardo dalam

(Lindert & Kindleberger, 1990) lebih menjelaskan bahwa kasus

perdagangan tersebut dengan menhindari asumsi-asumsi terdahulu yang

bersifat restriktif, seperti tidak mungkinnya dilakukan atas dasar

keuntungan/ongkos mutlak.

Seperti yang dikatakan oleh Ricardo melalui (Soelistyo, 1981),

"The same rule which regulates the relative values of commodities in one

country does not regulate the relative values of the commodities

exchanged between two or more countries" (Aturan yang sama yang

mengatur nilai relatif komoditi-komoditi dalam suatu negara tidaklah

mengatur nilai relatif komoditi-komoditi yang dipertukarkan antara dua

atau lebih negara). Hal ini dikarenakan tidak mungkinnya faktor-faktor

produksi dapat bergerak bebas antar negara. Dengan demikian, barang-


barang yang dihasilkan oleh suatu negara munkin akan ditukarkan dengan

barang-barang lain dari negara lain walaupun ongkos tenaga kerja

dibutuhkan untuk membuat barang-barang tersebut berlainan. Sehingga

dalam perdagangan internasional, di lain pihak ongkos tenaga kerja tidak

menentukan dasar tukar barang-barang. Dasar tukar ditentukan oleh

ongkos komparatif (comparative cost). Ongkos komparatif masing-masing

negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor

barang-barang yang diproduksiknya memiliki keuntungan komparatif.

Keuntungan ini diukur dalam ongkos riil yang mencerminkan ongkos

tenaga kerja. Jadi walaupun perdagangan antar negara tidak ditentukan

tetapi tetap disandarkan atas teori nilai yang didasarkan atas tenaga kerja.

Dalam mengungkapkan manfaat perdagangan, Ricardo

mengilustrasikan kedalam biaya tenaga kerja yang digunakan oleh Inggris

dan Portugal untuk memproduksi anggur dan kain dalam unit tertentu,

dengan melihat pada jumlah dua jenis barang yang dapat dihasilkan oleh

dua negara pada tingkat sumber daya tertentu, dimana sumber daya

tersebut tidak perlu dibatasi pada tenaga kerja seperti pada seperti contoh

yang dikemukakan oleh Ricardo, hal ini dijelaskan melalui Sraffa dalam

(Lindert & Kindleberger, 1990).

3. Teori Perdagangan Modern (Heckscher-Ohlin)

Bertil Ohlin pertama kali mengemukakan teori perdagangan

modern melalui bukunya yang berjudul "Interregional and International

Trade", pada tahun 1933. Tori ini sebelumnya didasari oleh teori yang
sama yang dikemukakan oleh Eli Heckscher pada tahun 1919, dalam

sebuah artikel yang ditulisnya "The Effect of Foreign Trade on the

Distribution of Income".

Menurut Soelistyo (1981), teori klasik nampaknya mampu

memberikan dasar serta penjelasan bagi kelangsungan jalannya

perdagangan dunia. Hal itu terlihat dari usaha masing-masing negara yang

ikut didalamnya untuk melakukan spesialisasi dalam produksi, serta

berusaha mengekspor barang-barang yang paling sesuai/menguntungkan

bagi mereka. Sehingga negara-negara tropis berusaha untuk

menspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-barang

yang berasal dari pertanian, perkebunan dan pertamabangan, sedangkan

negara negara yang sedang, yang relatif kaya akan modal, berusaha untuk

mwnspesialisasikan diri mereka dalam produksi serta ekspor barang-

barang industri. Atas dasar inilah Heckscher-Ohlin mengemukakan

konsepsinya yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Bahwa perdagangan internasional antar negara tidaklah banyak

berbeda dan hanya merupakan kelanjutan saja dari perdagangan

antar daerah. Perbedaan pokoknya terletak pada masalah jarak.

b. Bahwa barang-barang yang diperdagangkan antar negara tidaklah

didasarkan atas keuntungan alamiah atau keuntungan yang

diperkembangkan akan tetapi atas dasar proporsi serta intensitas

faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-

barang itu.
Maka, atas dasar kedua konsep diatas, menurut Ohlin masing-

masing negara memiliki faktor-faktor produksi neoklasik yang berupa

tanah, tenaga kerja, dan modal, dalam pengukuran perbandingan yang

berbeda-beda, sedangkan untuk menghasilkan sesuatu barang tertentu

diperlukan kombinasi faktor-faktor produksi yang tertentu pula. Sehingga

penjelasan Ohlin dalam (Lindert & Kindleberger, 1990) mengenai pola

perdagangan tersebut dimulai dengan pengungkapan yang spesifik tentang

mengapa harga-harga antarnegara berbeda sebelum negara-negara tersebut

melakukan perdagangan di antara mereka. Hal ini didasari oleh pola

perdagangan negara-negara cenderung mengekspor barang-barang yang

menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.

C. Pengertian Ekspor

Sebuah badan usaha yang berbadan hukum baik perorangan maupun

berkelompok pastinya pernah melakukan kegiatan penjualan barang ke luar

negara Indonesia, kegiatan tersebut yang dinamakan dengan kegiatan ekspor.

Orang yang melalukan kegiatan ekspor disebut juga eksportir. Kegiatan ekspor

dilakukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan cara meningkatkan

penjualan serta memperluas jangkauan pasar ke mancanegara. Selain itu,

melakukan kegiatan ekspor juga berarti memberikan kesempatan kepada

konsumen lain yang ada di luar negeri untuk menikmati produk yang tidak ada

atau langka di negara tersebut. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 17 tahun 2006, ekspor adalah kegiatan memindahkan barang-barang dari


daerah pabean. Jika pembeli berasal dari luar negeri dan penjual berasal dari

dalam negeri, maka kegiatan itu bisa dianggap sebagai ekspor. Ekspor barang

dapat dinilai sesuai dengan harga free on board (FOB), perhitungan ekspor barang

dilakukan dengan mengalikan nilai barang (sesuai dengan notasi ekspor barang

atau PEB) dengan nilai tukar.

Sedangkan ekspor menurut (Suyanto, 2010) adalah nilai barang dan jasa

yang dijual oleh pelaku-pelaku ekonomi domestik ke pelaku luar negeri. Ekspor

merupakan pengeluaran pelaku ekonomi luar negeri untuk mendapatkan barang

dan jasa dari badan usaha dan tenaga kerja. Ekspor ditambahkan ke dalam agregat

perekonomian domestik. Pada model perekonomian terbuka yang lebih kompleks,

ekspor merupakan variabel endogen yang dipengaruhi oleh pendapatan luar negeri

dan nilai tukar. Dalam kenyataannya, ekspor juga tergantung pada tariff dan

kebijakan perdagangan domestik. Namun karena dalam jangka pendek kedua

faktor ini dianggap relatif stabil dan sulit untuk berubah maka dalam model makro

ekonomi luar negeri sederhana, ekspor dianggap tidak terpengaruh oleh kedua

faktor tersebut.

Amir dalam (Kartikasari, 2017) mengungkapkan bahwa FOB berarti

bahwa penjual (eksportir) mengirimkan barang ke pelabuhan yang disebutkan

dalam kontrak, ini berarti bahwa pembeli (importir) harus menanggung semua

biaya dan risiko kehilangan atau kerusakan barang mulai dari titik itu. Ekspor

sangat penting pada pertumbuhan ekonomi suatu negara, seperti yang telah

dijelaskan dalam teori Hecksher-Ohlin dalam Pridayanti dalam (Kartikasari,

2017) bahwa suatu negara akan mengekspor produk yang biaya produksinya lebih
murah dan bahan mentah melimpah. Ini akan menguntungkan negara pengekspor

karena akan meningkatkan pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi.

D. Teori GDP

Gross Domestic Product (GDP) atau dapat diterjemahkan sebagai Produk

Domestik Bruto (PDB) diartikan sebagai nilai pasar outpuy akhir yang diproduksi

di suatu negara pada periode tertent. GDP juga dapat didefinisikan sebagai nilai

keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut

dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun).

GDP nominal merujuk pada nilai GDP tanpa memperhatikan pengaruh

harga atau yang diukur dalam uang saat ini. Dan GDP riil atau biasa yang disebut

dengan GDP atas dasar harga konstan, merupakan nilai GDP yang di seuaikan

dengan angka GDP nominal dengan memasukkan pengaruh perubahan harga.

GDP dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan

pengeluaran, dimana menjumlahkan nilai dari semua pelaku ekonomi dan

pendekatan pendapatan yang diperoleh dari menjumlahkan total pendapatan dari

pelaku ekonomi. Rumus umum yang digunakan dalam menghitung GDP dengan

pendekatan pengeluaran adalah sebagai berikut:

dimana,

: konsumsi, pengeluaran yang dilakukan oleh Rumah Tangga

: investasi yang dilakukan oleh sektor usaha


: pengeluaran pemerintah yang dikeluarkan oleh pemerintah

: ekspor

: impor

Sementara perhitungan GDP melalui pendekatan pendapatan yang

diterima oleh faktor produksi adalah:

dimana,

: sewa (rent), pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah

: upah (wage) untuk tenaga kerja

: bunga (interest) bagi pemilik modal

: laba (profit) yang diperoleh oleh pengusaha

Secara teori, perhitungan GDP dengan menggunakan pendekatan

pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun pada

praktiknya, menghitung GDP dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan,

maka yang sering digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan

pengeluaran.

E. Penelitian Terdahulu

Dari penelitian-penelitian sebelumnya yang membahsa mengenai

perkembangan ekspor perikanan Indonesia, seperti penelitian dengan judul

Exports and Economic Growth in Indonesia’s Fishery Sub- Sector: Cointegration


and Error-Correction Models yang dilakukan oleh (Sjarif, Kotani, & Lin, 2011)

hubungan kausal antara ekspor perikanan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

dengan melakukan model kointegrasi dan koreksi kesalahan. Pertama, hasil dari

persamaan kointegrasi menunjukkan bahwa ada kointegrasi antara ekspor

perikanan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berarti bahwa ada

hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel tersebut. Kedua,

berdasarkan signifikansi koefisien dari istilah koreksi kesalahan baik dari

pertumbuhan ekonomi dan persamaan ekspor, terdapat kausalitas dua arah antara

ekspor dan pertumbuhan ekonomi di subsektor perikanan Indonesia dalam jangka

panjang.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Natalia & Nurozy, 2012)

dengan judul Kinerja Daya Saing Produk Perikanan Indonesia di Pasar Global

menunjukkan bahwa selama tahun 2005-2009, volume ekspor ikan dan udang dari

Indonesia menurun masing-masing sebesar 1,9% dan 3,7% per tahun. Dimana

hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 2007-2009 ada 46 komoditas

perikanan dalam HS 6-digit yang memiliki indeks RCA lebih besar dari satu, yang

menunjukkan daya saing kuat di pasar internasional. Beberapa diantaranya bahkan

mengalami peningkatan daya saing. Sementara itu, beberapa komoditas memiliki

daya saing yang cenderung menurun dan ber uktuasi. Sisanya sekitar 71

komoditas memiliki daya saing lemah (RCA indeks lebih kecil dari satu). Oleh

karena itu, untuk meningkatkan daya saing yang ada, perlu beberapa usaha seperti

promosi di pasar domestik maupun pasar internasional; meningkatkan kualitas;

mendorong dunia perbankan untuk meningkatkan akses ke modal kerja;


memperbaiki infrastruktur; menciptakan nilai tambah dalam pengembangan

produk; serta mengurangi tarif bahan baku untuk industri pengolahan ikan dalam

negeri.

F. Hipotesis Kerja

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat

praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba

mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Sehingga

dilihat dari masalah yang ada, tujuan dan adanya teori-teori yang melandasinya,

maka hipotesis kerja yang diutarakan dalam penelitian ini adalah nilai dan volume

ekspor produk perikanan memiliki hubungan yang baik terhadap perkembangan

perikanan laut Indonesia.


G. Rerangka Berpikir

PERKEMBANGAN EKSPOR PERIKANAN INDONESIA,


PERIODE 2010-2017

Kajian Pustaka: Rumusan Masalah: Metode


1. Perikanan Penelitian:
Bagaimana mengatasi
2. Teori Perdaganan
masalah-masalah yang
Internasional 1. Penelitian
dapat menurunkan
3. Teori Ekspor Kualitatif
potensi pasar perikanan
4. Teori GDP ………..
Indonesia di pasar
5. Penelitian 2. Data
internasional, serta
Terdahulu Sekunder
faktor-faktor yang dapat
6. Hipotesis Kerja:
meningkatkan
“Diduga total
perkembangan ekspor
Gambar 2.1
produksi ekspor
perikanan Indonesia?
berpengaruh Skema Rerangka

terhadap Berpikir
perkembangan
Sumber: Penulis, 2018
ekspor perikanan
Indonesia”
7. Rerangka
Berpikir
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitaif

deskriptif, dengan melakukan pengolahan data dengan perhitungan data

hasil ekspor produk perikanan laut Indonesia dan Dunia, serta ekspor non

migas dengan mengaitkan metode pengumpulan data, analisis data, serta

didukung dengan kajian empiris. Penggunaan metode ini didasari

kemampuan menganalisis keadaan, yang kemudian dipaparkan secara

deskriptif, sehingga memperoleh hasil yang relevan sesuai dengan

perkembangan terkini.

B. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Nilai Ekspor Produk Perikanan Indonesia,

2. Volume Ekspor Produk Perikanan Indonesia,

3. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia,

4. Nilai Ekspor Produk Perikanan Dunia,

5. Volume Ekspor Produk Perikanan Dunia,

6. Nilai Ekspor Non Migas Dunia,

7. Laju Pertumbuhan Kumulatif PDB Indonesia Komoditi

Perikanan.
Definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:

1. Nilai ekpsor produk perikanan Indonesia merupakan jumlah dari

nilai ekspor perikanan Indonesia yang diukur dengan menggunakan

nilai mata uang US$.

2. Volume ekspor produk perikanan Indonesia merupakan jumlah

volume ekspor peerikanan Indonesia yang diukur menggunakan

ukuran berat Ton.

3. Nilai ekspor non migas merupakan jumlah dari nilai ekspor yang

dihasilkan oleh seluruh komoditas non migas yang termasuk

komoditas produk perikanan yang di ekspor oleh Indonesia dan

diukur dengan menggunakan nilai mata uang US$.

4. Laju pertumbuhan PDB komoditi perikanan, adalah persentase laju

pertumbuhan kumulatif PDB Indonesia komoditi perikanan dengan

acuan ukur menggunakan persen (%).

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah berasal dari data sekunder yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Kelautan dan Perikanan

melalui Pusat Data, Statistik dan Informasi (Pusadin), serta data dari International

Trade Statistics yang berupa:

1. Nilai Ekspor Produk Perikanan Indonesia,

2. Volume Ekspor Produk Perikanan Indonesia,

3. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia,


4. Nilai Ekspor Produk Perikanan Dunia,

5. Volume Ekspor Produk Perikanan Dunia,

6. Nilai Ekspor Non Migas Dunia,

7. Laju Pertumbuhan Kumulatif PDB Indonesia Komoditi

Perikanan.

D. Metode Analisis

Metode analisis adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah

hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, metode

analisis yang akan digunakan adalah metode kualitatif dengan mendeskripsikan

data-data yang telah diperoleh, dan kemudian akan dilakukan analisis SWOT agar

perkembangan ekspor perikanan Indonesia mampu melakukan perdagangan

internasional di era yang semakin kompetitif sekarang ini.

E. Strategi Pengembangan

Strategi pengembangan yang dilakukan pada obyek peneliti yakni

perkembangan ekspor perikanan Indonesia, diawali dengan mengidentifikasikan

kondisi ekspor komoditi perikanan saat ini yang ditunjukkan melalui data-data

yang diperoleh seperti laju pertumbuhan kumulatif PDB Indonesia di sektor

perikanan, total produksi perikanan nasional, serta tren nilai ekspor perikanan

internasional. Selanjutnya menganalisis kondisi internal (kekuatan dan

kelemahan) yang berupa kebijakan-kebijkan tentang perikanan dan kondisi


eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi perkembangan kegiatan

ekspor perikanan Indonesia.

Setelah proses analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal,

selanjutnya dilakukan memasukkan peubah-peubah tersebut ke dalam matriks IFE

(Internal Factor Evaluation) untuk peubah internal (kekuatan dan kelemahan) dan

matriks EFE (External Factor Evaluation) untuk peubah eksternal (peluang dan

ancaman). Selanjutnya hasil dari IFE dan EFE dirumuskan ke dalam matriks IE

dan matriks SWOT yang digunakan untuk memperoleh kemungkinan alternatif

strategi, seperti berikut:

1. Strategi SO (Strength-Opportunities)

Strategi ini digunakan untuk memanfaatkan peluang industri

(eksternal) dengan memaksimalkan kekuatan (internal).

2. Strategi WO (Weakness-Opportunities)

Strategi ini bertujuan untuk membenahi kelemahan (internal) agar

dapat memanfaatkan peluang yang ada di industri (eksternal).

3. Strategi ST (Strength-Threats)

Strategi ini menggunakan kekuatan (internal) pada perusahaan untuk

menghindari atau menimalisir pengaruh dari ancaman (eksternal).

4. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini merupakan taktik yang digunakan untuk memperbaiki atau

mengurangi kelemahan (internal) dan menghindari atau menimalisir

ancaman (eksternal).
DAFTAR PUSTAKA

Ardani, A. (2014, November 30). Definisi Perikanan. Scribd. helpo_prayor.


Retrieved from SCRIBD:
https://www.scribd.com/doc/248688083/DEFINISI-PERIKANAN
Badan Pusat Statistik (BPS). (2014, January). Laju Pertumbuhan Kumulatif
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2011-2013.
Retrieved from Badan Pusat Statistik (BPS):
https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/02/09/1139/-seri-2010-laju-
pertumbuhan-kumulatif-produk-domestik-bruto-menurut-lapangan-usaha-
persen-2011-2013.html
Badan Pusat Statistik (BPS). (2017, January). Laju Pertumbuhan Kumulatif
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2014-2016.
Retrieved from Badan Pusat Statistik (BPS):
https://www.bps.go.id/dynamictable/2016/02/09/1138/-seri-2010-laju-
pertumbuhan-kumulatif-produk-domestik-bruto-menurut-lapangan-usaha-
persen-2014-2016.html
Badan Pusat Statistik (BPS). (2018, April). Laju Pertumbuhan Kumulatif Produk
Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2017 - 2018.
Retrieved from Badan Pusat Statistik (BPS):
https://www.bps.go.id/dynamictable/2017/05/05/1253/-seri-2010-laju-
pertumbuhan-kumulatif-produk-domestik-bruto-menurut-lapangan-usaha-
persen-2017---2018.html
International Trade Statistics (ITC). (2018). Trade Map - List of exporters for the
selected product Product: 03 Fish and crustaceans, molluscs and other
aquatic invertebrates. Retrieved from International Trade Statistics (ITC):
https://www.trademap.org/tradestat/Country_SelProduct_TS.aspx?
nvpm=1|||||03|||2|1|1|2|2|1|2|1|1
Kartikasari, D. (2017). The Effect of Export, Import and Investment to Eco.
International Journal of Economics and Financial Issues, VII(4), 663-667.
Kemeterian Kelautan dan Perikanan. (2018, January 19). Produktivitas Perikanan
Indonesia. Forum Merdeka Barat 9 Kementerian Komunikasi dan
Informatika. Jakarta, Indonesia: Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia.
Lindert, P. H., & Kindleberger, C. P. (1990). Ekonomi Internasional
(International Economics) (8th ed.). (B. Abdullah, Trans.) Jakarta:
Erlangga.
Natalia, D., & Nurozy. (2012, July). Kinerja Daya Saing Produk Perikanan
Indonesia di Pasar Global. Litbang Perdagangan, VI(1), 69-88.
Sjarif, I. N., Kotani, K., & Lin, C. Y. (2011, July). Exports and Economic Growth
in Indonesia’s Fishery Sub- Sector: Cointegration and Error-Correction
Models. The Empirical Economics Letters, X(7), 679-686.
Soelistyo. (1981). Ekonomi Internasional (2nd ed.). Yogyakarta: Liberty.
Suhana. (2017, February 19). Wahana Riset Mandiri Ekonomi Kelautan
Indonesia - 10 Negara Net Eksportir dan Net Importir Ikan Dunia 2015.
Retrieved from Data Suhana: https://suhana.web.id/2017/02/19/10-negara-
net-eksportir-dan-net-importir-ikan-dunia-2015/
Suyanto. (2010). Makroekonomika Modern. Surabaya: Revka Petra Media.
Wikipedia. (2018, June 3). Indonesia. Retrieved from Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

Anda mungkin juga menyukai