Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KASUS DIABETES MELITUS (DM)

Disusun Oleh :

DEWI NURINDI ISA


012141015

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS BINAWAN
2021
1. Concept Map DM

KLASIFIKASI DM MANIFESTASI KLINIS


1. DM Tipe 1 : ditandai dengan destruksi sel- Poliuria, polydipsia, anoreksia, polifagia,
sel beta pankreas akibat faktor genetik, keletihan, kelemahan, kulit kering, lesi kulit
atau luka yang lambat sembuhnya, rasa gatal
imunologis, dan juga lingkungan
pada kulit, sakit kepala, mengantuk, gangguan
2. DM Tipe 2 : disebabkan karena adanya pada aktivitas disebabkan oleh kadar glukosa
penurunan sensitivitas terhadap insulin intrasel yang rendah, kram, gangguan
(resistensi insulin) atau akibat penurunan penglihatan, kesemutan, mual, diare, dan
jumlah insulin yang diproduksi konstipasi.

ETIOLOGI PROGNOSIS
DEFINISI DM 1. Hipoglikemia : keadaan dimana glukosa
1. DM Tipe 1 : Faktor genetik, faktor autoimun dalam darah mengalami penurunan dibawah
Diabetes melitus adalah suatu gangguan
dan faktor lingkungan 50 sampai 60 mg/dL
metabolik yang ditandai dengan 2. Ketoasidosis diabetes : keadaan yang
2. DM Tipe 2 : usia, obesitas, makanan, peningkatan kadar glukosa darah ditandai dengan asidosis metabolic akibat
aktivitas fisik, dan GDM (diabetes (hiperglikemia) akibat kerusakan pada pembentukan keton yang berlebih.
sekresi insulin dan kerja insulin 3. Sindrom nonketotik hiperosmolar : terjadi
gestasional) ganagguan metabolisme yang menyebabkan
kadar glukosa dalam darah sangat tinggi

PATOFISIOLOGI PENATALAKSANAAN
1. DM Tipe 1 : Terjadi penurunan sekresi 1. Terapi farmakologis :
insulin akibat autoantibodi yang merusak Diberikan obat antihiperglikemia oral dan
sel-sel pulau Langerhans pada pankreas. injeksi insulin
2. DM Tipe 2 : berawal dari resistensi insulin, 2. Terapi non farmakologis :
penurunan sekresi insulin dan peningkatan Memberikan edukasi yang digunakan
produksi glukosa hatiberlanjut pada sebagai pengelolaan DM secara holistic,
diabetes berat dengan hiperglikemia saat terapi nutrisi, latihan jasmani dan olahraga
puasa dan kegagalan sel beta.
2. Komplikasi akut dan kronis pada DM
a. Komplikasi Akut
1) Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah penderita
terlalu rendah. Kondisi ini bisa terjadi apabila penderita melakukan
aktivitas fisik (olahraga) yang berat namun makanan yang dikonsumsi
terlalu sedikit. Biasanya badan akan terasa lemas, pusing, gemetar,
berkeringat dan detak jantung menjadi lebih cepat. Bahkan pada kondisi
tertentu dapat menyebabkan si penderita pingsan.
Jika terjadi hal seperti ini, segera hentikan aktivitas yang sedang
dilakukan, minum segelas teh manis atau kulum beberapa butir permen,
dan segera bawa ke rumah sakit jika mengalami pingsan.
2) Ketoasidosis
Ketoasidosis merupakan kondisi di mana kadar gula darah penderita
justru terlalu tinggi tetapi hormon insulin di dalam tubuh tidak cukup.
Jadi tubuh terpaksa menggunakan lemak sebagai sumber pembentukkan
energi. Hasil proses tersebut menghasilkan zat yang bernama keton.
Dalam jumlah cukup banyak Keton akan berbahaya bagi tubuh, bisa
membuat pingsan bahkan bisa berujung kepada kematian.
3) Komplikasi kronis
b. Komplikasi kronis
Selain komplikasi akut ada komplikasi kronis yang mengintai para
penderita diabetes jika tidak ditangani dengan benar. Memang, tidak seperti
komplikasi akut komplikasi kronis bisa memakan waktu berbulan-bulan
hingga tahunan untuk terlihat efeknya. Tetapi komplikasi kronis ini justru
bisa fatal akibatnya, karena bisa mengakibatkan disabilitas kepada
penderita.
Komplikasi kronis ini berkaitan dengan gangguan vaskular, yaitu
komplikasi mikrovaskular, komplikasi makrovaskular dan komplikasi
neurologis
1) Komplikasi mikrovaskular
a) Retinopati diabetika
Kecurigaan akan diagnosis DM terkadang berawal dan gejala
berkurangnya ketajaman penglihatan atau gangguan lain pada mata
yang dapat mengarah pada kebutaan. Retinopati diabetes dibagi dalam
2 kelompok, yaitu Retinopati non proliferatif dan Proliferatif.
Retinopati non proliferatif merupkan stadium awal dengan ditandai
adanya mikroaneurisma, sedangkan retinoproliferatif, ditandai dengan
adanya pertumbuhan pembuluh darah kapiler, jaringan ikat dan
adanya hipoksia retina.
Pada stadium awal retinopati dapat diperbaiki dengan kontrol gula
darah yang baik, sedangkan pada kelainan sudah lanjut hampir tidak
dapat diperbaiki hanya dengan kontrol gula darah, malahan akan
menjadi lebih buruk apabila dilakukan penurunan kadar gula darah
yang terlalu singkat.
b) Nefropati diabetika
Diabetes mellitus tipe 2, merupakan penyebab nefropati paling
banyak, sebagi penyebab terjadinya gagal ginjal terminal. Kerusakan
ginjal yang spesifik pada DM mengaikibatkan perubahan fungsi
penyaring, sehingga molekul-molekul besar seperti protein dapat lolos
ke dalam kemih (mis. Albuminuria). Akibat nefropati diabetika dapat
timbul kegagalan ginjal yang progresif. Nefropati diabetic ditandai
dengan adanya proteinuri persisten ( > 0.5 gr/24 jam), terdapat retino
pati dan hipertensi. Dengan demikian upaya preventif pada nefropati
adalah kontrol metabolisme dan kontrol tekanan darah.
2) Komplikasi makrovaskular
a) Stroke
Aterosklerosis serebri merupakan penyebab mortalitas kedua
tersering pada penderita diabetes. Kira-kira sepertiga penderita stroke
juga menderita diabetes. Stroke lebih sering timbul dan dengan
prognosis yang lebih serius untuk penderita diabetes.
b) Penyakit pembuluh darah
Proses awal terjadinya kelainan vaskuler adalah adanya
aterosklerosis, yang dapat terjadi pada seluruh pembuluh darah.
Apabila terjadi pada pembuluh darah koronaria, maka akan
meningkatkan risiko terjadi infark miokar, dan pada akhirnuya terjadi
payah jantung. Kematian dapat terjadi 2-5 kali lebih besar pada
diabetes disbanding pada orang normal. Risiko ini akan meningkat
lagi apabila terdapat keadaan keadaan seperti dislipidemia, obes,
hipertensi atau merokok. Penyakit pembuluh darah pada diabetes lebih
sering dan lebih awal terjadi pada penderita diabetes dan biasanya
mengenai arteri distal (di bawah lutut). Pada diabetes, penyakit
pembuluh darah perifer biasanya terlambat didiagnosis yaitu bila
sudah mencapai fase IV. Faktor factor neuropati, makroangiopati dan
mikroangiopati yang disertai infeksi merupakan factor utama
terjadinya proses gangrene diabetik. Pada penderita dengan gangrene
dapat mengalami amputasi, sepsis, atau sebagai factor pencetus koma,
ataupun kematian.
3) Komplikasi neurologis
Umumnya berupa polineuropati diabetika, kompikasi yang sering
terjadi pada penderita DM, lebih 50 % diderita oleh penderita DM.
MAnifestasi klinis dapat berupa gangguan sensoris, motorik, dan
otonom. Proses kejadian neuropati biasanya progresif di mana terjadi
degenerasi serabut-serabut saraf dengan gejala-gejala nyeri atau bahkan
baal. Yang terserang biasanya adalah serabut saraf tungkai atau lengan.
Neuropati disebabkan adanya kerusakan dan disfungsi pada struktur
syaraf akibat adanya peningkatan jalur polyol, penurunan pembentukan
myoinositol, penurunan Na/K ATP ase, sehingga menimbulkan
kerusakan struktur syaraf, demyelinisasi segmental, atau atrofi axonal.
3. Masalah keperawatan pada kasus DM
a. Nyeri akut (D.0077)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berinsensitas ringan hingga berat ysng berlangsung kurang dari
3 bulan
Penyebab : Agen pencedera fisiologis (inflamasi)
Gejala dan tanda mayor
Subjektif : mengeluh nyeri
Objektif : -
Gejala dan tanda minor :
Subjektif : -
Objektif : nafsu makan berubah
b. Nausea (D.0076)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
Definisi : Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau
lambung yang dapat menyebabkan muntah
Penyebab : Iritasi lambung
Gejala dan tanda mayor
Subjektif : Mengeluh mual, merasa ingin muntah, tidak berminat makan
Objektif : -
Gejala dan tanda minor :
Subjektif : -
Objektif : -
c. Ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi dan Cairan
Definisi : Variasi kadar glukosa darah naik/turun dari rentang normal
Penyebab : Resistensi insulin
Gejala dan tanda mayor
Subjektif : Lelah atau lesu
Objektif : Kadar glukosa dalam darah tinggi
Gejala dan tanda minor :
Subjektif : -
Objektif : -
4. Edukasi manajemen pola hidup pasien DM
Self management merupakan kemampuan seseorang agar lebih baik dalam
pengelolaan penyakit kronis agar dapat memaksimalkan kesehatannya dan
kesejahteraannya, sedangkan kualitas hidup merupakan tolok ukur ideal yang
sering dipakai dalam kondisi penyakit kronik, pengukuran konseptual yang
dapat dilakukan mencakup kemampuan seseorang untuk mandiri dalam
melakukan kegiatan sehari-hari, kelangsungan hidup serta kesejahteraan
(Chaidir et al., 2017). Self Management yang efektif didapatkan jika seseorang
mempunyai ketrampilan dan pengetahuan untuk melakukan pengelolaan DM
secara mandiri.
Self management yang dilakukan secara konsisten dapat mengontrol
ketidakstabilan kadar gula darah, meminimalkan komplikasi dan meningkatkan
kualitas hidup penderitanya (Mulyani, 2016). Penurunan kualitas hidup pada
penderita DM sering disebabkan karena penderita tidak konsisten melakukan
manajemen diri, sehingga mempengaruhi kesehatan fisik, kesehatan
psikososial dan hubungan dengan lingkungan sekitar (Kusniawati, 2011).
Tindakan self management yang dapat dilakukan oleh penderita DM yaitu :
a. Latihan jasmani
Latihan jasmani merupakan upaya awal penatalaksanaan DM (Putri,
2016; Rondonuwu, Rompas, & Bataha, 2016). Latihan jasmani yang
dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kontrol glikemik dan
meningkatkan kualitas hidup (Panjaitan, 2013). Penderita DM dapat
melakukan olahraga sebanyak tiga kali seminggu dengan durasi 30 menit,
efeknya akan meningkatkan efektivitas insulin selama 24-72 jam. Hal ini
terjadi karena latihan jasmani dengan intensitas cukup dapat mengendalikan
gula darah secara efektif (Putri, 2016).
b. Pola makan
Mengatur pola makan, seseorang yang tidak dapat mengatur pola
makannya akan menyebabkan ketidakstabilan gula darah (Susanti & Bistara,
2018). Mengatur perencanaan makanan yang meliputi jadwal makan, jenis
makanan, dan jumlah kalori yang dimakan, akan berdampak positif yaitu
penderita DM memiliki nutrisi yang baik dan mampu mempertahankan
kadar glukosa darah dalam batas normal (Setiyorini & Wulandari, 2017).
Self management berikutnya yaitu penggunaan terapi obat hipogikemik oral,
terapi insulin atau kombinasi keduanya. Menurut penelitian yang dilakukan
(Kholifah, 2014) kepatuhan minum obat dalam penerapan self management
dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan kesehatan mengenai
dosis obat, jenis obat yang biasa dikonsumsi penderita DM dan dampak
apabila minum obat secara teratur.
c. Memonitor gula darah
Hal ini dapat menjaga kualitas hidup penderita DM dan menghambat laju
timbulnya komplikasi. Berdasarkan hasil penelitian, monitoring gula darah
yang dilakukan secara teratur, risiko morbiditas (kesakitan), dan komplikasi
akan turun sampai 32%. Sementara angka kematian atau mortalitasnya turun
sampai 51%.
DAFTAR PUSTAKA

Alfiyah. 2015. BAB II DM. Online : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/159/jtp


tunimus-gdl-nurfitriwi-7914-3-babii.pdf
Betteng Richardo et al, 2014. Analisis Faktor Resiko Penyebab Terjadinya
Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Dipuskesmas
Wawonasa. Jurnal eBiomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014. https://
media.neliti.com/media/publications/68709-ID-analisis-faktor-resiko-
penyebab-terjadin.pdf
Chobir, Iqbal Muhammad. (2015). Hubungan Perilaku Personal Hygiene Dengan
Gejala Infeksi Luka Gangren Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Puskesmas Kali Rungkut Surabaya. Online : http://digilib.unusa.ac.id/data
_pustaka-12580.html
Jahja Riawati dr., 2018. Patofisiologi DM tipe 1. Online :
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/diabetes-mellitus-
tipe-1/patofisiologi
Kowalak, 2011. Diabetes Melitus. Online : http://repository.unimus.ac.id/973/3/B
AB%20II.pdf
Price Sylvia A, Wilson Lorraine. 2014. Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC, 2005. Perpustakaan nasional : Katalog
dalam terbitan (KDT)
Regita Gebrila Rondonuwu. 2016. Hubungan Antara Perilaku Olahraga Dengan
Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolaang Kecamatan Langowan Timur. ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume
4 Nomor 1, Mei 2016. Online : https://media.neliti.com/media/publications/1
10128-ID-hubungan-antara-perilaku-olahraga-dengan.pdf
Smeltzer et al, 2013. Diabetes Melitus. Online : http://repository.unimus.ac.id/973
/3/BAB%20II.pdf
Sujana Rima Christine et al. 2015. Peningkatan Kesejahteraan Psikologis Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Menggunakan Group Positive
Psychotherapy. Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 7 No. 2 Desember 2015.
Online : https://media.neliti.com/media/publications/103891-ID-peningkatan-
kesejahteraan-psikologis-pad.pdf
Sumaryana I Wayan , 2012. Patogenesis Dan Patofisiologi Diabetes Melitus.
Dalam jurnal Ghayut, https://www.scribd.com/doc/118068453/Patogenesis-
Dan-Patofisiologi-Diabetes-Melitus
Wahyuni sri & Alkaff raihana, 2013. DIABETES MELLITUS PADA
PEREMPUAN USIA REPRODUKSI DI INDONESIA TAHUN 2007. Jurnal
Kesehatan Reproduksi Vol. 3 No 1, April 2013 : 46 – 51.
https://media.neliti.com/media/publications/107315-ID-diabetes-mellitus-
pada-perempuan-usia-re.pdf
Luthfa Iskim, Fadhilah Nurul. 2019. Self Management Menentukan Kualitas
Hidup Pasien Diabetes Mellitus. E-ISSN - 2477-6521 Vol 4(2) Juni 2019
(397-405) Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan. DOI:
http://doi.org/10.22216/jen.v4i2.4026 . Diakses online :
https://www.researchgate.net/publication/334467688_Self_Management_Me
nentukan_Kualitas_Hidup_Pasien_Diabetes_Mellitus/fulltext/5d2cbd03a6fdc
c2462e2f468/Self-Management-Menentukan-Kualitas-Hidup-Pasien-
Diabetes-Mellitus.pdf
Hikmat Permana. 2020. Komplikasi Kronik Dan Penyakit Penyerta Pada
Diabetesi . diakses online : https://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/09/kompilasi_kronik_dan_penyakit_penyerta_pada_dia
betesi.pdf
Gendhis Manis. 2020. Komplikasi DM. diakses online :
https://www.gendhismanis.id/komplikasi.html

Anda mungkin juga menyukai