Anda di halaman 1dari 39

CHART PATTERN

By Japrut Empire
Apa Itu Chart Pattern?
Dalam Bahasa Indonesia, arti Chart Pattern adalah pola-pola formasi
pergerakan pada grafik harga. Sekilas, dari pengertian ini berarti
Anda akan mengamati formasi-formasi harga sebagai petunjuk
untuk mengeksekusi Market Order, entah itu Buy atau Sell.

Chart Pattern adalah suatu pola grafik harga yang terjadi secara
berulang, sehingga polanya bisa digunakan untuk memprediksi
kemana harga akan bergerak. Chart Pattern sangat penting dalam
analisa teknikal, karena selain bisa mendeteksi arah harga, pola ini
juga bisa diamati di semua timeframe, mulai dari menitan hingga
bulanan.
Jika dicermati, ada sebuah pola harga yang terbentuk pada chart di atas. Harga terlihat berulang kali
mencoba mendaki, tapi berkali-kali memantul saat mencapai puncaknya di sekitar area Resistance.

Setelah dua kali berusaha mencapai puncak, harga membentuk pola Double Top. Dari situ, harga terjun
ratusan pip hingga beberapa hari kemudian. Wah, seandainya Anda pasang posisi Sell dari sinyal trading
pola harga tadi, bisa terlihat jelas potensi keuntungannya.
Sekali lagi perlu digarisbawahi, daya tarik utama dari analisa Chart Pattern adalah kemunculan berulang
dari formasi-formasi harga tertentu. Jadi, suatu formasi harga dapat muncul secara berkali-kali dalam satu
pair ber-timeframe sama atau berbeda.

Catat juga, bahwa reaksi pasar tidak selalu sama terhadap satu pola tertentu. Karena, semakin jelas
terbentuknya suatu pola harga, semakin kuat pula sentimen pasar terhadap pola harga tersebut. Misalnya,
meskipun secara textbook suatu pola diajarkan memiliki kemungkinan besar untuk memprediksikan harga
ke satu arah saja, tapi dalam kenyataannya ada pemain pasar justru memanfaatkan pola harga untuk
menjebak trader pemula.

Ragam Chart Pattern


Sudah pernah dengar istilah Triangle? Atau Head & Shoulder? Atau malah
belum pernah sama sekali? Memang, pengertian Chart Pattern bermacam-
macam. Supaya mudah diingat, Chart Pattern umumnya dikategorikan menjadi
dua macam:

Reversal Pattern (pola pembalikan arah)


Continuation Pattern (pola penerusan trend)

Selanjutnya akan dijelaskan tentang dua macam


Chart Pattern ini
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

Pola harga ini memberikan sinyal bahwa harga memiliki kemungkinan besar untuk berbalik arah dari
tren utama sebelumnya. Artinya, pola-pola harga dalam kategori ini dapat memberikan sinyal awal
kapan Anda dapat menjual di titik harga tertinggi atau membeli di level harga terendah. Sangat
menguntungkan, bukan?

- Double Top
Double Top adalah sebuah bentuk sinyal pembalikan arah setelah harga
pasangan mata uang bergerak naik ke atas sampai harga tertingginya
(puncak pertama) kemudian balik turun hingga menyentuh neckline, yang
menjadi support, dan kembali lagi naik dengan harga di kisaran harga
tertinggi sebelumnya (puncak kedua).

Pola Double Top fokus tentang bagaimana harga membentuk dua puncak
dengan ketinggian nyaris sama. Dalam penjelasannya, pasar sudah
berusaha mendorong harga naik, tapi ternyata berulang kali mentok di
level harga tertinggi, lalu harga kembali menurun dari puncak tersebut.
- Contoh Double Top
TOP #1 TOP #2
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

- Double Bottom
Double Bottom adalah Adalah sebuah sinyal pembalikan arah (kebalikan
dari Double Top) yang terjadi setelah beberapa saat pasar mengalami
downtrend yang kuat. Jadi Double Bottom ini terbentuk setelah pasar yang
mengalami downtrend kuat membentuk harga terendah (lembah
pertama) kemudian kembali naik (koreksi) sampai batas resistance
(neckline) kemudian turun kembali membentuk harga terendah kedua
(lembah kedua) dengan harga sekitar harga terendah kedua.

Pola Double Bottom ini menampilkan usaha seller untuk menekan harga,
namun berulang kali pula menemukan pertahanan kuat di level harga
terendahnya. Jadi harga terlihat kembali membentuk lembah di kisaran
harga tersebut.
- Contoh Double Buttom
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

- Triple Top
Triple Top adalah pola grafik pembalikan yang menandakan bahwa harga tidak
kuat untuk naik lebih tinggi. Pola ini berbentuk tiga top yang berada pada
rentang harga yang hampir sama. Triple top valid apabila harga telah berhasil
melewati nickline yang tidak lain adalah support terakhir yang terbentuk.
- Contoh Triple Top
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

- Triple Bottom
Triple bottoms adalah pola grafik pembalikan yang menandakan bahwa harga tidak dapat
untuk naik turun lebih rendah. Pola ini berbentuk tiga bottom yang berada pada rentang harga
yang hampir sama. Triple bottoms valid apabila harga telah berhasil melewati neckline.
- Contoh Triple Bottom
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

-Head And Shoulder


Head And Shoulder adalah pola yang seolah-olah membentuk kepala dan bahu (kiri dan kanan). Pola head
and shoulders sering ditemui ketika uptrend dan merupakan indikasi bahwa setelah pola ini terbentuk ada
kemungkinan harga akan berubah menjadi downtrend.
- Contoh Head & Shoulder

RIGHT
LEFT
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

-Inverted Head And Shoulder


Inverted Head And Shoulder adalah kebalikan dari Pola head and shoulders, sering ditemui ketika
downtrend dan merupakan indikasi bahwa setelah pola ini terbentuk ada kemungkinan harga akan
berubah menjadi uptrend.
- Contoh Inverted Head And Shoulder

TARGET
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

- Falling Wedge
Pengertian Chart Pattern ini cukup sederhana; jika harga sudah mulai tampak mengerucut ke bawah
berarti ada potensi bahwa harga akan berbalik mendaki. Falling Wedge juga sering muncul pada
grafik harga.
- Contoh Falling Wedges
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

- Rising Wedge
Sederhananya, pola harga ini adalah versi Bearish dari Falling Wedge. Kalau harga mengerucut ke
atas, maka ada potensi kalau nantinya pasar akan membalas dengan aksi Sell-Off.
- Contoh Rising Wedges

Entry SELL ketika


Breakdown

TARGET
1. Reversal Pattern (pola pembalikan arah)

- Rounding Bottom
Rounding Bottom adalah formasi batang-batang Candlestick yang mengindikasikan potensi besar
bahwa harga akan berbalik arah. Secara visual, pola harga Rounding Bottom tampak seperti
mangkuk atau lengkungan pada lingkaran.
- Contoh Rounding Bottom

Entry BUY
ketika Breakout
2. Continuation Pattern (pola penerusan trend)
Berbeda dengan pola-pola Chart Pattern Reversal, kali ini pola harga memberikan aba-aba bahwa trend
masih akan berlanjut meskipun sempat berbalik arah. Hal ini cukup lazim terjadi terutama karena
pergerakan pasar sering mengalami retracement.

- Flag
Sekilas, formasi harga dari pola ini mirip dengan tool Trendline Channel. Memang betul, pola Flag dan
Channel Trend sering digunakan trader untuk mengawasi potensi breakout dari batas Resistance atau
Support (garis diagonal).
- Contoh Flag
2. Continuation Pattern (pola penerusan trend)

- Pennant
Pola Pennant menyorot potensi pergerakan harga untuk menembus harga setelah periode
konsolidasi. Sekilas pola ini mirip dengan pola Wedges, tapi letak perbedaannya adalah
derajat kemiringannya. Pola Wedge akan condong ke salah satu arah, sedangkan Pola
Pennant nyaris simetris.
- Contoh Pennant
2. Continuation Pattern (pola penerusan trend)

- Symmetrical Triangle
Pola ini juga tampak nyaris serupa dengan pola Pennant, jadi apa bedanya?
Perbandingannya, pola ini biasanya membutuhkan lebih banyak candlestick untuk
menyelesaikan formasinya. Umpamanya Pennant bisa terbentuk dari beberapa candle saja,
maka pola Symmetrical Triangle bisa memakan dua kali total candle untuk menyelesaikan
formasinya.

Kedua, dibanding pola Pennant, pola ini bisa dibilang lebih "plin-plan", karena harga bisa
saja breakout ke atas atau ke bawah.
- Contoh Symmetrical Triangle

TARGET
2. Continuation Pattern (pola penerusan trend)

- Ascending Triangle
Perhatikan perbedaan Chart Pattern ini dengan pola segitiga sama sisi sebelumnya. Pada
pola Ascending Triangle, harga mengerucut ke atas, tapi terus terbentur pada kisaran
Resistance yang sama. Begitu harga menembus Resistance, muncullah sinyal Buy kuat.
- Contoh Ascending Triangle
2. Continuation Pattern (pola penerusan trend)

- Descending Triangle
Bila Ascending Triangle menyiratkan sinyal Buy. Sebaliknya, pola Descending Triangle
mengindikasikan peluang jual setelah harga menembus Support.
- Contoh Descending Triangle
2. Continuation Pattern (pola penerusan trend)

- Rectangle
Nah, kalau harga bolak-balik memantul, jadi belum jelas mana Top dan Bottomnya,
bisa jadi Anda sedang menemui pola harga Rectangle.
- Contoh Rectangle
2. Continuation Pattern (pola penerusan trend)

- Cup With Handle


Chart Pattern dengan bentuk mirip cangkir ini. Pola harga ini bentuknya mirip dengan
Rounding Bottom, tapi letak perbedaannya adalah adanya konsolidasi harga pada
"pegangan"-nya.
- Contoh Cup and Handle
Kelebihan Dan kekurangan Price Pattern

Tentu saja, seperti metode-metode lainnya, analisa Contohnya kasusnya akan lebih mudah dibayangkan
teknikal menggunakan Chart Pattern punya dengan ilustrasi skenario trading harian:
kelebihan dan kekurangan. Anton adalah seorang trader pemula, dia hanya
mengandalkan sinyal trading dari sekumpulan
1. Keunggulan Chart Pattern indikator konvensional seperti MACD, RSI,
Analisa teknikal dengan mengamati formasi harga Bollinger Band, dan sejenisnya. Sayangnya,
memiliki kelebihan utama dari sisi kepraktisan dan karena dia terlalu bergantung pada indikator-
kesederhanaannya. Jadi, kalau dulunya Anda hanya indikator tersebut – sedangkan setiap indikator
mengandalkan setumpuk Indikator untuk mendapat punya persyaratan sendiri-sendiri – dia hanya
sinyal trading, sekarang Anda bisa membersihkan mampu bertrading di segelintir Pair Mayor saja.
tampilan chart dengan menyeleksi formasi-formasi Bedakan dengan Budi. Dia sudah berpengalaman
harga berakurasi tinggi saja. menggunakan analisa teknikal murni dengan
mencermati pola-pola harga. Karena dia sudah
Mengenai akurasi, Chart Pattern memang dikenal tidak memerlukan bantuan indikator, dia dapat
subyektif. Namun jika sudah dikuasai, Anda dapat menyisir sekumpulan pasangan mata, mulai dari
membuat keputusan trading dengan cepat hanya Mayor, Minor, Cross sampai Komoditas seperti
melalui observasi terbentuknya pola-pola harga Oil dan Gold untuk menemukan peluang trading
tertentu. Idealnya, metode ini efektif digunakan oleh terbaik.
para trader dengan keinginan untuk menyaring
peluang trading pada pair dan Timeframe apapun,
dengan proses analisa cepat.
2. Kelemahan Chart Pattern

Sayangnya, kelemahan terbesar analisa teknikal dengan pola- Ketiga, masih berkenaan dengan akurasi, sinyal
pola harga adalah subyektivitasnya. Antara satu trader dengan Chart Pattern dapat dikombinasikan dengan
trader lainnya dapat saja berangkat dari pengertian Chart Pattern indikator pendukung untuk meningkatkan
berbeda-beda, meskipun pair, timeframe sampai brokernya juga kualitasnya. Hanya saja perlu diingat,
sama persis. Jangan heran kalau satu trader mendapat sinyal menambahkan tumpukan indikator tidak serta
Buy, tapi trader lainnya malah dapat sinyal sebaliknya pada chart merta menjadikan akurasi sinyal Chart Pattern
yang sama. menjadi 100%.

Masalahnya baru terjadi jika Anda menggunakan referensi pola


harga dari trader lain sebagai acuan trading tanpa
mempertimbangkan sistem trading pribadi.

Pertama, pola-pola harga tertentu membutuhkan waktu holding


lama, misalnya seperti Rounding Bottom yang umumnya
ditujukan untuk trading jangka panjang. Bayangkan saja kalau
Anda adalah Scalper, akumulasi floating minus bisa saja
membuat Anda menutup posisi lebih awal sebelum harga
berbalik arah kembali.

Kedua, akurasi pola harga bergantung dari disiplin dalam


menuruti kriteria pembentukan pola harga tertentu. Ada
beberapa trader lebih menyukai teknik identifikasi Chart Pattern
secara bebas, jadi ada beberapa persyaratan agak melenceng
dari posisi seharusnya. Tujuannya supaya dia mendapat sinyal
lebih cepat dengan mengorbankan tingkat akurasi.

Anda mungkin juga menyukai