MODUL I
“REAKSI ALERGI KARENA TERAPI INJEKSI”
KELOMPOK 3 (TIGA) :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
TAHUN 2020
A. SKENARIO
Skenario 2
“REAKSI ALERGI KARENA TERAPI INJEKSI”
B. KALIMAT KUNCI
1) Seorang wanita 28 tahun
2) Menderita radang tenggorokan
3) Kebiasaan belum merasa sembuh jika belum disuntik
4) Dokter menginjeksi pasien dengan streptomycin
5) Alergi terhadap obat penisilin
6) Setelah diberikan obat anti alergi Ny. Rosalia lemas dan tekanan darahnya semakin
rendah
7) Dokter merujuk pasien ke RSU yang berjarak 5 km untuk mendapatkan perawatan
8) Setelah 15 menit sampai di RSU pasien tidak dapat tertolong lagi
9) Dokter melakukan pendekatan ke keluarga pasien dan keluarga pasien dapat
menerima
10) Beberapa hari kemudian suami dari pasien melaporkan kejadian tersebut ke polisi
C. LEARNING OBJECT
1. Mengetahui dilema etik dan cara menanggapi kasus ini
2. Mengetahui dilema etik sentral pada kasus ini, dimana pada satu pihak anda sebagai
dokter dan di lain pihak anda sebagai keluarga pasien
3. Mengetahui KDB dan etika klinik Jonsen Siegler berkaitan dengan kasus
4. Mengetahui isu hukum dan HAM serta prespektif agama
5. Mengetahui akibat dari keterbatasan fasilitas yang masih kurang di pelosok-pelosok
6. Mengetahui pentingnya memberikan infomed consent kepada pasien sebelum
melakukan tindakan pengobatan
D. JAWABAN
1. DILEMA ETIK PADA KASUS
o Dokter menuruti permintaan pihak suami agar diberikan suntik kepada pasien,
karena itu merupakan budaya mereka baik dalam kondisi sakit ringan maupun
berat, sehingga dokter segera memberikan injeksi
o Dokter dilema mengenai pemberian obat anti alergi yang tidak kunjung
menunjukan adanya perubahan terhadap kondisi pasien
o Dokter tidak memberikan pengobatan lain selain berupa injeksi karena itu
merupakan permintaan pihak keluarga, sampai di akhir pengobatan pun tetap
berupa injeksi/suntikan
o Ketika dr.sendana mengirim pasiennya ke RSU Pohon Bambu yang berjarak
sekitar 5 km dari desa tersebutKeadaan transportasi di Kecamatan Batang Bambu
belum baik, sehingga menyebabkan tidak mudah untuk mendapatkan kendaraan
yang bisa mengantarkan ke rumah sakit dengan cepat.Akhirnya setelah 15 menit
pasien sudah tidak tertolong lagi.
TIDAK KETERANGAN
KRITERIA ADA
ADA
1) Mengutamakan altruisme yaitu menolong Pada skenario tidak ditunjukan
tanpa pamrih, rela berkorban untuk secara rinci mengenai
kepentingan orang lain alturisme
2) Menjamin nilai pokok harkat dan Pada skenario terlihat dokter
martabat manusia. sendana yang menghargai
keputusan dari suami pasien
3) Memandang pasien / keluarga/ sesuatu Pada skenario ini tidak
tak hanya sejauh Menguntungkan dokter. dijelaskan mengenai ini
4) Mengusahakan agar kebaikan Pada skenario dokter sudah
/manfaatnya lebih banyak dibandingkan berusaha memulihkan kondisi
dengan keburukannya. pasien dengan cara
menginjeksi obat anti alergi
5) Paternalisme bertanggung jawab/berkasih Pada skenario dokter
sayang berusaha melakukan segala
cara untuk memulihkan
kondisi pasien
6) Manjamin kehidupan- baik- minimal Pada skenario dokter tidak
manusia menjaminkan kesembuhan
pada pasien
7) Pembatasan goal-based. Pada skenario ini tidak
ditunjukkan
8) Maksimalisasi pemuasan Pada skenario dokter sudah
kebahagiaan/preferensi pasien. memaksimalkan segala usaha
9) Minimalisasi akibat buruk. Pada skenario dokter
menginjeksi dengan obat anti
alergi malah memperburuk
kondisi dari pasien
10) Kewajiban menolong pasien gawat – Pada skenario dokter sudah
darurat berusaha mengambil tindakan
11) Menghargai hak-hak pasien secara Pada skenario dokter sudah
keseluruhan. memenuhi keinginan dari
pasien dengan menginjeksi
12) Tidak menarik honorarium diluar Pada skenario tidak dijelaskan
kepantasan. mengenai ini
13) Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara Pada skenario dokter sudah
keseluruhan. berusaha sebaik mungkin
untuk memperbaiki kondisi
dari pesien
14) Mengembangkan profesi secarterus- Pada skenario tidak
menerus. membahas mengenai ini
15) Memberikan obat berkhasiat namun Pada skenario tidak
murah membahas mengenai ini
16) Menerapkan Golden Rule Principle. Pada skenario tidak
membahas mengenai ini
Non maleficence
12) Tidak melindungi pasien dari serangan. Pada skenario tidak ditunjukkan
13) Tidak melakukan white collar crime Pada skenario tidak ditunjukkan
dalam bidang kesehatan/kerumah sakitan
yang merugikan pihak pasien dan
Keluarganya.
Autonomy
TIDAK KETERANGAN
KRITERIA ADA
ADA
1) Menghargai hak menentukan nasib Pada skenario terlihat suami
sendiri,menghargai martabat pasien pasien yang menentukan
sendiri pengobatannya
2) Tidak mengintervensi pasien dalam Pada skenario dokter hanya
membuat keputusan (pada kondisi elektif) melakukan pengobatan sesuai
dengan kemauaan pasien
3) Berterus terang Pada skenario dokter dalam
mengambil keputusan tidak
dengan cara tersembunyi atau
diam- diam
4) Menghargai privasi Pada skenario tidak tunjukkan
5) Menjaga rahasia pasien Pada skenario tidak tunjukkan
6) Menghargai rasionalitas pasien Pada skenario tidak tunjukkan
7) Melaksanakan informed consent. Pada skenario dokter tidak
melakukan infomed consent
8) Membiarkan pasien dewasa dan Pada skenario dokter
kompeten mengambil keputusan sendiri. membiarkan suami pasien
mengambil keputusan
sendirinya
9) Tidak mengintervensi atau menghalangi Pada skenario dokter tidak
autonomi pasien. menghalangi hak autonomi
pasien saat pengambilan
keputusan
10) Mencegah pihak lain mengintervensi Pada skenario dokter tidak
pasien dalam membuat keputusan , mencegah suami pasien dalam
termasuk keluarga pasien sendiri. pengambilan keputusan
mengenai proses pengobatan
11) Sabar menunggu keputusan yang akan Pada skenario tidak
diambil pasien pada kasus non emergensi. ditunjukkan
12) Tidak berbohong ke pasien meskipun Pada skenario tidak
demi kebaikan pasien. ditunjukkan
13) Menjaga hubungan (kontrak) Pada skenario tidak
ditunjukkan
Justice
MEDICAL INDICATION
QUALITY OF LIFE
NO PERTANYAAN ETIK ANALISA
PATIENT PREFERENCES
CONTEXTUAL FEATURES
4 Apakah ada factor relegius dan Ada, budaya mereka adalah banyak
budaya ? orang yang dalam sakit apapun
harus di suntik baik dalam kondisi
sakit ringan maupun berat
Perspektif Hukum
- Ketentuan tentang pemberian pertolongan dalam keadaan darurat telah tegas
diatur dalam pasal 51 UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran, di mana
seorang dokter wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan
- Pasal 51 UU No.29/2004 tentang Praktik Kedokteran, di mana seorang dokter
wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan
- Kode Etik Kedokteran Indonesia Pasal 1
- Setiap tindakan medis harus mendapatkan persetujuan dari pasien (informed
consent). Hal itu telah diatur sebagai hak pasien dalam UU No.23/1992
tentang Kesehatan pasal 53 ayat 2 dan Peraturan Menteri Kesehatan
No.585/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis
- Analisa kasus Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Medik
Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa “Persetujuan tindakan medik kedokteran
adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya setelah
mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien
- Permenkes No. 290/Menkes/Per/III/2008 pasal 4 ayat (1) dijelaskan bahwa
“Dalam keadaan darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau
mencegah kecacatan tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran”
Prespektif Agama
- Dokter dalam berpraktek menjunjung tinggi nilai altruism atau yang dikenal
tanpa pamri dan mencari solusi terbaik dengan tujuan utama untuk
pengobatan, pencegahan, penyembuhan, dan perawatan penyakit terhadap
pasien tersebut, sama halnya dalam al-qur’an yang kita diperintahkan untuk
saling tolong menolong
- Seorang tenaga kesehatan yang mana akan menjadi ladang pahala apabila
menerapkan nilai-nilai islam didalamnya, Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
الناس
ِ ِ ِأَ ْنفَ ُعهُ ْم ل
لناس خَ ْي ُر
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR.
Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di
dalam Shahihul Jami’ no : 3289).
- Dalam Surah An-Nur ayat 22 telah dijelaskan :
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di
antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada
kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah
pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada.
Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
- Surah Al-Maidah Ayat 2
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa”
- Surah Al-Maidah ayat 32
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.”
- Dokter juga manusia biasa yang terkadang lalai dalam tugas, tapi bukan berarti
hal itu menjadi penghalang untuk tetap bekerja dengan sungguh-sungguh
Sebab
”Sesungguhnya Allah Mencintai jika salah seorang di antara kalian
mengerjakan pekerjaan kemudian dia membaguskan pekerjaannya.” (Hadis
hasan lighairihi, Ash-shahihah:1113)
”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.” (QS
al-Baqarah: 286)
- Dokter dalam berpraktek menjunjung tinggi nilai altruisme atau yang dikenal
tanpa pamri dan mencari solusi terbaik dengan tujuan utama untuk
pengobatan, pencegahan, penyembuhan, dan perawatan penyakit terhadap
pasien tersebut, sama halnya dalam Alkitab kita diperintahkan untuk saling
tolong menolong.
- Roma 15:1 “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat
dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri”
- Dokter juga manusia biasa yang terkadang lalai dalam tugas, tapi bukan berarti
hal itu menjadi penghalang untuk tetap bekerja dengan sungguh-sungguh
Pasal 25 (1), Standar Hidup yang Layak dan Jaminan Perlindungan Kesehatan:
Setiap orang berhak atas hidup yang memadai untuk kesehatan, kesejahteraan diri dan
keluarganya, termasuk atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan,
sertapelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat
pengangguran, menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau
keadaan lainnya yang mengakibatkannya kekurangan nafkah, yang berada diluar
kekuasaannnya
DAFTAR PUSTAKA
KODEKI 2012
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ/article/view/9123
https://guruppkn.com/undang-undang-yang-mengatur-tentang-ham
https://lbhyogyakarta.org/2012/08/09/setiap-orang-berhak-seha/
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjQ68z24LfoAhW97HMB
HU60CN8QFjACegQIBRAB&url=http%3A%2F%2Freferensi.elsam.or.id%2Fwp-content%2Fuploads
%2F2014%2F12%2FKESEHATAN-SEBAGAI-HAK-ASASI-
MANUSIA.pdf&usg=AOvVaw0GO6B96YUBoSLljuPtnqQz
https://muslim.or.id/45313-semangat-belajar-dan-meneliti-ilmu-kedokteran.html
https://muslim.or.id/45313-semangat-belajar-dan-meneliti-ilmu-kedokteran.html