Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa tersulit dalam masa kehisupan perempuan ditandai dengana danya masa

kehamilan. Ketika proses kehamilan, ibu akan mengalami perubahan-perubahan yang

bersifat fisiologis baik itu kondisi biologis maupun psikologis. Umumnya, seorang

ibu yang mengalami kehamilan untuk pertama kalinya akan merasa senang dan

semakin tinggi rasa ingin tahu terhadap perubahan diri dan perkembangan janin.

Namun, di saat yang sama muncul pula rasa cemas dalam diri ibu hamil (Heriani,

2016).

Fase akhir kehamilan, ibu hamil akan mengalami proses kejiwaan yang

berbeda. Pada trimester III yang sudah mendekati hari persalinan akan timbul gejolak

baru untuk menghadapi persalinan dan perasaan tanggungjawab sebagai ibu pada

pengurusan bayi yang akan dilahirkan. Saat ini kehidupan psikologis dan emosional

ibu hamil dipenuhi oleh pikiran dan perasaan mengenai persalinan dan

tanggungjawab sebagai ibu. Pada setiap masa kehamilan ibu akan mengalami

beberapa perubahan, baik perubahan fisik maupun perubahan psikologis yang cukup

spesifik sebagai reaksi dari apa yang ia rasakan pada masa kehamilan (Mezy, 2016).

Menurut RISKESDAS (2018), angka depresi pada penduduk Indonesia

sebanyak 6,1% dan hanya 9% penderita depresi yang minum obat /menjalani

pengobatan medis. Sedangkan kejadian depresi di Aceh hampir mencapai 5%.

1
2

Menurut profil kesehatan Aceh (2017), perempuan yang mengalami gangguan pada

perasaan, proses pikir dan perilaku di Aceh mencapai 2,2 juta orang. Angka kejadian

kecemasan pada ibu hamil di Indonesia mencapai 373.000.000. Sebanyak 107.000

atau 28,7% ibu hamil yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan

Dalam penelitian Dorsinta (2018) juga membahas mengenai tingkat

kecemasan menghadapi persalinan didapatkan bahwa 87% ibu hamil mengalami

cemas ringan dan 13% ibu hamil mengalami cemas sedang. Terdapat Status

hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan menghadapi persalinan dengan

status kesehatan, graviditas dan usia. Tingginya tingkat kecemasan menghadapi

persalinan dan adanya hubungan yang signifikan antara status kesehatan, graviditas

dan usia terhadap tingkat kecemasan.

Kecemasan akan berdampak negatif pada ibu hamil sejak masa kehamilan

hingga persalinan, seperti janin yang gelisah sehingga menghambat pertumbuhannya,

melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-lain. Dampak tersebut dapat

membahayakan ibu dan janin. Kecemasan merupakan salah satu faktor utama yang

berpengaruh terhadap jalannya persalinan dan berakibat pembukaan kurang lancar.

Dampak dari kecemasan dapat menimbulkan rasa sakit pada persalinan dan berakibat

timbulnya kontraksi uterus dan dilatasi serviks yang tidak baik, sehingga

menyebabkan ibu melahirkan secara operasi sectio caesarea (Musahib, 2015).

Menurut Handayani (2015), faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu

hamil trimester III menjelang proses persalinan diantaranya yaitu usia, paritas,

pendidikan, dan dukungan keluarga atau suami. Paritas dapat mempengaruhi


3

kecemasan, karena terkait dengan aspek psikologis. Dengan semakin dekatnya masa

persalinan, terutama pada persalinan pertama, wajar jika timbul perasaan cemas

ataupun takut. Sedangkan pada multigravida perasaan ibu hamil terganggu akibat rasa

takut, tegang, bingung yang selanjutnya ibu akan merasa cemas oleh bayangan rasa

sakit yang dideritanya dulu sewaktu melahirkan.

Kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil trimester III apabila tidak

ditangani dengan serius akan membawa dampak berupa komplikasi dan pengaruh

buruk terhadap fisik dan psikis yang keduanya saling terkait dan saling

mempengaruhi. Kecemasan yang terjadi pada saat ibu hamil akan berdampak pada

kemampuan kognitif anak, masalah pengendalian emosi hiperaktifitas dan

desentralisasi (Shahhoseini, dkk, 2015).

Capaian pelayanan kesehatan ibu dapat dinilai menggunakan indikator

cakupan K1dan K4. Target Cakupan K4 Pemerintah Aceh tahun 2019 sebesar 82%.

Banda Aceh termasuk kedalam salah satu wilayah dengan angka cakupan K4

terendah. Rendahnya cakupan K-4 dikarenakan sasaran yang lebih besar dari jumlah

real ibu hamil di lapangan, adanya mobilisasi ibu hamil ke luar wilayah, dan masih

rendahnya kesadaran ibu hamil untuk secara teratur memeriksakan kehamilannya. ibu

Sehingga ketika waktu menjelang persalinan ibu hamil yang jarang memeriksa

kehamilan juga sangat mempengaruhi tingkat kecemasan yang dihadapi (Profil

Kesehatan, 2019).

Menurut Usman (2016) mengatakan bahwa sebagian besar responden dengan

tingkat kecemasan tinggi adalah ibu yang sering melakukan kunjungan ANC dan
4

tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan dengan

kepatuhan ANC. Hal ini disebabkan karena pelayanan yang kurang memuaskan atau

kurang baik dan penyampaian informasi yang sering tidak efektif sehingga tidak

menyelesaikan masalah kekhawatiran.

Kecemasan menjelang persalinan yang dikarenakan takut pada proses

persalinan sangat berpengaruh pada fungsi tubuh ibu saat bersalin. Kecemasan

menyebabkan vasokontriksi sehingga aliran darah terhambat dan berkurang.

Vasokontriksi akan mempengaruhi organ-organ yang terlibat pada proses persalinan

menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik. Kecemasan yang dialami ibu juga dapat

menyebabkan terjadinya partus lama. Partus lama berdampak terjadinya infeksi

intrapartum, ruptura uteri, cincin retraksi patologis, pembentukan fistula, dan cedera

otot-otot dasar panggul yang memungkin dapat menyumbangkan kematian ibu

(Sarwono, 2015).

Dan Selama studi pendahuluan di Poli Kebidanan RSIA, dari 7 ibu yang

melakukan pemeriksaan kehamilan, 5 diantara ibu merasa cemas dan khawatir

menghadapi persalinan. Dua ibu merasa cemas dikarenakan jarak kehamilan yang

terlalu dekat sehingga cemas tidak dapat merawat bayinya maupun anak sebelumnya,

2 ibu merasa cemas dikarenakan takut tidak dapat melakukan persalinan normal

karena dengan riwayat Sectio Caesaria, 3 ibu lainnya mengatakan cemas untuk

menghadapi persalinan karena ini merupakan kehamilan pertamanya. Pada bulan Mei

s/d awal Juli 2020 sebanyak 36 ibu hamil trimester III akan melakukan kunjungan
5

ulang untuk pemeriksaan di Poli Kebidanan RSIA. Ibu hamil trimester III ini

dikhawatirkan akan merasa cemas menghadapi persalinan.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kecemasan Persalinan Pada

Ibu Hamil Trimester III di RSIA Banda Aceh”.

1.2. Rumusan Masalah

Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester ketiga

kehamilan hingga saat persalinan, dimana pada periode ini ibu hamil merasa cemas

terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir, nyeri yang akan

dirasakan, dan sebagainya.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan

persalinan pada ibu hamil Trimester III di RSIA Banda Aceh

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan Usia ibu dengan tingkat kecemasan pada ibu

hamil trimester III di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu Anak Tahun 2020

b. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan tingkat kecemasan pada ibu

hamil trimester III di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu Anak Tahun 2020

c. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan pada

ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan Rumah Sakit Ibu Anak Tahun 2020
6

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengaruh

yang menyebabkan kecemasan yang dialami ibu hamil dalam menghadapi

persalinan.

1.4.2. Manfaat Praktis

Sebagai informasi bagi tenaga kesehatan dan masyarakat tentang pengaruh

yang menyebabkan kecemasan yang dialami ibu hamil dalam menghadapi

persalinan.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai dukungan keluarga dan tingkat kecemasan menjelang

persalinan pada ibu hamil trimester III sudah pernah dilakukan, dalam penelusuran

literatur terdapat beberapa penelitian yang serupa dengan penelitian ini yang

dijadikan sebagai bahan referensi, diantaranya:

No Judul Hasil
1 Hubungan Dukungan Hasil penelitian menunjukkan yang mendapat
Suami Dengan dukungan dari suami yaitu 20 (57,14%) dan yang
Tingkat Kecemasan kurang mendapat dukungan suami terdapat 15 (42,
Menghadapi 86%). Terdapat 23 (65,71%) tidak mengalami
Persalinan Pada Ibu kecemasan, 12 (34,28%) mengalami kecemasan
Hamil Primigravida ringan, tidak ada responden yang mengalami
Trimester III Di kecemasan sedang dan berat. Hasil analisa Chi-
Puskesmas Mlati II Square didapatkan nilai p value 0,04 < 0,05 dengan
Sleman tahun 2018. taraf signifikan a 5% (0,05) dengan nilai keeratan
0,328. Ada hubungan antara dukungan suami dengan
kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil
primigravida trimester III di Puskesmas Mlati II.
7

Hubungan uji statistik yang digunakan Chi-square (a = 0,05).


Karakteristik Ibu Dengan nilai p value = 0,004< a (0,05) maka hipotesa
Hamil Trimester III 𝐻𝑎 diterima. Artinya terdapat hubungan antara umur
dengan Tingkat responden dengan tingkat kecemasan ibu hamil
Kecemasan Dalam trimester III yang memeriksakan kehamilannya.
Menghadapi Dengan nilai p value = 0,027<a (0,05) maka hipotesa
Persalinan di Klinik 𝐻𝑎 diterima. Artinya terdapat hubungan antara
Pratama Jannah Pasar pendidikan responden dengan tingkat kecemasan ibu
VII Tembung Tahun hamil trimester III yang memeriksakan
2017 kehamilannya. Dengan nilai p value = 0,002<a (0,05)
maka hipotesa 𝐻𝑎 diterima. Artinya terdapat
hubungan antara pengetahuan responden dengan
tingkat kecemasan ibu hamil trimester III yang
memeriksakan kehamilannya. Nilai R (pengaruh)
kedua variabel yaitu variabel independen dengan
variabel dependen adalah lemah (R= 0,353).

Anda mungkin juga menyukai