Wahyu Ramadhani Kti Diii Kep Padang 2017
Wahyu Ramadhani Kti Diii Kep Padang 2017
WAHYU RAMADHANI
Nim : 143110273
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2017
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
WAHYU RAMADHANI
Nim : 143110273
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2017
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber yang
NIM : 143110273
Tanda Tangan :
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan
ABSTRAK
Penyakit CKD menjadi masalah besar didunia, CKD merupakan salah satu
penyakit yang memiliki prevalensi cukup tinggi dari tahun ke tahun disemua
Negara. Menurut International Society ofNephrology (ISN) & International
Federation of Kidney Foundation (IFKF) yaitu lembaga yang mendirikan
world kidney day, jumlah pasien penderita CKD pada tahun 2025 diperkirakan
akan terus meningkat di Asia Tenggara, Mediterania dan Timur Tengah serta
Afrika mencapai lebih dari 380 juta orang (Oxtavia, Jumaini, & Lestari, 2013).
Dilaporkan penderita penyakit CKD di Ruang Penyakit Dalam pria RSUP Dr. M.
Djamil Padang sebanyak 24 orang pada tanggal 01 sampai 26 januari. Tujuan
penelitian ini agar mampu mendeskripsikan penerapan asuhan keperawatan pada
pasien CKD di Ruang Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017.
Desain penelitian adalah studi kasus dengan jenis penelitian deskriptif,
penelitian dilakukan di ruang di Ruang Penyakit Dalam Pria RSUP Dr. M. Djamil
Padang dengan waktu penelitian dari tanggal 18-30 Mei 2017. Populasi
didapatkan 6 orang dan 2 orang diambil untuk menjadi partisipan dengan teknik
purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi
wawancara, observasi, dan pengukuran. Instrumen yang digunakan format asuhan
keperawatan. Analisa data meliputi pengkajian keperawatan, diagnosis, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
Hasil pengkajian didapatkan kedua partisipan sama – sama sesak nafas,
edema pada ekstremitas, BAK sedikit, dari hasil pemeriksaan labor kedua
partisipan mengalami peningkatan ureum kreatinin dan penurunan hemoglobin.
Hasil analisa data ditemukan sembilan diagnosis keperawatan yang sama terhadap
kedua partisipan dengan rencana keperawatan sesuai dengan NIC, sedangkan
evaluasi keperawatan sesuai dengan NOC dimana dua diagnosis teratasi dan tujuh
diagnosis teratasi sebagian.
Melalui perawat ruangan penyakit dalam pria RSUP Dr. M. Djamil padang
diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien CKD secara optimal dan
meningkatkan mutu dalam pelayanan di rumah sakit.
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Chronic Kidney Desease (CKD)
di Ruang Penyakit Dalam Pria RSUP Dr. M. Djamil Padang Pada Tahun
2017”. Karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Diploma III pada Program Studi D III Keperawatan Padang
Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dari
berbagai pihak, sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
vi
Akhir kata, peneliti berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenaan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR BAGAN......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
viii
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS ..............................
A. Deskripsi Tempat ............................................................................... 41
B. Deskripsi Kasus .................................................................................. 41
C. Pembahasan Kasus ............................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ginjal merupakan bagian dari organ tubuh yang menjalankan fungsi utama
untuk mempertahankan homeostatik dengan mengatur volume cairan,
keseimbangan osmotik, asam basa, eksresi sisa metabolisme, sistem
pengaturan hormonal dan metabolisme (Syaifuddin, 2012). Pada saat
terjadi kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit dengan manifestasi penumpukan sisa
metabolit (toksisk uremik) didalam darah, disanalah seseorang dikatakan
mengalami Choronic Kidney Disease (CKD) (Muttaqin & Sari, 2011).
Data dari rekam medik RSUP Dr. M. Djamil Padang, angka kejadian
pasien CKDpada tahun 2014 berjumlah 494 orang. Tahun 2015 jumlah
pasien CKD 468 orang dan pada tahun 2016 terhitung dari bulan Januari
sampai dengan November berjumlah 122 orang. Jumlah pasien CKD dari
bulan November 2016 sampai dengan tanggal 26 januari 2017 di ruangan
penyakit dalam pria RSUP Dr M. Djamil Padang, yaitu 132 orang.
Oleh karena itu agar tidak terjadi dampak yang tidak diinginkan, pasien
dengan kasus ini harus benar-benarmendapatkan asuhan keperawatan yang
optimal.Perawat sebagai salah satu profesi tenaga kesehatan berperan serta
dalam melakukan peran perawatan pada pasien dengan CKD. Salah
satunya yaitu memberikan asuhan keperawatan, yang di berikan secara
langsung kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan pasien baik secara
biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan peneliti, maka
didapat rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana Asuhan
Keperawatan pada Pasien dengan CKD di Ruangan Penyakit DalamPria
RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
CKD di Ruangan Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun
2017.
2. Tujuan khusus
Berdasarkan tujuan umum tersebut didapatkan tujuan khusus dari
penelitian kasus ini adalah :
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan
kasus CKDdi Ruangan Penyakit Dalam Pria RSUP Dr. M.
Djamil Padang tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian.
1. Pegembangan Keilmuan
a. Peneliti
Dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan
serta kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan keperawatan
pada pasien CKD.
2. Klasifikasi CKD
Penyakit CKD selalu berkaitan dengan penurunan progresif GFRyang
tersisa (Muttaqin & Sari, 2011). Price dan Wilson (2012) menjelaskan
perjalanan klinis umum CKD progresif dibagi menjadi tiga stadium
yaitu:
a. Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Pada stadium pertama kreatinin serum dan kadar BUN normal dan
asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal hanya dapat terdeteksi
dengan memberi beban kerja yang berat pada ginjal tersebut,
seperti tes pemekatan urine. Muttaqin dan Sari (2011) menjelaskan
penurunan cadangan ginjal yang terjadi apabila GFR turun 50%
dari normal.
3. Etiologi
Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya CKD.
Akan tetapi, apapun penyebabnya, respons yang terjadi adalah
penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang
memungkinkan dapat mengakibatkan CKD bisa disebabkan dari ginjal
sendiri maupun dari luar ginjal (Muttaqin & Sari, 2011).
4. Patofisiologi
Patofisiologi penyakit CKD pada awalnya tergantung pada penyakit
yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang
terjadi kurang lebih sama. Penyakit CKD dimulai pada fase awal
dan asam organik yang terjadi, maka mual dan muntah tidak dapat
dihindarkan (Smeltzer & Bare, 2015).
Penurunan sekresi eritropoetin sebagai faktor penting dalam stimulasi
produksi sel darah merah oleh sumsum tulang menyebabkan produk
hemoglobin berkurang dan terjadi anemia sehingga peningkatan
oksigen oleh hemoglobin berkurang maka tubuh akan mengalami
keletihan,angina dan napas sesak.
CKD
Hemodialisa Berulang, Penumpukan toksik Penimbunan asam dalam tubuh Produksi renin
Resiko Infeksi
Transplantasi ginjal Uremik
Ph Angiostensin I Cairan menumpuk
dalam jaringan
Ketidak Seimbangan Sekresi protein terganggu Sindroma Asidosis Metabolik Angiostensin II
cairan dan elektrolit uremia Resiko cidera Edema
Co2 Sekresi Aldosteron
Kelebihan
Sistem saraf Hematologi Muskuloskeletal Gastrointerstinal Kulit pCo2 Reab Na, air
Volume cairan
Respon Produksi Konsentrasi Vit.D ureum Ureum pada Pernafasan TD
Asidosis Eritropoitein pada saluran cerna jaringan kulit Kussmaul
metabolik Ca+ Curah Jantung
Produksi sel darah Stomatitis, Pruritus, Kulit kering
COP Merah Kram Otot Ulkus lambung dan pecah Ketidak efektifan
pola nafas Penurunan Curah
O2 ke otak Anemia Mual, muntah, Jantung
Nyeri Resiko Kerusakan
Anoreksia Integritas Kulit
Kesadaran HbO2
Gangguan perfusi Ketidak
O2 ke sel
Gangguan jaringan perifer Seimbangan Nutrisi
Perfusi Jaringan Metabolisme sel
Serebral
Energi Gambar 2.1
Sumber : Muttaqin & arif (2011); Smeltzer & Bare (2015)
Intoleransi
Aktivitas
Poltekkes Kemenkes Padang
13
c. Pulmoner
1) Ronkhi basah kasar (krekels)
2) Sputum kental dan lengket
3) Napas dangkal
4) Pernapasan kussmaul
d. Gastrointerstinal
7. Komplikasi
Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik menurut Smletzer dan Bare
(2015) yaitu :
a. Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolik,
katabolisme dan masukan diet berlebihan.
b. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung akibat
retensi produk sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi
sistem rennin-angiostensin-aldosteron
8. Penatalaksanaan
Menjaga keseimbangan cairan elektrolit dan mencegah komplikasi
merupaka tujuan dari penatalaksanaan pasien CKD (Muttaqin& Sari,
2011). Menurut Suharyanto dan Madjid (2009) pengobatan pasien
CKD dapat dilakukan dengan tindakan konservatif dan dialisis atau
transplatansi ginjal.
a. Tindakan konservatif
Tindakan konservatif merupakan tindakan yang bertujuan untuk
meredakan atau memperlambat gangguan fungsi ginjal progresif.
1) Pengaturan diet protein, kalium, natrium dan cairan.
Intervensi diet perlu pada gangguan fungsi renal dan mencakup
pengaturan yang cermat terhadap masukan protein, masukan
cairan untuk mengganti cairan yang hilang, masukan natrium
untuk mengganti natrium yang hilang dan pembatasan kalium
(Smeltzer & Bare, 2015).
a) Pembatasan protein
Pembatasan protein tidak hanya mengurangi kadar BUN,
tetapi juga mengurangi asupan kalium dan fosfat, serta
mengurangi produksi ion hydrogen yang berasal dari
protein. Brunner dan Suddart (2016), menjelaskan protein
yang diperbolehkan harus mengandung nilai biologis yang
tinggi (produk susu, keju, telur, daging).
b) Diet rendah kalium
Hiperkalemia biasanya merupakan masalah pada gagal
ginjal lanjut. Asupan kalium dikurangi. Diet yang
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama merupakan hal-hal yang dirasakan oleh pasien
sebelum masuk ke rumah sakit. Pada pasien dengan gagal ginjal
kronik biasanya didapatkan keluhan utama yang bervariasi, mulai
dari urine keluar sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai
penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksia), mual,
muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas bau (amonia), dan
gatal pada kulit (Muttaqin& Sari, 2011).
3) Pola Eliminasi
Biasanya pada pasien terjadi penurunan frekuensi urine,
oliguria, anuria (gagal tahap lanjut), abdomen kembung,
diare konstipasi, perubahan warna urin (Haryono 2013).
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keluhan umum dan tanda-tanda vital
Keadaan umum pasien lemah dan terlihat sakit berat. Tingkat
kesadaran menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana dapat
mempengaruhi system saraf pusat. Pada hasil pemeriksaan
vital sign, sering didapatkan adanya perubahan pernafasan
yang meningkat, suhu tubuh meningkat serta terjadi perubahan
3) Kepala
a) Mata : konjungtiva anemis, mata merah, berair,
penglihatan kabur, edema periorbital.
b) Rambut: rambut mudah rontok, tipis dan kasar.
c) Hidung : biasanya ada pernapasan cuping hidung
d) Mulut : nafas berbau amonia, mual,muntah serta cegukan,
peradangan mukosa mulut.
h. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
Menurut Muttaqin (2011) dan Rendi & Margareth (2012) hasil
pemeriksaan laboratoium pada pasien gagal ginjal kronik
adalah :
a) Urine, biasanya kurang dari 400ml / 24 jam (oliguria) atau
urine tidak ada (anuria). Warna secara abnormal urine keruh
mungkin disebabkan pus, bakteri, lemak fosfat, dan urat
sedimen kotor. Kecoklatan menunjukkan adanya darah.
Berat jenis urine kurang dari 0,015 (metap pada 1,010
menunjukkan kerusakan ginjal berat). Protein, derajat tinggi
proteinuria (3-4) secara kuat menunjukkan kerusakan
glomerulus.
b) Laju endap darah meninggi yang diperberat oleh adanya
anemia, dan hipoalbuminemia. Anemia normoster
normokrom dan jumlah retikulosit yang rendah.
c) Ureum dan kreatinin meninggi, biasanya perbandingan
antara ureum dan kreatinin kurang lebih 20:1. Perbandingan
bisa meninggi oleh karena perdarahan saluran cerna,
demam, luka bakar luas, pengobatan steroid dan obstruksi
saluran kemih. Perbadingan ini berkurang ketika ureum
lebih kecil dari kreatinin, pada diet rendah protein dan tes
Klirens Kreatinin yang menurun.
d) Hiponatremi: umumnya karena kelebihan cairan.
Hiperkalemia: biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut
bersama dengan menurunnya diuresis.
e) Hipoklasemia dan hiperfosfatemia: terjadi karena
berkurangnya sintesis vitamin D3 pada pasien CKD.
f) Alkalin fosfat meninggi akibat gangguan metabolisme
tulang, terutama isoenzim fosfatase lindin tulang.
g) Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia, umumnya
disebabkan gangguan metabolisme dan diet rendah protein.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan NANDA internasional 2015-2017 yang
mungkin muncul pada pasein CKD yaitu :
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
3. Penuruan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas
4. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan koagulopati (uremia)
5. Risiko cidera berhubungan dengan profil darah yang abnormal
(uremia)
6. Risiko ketidakefektifan perusi jaringan ginjal berhubungan dengan
hipoksia
7. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
berkurangnya suplai oksigen ke jaringan
8. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual dan muntah/anoreksia
9. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
kronis
10. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
11. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasiv berulang
12. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan
status cairan.
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Rencanan Keperawatan
a. Oliguria
b. Perubahan
warna kulit
4 Risiko Setelah dilakukan asuhan Manajemen Edema Serebral
Manajemen Nyeri
3. Demonstrasikan tindakan
penurun nyeri
nonfarmakologi dengan
teknik nafas dalam
Sumber :
Moorhead, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification(NOC), 5th
Indonesian edition.
Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th
Indonesian edition.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan dalam bentuk intervensi
keperawatan guna memantu klien mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Asmadi, 2008). Implementasi keperawatan terdiri dari
beberapa komponen:
a. Tanggal dan waktu dilakukan implementasi keperawatan.
b. Diagnosis keperawatan.
c. Tindakan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan.
d. Tanda tangan perawat pelaksana.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian terakhir keperawatan yang
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan
keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan
perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya
adaptasi pada individu (Nursalam, 2008). Evaluasi keperawatan
dilakukan dalam bentuk pendekatan SOAP. Evaluasi keperawatan
terdiri dari beberapa komponen yaitu
a. Tanggal dan waktu dilakukan evaluasi keperawatan.
b. Diagnosa keperawatan.
c. Evaluasi keperawatan.
A. Desain Penelitian
2. Sampel
Sampel adalah suatu objek yang diteliti yang mewakili suatu populasi.
Sampel yang diambil berjumlah 2 orang yang didapat dari
populasi.Pemilihan sampel didapat berdasarkan pada kriteria yang
telah disebutkan, yaitu responden yang dipilih adalah responden yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
1) Pasien CKD stage V yang berada di ruang Penyakit Dalam Pria
RSUPDr. M.Djamil Padang
2) Pasien yang bersedia menjadisampelpenelitian.
b. Kriteria Ekslusi
1) Pasien meninggal dalam hari rawatan kurang dari 5 hari
2) Pasien pulang dalam hari rawatan kurang dari 5 hari
3) Pasienmenolak menjadi responden setelah menandatangani
surat persetujuan.
4) Pasien pindah ruangan
D. Jenis-jenis Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari
sumber data atau responden (Supardi, Sudibyo, &Rustika, 2013)
meliputi: Identitas pasien, riwayat kesehatan pasien, pola aktifitas
sehari-hari dirumah, dan pemeriksaan fisik terhadap pasien.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah tersedia hasil pengumpulan data
untuk keperluan tertentu yang dapat digunakan sebagian atau
seluruhnya sebagai sumber data penelitian (Supardi, Sudibyo,
&Rustika, 2013). Data sekunder merupakan sumber data penelitian
yang diperoleh langsung dari keluarga, rekammedisdanruangan
penyakit dalam priaRSUP Dr. M. Djamil Padang. Data sekunder
umumnya berupa bukti, data penunjang, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip yang tidak dipublikasikan seperti hasil
EKG, hasil laboratorium darah, urin.
1. Wawancara
Padametodeini, pengumpulan data dilakukan dengan tanya jawab
(dialog) langsung antara pewawancara dengan responden. Pedoman
wawancara yang dipakai pada studi kasus ini adalah lembaran
pengkajian keperawatan meliputi identitas, riwayat kesehatan, ADL
(sesuai dengan format masing- masingtatanan ilmu) yang dilampirkan
pada asuhan keperawatan.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap subjek peneliti. (Saryono &
Anggraeni, 2013). Observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang
lain, observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek – objek
alam yang lain. (Sugiyono, 2014). Menurut Saryono dan Anggaraeni
(2013) observasi dapat dilakukan dengan seluruh alat indera, tidak
terbatas hanya pada apa yang dilihat. Observasi dapat dilakukan
melalui penciuman, penglihatan, pendengaran, danperaba..
3. Pengukuran
Pengukuran adalah cara pengumpulan data penelitian dengan mengukur
objek menggunakan alat ukur tertentu, seperti berat badan dengan
4. Dokumentasi
Untukdata penunjangdalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dokumen dari RS berupahasil pemeriksaan laboratorium, hasil
pemeriksaan diagnostik seperti rontgen, hasil pemeriksaan EKG.
H. Rencana Analisis
Data yang ditemukan saat pengkajian dikelompokkan dan dianalisis
berdasarkan data subjektif dan objektif. Data yang telah didapat dari hasil
peneliti asuhan keperawatan pada pasien mulai dari pengkajian,
merumuskan diagnosis keperawatan,kemudian menyusun rencana
keperawatan, melakukan tindakan sampai mengevaluasi hasil tindakan
akan dinarasikan dan membandingkan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan pada dua orang pasien kelolaan dengan teori dan penelitian
terdahulu.
A. Deskripsi Tempat
Penelitian dilakukan di ruang Penyakit Dalam Pria RSUP Dr.M Djamil
Padang. Ruang penyakit dalam pria memiliki 25 orang tenaga kesehatan
perawat, yang dipimpin oleh seorang kepala ruangan, dan dibantu oleh
katim dari masing-masing wing. Ruang penyakit dalam pria memiliki
fasilitas tempat tidur untuk pasien sebanyak 72 yang terbagi atas wing A
dan wing B. Untuk program yang diberikan terhadap kesembuhan pasien
CKD, pihak ruangan mengadakan penyuluhan mengenai penyakit CKD
dan perawatan dirumah.
B. Deskripsi Kasus
Penelitian yang dilakukan di ruang penyakit dalam pria melibatkan 2
partisipan yaitu Tn.K (partisipan 1), dan Tn.D (partisipan 2) yang
memiliki diagnosis medis sama yaitu Choronic Kidney Disease (CKD)
stage V on HD, dan anemia berat. Penelitian pada partisipan I
dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2017 – 22 Mei 2017, sedangkan
partisipan II dilaksanakan pada tanggal 19 – Mei 217 – 23 – Mei 2017 .
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang didapatkan peneliti melalui observasi,
wawancara dan studi dokumentasi pada kedua partisipan dicantumkan
dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.1
Hasil Pengkajian
Pengkajian Partisipan I Partisiapan II
Identitas Klien bernama Tn. K Klien bernama Tn. D dengan
Klien dengan No. RM 97 49 07 No. RM 96 87 12 berusia 40
berusia 41 tahun lahir di tahun, lahir di Muaro Labuah
Painan tanggal 08 – Juli – pada tanggal 09 – November
1976. Klien beragama – 1977. Klien beragama
Islam, status sudah Islam, status klien sudah
menikah. Alamat di Salido menikah dan beralamat di
Kecil Tambang IV Jurai Pasar Timur Pasar Muaro
Pesisir Selatan. Klien Labuh Sungai Pagu Solok
sehari – hari bekerja selatan. Klien sehari – hari
sebagai petani dengan bekerja sebagai pedagang
pendidikan terakhir SD. dengan pendidikan terakhir
Klien dirawat dengan SMP. Klien dirawat dengan
diagnosis klinis Choronic diagnosis klinis Choronic
Kidney Disease (CKD) Kidney Disease (CKD) stage
stage V on HD dan anemia V on HD, dan anemia berat.
berat
prosogan 2 ampul.
2. Diagnosis Keperawatan
Setelah dilakukan pengkajian kemudian mengelompokkan data,
memvalidasi data dan menganalisa data, maka ditemukan beberapa
masalah keperawatan pada partisipan kedua partisipan. Berikut ini
merupakan diagnosis keperawatan yang muncul terhadap kedua
partisispan
Tabel 4.2
Diagnosis Keperawatan
Partisipan I Partisipan II
Risiko ketidakefektifan perfusi Risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral berhubungan jaringan serebral berhubungan
dengan uremia ditandai dengan dengan uremia ditandai data
data subjektifnya yaitu klien sempat objektifnya yaitu hasil
mengalami kejang sebelum dibawa pemeriksaan tekanan darah 170/90
kerumah sakit. Untuk data mmHg, pernafasan 28x/menit dan
objektifnya yaitu dari hasil hasil pemeriksaan ureum darah 345
pemeriksaan tekanan darah 190/100 mg/dl, kreatinin darah 11,5 mg/dl.
mmHg, pernafasan 25x/menit dan
hasil pemeriksaan ureum darah 151 Risiko cidera berhubungan
mg/dl, kreatinin darah 9,7 mg/dl. dengan profil darah yang
abnormal (uremia) ditandai
Risiko cidera berhubungan dengan data objektifnya yaitu
dengan profil darah yang terjadinya penurunan hemoglobin
abnormal (uremia) ditandai dengan yaitu 3,2 g/dl, ureum darah 345
data objektifnya yaitu terjadinya mg/dl.
penurunan hemoglobin yaitu 5,0
g/dl, ureum darah 151 mg/dl. Ketidak efektifan perfusi
jaringan perifer berhubungan
Ketidakefektifan perfusi jaringan denganberkurangnya suplai
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan selama 5 hari untuk masing-masing
partisipan. Pada partisispan I dimulai tanggal 18 Mei 2017 sampai
dengan 22 Mei 2017, partisipan II dimulai tanggal 19 Mei 2017
sampai dengan 23 Mei 2017. Implementasi yang dilakukan
disesuaikan dengan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat.
Berikut adalah implementasi yang dilakukan.
Tabel 4.4
Implementasi Keperawatan
Partisipan I Partisipan II
Implementasi yang telah dilakukan Implementasi yang telah dilakukan
pada diagnosis keperawatan pada pada diagnosis keperawatan risiko
masalah risiko ketidakefektifan ketidakefektifan perfusi jaringan
perfusi jaringan serebral serebral berhubungan dengan
berhubungan dengan uremia uremia yaitu memonitar tanda-
yaitu memonitar tanda-tanda vital, tanda vital, memonitor frekuensi
memonitor frekuensi pernafasanm, pernafasanm, memposisikan tinggi
memposisikan tinggi kepala tempat kepala tempat tidur 30 derajat atau
tidur 30 derajat atau lebih, lebih, menganjurkan kepada klien
menganjurkan kepada klien untuk untuk membatasi cairan,
Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan ketidak Tindakan keperawatan yang telah
seimbangan suplai dan dilakukan pada masalah
kebutuhan oksigen adalah Intoleransi aktifitas
menanyakan aktifitas yang mampu berhubungan dengan ketidak
dilakukan pasien (pasien mampu seimbangan suplai dan
merubah posisi ditempat tidur), kebutuhan oksigen adalah
menanyakan kepada pasien menanyakan aktifitas yang mampu
penyebab dari kekurangan dalam dilakukan pasien (pasien mampu
beraktivitas (pasien kurang mampu merubah posisi ditempat tidur),
beraktivitas karena kelemahan dan menanyakan kepada pasien
sesak nafas), memantau makanan penyebab dari kekurangan dalam
yang dihabiskan pasien, beraktivitas (pasien kurang mampu
menganjurkan pasien untuk beraktivitas karena kelemahan dan
membatasi aktivitas jika masih sesak nafas), memantau makanan
lemah dan sesak nafas, yang dihabiskan pasien,
menganjurkan kepada keluarga menganjurkan pasien untuk
untuk selalu menemani pasien dan membatasi aktivitas jika masih
membantu pasien dalam melakukan lemah dan sesak nafas,
aktivitas yang tidak bisa dilakukan menganjurkan kepada keluarga
pasien secara mandiri. untuk selalu menemani pasien dan
membantu pasien dalam melakukan
aktivitas yang tidak bisa dilakukan
pasien secara mandiri.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan setiap hari selama 5 hari untuk masing-masing
patisipan. Evaluasi menggunakan metode SOAP untuk mengetahui
keefektifan hasil tindakan keperawatan yang sudah dilakukan teradap
klien. Berikut adalah hasil evaluasi yang dilakukan pada kedua
partisipan.
Tabel 4.5
Evaluasi Keperawatan
Partisipan I Partisipan II
Evaluasi keperawatan terhadap Evaluasi keperwatan terhadap
masalah risiko ketidakefektifan masalah risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan koagulopati berhubungan dengan koagulopati
(uremia) pada hari kelima dapat (uremia) pada hari kelima dapat
teratasi sebagian, karena tidak ada teratasi sebagian, karena tidak ada
tanda – tanda terjadinya penurunan tanda – tanda terjadinya penurunan
kesadaran, serta terjadinya kesadaran, serta terjadinya
peningkatan hemoglobin dari 5,0 peningkatan hemoglobin dari 3,2
g/dl menjadi 6,2 g/dl, TD 160/90 g/dl menjadi 4,6 g/dl, TD 150/90
mmHg, pernafasan 22 x/menit. mmHg, pernafasan 24 x/menit.
C. Pembahasan Kasus
Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas kesinambungan
antara teori dengan laporan kasus asuhan keperawatan pada Tn. K
(Partisipan I) dan Tn.D (Partisipan II) dengan penyakit Chronic Kidney
Desease (CKD) yang telah dilakukan sejak tanggal 18 Mei sampai dengan
23 Mei 2017 di Ruang Penyakit Dalam Pria RSUP DR. M. Djamil Padang.
Dimana pembahasan ini sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang
dimulai pada tahap pengkajian, merumuskan diagnosis keperawatan,
menyusun rencana keperawatan, melakukan implementasi keperawatan,
hingga proses evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Tn.K berumur 41 tahun pekerjaan sebagai petani dengan tingkat
pendidikan SD, dan Tn.D 40 tahun pekerjaan sehari – hari sebagai
pedagang dengan tingkat pendidikan SMA. Kedua partisipan sama –
sama berjenis kelamin laki – laki. Hal ini sesuai dengan catatan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013, bahwa angka kejadian CKD pada pada
laki-laki (0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), selain itu pada
orang yang tidak bersekolah sebanyak (0,4%) dan bagi mereka yang
pekerjaan wiraswasta, petani, nelayan, buruh (0,3%) yang menderita
CKD. Dari tingkat usia menurut laporan tahunan dari Yayasan Ginjal
Diatrans Indonesia (YGDI) pada tahun 2006, bahwa jumlah penderita
penyakit CKD di Indonesia sebanyak 150 ribu pasien. Dari jumlah
total pasien tersebut 21% berusia 15-34 tahun, 49% berusia 35-55
tahun, dan 30% berusia diatas 56 tahun.
Kasus Tn. D dan Tn. K dengan keluhan edema pada ekremitas, urine
sedikit, badan terasa lelah dan nafas sesak merupakan keluhan utama
pada pasien CKD yang dirasakan sebelum dibawa kerumah sakit.
Keluhan tersebut sesuai dengan teori Muttaqin dan Sari (2011) bahwa
pada pasien CKD biasanya didapatkan keluhanyang bervariasi, mulai
dari urine keluar sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai
penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah,
mulut terasa kering, rasa lelah, napas bau (amonia), dan gatal pada
kulit. Menurut Smeltzer & Bare (2015), ginjal tidak mampu untuk
mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin secara normal pada
penyakit ginjal tahap akhir. Sehingga terjadi penahanan cairan dan
natrium, sehingga beresiko terjadinya edema.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sirait dan Sari (2017), yang
mengatakan bahwa Ensefalopati Uremikum pada pasien CKD
merupakan salah satu kelainan otak organik yang terjadi pada pasien
dengan gagal ginjal akut maupun kronik. Enselopati uremikum
merupakan suatu kondisi disfungsi otak yang global yang
Perubahan pola eliminasi BAK sedikit yang dialamai oleh Tn. D dan
Tn.K selama sakit merupakan salah satu keluhan yang sering dialami
oleh pasien CKD. Pasien mengalami oliguri disebabkan oleh
kegagalan ginjal untuk melakukan fungsi ekskresi yaitu gangguan
pengeluaran cairan, sehingga cairan akan menyebar ke semua organ
dan jaringan yang ada dalam tubuh (Muttaqin dan Sari, 2011).
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau risiko dalam rangka
mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan merupakan proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau
mengurangi masalah-masalah pasien. Kegiatan perencanaan ini
meliputi memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil
serta tindakan (Alimul,2009).
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Asmadi, 2008).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian terakhir keperawatan yang
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan
keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan
perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya
adaptasi pada individu (Nursalam, 2008). Evaluasi keperawatan
dilakukan dalam bentuk pendekatan SOAP.
Tn.D pada hari yang ke lima di dapat bahwa klien masih mengalami
mual, dan klien hanya menghabiskan ¼ porsi yang diberika, klien
masih tampak lemas. Berdasarkan analisa peneliti Tn. D mengalami
mual karena dampak dari ureum darah yang masih tinggi sehingga
menimbulkan tanda dan gejal dan system gastroinstetinal seperti mual.
Hasil pemeriksaan labolatorium pada Tn. D pada tanggal 23 Mei 2017
didapatkan ureum darah 367 mg/dl, kreatinin darah 13,1 mg/dl
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan pada pasien Chronic
Kidney Desease (CKD) di ruang penyakit dalam pria RSUP Dr. M. Djamil
Padang terhadap dua partisipan, peneliti dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut׃
1. Hasil pengkajian didapatkan data kedua partispan sama-sama dalam
keadaan lemas, bibir tampak pucat dan kering. Klien mengeluh sesak
nafas, badan terasa lemas dan mudah lelah, edema pada eksremitas,
edema pada eksremitas, akral teraba dingin, CRT >3 detik, mual, dan
BAK sedikit. Dari hasil pemeriksaan labolatorium kedua partisipan
sama – sama mengalami penurunan hemoglobin, yaitu partisipan I 5,0
g/dl dan partisipan II 3,2 g/dl. Sedangkan pada hasil pemeriksaan
kimia klinik, kedua partisipan sama-sama mengalami peningkatan
ureum kreatinin yaitu partisipan I dengan ureum darah 151 mg/dl,
kreatinin darah 9,7 mg/dl dan partisipan II dengan ureum darah 345
mg/dl, kreatinin darah 11,5 mg/dl.
2. Diagnosis keperawatan
Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengkajian yang dilakukan pada
kedua partisipan, ditemukan delapan masalah keperawatan yang sama
terhadap kedua partisipan yaitu, risiko ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan uremia, risiko cidera
berhubungan dengan profil darah yang abnormal (uremia)
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
berkurangnya suplai oksigen ke jaringan, ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan hiperventilasi, kelebihan volume cairan
berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, nyeri
berhubungan dengan agen cedera fisiologis, mual berhubungan dengan
uremia, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi tidak adekuat dan intoleransi
Alam, Syamsir & Hadibroto, Iwan. 2007. Gagal Ginjal. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Baradero, Dayrit & Siswadi. (2009). Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Ginjal. Jakarta: EGC
Davey, Patrick. 2006. At a Glance Medicine, alih bahasa: Annisa Rahmalia &
Cut Novianty. Jakarta: Erlangga
Kemenkes, RI. 2016. Hari ginjal sedunia 2016 cegah nefropati sejak dini.
http://www.depkes.go.id/ Diakses tanggal 7 Januari 2017
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2011. Asuhan keperawatan klien dengan
gangguan sistem perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Oxtavia, Jumaini, & Lestari . 2013. Hubungan Citra Tubuh Dengan Kualitas
Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis.
http://download.portalgaruda.org Diakses pada tanggal 7 Januari 2016.
Rendy, Clevo & Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Sirait & Sari. 2017. Ensefalopati Uremikum Pada Gagal ginjal kronis. Jurnal
Volume 7, Nomor 3. Januari 2107
Smeltzer & Bare. 2015. Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth edisi.8. Vol 2. Jakarta: EGC
Sudoyo, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam Jilid II. Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
Suharyanto., Toto., & Majdid., Abdul. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien
dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Trans Info Media
Tjekyan. 2012. Prevalensi dan Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2012. MKS, Th.46, No.4, Oktober
2014.http://eprints.unsri.ac.id/5558/1/Prevalensi_dan_Faktor_Risiko_Peny
akit_Ginjal_Kronik_di.pdf Diakses tanggal 08 Januari 2017
Wijaya. Andra Saferi., & Putri. Yessie. Mariza., 2013. Keperawatan Medikal
Bedah Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha
Medika
FORMAT PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identifikasi Klien :
1) Nama : Tn.D
2) Tempat/ Tgl Lahir :Muaro Labuah / 09 – November – 1977.
3) Jenis Kelamin : Laki - laki
4) Status Kawin : Sudah menikah
5) Agama : Islam
6) Pendidikan : SMA
7) Pekerjaan : Wiraswasta
8) Alamat : Pasar Timur Pasar Muaro Labuh Sungai
Pagu Solok selatan
9) Diagnosa Medis : CKD stage V on HD + Anemi
10) No. MR : 96 87 12
b. Identifikasi Penanggung Jawab
1) Nama : Ny.M
2) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3) Alamat : Pasar Timur Pasar Muaro Labuh Sungai
Pagu Solok selatan
4) Hubungan : Istri
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Keluhan Utama
f. Data Psikologis
1) Status Emosional : Terkontrol
2) Kecemasan : Terkontrol
3) Pola koping :Dukungan dari keluarga dan diri pasien
sendiri baik tentang kondisi yang dialami pasien
4) Gaya komunikasi :Komunikasi pasien lancar dengan
mengunakan bahasa Minangkabau
g. Data Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari pasien rukun dengan masyarakat dan pasien
bekerja sebagai seorang pedagang untuk memenuhi kebutuhan
Ekonominya. Penghasilan perbulan ±800 ribu.
h. Data Spiritual
i. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan Hematologi Tanggal 18 Mei 2017
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 Hemoglobin 3,2 g/dl 14-18 g/dl
2 Leukosit 16.410/mm3 5.000-10.000
3 Trombosit 115.000 150.000-400.000
4 Hematokrit 10 % 40-48
DO
- Klien tamapak meringis
- TD 170/90 mmHg
DO
- Konjungtiva anemis
- Rambut kering dan kusam
- Hb, 3,2 g/dl
- Diit yang diberikan tidak habis
DO
- Klien tampak lemas
- Hb 3,2 g/dl
- Pernafasan 28 kali permenit
- Aktivitas dibantu perawat dan
keluarga
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Ditemukan Dipecahkan
Masalah Masalah
Tgl Paraf Tgl Paraf
Batasan
karakteristik:
e. Bukti nyeri
f. Ekspresi
wajah nyeri
(meringis)
g. Hambatan
kemampua
n
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
h. Perubahan
pola tidur
Terapi aktivitas
9. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
diinginkan
10. Memberikan kesempatan keluarga
untuk terlibat dalam aktivitas, dengan
cara yang tepat
11. Menciptakan lingkungan yang aman
untuk dapat melakukan pergerakan
otot secara berkala sesuai dengan
indikasi
Terapi aktivitas
12. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
diinginkan
13. Memberikan kesempatan keluarga
untuk terlibat dalam aktivitas, dengan
cara yang tepat
14. Menciptakan lingkungan yang aman
untuk dapat melakukan pergerakan
otot secara berkala sesuai dengan
indikasi
FORMAT PENGKAJIAN
D. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
3. PENGUMPULAN DATA
k. Identifikasi Klien :
11) Nama : Tn.K
12) Tempat/ Tgl Lahir : Salido / 08 – Juli – 1976
13) Jenis Kelamin : Laki - laki
14) Status Kawin : Sudah menikah
15) Agama : Islam
16) Pendidikan : SD
17) Pekerjaan : Petani
18) Alamat : Kampung Salido Kecil Tambang IV Jurai
19) Diagnosa Medis : CKD stage V on HD + Anemi
20) No. MR : 97 49 07
l. Identifikasi Penanggung Jawab
5) Nama : Tn.B
6) Pekerjaan : Petani
7) Alamat : Kampung Salido Kecil Tambang IV Jurai
8) Hubungan : Ayah
m. Riwayat Kesehatan
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
c) Keluhan Utama
Klien masuk melalui IGD RSUP DR. M. Djamil padang pada
tanggal 17 Mei 2017 Pukul 11.47 WIB dengan keluhan badan
terasa lelah, nafas sesak, edema pada eksremitas, BAK sedikit
p. Data Psikologis
1) Status emosional : Labil, terlihat ketika berbicara dengan
perawat mengenai penyakitnya pasien
terlihat emosional.
2) Kecemasan : Pasien cemas, terlihat dari ekspresi wajah
tegang dan sering bertanya tentang
penyakitnya
3) Pola koping : pola koping baik terlihat ketika perawat
menanyai tentang penyakitnya pasien
mengatakan sudah menerima penyakitnya
dan menganggap penyakitnya ujian dari
Allah.
4) Gaya komunikasi : komunikasi pasien menggunakan bahasa
minang dan memiliki komunikasi yang
terbuka terlihat ketika pasien
mengungkapkan keluhannya kepada
perawat dan keluarga
s. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan Hematologi Tanggal 17 Mei 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 5,0 gr/dl P ( 14-18 g/dl)
Leukosit 9.600/ mm3 5.000-10.000
Trombosit 264.000/mm3 150-450 ribu
Hematokrit 16% 40-48 %
DO
- Klien tamapak meringis
- TD 190/100 mmHg
DO
- Konjungtiva anemis
- Rambut kering dan kusam
- Hb, 5,0 g/dl
- Diit yang diberikan tidak habis
- Albumin 2,7 mg/dl
DO
- Klien tampak lemas
- Hb 5,0 g/dl
- Pernafasan 25 kali permenit
- Aktivitas dibantu perawat dan
keluarga
Batasan
karakteristik:
i. Bukti nyeri
j. Ekspresi
wajah nyeri
(meringis)
k. Hambatan
kemampua
n
meneruskan
aktivitas
sebelumnya
l. Perubahan
pola tidur
Terapi aktivitas
22. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
Terapi aktivitas