MAKALAH
Untuk memenuhi Tugas Matakuliah Sistem Pengendalian Manajemen yang
diampu oleh
Ibu Dewi Wungkus Antasari, SE., MM
Oleh :
Kelompok 2
Ratna Handayani (19130310097)
Debby Monica Kartika Sari (19130310098)
Alfida Salfa Anisa (19130310099)
Hammam Aly Hasibuan (19130310101)
Raung Zidna Fiahsani Putra (19130310107)
5A2 - Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas karangan ilmiah yang berjudul “Ukuran Kinerja”.
Secara garis besar, karangan ini membahas tentang sistem ukuran kinerja,
faktor kunci keberhasilan ukuran kinerja, kesulitan dalam mengimplementasikan
sistem pengukuran kinerja, praktik pengukuran kinerja, dan pengendalian
interaktif pengukuran kinerja. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dewi Wungkus Antasari, SE., MM selaku dosen matakuliah Sistem
Pengendalian Manajemen, yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
karangan ilmiah ini. Demikian juga ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada pihak-pihak lain, baik langsung maupun tidak langsung, yang telah
membantu proses penulisan karangan ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa karangan ilmiah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, karena di sini penulis masih dalam proses
belajar, dan masih perlu bimbingan lanjut lagi untuk mengembangkan potensi di
bidannya masing-masing. Oleh karena itu, penulis sangat memerlukan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Penulis
II
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
III
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2.2 Apa saja faktor yang menjadi kunci keberhasilan pengukuran kinerja pada
suatu perusahaan?
1.2.3 Apa saja kesulitan dalam mengimplementasikan sistem pengkuran kinerja
pada suatu perusahaan?
1.2.4 Bagaimana praktik-praktik dalam pengukuran kinerja pada suatu
perusahaan?
1.2.5 Bagaimana pengendalian interaktif pada pengukuran kinerja pada suatu
perusahaan?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Balanced Scorecard
4
yang sangat canggih untuk mengatur kinerja keuangan. Sayangnya, seperti yang
banyak ditemukan oleh perusahaan AS, selama tahun 1980-an banyak industri
yang dipicu oleh perubahan dalam bidang non-keuangan, seperti kualitas dan
kepuasan pelanggan, yang ada pada akhirnya memengaruhi kinerja keuangan
perusahaan. Meskipun mereka mengakui pentingnya ukuran non-keuangan,
banyak organisasi yang gagal untuk memasukkannya dalam tinjauan kinerja
tingkat eksekutif karena ukuran-ukuran ini cenderung kurang canggih
dibandingkan dengan ukuran keuangan dan manajer senior kurang terampil dalam
menggunakannya. Perusahaan harus mencapai keseimbangan antara ukuran-
ukuran eksternal, seperti kepuasan pelanggan, dengan ukuran-ukuran dari bisnis
internal, seperti hasil prosuksi. Terlalu sering perusahaan mengorbankan
pengembangan internal untuk memperoleh hasil eksternal atau mengabaikan
seluruh hasil eksternal, karena secara salah meyakini bahwa ukuran internal yang
bagus sudah mencukupi.
Karena ukuran – ukuran ini secara ekspilit terkait dengan strategi suatu
organisasi, maka ukuran – ukuran dalam scorecard harus spesifik untuk strategi
tertentu dan oleh karena itu spesifik untuk organisasi tertentu. Walaupun ada
kerangka pengukuran kinerja yang generik, tidak ada scorecard yang generik.
Ukuran – ukuran scorecard dikaitkan dari atas ke bawah dan dikaitkan dengan
target tertentu diseluruh organisasi. Tujuan dapat menjelaskan suatu strategi lebih
5
lanjut sehingga organisasi tersebut mengetahui apa yang perlu dilakukan dan
berapa banyak yang arsu diselesaikan.
6
berupa jumlah makanan yang disajikan disesuaikan dengan hari, musim,
cuaca, dan mungkin juga faktor – faktor lainnya.
Pemesanan Tertunda. Sebagai suatu indikasi mengenai
ketidakseimbangan antara penjualan dan produksi, pesanan tertunda dapat
menandakan ketidakpuasan pelanggan.
Pangsa Pasar. Kecuali jika pangsa pasar diamati secara ketat, penurunan
dalam posisi kompetitif suatu unit bisnis dapat dikaburkan oleh
peningkatan yang dilaporkan dalam volume penjualan yang disebabkan
oleh pertumbuhan industry secara keseluruhan.
Pesanan dari Pelanggan Kunci. Dalam unit bisnis yang menjual
produknya pada peritel, pesanan yang diterima dari pelanggan – pelanggan
penting tertentu departemen store besar, rantai toko diskon, supermarket,
pesanan lewat pos dapat mengindikasikan di awal mengenai keberhasilan
seluruh strategi pemasaran.
Kepuasan Pelanggan. Hal ini dapat diukur melalui survei pelanggan,
pendekataan “pembeli misterius” dan jumlah surat keluhan.
Retensi Pelanggan. Hal ini dapat diukur melalui lamanya hubungan denga
pelanggan.
Loyalitas Pelanggan. Hal ini dapat diukur dalam pembelian berulang,
referens yang diberikan oleh pelanggan, dan penjualan ke pelanggan
tersebut sebagai presentase dari total kebutuhan pelanggan itu untuk
produk atau jasa yang sama.
7
yang terisi setiap harinya -tingkat hunian- adalah ukuran utilitas
kapasitas.
Pengiriman Tepat Waktu
Perputaran Persediaan
Kualitas. Indikator dari kualitas mencakup jumlah unit cacat yang
dikirimkan oleh tiap pemasok, jumlah dan frekuensi dari pengiriman
yang terlambat, jumlah komponen dalam suatu produk, presentase
komponen yang umum versus komponen yang unik dalam suatu
produk, presentase hasil first-pass-yields (yaitu presentase unit yang
selesai tanpa pengerjaan Kembali), bahan baku sisa, pengerjaan
kembali, kerusakan mesin, jumlah dan frekuensi jadwal produksi dan
pengiriman yang tidak terpenuhi, jumlah saran karyawan, jumlah
keluhan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan, klaim garansi, beban
pemeliharaan lapangan, jumlah dan frekuensi produk yang
dikembalikan dan seterusnya.
Waktu Siklus. Persamaan ini untuk waktu siklus adalah alat yang
digunakan untuk mengenalisis kebutuhan persediaan :
8
mengarah pada pengurangan biaya. Salah satu cara yang efektif untuk memantau
kemajuan atas just in time adalah dengan menghitung rasio berikut ini :
Lama proses
Waktu siklus
Idealnya, cita – cita untuk rasio ini adalah sama dengan 1, namun hal itu
tidak dapat dicapai dalam semalam. Sistem just in time bukanlah instalasi yang
siap jadi. Namun, merupakan sistem evolusioner yang berusaha untuk secara
kontinu memperbaiki proses produksi. Perusahaan dapat menetapkan target untuk
rasio ini dan memantau kemajuannya terhadap target. Hasil terbaik dapat dicapai
dengan menekankan pada perbaikan secara kontinu dalam rasio ini ke arah angka
ideal sebesar 1.
1. Mendefinisikan strategi
2. Mendefinisikan ukuran – ukuran dari strategi
3. Mengintegrasikan ukuran – ukuran ke dalam sistem manajemen
4. Meninjau ukuran dan hasilnya secara berkala.
a. Mendefinisikan Startegi
Scorecard membangun suatu kaitan antara strategi dengan tindakan
operasional. Oleh karena itu, proses mendefinisikan scorecard dimulai
dengan mendefinisikan stratetgi organisasi. Dalam tahap ini, adalah
9
penting bahwa cita – cita organisasi dinyatakan secara eksplisit dan target
telah dikembangkan. Untuk perusahaan dalam satu industry (misalnya :
Analog Device, Maytag, Wrigley), scorecard tersebut sebaiknya
dikembangkan di tingkat korporasi dan kemudian diturunkan ke tingkat
fungsional dan tingkatan di bawahnya. Tetapi, untuk perusahaan
multibisnis (misalnya: General Electric, Du Pont, Corning Glass Work),
scorecard sebaiknya dikembangkan di tingkat unit bisnis. Adalah penting
bahwa departemen fungsional dalam suatu unit bisnis memiliki scorecard
sendiri, dan bahwa scorecard unit bisnis dan scorecard di bawah tingkatan
itu diselaraskan. Sebagai langkah akhir, untuk organisasi multibisinis,
scorecard tingkat korporasi sebaiknya dikembangkan untuk membahas, di
samping hal – hal lain, sinergi antar unit bisnis.
b. Mendefinisikan Ukuran dari Strategi
Langkah berikutnya adalah untuk mengembangkan ukuran – ukuran guna
mendukung strategi yang telah dinyatakan. Organisasi tersebut harus fokus
pada sedikit ukuran – ukuran penting pada titik ini atau manajemen akan
dibanjiri dengan. Demikian pula, adalah penting bahwa masing – masing
ukuran individual dapat dikaitkan satu sama lain dalam hubungan sebab-
akibat.
c. Mengintegrasikan Ukuran ke Dalam Sistem Manajmen
Scorecard haruslah diintegrasikan baik dengan struktur formal maupun
informal dari organisasi, budaya, serta praktik sumber daya manusia.
Misalnya saja, efektivitas scorecard akan dikompromikan jika kompensasi
manajer didasarkan hanya pada kinerja keuangan.
d. Meninjau Ukuran dan Hasilnya Secara Berkala
Ketika scorecard dijalankan, scorecard tersebut harus ditinjau secara
konsisten dan terus menerus oleh manajemen senior. Organisasi tersebut
sebaiknya memperhatikan hal – hal berikut :
Bagaimana kondisi organisasi menurut ukuran hasil ?
Bagaimana kondisi organisasi menurut ukuran pemicu ?
Bagaimana strategi organisasi berubah sejak tinjauan terkahir ?
Bagaimana ukuran scorecard berubah ?
10
Aspek yang paling penting dari tinjauan ini adalah sebagai berikut :
11
mereka. Tekanan ini dapat membebani pengembalian jangka Panjang yang
tidak pasti dari ukuran nonkeuangan.
c) Ukuran-ukuran Tidak Diperbarui
Banyak perusahaan tidak memiliki mekanisme formal untuk
memperbarui ukuran-ukuran tersebut agar selaras dengan perubahan dalam
strateginya. Akibatnya, perusahaan terus menggunakan ukuran-ukuran
yang didasarkan pada strategi yang lalu. Selain itu, ukuran-ukuran tersebut
sering menimbulkan kemalasan, terutama ketika orang mulai merasa
nyaman menggunakannya.
d) Terlalu Banyak Pengukuran
Berapa banyak ukuran penting yang dapat diikuti oleh seorang
manajer pada waktu yang sama tapa kehilangan fokus? Tak ada jawaban
yang benar untuk pertanyaan ini, kecuali lebih dari 1 dan kurang dari 50!
Jika jumlahnya terlalu sedikit, manajer tersebut mengabaikan ukuran-
ukuran yang penting untuk memantau pelaksanaan strategi. Jika ada terlalu
banyak ukuran, maka manajer berisiko kehilangan fokus karena mencoba
untuk melakukan banyak hal pada waktu yang sama.
e) Kesulitan dalam Menetapkan Trade-Off
Beberapa perusahaan menggabungkan ukuran keuangan dan
nonkeuangan dalam satu laporan dan memberikan bobot pada masing-
masing ukuran tersebut. Tetapi, kebanyakan scorecard tidak memberikan
bobot yang eksplisit kepada masing-masing ukuran ini. Tanpa pembobotan
semacam itu, adalah sulit untuk menentukan pertukaran antara ukuran
keuangan dan nonkeuangan.
12
tinjauan manajemen reguler, tetapi hanya 33 persen yang memasukkan
ukuran-ukuran inovasi serta perubahan ukuran dalam tinjauan manajemen
reguler. Tampilan. 11.3 menunjukkan bahwa ukuran-ukuran kinerja
keuangan merupakan Satu-satunya ukuran yang dianggap berkualitas
tinggi, terkini, dan dikaitkan dengan kompensasi. Kebanyakan perusahaan
responden memiliki ukuran-ukuran operasi dan kepuasan pelanggan, dan
lebih dari 79 persen perusahaan menganggap informasi ini bernilai tinggi.
Sayangnya, sering kali terdapat perbedaan besar antara nilai yang dilihat
dari ukuran-ukuran ini dengan kualitas dari informasi yang dihasilkan.
Tampilan 11.3
13
Peran utama dari pengendalian manajemen adalah untuk membantu
pelaksanaan strategi. Dari sisi ini, sebagaimana diindikasikan pada Tampilan 11.4,
strategi yang terpilih mendefinisikan faktor kunci keberhasilan yang menjadi titik
pusat dari desain dan operasi sistem pengendalian. Hasil akhirnya adalah
implementasi strategi yang berhasil. Dalam industri yang mengalami perubahan
lingkungan yang pesat, informasi pengendalian manajemen juga memberikan
dasar untuk memikirkan strategi baru. Hal ini dilustrasikan pada Tampilan 11.5.
Hal ini yang disebut dengan pengendalian interaktif. Dalam lingkungan yang
cepat berubah dan dinamis, menciptakan suatu organisasi pembelajaran adalah
penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Organisasi pembelajaran mengacu
kepada kemampuan dari karyawan suatu organisasi untuk belajar menyesuaikan
diri terhadap perubahan lingkungan secara berkelanjutan. Organisasi
pembelajaran yang efektif adalah organisasi di mana karyawan pada semua
tingkatan secara terus-menerus memantau lingkungannya, mengidentifikasikan
masalah serta, peluang potensial, saling bertukar informasi mengenai lingkungan
secara terus-terang dan terbuka, serta bereksperimentasi dengan model bisnis
alternatif guna menyesuaikan diri dengan sukses terhadap lingkungan yang baru.
Tujuan utama dari pengendalian interaktif adalah untuk memfasilitasi terciptanya
organisasi pembelajaran. Sementara faktor kunci keberhasilan adalah penting
dalam desain system pengendalian untuk mengimplementasikan strategi yang
dipilih, ketidakpastian strategis memandu penggunaan sekelompok informasi
pengendalian manajemen secara interaktif dalam mengembangkan strategi baru.
Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan secara mendasar
(perubahan dalam preferensi pelanggan, teknologi, pesaing, gaya hidup, produk
substitusi, dan lain-lain) yang mungkin mengganggu aturan-aturan yang
dijalankan oleh suatu organisasi hari ini.
14
Tampilan 11.5
Faktor kunci
keberhasilan
Sistem pengendalian
manajemen hari ini
Tampilan 11.6
Ketidakpastian
Strategis
Penggunaan
seperangkat
informasi
15
pengendalian
manajemen secara
interaktif
Sistem pengendalian
manajemen hari ini
Pengendalian interaktif mengingatkan manajemen terhadap ketidakpastian
strategis, baik berupa masalah (misalnya: kehilangan pangsa pasar, keluhan
pelanggan) maupun peluang (misalnya; pembukaan pasar baru karena aturan
pemerintah tertentu telah dihapus). Ini menjadi dasar bagi para manajer untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah pesat dengan memikirkan
strategi bar (Tampilan 11.6). Pengendalian interaktif memiliki karakteristik-
karakteristik berikut ini:
16
Munculnya interface tunjuk dan klik (point-and-click) yang
didasarkan pada standar yang terbuka, murah untuk dipasang dan
dioperasikan, serta global.
Meningkatnya kekuatan teknologi komputer dan komunikasi.
Pertumbuhan dalam komunikasi seller baik untuk telepon maupun
akses internet.
Pengembangan dan penggunaan teknologi pengenalan ucapan dan
teknologi penerjemahan bahasa berbasis mesin yang
memungkinkan orang untuk berbicara atau menulis dalam bahasa
yang berbeda guna berkomunikasi satu sama lain pada waktu yang
sama.
2. Teknologi pemusatan akan memiliki dampak-dampak berikut ini:
Pemusatan suara, data, dan gambar memiliki implikasi bagi
perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam industri produk
elektronik konsumen (Phillips) telekomunikasi (British Telecom),
dan komputer (IBM),
Integrasi teknologi kimia dan digital memiliki pengaruh terhadap
perusahaan-perusahaan seperti Eastman Kodak.
Bauran hardware dan software memiliki pengaruh terhadap
perusahaan-perusahaan seperti Sony.
Munculnya rekayasa dan bioteknologi tanaman membuka peluang
bagi perusahaan-perusahaan dalam ilmu pengetahuan kehidupan
(Novartis,Merck, Pfizer).
3. Miniaturisasi dapat membuka peluang bagi produsen alat-alat elektronik
(Sony) serta alat rumah tangga (Whirlpool, Electrolux).
4. Pergeseran dari barang, fisik ke jasa dengan cepat mengubah industri
otomotif (Ford) serta usaha barang tahan lama (General Electric).
Diskontinuitas berikut ini yang disebabkan oleh globalisasi memiliki
potensi untuk menciptakan peluang baru:
1. Liberalisasi, deregulasi, dan privatisasi memiliki potensi untuk
menciptakan segmen pelanggan baru yang bear dalam pasar-pasar
yang baru muncul seperti Cina, India, dan Brasil,
17
2. Pesaing baru dari pasar yang, baru muncul bisa menjadi pemain global
di masa depan. Misalnya, daftar pesaing global yang bermunculan dari
India mencakup Infosys (software), Ranbaxy (farmas), Reliance
Industries (petrokimia), dan Tata Grup yang, terdiversifikasi (berbagai
industri jasa dan manufaktur)
1. Data dalam subsistem harus tidak ambigu serta mudah dipahami dan
dinterpretasikan. Penggunaan data panga pasar yang diterbitkan oleh
Nielsen merupakan salah satu contohnya.
2. Subsistem tersebut harus memuat data mengenai ketidakpastian strategis.
Untuk perusahaan pasokan rumah sakit yang disebutkan di atas,
ketidakpashan strategis terutama adalah seputar teknologi pemberian obat.
Sistem manajemen proyek perusahaan memuat data mengenai teknologi
baru dalam pemberian obat dan dengan demikian menjadi berguna sebagai
suatu pengendalian interaktif.
3. Data dalam subsistem seharusnya membantu perusahaan untuk
mengembangkan strategi baru. Jika Amazon.com bermaksud untuk
mengembangkan jalur distribusi logistik secara fisik ke India, perusahaan
tersebut harus memantau dengan cermat variabel-variabel berikut ini
karena berkaitan dengan pasar India: jumlah PC yang terjual, penetrasi
telepon, dan jumlah sambungan Internet. Pergeseran yang dramatis dalam
variabel-variabel ini memungkinkan Amazon.com untuk
memformulasikan rencana tindakan baru.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mendefinisikan strategi
2. Mendefinisikan ukuran – ukuran dari strategi
3. Mengintegrasikan ukuran – ukuran ke dalam sistem manajemen
4. Meninjau ukuran dan hasilnya secara berkala
19
Daftar Pustaka
20