Anda di halaman 1dari 22

SURAT AL-IKHLAS, Al-

FALAQ, DAN AN-NAAS


Oleh:
1. DILLA BACHTIAR PRASETYORINI(19130310046)
2. ASIH TUGI PURWANTI (19130310090)
3. NUR KHOLIFAH (19130310091)
ASBABUN NUZUL SURAT AL IKHLAS
Surat ini termasuk surat Makkiyah, diturunkan setelah Surat Al-
Falaq dan An-Naas. Surat ini berisi tentang pokok-pokok tauhid.
Dinamakan Surat Al-Ikhlas karena Al-Ikhlas adalah tauhid, beribadah
hanya kepadaNya. Dan Surat ini juga dinamakan Surat Qul
huwallaahu ahad, diambil dari ayat pertama dari surat ini.

Ibnu Katsir mengutip riwayat Imam Ahmad dari Ubay bin Ka’ab
mengenai asbabun nuzul Surat Al-Ikhlas. Bahwa ada orang-orang
musyrik yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Hai
Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu.” Maka
Allah menurunkan surat Al Ikhlas.
KANDUNGAN SURAT AL IKHLAS
menegaskan tentang kemurnian menegaskan bahwa Allah SWT tidak bisa
Ayat 1 keesaan Allah SWT. Allah Maha
Ayat 3 diserupakan atau disamakan dengan
tunggal, tidak ada Tuhan selain-Nya. makhluknya. Allah tidak mungkin
Sehingga segala bentuk kesyirikan diserupakan seperti manusia yang
tidak dapat ditolerir dalam Islam. melahirkan. Tapi Allah adalah 'Al-Kholiq'
yang maha menciptakan.

menegaskan segala makhluk yang ada menegaskan bahwa, tidak ada satupun
Ayat 2 di jagat raya ini adalah makhluk yang Ayat 4 makhluk atau ciptaan Allah di jagat
lemah. Baik itu jin, manusia, raya ini yang sama atau setara dengan-
tumbuhan, hewan, gunung, laut Nya. Oleh sebab itu, kita sebagai
maupun yang lainnya, semua makhluknya jangan sampai
bergantung pada Allah SWT semata. menyekutukan-Nya. Tidak boleh
Allah SWT adalah maha menyamakan dzatnya dengan
menghidupkan dan mematikan. manusia. 
TAFSIR SURAT AL IKHLAS

Surat Al Ikhlas ayat 1 Surat Al Ikhlas ayat 2

Katakanlah: “Dialah Allah Yang Mahaesa.” “Allah adalah Tuhan yang bergantung
Ketika orang-orang Yahudi mengatakan, kepada-Nya segala sesuatu.”Ibnu Abbas
“Kami menyembah Uzair anak Allah.” Orang menjelaskan tafsir ayat ini. Maksudnya adalah,
Nasrani mengatakan, “Kami menyembah Isa seluruh makhluk bergantung kepada Allah
anak Allah.” Orang-orang musyrik dalam kebutuhan dan sarana mereka. Dialah
mengatakan, “Kami menyembah berhala.” Tuhan yang Maha Sempurna dalam perilaku-
Maka Allah menegaskan bahwa Dia Maha Nya. Maha Mulia yang Maha Sempurna dalam
Esa. Dialah Allah Tuhan Yang Satu, Yang kemulian-Nya. Maha Besar yang Maha
tiada tandingan-Nya, tiada lawan-Nya, tiada Sempurna dalam kebesaran-Nya.
sekutu bagi-Nya.
TAFSIR SURAT AL IKHLAS

Surat Al Ikhlas ayat 3 Surat Al Ikhlas ayat 4


“Dia tidak beranak dan tidak pula “Dan tidak ada seorang pun yang
diperanakkan.”Ibnu Katsir menjelaskan bahwa setara dengan Dia.”Kata kufuwan terambil
makna ayat ini adalah Allah tidak beranak, dari kata kufu’myang artinya sama. Tidak
tidak diperanakkan, dan tidak mempunyai istri. ada seorang pun yang setara apalagi sama
Sayyid Qutb menjelaskan, hakikat Allah itu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dialah
tetap, abadi, azali. Sifat-Nya adalah sempurna yang memiliki segala sesuatu dan yang
dan mutlak dalam semua keadaan. Kelahiran menciptakannya, maka mana mungkin Dia
adalah suatu kemunculan dan pengembangan, memiliki tandingan dari kalangan makhluk-
wujud tambahan setelah kekurangan atau Nya yang bisa mendekati atau menyamai-
ketiadaan. Hal demikian mustahil bagi Allah. Nya. Menurut Sayyid Qutb, makna ayat ini
Kelahiran juga memerlukan perkawinan. Lagi- adalah, tidak ada yang sebanding dan setara
lagi, ini mustahil bagi Allah. dengan Allah. Baik dalam hakikat
wujudnya maupun dalam sifat dzatiyahnya.
ASBABUN NUZUL SURAT AL FALAQ

Kafir Quraisy Makkah berupaya mencederai Rasulullah


dengan ‘ain. Yakni pandangan mata yang merusak atau
membinasakan. Ada kepercayaan tertentu bahwa mata
melalui pandangannya bisa membinasakan. Dan memang
ada orang-orang tertentu yang matanya demikian. Maka
Allah menurunkan dan mengajarkan Surat Al-Falaq dan
Surat An-Naas kepada Rasulullah untuk menangkalnya.
Ini asbabun nuzul yang menjadi tumpuan pendapat
bahwa Surat Al Falaq adalah makkiyah.
ASBABUN NUZUL SURAT AL FALAQ
Asbabun nuzul yang menjadi dasar pendapat ayat ini
Madaniyah adalah karena surat ini diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad saat seorang Yahudi Madinah bernama
Lubaid bin A’sham menyihir beliau. Lubaid bin A’sham
menyihir Rasulullah dengan media pelepah kurma berisi
rambut beliau yang rontoh ketika bersisir, beberapa gigi sisir
beliau serta benang yang terdapat 11 ikatan yang ditusuk
jarum. Lalu Allah menurunkan Surat Al Falaq dan An Naas.
KANDUNGAN SURAT AL-FALAQ
1. Surat Al-Falaq mengandung permintaan perlindungan kepada Allah SWT dari
segala kejahatan makhluk
2. Surat Al-Falaq juga disebut dengan sifatnya Rabbul Falaq yang berarti Tuhannya
pagi/subuh dan Tuhan seluruh makhluk atau Allah adalah yang kuasa
menyingkirkan kejahatan dan kesulitan dengan memunculkan pertolongan

3. Dalam surat ini dijelaskan bahwa seluruh manusia harus berlindung kepada Allah
tanpa pengecualian

4. Surat Al-Falaq menjelaskan bahwa hasad dapat mengakibatkan kejahatan. Oleh


karena itu, umat Islam perlu menghindari dengan memohon perlindungan kepada
Allah
MANFAAT SURAT AL FALAQ

Dzikir pagi dan


Sebagai pelindung petang.
dari segala bentuk
kejahatan

Sebagai Rasulullah
penyembuhan menganjurkan
dan terhindar dari untuk membaca
kedengkian al-Falaq di
penghujung
Shalat
TAFSIR SURAT AL FALAQ

● Surat Al Falaq ayat 1


Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh”
●Kata qul (‫ل‬EE‫ )ق‬artinya katakanlah. Yakni “katakanlah wahai Muhammad dan ajarkanlah
juga kepada umatmu.” A’uudzu (‫عوذ‬E‫ )أ‬terambil dari kata ‘audz (‫وذ‬E‫ )ع‬yakni menuju kepada
sesuatu untuk menghindar dari sesuatu yang ditakuti.
●Rabb ‫)رب‬
( mengandung makna kepemilikan dan kepemeliharaan serta pendidikan yang
melahirkan pembelaan serta kasih sayang. Sayyid Qutb menjelaskan dalam Tafsir Fi Zhilalil
Quran, Ar Rabb adalah Tuhan yang memelihara, Yang mengarahkan, Yang menjaga, dan
Yang melindungi. Al Falaq (‫ق‬E‫لفل‬EE‫ )ا‬berasal dari kata falaqa (‫لق‬EEE‫ )ف‬yang artinya membelah. Kata
ini dapat berarti subjek sehingga maknanya “pembelah” juga bisa berarti objek yang
Tafsir Surat Al Falaq ayat 2

●dari kejahatan makhluk-Nya


●Kata syar (‫ر‬EE‫ )ش‬pada mulanya berarti buruk atau mudharat. Lawan dari khair (‫)خير‬
yang berarti baik. Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan, syar mencakup dua hal yaitu
sakit (pedih) dan yang mengantar kepada sakit (pedih). Penyakit, kebakaran, tenggelam
adalah sakit. Sedangkan kekufuran, maksiat dan sebagainya mengantar kepada sakit atau
kepedihan siksa Ilahi.
●Kata maa (‫ا‬E‫ )م‬berarti apa. Sedangkan khalaq (‫ )خلق‬adalah bentuk kerja masa lampau
(madhi) dalam arti yang telah diciptakan. Sehingga maa khalaq (‫ا خلق‬E‫ )م‬berarti makhluk
ciptaanNya.Ketika menafsirkan Surat Al Falaq ayat 2 ini, Ibnu Katsir mengatakan: “yakni
dari kejahatan semua makhluk.”
Surat Al Falaq ayat 3

●Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.


●Kata ghaasiq (‫اسق‬E‫ )غ‬artinya adalah malam, berasal dari kata ghasaqa
(‫ )غسق‬yang berarti penuh. Malam dinamai ghaasiq karena kegelapannya
memenuhi angkasa. Kata waqaba ‫ب‬E‫)وق‬
( berasal dari kata al waqb ‫وقب‬
( ‫ل‬EE‫)ا‬
yaitu lubang yang terdapat pada batu sehingga air masuk ke dalam lubang
itu. Sehingga ayat ini bermakna malam yang telah masuk ke dalam
kegelapan sehingga ia menjadi sangat kelam.
Surat Al Falaq ayat 4

●“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada


buhul-buhul.”Kata an naffaatsaat ‫نفاثات‬
( ‫ل‬EE‫ )ا‬merupakan bentuk jamak dari an
naffaatsah (‫ة‬EE‫لنفاث‬EE‫)ا‬. Berasal dari kata nafatsa ‫فث‬E
( E‫ )ن‬yang artinya meniup sambil
menggerakkan lidah namun tidak mengeluarkan ludah.Sebagian ulama
berpendapat ta’ marbuthah pada kata ini menunjukkan arti muannats (perempuan).
Namun, sebagian ulama berpendapat ta’ marbuthah pada kata ini sebagai
mubalaghah sehingga bisa laki-laki maupun perempuan.
●Kata al ‘uqad (‫لعقد‬EE‫ )ا‬merupakan bentuk jamak dari ‘uqdah (‫ )عقدة‬berasal dari
kata ‘aqada (‫ )عقد‬yang artinya mengikat. Kata ini bisa bermakna hakiki yang
berarti tali yang mengikat. Bisa pula bermakna majazi yang berarti kesungguhan
Surat Al Falaq ayat 5

●Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.


●Kata hasad (‫ )حسد‬artinya iri hati atas nikmat yang dimiliki orang lain disertai
harapan kiranya nikmat itu hilang darinya, baik diperoleh yang iri atau tidak.Permohonan
perlindungan terhadap kejahatan orang-orang yang hasad dikaitkan dengan idzaa hasad
(‫)إذا حسد‬. Saat masih berada dalam hati, yang hasad disebut haasid, tapi kejahatannya
belum menimpa orang lain. Namun begitu dicetuskan dalam bentuk ucapan atau
perbuatan, inilah yang digambarkan dalam Surat Al Falaq ayat 5 ini. Demikian Tafsir Al
Misbah.
ASBABUN NUZUL SURAT AN NAAS

Surat An naas terdiri dari enam


ayat. Kata An Naas yang berarti
“manusia” diambil dari ayat pertama.
Ia disebut pula surat Qul a’udzu birabbin naas.
Surat ini turun bersama surat Al Falaq. Menurut
pendapat Hasan, Atha’, Ikrimah dan Jabir, Surat
An Naas adalah surat makkiyah. Ini merupakan
pendapat mayoritas. Namun ada juga yang
berpendapat Surat An Naas adalah madaniyah
berdasarkan riwayat Ibnu Abbas dan Qatadah.
KANDUNGAN SURAT AN-NAAS

● Surat An-Naas mengandung permintaan pertolongan kepada Allah SWT dari kejahatan iblis dan
bala tentaranya yang dapat melalaikan serta menebarkan was-was terhadap manusia.
● Ayat ke 1-3 menunjukan tiga sifat dari Allah SWT yaitu, rububiyah, mulkiyah, dan uluhiyah.
● Tiga sifat tersebut sekaligus menunjukkan bahwa hanya Allah-lah Tuhan pemelihara dan pencipta,
Dia-lah yang merajai dan menguasai manusia, serta hanya Dia-lah yang berhak disembah oleh
manusia.
● Surat An-Naas menjelaskan tentang waswas. Waswas yang tersebut yaitu bisa karena sebab dari
jin ataupun manusia. Maksudnya, surat An Nas memberikan penjelasan kepada kita bahwa setan
bisa dari berbagai golongan, yaitu jin atau manusia.
● Dalam Surat An-Naas disebutkan tiga sifat Allah (Rabb, Malik, dan Ilah) untuk meminta
perlindungan dari satu hal yakni waswas. Karena pentingnya keselamatan agama daripada
keselamatan jiwa dan raga.
TAFSIR SURAT AN NAS

1. Surat An Nas ayat 1


●Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
●Kata qul (‫ل‬EE‫ )ق‬yang berarti “katakanlah” membuktikan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan
segala sesuatu yang diterimanya dari ayat-ayat Al Quran yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Seandainya ada sesuatu yang
disembunyikan, demikian Tafsir Al Misbah, yang paling wajar adalah menghilangkan kata qul ini. Dalam Tafsir Al Azhar, Buya
Hamka menerangkan, qul (‫ل‬EE‫“ )ق‬katakanlah Wahai utusanKu dan ajarkanlah juga kepada mereka.”
●Kata a’uudzu (‫عوذ‬E‫ )أ‬terambil dari kata ‘audz (‫ )عوذ‬yakni menuju kepada sesuatu untuk menghindar dari sesuatu yang
ditakuti.Rabb ‫)رب‬
( mengandung makna kepemilikan dan kepemeliharaan serta pendidikan yang melahirkan pembelaan serta kasih
sayang. Dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran disebutkan, Ar Rabb adalah Tuhan yang memelihara, Yang mengarahkan, Yang menjaga
dan Yang melindungi.
● Sedangkan an nas (‫ )اــلناس‬berarti kelompok manusia. Berasal dari kata an naws (‫ )اــلنوس‬yang berarti gerak. Ada juga yang
berpendapat dari kata unaas (‫ )أـناس‬yang berarti tampak.

Tafsir Surat An Nas ayat 2

● “Raja manusia”
●Kata Malik (‫ك‬E‫ )مل‬artinya raja, biasanya digunakan untuk penguasa yang mengurus manusia. Berbeda dengan Maalik (‫لك‬EE‫ )ما‬yang
artinya pemilik, biasanya digunakan untuk menggambarkan kekuasaan si pemilik terhadap sesuatu yang tidak bernyawa. Maka wajar
jika ayat kedua ini tidak dibaca maalik dengan memanjangkan huruf mim sebagaimana dalam Surat Al Fatihah. Demikian penjelasan
Tafsir Al Misbah. Al Malik, kata Sayyid Qutb dalam Fi Zhilalil Quran, adalah Tuhan Yang berkuasa, Yang menentukan keputusan, Yang
mengambil Tindakan.
●Surat An Nas ayat 3
●Sembahan manusia
●Kata ilah (E‫له‬EE‫ )إ‬berasal dari kata aliha – ya’lahu (E‫له‬EE‫أ‬EE‫ – ي‬E‫له‬EE‫ )أ‬yang berarti menuju dan bermohon. Disebut ilah karena seluruh
makhluk menuju serta bermohon kepada-Nya dalam memenuhi kebutuhan mereka. Pendapat lain mengatakan kata tersebut awalnya
berarti menyembah atau mengabdi sehingga ilah adalah Dzat yang disembah dan kepadaNya tertuju segala pengabdian. Sayyid Qutb
menjelaskan, al ilah adalah Tuhan yang Mahatinggi, Yang mengungguli, Yang mengurusi, Yang berkuasa. Sifat-sifat ini mengandung
perlindungan dari kejahatan yang masuk ke dalam dada, sedang yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana cara menolaknya
karena ia tersembunyi.
Surat An Nas ayat 4
●Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.
●Kata syar (‫ر‬EE‫ )ش‬pada mulanya berarti buruk atau mudharat. Lawan dari khair (‫ )خير‬yang berarti baik. Ibnu Qayyim Al
Jauziyah menjelaskan, syar mencakup dua hal yaitu sakit (pedih) dan yang mengantar kepada sakit (pedih). Penyakit,
kebakaran, tenggelam adalah sakit. Sedangkan kekufuran, maksiat dan sebagainya mengantar kepada sakit atau kepedihan siksa
Ilahi. Kata al waswas (‫س‬E‫وا‬E‫لوس‬EE‫ )ا‬awalnya berarti suara yang sangat halus. Makna ini kemudian berkembang menjadi bisikan-
bisikan, biasanya adalah bisikan negatif. Karenanya sebagian ulama memahami kata ini dalam arti setan. Karena setan sering
membisikkan rayuan dan jebakan dalam hati manusia.
● Sedangkan kata al khannas (‫لخناس‬EE‫ )ا‬berasal dari kata khanasa (‫ )خنس‬yang artinya kembali, mundur, bersembunyi.
● Surat An Nas ayat 5
●yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
●Kata Shudur (‫دور‬EE‫ )ص‬artinya adalah dada, yang dimaksudkan adalah tempat hati manusia. Maka ketika menjelaskan
ayat ini, Syaikh Wahbah menjelaskan: “Yang menebarkan pikiran-pikiran buruk dan jahat di dalam hati. Dalam ayat tersebut
disebutkan kata ash shudur karena dada adalah tempat hati. Pikiran-pikiran itu tempatnya di hati, sebagaimana dikenal dalam
dialektika orang-orang Arab.”
Surat An Nas ayat 6
●dari (golongan) jin dan manusia.
● Kata min (‫ )من‬dalam ayat ini bermakna sebagian. Karena memang sebagian manusia
dan jin melakukan bisikan-bisikan negatif, tidak semuanya.
● Kata al jinnah (‫لجنة‬EE‫ )ا‬adalah bentuk jamak dari jinny (‫لجني‬EE‫ )ا‬yang ditandai dengan ta’
marbuthah untuk menunjukkan bentuk jamak muannats. Kata jinn berasal dari akar
kata janana (‫ )جنن‬yang berarti tertutup atau tidak terlihat. Anak yang masih dalam
kandungan disebut janin karena ia tidak terlihat. Surga dan hutan yang lebat disebut
jannah karena mata tidak dapat menembusnya. Dinamai jin karena ia makhluk halus
yang tidak terlihat.
KEUTAMAAN SURAT AL-IKHLAS, AN-NAAS
DAN AL-FALAQ
1. Keutamaan Surat Al-Ikhlas adalah sama dengan sepertiga Al-Qur’an.

2. Surah Al-Ikhlas disebut sepertiga Al-Qur’an dilihat dari sisi makna atau kandungannya
karena Al-Qur’an itu terdiri dari hukum, berita (cerita), dan tauhid. Surah Al-Ikhlas ini berisi
bahasan tauhid.

3. Keutamaan mencintai Surat Al-Ikhlas. Kecintaan seperti ini akan memudahkan seseorang
masuk surga.

4. Surat Al-Falaq dan Surat An-Naas adalah dua surat yang terbaik yang diturunkan pada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

5. Surat Al-Falaq dan An-Naas disebut mu’awwidzataan (dua surat berisi permintaan
perlindungan).

6. Surat Al-Falaq dan An-Naas bisa dijadikan bacaan rukyah.


terimakasih

Anda mungkin juga menyukai