Ibnu Katsir mengutip riwayat Imam Ahmad dari Ubay bin Ka’ab
mengenai asbabun nuzul Surat Al-Ikhlas. Bahwa ada orang-orang
musyrik yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Hai
Muhammad, gambarkanlah kepada kami tentang Tuhanmu.” Maka
Allah menurunkan surat Al Ikhlas.
KANDUNGAN SURAT AL IKHLAS
menegaskan tentang kemurnian menegaskan bahwa Allah SWT tidak bisa
Ayat 1 keesaan Allah SWT. Allah Maha
Ayat 3 diserupakan atau disamakan dengan
tunggal, tidak ada Tuhan selain-Nya. makhluknya. Allah tidak mungkin
Sehingga segala bentuk kesyirikan diserupakan seperti manusia yang
tidak dapat ditolerir dalam Islam. melahirkan. Tapi Allah adalah 'Al-Kholiq'
yang maha menciptakan.
menegaskan segala makhluk yang ada menegaskan bahwa, tidak ada satupun
Ayat 2 di jagat raya ini adalah makhluk yang Ayat 4 makhluk atau ciptaan Allah di jagat
lemah. Baik itu jin, manusia, raya ini yang sama atau setara dengan-
tumbuhan, hewan, gunung, laut Nya. Oleh sebab itu, kita sebagai
maupun yang lainnya, semua makhluknya jangan sampai
bergantung pada Allah SWT semata. menyekutukan-Nya. Tidak boleh
Allah SWT adalah maha menyamakan dzatnya dengan
menghidupkan dan mematikan. manusia.
TAFSIR SURAT AL IKHLAS
Katakanlah: “Dialah Allah Yang Mahaesa.” “Allah adalah Tuhan yang bergantung
Ketika orang-orang Yahudi mengatakan, kepada-Nya segala sesuatu.”Ibnu Abbas
“Kami menyembah Uzair anak Allah.” Orang menjelaskan tafsir ayat ini. Maksudnya adalah,
Nasrani mengatakan, “Kami menyembah Isa seluruh makhluk bergantung kepada Allah
anak Allah.” Orang-orang musyrik dalam kebutuhan dan sarana mereka. Dialah
mengatakan, “Kami menyembah berhala.” Tuhan yang Maha Sempurna dalam perilaku-
Maka Allah menegaskan bahwa Dia Maha Nya. Maha Mulia yang Maha Sempurna dalam
Esa. Dialah Allah Tuhan Yang Satu, Yang kemulian-Nya. Maha Besar yang Maha
tiada tandingan-Nya, tiada lawan-Nya, tiada Sempurna dalam kebesaran-Nya.
sekutu bagi-Nya.
TAFSIR SURAT AL IKHLAS
3. Dalam surat ini dijelaskan bahwa seluruh manusia harus berlindung kepada Allah
tanpa pengecualian
Sebagai Rasulullah
penyembuhan menganjurkan
dan terhindar dari untuk membaca
kedengkian al-Falaq di
penghujung
Shalat
TAFSIR SURAT AL FALAQ
● Surat An-Naas mengandung permintaan pertolongan kepada Allah SWT dari kejahatan iblis dan
bala tentaranya yang dapat melalaikan serta menebarkan was-was terhadap manusia.
● Ayat ke 1-3 menunjukan tiga sifat dari Allah SWT yaitu, rububiyah, mulkiyah, dan uluhiyah.
● Tiga sifat tersebut sekaligus menunjukkan bahwa hanya Allah-lah Tuhan pemelihara dan pencipta,
Dia-lah yang merajai dan menguasai manusia, serta hanya Dia-lah yang berhak disembah oleh
manusia.
● Surat An-Naas menjelaskan tentang waswas. Waswas yang tersebut yaitu bisa karena sebab dari
jin ataupun manusia. Maksudnya, surat An Nas memberikan penjelasan kepada kita bahwa setan
bisa dari berbagai golongan, yaitu jin atau manusia.
● Dalam Surat An-Naas disebutkan tiga sifat Allah (Rabb, Malik, dan Ilah) untuk meminta
perlindungan dari satu hal yakni waswas. Karena pentingnya keselamatan agama daripada
keselamatan jiwa dan raga.
TAFSIR SURAT AN NAS
● “Raja manusia”
●Kata Malik (كE )ملartinya raja, biasanya digunakan untuk penguasa yang mengurus manusia. Berbeda dengan Maalik (لكEE )ماyang
artinya pemilik, biasanya digunakan untuk menggambarkan kekuasaan si pemilik terhadap sesuatu yang tidak bernyawa. Maka wajar
jika ayat kedua ini tidak dibaca maalik dengan memanjangkan huruf mim sebagaimana dalam Surat Al Fatihah. Demikian penjelasan
Tafsir Al Misbah. Al Malik, kata Sayyid Qutb dalam Fi Zhilalil Quran, adalah Tuhan Yang berkuasa, Yang menentukan keputusan, Yang
mengambil Tindakan.
●Surat An Nas ayat 3
●Sembahan manusia
●Kata ilah (EلهEE )إberasal dari kata aliha – ya’lahu (EلهEEأEE – يEلهEE )أyang berarti menuju dan bermohon. Disebut ilah karena seluruh
makhluk menuju serta bermohon kepada-Nya dalam memenuhi kebutuhan mereka. Pendapat lain mengatakan kata tersebut awalnya
berarti menyembah atau mengabdi sehingga ilah adalah Dzat yang disembah dan kepadaNya tertuju segala pengabdian. Sayyid Qutb
menjelaskan, al ilah adalah Tuhan yang Mahatinggi, Yang mengungguli, Yang mengurusi, Yang berkuasa. Sifat-sifat ini mengandung
perlindungan dari kejahatan yang masuk ke dalam dada, sedang yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana cara menolaknya
karena ia tersembunyi.
Surat An Nas ayat 4
●Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.
●Kata syar (رEE )شpada mulanya berarti buruk atau mudharat. Lawan dari khair ( )خيرyang berarti baik. Ibnu Qayyim Al
Jauziyah menjelaskan, syar mencakup dua hal yaitu sakit (pedih) dan yang mengantar kepada sakit (pedih). Penyakit,
kebakaran, tenggelam adalah sakit. Sedangkan kekufuran, maksiat dan sebagainya mengantar kepada sakit atau kepedihan siksa
Ilahi. Kata al waswas (سEواEلوسEE )اawalnya berarti suara yang sangat halus. Makna ini kemudian berkembang menjadi bisikan-
bisikan, biasanya adalah bisikan negatif. Karenanya sebagian ulama memahami kata ini dalam arti setan. Karena setan sering
membisikkan rayuan dan jebakan dalam hati manusia.
● Sedangkan kata al khannas (لخناسEE )اberasal dari kata khanasa ( )خنسyang artinya kembali, mundur, bersembunyi.
● Surat An Nas ayat 5
●yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
●Kata Shudur (دورEE )صartinya adalah dada, yang dimaksudkan adalah tempat hati manusia. Maka ketika menjelaskan
ayat ini, Syaikh Wahbah menjelaskan: “Yang menebarkan pikiran-pikiran buruk dan jahat di dalam hati. Dalam ayat tersebut
disebutkan kata ash shudur karena dada adalah tempat hati. Pikiran-pikiran itu tempatnya di hati, sebagaimana dikenal dalam
dialektika orang-orang Arab.”
Surat An Nas ayat 6
●dari (golongan) jin dan manusia.
● Kata min ( )منdalam ayat ini bermakna sebagian. Karena memang sebagian manusia
dan jin melakukan bisikan-bisikan negatif, tidak semuanya.
● Kata al jinnah (لجنةEE )اadalah bentuk jamak dari jinny (لجنيEE )اyang ditandai dengan ta’
marbuthah untuk menunjukkan bentuk jamak muannats. Kata jinn berasal dari akar
kata janana ( )جننyang berarti tertutup atau tidak terlihat. Anak yang masih dalam
kandungan disebut janin karena ia tidak terlihat. Surga dan hutan yang lebat disebut
jannah karena mata tidak dapat menembusnya. Dinamai jin karena ia makhluk halus
yang tidak terlihat.
KEUTAMAAN SURAT AL-IKHLAS, AN-NAAS
DAN AL-FALAQ
1. Keutamaan Surat Al-Ikhlas adalah sama dengan sepertiga Al-Qur’an.
2. Surah Al-Ikhlas disebut sepertiga Al-Qur’an dilihat dari sisi makna atau kandungannya
karena Al-Qur’an itu terdiri dari hukum, berita (cerita), dan tauhid. Surah Al-Ikhlas ini berisi
bahasan tauhid.
3. Keutamaan mencintai Surat Al-Ikhlas. Kecintaan seperti ini akan memudahkan seseorang
masuk surga.
4. Surat Al-Falaq dan Surat An-Naas adalah dua surat yang terbaik yang diturunkan pada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Surat Al-Falaq dan An-Naas disebut mu’awwidzataan (dua surat berisi permintaan
perlindungan).