(19130310046) 2. Selvi Mayranti Dewi (19130310096) 3. Alfida Salfa Anisa (19130310099) 4. Toni Hartono (19130320074) 5. Titalia Septiana Efendy (19130310076) Apabila metode harga pokok perolehan untuk mencatat investasi saham-saham perusahaan anak, maka hanya deviden atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh perusahaan anak) yang diakui sebagai pendapatan (revenue) oleh perusahaan induk. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan modal hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah saham yang dimiliki itu dijual. Pada metode harga perolehan perusahaan induk tidak mencacat bagian laba diperoleh perusahaan anak sampai laba dibagikan sebagai deviden. Bagian atas laba yang diperoleh (yang belum dibagikan sebagi deviden) /rugi yang ditanggung, oleh perusahaan induk hanya diakui dalam laporan keuangan (neraca) yang dikonsolidasi. Pada metode harga perolehan bagian deviden yang dibagikan oleh perusahaan anak dicatat Debit dalam rekening Piutang Deviden (Kas), dengan rekening lawan kredit ”Penghasilan Deviden”. Alternatif Teknik – teknik Penyusunan Neraca Konsolidasi dengan Metode Harga Perolehan Meskipun didalam buku – buku perusahaan induk tidak dilakukan pengakuan terhadap bagain laba perusahaan anak yang belum direalisasikan (dibagikan sebagai deviden), namun demikian di dalam neraca yang dikonsolidasi jumlah tersebut harus diakui pula sebagai kenaikan atas saldo laba yang ditahan. Eliminasi terhadap bagian pemilikan pada perusahaan anak di dalam daftar lajur neraca konsolidasi didasarkan pada posisi keuangan perusahaan anak, pada saat terjadinya pemilikan saham – saham oleh perusahaan induk. Oleh sebab itu apabila terjadi kenaikan saldo laba yang ditahan pada perusahaan anak yang baerasal dari laba operasi yang belum/tidak dibagikan sebagai deviden, maka harus ditentukan besarnya bagian yang harus diakui oleh perusahaan induk di dalam neraca yang dikonsolidasi. Pembagian Deviden dari Saldo Laba yang Ditahan Sebelum saat Pemilikan Saham Di dalam metode harga perolehan penghasilan atas investasi saham – saham pada perusahaan anak timbul apabila perusahaan anak membagikan laba yang diperoleh, sebagai deviden. Namun demikian sangat dimungkinkan terjadinya pembagian deviden oleh perusahaan anak atas laba yang diakumulasikan sebelum pemilikan saham – saham oleh perusahaan induk terjadi. Apabila deviden semacam ini terjadi dan oleh karena pencatatan investasi saham pada metode harga perolehan bertitik tolak pda posisi keuangan (perusahaan anak) pada saat terjadi pemilikan saham, maka tidak boleh diakui sebagai penghasilan bagi perusahaan induk. Pembagian deviden berakibat terjadinya peribahan posisi keuangan pada perusahaan anak (yaitu berkurangnya aktiva dan sebagai hak – hak pemegang saham) menjadi tidak sesuai dengan posisi keuangan pada saat pemilikan saham – saham terjadi. Contoh : berikut ini adalah neraca singkat PT Dani dan PT Dian pada tangga 1 Juli 1997, yaitu sesaat setelah PT Dani membeli 750 lembar saham-saham PT Dian dengan harga Rp 15.000,00 per lembar PT Dani PT Dian Aktiva Investasi saham-saham, Rp 11.250.000,00 - PT Dian Macam-macam aktiva Rp 13.750.000,00 Rp 15.000.000,00 jumlah aktiva Rp 25.000.000,00 Rp 15.000.000,00 Hutang & modal macam-macam hutang Rp 7.500.000,00 Rp 2.000.000,00 modal saham (1.000 lbr x Rp 10.000,00) Rp 10.000.000,00 Rp 10.000.000,00 laba yang ditahan Rp 7.500.000,00 Rp 3.000.000,00 jumlah hutang & modal Rp 25.000.000,00 Rp 15.000.000,00 Kas.................. ……………..Rp. 750.000,00 Investasi Saham-Saham, PT Dian Rp. 187.500,00 Penghasilan Dividen Rp. 562.500,00 Perhitungan: Laba PT Dian, 1 Juli sampai dengan 31 Desember 1977 dibagikan sebagai deviden (maksimum).................................................. Rp. 750.000,00 Bagian Deviden PT Dani 75% x Rp 750.000,00................................. ….Rp. 562.500,00 Jumlah laba sebelum pemilikan saham yang dibagikan sebagai deviden tahun 1977 75% x (1.000.000 – 750.000,00)................ Rp. 187.500,00 Jumlah uang (kas) yang diterima PT Dani Rp. 750.000,00
Apabila pada akhir tahun buku 1977, dibuat Neraca Konsolidasi, masing- masing pada saat sebelum dan sesudah pembagian deviden oleh PT. Dian maka bentuk daftar lajur untuk penyusunan neraca konsolidasi nampak sebagai berikut: Daftar lajur sebelum pembagian deviden oleh PT Dian Rekening-rekening neraca PT Dani PT. Dian Eliminasi Neraca konsolidasi Debit Kredit Debit Kredit Investasi saham-saham PT Dian 11.250.000 - - Elim 75% saham-saham - - - 7.500.000 Elim 75% saldo laba yang ditahan 1 Juli - - - 2.250.000 1977 Selisih lebih harga perolehan di atas nilai - - - 1.500.000 buku saham 15.000.000 15.750.000 - - 30.750.000 Macam-macam aktiva 26.250.000 15.750.000
Jurnal eliminasinya adalah Modal saham, PT. Dian Rp. 7.500.000 Laba yang ditahan, PT. Dian Rp. 2.062.500 Selisih lebih harga perolehan di atas nilai buku Saham Rp. 1.500.000 Investasi Saham PT. Dian Rp. 11.062.500
Macam-macam aktiva, masing-masing PT. Dani sebesar: Rp. 15.750.000 dan PT. Dian Rp. 14.750.000 terdiri dari: PT. Dani: Saldo awal Rp. 13.750.00 Ditambah: Laba operasi sendiri Rp. 1.250.000 Penghasilan deviden dan penarikan kembali sebagian investasi pada PT. Dian Rp. 750.000 Saldo per 31 Desember 1977 Rp. 15.750.000 PT. Dian: Saldo awal Rp. 15.000.000 Ditambah: Laba operasi Rp. 750.000 Rp. 15.750.000 Dikurangi: Pembagian deviden Rp. 1.000.000 Saldo per 31 Desember 1977 Rp. 14.750.000 Macam-macam hutang dianggap saldonya sama dengan awal periode. Laba yang ditahan PT. Dani Saldo awal Rp.7.500.000 Ditambah Laba operasi sendiri Rp. 1.250.00 Penghasilan deviden, atas investasi Pada PT. Dian Rp. 562.500 Saldo per 31 Desember 1977 Rp. 9.312.500
Laba yang ditahan PT. Dian sebelum eliminasi Saldo awal Rp. 3.000.000 Ditambah: Laba operasi Rp. 750.000 Rp. 3.750.000 Dikurangi: Pembagian deviden Rp. 1.000.000 Saldo per 31 Desember 1977 Rp. 2.750.000
Penyajian-penyajian Rekening Investasi dalamLaporan Keuangan Perusahaan Induk Di dalam neraca konsolidasi, tidak ada perbedaan lagi antara metode pencatatan terhadap investasi saham-saham perusahaan anak baik pada metode harga perolehan, atau pada metode equity. Kedua metode percatatan tersebut menghasilkan neraca yang menunjukkan posisi keuangan yang sama. Akan tetapi kedua metode tersebut menghasilkan saldo dalam rekening Investasi Saham dan rekening Laba Yang Ditahan pada buku-buku perusahaan induk yang berlainan. Hal ini mengakibatkan posisi keuangan dan hasil usaha yang berbeda- beda dalam laporan keuangan individual perusahaan induk. Sehingga di dalam menginterpretasikan laporan keuangan (Neraca dan Laporan Rugi-Laba) tersebut sangat dipengaruhi oleh metode pencalatan yang dipakai, khususnya terhadap informasi yang berhubungan dengan pemilikan saham-saham perusahaan anak. Oleh karena itu, agar tidak menimbulkan interpretasi yang bertentangan di dalam laporan keuangan individualnya harus dinyatakan secarajelas (footnote atau catatan tersendiri) tentang metode pencatatan yang dipakai dalam Evaluasi terhadap Metode Equity dan Metode Harga Perolehan a) Metode equity menyimpang dari praktek-praktek akuntansi yang lazim, khususnya di dalam masalah pengakuan penghasilan (revenue). Dari segi ekonomis pengakuan terhadap (bagian) laba perusahaan anak sebagai bagian laba perusahaan induk danpenyajiannya di dalam yang dikonsolidasi dapat dimaklumi. Akan tetapi sebagai unit usaha yang terpisah tidak dimungkinkan untuk melaporkan informasi tersebut dalam laporan keuangan individualnya. b) Saldo rekening Investasi Saham, sebagai akibat mekanisme pencatatan (akuntansinya) tidak bisa menunjukkan berapa besarnya/jumlahnya baik "harga perolehan" saham maupun "nilai“ saham-saham yang dimiliki tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena rekening investasi berisi campuran antara data harga perolehan (historis) saham-saham pada tanggal pemilikan dengan beberapa dara penyesuaian sebagai akibat terjadinya perubahan atas saldo hak- hak pemegang saham pada perusahaan anak. c) Metode equity, memerlukan analisa dan penyesuaian/koreksi secara khusus terhadap rekening-rekening yang terlibat dalam hubungannya dengan pemilikan saham perusahaan anak tersebut; apabila perusahaan induk ingin mengetahui besarnya saldo laba (yang ditahan) yang harus dan tersedia untuk dibagikan sebagai deviden; serta dalam rangka menentukan besarnya laba Laporan Keuangan Anak yang Tidak Dikonsolidasikan di dalam Neraca Konsolidasi jika hak-hak pemilikan pada perusahaan anak telah disesuaikan dengan perubahan-perubahan pada saldo hak-hak para pemegang saham dan digabungkan dengan saldo dalam rekening-rekening pembukuan, perusahaan induk, maka tetap diperlukan adanya informasi tentang taba (rugi) nya (pengaruh) pemilikan saham-saham pada perusahaan anak tersebut terbadap neraca yang dikonsolidasi. Dengan demikian keberatan penggunaan metode equity, khususnya dalam rangka penyusunan laporan keuangan individual di mana perusahaan induk dianggap sebagai unit usaha yang terpisah tidak lagi merupakan suatu keberatan untuk kepentingan penyusunan neraca konsolidasi. Demikian pula halnya terhadap investasi pada perusahaan anak yang tidak ikut dikonsolidasi di dalam neraca konsolidasi, dapat dilaporkan atas dasar metode equity maupun metode harga perolehan, dengan catatan masing- masing harus disertai penjelasan-penjelasan yang cukup. di dalam Laporan Rugi-Laba Yang Dikonsolidasi, bagian laba (rugi) perusahaan anak yang tidak ikut dikonsolidasi harus disajikan secara terpisah. Saldo laba (rugi) dari perusahaan anak (yang tidak ikut dikonsolidasi) digabungkan dengan saldo laba (rugi) dari perusahaan anak yang dikonsolidasi di dalam Laporan Rugi Laba Konsolidasi. Bagian laba yang telah dibagikan kepada perusahaan (anak) yang dikonsolidasi oleh perusahaan (anak) yang tidak ikut dikonsolidasi harus dinyatakan secara jelas dan terperinci. Secara umum, apabila keseluruhan pengaruh dari investasi pada perusahaan anak yang tidak ikut dikonsolidasi dianggap material dalam hubungannya dengan posisi keuangandan hasil usaha yang dikonsolidasikan, maka ikhtisar tentang aktiva, hutang, modal serta hasil usaha dari perusahaan (anak) yang tidak ikut dikonsolidasi tersebut, dapat disajikan baik dalam bentuk footnote maupun laporan tersendiri (secara individual ataupun