Anda di halaman 1dari 16

Lanjutan

Jurnalnya :

Aktiva 1.350.000.000
Goodwill 250.000.000
Hutang 350.000.000
Modal Saham Istimewa
250.000.000
16%
Modal Saham Biasa 1.000.000.0000
Dewasa ini terdapat 2 metode akuntansi yang lazim digunakan untuk
mencatat Pengabungan badan usaha yaitu :
1. Metode Kepentingan (Pooling of Interest Method)
2. Metode Pembelian (By Purchases Method)
Kedua metode ini memang bukan merupakan metode alternatif. Jadi
pemilihannya harus didasarkan pada hakekat dari penggabungan badan
usaha tersebut.
Metode ini dipakai apabila :
• Penggabungan merupakan penyatuan pemilikan dari 2 (dua) perusahaan
atau lebih. Jadi tidak terjadi perubahan di dalam dasar pertanggungjawaban
• Aktiva, hutang dan modal tetap akan dicatat sebesar nilai bukunya,
dengan demikian tidak menimbulkan Goodwill baru
• Modal juga tidak akan terjadi perubahan hanya komposisi modal
dapat berubah, sebagai berikut :
1. Modal Saham
Jumlah modal saham setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah modal saham
perusahaan yang melakukan penggabungan (namun boleh bertambah atau
berkurang).
2. Agio Saham
Jumlah agio modal saham setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah agio
modal saham perusahaan yang melakukan penggabungan. Jika jumlah mengalami
perubahan (bertambah atau berkurang), maka agio saham pun akan berubah.
3. Laba Ditahan
Jumlah laba ditahan setelah penggabungan akan SAMA dengan jumlah laba ditahan
perusahaan bergabung. jika jumlah modal saham bertambah dan pertambahannya
melebihi agio saham, maka jumlah laba ditahan pun akan berkurang. Jumlah laba
ditahan dapat berkurang akan tetapi tidak dapat bertambah
Pada awal tahun 2006 PT. X dan PT. Z sepakat untuk bergabung. kedua
perusahaan tersebut (dalam ribuan rupiah) :
PT. X PT. Z TOTAL
Rekening
N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar
AKTIVA
Kas 50.000 50.000 75.000 75.000 125.000 125.000
Piutang 75.000 70.000 100.000 95.000 175.000 165.000
Persediaan 90.000 110.000 150.000 190.000 240.000 300.000
Aktiva Tetap 135.000 170.000 175.000 230.000 310.000 400.000
Total 350.000 400.000 500.000 590.000 850.000 990.000
PASSIVA
Hutang 100.000 100.000 150.000 140.000 250.000 240.000
Modal Saham 200.000 300.000 250.000 450.000 450.000 750.000
Agio Saham 20.000 40.000 60.000
Laba Ditahan 30.000 60.000 90.000
Total 250.000 400.000 500.000 590.000 850.000 990.000
Lanjutan

Kondisi :
1. Penggabungan dengan cara merger dan modal saham setelah
penggabungan sama dengan modal saham sebelum bergabung. PT. X
menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp. 250.000, sehingga
modal saham menjadi Rp. 450.000.
2. Penggabungan dengan cara merger dan modal saham setelah
penggabungan Lebih Besar dengan modal saham sebelum bergabung.
PT. X menerbitkan tambahan modal saham sebesar Rp. 275.000,
sehingga modal saham menjadi Rp. 475.000.

KONDISI 1 Kas 75.000


Jurnal : Piutang 100.000
Persediaan 150.000
Aktiva Tetap 175.000
Hutang 150.000
Modal Saham 250.000
Agio Saham 40.000
Laba Ditahan 60.000
Lanjutan

Karena jumlah modal saham tidak berubah, maka jumlah agio saham dan
laba ditahan juga tidak berubah, sehingga Neraca setelah penggabungan
menjadi :
PT. X
Neraca
Per 1 Januari 2006
AKTIVA
Kas 125.000
Piutang 175.000
Persediaan 240.000
Aktiva Tetap 310.000
Total 850.000
PASSIVA
Hutang 250.000
Modal Saham 450.000
Agio Saham 60.000
Laba Ditahan 90.000
Total 850.000
Lanjutan

KONDISI 2 Kas 75.000


Jurnal : Piutang 100.000
Persediaan 150.000
Aktiva Tetap 175.000
Hutang 150.000
Modal Saham 275.000
Agio Saham 15.000
Laba Ditahan 60.000

Karena jumlah modal saham tidak berubah, maka jumlah agio saham dan
laba ditahan juga tidak berubah, sehingga Neraca setelah penggabungan
menjadi :
Lanjutan

PT. X
Neraca
Per 1 Januari 2006
AKTIVA
Kas 125.000
Piutang 175.000
Persediaan 240.000
Aktiva Tetap 310.000
Total 850.000
PASSIVA
Hutang 250.000
Modal Saham 475.000
Agio Saham 35.000
Laba Ditahan 90.000
Total 850.000
1. Metode ini dipakai jika syarat-syarat penggunaan metode pooling of
interest tidak dipenuhi.
2. Aktiva, hutang dan modal akan dicatat berdasarkan harga perolehannya
(mencerminkan nilai wajar).
3. Apabila jumlah yang dibayarkan (nilai pasar modal yang diserahkan)
melebihi nilai wajar atas aktiva bersih, maka kelebihannya akan
diperlakukan sebagai goodwill.
4. Jika nilai pasar modal saham yang diserahkan lebih kecil dari nilai pasar
aktiva bersih, maka akan dialokasikan kepada seluruh aktiva non kas,
dengan demikian, aktiva kas akan dicatat sebesar harga perolehan
sebenarnya.
5. Apabila nilai pasar modal saham yang diserahkan melebihi nilai
nominalnya, maka kelebihannya akan dicatat sebagai agio saham,
sebaliknya akan dicatat sebagai disagio saham.
Pada awal tahun 2006 PT. X dan PT. Z sepakat untuk bergabung. kedua
perusahaan tersebut (dalam ribuan rupiah) :
PT. X PT. Z TOTAL
Rekening
N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar N. Buku N. Pasar
AKTIVA
Kas 50.000 50.000 75.000 75.000 125.000 125.000
Piutang 75.000 70.000 100.000 95.000 175.000 165.000
Persediaan 90.000 110.000 150.000 190.000 240.000 300.000
Aktiva Tetap 135.000 170.000 175.000 230.000 310.000 400.000
Total 350.000 400.000 500.000 590.000 850.000 990.000
PASSIVA
Hutang 100.000 100.000 150.000 140.000 250.000 240.000
Modal Saham 200.000 300.000 250.000 450.000 450.000 750.000
Agio Saham 20.000 40.000 60.000
Laba Ditahan 30.000 60.000 90.000
Total 250.000 400.000 500.000 590.000 850.000 990.000
Lanjutan

Kondisi :
1. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham
sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai
pasar modal saham ditaksir 125%.
2. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham
sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai
pasar modal saham ditaksir 140%.
3. Dalam penggabungan tersebut PT. XZ menerbitkan modal saham
sebesar nilai nominalnya, sebesar Rp. 600.000. Pada saat itu nilai
pasar modal saham ditaksir 113,33%.
Lanjutan

KONDISI 1
Dalam hal ini berarti tidak ada goodwill, akan tetapi terjadi agio saham
sebesar 25% x Rp. 600.000 = Rp. 150.000.

Jurnal : Kas 125.000


Piutang 165.000
Persediaan 300.000
Aktiva Tetap 400.000
Hutang 240.000
Modal Saham 600.000
Agio Saham 150.000
Lanjutan

PT. X
Neraca
Per 1 Januari 2006
AKTIVA
Kas 125.000
Piutang 165.000
Persediaan 300.000
Aktiva Tetap 400.000
Total 990.000
PASSIVA
Hutang 240.000
Modal Saham 600.000
Agio Saham 150.000
Total 990.000
Lanjutan

KONDISI 2
Dalam hal ini berarti terjadi, agio saham dan goodwill :
Agio Saham : 40% x Rp. 600.000 = Rp. 240.000.
Goodwill :
Nilai Pasar Modal Saham : 140% x Rp. 600.000 = Rp. 840.000
Nilai Pasar Aktiva Bersih : Rp. 750.000 (-)
Goodwill Rp. 90.000

Jurnal : Kas 125.000


Piutang 165.000
Persediaan 300.000
Aktiva Tetap 400.000
Goodwill 90.0000
Hutang 240.000
Modal Saham 600.000
Agio Saham 240.000
Lanjutan

KONDISI 3
Nilai Pasar Modal Saham : 113,33% x Rp. 600.000 = Rp. 680.000
Nilai Pasar Aktiva Bersih : Rp. 750.000 (-)
Kelebihan Aktiva Bersih diatas Harga Pasar Saham = Rp. 70.000

Kelebihan nilai pasar aktiva bersih di atas nilai pasar modal saham atau
goodwill negatif sebesar Rp. 70.000, akan diperlakukan sebagai pengurang
aktiva non moneter sebagai berikut :

Keterangan Nilai Pasar Goodwill Negatif Harga Perolehan


Kas 125.000 - 125.000
Piutang 165.000 - 165.000
Persediaan 300.000 30.000 270.000
Aktiva Tetap 400.000 40.000 360.000
Jumlah 990.000 70.000 920.000
Lanjutan

Jurnal : Kas 125.000


Piutang 165.000
Persediaan 270.000
Aktiva Tetap 360.000
Goodwill 90.0000
Hutang 240.000
Modal Saham 600.000
Agio Saham 80.000

Anda mungkin juga menyukai