Anda di halaman 1dari 65

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DAN TINDAKAN

PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI MASYARAKAT

KELURAHAN KEBONDALEM

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai sarjana keperawatan

Disusun Oleh:

ARYO RAHMAT IKHSANUDIN


SK. 116.009

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

i
APRIL, 2021

Persetujuan proposal penelitian

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa


Skripsi penelitian yang berjudul :

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DAN TINDAKAN


PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI MASYARAKAT
KELURAHAN KEBONDALEM

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : ARYO RAHMAT IKHSANUDIN

NIM : SK. 116.009

Telah disetujui sebagai usulan skripsi penelitian dan dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk diseminarkan

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Hendra Adi Prasetya, S.Kep.,


Ns. Triana Arisdiani, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB
M.Kep.

ii
NIPS.120211044 NIPS. 120213066

Pengesahan Proposal Peneltian

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa proposal penelitian

yang berjudul :

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DAN TINDAKAN


PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI MASYARAKAT
KELURAHAN KEBONDALEM

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : ARYO RAHMAT IKHSANUDIN

NIM : SK. 116.009

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal April 2021 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat untuk di terima

Penguji I,

Ns. Lestari Eko Darwati, S.Kep., M.Kep.


NIPS. 120209028
Penguji II,

Ns. Triana Arisdiani, S.Kep., M.Kep.,Sp.Kep.MB.


NIPS. 120211044

iii
Penguji III,

Ns.Hendra Adi Prasetya., S.Kep.,M.Kep.


NIPS. 120213066
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aryo Rahmat Ikhsanudin

NIM : SK.116.009

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengetahuan tentang

Covid-19 dan Tindakan Pencegahan Penularan Covid-19 Di Masyarakat

Kelurahan Kebondalem” adalah benar-benar karya ilmiah yang bebas dari unsur

PLAGIARISME, FABRIKASI dan FALSIFIKASI. Apabila di kemudian hari

terbukti bahwa karya ilmiah tersebut mengandung salah satu maupun beberapa

dari unsur tersebut maka saya bersedia ditangguhkan segala hal yang berkaitan

dengan penyusunan karya tersebut kelulusan studi yang saya jalani.

Demikian surat pernyataan saya susun untuk dapat digunakan seperlunya.

iv
Kendal, April 2021

Aryo Rahmat Ikhsanudin

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademis STIKES Kendal, saya yang bertandatangan di bawah


ini:

Nama : Aryo Rahmat Ikhsanudin

NIM : SK. 116.009

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKES Kendal Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free
Right) atas skripsi saya yang berjudul:

“GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DAN TINDAKAN

PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 DI MASYARAKAT

KELURAHAN KEBONDALEM”

v
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Demikian Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini STIKES Kendal berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempubikasikan tugas akhir saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Kendal, April 2021


Yang menyatakan

(Aryo Rahmat Ikhsanudin)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah AWT yang telah

memberikan kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan Proposal penelitian

yang berjudul : “Gambaran Pengetahuan Tentang Covid-19 Dan Tindakan

Pencegahan Penularan Covid-19 Di Masyarakat Kelurahan Kebondalem”. Penulis

menyadari penyelesaian ini tidak Proposal peneliian terlepas dari bantuan banyak

pihak. Oleh karena itu dengan segenap rasa tulus penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih kepada :

1. Ns. Yulia Susanti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom. selaku Ketua Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

2. Setianingsih, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana

Keperawatan dan Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

vi
3. Ns. Triana Arisdiani, S.Kep., M.Kep.,Sp.Kep.MB selaku pembimbing I yang

dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan

proposal penelitian ini.

4. Ns.Hendra Adi Prasetya., S.Kep.,M.Kep. selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, bantuan dan arahan dengan penuh perhatian dan

kesabaran dalam penyusunan proposal peneltian ini.

5. Seluruh dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kendal yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu

dan pengetahuan serta pengalamannya selama penulis mengikuti

perkuliahan.

6. Seluruh staf dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

7. Orang tua yang telah memberikan doa restu, dukungan moril dan materil

serta memberi dorongan juga semngat dalam pembuatan proposal ini.

8. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

turut membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal peneltian

ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

penyusunan proposal penelitian ini. Penulis mengharapkan adanya saran dan

kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan yang akan datang lebih baik

lagi.

Kendal, April 2021

vii
Aryo Rahmat Ikhsanudin

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Lembar Persetujuan Proposal Penelitian ......................................................... ii

Lembar Pengesahan Proposal Penelitian ......................................................... iii

Surat Keaslian Pernyataan Penelitian............................................................... iv

Halaman Pernyataan Publikasi......................................................................... v

Kata Pengantar.................................................................................................. vi

Daftar Isi........................................................................................................... vii

viii
Daftar Tabel...................................................................................................... x

Daftar Gambar.................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................6

1. Tujuan Umum ................................................................................6

2. Tujuan Khusus ...............................................................................7

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................7

1. Manfaat teoritis ..............................................................................7

2. Manfaat praktis ..............................................................................7

E. Keaslian Penelitian ..............................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan.......................................................................................... 12

1. Definisi ...........................................................................................12

2. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan............................ 12

B. Corona virus (disease).......................................................................... 16

1. Definisi .......................................................................................... 16

2. Etiologi .......................................................................................... 17

3. Patofidiologi................................................................................... 18

4. Manifestasi klinis............................................................................ 19

5. Penatalaksanaan.............................................................................. 20

ix
C. Pencegahan covid ................................................................................ 21

1. Cuci tangan .................................................................................... 21

2. Penggunaan masker........................................................................ 24

3. Social distancing............................................................................. 25

D. Kerangka Teori.....................................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep .................................................................................27

B. Hipotesis Penelitian .............................................................................27

C. Desain Penelitian .................................................................................28

D. Populasi dan Sampel ............................................................................28

E. Tempat dan Waktu ...............................................................................30

F. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Skala Pengukuran ............ 31

G. Alat penelitian dan Cara Pengumpulan Data ....................................... 33

1. Alat Penilitian Data ........................................................................ 33

2. Uji Instrumen Penelitian ................................................................ 37

H. Teknik Pengelolahan dan Analisa Data ...............................................39

1. Pengolahan Data.............................................................................39

2. Analisa Data.................................................................................... 41

I. Etika Penelitian .................................................................................... 41

J. Jadwal Penelitian ................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ..........................................................................9

Tabel 3.1 Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Skala Pengukuran ........ 31

Tabel 3.3 Analisa Univariat.............................................................................. 41

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 26

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 37

xii
xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Coronavirus (COVID-19) yaitu termasuk golongan virus yang

menyebabkan munculnya penyakit pada manusia dan hewan (WHO,

2020). Virus corona menyerang pada saluran pernafasan sehingga jika

manusia terinfeksi virus corona akan mengalami infeksi pada saluran

pernapasan, gejala infeksi pernafasan yang ditimbul dapat berupa gejala

ringan seperti flu dan gejala berat seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

(Nahdi, Wax dan Christian, 2020). Coronavirus termasuk jenis virus baru

yang pertama ditemukan di Wuhan China pada Desember 2019 yang

terjadi pada manusia kemudian diberikan nama Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit

Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) (Shereen, Khan, Kazmi, Bashir,

& Siddique, 2020).

Coronavirus (COVID-19) selain menjadi wabah atau virus yang

menyerang manusia di hampir semua negara. WHO menyatakan bahwa di

dunia telah terkonfirmasi per tanggal 20 November 2020 mencapai sekitar

56,624,938 juta yang teridentifikasi positif terinfeksi Virus Corona.

Pandemi Covid-19 telah menjangkiti setidaknya di 219 Negara Terjangkit

1
2

dan 178 Negara Transmisi lokal dan menewaskan 1,356,036 orang (WHO,

1
2

2020). Virus ini juga menyerang di negara Indonesia, dimana di negara

Indonsia yang terjangkit Coronavirus tidaklah sedikit, sehingga kita harus

waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh

pemerintah untuk menjaga dan memutus rantai penyebaran Covid-19

(Ihsanuddin, 2020). Jumlah kasus covid-19 pada Bulan Maret-Mei 2020

menurut KEMENKES RI di Indonesia tercatat sebanyak 1.528 kasus

dengan 81 kasus sembuh dan 14 kasus meninggal dan terus meningkat

sampai pada Bulan November 2020 yang mencapai 527.999 kasus dengan

441.983 kasus sembuh dan 16.646 kasus meninggal (KEMENKES RI,

2020).

Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah jumlah total kasus

covid-19 di Jawa Tengah pada akhir Bulan Maret 2020 tercatat 144 kasus

positif dan terus mengalami peningkatan sampai dengan Bulan November

2020 terkonfirmasi sebanyak 47.504 kasus positif, 37.518 sembuh, 6.713

dirawat, dan 3.273 meninggal dunia (Jatengprov, 2020). Kabupaten

Kendal termasuk ke dalam wilayah dengan tingkat kasus Covid-19

tertinggi yaitu berada di peringkat 2 dari 35 kabupaten/kota di Jawa

Tengah, angka kasus Covid-19 di Kabupaten Kendal terkonfirmasi per

tanggal 22 November 2020 sebanyak 2.164 kasus positif dengan 1.637

sembuh, 92 dirawat, 342 isolasi mandiri, dan 93 meninggal dunia. Jumlah

kasus yang terkonfirmasi Covid-19 di Kecamatan Kendal yaitu sebanyak

163 kasus. Kecamatan Kendal memiliki 16 kelurahan, kelurahan yang


3

tercatat kasus Covid-19 yang paling tinggi adalah Kelurahan Kebondalem

sebanyak 13 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, 2020).

Penularan virus corona terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk

dan bersin yang ditularkan dari pasien positif Covid-19 (Han, 2020). Virus

corona diperkirakan menyebar dari orang yang tidak memiliki gejala tetapi

hasil pemeriksaan menunjukkan teridentifikasi positif Covid-19. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Susilo, Rumende, Pitoyo, Santoso,

Yulianti, Herikurniawan, Sinto, Singh, Nainggolan, Nelwan, Chen,

Widhani, Wijaya, Wicaksana, Maksum, Annisa, Jasirwan dan Yunihastuti,

(2020), menunjukkan bahwa virus corona dapat bertahan hidup kurang

lebih selama 3 jam di aerosol. Isolasi, deteksi dini dan melakukan proteksi

dasar seperti sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau

cuci tangan dengan hand sanitizer, memakai masker, sosial distanching,

tidak menyentuh area wajah sebelum mencuci tangan, serta menerapkan

etika batuk dan bersin dengan baik merupakan cara pencegahan dasar

dalam memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 (Dirjen P2P

Kemkes RI, 2020).

Pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 memerlukan kerjasama

dan pengetahuan yang baik antara pemerintah dan masyarakat untuk

mendapatkan hasil yang maksimal. Pengetahuan merupakan hasil dari rasa

ingin mengetahui sesuatu melalui proses sensoris, terutama pada sensori

mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan sebagai domain

terpenting dalam terbentuknya suatu perilaku (Donsu, 2017). Pengetahuan


4

berperan penting dalam menetukan perilaku karena pengetahuan dapat

membentuk kepercayaan lebih lanjut dalam mempersepsikan sebuah

kenyataan, sebagai dasar dalam pengambilan keputusan serta menentukan

perilaku terhadap suatu objek tertentu (Novita, 2018).

WHO dan Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan tindakan

protokol kesehatan akan tetapi protokol kesehatan tersebut tidak akan

berjalan lancar sebelum masyarakat dibekali dengan pengetahuan, sikap

dan keterampilan yang baik dalam pelaksanannya karena masifnya

informasi mengenai covid-19 yang tersebar di masyarakat. Kementerian

Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mencatat sebanyak 305

kontaks hoaks dan disinformasi mengenai Covid-19 yang tersebar di

media sosial, website, serta platform pesan instan (Kominfo, 2020). Oleh

sebab itu, isu informasi hoaks mengenai Covid-19 yang beredar dapat

memengaruhi pengetahuan masyarakat serta kepatuhan masyarakat dalam

menaati protokol kesehatan yang ditetapkan sehingga masih banyak

masyarakat yang tidak menggunakan masker dan cuci tangan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sagala, Maifita dan Armaita,

(2020) menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pencegahan

Covid-19 kurang baik seperti tidak melakukan social distancing, tidak

menggunakan masker, serta tidak mencuci tangan. Hasil penelitian

Moundy dan Syakurah, (2020) mengemukakan bahwa masyarakat

menggunakan wadah cuci tangan bersamaan dengan orang lain dan hanya

dilakukan ketika tangan terlihat kotor saja serta menggunakan satu masker
5

sekali pakai untuk berulang kali. Hasil penelitian Sari, Sholihah dan

Atiqoh, (2020)mengemukakan bahwa masih ada masyarakat yang

memiliki pengetahuan tidak baik tentang penyakit Covid-19 dan tidak

patuh menggunakan masker.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Kelurahan

Kebondalem pada tanggal 25 Januari 2021 terhadap 10 orang 5 masyarakat

kebondalem diantaranya mengatakan bahwa tidak menggunakan masker

karena panas dan enggap, hanya cuci tangan menggunakan air mengalir

tidak menggunakan sabun. Sedangkan 3 orang lainnya mengatakan bahwa

membawa masker tetapi tidak dipakai dan masker dipakai saat ada operasi

masker dijalan serta jarang cuci tangan dan 2 orang lainnya mengatakan

bahwa menggunakan masker saat keluar rumah dan selalu cuci tangan

menggunakan sabun. Berdasarkan fenomena tersebut tentunya akan

beresiko terhadap penularan Covid-19. Oleh karena itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang bagaimana gambaran pengetahuan

tentang Covid-19 dan pencegahan melalui cuci tangan, penggunaan

masker serta sosial distancing.

B. RUMUSAN MASALAH

Pandemi COVID-19 muncul ketika virus ini diketahui menyebar

dari orang ke orang dalam waktu singkat dengan gejala seperti demam

tinggi, batuk, sesak, tidak nafsu makan dan lemas. COVID-19 menjadi

masalah kesehatan dunia karena semakin banyaknya pasien yang


6

teridentifikasi positif terinfeksi Covid. WHO dan Kementerian Kesehatan

RI telah menetapkan protokol kesehatan seperti sering mencuci tangan

dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan hand sanitizer,

menggunakan masker, sosial distancing, tidak menyentuh area muka

sebelum mencuci tangan, dan menerapkan etika batuk dan bersin dengan

baik. Penelitian Sagala, Maifita dan Armaita menunjukkan bahwa

kesadaran masyarakat terhadap pencegahan COVID-19 masih kurang. Isu

informasi mengenai covid-19 menjadikan masyarakat tidak patuh terhadap

protokol kesehatan terutama masih banyak masyarakat yang tidak

menggunakan masker dan cuci tangan, dilihat dari hasil studi pendahuluan

yang dilakukan peneliti masih ada masyarakat yang tidak mematahui

protokol kesehatan seperti tidak menggunakan masker ataupun cuci tangan

serta pemahaman mengenai COVID-19 masih kurang. Berdasarkan latar

belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimana gambaran pengetahuan tentang Covid-19 dan pencegahan

melalui cuci tangan, penggunaan masker serta sosial distancing di

masyarakat ?”.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan

tentang Covid-19 dan tindakan pencegahan melalui cuci tangan,

penggunaan masker serta sosial distancing di masyarakat.


7

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik responden meliputi umur, jenis

kelamin, pendidikan, dan pekerjaan.

b. Mendeskripsikan pengetahuan masyarakat kelurahan kebondalem

tentang COVID-19

c. Mendeskripsikan tindakan pencegahan COVID-19 melalui cuci

tangan, penggunaan masker serta sosial distancingdi masyarakat.

D. Manfaat Peneliti

1. Manfaat teoritis

Dapat memberikan kontribusi pengetahuan dibidang ilmu

keperawatan serta berguna untuk sumber referensi.

2. Manfaat praktis

a. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

masyarakat kelurahan kebondalem mengenai penyakit COVID-

19.

b. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, dan

pengalaman dalam malakukan penelitian, sehingga bagi peneliti

dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian

selanjutnya.
8

c. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi, sebagai

pembanding dan sebagai dasar peneliti selanjutnya yang terkait

dengan COVID-19.
9

E. KEASLIAN PENELITIAN

Ada beberapa hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama
Metodologi
Peneliti dan Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
penelitian
Tahun

Moudy. Pengetahuan terkait Penelitian Terdapat hubungan Tempat


Jesica, dan Usaha Pencegahan inimenggunak signifikan antara penelitian,
Coronavirus Disease an metode pengetahuan dengan Waktu
Rizma Adlia
(COVID-19) di observasional sikap (p=0,000) dan penelitian,
Syakurah Indonesia analitik pengetahuan dengan metode
(2020) dengan desain tindakan individu penelitian
cross- (p=0,000).
sectional.

Sari, Devi Hubungan Antara Penelitian ini Ada hubungan. Tempat


Pramita, dan Pengetahuan dilakukan Kesimpulan ada penelitian,
Nabila Masyarakat menggunakan hubungan antara Waktu
Sholihah Dengan Kepatuhan survei pengetahuan penelitian
‘Atiqoh Penggunaan Masker deskriptif masyarakat dengan
(2020) Sebagai metode kepatuhan
Upaya Pencegahan kuantitaif penggunaan masker
Penyakit Covid-19 dengan sebagai upaya
Di Ngronggah pendekatan pencegahan penakit
cross sectional Covid-19 di
study Ngronggah (p<0,05)

Rosidin, Perilaku dan Peran Penelitian ini Hasil penelitian Tempat


Udin., Laili Tokoh Masyarakat menggunakan menggambarkan penelitian,
Rahayuwati, dalam Pencegahan metode bahwa perilaku para Waktu
dan Erna dan Penanggulangan kualitatifdeskri tokoh masyarakat penelitian,
Herawati Pandemi Covid -19 ptif merupakan produk Metode
(2020) di Desa Jayaraga, eksploratoris. dari pengetahuan penelitian,
Kabupaten Garut dan sikap mereka Variabel
pada Covid-19. penelitian
Mereka memiliki
perilaku yang
proaktif dalam upaya
merespon
pandemi.
10

Nama
Metodologi
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
penelitian
dan Tahun
Para tokoh
masyarakat
memiliki
pengetahuan
tentang Covid-19
yang memadai.
Wulandari Hubungan Penelitian Umur, Tempat
Anggun, Karakteristik observasional pendidikan, penelitian,
dkk Individu dengan analitik status pekerjaan Waktu
(2020) Pengetahuan tentang dengan dan posisi dalam penelitian,
Pencegahan pendekatan keluarga dengan metode
Coronavirus cross sectional tidak memiliki penelitian
Disease 2019 pada hubungan dengan
Masyarakat di pengetahuan
Kalimantan Selatan tentang
pencegahan
Covid-19.
Namun, jenis
kelamin memiliki
hubungan dengan
pengetahuan
tentang
pencegahan
Covid-19.
Utami, Pengetahuan, Sikap Penelitian ini Penelitian Tempat
Ressa Dan Keterampilan menggunakan menunjukkan penelitian,
Andriyani, Masyarakat Dalam analisis 83% memiliki Waktu
Ria Efkelin Pencegahan Covid- deskriptif pengetahuan penelitian
Mose, dan 19Di Provinsi Dki yang baik, 70,7%
Martini Jakarta sikap yang baik
(2020) dan 70,3%
keterampilan
yang baik dalam
pencegahan
COVID 19.
Iksanudin, Gambaran Metode Tempat
AryoRahm pengetahuan tentang penelitian penelitian,
at Covid-19 dan deskiptif Waktu
(2020) pencegahan melalui penelitian,
cuci tangan, metode
penggunaan masker penelitian
serta sosial
distancing di
masyarakat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGETAHUAN

1. Definisi

Pengetahuan merupakan hal penting dalam membentuk suatu

perilaku pada seseorang (overt behavior). Perilaku yang didasari dengan

pengetahuan akan lebih luas dibandingkan dengan perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2014). Wawan dan Dewi,

(2010) mendeskripsikan jika pengetahuan ialah hasil "tahu" serta ini

terjadi sesudah orang mengadakan penginderaan terhadap sesuatu objek

tertentu.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:

a. Umur

Umur yang cukup matang dapat mempengaruhi seseorang

lebih matang dalam berpikir serta bekerja karena pada usia dewasa

lebih dipercayai oleh orang lain dari pada orang yang usianya belum

dewasa. Hal ini akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2011). Hasil

penelitian Suwaryo dan Yuwono (2017)menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan.

12
13

b. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang didapat

seseorang, sehingga dengan pengalaman pribadi yang diperoleh dapat

dijadikan sebagai upaya dalam memperoleh pengetahuan. Oleh

karena itu, jika seseorang mengalami masalah yang pernah dialami

dahulu dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk memecahkan

persoalan yang dihadapai (Notoadmodjo, 2010).

c. Pendidikan

Pendidikan yang tinggi dapat menambah wawasan

pengetahuan sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan semakin

banyak wawasan pengetahuan yang didapatkan. Sebaliknya

pendidikan yang kurang maka wawasan pengetahuan yang diketahui

kurang luas sehingga dapat menghambat perkembangan seseorang

dalam menyikapi nilai-nilai yang baru dikenalnya (Nursalam, 2011).

Hasil penelitian Dharmawati dan Wirata, (2016) menunjukkan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan

tingkat pengetahuan.

d. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan untuk menunjang

kehidupan baik kehidupan sendiri maupun keuarganya (Thomas 2007

dalam Nursaam 2011). Pekerjaan bukan sebagai sumber kesenangan,

tetapi pekerjaan sebagai cara seseorang dalam mencari nafkah

walaupun dalam melakukan pekerjaan tersebut seseorang akan


14

mengalami bosan dan banyak tantangan yang dihadapinya (Nursalam,

2011). Hasil penelitian Suwaryo dan Yuwono (2017) menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan.

e. Jenis Kelamin

Jenis Kelamin merupakan suatu sifat yang melekat pada laki-

laki ataupun perempuan yang dikontruksikan secara sosial maupun

kultural. Hasil penelitian Berek, Florida, Modesta dan Anugrahini

(2019) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jenis

kelamin dengan tingkat pengetahuan.

f. Informasi

Informasi merupakan suatu sumber yang dapat membantu

seseorang dalam mengurangi rasa cemas yang dialaminya (Nursalam

dan Parian, 2010). Informasi dapat dijadikan sebagai sumber

pengetahuan bagi seseorang terhadap suatu hal. Hasil penelitian

Muntaza dan Adi, (2020) menunjukkan bahwa ada hubungan

segnifikan antara sumber informasi dengan tingkat pengetahuan.

g. Lingkungan

Faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik dapat

mempengaruhi perilaku seseorang, selain itu faktor ingkungan

pengalaman yang didapat seseorang juga bisa mempengaruhi perilaku,

terjadinya perilaku kesehatan termasuk wujud dari perilaku yang

dilakukan seseorang (Notoadmodjo, 2010). Hasil penelitian


15

Sulistianingsih, (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan

lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan.

3. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan (Notoadmodjo, 2014), yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu merupakan kemampuan seseorang dalam mengingat

materi yang sudah dipelajarinya. Pada tingkat ini seseorang

mengingat kembali (recall) seluruh materi yang sudah dipelajari atau

diterima secara spesifik.

b. Memahami (comprehension)

Memahami yaitu dimana seseorang mampu menjelaskan suatu

obyek yang diketahuinya serta dapat mengintrepretasikan materi yang

diketahuinya dengan benar.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi yaitu dimana seseorang mengaplikasikan materi yang

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi

diartikan sebagai pengguanaan hukum, metode, dan prinsip dalam satu

konteks.

d. Analisis (analysis)

Analisis yaitu dimana seseorang dapat menjabarkan materi atau

obyek ke dalam suatu komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi dan berkaitan satu sama lain.


16

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis yaitu kemampuan seseorang dalam meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

melakukan suatu penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

ini didasarkan pada kriteria yang sudah ditentukan, atau menggunakan

kriteria yang sudah ada.

B. CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

1. Definisi

Virus corona tergolong ke dalam keluarga besar virus yang dapat

menyebabkan penyakit pada hewan ataupun manusia (WHO, 2020).

Coronavirus merupakan jenis virus RNA yang ukuran partikelnya 120-160

nm. Virus ini terutama menginfeksi pada hewan, yaitu kelelawar dan unta.

Jenis coronavirus yang menginfeksi manusia sebelum terjadi wabah

COVID-19 seperti alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63,

betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory

Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome

Coronavirus (MERS-CoV) (Riedel, Morse, Mietzner, Miller, Jawetz,

Melnick, & Adelberg’s, 2019).

Coronavirus jika menginfeksi manusia dapat menyebabkan infeksi

pernafaasan dari ringan sampai berat, gejala infeksi pernafasan ringan


17

seperti flu sedangkan gejala infeksi pernafasan berat seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS)). Coronavirus dapat memicu kematian pada manusia ataupun

hewan. Ahli virus atau virologis Sutejo (2020) menjelaskan bahwa virus

corona termasuk jenis virus umum yang menyerang saluran pernafasan.

Akan tetapi dengan adanya mutasi genetik serta adanya transmisi inter-

spesies mengakibatkan strain Covid-19 memiliki morbiditas dan mortalitas

yang lebih tinggi dari virus yang sejenisnya.

2. Etiologi

Menurut WHO, (2020) faktor transmisi Covid-19 diantara yaitu :

a. Transmisi kontak dan droplet

Transmisi SARS-CoV-2 yaitu transmisi melalui kontak secara

langsung, kontak tidak langsung serta kontak erat pada seseorang yang

terinfeksi virus. Transmisi dapat melalui sekresi dari air liur dan

sekresi saluran pernapasan atau droplet (misal batuk, bersin, berbicara,

atau menyanyi). Transmisi droplet terjadi ketika melakukan kontak

erat dengan seseorang yang terinfeksi virus sedangkan transmisi

kontak tidak langsung terjadi ketika kontak dengan benda atau

permukaan yang terkontaminasi virus.

b. Transmisi melalui udara

Transmisi melalui udara merupakan penyebaran agen infeksius

melalui droplet nuclei (aerosol) yang melayang di udara dan bergerak

hingga jarak yang jauh. Virus yang ada di udara dapat terhirup dengan
18

seseorang. Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi ketika sedang ada

pelaksanaan prosedur medis yang menghasilkan aerosol.

c. Transmisi fomite

Sekresi saluran pernapasan atau droplet yang dikeluarkani dapat

mengontaminasi permukaan atau benda. Permukaan atau benda

tersebut akan membentuk fomite (permukaan yang terkontaminasi).

Virus yang mengontaminasi permukaan atau benda dapat hidup selama

berjam-jam hingga ber hari-hari tergantung lingkungan disekitarnya

(termasuk suhu dan kelembapan) dan jenis permukaannya.

3. Patogenesis dan Patofisiologi

Coronavirus disebut dengan virus zoonotik merupakan yang

ditularkan dari hewan ke manusia dimana hewan tersebut membawa

patogen dan sebagai vektur penyebaran penyakit menular seperti

kelelawar. Kelelawar merupakan host ditemukannya virus corona serta

sebagai sumber utamaa terjadinya Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS) Dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) (PDPI, 2020).

Coronavirus tidak dapat hidup tanpa adanya sel host sehingga virus

menempel pada sel host dengan diperantarai Protein S yang terdapat

dipermukaan virus. Protein S dijadikan sebagai penentu utama spesies host

terinfeksi dan penentu tropisnya (Wang, 2020).

Pada studi SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel

host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2). ACE-2

ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus
19

halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal otak, sel

epitel alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, serta

sel otot polos. Setelah virus berhasil masuk virus akan translasi replikasi

gen dari RNA genom virus. Kemudian replikasi dan transkripsi dimana

sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi

virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis virus (Fehr, 2015).

Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian

bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya).

Kemudian menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi

peluruhan virus dari saluran napas kemudian virus dapat berlanjut meluruh

beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah penyembuhan. Masa

inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI, 2020).

4. Manifestasi klinis

Gejala klinis yang muncul seperti demam dengan suhu >38◦C,

batuk disertai kesulitan bernafas, fatigue, myalgia, gejala gastrointestinal

seperti diare dan gejala saluran napas lainnya (WHO, 2020). Menurut

PDPI, (2020) sindrom klinis yang dapat muncul jika seseorang terinfeksi

COVID-19 antara lain :

a. Tidak berkomplikasi yaitu gejala yang muncul tidak spesifik tetapi

gejala utama tetap ada seperti demam, batuk dengan disertai nyeri

tenggorokan dan beberapa kasus tidak mengalami gelaja. Komplikasi

seperti dehidrasi, sepsis atau nafas pendek.


20

b. Pneumonia ringan yaitu pneumonia ringan mengaalami gejala seperti

demam, batuk, dan sesak. Pada anak-anak gelaja yang timbul ditandai

dengan batuk atau susah nafas.

c. Pneumonia berat yaitu gejala yang muncul yaitu demam, takipnea

(frekuensi napas > 30x/menit), distress pernapasan berat atau saturasi

oksigen pasien <90% udara luar.

5. Penatalaksanaan

Tatalaksana COVID-19 menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

(PDPI), (2020) antara lain :

a. Non-farmakologis

1) Menggunakan masker saat keluar rumah dan berinteraksi dengan

orang lain

2) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer

sesering mungkin.

3) Jaga jarak (physical distancing) ≥ 1meter dengan orang lain

4) Menerapkan etika batuk

5) Berjemur minimal 10-15 menit setiap harinya (sebelum jam 9

pagi dan setelah jam 3 sore).

6) Pakaian yang telah dipakai setelah keluar rumah dimasukkan

kedalam wadah tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor

lainnya.

7) Segera periksa ke dokter jika mengalami demam dengan suhu

tubuh > 38°C


21

b. Farmakologi

1) Pemeriksan swab dan rapid tes

2) Bila terdapat penyakit penyerta / komorbid, dianjurkan untuk tetap

melanjutkan pengobatan rutin.

3) Vitamin C (untuk 14 hari), dengan pilihan ;

a) Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14

hari)

b) Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)

c) Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet /24 jam

(selama 30 hari),

d) Dianjurkan multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E,

Zink

C. PENCEGAHAN COVID-19

Menurut Dirjen P2P Kemkes R, (2020), pencegahan COVID 19 dengan

memutus mata rantai penyebaran virus melalui proteksi dasar seperti mencuci

tangan, memakai masker dan sosial distancing.

1. Cuci tangan

a. Definisi mencuci tangan

Cuci tangan merupakan kegiatan membersihan kotoran dan debu

secara mekanis yang ada di tangan dengan memakai sabun dan air

(Dahlan dan Umrah, 2013). Menurut Potter, (2015) cuci tangan


22

merupakan aktifitas membersihkan tangan dengan sabun yang

digosokkan di tangan serta membilasnya dengan air mengalir.

b. Tujuan mencuci tangan

Cuci tangan menggunakan sabun, bagi sebagian besar masyarakat

sudah menjadi kegiatan rutin sehari-hari, tapi bagi sebagian masyarakat

lainnya, cuci tangan menggunakan sabun belum menjadi kegiatan rutin,

terutama bagi anak-anak. Cuci tangan menggunakan sabun dapat

menghilangkan sejumlah besar virus dan bakteri yang menjadi

penyebab berbagai penyakit, terutama penyakit yang menyerang

saluran cerna, seperti diare dan penyakit infeksi saluran nafas akut.

Tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu mengangkat mikroorganisme

yang ada di tangan, mencegah infeksi silang cross infection, menjaga

kondisi steril, melindungi diri dan pasien dari infeksi dan memberikan

perasaan segar dan bersih. Cuci tangan bertujuan untuk menghilangkan

kotoran dan debu dari permukaan kulit serta mengurangi jumlah

mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013).

c. Manfaat mencuci tangan

Menerapkan cuci tangan sehari-hari dapat terbebas dari bakteri

penyebab penyakit, seperti thypoid, hepatits, diare. Hasil penelitian

Hina, Simanjuntak dan Simolon, (2016)terdapat perbedaan yang

signifikan antara jumlah bakteri pada tangan sebelum dan sesudah cuci

tangan dengan menggunakan sabun. Wirawan, (2013) menjelaskan

bahwa manfaat mencuci tangan selama 20 detik yaitu sebagai berikut:


23

1) Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular.

2) Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis.

3) Menurunkan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan.

d. Waktu Mencuci Tangan

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai sabun menurut Ana,

(2015). Sebelum dan sesudah makan, Sebelum dan sesudah

menyiapkan bahan makanan, Sebelum dan sesudah mengganti popok,

Setelah buang air besar dan buang air kecil, Setelah bersin atau batuk,

Sebelum dan setelah menggunakan lensa kontak, Setelah menyentuh

binatang, Setelah menyentuh sampah, Sebelum menangani luka,

Setelah memegang benda “umum” .

e. Teknik mencuci tangan dengan benar

Menurut Dahlan dan Umrah, 2013), teknik mencuci tangan dilakukan

selama 20 detik, yaitu: Menggosokkan telapak tangan, menggosok

punggung tangan, menggosokkan sela-sela tangan, mengkaitkan

mengunci tangan, memutar ibu jari, menggosokkan kuku ke telapak

tangan, menggosok pergelangan tangan.

2. Penggunaan Masker

Masker bukan merupakan metode untuk menghilangkan penyakit

tetapi masker digunakan untuk melindungi individu dari menghirup zat-zat

berbahaya atau kontaminan yang berada di udara (Cohen dan Birdner,

2012). Menurut Cohen dan Birdner, (2012) masker mempunyai beberapa

jenis sebagai berikut


24

a. Quarter mask yaitu masker yang digunakan untuk melindungi hidung

dan mulut dari bahaya partikel yang rendah, meliputi penutup wajah

memanjang dari atas hidung sampai bawah mulut,.

b. Half mask merupakan masker yang digunakan untuk menyaring

partikel yang berbahaya seperti partikel, uap serta gas yang dapat

membahayakan sistem pernafasan, yang berbentuk setengah topeng

untuk menutupi hidung dan mulut dengan penutup wajah yang

memanjang dari atas hidung kebawah dagu.

c. Full facepiece yaitu masker yang dapat menutupi wajah dengan

penutup wajah yang mencangkup seluruh kepala, masker ini biasanya

digunakan untuk melindungi sistem pernafasan dari bahaya partikel,

aerosol dan gas yang dapat mengiritasi mata.

Penggunaan masker sendiri di masa pandemi Covid-19 sangat

penting, karena memutus rantai penyebaran corona virus(Burhan, 2020).

Badan kesehatan dunia (WHO) mendorong pemerintah di seluruh dunia

untuk menganjurkan masyarakat menggunakan masker saat di luar rumah

dan menjaga jarak dengan seseorang yang mengalami gejala batuk, flu,

bersin-bersin dan lain-laindi masa pandemi Covid-19. Tindakan tersebut

merupakan bagian dari pendekatan komperhensif dalam mencegah

penyebaran Covid-19 (WHO, 2020). Menurut WHO, 2020 pemakaian

masker yang tepat sebagai berikut :

a. Bersihkan tangan dengan alkohol atau mencucinya dengan sabun dan

air yang mengalir.


25

b. Tutup bagian mulut dan hidung dengan masker, pastikan tidak ada

celah antara wajah dan masker

c. Pastian tangan bersih dan steril saat akan menyentuh masker

d. Segera ganti masker yang baru setelah dipakai.

e. Saat melepas masker, lepaskan dari belakang kedepan (jangan sentuh

bagian depan masker). Segera buang masker ketempat sampah

tertutup. Kemudian bersihkan tangan dengan sabun dan air atau

bersihkan memakai alkohol.

3. Sosial Distancing

Social Distancing yaitu dimana masyarakat menghindari sentuhan

fisik, seperti berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat

berinteraksi dengan orang lain (Adrian, 2020). Social distancing pada

masa pandemi ini sangat dianjurkan untuk mengurangi jumlah penyebaran

corona virus di Indonesia. Protokol kesehatan yang dijalankan oleh

masyarakat salah satunya yaitu membatasi jarak sosial atau social

distancing(Hidayat dan Noeraida, 2020). Bahkan tidak sedikit masyarakat

melakukan karantina mandiri dirumah atau membatasi interaksi sosial

selama pandemi corona (Pane, 2020).

Penerapan social distancing dengan baik dapat membantu

mencegah penyebaran virus Covid-19. Pelaksanaan social distancing

mulai dari berdiam diri di rumah hingga penutupan sementara seperti

tempat ibadah, tempat makan, toko, dan tempat keramaian lainnya yang

bertujuan untuk menghindari kerumunan manusia dan diharapkan mampu


26

memutus mata rantai Covid-19 (Ramadhan, 2020). Pelaksanaansocial

distancing atau menjaga jarak yang tidak berjalan dengan normal bisa

dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan, lingkungan, dan

budaya setempat (Rachmawati, 2020). Menurut Yusup

(2020)menunjukkan bahwa social distancing cukup efektif untuk

mencegah penularan infeksi virus yang dapat ditularkan melalui

permukaan yang terkontaminasi atau transmisi melalui udara atau dapat

juga mengenai percikan atau droplet yang berasal dari batuk atau bersin.
27

D. Kerangka Teori

COVID-19 Manifestasi
Penyebab
klinis Covid-
Covid-19 19 :
Pemahaman 1. Tidak
1. Transmisi
tentang Covid- berkomplik
melalui 19 kurang asi
kontak atau 2. Pneumonia
droplet ringan
3. Pneumonia
2. Transmisi
Tidak berat
melalui melaksanakan (Budiansyah,2
udara pencegahan 020)
3. Transmisi covid-19
a. Mencuci tangan
fomit b. Memakai
masker
(PDPI, 2020)
c. Sosial
distancing
Keterangan :

= Diteliti

= Tidak diteliti

Budiansyah (2020), WHO (2020), PDPI (2020)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu model awal dari suatu masalah pada

penelitian serta merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang

akan diteliti (Swarjana, 2017). Variabel yaitu sebuah konsep yang dapat

diukur dan hasil pengukurannya dapat bervariasi (Sarmanu, 2017).

Pengetahuan tentang Covid-19


dan pencegahan melalui cuci
tangan, penggunaan masker
serta social distancing di
masyarakat.

Gambar 3.1 Kerangka konsep

B. Desain Penelitian

Desain penelitian mengunakan deskiptif merupakan metode penelitian

yang tujuan utamanya untuk mengambarkan mengenai suatu keadaan atau

objektif (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif yaitu metode pendekatan dengan cara pencatatan serta

menganalisis data hasil penelitian menggunakan perhitungan statistik (Indra

dan Cahyaningrum, 2019).

28
29

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh objek penelitian atau objek yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

warga atau masyarakat Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kendal,

Kabupaten Kendal yang berusia 25 sampai 70 tahun sebanyak  741 orang.

2. Sampel

Sampel yaitu sebagian dari jumlah populasi dan sesuai dengan

karakterisik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil dapat

mewakili populasi (Jaya, 2019). Sampel dalam penelitian ini adalah

warga/masyarakat Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Kendal,

Kabupaten Kendal yang berusia 25 sampai 70 tahun. Besar sampel pada

penelitian ini diperoleh dengan rumus besar sampel deskriptif kategorik.

Perhitungan sampel menggunakan rumus besar sample slovin :

N
n=
N . d 2 +1

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d2 = presisi yang ditetapkan

Maka dapat dihitung :

N
n=
N . d 2 +1
30

741
n=
741 ( 0,1 ) ²+1

471
n=
741 ( 0,01 ) +1

741
n=
8,41

n=88,1 (dibulatkan menjadi 88)

Jadi, sampel pada penelitian ini yaitu 88 + 10% = 96,8, dibulatkan

menjadi 97 responden.

a. Teknik sampling

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik stratified

randem sampling merupakan proses pengambilan sampel melalui cara

pembagian populasi ke dalam strata, memilih sampel acak setiap

stratum, dan menggabungkannya untuk menaksir parameter populasi.

(Sujarweni, 2015).

b. Kriteria inklusi dan eksklusi

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi yaitu karakteristik yang memenuhi setiap

anggota populasi yang akan diambil sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2018). Kriteria inklusi pada penelitian ini antara

lain :

a) Masyarakat Kelurahan Kebondalem.

b) Masyarakat yang bersedia menjadi responden


31

2) Kriteria ekslusi

Kriteria eksklusi adalah karakteristik anggota populasi yang

tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria

ekskulsi pada penelitian ini yaitu :

a) Responden yang tidak ada di tempat

b) Orang yang bukan domisili kelurahan Kebondalem

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Lokasi penelitian yaitu tempat yang akan dilakukan peneliti dalam

melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2010). Alasan peneliti

mengambil tempat penelitian di Kelurahan Kebondalem karena di

kelurahan kebondalwm termasuk dalam kategori kasus Covid-19

tertinggi di Kecamatan Kendal dan masih banyak masyarakat yang tidak

mematuhi protokol sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian di

Kelurahan Kebondalem dan belum pernah dilakukan penelitian serupa.

2. Waktu

Waktu penelitian merupakan rentang waktu peneliti dalam

melaksanakan kegiatan penelitian mulai dari penyusunan proposal

sampai dengan laporan hasil penelitian (Hidayat, 2010). Penelitian

dilakukan pada bulan Desember 2020 – April 2021.


32

E. Definisi operasional, variabel penelitian dan skala pengukuran

Definisi operasional yaitu definisi mengenai variabel yang dirumuskan

berdasarkan karakteristik variabel yang akan diamati (Azwar, 2013).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi operasinal Alat ukur dan cara Hasil ukur Skala
ukur
Usia Usia yaitu rentang Kuesioner baku A Usia dinyatakan Rasio
kehidupan yang berisi identitas dalam tahun
diukur dengan responden penelitian
tahun. Usia
merupakan dari
responden lahir
sampai dilakukan
penelitian,
responden yang
berpartisipasi
berusia 25 sampai
35 tahun
Jenis kelamin Jenis kelamin yaitu Kuesioner baku A Pengelompokan : Nominal
perbedaan bentuk, berisi identitas 0 = laki-laki
sifat dan fungsi responden penelitian 1 = perempuan
biologis laki-laki
dan perempuan
yang menentukan
perbedaan peran
mereka dalam
menyelenggarakan
upaya meneruskan
garis keturunan
Tingkat Jenjang pendidikan Kuesioner baku A Pengelompokan : Ordinal
pendidikan formal yang berisi identitas 0 = Tidak sekolah
terakhir yang responden penelitian 1 = SD/ Sederajat
ditamatkan 2 =
SMP/Sederajat
3 = SMA/
Sederajat
4 =Perguruan
Tinggi
Pekerjaan Suatu kegiatan Kuesioner baku A Pengelompokan : Nominal
yang dilakukan berisi identitas 0 = Guru
responden untuk responden penelitian 1 = Pedagang
menafkahi diri 2 = Nelayan
sendiri dan 3 = Wiraswasta
keluarga 4 = Buruh
33

Pengetahuan Pengetahuan yang Kuesioner B berisi Rentang Ordinal


COVID-19 dipahami atau Pengetahuan COVID- penilaian
diketahui seseorang 19 dengan dengan kategori
mengenai COVID- menggunakan skala :
19 gutman, skor 0= buruk (jika
pernyataan positif : nilai
1 = Benar dan 0 = <mean/median)
Salah 1= baik (jika
Skor pernyataan nilai ≥
negatif : mean/median)
1 = Salah dan 0 =
Benar (Dahlan, 2010)

Pencegahan Cara untuk Kuesioner C berisi Rentang Ordinal


Covid-19 memutus mata pencegahan COVID- penilaian
rantai penyebaran 19 dengan dengan kategori
covid-19 melalui menggunakan skala :
cuci tangan, gutman, skor 0= buruk (jika
penggunaan masker pernyataan positif : nilai
dan sosial 1 = ya dan 0 = tidak <mean/median)
distancing Skor pernyataan 1= baik (jika
negatif : nilai ≥
1 = tidak dan 0 = ya mean/median)

(Dahlan, 2010)

F. Alat instrumen dan teknik pengumpulan data

1. Instrumen

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan dalam

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik

(cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah untuk diolah

(Saryono, 2011). Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah

kuesioner.

a. Kuesioner A Identitas Responden

Kuesioner karakteristik responden merupakan kuesioner data

demografi responen. Karakteristik responden meliputi usia, jenis

kelamin, tingkat pendidikan serta pekerjaan. Hasil pengumpulan data


34

usia tidak di kategorikan, variabel jenis kelamin dikategorikan laki-

laki dan perempuan, variabel tingkat pendidikan di kategorikan :

Tidak sekolah, SD, SMP, SMA dan SARJANA, variabel pekerjaan

dikatogrikan Guru, Pedagang, Nelayan. Ibu rumah tangga,

Wiraswasta dan Buruh.

b. Kuesioner B Pengetahuan COVID-19

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan COVID-

19 di Masyarakat. Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan yang harus

diisi sesuai dengan yang pernah dilakukan oleh responden, kuesioner

ini diadopsi dari penelitian Yanti, (2020). Pertanyaan kuesioner

menggunakan skala Gutman dengan pilihan jawaban “Benar” atau

“Salah”. Kriteria penilaian positif apabila responden memilih

jawaban “Benar” maka skornya 1, bila responden memilih jawaban

“Salah” skornya 0. Kriteria penilaian negatif apabila responden

memilih jawaban “Benar” maka skornya 0, bila responden memilih

jawaban “Salah” skornya 1.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan tentang COVID-19

Banyaknya butir Favourable Unfavourable


Item

Pengetahuan 10 2, 6, 7 1, 3, 4, 5, 8, 9,
meliputu 10
pengertian,
Covid-19, gejala
covid-19, cara
penularan covid,
penanganan
covid-19
Jumlah 3 7
35

c. Kuesioner C Pencegahan COVID-19

Kuesioner digunakan untuk mengetahui pencegahan COVID-19

meliputi cuci tangan, penggunaan masker serta sosial distancing di

Masyarakat. Kuesioner cuci tangan terdiri dari 10 pertanyaan,

kuesioner menggunakan masker terdiri dari 10 pertanyaan dan

kuesioner sosial distancing terdiri dari 8 pertanyaan. Kuesioner ini

modifikasi dari kuesioner Yanti, (2020)dan Wulandari, (2020).

Pertanyaan kuesioner menggunakan skala Gutman dengan pilihan

jawaban “Ya” atau “Tidak”. Kriteria penilaian positif apabila

responden memilih jawaban “Ya” maka skornya 1, bila responden

memilih jawaban “Tidak” skornya 0.Kriteria penilaian negatif apabila

responden memilih jawaban “Ya” maka skornya 0, bila responden

memilih jawaban “Tidak” skornya 1.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pencegahan COVID-19

Banyaknya butir Favourable Unfavourable


Item

Perilaku cuci 10 1, 2, 3, 4, 6, 5, 7, 8
tangan 9, 10
Penggunaan 10 1, 2, 4, 5, 6, 3, 8, 9
masker 7, 10
Sosial distancing 8 1, 4, 5, 7, 8 2, 3, 6

2. Uji instrumen penelitian


36

Instrumen di lakukan pengujian agar dapat dipertanggung jawabkan.

Oleh karena itu instrumen dilakukan diuji validitas dan realibitas dahulu.

a. Uji Validitas

Validitas yaitu hasil ukur yang menunjukan tingkat kevalidan

suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabia memiliki

nilai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen dikatakan kurang

valid apabila memiliki nilai validitas yang rendah (Arikunto, 2013).

Instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkap data sesuai dengan

variabel yang akan diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya nilai

validitas menunjukan data yang tidak menyimpang dari gambaran

mengenai validitas yang dimaksud (Arikunto, 2013). Kuesioner telah

di uji validitasnya dengan nilai r hitung 0,187 > r table 0,1409.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan bahwa instrumen dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas yaitu nilai yang

menunjukan tingkat keterandalan terhadap sesuatu (Arikunto, 2013).

Instrument dapat di katakan reliabel apabila nilai kriteria soal yang

digunakan dalam instrumen 0,60 sampai dengan 1,00 (Arikunto,

2013). Uji reliabel dilakukan dengan teknik komputerisasi. Hasil uji

reabilitas dengan Alpha Cronbach 0,770.

3. Teknik pengumpulan data


37

c. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara

langsung dari sumbernya (Martono, 2013). Data primer penelitian ini

adalah demografi meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekejaan,

pengetahuan tentang COVID, cuci tangan, Penggunaan masker dan

social distansing.

d. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari pihak

kedua, baik diperoleh dari orang maupun dari catatan, seperti buku,

laporan, buletin, serta majalah yang sifatnya dokumentasi (Martono,

2013). Data sekunder penelitian ini adalah data jumlah penduduk

Keluahan Kebondalem.

4. Cara pengumpulan data

a. Peneliti mengajukan fenomena kepada pembimbing satu dan

pembimbing dua.

b. peneliti mendapat persetujuan fenomena dan judul dari masing

pembimbing.

c. Peneliti menyusun proposal penelitian.

d. Peneliti melakukan sidang proposal

e. Peneliti mengajukan surat ijin kepada institusi STIKES Kendal untuk

melakukan penelitian.
38

f. Peneliti mendapat ijin dari institusi, peneliti mengajukan ijin

penelitian kepada Badan Kesatuan, Bangsa, dan Politik

(KESBANGPOL).

g. Peneliti mendapatkan ijin dari KESBANGPOL, peneliti memberikan

surat rekomendasi dari KESBANGPOL tersebut ke Badan

Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (BAPERLITBANG)

Kabupaten Kendal.

h. Setelah mendapatkan permohonan ijin dari kesbangpol dan linmas

kemudian diajukan ke BAPERLITBANG, kemudian

BAPERLITBANG memberikan rekomendasi untuk diajukan di

Kelurahan Kebondalem

i. Peneliti melakukan persamaan persepsi dengan enumerator/orang

yang membantu mengumpulkan data

j. Setelah ijin diperoleh surat diserahkan kepada Kepala Desa

Kelurahan Kebondalem kemudian peneliti mendatangi responden.

k. Peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan manfaat penelitian sebelum

memberikan kuesioner kepada responden.

l. Peneliti memberikan surat persetujuan menjadi responden, bila

responden menyetujui, maka responden menandatangani lembar

persetujuan sebagai responden.

m. Peneliti melakukan penelitian di Kelurahan Kebondalem.

n. Peneliti atau enumerator mendampingi responden saat mengisi

kuisoner dan memerikasa kelengkapan jawaban responden pada


39

kuisoner, jika masih ada yang belum diisi maka peneliti atau

enumerator akan memintaresponden untuk melengkapi jawaban yang

belum di isi.

o. Data kuisoner yang sudah diisi lengkap akan di lakukan analisis data

menggunakan aplikasi pengelola data.

G. Pengelohan Data

Pengolahan data yaitu proses penting dalam suatu penelitian, oleh

karena itu, harus dilakukan dengan baik dan benar. Menurut Budiarto, (2012)

kegiatan dalam proses pengolahan data adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Proses editing yaitu memeriksa data yang sudah dikumpulkan

baik berupa daftar pertanyaan, kartu, atau buku register. Pemeriksaan

data dilakukan dengan cara menjumlahkan dan melakukan koreksi.

2. Pemberian Kode (Coding)

Pemberian code dapat mempermudah pengolahan, sehingga

semua variabel perlu diberikan kode terutama data klasifikasi.

Pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau sesudah pengumpulan

data dilaksanakan. Dalam pengolahan selanjutnya kode-kode tersebut di

kembalikan lagi pada variabel aslinya.

3. Penyusunan Data (Tabulasi)

Penyusunan data merupakan pengelompokan data sedemikian

rupa agar dengan mudah dijumlahkan, disusun, dan ditata untuk

disajikan dan dianalisis.


40

4. Memasukkan data (Data Entry)

Data Entry yaitu proses memasukkan data kedalam kategori

tertentu untuk dilakukan analisis data. Data yang sudah diberikan kode

kemudian diproses dengan menggunakan aplikasi.

5. Cleaning

Cleaning merupakan pembersihan data dengan dilakukan

pengecekan kembali data yang sudah diperoleh untuk melihat

kemungkinan kesalahan kode, ketidaklengkapan data kemudian

dilakukan perbaikan dan koreksi.

H. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu komputerisasi.

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis univariat. Analisis

univariat yaitu data yang diperoleh dari hasil analisis akan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi, ukuran tendensi sentral serta grafik (Saryono, 2010).

Tabel 3.2 Analisis Univariat


Variabel Skala Analisa Data
No
1. Usia Rasio Tendensi sentral
2. Jenis kelamin Nominal Distribusi Frekuensi
3. Tingkat pendidikan Ordinal Distribusi Frekuensi
4. Pekerjaan Nominal Distribusi Frekuensi
5. Pengetahuan tentang Covid-19 Ordina Distribusi Frekuensi
6. Pencegahan Covid-19 Ordinal Distribusi Frekuensi

I. Etika Penelitian
41

Peneitian yang dilakukan berhubungan dengan manusia, maka peneliti

harus memperhatikan etika penelitian (Hidayat, 2010). Etika yang harus

diperhatikan antara lain sebagai berikut :

1. Persetujuan menjadi responden (informed consent)

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden,

kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian agar tidak

merugikan responden, subjek yang bersedia menjadi responden harus

menandatangani persetujuan. Tetapi jika subjek menolak untuk jadi

responden maka peneliti harus menghormati hak responden.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Demi menjaga kerahasiaan penelitian maka tidak mencantumkan

nama responden, tetapi lembar kertas tersebut diberi kode. Didalam

kuesioner nama responden tidak dicantumkan atau diberi nama inisial.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Keutuhan informasi atau nama responden di tulis inisial.. Peneliti

menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian.

4. Keadilan (Justice)

Prinsip ini setiap orang layak mendapatkan sesuatu sesuai dengan

haknya menyangkut keadilan destributif dan pembagian yang seimbang

(equitable). Keadilan mensyaratkan bahwa penelitian harus peka

terhadap keadaan kesehatan dan kebutuhan subjek yang rentan.

Sehingga, peneliti harus melihat keadaan dan kebutuhan responden

secara adil kepada serta tidak memihak.


42

J. Jadwal Penelitian

(Terlampir)
Daftar Pustaka

Arikunto,Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

 Arifin, Zainal. 2012. Penenlitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.


Bandung: Remaja Rosda Karya

Adrian, dr. K. (2020). Pentingnya Menerapkan Social Distancing Demi


Mencegah COVID-19. https://smakerrantepao.sch.id/artikel/covid-19/

Ana.2015. Cara mencuci tangan yang benar dengan steril.


http://repository.ump.ac.id/810/7/ERINA%20SETYA%20ANGGRAENI
%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

Berek, P. A., Be, M. F., Rua, Y. M., & Anugrahini, C. (2019). Hubungan Jenis
Kelamin Dan Umur Dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Hiv/Aids
Di Sman 3 Atambua Nusa Tenggara Timur 2018. Jurnal Sahabat
Keperawatan, 1(01), 4-13.
Budiarto, Eko. (2012). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC
Burhan (2020). Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19).
http://luk.staff.ugm.ac.id/artikel/virus/ErlinaBurhan-COVID-19.pdf
Cohen, Howard J. & Birkner, Jeffrey S. (2012). Department of Occupational And
Environmental Medicine. Respiratory Protection. 783-793
Dahlan dan Umrah. 2013. Buku ajar keperawatan dasar praktik kebidanan.
Malang : Intimedia

Dahlan Sopiyudin, M. (2010). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel


dalam. Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba
Medika.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, 2020. Angka kejadian covid 19 di


Kabupaten Kendal
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
PedomanPencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disesase (Covid-19).
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2020.
Dharmawati, I. G. A. A., & Wirata, I. N. (2016). Hubungan tingkat pendidikan,
umur, dan masa kerja dengan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
pada guru penjaskes sd di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. Jurnal
Kesehatan Gigi, 4(1).
Donsu, J, D, T. (2017). Psikologi Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Fehr, A.R., Perlman, S. (2015). Coronavirus: An Overview of Their Replication
and Pathogenesis. Methods Mol Biol. 2015 ; 1282: 1–5.
Han Y, Yang H (2020), The Transmission and Diagnosis 0f 2019 novel
coronavirus infection disease(COVID19). Chinese perspective.J Med Virol.
DOI:10.1002/jmv.25749.
Hidayat A.A., (2010). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif,
Jakarta: Heath Books.
Hidayat, D., Kuswarno, E., Zubair, F., & Hafiar, H. (2018). Public Relations
Communication Behavior Through a Local-Wisdom Approach : The
Findings of Public Relations Components Via Ethnography as Methodology.
Malaysian Journal of Communication, 34(3), 56–72.
Ihsanuddin, 2020. Fakta Lengkap Kasus Pertama Virus Corona di Indonesia.
Kompas.Com
Indra P. & Cahyaningrum, Ika . (2019). Cara Mudah Memahami Metodologi
Penelitian. Yogjakarta : Deepublish
Jaya, Indra. (2019). Penerapan Statistik untuk Penelitian Pendidikan. Jakarta:
Prenadamedia Grup
Jatengprov, 2020. Angka kejadian covid 19 Jawa tengah.
Kemenkes, 2020. Angka kejadian covid 19 di Indonesia.

Kementrian Komunikasi dan Informatika RI. 2020. Pedoman informasi mengenai


COVID-19.

Moudy & Syakurah, R. A. (2020). Pengetahuan terkait usaha pencegahan


Coronavirus Disease (COVID-19) di Indonesia. HIGEIA (Journal of Public
Health Research and Development), 4(3), 333-346.

Martono, Nanang. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi Dan


Analisis Data Sekunder. Jakarta : Rajawali Pars

Muntaza, Y., & Adi, A. C. (2020). Hubungan Sumber Informasi dan Pengalaman
dengan Tingkat Pengetahuan tentang Penggunaan Monosodium Glutamate
(MSG) pada Ibu Rumah Tangga. Amerta Nutrition, 4(1), 72-78.

Nahdi, K., Ramdhani, S., Yuliatin, R. R., & Hadi, Y. A. (2021). Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Implementasi Pembelajaran pada Masa
Lockdown bagi Lembaga PAUD di Kabupaten Lombok Timur Abstrak. 5(1),
177–186. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.529
Novita. 2018. Tingkat Pengetahuan Tentang TB Paru Mempengaruhi Penggunaan
Masker Di Ruang Paru Rumkital Dr. Ramelan Surabaya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan. Vol 7. No. 12. Surabaya : STIKES Hang Tuah
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam.(2011). Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan


praktek.Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, dan Siti Pariani. 2010. Pendekatan Praktis Metodologi Riset


Keperawatan. CV. Agung Seto. Jakarta.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (PDPI). 2020. PNEUMONIA. COVID-19.


DIAGNOSIS. &. PENATALAKSANAAN. DI INDONESIA. Jakarta : PDIP.
https://covid19.idionline.org/wp-content/uploads/2020/04/5.-Buku-PDPI-.pdf

Potter dan Perry. (2015). Fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC

Pane, M. D. C. (2020). Virus Corona. https://osf.io/bxmc8/download

Ramadhan. (2020). Dampak nyata Social Distancing : memperlambat penyebaran


COVID-19.https://asumsi.co/post/dampak-nyata-social-distancing-
memperlambat-penyebaran-covid-19

Rachmawati, R. P. (2020). Jaga Kesehatan Mentalmu Selama Social Distancing.


https://docplayer.info/200607013-Pengetahuan-dan-perilaku-masyarakat-
memaknai-social-distancing.html

Riedel S, Hobden JA, Miller S, Morse SA, Mietzner TA, Detrick B, et al. Jawetz,
Melnick & Adelberg’s medical microbiology. 28th ed. New York: Mc Graw
Hill Education; 2019.

Sari, D. P., & Sholihah‘Atiqoh, N. (2020). HUBUNGAN ANTARA


PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN KEPATUHAN
PENGGUNAAN MASKER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
PENYAKIT COVID-19 DI NGRONGGAH. INFOKES Journal, 10(1), 52-
55. https://doi.org/10.47701/infokes.v10i1.850
Sarmanu. (2017). Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan
Statistika. Surabaya : Airlangga University Press
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Sagala, S. H., Maifita, Y., & Armaita, A. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Masyarakat Terhadap Covid-19: a Literature Review. Menara Medika,
3(1).
Shereen, M. A., Khan, S., Kazmi, A., Bashir, N., & Siddique, R. (2020). COVID-
Permainan Sorting Color (Juniarti; Hazizah) 19 infection: Origin,
transmission, and characteristics of human coronaviruses. Journal of
Advanced Research, 24, 91–98. https://doi.org/10.1016/j.jare.2020.03.005
Sujarweni, Wiratna. 2015. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru.
Susilo A, C. Martin Rumende, Ceva W Pitoyo, Widayat Djoko Santoso, Mira
Yulianti, Herikurniawan, Robert Sinto, Gurmeet Singh, Leonard Nainggolan,
Erni J Nelwan, Lie Khie Chen, Alvina Widhani, Edwin Wijaya, Bramantya
Wicaksana, Maradewi Maksum, Firda Annisa, Chyntia OM Jasirwan, Evy
Yunihastuti (2020), Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan Literatur Terkini,
Jurnal Penyakit dalam Indonesia, vol 7, No.1.
Sulistianingsih, A. (2010). Hubungan lingkungan pergaulan dan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan sikap seks bebas pada
remaja.
Sutedjo Dharma Oetomo. 2020. e-Education. Konsep, Teknologi dan. Aplikasi
Internet Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit ANDI. BTKP.
Suwaryo, P. A. W., & Yuwono, P. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana alam tanah
longsor. URECOL, 305-314.
Swarjana, I.K. (2017). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: ANDI.
Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta.
Wang J, Zhou M, Liu F. Exploring the reasons for healthcare workers infected
with novel coronavirus disease 2019 (COVID-19) in China. J Hosp Infect.
2020; published online March 5. DOI: 10.1016/j.jhin.2020.03.002.
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika.
WHO (2020). Pertanyaan dan jawaban terkait Coronavirus.From World Health
Organization: https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-
for-public
World Health Organization. Global surveillance for COVID-19 disease caused by
human infection with the 2019 novel coronavirus. Geneva: World Health
Organization; 2020
WHO. 2020. Anjuran mengenai penggunaan masker dalam konteks COVID-19.
https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/anjuran-
mengenai-penggunaan-masker-dalam-konteks-covid-19.pdf?
sfvrsn=8a209b04_2

Wirawan. 2013. Kata dokter sehat setiap hari. Jakarta : Panda Media

Yusup, D. K., Badriyah, M., Suyandi, D., & Asih, V. S. (2020). Pengaruh bencana
Covid-19, pembatasan sosial, dan sistem pemasaran online terhadap
perubahan perilaku konsumen dalam membeli produk retail. Http://Digilib.
Uinsgd. Ac. Id, 1(1), 1±10
LAMPIRAN
KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 DAN


PENCEGAHAN MELALUI CUCI TANGAN, PENGGUNAAN MASKER
SERTA SOSIAL DISTANCING

IDENTITAS RESPONDEN

Usia :.............................(Tahun)

Jenis Kelamin : Laki-laki


Perempuan

Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah


SD/Sederajat
SMP/Sederajat
SMA/Sederajat
Perguruan Tinggi

Pekerjaan : Guru
Pedagang
Nelayan
Wiraswata
Buruh
Petunjuk pengisian
a. Berilah tanda cheklis list (√) pada pilihan yang menurut pendapat
Bapak/Ibu/Sdr sesuai dengan kenyataan Bapak/Ibu/Sdr rasakan selama
menjadi perawat pelaksana
b. Setiap penggunakan pertanyaan hanya mempunyai 1 jawaban pertanyaan
c. Bacalah pertanyaan dengan baik sebelum menjawab

A. KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG COVID-19

No Pernyataan Benar Salah


1. COVID-19 adalah penyakit yang tidak
berbahaya dan sama seperti flu biasa
2. Virus korona dapat bertahan hidup beberapa
jam di luar tubuh manusia
3. Virus korona tidak akan menular pada saat
berbicara
4. Orang yang bisa menularkan COVID-19
hanyalah yang memiliki gejala
5. Orang yang sehat tidak perlu memakai
masker saat
keluar rumah
6. Gejala COVID-19 pada usia lanjut
umumnya lebih
berat dari pada pada usia muda
7. Risiko kematian pasien COVID-19 lebih
tinggi
pada penderita penyakit kronis
8. Anak-anak tidak termasuk kelompok yang
berisiko
karena jarang terinfeksi Covid- 19
9. New normal artinya adalah kembali kepada
kebiasaan semula sebelum munculnya
wabah
korona
10 Isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi
COVID-19 tidak diperlukan bagi yang tidak
memiliki gejala
(Yanti, 2020)
B. KUESIONER PENCEGAHAN COVID-19

No Pernyataan Ya Tidak
Mencuci Tangan
1. Saya mencuci tangan sebelum dan sesudah
beraktifitas ?
2. Saya mencuci tangan setelah berjabat tangan dengan
orang lain ?
3. Saya mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20
detik ?
4. Saya mencuci tangan dengan sabun atau mengunakan
hand sanitizer setelah memegang benda-benda di
tempat umum ?
5. Saya mencuci tangan tanpa menggunakan sabun ?
6. Saya melakukan cuci tangan secara rutin, terutama
sebelum memegang mulut, hidung dan mata ?
7. Saya mencuci tangan menggunakan wadah cuci tangan
bersama orang lain ?
8. Saya mencuci tangan hanya ketika tangan terlihat kotor
saja ?
9. Saya mencuci tangan dengan menggunakan air bersih
dan sabun atau handsanitizer setelah memegang tisu
setelah batuk/bersin ?
10 Setelah pulang dari bepergian saya mencuci tangan
sebelum masuk rumah ?
Menggunakan Masker
1. Saya memakai masker bila berada di tempat umum
(pasar, terminal, tempat sembahyang, dll) ?
2 Saya menggunakan masker ketika sedang flu atau batuk
?
3 Saya menutup hidung dan mulut dengan telapak
tangan ?
4 Saya memakai masker dengan posisi menutupi hidung,
mulut, dan dagu secara sempurna ?
5 Saya menggunakan satu masker sekali pakai untuk
berulang kali ?
6 Saya selalu mencuci masker kain setiap kali setelah
digunakan ?
7 Saya mengganti masker ketika masker lembab atau
basah ?
8 Saya menurunkan masker ke dagu saat akan
makan/minum?
9 Saya menyentuh permukaan depan masker saat sedang
mengenakannya dan saat akan melepaskannya?
10. Saya menyimpan masker ketika akan makan/minum?
Sosial Distancing
1 Saya menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain saat
berada di luar rumah ?
2 Saya menjaga jarak dengan orang yang berusia lanjut ?
3 Saya menghadiri acara yang mengumpulkan banyak
orang ?
4 Saya menghindari berjabat tangan dengan orang lain ?
5 Saya menghindari bepergian ketempat keramaian (mall,
pasar, tempat wisata) ?
6 Saya tidak menjaga jarak ketika berinteraksi dengan
orang lain ?
7 Saya menghindari bepergian ke luar kota ?
8 Saya membatasi interaksi sosial selama pandemi
covid ?

Anda mungkin juga menyukai