Kelas A
Dosen Pengampu:
Drs. Khutobah, M. Pd
Indah Rohmatuz Zahro, S. Pd.I, M.Pd.I
Aisyah Nur Atikah S. Pd, M. Pd
Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan yang berjudul “ Laporan Hasil
Observasi Manajemen Kelas Lingkungan Belajar Indoor”. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas.
Dalam penyusunan Laporan ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan Laporan
ini tidak lain berkat bantuan, bimbingan dan dorongan semua pihak, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Penyusunan Laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: Drs. Khutobah, M. Pd,
Indah Rohmatuz Zahro, S.Pd.I, M.Pd.I dan Aisyah Nur Atikah S.Pd, M.Pd selaku
Dosen Mata Kuliah Manajemen Kelas
Dalam menyusun Laporan ini tentunya kami masih ada banyak kesalahan
dan kekurangan, maka dari itu penyusun menerima kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan Laporan ini. Semoga Laporan ini dapat menjadi
Laporan yang bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1 Pengertian Lingkungan Belajar Indoor ……………........................... 3
2.2 Pinsip dan Persyaratan dalam Penataan Lingkungan Belajar Indoor .. 4
2.3 Penataan atau Pengelolaan Lingkungan Belajar Indoor ……...……... 8
BAB III PENUTUP ................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 13
3.2 Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1i
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari lingkungan belajar indoor
1.3.2 Untuk mengetahui pinsip dan persyaratan dalam penataan lingkungan
belajar indoor
1.3.3 Untuk mengetahui tentang penataan atau pengelolaan lingkungan belajar
indoor
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
Ruang lingkup penataan yang ada pada penataan baik pada lingkungan
belajar dalam kelas atau lingkungan belajar indoor,yaitu:
a. Sasaran dalam penataan lingkungan belajar indoor yang berkaitan
dengan keberadaan ruangan yang akan digunakan tempat belajar bagi
anak. Seperti misalnya, ukuran ruangan, arah ruangan, keadaan lantai,
keadaan dinding, keadaan atap, dan lain sebagainya.
b. Pihak-pihak dalam penataan lingkungan belajar indoor,perlu menata
berbagai pusat yang akan digunakan, tentunya dalam belajar dan
kegiatan anak. Menurut Mariyana, dkk dalam (Oktaviani, 2018: 32) -
Indonesian Journal Of Early Childhood Education Pihak ini perlu
memahami tentang berbagai peralatan atau perlengkapan yang
dibutuhkan pada setiap sentra.
c. Mencerminkan ketertarikan dan suasana kebutuhan anak.
d. Karya-karyanya dapat dipajang dengan ditata semenarik mungkin
pada sekeliling ruangan kelas
4
b. Membuat anak merasa nyaman.
Lingkungan belajar yang dibuat juga harus mampu menciptakan
anak merasa nyaman untuk belajar.
c. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi.
Lingkungan belajar anak dibuat agar mampu mendorong anak
untuk dapat bereksplorasi. Ruangan belajar ditata agar anak dapat
dengan leluasa bereksperimen, bereksplorasi, dan mengembangkan rasa
ingin tahu mereka. Seperti pada dinding ruang kelas dihiasi dengan
berbagai gambar misalnya gambar hewan, gambar angka, gambar
huruf, dll.
d. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan belajar didesain agar dapat mendukung anak untuk
dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Ruangan kelas didesain agar
anak bisa berinteraksi dengan teman-temannya, dengan para guru, dan
juga dengan berbagai alat permainan yang sudah disediakan.
e. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Lingkungan belajar yang dibuat hendaknya sesuai dengan
tahapan perkembangan anak. Ruangan disesuaikan dengan usia anak
yang sejalan dengan tahapan perkembangan mereka. Misalnya kursi
dan meja yang digunakan untuk belajar disesuaikan dengan ukuran
anak.
f. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang
keluarga, lingkungan bermain, dan budaya setempat.
Lingkungan belajar yang digunakan harus memperhatikan
karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga,
lingkungan bermain, dan budaya setempat. Lingkungan belajar didesain
sesuai dengan karakteristik anak dimana lingkungan belajar harus dapat
mengembangkan rasa ingin tahu anak, lingkugan yang digunakan harus
berbentuk konkrit karena anak belajar melalui benda konkrit, dll.
g. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak memperkirakan
berbagai kegiatan yang akan dilakukan.
5
Ruangan yang digunakan harus dapat digunakan untuk belajjar
dengan berkelompok maupun individu. Benda-benda didalam ruangan
juga harus ditata agar anak mampu belajar tanpa terganggu dengan alat
permainan maupun benda-benda yang berserakan.
h. Mengembangkan kemandirian.
Ruangan harus ditata dengan rapi. Semua mainan yang boleh
digunakan oleh anak harus ditata dalam rak yang mampu dijangkau
anak. Tujuannya agar anak mampu mengambil dan mengembalikan
sendiri mainan yang digunakannya. Apabila dalam satuan PAUD ada
yang menerima anak berkebutuhan khusus yang menggunakan kursi
roda, maka ramp harus disediakan agar anak dapat mengakses
lingkungan tanpa harus tergantung pada orang lain.
i. Mengembangkan kepercayadirian anak.
Lingkungan yang ditata sesuai dengan kondisi anak dapat
membangun rasa kepercayadirian anak dalam melakukan sesuatu.
j. Mengembangkan keterampilan motorik halus anak.
Lingkungan belajar harus dapat mengembangkan koordinasi
tangan-mata, keterampilan sosial, keaksaraan awal, sains dan teknologi,
kemampuan matematika, serta kemampuan berkomunikasi. Lingkungan
belajar yang memfasilitasi berbagai macam kegiatan langsung tidak
semata-mata hanya untuk pengembangan akademik, namun juga akan
mendorong anak merasa senang terlibat dalam kegiatan tersebut.
6
Desain ruangan yang dibuat harus mampu menarik dan
mengundang minat anak untuk bermain disitu. Ruangan kelas anak
biasanya didesain dengan berbagai warna agar anak merasa tertarik dan
betah berada diruangan belajarnya. Bukan hanya tembok atau dinding
dengan warna yang cerah, namun segala peralatan juga harus memiliki
warna yang indah seperti kursi meja yang cat dengan berbagai warna.
b. Segala sesuatu dan semua tempat harus mengandung unsur pendidikan.
Dari segi warna, cahaya, tanaman, kamar mandi, dapur, dan
penataan bahan-bahan mainan ditata dengan nilai-nilai yang dapat
dipelajari oleh anak. Ruang kelas dengan berbagai warna akan
membantu anak dalam belajar mengenal warna dan keindahan.
c. Aman, nyaman, dan sehat.
Ruangan belajar didesain agar aman, nyaman, dan sehat untuk
digunakan anak. Ruangan harus bebas dari benda-benda maupun hewan
berbisa yang dapat melukai anak. Oleh karena itu furnitur yang
digunakan untuk anak juga harus dipilih yang sesuai. Berikut ini adalah
syarat pemilihan furnitur:
1) Meja kursi untuk anak disesuaikan dengan ukuran anak, baik dari segi
ukuran maupun beratnya. Penyesuaian ini bertujuan agar anak merasa
nyaman dalam menggunakan meja kursi dan juga agar menghindari
kecelakaan yang tidak diinginkan. Selain itu juga agar mudah
dipindahkan jika kegiatan belajar tanpa menggunakan meja dan kursi.
Dijelaskan dalam (Mariyana, 2010:65) bahwa ada beberapa furnitur
yang dibutuhkan di TK yaitu:
a) Kursi (tinggi tempat duduk 16-24 cm)
b) Meja (tinggi 36-45 cm)
c) Kursi goyang anak, kursi empuk, tempat duduk tanpa sandaran,
dan bangku
d) Papan buletin, papan planel atau layer
e) Loker untuk menyimpan barang
2) Ujung meja dan kursi berbentuk tumpul.
7
3) Loker tempat penyimpanan alat bermain dan buku anak dibuat sesuai
jangkauan anak.
4) Jika menggunakan meja dan kursi plastik, pastikan kursi dan meja
kuat dan tidak licin jika ditaruh diatas lantai.
5) Bila alat furnitur terbuat dari kayu, pastikan cat yang digunakan aman
untuk anak, tidak berbau, dan tidak mengandung toxin atau racun.
6) Permukaan kayu yang digunakan juga harus halus agar tidak melukai
anak.
d. Menekankan pada berbagai macam media termasuk bahan-bahan alam,
bahan daur ulang, dll.
Bahan-bahan mainan disimpan dalam tempat yang mudah digunakan dan
disimpan oleh anak.
8
kelas dengan jumlah anak. Dan biasanya disesuaikan dengan kelompok
usia anak. Kelompok TPA biasanya melayani 25-30 anak dan kelompok
KB dan TK melayani 15-20 anak disetiap kelasnya.
3. Lamanya anak dilayani di lembaga PAUD.
Hal ini berarti, setiap lembaga PAUD memiliki jam kerja yang
semestinya. Atau ada juga yang melakukan tambahan jam untuk kegiatan
ekstrakulikuler. Lamanya anak dilayani di lembaga PAUD ini disesuaikan
dengan kelompok usia mereka. Biasanya anak dengan kelompok usia lahir
sampai 2 (dua) tahun dengan lama belajar paling sedikit 120 menit per
minggu, kelompok usia 2 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama
belajar paling sedikit 360 menit per minggu, dan kelompok usia 4 (empat)
tahun sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling sedikit 900 menit
per minggu.
4. Dapat digunakan oleh berbagai kegiatan.
Penataan ruangan ini pastinya harus dapat digunakan oleh berbagai
kegiatan. Walaupun ruangaan indoor tapi harus memuat berbagai kegiatan,
seperti kegiatan menari, bermain peran, bereksperimen dengan bahan alam
yang aman untuk anak. Kegiatan-kegiatan seperti itu haru memiliki
tempatnya sendiri di dalam satu ruanagan tersebut.
5. Antar ruang kegiatan dibatasi oleh loker setinggi anak saat berdiri agar
dapat diobservasi oleh guru secara menyeluruh.
Hal ini dilaukan agar anak dapat tetap dalam pengawasan guru saat
mereka sedang melakukan kegiatan di dalam ruangan. Dan jika ada loker
yang tinggi sebaiknya loker itu diletakkan menempel dengan dinding. Dan
sebisa mungkin ditata dengan baik agar tidak menghalangi pendidik untuk
melakukan pengawasan terhadap anak.
6. Penataan ruangan memfasilitasi anak bermain sendiri, kelompok kecil, dan
kelompok besar.
Dalam hal ini setiap ruang kelas harus memiliki berbagai fasilitas
bermain dan belajar untuk anak. Baik saat anak bermain sendirian, atau
saat bermain kelompok. Berbagai fasilitas itu harus sesuai dengan anak.
9
7. Aman, bersih, nyaman, dan mudah diakses oleh anak yang berkebutuhan
khusus.
Hal ini harus diperhatikan karena dengan ruangan yang bersih dan
nyaman anak-anak pasti akan senang saat melakukan pembelajaran. Dan
dalam penataan ruangan ini juga harus dapat digunakan oleh anak-anak
yang berkebutuhan khusus.
8. Mudah untuk dikontrol (dapat dipantau secara keseluruhan).
Penataan ruang kelas harus dapat dipantau secara keseluruhan ini
berarti anak-anak harus selalu dalam pengawasaan guru. Anak dapat
terlihat oleh guru dari berbagai sudut ruangan. Dan penataan ruangan ini
harus sesuai dengan ketentuan yang ada.
9. Sentra balok dan sentra main peran saling berdekatan.
10. Sentra seni dengan sentra main bahan alam berdekatan.
11. Buku ditempatkan di setiap sentra atau di tempat tertentu yang mudah
dijangkau semua anak.
Hal ini dilakukan agar anak saat belajar dapat dengan mudah
mengambil buku yang mereka gunakan. Dan tampat buku harus
disesuaikan dengan ketinggian dari anak agar anak tidak kesusahan saat
ingin mengambilnya. Dan saat anak hendak membaca di manapun buku
sudah tersedia.
12. Sentra musik dan gerak lagu di tempat pijakan sebelum main tempat
semua anak berkumpul.
13. Sentra disusun lebih fleksibel agar dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.
Hal ini dilakukan agar saat pembelajaran mereka mudak merubah
tata ruangan sesuai dengan apa yang ingin diajarkan pada anak pada waktu
itu. Penataan ruangan juga tidak dipermanenkan agar dapat dirubah
sewaktu-waktu.
14. Cahaya, sirkulasi udara, sanitari, lantai/karpet bebas dari kutu, jamur, dan
debu.
Hal ini dilakukan agar anak merasa nyaman jika berada di ruang
kelas. Dan anak juga harus mendapat sirkulasi udara yang baik untuk
10
pernafasannya. Dan biasanya didalam ruangan ini jendela-jendela sering
dibuka dan tirai jendela juga dibuka. Di penataan kelas indoor juga harus
memiliki ventilasi udara agar suasana kelas tidak pengap. Lantai juga
harus bersih dan aman. Mengingat anak usia dini memiliki tingkat
aktivitas yang tinggi saat melakukan berbagai aktivitas.
15. Penggunaan cat tembok dan kayu tidak mudah luntur saat dipegang anak.
Hal ini dilakukan agar saat anak menempel pada dinding baju
mereka tidak kotor. Dan dinding ini juga berfungi untuk pembatas
ruangan. Terdapat pula kegunaannya dalam hal, sebagai media untuk
menampilkan berbagai sumber informasi dan edukasi pada anak.
Pemanfaatan dinding ini diantaranya sebagai media ditampilkannya
berbagai macam poster, tata tertib, mading, maupun fungsi lainnya dari
adanya area pada dinding kelas.
16. Lantai tidak berbahan licin dan harusnya mudah dibersihkan.
Hal ini dilakukan agar ketika ada kotoran atau tumpahan pada
lantai akan memerlukan waktu yang singkat untuk membersihkannya.
Pemilihan lantai yang mudah dibersihkan akan menghemat tenaga juga
waktu saat dibersihkan. Dan hindari lantai yang berbahan licin agar saat
anak melakukan aktivitas di lantai tidak berbahaya.
17. Stop kontak tidak mudah dijangkau anak.
Hindarkan anak pada alat-alat yang mempunyai tenaga listrik. Hal
itu dilakukan agar anak tidak dapat memainkannya. Dan anak akan
terhindar dari bahaya yang ada.
18. Pegangan pintu setinggi jangkauan anak, kecuali pintu pagar setinggi
jangkauan orang dewasa.
Hal ini dilakukan agar anak dapat dengan mudah membuka dan
menutup pintu sendiri jika mereka ingin masuk atau keluar kelas. Hal ini
juga dapat melatih kemandirian anak dalam melakukan berbagai hal jika
guru tersebut tidak ada di ruang kelas.
19. Dinding sebaiknya tidak dilukis permanen. Warna perabot dan dinding
menggunakan warna natural.
11
Hal ini dilakukan agar tidak mengalihkan fokus anak saat mengikut
pembelajaran. Karena jika fokus anak teralihkan maka anak tidak akan
dapat konsentrasi dalam pembelajaran yang sedang anak lakukan. Warna-
warnal natural juga dapat menimbulkan suasana yang berbeda.
20. Bebas dari asap rokok, bahan pestisida, dan toxin.
Ruangan kelas harusnya bebas dari hal-hal yang dapat menganggu
pernafasaan anak. Jika pernafasaan anak terganggu maka anak akan tidak
fokus dalam mengikuti pembelajaran. Dan anak juga harus dihindarkan
dari bahan-bahan yang berbahaya agar anak tetap aman saat mereka
belajar.
21. Bebas dari bahan yang mudah terbakar atau rapuh
12
BAB 3. HASIL OBSERVASI
13
14) Poster bergambar sayur mayor
15) Poster bergambar rukun islam
16) Poster bergambar mengenal bahasa
17) Poster bergambar nama bulan Islam
18) Gambar huruf alphabet
19) Gambar latihan membaca
20) Gambar alat musik tradisional
21) Kalender
22) Kipas angin
23) Almari untuk tempat buku gambar siswa dan buku tulis
24) Gambar kegiatan profesi orang
25) Gambar pemandangan
26) Gambar alat-alat komunikasi
27) Gambar tempat-tempat ibadah
28) Gambar proses terjadinya hujan
29) Tempat duduk dan meja siswa
30) Tempat untuk meletakkan pensil berwarna dan krayon
31) Jam dinding
32) Mading untuk menempelkan hasil karya siswa
33) Gunting
34) Resensi murid
35) Funny blocks (alat permainan bongkar pasang) dengan berbagai bentuk, ukuran
dan warna yang berbeda.
36) Alat mencocok
37) Berbagai jenis puzzle (puzzle susun segitiga, puzzle susun lingkaran, puzzle
binatang, puzzle gambar buah)
38) Plastisin
39) Keranjang sampah
40) Balok susun
41) Papan tulis
42) Jadwal kegiatan pelajaran
2) Pendidikan Anak Usia Dini/Kelompok Bermain/TPA Yayasan Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat Nurul Kharomah Patrang
1. Kalender
2. Kipas angin
14
3. Kuda kudaan kayu
4. Almari untuk tempat buku gambar siswa dan buku tulis
5. Gambar kegiatan profesi orang
6. Gambar pemandangan
7. Gambar alat-alat komunikasi
8. Boneka berbentuk hewan
9. Berbagai jenis puzzle (puzzle susun segitiga, puzzle susun lingkaran, puzzle
binatang, puzzle gambar buah)
10. Plastisin
11. Keranjang sampah
12. Balok susun
13. Papan tulis
14. Jadwal kegiatan pelajaran
15. Tempat duduk dan meja siswa
16. Tempat untuk meletakkan pensil berwarna dan krayon
17. Jam dinding
18. Mading untuk menempelkan hasil karya siswa
19. Gunting
20. Resensi murid
21. Funny blocks (alat permainan bongkar pasang) dengan berbagai bentuk, ukuran
dan warna yang berbeda.
22. Poster bergambang bunga
23. Poster bergambar baju adat Indonesia
24. Poster bergambar alat-alat musik
25. Poster bergambar 4 sehat 5 sempurna
26. Poster bergambar sholat 5 waktu
27. Poster bergambar huruf hijaiyah
28. Poster bergambar tata cara wudhu
29. Poster bergambar nama hari-hari
30. Poster bergambar angka
31. Poster bergambar sayur mayur
32. Poster bergambar rukun islam
33. Poster bergambar mengenal bahasa
34. Poster bergambar nama bulan Islam
35. Gambar huruf alphabet
15
36. Gambar latihan membaca
37. Gambar alat musik tradisional
38. Gambar presiden dan wakil presiden
39. Gambar pancasila
40. Poster bergambang binatang
41. Tempat Mandi Bola.
16
orang tuanya setiap hari. Pada waktu istirahat, para orang tua siswa ada yang
menyuapi anaknya, ada yang mengobrol dengan wali muridnya yang lain, ada
juga yang mengobrol dengan guru pengajar.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan pada hari Rabu, 14 Desember
2011, kegiatan pembelajaran di :
A. Kelas TK
Kegiatan Awal 30 menit yang dilakukan di teras TK pukul 07.00-07.30
Baris
Berdoa
Hafalan doa’a sehari-hari
Menyanyi bersama-sama
Menari bersama sambil duduk kemudian sambil berdiri
Mengucapkan salam dengan memakai bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
Kegiatan Inti 60 menit yang dilakukan di tiap-tiap kelas
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang telah saya observasi di kelas B1. Pada
waktu itu, kegiatan intinya adalah bertemakan makanan.
30 menit pertama (pukul 07.30-08.00)
Menghafal asmaul husna
Menghafal rukun islam
Menyanyi lagu-lagu anak (Balonku ada lima)
Menghafal nama nabi dan rasul
Menghafal 4 sehat 5 sempurna
Kemudian guru menjelaskan fungsinya mengapa manusia harus makan
Menyebutkan alat-alat untuk makan
Menyebutkan alat-alat untuk memasak
Menyebutkan makanan yang mengenyangkan
30 menit kedua (pukul 08.00-08.30)
Guru membagikan buku lembar kerja dan pensil berwarna kepada anak-anak
kemudian guru memberikan tugas kepada anak-anak berupa :
Belajar menulis
Melengkapi huruf
Mewarnai gambar
Membedakan benda-benda yang berbeda ukuran
17
Istirahat 30 menit (pukul 08.30-09.00)
Anak-anak yang selesai mengerjakan tugasnya kemudian memanfaatkan waktu
istirahat selama 30 menit. Ada yang bermain di permainan outdoor, ada juga yang
membeli jajanan dan memakan bekal makanan mereka dengan disuapi atau tidak
oleh orang tua mereka. Namun ada juga yang masih mengerjakan tugasnya karena
belum tugasnya tersebut belum dapat diselesaikan.
Kegiatan Penutup
Makan bersama-sama yang diadakan di masing masing kelas. Kegiatan tersebut
dilakukan setiap satu bulan sekali setiap pertengahan bulan (pukul 09.00-09.45)
Anak-anak diminta berkumpul
Membaca doa sebelum makan beserta artinya
Makan bersama. Ada yang makan sendiri namun juga ada yang disuapi oleh orang
tuanya.
Setelah selesai, guru membersihkan lantai dengan dibantu oleh orang tua siswa
sedangkan anak-anak bermain kembali.
Lanjut kegiatan belajar (09.45)
Mengahafal angka-angka dengan menggunakan bahasa Arab
Bernyanyi bersama (1+1 dan tanganku ke atas)
Menghafal doa sesudah makan beserta artinya
Menyanyikan lagu sifat-sifat rasul
Menyanyikan lagu rasa sayange
Membaca surat Al ‘Asr
Membaca doa selesai belajar
Mengucapkan salam “Assalamu’alaikum”
Mengucapkan salam “Selamat Siang dan Good Afternoon”
Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah berupa menulis.
B. Kelas PAUD, KB/TPA.
Kegiatan Awal 30 menit yang dilakukan di teras TK pukul 07.00-07.30
Anak anak masuk kelas
Berdoa
Hafalan doa’a sehari-hari
Menyanyi bersama-sama
Menari bersama sambil duduk kemudian sambil berdiri
Mengucapkan salam dengan memakai bahasa Indonesia.
Kegiatan Inti 60 menit yang dilakukan di tiap-tiap kelas.
18
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang telah saya observasi di
kelas PAUD/KB/TPA. Pada waktu itu, kegiatan intinya adalah bertemakan alam.
30 menit pertama (pukul 07.30-08.00)
Menyanyi lagu-lagu anak (Balonku ada lima, Topi saya bundar)
Menyanyi lagu dengan nama panggilan setiap anak
Menyanyi lihat kebunku.
Kemudian guru menjelaskan fungsinya mengapa manusia harus sayang alam
Menyebutkan macam macam tanaman
Menyebutkan tanaman yang dapat di makan dan ada lingkungan sekitar.
30 menit kedua (pukul 08.00-08.30)
Guru membagikan buku lembar kerja dan pensil berwarna kepada anak-anak
kemudian guru memberikan tugas kepada anak-anak berupa :
Belajar menulis
Menyanyikan alfabet
Mewarnai gambar
Istirahat 30 menit (pukul 08.30-09.00)
Anak-anak yang selesai mengerjakan tugasnya kemudian memanfaatkan waktu
istirahat selama 30 menit. Ada yang bermain di permainan outdoor, ada juga yang
membeli jajanan dan memakan bekal makanan mereka dengan disuapi atau tidak
oleh orang tua mereka. Namun ada juga yang masih mengerjakan tugasnya karena
belum tugasnya tersebut belum dapat diselesaikan.
Kegiatan Penutup
Makan bersama-sama yang diadakan di masing masing kelas. Kegiatan tersebut
dilakukan setiap satu bulan sekali setiap pertengahan bulan (pukul 09.00-09.45)
Anak-anak diminta berkumpul
Membaca doa sebelum makan beserta artinya
Makan bersama. Ada yang makan sendiri namun juga ada yang disuapi oleh orang
tuanya.
Setelah selesai, guru membersihkan lantai dengan dibantu oleh orang tua siswa
sedangkan anak-anak bermain kembali setelah mencuci tangan.
Lanjut kegiatan belajar (09.45)
Mengahafal angka dengan bahasa indonesia.
Bernyanyi bersama (1+1 dan tanganku ke atas)
Menghafal doa sesudah makan beserta artinya
Menyanyikan lagu sifat-sifat rasul
19
Menyanyikan lagu rasa sayange
Membaca doa selesai belajar
Mengucapkan salam “Assalamu’alaikum”
Berdasarkan pengamatan saya, strategi pembelajaran yang digunakan para guru
di Yayasan PAUD Nurul Kharomah Patrang adalah strategi demonstrasi, strategi
bernyanyi, strategi ceramah, dan strategi penugasan.
20
BAB.4 PEMBAHASAN
21
kebutuhan anak, dikarenakan setiap pulag sekolah guru
melaksanakan evaluasi, lalu menganalisis kebutuhan anak.
h. Karya-karyanya dapat dipajang dengan ditata semenarik mungkin
pada sekeliling ruangan kelas. Begitupun di TK ini, karya-karya milik
anak dipajang rapih agar anak semakin termotivasi, menurut gurunya
cara ini sangat efektif untuk membuat anak berkembang lebih baik
lagi dari sebelumnya.
4.2 Prinsip dan Persyaratan dalam Menata Lingkungan Belajar Indoor
4.2.1 Prinsip Menata Lingkungan Belajar Indoor
Agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, dalam
penataan lingkungan belajar untuk anak ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Menurut kemendikbud (2015:16-17) ada sepuluh prinsip
dalam menata lingkungan belajar anak, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Membuat anak merasa aman.
Lingkungan belajar anak harus didesain sesuai prosedur agar
lingkungan belajar aman untuk digunakan. Mulai dari tata letak
bangunan seperti kelas, toilet, maupun tata letak penempatan barang-
barang yang ada dikelas. Barang-barang didalam ruang kelas harus
ditata dengan memperhatikan keamanannya atau dengan memberikan
ruang gerak yang leluasa untuk anak. Lingkungan belajar yang ada di
TK ini sudah mempetimbangkan keamanan bagi anak, mereka sangat
hati-hati dalam memilih media yang digunakan. Mereka juga
meletakkan toilet yang dekat dengan setiap kelas sehingga guru juga
dapat mengawasi anak yang pergi ke toilet walaupun dari dalam kelas.
Tata letak Media pemvbelajaran dan barang-barang penunjang
pembelajaran yang ada dikelas juga sudah didesain dengan rapih, mulai
dari loker untuk tempat buku-buku anak, pojok literasi, susun balok
sera APE yang akan digunakan sudah ditata dengan baik oleh gurunya.
b. Membuat anak merasa nyaman.
22
Lingkungan belajar yang dibuat juga harus mampu menciptakan
anak merasa nyaman untuk belajar. Karena di TK ini guru sudah
memperhitungkan penataan kelas toilet dan bahan-bahan penunjang
pembelajaram dengan baik, hal ini menimbulkan rasa aman bagi anak.
Setiap Hari guru yang memberikan pembelajaran bagi anak tak lupa
menyampaikan rasa sayang terhadap anak tersebut, sehingga anak
merasa nyaman dikelas dan tidak merasa takut. Bangunan sekolah juga
memiliki ventilasi disetiap sudutnya dan dilengkapi dengan kipas angin
sehingga anak-anak belajar sambil bermain dengan nyaman.
c. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi.
Lingkungan belajar anak dibuat agar mampu mendorong anak
untuk dapat bereksplorasi. Di sekolah ini Ruangan belajar ditata agar
anak dapat dengan leluasa bereksperimen, bereksplorasi, dan
mengembangkan rasa ingin tahu mereka. Seperti pada dinding ruang
kelas dihiasi dengan berbagai gambar misalnya gambar hewan, gambar
angka, gambar huruf, dll.
d. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
Lingkungan belajar didesain agar dapat mendukung anak untuk
dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Disekolah ini Ruangan kelas
didesain agar anak bisa berinteraksi dengan teman-temannya tak jarang
anak juga di siapkan tugas untuk diselesaikan berkelompok, anak juga
dibiasakan untuk bertanya pada para guru agar memperkaya
pengetahuannya , dan juga dengan berbagai alat permainan yang sudah
disediakan yang dapat menstimulasi anak.
e. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
Lingkungan belajar yang dibuat sudah sesuai dengan tahapan
perkembangan anak. Ruangan disesuaikan dengan usia anak yang
sejalan dengan tahapan perkembangan mereka. kursi dan meja yang
digunakan untuk belajar juga sudah sesuai dengan ukuran anak.
f. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang
keluarga, lingkungan bermain, dan budaya setempat.
23
Lingkungan belajar di TK ini juga memperhatikan karakteristik
anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga, lingkungan bermain,
dan budaya setempat, bahkan guru yang ada dikelas sudah tau dari
mana asal anak satu persatu dan tahu latar belakang sang anak.
Lingkungan belajar di TK ini didesain sesuai dengan karakteristik anak
dimana lingkungan belajar harus dapat mengembangkan rasa ingin tahu
anak, lingkugan yang digunakan harus berbentuk konkrit karena anak
belajar melalui benda konkrit, dll.
g. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak memperkirakan
berbagai kegiatan yang akan dilakukan.
Ruangan yang digunakan dapat digunakan untuk belajar dengan
berkelompok maupun individu. Benda-benda didalam ruangan juga
harus ditata agar anak mampu belajar tanpa terganggu dengan alat
permainan maupun benda-benda yang berserakan.
h. Mengembangkan kemandirian.
Ruangan ditata dengan rapi. Semua mainan yang boleh
digunakan oleh anak harus ditata dalam rak yang mampu dijangkau
anak. Tujuannya agar anak mampu mengambil dan mengembalikan
sendiri mainan yang digunakannya. Anak juga sudah merasa memiliki
akan ruangan kelasnya, sejak awal guru menanamkan pada anak
kedisiplinan, jadi setelah bermain mereka sudah tau mana tempat untuk
mengembalikan mainan tersebut.
i. Mengembangkan kepercayadirian anak.
Lingkungan yditata sesuai dengan kondisi anak dapat
membangun rasa kepercayadirian anak dalam melakukan sesuatu.
j. Mengembangkan keterampilan motorik halus anak.
Lingkungan belajar ditata untuk mengembangkan koordinasi
tangan-mata, keterampilan sosial, keaksaraan awal, sains dan teknologi,
kemampuan matematika, serta kemampuan berkomunikasi. Lingkungan
belajar yang memfasilitasi berbagai macam kegiatan langsung tidak
24
semata-mata hanya untuk pengembangan akademik, namun juga akan
mendorong anak merasa senang terlibat dalam kegiatan tersebut.
25
mudah dipindahkan jika kegiatan belajar tanpa menggunakan meja dan
kursi.
4.3 Kesesuaian Penataan atau Pengelolaan Lingkungan Belajar Indoor di
PAUD Nurul Kharomah
Penataan ruangan di PAUD Nurul Kharomah sudah memperhatikan
kebebasan anak bergerak, dengan memperhatikan:
1. Kelompok usia anak (bayi, batita, atau prasekolah).
Dalam menata ruangan indoor , PAUD Nurul Kharomah
memperhatikan berbagai hal seperti kelompok usia anak. sekolah ini sudah
menata ruangan yang mengacu pada kelompok usia mereka. Untuk KB 2-
3 tahun, TK A 4-5 Tahun TK B 5-6 Tahun
2. Jumlah anak yang akan dilayani , kebutuhan gerak setiap anak 3 m2 di luar
yang terpakai loker, dan perabotan lainnya.
Setiap ruangan dimasing-masing kelas memiliki kapasitas nya
sendiri. Hal itu dilakukan agar anak untuk mempertimbangka keleluasaan
anak dalam melakukan berbagai kegiatan yang sedang dilakukan. Selain
itu juga TK ini juga mempertimbangkan kebebasan anak dalam bergerak.
serta agar guru tidak terlalu kerepotan dalam menagani anak-anak
didiknya. Dalam poin ini jumlah anak yang dilayani dilihat dari
perbandingan antara kapasitas ruang kelas dengan jumlah anak. Untuk KB
ada 10 Anak TK A 15 anak dan TK B 15 anak.
3. Lamanya anak dilayani di lembaga PAUD.
PAUD Nurul Kharomah memiliki jam kerja seperti PAUD lainya.
Kadang mereka melakukan tambahan jam untuk kegiatan ekstrakulikuler.
Lamanya anak dilayani di lembaga PAUD ini disesuaikan dengan
kelompok usia mereka. Biasanya anak dengan kelompok usia 1 sampai 2
(dua) tahun dengan lama belajar paling sedikit 120 menit per minggu,
kelompok usia 3 (dua) tahun sampai 4 (empat) tahun dengan lama belajar
paling sedikit 360 menit per minggu, dan kelompok usia 5 (empat) tahun
sampai 6 (enam) tahun dengan lama belajar paling sedikit 900 menit per
minggu.
26
4. Dapat digunakan oleh berbagai kegiatan.
Penataan ruangan ini pastinya harus dapat digunakan oleh berbagai
kegiatan. Walaupun ruangaan indoor tapi harus memuat berbagai kegiatan,
seperti kegiatan menari, bermain peran, bereksperimen dengan bahan alam
yang aman untuk anak. Kegiatan-kegiatan seperti itu haru memiliki
tempatnya sendiri di dalam satu ruanagan tersebut.
5. Penataan ruangan memfasilitasi anak bermain sendiri, kelompok kecil, dan
kelompok besar.
Di sekolah ini setiap ruang kelas memiliki berbagai fasilitas
bermain dan belajar untuk anak. Baik saat anak bermain sendirian, atau
saat bermain kelompok. Berbagai fasilitas itu harus sesuai dengan anak.
6. Aman, bersih, nyaman, dan mudah diakses oleh anak yang berkebutuhan
khusus.
Sekolah ini sangat memperhatikan hal tersebu diatas karena dengan
ruangan yang bersih dan nyaman anak-anak pasti akan senang saat
melakukan pembelajaran.
7. Mudah untuk dikontrol (dapat dipantau secara keseluruhan).
Penataan ruang kelas di Sekolah ini mempermudah guru untuk
memantau segala aktivitas anak selama pembelajaran secara keseluruhan
ini berarti anak-anak selalu dalam pengawasaan guru. Anak dapat terlihat
oleh guru dari berbagai sudut ruangan.
8. Buku ditempatkan di tempat tertentu yang mudah dijangkau semua anak.
Hal ini dilakukan agar anak saat belajar dapat dengan mudah
mengambil buku yang mereka gunakan. Dan tampat buku disesuaikan
dengan ketinggian dari anak agar anak tidak kesusahan saat ingin
mengambilnya. Dan saat anak hendak membaca di manapun buku sudah
tersedia. Anak juga dibiasakan menata kembali bbuku jika sudah tidak
digunakan
9. Sekolah ini tidak mengacu pada sentra tapi menggunakan model
Berkelompok
27
10. Cahaya, sirkulasi udara, sanitari, lantai/karpet bebas dari kutu, jamur, dan
debu.
Hal ini dilakukan agar anak merasa nyaman jika berada di ruang
kelas. Dan anak juga harus mendapat sirkulasi udara yang baik untuk
pernafasannya. Dan biasanya didalam ruangan ini jendela-jendela sering
dibuka dan tirai jendela juga dibuka. Di penataan kelas indoor juga harus
memiliki ventilasi udara agar suasana kelas tidak pengap. Lantai juga
harus bersih dan aman. Mengingat anak usia dini memiliki tingkat
aktivitas yang tinggi saat melakukan berbagai aktivitas.
11. Lantai tidak berbahan licin dan harusnya mudah dibersihkan.
Sekolah melakukan Hal ini dilakukan agar ketika ada kotoran atau
tumpahan pada lantai akan memerlukan waktu yang singkat untuk
membersihkannya. Pemilihan lantai yang mudah dibersihkan akan
menghemat tenaga juga waktu saat dibersihkan. Dan hindari lantai yang
berbahan licin agar saat anak melakukan aktivitas di lantai tidak
berbahaya.
12. Stop kontak tidak mudah dijangkau anak.
Sop kontak diletakkan sangat tinggi dan jauh dari jangkauan anak,
Hal itu dilakukan agar anak tidak dapat memainkannya. Dan anak akan
terhindar dari bahaya yang ada.
13. Pegangan pintu setinggi jangkauan anak, kecuali pintu pagar setinggi
jangkauan orang dewasa.
Sekolah melakukan Hal ini agar anak dapat dengan mudah
membuka dan menutup pintu sendiri jika mereka ingin masuk atau keluar
kelas. Hal ini juga dapat melatih kemandirian anak dalam melakukan
berbagai hal jika guru tersebut tidak ada di ruang kelas.
14. Dinding dilukis permanen. Warna perabot dan dinding menggunakan
warna natural.
Hal ini bersebrangan dengan teori. Hal ini dilakukan agar tidak
mengalihkan fokus anak saat mengikut pembelajaran. Karena jika fokus
anak teralihkan maka anak tidak akan dapat konsentrasi dalam
28
pembelajaran yang sedang anak lakukan. Warna-warnal natural juga dapat
menimbulkan suasana yang berbeda. Namun menurut kepala sekolah
dinding dilukis permanen supaya guru yang ada disana semangat untuk
mencat ulang.
15. Bebas dari asap rokok, bahan pestisida, dan toxin.
Ruangan kelas di sekelolah ini bebas dari hal-hal yang dapat
menganggu pernafasaan anak.
16. Sekolah ini juga Bebas dari bahan yang mudah terbakar atau rapuh
29
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari observasi ini, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. TK, PAUD/KB/TPA didirikan dan di kelola oleh suatu Yayasan
2. Guru – guru yang mengajar di TK,PAUD/KB/TPA sudah mempunyai pendidikan
yang sesuai untuk jadi guru.
3. Anak – anak di TK sudah lebih besar sekitar umur 4-6 tahun.
4. Anak – anak di PAUD/KB/TPA sekitar umur 3-4 tahun.
5. Fasilitas dan sarana prasarana di TK, PAUD/KB/TPA sudah lengkap.
6. Proses pembelajaran di TK, PAUD/KB/TPA sudah teratur dan disiplin.
B. SARAN
Dari analisis observasi, penulis mempunyai saran untuk Yayasan Nurul
Kharomah Patrang Mudah- mudahan saran ini dapat bermanfaat bagi
kelangsungan belajar mengajar di Yayasan Nurul Kharomah Patrang :
Saran dari penulis antara lain:
1. Sebaiknya TK lebih menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga murid-
murid nyaman dan senang dalam belajar.
2. Adanya hubungan baik antara guru dan wali murid.
3. Lebih bisa disiplin waktu dan bisa mengatur waktu yang efektif sehingga
pembelajaran berjalan baik.
4. Pengelolaan yang baik perlu di tingkatkan agar tetap terjaga kualitas dan
kuantitasnya.
5. Lebih melengkapi fasilitas dan sarana prasarana pembelajaran sehingga bisa
memperlancar proses pembelajaran.
30
BAB 5. PENUTUP
31
DAFTAR PUSTAKA
32