Anda di halaman 1dari 3

Prinsip Respect Dalam Unit Rekam Medis Cara Penerapannya Dan Sumbernya

Prinsip Respek dalam unit rekam medis menjadi landasan krusial yang memperkuat
keutuhan, keamanan, dan kerahasiaan informasi pasien. Penerapannya meliputi beberapa
aspek penting:
1. Kerahasiaan dan Privasi:
Penerapan: Unit rekam medis menggunakan sistem pengenkripsian data yang tinggi untuk
melindungi kerahasiaan informasi medis pasien. Hanya staf yang telah menjalani pelatihan
khusus dan memiliki izin akses yang diberikan untuk mengakses data medis.
Sumber: Beyond the HIPAA Privacy Rule: Enhancing Privacy, Improving Health Through
Research oleh Sharyl J. Nass, Laura A. Levit, and Lawrence O. Gostin (2009), Editors;
Committee on Health Research and the Privacyof Health Information: The HIPAA Privacy
Rule; Institute of Medicine.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK9578/pdf/Bookshelf_NBK9578.pdf

2. Respect terhadap Hak Pasien:


Penerapan: Unit rekam medis secara aktif melibatkan pasien dalam pengambilan
keputusan tentang pengelolaan informasi medis mereka. Mereka memberikan opsi kepada
pasien untuk menentukan tingkat akses yang diinginkan terhadap rekam medis mereka dan
secara berkala memperbarui preferensi mereka.
Sumber: " Patient Involvement in Health Care Decision Making: A Review " oleh Vahdat
(2014). Iranian Red Crescent Medical Journal 16(1):e12454
DOI:10.5812/ircmj.12454
3. Integritas dan Akurasi Data:
Penerapan: Unit rekam medis mengadopsi sistem validasi data yang ketat untuk
memastikan keakuratan dan integritas informasi medis pasien. Tim khusus ditugaskan
untuk melakukan verifikasi berkala terhadap data dan melakukan perbaikan jika
ditemukan kesalahan.
Sumber: Data Quality in Electronic Health Record Research: An Approach for Validation
and Quantitative Bias Analysis for Imperfectly Ascertained Health Outcomes Via
Diagnostic Codes oleh Goldstein dkk. (2022). Journal of the American Medical
Informatics Association, 20(5), 928-934. https://doi.org/10.1162/99608f92.cbe67e91
4. Aksesibilitas:
Penerapan: Unit rekam medis memperkenalkan sistem akses jarak jauh yang aman,
memungkinkan staf medis untuk mengakses rekam medis pasien secara terenkripsi dari
lokasi mana pun, asalkan mereka memiliki otorisasi yang sesuai.
Sumber: " Enabling Remote Access to Personal Electronic Medical Records " oleh James
dkk (2003). Journal of the American Medical Association, 295(21), 2571-2581.
DOI:10.1109/MEMB.2003.1213636
5. Pelatihan dan Edukasi:
Penerapan: Unit rekam medis menyediakan program pelatihan yang komprehensif
kepada semua staf, tidak hanya tentang keamanan data dan privasi, tetapi juga tentang
etika penggunaan informasi medis dan tanggung jawab profesional dalam pengelolaan
rekam medis pasien.
Sumber: " On-The-job training of health professionals for electronic health record and
electronic medical record use: A scoping review " oleh Valentina Dkk. (2015). Magyar
Nyelv 7(3):436-469 License
Keterkaitan Komunikasi Itu Bersifat Sistematik
Prinsip penghormatan dalam konteks komunikasi dalam unit kerja rekam medis merujuk
pada pentingnya mempertahankan privasi, kepercayaan, dan otonomi pasien. Dalam
komunikasi yang sistematis, prinsip penghormatan memastikan bahwa informasi pasien
diperlakukan secara rahasia dan diakses hanya oleh pihak yang berwenang. Hal ini
membantu menjaga integritas data pasien dan memastikan bahwa setiap interaksi
komunikasi, baik itu antara tenaga medis atau dengan pasien itu sendiri, dilakukan dengan
hormat dan sesuai dengan standar etika medis.
1. Kerahasiaan dan Privasi:
Sistem Internal: Setiap kali staf medis mengakses rekam medis pasien, mereka harus
menggunakan identifikasi unik dan password yang disandikan. Misalnya, di sebuah
rumah sakit, hanya staf medis yang memiliki izin tertentu yang dapat mengakses
informasi medis pasien melalui sistem komputer internal.
Sistem Eksternal: Sistem ini harus dilindungi dari serangan siber dan akses yang tidak
sah dari pihak luar. Sebagai contoh, perangkat lunak keamanan jaringan yang kuat
digunakan untuk memantau dan mengendalikan akses ke server pusat data yang
menyimpan rekam medis elektronik pasien.
2. Respect Terhadap Hak Pasien:
Sistem Internal: Pasien diberikan opsi untuk memilih tingkat privasi yang diinginkan
dalam rekam medis mereka, termasuk apakah informasi mereka dapat dibagikan dengan
anggota tim perawatan kesehatan lainnya. Misalnya, seorang pasien diunit rekam medis
memiliki hak untuk menolak penggunaan informasi medisnya dalam penelitian medis.
Sistem Eksternal: Pasien memiliki hak untuk mengetahui dengan jelas bagaimana
informasi medis mereka akan digunakan oleh pihak lain di luar unit rekam medis. Sebagai
contoh, sebelum informasi medis pasien dibagikan dengan dokter spesialis di luar rumah
sakit, pasien harus memberikan persetujuan tertulis.
3. Integeritas dan Akurasi Data:
Sistem Internal: Setiap kali informasi medis dimasukkan ke dalam sistem, harus ada
proses verifikasi dan validasi yang ketat. Sebagai contoh, seorang staf medis di unit rekam
medis harus melakukan pemeriksaan silang untuk memastikan bahwa informasi yang
dimasukkan ke dalam rekam medis pasien adalah akurat dan lengkap.
Sistem Eksternal: Sebelum informasi medis pasien dibagikan dengan pihak luar, seperti
asuransi kesehatan atau dokter rujukan, sistem eksternal harus memastikan bahwa data
tersebut telah diverifikasi dan diverifikasi kebenarannya. Misalnya, sebelum mengirimkan
laporan medis pasien kepada asuransi, sistem harus melakukan pemeriksaan otomatis
untuk kesalahan atau inkonsistensi data.
4. Aksesibilitas:
Sistem Internal: Unit rekam medis harus memastikan bahwa informasi medis pasien dapat
diakses dengan mudah dan cepat oleh staf medis yang berwenang. Sebagai contoh, sistem
manajemen rekam medis elektronik (EMR) harus dirancang dengan antarmuka pengguna
yang intuitif untuk memudahkan pencarian dan akses data.
Sistem Eksternal: Ketika pasien perlu merujuk ke dokter spesialis di luar rumah sakit, unit
rekam medis harus memastikan bahwa informasi medis pasien dapat diakses oleh dokter
tersebut dengan cepat dan mudah. Sebagai contoh, unit rekam medis dapat menggunakan
protokol pertukaran data elektronik yang terstandarisasi untuk mengirimkan informasi
medis pasien secara aman dan efisien.
5. Pelatihan dan Edukasi:
Sistem Internal: Staf di unit rekam medis harus mendapatkan pelatihan yang teratur
tentang pentingnya menjaga privasi dan keamanan informasi pasien. Misalnya, mereka
harus diberikan pelatihan tentang kebijakan dan prosedur yang relevan terkait dengan
pengelolaan rekam medis.
Sistem Eksternal: Pasien harus diberikan edukasi tentang hak-hak mereka terkait dengan
pengelolaan informasi medis mereka. Sebagai contoh, pasien harus diberikan informasi
tentang cara mengakses rekam medis mereka sendiri dan hak mereka untuk meminta
salinan informasi medis mereka dari unit rekam medis.
Sumber: " On-The-job training of health professionals for electronic health record and
electronic medical record use: A scoping review " oleh Valentina Dkk. (2015). Magyar
Nyelv 7(3):436-469 License

Anda mungkin juga menyukai