Disusun oleh :
Kelompok 2
Siti Salma 196100032
Afza Nurul Zahra 196100134
Wina Widya P k 196100129
Lia Mardiana 196100050
Tia Martiana 206119147
Ririn Tri wahyuni 196100072
Lidya Fitriani 196100042
5 B (Semester 5)
Terima kasih tak lupa kami ucapkan untuk kerja sama dan kekompakan
teman kelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih atas bantuan selama makalah ini
dikerjakan.Kami meyakini bahwa makalah ini tidak terlepas dari kekurangan yang
tentunya masih dinanti kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
penyempurnaannya.
1
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kebutuhan transportasi saat ini sangat penting dan ini dapat dirasakan oleh
seluruh manusia diseluruh dunia.Jasa transportasi mencakup trasportasi darat, laut
dan udara.Transportasi merupakan sarana perkembangan yang penting dan
strategis dalam memperlancar roda perokonomian, memperkukuh persatuan dan
kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kebutuhan.Perkembangan dunia bisnis
pada sektor jasa semakin meningkat saat ini.Salah satu persoalan dalam dunia
bisnis terutama pada sektor jasa yang perlu diperhatikan oleh hampir semua
perusahaan yaitu mengenai kualitas pelayanannya.
3
dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh. Layanan
yangdapatsesuai dengan apayangdiharapkan pelangganakan menciptakan
kepuasanpelanggan. Mempercayai pelanggan yang puas merupakan hal penting
bagi setiapperusahaan karena tingkat kompetisi yang tinggi pada perusahaan,
pelanggan yangmerasa puas dapat mendorong adanya pembelian ulang yang pada
akhirnya dapatmembuat pelanggan menjadi setia atau loyal pada produk atau jasa
yang dihasilkanperusahaan tersebut. Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep
sentral dalam teoridan aplikasi pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan
esensial bagi aktivitasbisnis.
BerdasarkanlaporanTheWorldTravel&TourismCouncil(WTTC),Indonesia
merupakan negara dengan pertumbuhan pariwisata paling bagus di antaranegara-
negaraanggotaG20.Haltersebutdilihatdaripertumbuhankunjunganwisatawanmanca
negarayangdatangkeIndonesiasepanjangtahun2013yaknisebesar 8.802.129 atau
tumbuh 9,42 %. Berdasarkan laporan The World Travel &Tourism Council
(WTTC) memperkirakan pada 2014 Indonesia berpeluang mencapaipertumbuhan
wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 14,2 persen dan wisatawannusantara
(wisnus)sebesar6,3persen.(Kompas,2014).
Tingginyacapaiantargetsektorpariwisatatersebutsemakinmenguatkanbahwa
prospek pariwisata akan semakin besar untuk tahun-tahun selanjutnya. Hal
iniharusnyadapatdijadikanpeluangsekaligusacuanuntuk setiap
perusahaanyangmenggelutijasatranspostasikhususnyapadausahaTour&traveldala
mmeningkatkankualitas layananagardapatbersaing.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan lebih tepatnya dalam jasatour
& travel yang didalamnya terdapat penyampaian jasa, kualitas pelayanan
atauservice quality menjadi suatu hal yang penting dalam memuaskan pelanggan.
Denganmemahamiapayangdiinginkandandiharapkanolehpelanggandarikualitaspel
ayanan yang diberikan, maka akan didapat suatu nilai tambah tersendiri bagi
suatuperusahaan.
4
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa Pengertian Manajemen Jasa?
b) Bagaimana Perkembangan manajemen jasa di era pandemic ?
c) Apa Pengertian Jasa ?
d) Bagaimana Karakteristik jasa ?
e) Bagaimana Klasifikasi jasa ?
f) Bagaimana Menentukan strategi produk jasa ?
g) Bagaimana Atribut jasa?
h) Bagaimana Perkembangan Sektor Jasa Berkaitan dengan Tahap
Perkembangan ?
i) Bagaimana Aktivitas Ekonomi ?
j) Apa Faktor Pemicu Perkembangan Sektor Jasa ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN JASA
Menurut M.N Nasution (2004:61) “Manajemen jasa adalah
pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan tercapainya
kualitas pelayanan atau jasa sebagaimana yang diinginkan oleh konsumen,
dan merupakan faktor pendorong utama dalam operasi bisnis”. Perasaan
puas, senang, bahagia, nyaman adalah sesuatu yang diharapkan oleh
konsumen sehubungan dengan jasa. Pemenuhan rasa puas tersebut dapat
melalui jasa transportasi, tempat rekreasi, penginapan, hingga pelayanan
yang mengiringi sebuah produk yang ditawarkan. Oleh karena jasa bersifat
intangible, tidak mudah bagi perusahaan untuk memberikan jasa yang
terbaik bagi konsumen. Pentingnya Manajemen Jasa diantaranya:
1. Jasa Sebagai Keunggulan Kompetitif
Jasa merupakan salah satu keunggulan kompetitif yang saat ini
digunakan oleh berbagai perusahaan dalam melakukan strategi.
2. Jasa Sebagai Penentu Jumlah Konsumen
Manajemen jasa yang buruk cenderung akan menyebabkan hilangnya
konsumen bagi perusahaan.
3. Jasa Sebagai Penentu Profit
Berkurangnya jumlah konsumen dengan sendirinya akan menyebabkan
berkurangnya profit yang akan diperoleh perusahaan, karena
perusahaan tidak bisa mempertahankan konsumennya untuk tetap loyal
pada perusahaan, disebabkan jasa yang disajikan buruk.
Prinsip-prinsip Jasa.
Konsumen di setiap tahapan kegiatan konsumen, maka perusahaan dapat
melakukan upaya untuk mengelola jasa dengan lebih baik, tentunya
dengan menerapkan prinsip-prinsip jasa yang penting untuk dilakukan.
Karl Albrecht berpendapat bahwa terdapat tiga prinsip jasa yang perlu
6
dilakukan perusahaan sehubungan dengan manajemen jasa. Ketiga prinsip
tersebut dinamakan Segitiga jasa dari Albrecht yang terdiri dari:
1. Strategi pelayanan yang baik (well-conceived service strategy)
Satu prinsip dasar yang harus dipahami oleh perusahaan jasa adalah
bahwa setiap orang ingin diperlakukan dengan baik, oleh karena itu,
sudah selayaknya perusahaan menerapkan strategi pelayanan yang
baik yang sesuai dengan tingkat kenyamanan dan keleluasaan
konsumen, tentunya tanpa mengabaikan sistem pengawasan yang
perlu dilakukan.
2. Penempatan orang-orang yang berorientasi pelanggan untuk
berhadapan dengan pelanggan (customer-oriented front-line people).
Agar pelayanan atau jasa yang baik ditunjukkan dan dapat dirasakan
oleh konsumen, maka perusahaan perlu menempatkan para petugas di
depan (front- liner) dari orang-orang yang memiliki orientasi terhadap
pelanggan, yaitu orang-orang yang menyadari bahwa pelanggan
merupakan aset yang begitu penting bagi perusahaan sehingga
perlakuan yang baik bagi pelanggan sangat perlu dilakukan.
3. Penerapan sistem pelayanan yang bersahabat(customer-friendly
systems).
Konsep sistem pelayanan yang bersahabat ini cukup sederhana. Jika
pelanggan merasa bahwa perusahaan telah memperlakukan mereka
secara bersahabat, maka perusahaan tidak perlu bersusah payah untuk
meyakinkan pelanggan untuk membeli produk mereka.
Parasuraman, Zeithaml dan Berry mengidentifikasikan 5 kriteria
atau standar yang menentukan kualitas suatu jasa, yaitu:
1. Tangibles (bukti nyata) Suatu bukti nyata dari pelayanan yang diberikan
merupakan aspek penting yang sangat komprehensif. Pelanggan akan
menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan.
2. Reliability (keandalan) Dimensi yang mengukur keandalan dari
perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya.
3. Responsiveness (ketanggapan) Dimensi kualitas pelayanan di mana
mengutamakan kecepatan dari pelayanan itu sendiri.
7
4. Assurance (jaminan) Dimensi kualitas yang berhubungan dengan
kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staff dalam menanamkan
keyakinan kepada pelanggannya.
5. Emphaty (perhatian) Secara umum, dimensi ini memang dipersepsi
kurang penting dibandingkan dimensi lainnya di mata kebanyakan
pelanggan, akan tetapi untuk kelompok pelanggan dengan tingkat ekonomi
menengah ke atas, dimensi ini bisa menjadi dimensi yang paling penting.
Model Kesenjangan Servqual
Kualitas jasa dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada
persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa cerita kualitas yang baik
bukanlah berdasarkan sudut pandang dari penyedia jasa, melainkan
berdasarkan persepsi pelanggan. Terbentuknya harapan pelanggan
dipengaruhi oleh saran atau rekomendasi dari orang lain dari mulut ke
mulut (word of mouth), karakteristik dan kebutuhan individu (personal
need), pengalaman yang pernah dirasakan masa lalu (past experience),
serta promosi yang dilakukan oleh penyedia jasa (external
communication). Harapan inilah yang akan dijadikan sebagai tolok ukur
dalam menilai kualitas suatu jasa. Perbedaan antara yang diharapkan dan
yang diterima pelanggan merupakan suatu kesenjangan yang harus
dijembatani penyedia jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan
antara pelanggan dan penyedia jasa tersebut disajikan dalam model gap.
Model gap menggambarkan faktor interorganisasi yang mempengaruhi
setiap jenis kesenjangan, dimana model gap dapat menganalisis apa yang
menyebabkan terjadinya kesenjangan dan bagaimana menguranginya.
Untuk menjelaskan bahwa kualitas jasa yang baik itu dipandang dari
persepsi pelanggan, bukan dari persepsi penyedia jasa, Parasuramanetal
(1990) membentuk model servqual yang dapat memperlihatkan bahwa
kesenjangan antar persepsi manajemen penyediajasa dengan persepsi
pelanggan ternyata bisa terjadi di banyak sisi. Adapun modelservqual
tersebut disajikan pada Gambar 2.1
8
Gambar 2.1 Servqual Model (Parasuraman, Zeithaml dan Berry, 1990)
Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Gap 1 menunjukkan adanya perbedaan antara harapan pelanggan
dengan persepsi manajemen penyedia jasa. Pihak manajemen tidak
sepenuhnya dapat memahami keinginan pelanggan, sehingga hasil
sistem pelayanan yang disajikan tidak memenuhi harapan pelanggan.
2. Gap 2 menunjukkan perbedaan antara persepsi manajemen dengan
standar kualifikasi yang disusun. Manajemen mungkin memahami
keinginan pelanggan tetapi tidak dapat menerapkan standar yang
spesifik, sehingga jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan
pelanggan.
3. Gap 3 menunjukkan perbedaan antara kualitas jasa yang disampaikan
dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan sebagai akibat dari
kelambanan petugas mengikuti perkembangan internal perusahaan.
4. Gap 4 menunjukkan perbedaan-perbedaan antara penyampaian jasa
dengan komunikasi eksternal (ke pengguna jasa). Harapan pelanggan
sangat dipengaruhi oleh promosi atau iklan perusahaan.
5. Gap 5 menunjukkan perbedaan persepsi antara jasa yang diharapkan
dengan jasa yang dirasakan pelanggan. Model servqual dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya kesenjangan yang terjadi dan
9
faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesenjangan, kemudian
dianalisis untuk memperkecil gap tersebut. Dengan mengetahui
besarnya kesenjangan, maka pihak penyedia jasa dapat melakukan
antisipasi terhadap kinerja yang dilakukannya dan juga terus
melakukan perbaikan terhadap faktor yang mengalami kesenjangan
yang cukup besar dan pada akhirnya akan berakhir pada peningkatan
kualitas pelayanan.
10
dirasa lebih memudahkan apa yangdibutuhkan para konsumen pada saat
melakukan social distancing
Sebelum pandemi yang terjadi di Indonesia, Gojek sebagai layanan
ojek online dengan layanan yangfleksibel, mudah dan praktis dapat
mengantarkan siapapun mulai dari pelajar sekolah,
mahasiswa,hingga pekerja kantoran. Pandemi global COVID-19
berdampak pada perubahan perilaku dan preferensi konsumen yangsangat
signifikan. Hal tersebut memberikan pengaruh kepada jalannya
roda perekonomian danaktivitas bisnis baik itu skala besar maupun
kecil, dan formal serta informal.Merespons tantangan yangada karena
COVID-19, Gojek yang diluncurkan sejak 2015 dan kini sudah memiliki
lebih dari 170 jutapengguna di Indonesia dan Asia Tenggara,
mengumumkan strategi perusahaan jangka panjang gunamenghadapi
situasi pandemi yang penuh dengan ketidakpastian ini.Gojek akan
memprioritaskan bisnisinti yang memberikan dampak seluas-luasnya,
yaitu bisnis transportasi, pesan-antar makanan dan
uangelektronik.Layanan Go-Ride menjadi layanan utama yang digunakan
oleh konsumen Gojek. Namun, ketikaadanya kebijakan baru yang
diciptakan pihak Gojek demi menjalankan peraturan pemerintah
danmemutus rantai penyebaran virus COVID-19, hal tersebut
membuat banyak perubahan danpengalamanan yang dirasakan oleh
konsumen maupun driver.Berdasarkan hasil penelitian
yangdilakukan, dapat disimpulkan bahwa fitur atau layanan Gojek yang
menjadi favorit konsumen padasaat pandemi COVID-19 yaitu layanan
Go-Food dan Go-Send. Layanan tersebut menjadi pilihan yangsering
digunakan para konsumen Gojek pada saat pandemi karena dirasa lebih
memudahkan apa yangdibutuhkan para konsumen pada saat melakukan
social distancingSebelum pandemi yang terjadi di Indonesia, Gojek
sebagai layanan ojek online dengan layanan yangfleksibel, mudah dan
praktis dapat mengantarkan siapapun mulai dari pelajar sekolah,
mahasiswa,hingga pekerja kantoran. Pandemi global COVID-19
berdampak pada perubahan perilaku dan preferensi konsumen yangsangat
11
signifikan. Hal tersebut memberikan pengaruh kepada jalannya
roda perekonomian danaktivitas bisnis baik itu skala besar maupun
kecil, dan formal serta informal.Merespons tantangan yangada karena
COVID-19, Gojek yang diluncurkan sejak 2015 dan kini sudah memiliki
lebih dari 170 jutapengguna di Indonesia dan Asia Tenggara,
mengumumkan strategi perusahaan jangka panjang gunamenghadapi
situasi pandemi yang penuh dengan ketidakpastian ini.Gojek akan
memprioritaskan bisnisinti yang memberikan dampak seluas-luasnya,
yaitu bisnis transportasi, pesan-antar makanan dan
uangelektronik.Layanan Go-Ride menjadi layanan utama yang digunakan
oleh konsumen Gojek. Namun, ketikaadanya kebijakan baru yang
diciptakan pihak Gojek demi menjalankan peraturan pemerintah
danmemutus rantai penyebaran virus COVID-19, hal tersebut
membuat banyak perubahan danpengalamanan yang dirasakan oleh
konsumen maupun driver.Berdasarkan hasil penelitian
yangdilakukan, dapat disimpulkan bahwa fitur atau layanan Gojek yang
menjadi favorit konsumen padasaat pandemi COVID-19 yaitu layanan
Go-Food dan Go-Send. Layanan tersebut menjadi pilihan yangsering
digunakan para konsumen Gojek pada saat pandemi karena dirasa lebih
memudahkan apa yangdibutuhkan para konsumen pada saat melakukan
social distancing
C. DEFINISI JASA
Beberapa penulis mengungkapkan definisi jasa sebagai berikut:
1). William J. Stantion (1981:529)
jasa adalah sesuatu yang dapat didefinisikan secara terpisah tidak berwujud,
ditawarkan untuk memenui kebutuhan jasa dapat dihasilkan dengan
menggunakan benda-benda atau tidak.
2). Valarie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (2000:3) Jasa adalah suatu
kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan
dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah ( seperti kenikmatan,
hiburan, santai, sehat ) bersifat tidak terwujud.
12
Selanjutnya harus dibedakan antara services dan customer services, pengertian
services adalah seperti yang di ungkapkan diatas, misalnya jasa Telkom, hotel
angkutan, bank dan sebagainya. Sedangkan customer services is the service
provided in support of a company’s core product.
Jadi customer service adalah jasa atau layanan yang diberikan kepada
konsumen dalam hubungan dengan produk tertentu. Misalnya layanan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan konsumen, mencari pesanan,
mengatasi keluhan-keluhan, perbaikan-perbaikan reparasi, melayani pembeli
di took oleh pramuniaga dan sebagainya. Biasanya tak ada pembayaran yang
dibebankan pada konsumen untuk customer service ini.
Quality customer service is essential to building customer relationships artinya
dalam membentuk citra hubungan baik dengan para langganan ada perbedaan
prinsip antara Jasa dengan Barang yaitu:
a. Barang berwujud-Jasa tak terwujud. Jasa tidak bisa disimpan/
digudangkan, tidak bisa dipatenkan, dipajangkan dan dipelihatkan.
b. Barang dan standar, jasa bersifat heterogen. Kepuasan terhadap jasa sangat
tergantungan pada orang yang melayani, kualitas banyak di pengaruhi oleh
faktor-faktor uncontrollable, tak ada jaminan jasa yang diberikan persis
cocok dengan jasa yang direncanakan sebelumnya.
c. Produksi barang terpisah dengan waktu konsumen, sedangkan jasa
bersamaan waktu produksi dan konsumsi. Konsumis ikut berpatisipasi
dalam transaksi, jasa sulit diproduksi massal.
d. Barang bersifat Non Perishable, jasa bersifat Perishable adalah sulit
mensikronkan antara penawaran dan permintaan jasa. Jasa tak bisa dijual
kemudian dan jasa tak bisa di retur.
D. KARAKTERISTIK JASA
jasa ini banyak macamnya, mulai dari salon kecantikan sampai kepada armada
angkutan laut, dari taman hiburan rakyat sampai taman dunia fantasi, dari
mess sampai ke hotel berbintang 5 dan sebagai berikut.
Menurut Leornard L. Berry mengemukakan ada 3 karakteristik jasa yaitu:
1. Lebih bersifat tidak berujud dari pada berujud ( more intangible than
tangible)
13
2. Produksi dan konsumsi bersamaan waktu ( simultaneous production and
consumption)
3. Kurang memiliki standar dan keseragaman ( less standardized and
uniform). ( Leonard L. Berry – Philip Kotler/keith Cox 1984:302)
1. Lebih bersifat tidak terujud dari pada terujud
Benda atau barang yang kita beli atau kita gunakan sehari-hari adalah sebuah
objek, sebuah alat atau sebuah benda, sedangkan jasa merupakan perbuatan,
penampilan atau sebuah usaha .Bila kita membeli suatu barang, maka barang
tersebut dipakai atau ditempatkan pada suatu tempat.Tapi tidak membeli jasa,
maka pada umumnya tidak ada ujudnya.
Bila uang sudah dibayarkan untuk membeli jasa, maka pembeli tidak
memperoleh tambahan benda yang dapat dibawa kerumah.Jasa dikonsumsi,
tapi tidak memiliki ( service are consumed but not possessed). Waalaupun
penampilan jasa diwakili oleh ujud tertentu.Misalnya mobil dapat mewaikili
jasa yang ditawarkan oleh taksi, namun esensi jasa yang dibeli itu ialah
penampilan.Sebagaian pasar menawarkan sesuatu dalam bentuk kombinasi
antara elemen berujud dan tidak berujud.Keadaan berujud dan tidak berujud
dari yang dibeli dapat membedakaan klasifikasi antara barang dan jasa.Dalam
sebuah restoran, ditawarkan jasa berupa penyediaan dan pelayanan makanan,
dan pembersihan meja sesudah makan.Oleh sebab itu, industry restoran,
adalah industry jasa.Walaupun demikian dalam restoran, juga ada barang
berujud, seperti bangunan, dekorasi, perlengkapan dapur dan makan yang
dijual.
Konsep tidak berujud ini, mempunyai dua arti yang kedua-duanya merupakan
tantangan bagi marketing, yaitu:
Sesuatu yang tidak dapat disentuh, tidak dapat di pahami.
Sesuatu yang tidak dapat didefinisikan, tidak mudah diformulasikan ( New
world Dictionary of the Amercan Language, 1974: 731 ). Untuk
memasarkan jasa ini diperlukan pemikiran yang lebih jauh bagi para
pelaksana dibandingkan dengan pemasaran barang.
2. Produksi dan Konsumsi berjalan serempak
14
Jasa produksi dan konsumsi dalam rangka waktu yang sama. Seorang professor di
perguruan tinggi memproduksi jasa Pendidikan, dan mahasiswa langsung
mengkonsumsi pada waktu itu jugas ( pada waktu kuliah ).
Perumtel memproduksi jasa tilpon, dan para langganan
mengkonsumsinya.Pengasuh bayi, memproduksi jasa mengasu bayi, sementara si
anak dan orang tua mengkonsumsi jasa tersebut.
Pada umumnya, barang diproduksi dulu kemudian dijual dan
dikonsumsi.Sedangkan jasa biasanya dijual dulu, kemudian diproduksi dan
dikonsumsi secara serempak.
Dikatakan produksi dan konsumsi berjalan serempak artinya di penghasilan jasa,
sering hadir secara pisik, pada waktu konsumsi berlangsung, seorang dokter gigi,
harus hadir dekat pasien pada waktu mengobati gigi, seorang penyanyi harus
hadir, atau tampil di atas panggung pada waktu memproduksi jasa menyanyi, dan
hadirin mengkonsumsinya, menikmati lagu yang ia nyanyikan, pramugari hadir di
atas pesawat pada waktu melayani para penumpang.
Apakah artinya kehadiran produsen jasa?Ini menyatakan bahwa distribusi jasa
merupakan hal yang sangat penting. Di dalam ilmu marketing, sangat ditekankan
kemana barang disalurkan, dan kapan disalurkan, dengan kata lain, tempat yang
tapat dan waktu yang tepat ( the right place ang the right time ). Dalam pemasaran
jasa, yang penting ialah bagaimana menyalurkannya dalam cara yang tepat ( in the
“right way”).
Bagaimana montir mobil, dokter, pengacara, guru dan pelayanan bank, melayani
konsumen akan mempengaruhi pola pemasaran jasanya dimasa yang akan dating.
3. Kurang memiliki standardisasi dan keseragaman
Industry jasa cenderung dibedakan antara:
Berdasarkan orang (people based )
Berdasarkan perlengkapan ( equipment based)
Implikasi dari perbedaan ini ialah “outcomes” atau hasil jasa berdasarkan
orang (people based ) jasa kurang memiliki standardisasi, dibandingkan
dengan outcomes dari jasa yang berdasarkan perlengkapan (alat). Dengan kata
lain, jasa yang memakai pelayanan orang, memiliki tingkat variabilitasi,
tergantung pada orangnya, dan tingkat perbedaan ini tidak ada, pada jasa yang
15
dilayani oleh mesin. Ini merupakan pertimbangan penting, bagi industry jasa
yang menggunakan banyak tenaga orang.
Potensi keanekaragaman jasa yang dilayani oleh tenaga orang ini,sangat
terkenal di masyarakat. Sedangkan para konsumen selalu mengharapkan
adanya kesamaan seperti orang ingin rasa makanan yang sama seperti yang
pernah ia cicipi. Demikian pula halnya dalam usaha potong rambut ( salon ).
Orang selalu bercermin dulu, mematut rambut, sebelum tukang pangkas
menyatakan selesai.Outcomes dari potong rambut ini tidak pasti, dan masih
diperlakukan perubahan lainnya, masih diperlakukan perubahan lainnya,
masih minta potong ini, potong itu, walaupun yang bersamgkutan sudah
berlangganan lama.
E. KLASIFIKASI JASA
Tujuh klasifikasi jasa yang berkaitan dengan perekonomian di indonsesia :
1. Klasifikasi Jasa Berdasar Segmen Pasar
a. Jasa Kepada Konsumen Akhir
Adalah jasa yang ditujukan untuk menembus pangsa pasar konsumen akhir
(perorangan). Jenis jasa ini biasanya bersifat simpel dan bisa dijalankan oleh
siapa saja,bahkan bagi pengusaha pemula sekalipun.
Contohnya:
- Jasa transportasi ojek
Adalah bisnis jasa yang ditujukan untuk lembaga, perusahaan atau organisasi
tertentu. Karena membidik segmen corporate menengah ke atas, biasanya jasa
yang ditawarkan bersifat kompleks dan perlu keahlian profesional. Tak heran
jika untuk membeli jasa ini, dibutuhkan budged yang sangat mahal.
Contoh:
16
- Jasa konsultasi manajemen segmen pasar yang diincar adalah perusahaan
besar yang ingin meningkatkan kinerja manajerial
- Jasa AkuntanClient yang jadi target marketingnya adalah perusahaan go
public untuk membuat laporan keuangan pada para pemegang saham.
-Jasa Perpajakan
Baik jasa kepada konsumen akhir maupun konsumen organisasional
sebenarnya hampir sama. Yang membedakan adalah alasan dalam memilih
jasa, kuantitas jasa yang dibutuhkan dan tingkat kompleksitas pengerjaan jasa
tersebut.
a. Professional Service
Adalah layanan jasa yang ditangani oleh para profesional di bidang tertentu.
Kebanyakan mereka harus memiliki sertifikat legal dari instansi terkait di
pemerintahan untuk membuka usaha jenis ini. Perilaku konsumen untuk bisnis
jasa profesional cenderung lebih selektif dalam memilih penyedia jasa sehingga
dibutuhkan servis ekstra untuk menjaring pelanggan loyal.
Contoh:
- Jasa Arsitek hanya lulusan arsitektur yang dipercaya konsumen untuk urusan
merancang bangunan
- Jasa Akuntan
- Jasa Notaris
b. Nonprofessional Service
Merupakan jasa yang tak memerlukan skill profesional atau skill tersebut
bisa dipelajari secara mudah. Meskipun secara prinsip tak perlu keahlian
khusus, pada kenyataannya pengelola bisnis jasa biasanya tetap memilih
memperkerjakan karyawan yang punya ketrampilan bagus guna melayani
pelanggan.
Contoh:
Jasa pemborong bangunan tak perlu merekrut lulusan sekolah rancang
bangun untuk dijadikan kuli
- Taksi -hanya butuh orang yang bisa nyetir untuk bekerja sebagai sopir
17
taxi
- Salon mobil, dll
3. Klasifikasi Jasa Berdasar Tingkat Wujud (Tangibility)
Kriteria ini terkait dengan tingkat keterlibatan produk fisik barang berwujud
(tangible) atau produk tidak berwujud (intangible) dengan konsumen.
Adalah jasa yang menawarkan pada konsumen untuk menyewa dan menggunakan
produk atau barang tertentu selama jangka waktu tertentu berdasarkan tarif yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini kepemilikan atas barang tetap pada pemilik
(penyedia jasa). Konsumen hanya berhak menggunakannya dalam jangka waktu
yang telah disepakati dan wajib mengembalikan jika masa sewanya telah berakhir.
Jika penyewa masih memerlukannya bisa memperpanjangnya dengan tarif yang
berlaku.
Contoh:
- Persewaan alat pesta
- Rental PS, mobil, alat berat
- Sewa villa, hotel, rumah, apartemen, gedung dll
Adalah layanan jasa pada produk barang yang dimiliki konsumen untuk perbaikan
/ reparasi, dirawat / dipelihara oleh penyedia jasa. Barang akan diserahkan pada
pemilik (konsumen) jika sudah dalam keadaan baik secara bentuk maupun fungsi
sesuai permintaan dan penyedia jasa akan menerima imbalan berupa ongkos kerja
Contoh:
- Servis reparasi laptop, komputer, hp, jam, mobil, sepeda motor, TV
- Laundry
- Jasa perawatan taman
c. Non-goods Servise
18
benda`berwujud.
Karena karakteristiknya yang tak berwujud, sulit untuk mengukur kualitas layanan
jenis ini dan hanya bisa dinilai setelah pekerjaan dilakukan atau selesai
dikerjakan. Tingkat kepuasan konsumen juga sangat relatif tergantung masing-
masing individu.
Contoh:
- Baby sitter, PRT, tukang kebun
- Salon kecantikan, potong rambut, tata rias pengantin
- Tenaga pengajar les kursus, tutor, motivator
4. Klasifikasi Jasa Berdasar Tujuan
Berdasar tujuan dari pendirian organisasi (usaha), jasa dibagi dalam 2 kategori
yaitu
a. Commercial / Profit Servise
Adalah jasa yang tujuan utamanya untuk mencari keuntungan dari layanan yang
ditawarkan pada konsumen. Mungkin 99% perusahaan jasa berbentuk PT, CV,
UD, Firma dan yang tak berbadan hukum resmi di Indonesia masuk dalam
kategori ini
Contoh:
- Perbankan
- Transportasi
- Operator telekomunikasi (telpon seluler)
b. Nonprofit Servise
Adalah organisasi jasa yang didirikan dengan tujuan kepentingan sosial dan bukan
semata-mata mengejar laba. Bentuknya berupa lembaga atau yayasan, bukan
perusahaan.
Contoh:
- Yayasan amil zakat
- Panti asuhan
- Yayasan dana bantuan hibah / lembaga beasiswa
5. Klasifikasi Jasa Berdasar Tingkat Intensitas Karyawan
19
Kriteria usaha jasa berdasar intensitas karyawan atau keterlibatan tenaga kerja,
bisnis jasa dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Equipment-Based Service
Adalah layanan berbasis peralatan otomatis. Dimana peran karyawan sangat kecil
karena sebagian besar pelayanan pada pelanggan dilakukan oleh mesin secara
otomatis dan tak perlu dioperasikan oleh karyawan
Contoh:
- ATM
- Wahana permainan game (seperti Timezone)
- Operator seluler
b. People-Based Service
Adalah jenis usaha jasa berbasis tenaga manusia (karyawan). Artinya, keterlibatan
karyawan sangat dominan dalam memberikan pelayanan pada konsumen.
Menurut Kotler, klasifikasi jasa people-based servise ini masih terbagi lagi dalam
3 kategori yaitu: tidak terampil, terampil dan tenaga profesional.
Contoh:
- Jasa sebar brosur, parkir (tidak terampil)
- Jasa servis AC, kulkas, PC (elektronik) panggilan (terampil)
- Jasa IT (profesional)
Pengertiannya adalah usaha jasa yang memerlukan intensitas kontak tinggi antara
karyawan penyedia layanan dengan konsumen untuk mendapatkan hasil sesuai
ekspektasipelanggan.
Kontak ini bisa berupa konsultasi, penyampaian materi tutorial, diskusi dan lain
20
sebagainya. Kontak bisa dilakukan dengan pertemuan tatap muka secara langsung
maupun tidak langsung menggunakan media komunikasi via telpepon, sms, email,
chatting, teleconference dll
Kesuksesan bisnis jasa jenis ini lebih banyak ditentukan oleh faktor interpersonal
pegawai. Karena kemampuan karyawan membina hubungan sangat dibutuhkan
dalam berurusan dengan orang banyak khususnya pelanggan maupun calon
pelanggan. Misalnya keramahan, sopan santun, style penampilan, cara
berkomunikasi, kelihaian melobi, trik closing dan masih banyak lagi. Artinya
kredibilitas perusahaan tergantung pada layanan yang diberikan karyawan
Contoh:
- Layanan Kesehatan, butuh informasi dari pasien agar bisa tepat mendiagnosa
penyakit
- Jasa marketing MLM, perlu skill tinggi dalam menarik minat member baru
- Pialang saham, broker property
b. Low Contact Service
Ialah usaha jasa yang tidak terlalu banyak membutuhkan kontak dengan customer
sebagai pembeli jasa.
Contoh:
- Bioskop, penonton hanya perlu membeli karcis lalu masuk dalam gedung dan
santai menonton film
- Tempat Wisata
7. Klasifikasi Jasa Berdasar Regulasi
a. Regulated Servise
Adalah bisnis jasa yang wajib tunduk pada peraturan atau regulasi yang dibuat
oleh pemerintah. Pelanggaran bisa menyebabkan izin operasional usaha
perusahaan dicabut
Contoh:
- Perusahaan Finansial wajib mengikuti Undang-Undang Perbankan dan diawasi
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
- Angkutan Umum diatur oleh kementerian perhubungan
- Rumah Sakit wajib tunduk pana menteri kesehatan
21
- Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri PPTKIS, harus
mengikuti regulasi dari kementerian tenaga kerja
b. Non Regulated Service
Merupakan usaha jasa yang sistem operasionalnya tak perlu mengikuti regulasi
dari instansi terkait pemerintah
Contoh:
- Jasa Katering
- Konveksi
- Event organizer acara pernikahan
(1) Reliability
(2)Responsiveness
(3) Assurance
(4) Emphaty
22
kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk
berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami
keinginan dan kebutuhan pelanggannya,
seperti gudang dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir kebersihan,
kerapihan dan kenyamanan, ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi
danpenampilan karyawan.
G. ATRIBUT JASA
Atribut pelayanan atau jasa terkait dengan dimensi nilai yang terdiri dari elemen-
elemen. Menurut para ahli (Aritonang, 2005:23):
23
H. PERKEMBANGAN SEKTOR JASA BERKAITAN DENGAN
TAHAPPERKEMBANGAN AKTIVITAS EKONOMI
BerdasarkandatadariBankIndonesia,defisitjasatransportasidalamneracapembayara
n merupakan penyumbang defisit terbesar dibandingkan dengan jasa travel dan
investmentincome.Jasatravelyangterdiridaritenagakerjadanwismanjustrumenunjuk
kan kondisi surplus. Statistik jasa transportasi baik pada jasa
pengangkutanpenumpangmaupun pengangkutan barang menunjukkan nilai defisit.
Gambar2
NilaiTransaksiJasa-Jasa1994-2002
10,000
5,000
-
JutaUS$
(10,000)
(15,000)
(20,000) Tahun
Defisitpadajasapengangkutanpenumpangyangmasukdalamnon-freight
sebelumkrisistidaksebesar
setelahkrisis.Kondisisebaliknyaterjadipadajasapengangkutanbarang.Setelahkrisisd
efisitnyalebihbaikdarijasapengangkutanpenumpang, meskipun belum pulih
24
bahkan belum tampil lebih baik dari sebelum krisis.Hal ini sangat berkaitan erat
dengan aktivitas ekspor-impor barang yang mulai pulihwalaupun belum sebaik
kondisi sebelumkrisis.
25
negaradengantingkatkecelakaandanperampokandilaut
cukuptinggi(hightriskcountry).
Faktor ketiga adalah Buruknya kondisi pelabuhan laut. Sampai sat ini,
tarifpelabuhan yang dipungut terminal kepada perusahaan pelayaran (Container
HandlingCharge/CHC)termasukyangtermahal
didunia,demikianhalnyadengantarifyangdipungutperusahaanpelayarankepadaeksp
ortir/importir(TerminalHandlingCharge/THC) (tabel 2). Sampai saat ini operator
kapal kontainer dikuasai asing sepertiMaersk Sealand.
Tabel1.KontribusiMenurutKomoditidanBendera Kapal
KOMODITI Bendera Kapal
Indonesia Asing
BBM 39% 61%
CPO 62% 38%
Batubara 40% 60%
Pupuk 74% 26%
Kayu 72% 28%
Beras 62% 38%
Karet 65% 35%
CHC:dipungutterminalkepadaperusahaanpelayaran
Sumber:MajalahTrust,Edisi22tahun2,1-7Maret2004
26
JasaTransportasi Indonesia, Dunia dan Isu Dalam GATS
Dalam situasi persaingan pasar yang kompetitif, jasa menjadi sumber nilai
tambah(value added) yang cukup besar. Liberalisasi akan membawa beberapa
dampak positifantara lain pengguna jasa akan lebih leluasa memilih yang tepat
untuk mereka, baik
untukprodukpenyediajasanya,mendorongterjadinyaflighttoquality,akanmemacuke
persaingan usaha yang lebih tertib dan good corporate governance. Liberalisasi
juga
akanmemperluaskesempatanlapangankerjabagiparaprofessionaldanskilledlabors,di
mungkinkanterjadinyaarusmasukmodalluarsertamemacukepengembanganteknolo
gi, informasi dan manajemenyanglebihbaikditingkatglobal.
1. GATSmencakupseluruhsektorjasayangdiperdagangkansecarainternasional.
2. Perlakuan most favoures nation (perlakuan sama bagi semua) berlaku bagi
seluruhsektorjasakecualisektor-
sektoryangmasihdinyatakandikecualikanuntuksementara.
3. Peraturanperundanganseluruhnegaraanggotaharustransparan,yangmanadip
erlukan inquiry points di setiap negara. GATS mengharuskan negara-
negaraanggotamembuatseluruhperaturanperundanganyangrelevanterbukau
ntuksemuapihak.
4. Peraturan harus obyektif dan beralasan.
5. Pembayaraninternasionalsecaraumumtidakterbatas.
6. Komitmen suatu negara (individual countries commitment) harus sebagai
hasilperundingan dan diikat.
7. Liberalisasiprogresifmelaluiperundinganlebihlanjut.
melakukan negosiasi jasa maritim dan dijadwalkan pada Juni 2006. Dalam
pembicaraantersebutdiharapkanadan
komprehensifyangmeliputipengapalaninternasional, jasa-jasa pendukung, dan
akses untuk menggunakan fasilitas pelabuhan.Indonesia turut dalam NGMTS
tersebut sebagai anggota penuh. Pada kenyataannya paraanggota gagal menyetujui
27
paket komitmen yang berkaitan dengan jasa transportasi
lautdalamNGMTStersebut.
Baru-baruiniberdasarkanpembahasanAPECdisepakatimengenaitingkatkwalitas
dan keamanan jasa pelabuhan harus berstandar internasional. Tampaknya hal
iniakan menjadi masalah yang menghadang bagi Indonesia dalam bersaing dengan
negaralain.
Sampaisaatini,belumsemuabandaradiIndonesiaberstandarkeselamatanpenerbangan
dan pengoperasian fasilitas bandara internasional, hanya 7 dari 187 bandara.Dari
187 bandara hanya 10 bandara yang dapat menarik keuntungan dari jasa
transportsaiudara, sisanya masih merugi. Oleh karena itu meskipun dengan UU
otonomi daerah,bandara di daerah diserahkan pengelolaannya pada pemerintah
daerah setempat belumdapat dilaksanakan karena
besarnyabebaninvestasidanoperasionalnya.
WTO menginginkan agar semakin banyak sektor jasa dalam negeri yang
dibukabagi kepentingan investasi jasa dari luar. Ini berarti Indonesia sebagai
negara yang telahcommit dengan ketentuan WTO, harus membuka semua sektor
termasuk jasa transportasi.Sampai saat ini sektor jasa masih dikuasai oleh negara-
negara maju akibat keunggulannyadalam penguasaan teknologi, modal,
manajemen, danSDM. Negara yang telah
majuindustrinyasudahpastidiikutidenganjasapalayanansepertijasaperbaikan,pemeli
haraan, dan pelayanan lainnya. Perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi
dinegara lain sebagai PMA juga tidak akan diam tetapi justru akan semakin
meningkatkanperan mereka dalam sektor jasa. Kelemahan sektor jasa
28
Indonesia,harus disikapi
denganpenguatanperaturandanimplemensiyangnyatadaripemerintahdenganmelibat
kanswasta.
Peningkatan jumlah wanita dalam angkatan kerja telah membuat wanita tidak
hanya berfungsi di dalam rumah tetapi juga di luar rumah. Hal ini menghasilkan
pertumbuhan yang pesat dalam industri jasa tertentu termasuk jasa health care,
pendidikan. Keadaan ini menunjukkan suatu gejala perubahan sosial dimana
keluarga kecil dengan dua sumber pendapatan yang mempunyai uang lebih
banyak akan menginginkan peningkatan kualitas hidup. Situasi ini bisa dicermati
dengan penawaran berbagai pelayanan yang baik pada bisnis jasa rumah sakit,
ritel, perbankan dll. Selain itu meningkatnya bisnis jasa juga dipicu oleh beberapa
perubahan yang terjadi dimasyarakat seperti perubahan ekonomi, politik, hukum
dan dampak dari globalisasi yang sangat besar terhadap perkembangan bisnis jasa.
Pemasaran yang bergerak disektor jasa dipengaruhi berbagai variabel yang dapat
dikontrol seperti bauran pemasaran jasa, dan juga variabel yang tidak dapat
dikontrol yang dikenal dengan lingkungan. Kedua variabel ini berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan pemasaran jasa. Variabel yang berpengaruh
terhadap perkembangan industri jasa adalah: konsumen, pesaing, teknologi-
inovasi dan globalisasi/internasionalisasi, ekonomi, pemerintah dan sosial budaya
1. Konsumen
29
dan harapan mereka berubah, pemberi jasa (services provider) harus melakukan
perubahan juga. Bisnis retail makanan adalah salah contoh industri yang berubah
secara dramatis dalam waktu 5-10 tahun belakangan ini. Bisnis food retailing
adalah bisnis jasa yang menawarkan sesuatu yang diharapkan konsumen
bersamaan dengan semakin luasnya dan bertambah bervariasinya berbagai
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup masyarakat perkotaan.
Supermaket pada saat ini menfokuskan pada penciptaan customer relationship dan
customer loyalty dengan cara menawarkan kombinasi barang dan jasa yang
menolong konsumen untuk menuju hidup yang lebih menyenangkan. Toko-toko
ritel secara terus menerus berusaha menambah variasi barang dagangan dan
memberi tambahan jasa baru yang akan dapat mempertahankan dan
mengembangkan hubungan yang kuat dengan konsumen. Meningkatkanya
pendapat konsumen dan perkembangan kehidupan yang makin komplek membuat
konsumen rela membayar ekstra uang untuk mendapatkan kenyamanan.
Meningkatnya jumlah ibu rumah tangga yang bekerja full-time atau part-time dan
semakin meningkatnya jumlah single parents yang harus bekerja, berkarir sambil
terus mengurus anak dan bermain dengan anak. Fenomena keterbatasan waktu
bagi para wanita karir ini menimbulkan kebutuhan bantuan pelayanan ekstra.
Keadaan ini dapat dilihat dengan semakin maraknya usaha jasa seperti: tempat
penitipan anak, usaha baby sitter, cuci mobil, loundry, perbaikan rumah dll.
30
untuk membuat segala sesuatu lebih sederhana. Situasi ini menimbulkan peluang
bisnis jasa dimana komponen pelayanan (service) menjadi faktor utama. Jika
penyedia jasa tidak dapat memberikan pelayanan yang baik dan dapat memuaskan
konsumen, mereka akan pergi ke penyedia jasa lain.
2. Pesaing
market leader dan membuat jasanya tetap bertahan dengan memposisikan dan
mendeferensiasikan bisnisnya sebagai “Media Company” (perusahaan yang
bergerak dibidang media) tidak hanya “web Search Tools” (alat untuk mencari
informasi pada web site). Info Seek dilain pihak memposisikan dirinya sebagai
pencari informasi untuk keperluan bisnis. Perusahaan ini menambahkan software
untuk menolong pebisnis mencari data dengan cepat dibanding perusahaan lain.
Bisnis perusahaan ini menghabiskan biaya advertising yang sangat besar untuk
menciptakan image.
31
Pesaing bagi pemasar jasa bukan hanya pesaing langsung (direct competitors)
tetapi juga pesaing tidak langsung yang dapat berpengaruh terhadap
perkembangan bisnisnya juga harus menjadi faktor konsideran penting. Misalnya
usaha bioskop tidak hanya bersaing dengan bioskop lain tetapi mereka juga
bersaing dengan program hiburan lain dan alternatif rekreasi lain, konsumen
mungkin memutuskan untuk menggunakan waktu dan uang untuk menonton TV
di rumah, jalan-jalan ke pantai, pergi ke mallmall. Untuk itu pemilik jasa harus
harus mencari cara untuk memposisikan jasanya sehingga dapat menarik
konsumen jauh dari aktivitas pesaing.
3. Teknologi
32
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan serta harapan konsumen dalam
pemenuhan kebutuhan.
33
perusahaan besar seperti IBM harus menelan pil pahit dengan menurunnya
penjualan personal komputernya karena Dell dapat menawarkan komputer kepada
konsumen melalui internet secara customize. Perusahaan ini dapat memberikan
kesempatan kepada konsumen untuk memilih dan memodifikasi spesifikasi dalam
komputernya sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan cara tersebut
perusahaan Dell Computer dapat menawarkan personal komputer dengan harga
yang lebih murah.
34
Inovasi terhadap bisnis jasa mengalami kesulitan melakukan testing
terhadap ide baru, terutama dalam pengembangan prototipe di laboratorium.
Penawaran jasa baru jarang dites sebelum dipasarkan, hal ini banyak
menyebabkan kegagalan inovasi pelayanan terutama dibidang retail dan restoran.
Untuk menghindari kerugian Burger King (perusahaan burgersaingan Mc D di
AS), membuat replika bisnis sebagai penciptaan standar outlet. Outlet di Miami
ini untuk melakukan percobaan inovasi jasa seperti: memperbaiki layout, dan
menu makan pagi. Konsumen dan pemasar adalah fokus grup yang dipilih untuk
mereview proposal jasa dalam bentuk diskusi, ini adalah cara untuk mengevaluasi
ide jasa baru.
Pada saat ini sektor jasa, internasionalisasi pasar menjadi suatu norma.
Perusahaan yang bergerak dibidang hukum, kosultan manajemen/akunting,
35
perusahaan finansial yang ada di Inggris dan di AS, membuka kantor di beberapa
kota di negara lain. Jumlah pengiriman barang ke LN sepert Fedex, UPS juga
berkembang dengan menakjubkan, sebagian melalui ekspansi internasional,
sebagian melalui akuisisi dan merjer. Penggunaan data elektronik dan voice
communication system telah mendorong perkembangan bisnis ekspedisi dan trend
kedepan menunjukkan peningkatan
Pada tahun 2000-an ini sangat mudah bagi perusahaan untuk melakukan
ekspansi secara internasional bahkan untuk perusahan kecilpun. Keleluasaan
berbisnis secara internasional ini tidak lain karena adanya internet sebagai sarana
komunikasi lintas negara dan akses terhadap komunikasi menjadi lebih mudah
dengan budget minim (rendah).
36
5. Ekonomi Inflasi
Dampak dari keadaan ekonomi bagi masyarakat sangat besar, dimana mereka
tidak mempunyai kekuatan beli memadai. Situasi ini disikapi oleh perusahaan Mc
Donald dan KFC menjual paket murah. Konsumen secara kontinyu akan mencari
value lebih besar terhadap produk/jasa yang mereka beli. Konsumen menuntut
value for money yaitu produk yang bernilai dengan harga terjangkau konsumen
menjadi sadar pentingnya harga (price concious consumers).
b. Adding value: Perusahaan harus dapat menerapkan konsep baru value dari sisi
konsumen. Pada situasi krisis value dimata konsumen adalah manfaat, inovasi dan
harga realistis,
37
c. Geting close to the customer: Pahami dengan baik kebutuhan target konsumen
dan lakukan pendekatan, kemud
ian tawarkan jasa kepada target konsumen. Kemajuan Teknologi Informasi (IT)
dapat digunakan untuk mebina hubungan lebih dekat dengan konsumen dengan
biaya murah.
6. Pemerintah
38
Airlines mendapatkan market share karena menawarkan pelayanan yang
berkualitas.
39
Menyikapi kondisi berbagai perubahan sosial dan tersebut, maka pemasar
jasa harus menyesuaikan penawaran dan Bauran Pemasaran. Misalnya pada saat
ini mulai muncul usaha jasa berhubungan dengan kehamilan (maternity) dimana
rumah sakit dan dokter secara aktif mengundang pasien hamil untuk berdiskusi
ataupun konsultasi mengenai kehamilan. Jasa ini sangat potensial karena
menciptakan relationship jangka panjang, bahwa ibu hamil akan mempunyai anak
dan seterusnya mempunyai cucu.
40
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
41
SARAN
Alangkah baiknya jika kualitas jasa dimulai dari kebutuhan pelanggan dan
berakhir pada persepsi pelanggan.
Hal ini berarti bahwa cerita kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut
pandang dari penyedia jasa, melainkan berdasarkan persepsi pelanggan.
Terbentuknya harapan pelanggan dipengaruhi oleh saran atau rekomendasi dari
orang lain dari mulut ke mulut (word of mouth), karakteristik dan kebutuhan
individu (personal need), pengalaman yang pernah dirasakan masa lalu (past
experience), serta promosi
yang dilakukan oleh penyedia jasa (external communication).
Saran dari harapan inilah yang akan dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai
kualitas suatu jasa. Perbedaan antara yang diharapkan dan yang diterima
pelanggan merupakan suatu kesenjangan yang harus dijembatani penyedia jasa.
Sehingga saran untuk menjelaskan bahwa kualitas jasa yang baik itu dipandang
dari persepsi pelanggan, bukan dari persepsi penyedia jasa.
42
43
DAFTAR PUSTAKA
44