NIM : 19503244019
KELAS : Y1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi, industri sangat membutuhkan lulusan-lulusan yang
memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang tingkat keahlian tertentu juga
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
dan berakhlak mulia. Hal ini pastinya sangat berpengaruh terhadap kualitas dan
kuantitas individu mahasiswa JPTM . Pengetahuan tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) setiap individu sangatlah penting untuk diterapkan di dunia
kerja nantinya, karena akan ada nilai plus tersendiri. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menambah pengetahuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
dengan sarana pendidikan, poster, penyuluhan dan teknologi yang berkaitan dengan
disiplin Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pendidikan, poster, penyuluhan
dan teknologi juga dapat memberikan keahlian dan skill pengetahuan mahasiswa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, mahasiswa yang paham tentang pentingnya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dapat menunjang produktivitas kerja
mahasiswa dan mahasiswa sebagai cikal bakal penggerak dalam dunia industri nanti
sehingga tujuan industri tersebut dapat dicapai secara maksimal. Sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Moekijat (1983 : 138) menyatakan bahwa :
“Akibat-akibat buruk dari adanya semangat kerja yang rendah
yaitu : pekerja nampak tidak puas, lekas marah, sering sakit
(absen), suka membantah, tidak disiplin, gelisah dan
pesimistis, berlambat-lambat, dan pemogokan. Dengan
adanya semangat kerjayang rendah dengan akibat-akibat yang
ditimbulkan seperti diilustrasikan diatas maka karyawan akan
tidak produktif dalam bekerja sebagai akibatnya tidak akan
mencapai tujuan organisasi yang direncanakan. Sebaliknya
apabila karyawan memiliki semangat kerja yang tinggi,
diharapkan karyawan akan menunjukkan kegairahan di dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dan mendorong mereka untuk
bekerja secara produktif, sehingga tujuan perusahaan bias
dicapai secara maksimal”.
Pemberian motivasi kerja kepada karyawan merupakan tugas dan kewajiban
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dapat memberikan skill dan
pengetahuan dan dapat menciptakan lingkungan praktik yang kondusif. Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM) sebagaimana fungsinya adalah fungsi manajerial
dan fungsi operasional. Oleh karena itulah kedisiplinan adalah aset penting sebuah
kegiatan praktik di bengkel. Berdasarkan (PERMENAKER PER.05/MEN/1996),
yang dimaksud dengan Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembang, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien, dan produktif. Manajemen Sumber Daya Manusia
tersebut meliputi penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3,
pemantauan serta evaluasi K3, dan peninjauan serta peningkatan K3.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berdampak positif pada produktivitas
kerja mahasiswa. Jika mahasiswa merasa puas dan nyaman dengan kondisi saat
praktik, maka mahasiswa akan lebih semangat dalam mengembangkan skill.
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mahasiswa terutama pada
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta, mengingat
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah
satu jurusan yang bergerak di bidang produksi dan perbaikan berskala besar maupun
kecil dan mempunyai mahasiswa yang banyak, sehingga Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) diperlukan.
Bidang pengelasan merupakan salah satu dari sekian banyak jenis pekerjaan
yang tergolong rentan terhadap kecelakaan kerja. Ada beberapa faktor penyebab
kecelakaan kerja dalam proses pengelasan yang berakibat fatal. Contohnya faktor
perilaku welder yang cenderung mengindahkan ketentuan Standar Operasional
Prosedur keselamatan kerja, peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan, pemilihan metode kerja yang kurang tepat,
kurangnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), tidak mengikuti procedure
welding parameter yang telah ditetapkan, dan tidak memperhatikan lingkungan
kerja sekitar di bengkel. Dari faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja
yang telah disebutkan, menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan kerja umumnya
terjadi karena kesalahan manusia (human error) baik dari segi pengetahuan dan
pemahaman, skill, kompetensi, dan kesadaran diri maupun dari keadaan lingkungan
kerja di bengkel.
Maka dari itu pemilihan Alat Pelindung Diri (APD) sangatlah penting untuk
memilih secara selektif dan teliti, semua welder harusnya memiliki Alat [Pelindung
Diri (APD) yang standar sesuai jenis las yang digunakan. Karena setiap jenis las
memiliki karakteristik dan spesifikasi berbeda-beda dan memiliki risiko kecelakaan
kerja yang berbeda-beda.
Apabila hal tersebut dilakukan dengan baik dan benar, risiko kecelakaan kerja
seorang mahasiswa di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin sangatlah minim terjadi.
Maka produktivitas praktik mahasiswa akan tercapai secara maksimal dan jurusan
akan terus berkembang. Dimana kesejahteraan karyawan adalah penggerak dari
suatu perusahaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan berpengaruh secara
simultan terhadap produktivitas kerja mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin
2. Apakah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mahasiswa berpengaruh secara
parsial terhadap produktivitas kerja mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin?
3. Variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mahasiswa manakah yang
berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja mahasiswa pada Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka permasalahan yang akan
dipecahkan dalam penelitian ini dibatasi oleh objek penilitian yaitu kerja mahasiswa
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, karena dengan pertimbangan waktu dan ketidak
tentuan jumlah mahasiswa tidak tetap. Maka peneliti hanya meneliti pada
mahasiswa tetap.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mahasiswa
berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas kerja mahasiswa Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin.
2. Untuk mengetahui Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mahasiswa
berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja mahasiswa Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin.
3. Mengetahui variabel Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mahasiswa yang
berpengaruh dominan terhadap produktivitas kerja mahasiswa Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan
tentang pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bengkel Jurusan
Pendidikan Teknik Mesin yang berdampak terhadap produktivitas kerja mahasiswa
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian teori
2. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan asas yang rasional untuk manajemen yang
mencakup kenyataan bahwa kondisi yang aman di tempat praktik berupa
penggunaan mesin, persiapan alat pelindung diri (APD), metode kerja, serta
lingkungan kerja.
Menurut Ernawati (2009), keselamatan kerja adalah keselamatan yang
berhubungan dengan peralatan, tempat kerja, dan lingkungan kerja, serta cara-cara
melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menjadi aspek yang sangat penting,
mengingat resiko bahanya dalam penerapan teknologi. Keselamatan kerja
merupakan tugas semua orang yang sedang bekerja.
Menurut dasar hukum peraturan perundang-undangan yang diatur dalam
Undang-undangan tentang keselamtan kerja No.1 Tahun 1970 meliputi seluruh
aspek pekerjaan yang berbahaya, dari segala tempat kerja, baik dari darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Keselamatan kerja adalah yang berhubungan dengan aktivitas kerja manusia
dengan kondisi kerja yang aman baik pada industri maupun non industri dan
dilengkapi dengan alat-alat pengaman, penerangan yang baik, menjaga lantai dan
memelihara fasilitas air yang baik (Tulus Agus, 1989).
a. Unsur-unsur Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan bagian proses merencanakan dan
mengendalikan situasi yang berpotensi kecelakaan kerja melalui persiapan
prosedur standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Rika Ampuh Hadiguna,
2009). Menurut Roy Erickson (2009) membagi unsur-unsur penunjang
keselamatan kerja sebagai berikut:
a) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan kesejahteraan kerja.
b) Melaksanakan prosedur kerja dengan meperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja.
3. Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena
kesehatan kerja adalah hal yang utama bagi karyawan untuk bekerja. Bekerja
dengan lingkungan yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga karyawan akan
mampu bekerja lebih lama dan meningkatkan produktivitas lebih baik lagi.
Menurut Moenir (1983 : 207) yang dimaksud kesehatan kerja adalah “suatu
usaha dan keadaan yang memungkinkan seseorang mempertahankan kondisi
kesehatannya dalam bekerja”.
Menurut Soepomo (1985 : 75) yang dimaksud kesehatan kerja adalah
“kesehatan kerja adalah aturan-aturan dan usaha-usaha untuk menjaga buruh dari
kejadian/keadaan perburuhan yang merugikan kesehatan dan kesusilaan dalam diri
seorang itu, karena itu melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam suatu hubungan kerja
tidak jauh dari beberapa diatas Mannulang (1990 : 87) menjelaskan bahwa
kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja
memperoleh keadaan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial sehingga
memungkinkan dapat bekerja secara optimal”.
Undang Pokok Kesehatan RI No. 9 Tahun 1960, BAB I pasal 2, Kesehatan
kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekrja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun,
sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit
umum.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja adalah suatu usaha dan aturan-
aturan untuk menjaga kondisi perburuhan dari kejadian/keadaan yang merugikan
kesehatan dan kesusilaan, baik dalam keadaan yang sempurna fisik, mental maupun
sosial sehingga memungkinkan dapat bekerja secara optimal dan memperoleh
derajat kesehatan setinggi-tingginya.
5. Peneliti Terdahulu
1) Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Bagian Produksi PT. Indmira Citra Tani Nusantara Di Yogyakarta
oleh Okky Suli Astute, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2) Menganalisis Korelasi Budaya Keselamatan Kerja yang Baik Dapat
Memperngaruhi Kinerja Dari Proyek Konstruksi Dengan Cara
Mengidentifikasi Dan Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Juga Dampaknya Pada Proyek
Konstruksi Oleh Christina (2012).
3) Menganalisis Korelasi Pengetahuan K3 yang Dimiliki Pekerja Berpengaruh
Terhadap Perilaku Pekerja Konstruksi Dilihat Dari Aspek Definis Dan
Inisiasi, Sistem Manajemen, Mekanisme APD, Saran dan Prasarana, Serta
Resiko K3 oleh Teja (2015).
6. Kerangka Berpikir
Dalam upaya meningkatkan kinerja mahasiswa maka ketua bengkel fabrikasi
membentuk suatu organisasi K3 untuk menangani masalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Berdasarkan kajian empiri dan teoritis, penulis menerapkan
suatu kerangka pikir sebagai berikut:
Kerangka Pemikiran Teoritis
Hasil
7. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran tersebut maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
: Tidak ada pengaruh secara simultan kesehatan dan keselamatan kerja
terhadap produktivitas mahasiswa.
: Terdapat pengaruh kesehatan kerja terhadap kinerja mahasiswa.
∶ Terdapat variabel keselamatan kerja berpengaruh dominan terhadap kinerja
mahasiswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan mengambil
objek penelitian JPTM di bengkel fabrikasi Karangmalang. Adapun penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pekerjaan
pengelasan terhadap terhadap produktivitas praktik mahasiswa.
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif. Metode kuantitatif
adalah suatu metode pengambilan sampel dari suatu populasi. Pendekatan metode
kuantitatif digunakan untuk mencari informasi faktual secara mendetail dan
mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sebagian populasi yang ada untuk
dijadikan sampel. Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus slovin.
=
1+ .
Keterangan:
= Ukuran Sampel
= Ukuran Populasi
= Tolerir kesalahan sampel (10%)
Dengan dasar tersebut maka dapat dilihat ukuran sampel minimal yang harus
dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar:
50
=
1 + 50. (0.1)
50
=
1,5
= 33,3 maka dibulatkan menjadi 33mahasiswa.
b) Uji Validitas
Uji validitas untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar
pertanyaan dalam mendefinisakan suatu variabel. Menilai masing-masing
butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item-total correlation.
Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan
nilai dari corrected item-total correlation dari r-tabel yang diperoleh
melalui Degree of Freedom. Untuk menguji valid tidaknya pertanyaan
dapat dilakukan melalui program komputer Excel.
c) Uji Realibitas
Realibitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu kuisoner.
Alat ukur yang digunakan adalah cronbach alpha melalui program
kompouter Excel.
Daftar Pustaka