Anda di halaman 1dari 63

Pembelajaran Saintifik

Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21


Ciri Abad 21 Model Pembelajaran
Pembelajaran diarahkan untuk mendorong
Informasi peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber
(tersedia dimana saja, kapan saja) observasi, bukan diberi tahu

Pembelajaran diarahkan untuk mampu


Komputasi merumuskan masalah [menanya], bukan hanya
(lebih cepat memakai mesin) menyelesaikan masalah [menjawab]

Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir


Otomasi analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir
(menjangkau segala pekerjaan rutin) mekanistis [rutin]

Pembelajaran menekankan pentingnya


Komunikasi kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan
(dari mana saja, ke mana saja) masalah

2
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008

Kehidupan dan Karir Pembelajaran dan Inovasi Informasi, Media and


• Fleksibel dan adaptif • Kreatif dan inovasi Teknologi
• Berinisiatif dan mandiri • Berfikir kritis menyelesaikan masalah • Melek informasi
• Keterampilan sosial dan budaya • Komunikasi dan kolaborasi • Melek Media
• Produktif dan akuntabel • Melek TIK
• Kepemimpinan&tanggung jawab

Kerangka ini menunjukkan bahwa


berpengetahuan [melalui core
subjects] saja tidak cukup, harus
dilengkapi:
-Berkemampuan kreatif - kritis
-Berkarakter kuat [bertanggung
jawab, sosial, toleran, produktif,
adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi
3
Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
•Mendukung Keseimbangan Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak
penilaian: tes standar serta hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain
penilaian normatif dan sumatif termasuk portofolio siswa. Disamping itu diperlukan
•Menekankan pada pemanfaatan dukungan lingkungan pendidikan yang memadai
umpan balik berdasarkan kinerja
peserta didik
•Membolehkan pengembangan
portofolio siswa

•Menciptakan latihan pembelajaran,


dukungan SDM dan infrastruktur
•Memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagi pengalaman
dan integrasinya di kelas
•Memungkinkan peserta didik untuk
belajar yang relevan dengan konteks
dunia
•Mendukung perluasan keterlibatan
komunitas dalam pembelajaran,
baik langsung maupun online
4
PROSES BERBASIS KOMPETENSI :

Creating
Characterizing/
Actualizing Communicating Evaluating

Organizing/
Internalizing Associating Analyzing

Experi-
Valuing menting Applying

Responding Questioning Understanding

Accepting Observing Knowing

Attitude Skill Knowledge


(Krathwohl) (Dyers) (Bloom)

5
Prinsip Pembelajaran
dalam Kurikulum 2013
Prinsip-Prinsip Pembelajaran pada Kurikulum 2013

1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu;


2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar;
3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan
ilmiah;
4. Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban
divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi;
7. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar
sepanjang hayat;
Prinsip-Prinsip Pembelajaran pada Kurikulum 2013

8. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi


keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan
(ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
9. pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
10. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
11. pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang
budaya peserta didik; dan
12. suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Pendekatan Saintifik
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran


yang terdiri atas kegiatan sebagai berikut.
▪ Mengamati (untuk mengidentifikasi masalah yang ingin/perlu
diketahui)
▪ Menanya
▪ Mencoba/Mengumpulkan informasi dengan berbagai teknik
▪ Menalar/Mengasosiasi
▪ Menyaji/Mengomunikasikan jawaban/kesimpulan untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Langkah-langkah tersebut dapat dilanjutkan dengan kegiatan
mencipta.
Mengamati;
Menanya;
Mengumpulkan informasi/mencoba;
Menalar/mengasosiasi; dan
Mengomunikasikan.
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

Memperoleh/Mengkonstruksi Pengetahuan

Mengamati
Mencoba/Mengum
pulkan informasi
Menalar

Menanya

Mencipta Mengomunikasikan

Mengaplikasikan
Pengetahuan
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

▪ Mengamati
SISWA mengamati fenomena dengan INDRA (membaca,
mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan
sebagainya) dengan atau tanpa alat (untuk
mengidentifikasi HAL-HAL yang ingin diketahui agar
dapat melakukan tindakan tertentu).
▪ Menanya
SISWA merumuskan pertanyaan tentang hal-hal yang
tidak diketahui dari fenomena yang diamati.
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
▪ Mencoba/Mengumpulkan Informasi
SISWA melakukan eksperimen, membaca sumber
lain dan buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan nara
sumber untuk mengumpulkan data/informasi yang
relevan dengan pertanyaan.
▪ Menalar/Mengasosiasi
SISWA mengolah informasi yang sudah dikumpulkan
untuk menjawab pertanyaan/menarik kesimpulan.
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran

▪ Menyaji/Mengomunikasikan
SISWA menyampaikan jawaban/kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya
▪ Dapat dilanjutkan dengan Mencipta
SISWA menginovasi, mencipta, mendisain model,
rancangan, produk (karya) berdasarkan
pengetahuan yang ‘dikonstruksi’ atau diperoleh
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik

1. Bertindak sebagai narasumber/fasilitator.


2. Mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar.
3. Memberi umpan balik.
4. Memberikan penjelasan.
5. ...
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik
Guru tidak sekedar membiarkan peserta didik
memperoleh/membentuk pengetahuan
sendiri

Guru memberi setiap bantuan yang


diperlukan oleh peserta didik untuk
memperoleh pengetahuan
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik
▪ Tahap Mengamati
Membantu peserta didik menemukan/mendaftar/
menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui
sehingga dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
▪ Tahap Menanya
✓ Membantu peseserta didik merumuskan
pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang
perlu/ingin diketahui agar dapat
melakukan/menciptakan sesuatu.
✓ memfasilitasi peserta didik agar pertanyaan-
pertanyaan yang dirumuskan sejalan dengan
indikator pencapaian kompetensi
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik
▪ Tahap Mencoba/Mengumpulkan informasi
✓ Membantu peserta didik merencanakan dan
memperoleh data/informasi untuk menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan.
✓ Guru menyediakan atau menginformasikan
sumber data
▪ Tahap Menalar/Mengasosiasi
✓ Mengolah/membantu peserta didik
mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik
simpulan.
✓ guru melakukan konfirmasi terhadap pengetahuan
yang telah dikonstruk oleh siswa.
Peran Guru dalam Pembelajaran Saintifik
▪ Tahap Menyaji/Mengkomunikasikan
Guru sebagai manager, pemberi umpan balik,
pemberi penguatan, pemberi penjelasan/
informasi lebih luas.
▪ Tahap Mencipta
Memberi contoh/gagasan, menyediakan pilihan,
memberi dorongan, memberi penghargaan,
sebagai anggota yang terlibat langsung.
Catatan
▪ Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, langkah-
langkah dalam pendekatan saintifik tidak harus
lengkap dalam satu pertemuan.
▪ Langkah-langkah tertentu dalam pendekatan saintifik
dapat berulang.
▪ Langkah mencipta harus disesuaikan dengan tuntutan
KD (tidak semua diajarkan sampai pada tahap
mencipta).
▪ Kegiatan pembelajaran dalam tahap mencipta sebaiknya
dilakukan melewati tahapan kegiatan terbimbing, semi
terbimbing, dan mandiri.
NO PENDEKATAN/MODEL BELAJAR

1. Tematik Terpadu
2. Pendekatan Scientific
3. Discovery Learning
4. Problem Based Learning
5. Project Based Learning
Mengapa Pendekatan Saintifik?
Mengapa Pendekatan Saintifik?

Pend Saintifik Menumbuhkan Kreativitas dan Kecerdasan


Dyers, J.H. et al [2011]
▪ 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
▪ Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3
dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
▪ Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
o Observing [mengamat]
o Questioning [menanya]
o Experimenting [mencoba]
o Associating [menalar]
o Networking [Membentuk jejaring]

24
Mengapa Pendekatan Saintifik?
Pembelajaran Saintifik Menumbuhkan Kreativitas
Sharp, C. 2004. Developing young children’s creativity: what
can we learn from research?
Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui:
▪ tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar,
▪ menekankan pada proses bukan hanya hasil saja,
▪ memberanikan peserta didik untuk:
✓ mencoba,
✓ menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap
informasi,
✓ memiliki interpretasi sendiri terkait
pengetahuan/kejadian,
▪ memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur
dan spontan/ekspresif
Mengapa Pendekatan Saintifik?
Bertanya adalah Tradisi Ilmuwan

“Scientists are not those who gave the


right answers, but those who raised the
right questions”

Claude Levi-Strauss, French Anthropologist


Mengapa Pendekatan Saintifik?

Judge a man by his


questions rather than by
his answers.”
― Voltaire
Mengapa Pendekatan Saintifik?
Bertanya itu Pangkal Kreasi
Mengapa Pendekatan Saintifik?

Keingintahuan merupakan karakteristik ilmuwan


Sahabat : “Bagaimana keinginan Tuan terhadap
ilmu?”
Imam Syafi’i : “Saya seperti mendengar kata-kata yang
tidak pernah saya dengar. Saya bahkan ingin
memiliki banyak pendengaran agar dapat
menikmati seperti yang dinikmati oleh kedua
telinga saya
Sahabat : “Bagaimana Tuan mencari ilmu?”
ImamSyafi’i : “Seperti seorang ibu yang kebingungan
mencari anak semata wayangnya yang
hilang”.
Mengapa Pendekatan Saintifik?

“Education is what remains after one has forgotten


what one has learned in school.”
Einstein

"A man paints with his brains and


not with his hands.“
Michelangelo
Realisasi Pembelajaran
dengan Pendekatan Saintifik di Kelas
Contoh 1 Mapel Seni Budaya
Mapel Seni Budaya
Materi Ragam Hias Flora dan Fauna serta Geometrik

Mengamati
▪ Peserta didik mengamati tayangan gambar tentang contoh
ragam hias motif flora, fauna, dan geometrik daerah setempat .
▪ Sambil mengamati tayangan peserta didik membuat catatan
tentang bentuk, teknik, dan klasifikasi dari tayangan contoh
motif-motif ragam hias flora, fauna, dan geometrik daerah
setempat.
Contoh 1 Mapel Seni Budaya
Menanya
▪ Pendidik memotivasi Peserta didik untuk mengajukan pertanyaan
berkenaan dengan, bentuk, teknik, dan klasifikasi motif ragam hias flora,
fauna, dan geometrik berdasarkan hasil pengamatan. Contoh
✓ “Mengapa motif ragam hias fauna dibuat tidak sesuai kenyataan/riil?,
✓ “Bagaimana cara atau langkah menyederhanakan bentuk atau
menggayakan motif flora, fauna sehingga menjadi indah atau
menarik?”
▪ Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya tentang permasalahan
berkaitan dengan tayangan contoh ragam hias yang masih ragu/mantap.
▪ Pada tahap ini peserta didik juga didorong untuk mengajukan jawaban
sementara terhadap pertanyaan yang mereka rumuskan. Sebagai contoh
motif-motif ragam hias baik flora, fauna, dan figuratif sudah mengalami
proses penggayaan/stilasi/stilir
Contoh 1 Mapel Seni Budaya
Mengumpulkan data atau informasi
▪ Peserta didik mengumpulkan data (eksplorasi) tentang
informasi ragam hias flora, fauna dan geometrik, baik melalui
pengamatan tayangan gambar maupun membaca buku. atau
pendidik memberikan contoh cara menggayakan (bentuk
awal/riil , dibuat bentuk global digayakan/disederhanan tanpa
meninggalkan ciri/karakter aslinya).
▪ Proses menyederhanakan atau menggayakan bentuk tanpa
meninggalkan ciri/karakter aslinya disebut setilir/stilasi.
Misalnya motif daun yang ada pada bahan tekstil semwa sudah
digayakan. Contoh motif lain misalnya figuratif yang ada pada
hiasan dinding juga tidak lepas dari proses penggayaan atau
stilasi/stilir.
Contoh 1 Mapel Seni Budaya

Menalar
▪ Peserta didik melakukan analisis data yang diperoleh dari hasil
pengamatan terhadap tayangan gambar contoh motif’, maupun
membaca buku.
▪ Berdasarkan hasil analisis data peserta didik menarik
kesimpulan. Sebagai contoh, peserta didik menyimpulkan
bahwa ragam hias motif flora,fauna yang ada didaerah semua
sudah disederhanakan atau digayakan tapi masih tetap bisa
dikenali bentuk aslinya.
Contoh 1 Mapel Seni Budaya

Mengomunikasikan
▪ Pada langkah ini, peserta didik mempresentasikan hasil
karyanya melalui pameran atau menampilkan produk ragam
hias gubahan flora, fauna serta geometrik pada papan tempel
atau tempat yang disediakan. Kelompok lain mencermati dan
menyampaikan tanggapanya
▪ Peserta didik mengungkapkan fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang telah dikonstruk melalui diskusi dalam
presentasi kelompok.
▪ Dalam mata pelajaran seni budaya, baik seni rupa, musik, tari
dan teater dapat dilakukan dengan kegiatan yang sama.
Satuan Pendidikan: ... (isi dengan nama sekolah)
Mata Pelajaran : ... (isi dengan nama mapel)
Kelas/semester : ... (isi dengan tingkat dan dengan kata satu
atau dua yang relevan – dengan huruf)
Materi Pokok : ... (isi dengan tema/aspek/jenis teks sesuai
istilah yang dipakai pada mata pelajaran yang bersangkutan)
Alokasi Waktu : ... pertemuan (... JP) (isi jumlah
pertemuan dan jumlah jam pelajaran dengan memperhatikan
jumlah jam per minggu dan penjadwalan; jumlah JP termasuk
untuk alokasi ulangan yang terintegrasi dalam proses
pembelajaran)
1. KI 1: ...
2. KI 2: ...
3. KI 3: ...
4. KI 4: ...

(Salin keempat KI.


1. KD pada KI-1
2. KD pada KI-2
3. KD pada KI-3
4. KD pada KI-3

(Tulis masing-masing satu atau lebih KD dari KI 1, 2, 3, dan 4


yang saling terkait).
1. IndikatorKD pada KI-1
2. Indikator KD pada KI-2
3. Indikator KD pada KI-3
4. Indikator KD pada KI-4

❑ Tulis masing-masing dua atau lebih indikator untuk masing-masing


KD.
❑ Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan
dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang
gejalanya dapat diamati.
❑ Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan
dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.
Tulis tema/sub-tema dan butir-butir materi yang dicakup
1. Pertemuan Pertama: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti**)
• Mengamati
• Menanya
• Mengumpulkan informasi
• Mengasosiasi
• Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan Kedua: (...JP)
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti**)
• Mengamati
• Menanya
• Mengumpulkan informasi
• Mengasosiasi
• Mengomunikasikan
c. Kegiatan Penutup
3. Pertemuan seterusnya
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1. mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
2. mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan;
3. menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari; dan
4. menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
5. menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
▪ Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan.
▪ Dalam kegiatan saintifik setelah mengomunikasikan dapat dilanjutkan
dengan kegiatan mencipta.
▪ Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul
seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada
pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran.
▪ Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan perkembangan
sikap peserta didik pada kompetensi dasar dari KI-1 dan KI-2 antara
lain mensyukuri karunia Tuhan, jujur, teliti, kerja sama, toleransi,
disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain.
▪ Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik melakukan:
(a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
▪ Selanjutnya guru juga perlu melakukan: (a) melakukan penilaian;
(b) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan (c)
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
1. Teknik penilaian
2. Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
a. Pertemuan Pertama
b. Pertemuan Kedua
c. Pertemuan seterusnya
1. Media/alat
2. Bahan
3. Sumber Belajar
Tulis spesifikasi semua media pembelajaran (video/film, rekaman
audio, model, chart, gambar, realia, dsb.). CONTOH cara
menuliskan:
▪ Video/film: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di Situs internet
lengkap dengan tanggal pengunduhan)
▪ Rekaman audio: Judul. Tahun. Produser. (Tersedia di Situs
internet lengkap dengan tanggal pengunduhan)
▪ Model: Nama model yang dimaksud
▪ Gambar: Judul gambar yang dimaksud
▪ Realia: Nama benda yang dimaksud
Tulis spesifikasi (misalnya nama, jumlah,
ukuran) semua bahan yang diperlukan.
Tulis spesifikasi semua sumber belajar (buku siswa, buku
referensi, majalah, koran, situs internet, lingkungan sekitar,
narasumber, dsb.).
CONTOH cara menuliskan:
▪ Buku siswa: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku.
Kota penerbitan: Penerbit (halaman)
▪ Buku referensi: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul
buku. Kota penerbitan: Penerbit (halaman)
▪ Majalah: Penulis artikel. Tahun terbit. Judul artikel. Nama
majalah, Volume, Nomor, Tahun, (halaman)
CONTOH cara menuliskan:
▪ Koran: Judul artikel, Nama koran, Edisi (tanggal terbit),
Halaman, Kolom
▪ Situs internet: Penulis. Tahun. Judul artikel. (Tersedia di
Situs internet lengkap dengan tanggal pengunduhan)
▪ Lingkungan sekitar: Nama dan lokasi lingkungan sekitar
yang dimaksud
▪ Narasumber: Nama narasumber yang dimaksud beserta
bidang keahlian dan/atau profesinya
▪ Lainnya (sesuai dengan aturan yang berlaku)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai