Anda di halaman 1dari 42

HAND OUT

CAD 3D

Penyusun:
Surono, M.Pd.
Membuat Gambar Kerja

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pada kegiatan pembelajaran ini, mahasiswa


diharapkan dapat membuat gambar kerja standar memanfaatkan fasilitas pada software
desain berbasis 3D.

B. Uraian Materi

Tidak seperti software CAD yang berbasis 2D, dengan Autodesk Inventor
pembuatan gambar kerja tidak perlu dilakukan secara manual. Kita dapat menggunakan
file 3D yang sebelumnya telah didesain untuk membuat gambar 2D atau gambar
kerjanya. Fasilitas tersebut ada dalam lembar kerja Autodesk Inventor Drawing. Sebagai
latihan kali ini, kita akan menggunakan lembar kerja ISO.idw.

Langkah untuk membuat gambar kerja adalah dengan klik lembar kerja ISO.idw
pada kotak dialog Create New File. Kemudian, klik Create sehingga muncul lembar kerja
drawing.

Gambar 226. Membuka lembar kerja autodesk inventor drawing

-- 139 --
Gambar 227. Lembar kerja drawing

Sebelum memulai membuat gambar 2D atau gambar kerja pada lember kerja
drawing, kita perlu melakukan pengaturan sebagai berikut.

1. Pengaturan Styles Editor


Pengaturan yang penting dilakukan melalui toolbar Styles Editor paling tidak
mencakup 3 (tiga) hal yaitu jenis proyeksi, dimension, dan teks. Klik pada tab Manage,
kemudian klik toolbar Styles Editor pada panel Styles and Standards sehingga muncul
kotak dialog Style and Standard Editor.

Gambar 228. Kotak dialog style and standard editor

-- 140 --
a. Mengatur Jenis Proyeksi

Untuk mengatur jenis proyeksi, perhatikan kembali Gambar 228. Klik pada pilihan
Standard  Default Standard (ISO), kemudian klik tab View Preferences. Di
Indonesia, mayoritas kita menggunakan proyeksi Amerika sehingga pada menu
Projection Type pilih Third Angle.

b. Mengatur Dimension Style

Pengaturan dimension style sangat penting agar penunjukan ukuran benda kerja
sesuai dengan standar yang berlaku. Sebagai contoh, kita akan mengatur tampilan
pengukuran suatu dimensi sehingga jika ada nilai bulat, angka nol di belakang koma
tidak muncul. Langkahnya adalah dengan klik pada pilihan Dimension  Default (ISO).
Pada bagian Display, hilangkan tanda centang pada Trailing Zeros. Jika tanda centang
tidak dihilangkan, maka jika ada hasil pengukuran suatu dimensi misalnya 28 mm, yang
ditampilkan adalah 28,00. Namun setelah tanda centang dihilangkan maka tampilannya
akan menjadi 28.

Sebelum Sesudah

Gambar 229. Pengaturan dimension style

-- 141 --
c. Mengatur Teks

Pengaturan teks dilakukan melalui pilihan Teks  Label Text (ISO) atau Note
Text (ISO). Salah satu pengaturan yang bisa dilakukan adalah menentukan jenis dan
ukuran ketinggian huruf.

Gambar 230. Mengatur teks

Setelah semua pengaturan dilakukan, maka klik Save  Done, dan jika muncul
pesan “Save Edits?” pilih Yes.

Gambar 231. Menyimpan pengaturan

-- 142 --
2. Pengaturan Ukuran Kertas
Ukuran kertas diatur melalui menu pada browser bar. Klik kanan pada bagian
Sheet:1  Edit Sheet sehingga muncul kotak dialog Edit Sheet. Aturlah ukuran kertas
dan orientasinya sesuai kebutuhan, kemudian klik OK.

Gambar 232. Mengatur kertas

3. Pengaturan Title Block (Etiket)


Etiket atau title block bawaan dari Autodesk Inventor terkadang berbeda dengan
standar yang digunakan di suatu tempat. Maka dari itu, etiket tersebut perlu diedit atau
bahkan dibuat etiket baru sesuai yang digunakan di instansi yang bersangkutan.
Pengeditan etiket akan dapat berpengaruh pada tampilan menu kotak dialog Edit
Property Fields. Untuk melihat perbedaan tersebut, perlu kita lihat tampilan sebelum
diedit dengan cara klik browser bar pada bagian Sheet:1  ISO  Field Text, sehingga
muncul kotak dialog Edit Property Fields.

Gambar 233. Kotak dialog Edit Property Fields sebelum diedit

-- 143 --
Terlihat dalam Gambar 233 pada bagian Property Field semua istilah dalam
bahasa Inggris, sesuai pada Gambar 227. Sebagai latihan kali ini, kita akan mencoba
mengedit etiket tersebut sehingga istilahnya dalam bahasa Indonesia dan ukuran kolom-
kolom pada etiket yang ditunjukkan dalam Gambar 227 juga berubah. Langkah
pengeditan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1) Expand Title Blocks dengan klik tanda (+) sehingga muncul pilihan ISO. Klik
kanan pada pilihan ISO tersebut kemudian klik Edit sehingga muncul area
pengeditan etiket.

Gambar 234. Mengedit etiket

Gambar 235. Area pengeditan etiket

2) Gantilah tulisan <AUTHOR> dengan cara dobel-klik, sehingga muncul kotak


dialog Format Text.

-- 144 --
Gambar 236. Kotak dialog Format Text bagian AUTHOR sebelum diedit

3) Gantilah Properties – Drawing menjadi Promted Entry dan tulisan <AUTHOR>


diganti menjadi Desainer, kemudian klik OK.

Gambar 237. Kotak dialog Format Text bagian AUTHOR setelah diedit

4) Gantilah tulisan lainnya yang diapit tanda <.....> sebagaimana dalam Tabel 3.
dengan mengulangi langkah 2-3.

-- 145 --
Tabel 3. Mengedit kotak dialog Property FIeld

No. Property FIeld Sebelum Diedit Diedit Menjadi


1. TITLE Judul
2. PART NUMBER Nomor Komponen
3. COMPANY Institusi
4. AUTHOR Desainer
5. CHECKED BY Diperiksa Oleh
6. ENG APPROVED BY Disetujui Oleh
7. ENG APPROVAL DATE Tanggal Persetujuan
8. CREATION DATE Tanggal Pembuatan
9. REVISION NUMBER Nomor Revisi
10. Sheet number Halaman ke
11. Number of sheets Jumlah Halaman Total

Setelah langkah 4 di atas selesai maka kita dapat mengetahui perbedaan


hasilnya sebagaimana Gambar 238, dengan klik browser bar pada bagian Sheet:1 
ISO  Field Text, sehingga muncul kotak dialog Edit Property Fields.

(a) Sebelum (b) Sesudah

Gambar 238. Tampilan sebelum dan sesudah diedit

Jika tampilan kotak dialog Edit Property Fields sudah seperti Gambar 238, maka
kita dapat mengisi kolom Value sesuai dengan kebutuhan. Dicontohkan sebagai berikut.

-- 146 --
Gambar 239. Pengisian kotak dialog Edit Property Fields

Setelah semua kolom Value terisi, kemudian klik OK sehingga kita bisa
mengetahui hasil edit etiket sebagai berikut.

(a) Sebelum

(b) Sesudah

Gambar 240. Tampilan etiket sebelum dan sesudah diedit

Jika dilihat pada Gambar 240, ada bagian yang saling bertumpuk antara nama
dengan tanggal. Oleh karena itu, kita perlu memodifikasi lebar kolomnya. Langkahnya
sama dengan yang ditunjukkan Gambar 234 sehingga muncul area kerja pengeditan
etiket. Ubahlah lebar kolom dari 40 mm menjadi 50 mm, kemudian klik tanda centang.
Setelah itu, klik Finish Sketch pada bagian kanan atas area kerja.

-- 147 --

Gambar 241. Mengubah ukuran kolom etiket

Selain mengedit etiket yang sudah ada, kita juga dapat membuat etiket baru
menyesuaikan kebutuhan. Kita akan mencoba membuat title block atau etiket kurang
lebih sebagai berikut.

Gambar 242. Contoh etiket

Untuk membuat etiket tersebut, ada tiga tahapan yang harus kita lakukan.
Pertama, kita membuat garis/kolom menggunakan perintah line. Kedua, membuat judul
kolom. Kemudian ketiga, membuat deskripsi (isian) pada kolom.

Sebelum memulai, kita buat dahulu lembar kerja kosong dengan membuka
lembar kerja ISO.idw (lihat Gambar 226). Kemudian aturlah sehingga diperoleh kertas
A4 landscape (lihat Gambar 232), sehingga akan muncul tampilan seperti Gambar 227.
Kemudian, pada bagian Sheet:1 hapuslah title block bawaan Autodesk.

-- 148 --
Gambar 243. Menghapus title block bawaan

Sekarang kita akan memulai membuat etiket baru. Langkah pertama, kita akan
membuat garis/kolom-kolom etiket. Caranya adalah dengan klik kanan Title Block pada
browser bar kemudian klik Define New Title Block.

Gambar 244. Membuat title block baru (1)

Pada lembar kerja yang terbuka, buatlah garis-garis dengan ukuran mengikuti
Gambar 245 menggunakan toolbar line.

Gambar 245. Membuat title block baru (2)

-- 149 --
Langkah kedua, kita akan membuat judul kolom. Caranya adalah dengan klik
toolbar Text  klik pada kolom yang akan diberi judul, sehingga muncul kotak dialog
Format Text  tentukan ukuran font dengan ukuran 3 mm  isikan nama kolomnya
“Tol:” yang merupakan kependekan dari “toleransi”  OK.

Gambar 246. Membuat judul kolom (1)

Lengkapilah semua judul kolom seperti Gambar 247.

Gambar 247. Membuat judul kolom (2)

Setelah semua judul kolom terisi, selanjutnya kita menuju langkah ketiga yaitu
memberikan deskripsi (isian) pada kolom yang akan muncul pada kotak dialog Edit
Property Fields (lihat Gambar 238). Caranya masih menggunakan toolbar Text. Sebagai
contoh, kita kan memberikan deskripsi pada kolom “Tol”. Langkahnya adalah klik toolbar
Text  klik pada kolom toleransi  tentukan font Tahoma ukuran 3 mm  pilih
Prompted Entry  tuliskan deskripsinya: Toleransi  OK. Jika tulisan masih
berantakan susunannya, aturlah jaraknya menggunakan dimension.

-- 150 --
 

 
Gambar 248. Memberikan deskripsi kolom (1)

Ulangi langkah-langkah tersebut untuk membuat deskripsi pada kolom sehingga


semua terisi sebagaimana Gambar 249.

Gambar 249. Memberikan deskripsi kolom (2)

Untuk bagian ukuran kertas, nomor gambar, judul gambar, dan institusi, aturlah
teks agar rata tengah dengan cara dobel-klik tulisan tersebut sehingga muncul kotak

-- 151 --
dialog Format Text. Blok pada tulisan yang akan diatur, kemudian pilih Center
Justification dan Middle Justification.

Center Justification

Middle Justification

Gambar 250. Mengatur teks agar rata tengah

Setelah semua diatur rata tengah, posisikan teks agar berada pada tengah-
tengah kolom menggunakan toolbar Dimension sehingga tampak seperti Gambar 251.

Gambar 251. Mengatur letak teks pada kolom

Untuk bagian keterangan, ukuran kertas, nomor gambar, judul gambar, dan
institusi, aturlah sehingga lebar tulisan hampir memenuhi luasan kolom yang tersedia.
Caranya, klik sekali pada tulisan tersebut kemudian tarik titik-titik hijau sampai hampir
memenuhi kolom.

Gambar 252. Menyesuaikan tulisan dengan lebar kolom

-- 152 --
Setelah semua proses selesai, klik Finish Sketch yang terdapat pada kanan
atas lembar kerja. Jika muncul koyak dialog Save Edits, klik Yes. Kemudian, simpan
title block baru tersebut dengan nama misalnya “Etiket Baru”. Klik Save, maka akan
muncul kotak dialog Etiket Baru Prompted Texts. Setelah muncul kotak dialog
tersebut, kita dapat mengisikan Value-nya sesuai dengan kebutuhan atau kenyataan di
lapangan.

 

Gambar 253. Menyimpan dan mengisi deskripsi pada etiket baru

-- 153 --
Secara default, border dari Autodesk Inventor terdapat panah pada semua
sisinya. Kita dapat membuat border sendiri dengan cara menghapus border yang lama
kemudian membuat border baru. Langkah pertama, klik browser bar bagian Sheet:1,
kemudian klik kanan Default Border  Delete.

Gambar 254. Menghilangkan border bawaan pada lembar kerja

Langkah selanjutnya, kita membuat border baru dengan klik kanan pada pilihan
Borders  Define New Border.

Gambar 255. Membuat border baru

Jika lembar kerja sudah terbuka, gambarlah persegi menggunakan toolbar


rectangle. Misalkan diatur jarak tepi border adalah 10 mm setiap sisi kertas maka kita
gambarkan border berukuran 190 x 277 mm (ukuran kertas A4: 210 x 297 mm). Setelah
selesai, klik Finish Sketch yang terdapat pada kanan atas lembar kerja. Jika muncul
koyak dialog Border, simpan border baru tersebut dengan nama misalnya “Border
Baru”. Untuk memasukkan border tersebut ke dalam lembar kerja, caranya klik kanan
Borders pada browser bar  Insert.

-- 154 --
 

Gambar 256. Menyimpan dan menyisipkan border yang baru

-- 155 --
Pada kolom di bawah “TOL:”, kita bisa menambahkan tanda proyeksi yang
digunakan. Untuk mudahnya kita bisa melakukan dengan cara menggambar bentuk
poros tirus sebagaimana Gambar 257 kemudian disimpan dengan nama misalnya
“PROYEKSI.ipt”.

Gambar 257. Membuat gambar untuk proyeksi

Setelah gambar jadi, kemudian kita buka lembar kerja drawing (Gambar 256).
Klik kanan pada area kerja kemudian pilih Base View sehingga muncul kotak dialog
Drawing View. Perintah ini juga bisa diakses dengan cara klik toolbar Base View.

atau klik toolbar


Gambar 258. Menempatkan gambar dalam lembar kerja drawing (1)

Pada kotak dialog drawing view, kita cari lokasi file gambar yang tadi kita buat.
Kemudian, kita bisa mengatur skala gambar, label, style, dan sebagainya. Misalnya kita
atur pada gambar tersebut skalanya 1:1 dan style: hidden line. Setelah semua sudah
diatur sesuai kebutuhan, kemudian klik OK. Kemudian, tempatkan gambar ke dalam
kolom.

-- 156 --
Gambar 259. Menempatkan gambar dalam lembar kerja drawing (2)

Langkah selanjutnya, klik kanan pada gambar kerja poros tirus kemudian klik
Projected View. Pilih posisi untuk mendapatkan pandangan sudut ketiga (Amerika)
kemudian klik kanan  Create.

 
Gambar 260. Membuat simbol proyeksi

Langkah terakhir, kita perlu memberi tanda center mark dan center line. Caranya,

cukup dengan klik toolbar Center Mark ( ) dan Centerline Bisector ( ) kemudian

-- 157 --
di klik pada gambar kerja yang akan diberikan tanda tersebut. Jika etiket yang kita buat
sudah sesua standar yang ditetapkan, kita akan belajar menjadikan gambar 3D yang
sebelumnya telah dibuat menjadi gambar kerja 2D.

4. Menggunakan Fasilitas Base View


Langkah pertama membuat gambar kerja adalah dengan “memanggil” atau
menempatkan file menggunakan perintah atau toolbar Base View. Perintah ini bisa
diakses dengan cara klik kanan lembar kerja  base view, atau dengan klik toolbar
Base View (lihat kembali Gambar 258). Sebagai contoh, kita akan membuka gambar
dudukan pipa yang sebelumnya telah kita buat dengan tiga macam style. Posisi
pandangan dapat diatur menggunakan View Cube pada sebelah kanan atas layar kerja.

Style: Hidden Line Style: Hidden Line Removed Style: Shaded

Gambar 261. Penerapan tiga jenis style gambar 2D

5. Menggunakan Fasilitas Projected View


Fasilitas projected view digunakan untuk membuat gambar pandangan atau
isometri dari sebuah base view yang telah ditentukan sebelumnya (lihat kembali Gambar
260). Untuk mengakses fasilitas ini, selain menggunakan cara sebagaimana Gambar
260 juga dapat dilakukan dengan klik toolbar Projected. Sebagai contoh kita akan
membuat pandangan atas, kanan, dan isometri untuk gambar dudukan pipa.

 
Base View

Gambar 262. Menggunakan fasilitas projected view

-- 158 --
6. Menggunakan Fasilitas Auxiliary View
Fasilitas auxiliary view digunakan untuk membuat gambar pandangan yang
tegak lurus terhadap salah satu garis pada base view. Caranya adalah:

1) Klik toolbar Auxiliary View.


2) Klik base view-nya, kemudian klik pada salah satu garis yang akan dijadikan
referensi pandangan.
3) Klik lokasi penempatan pandangannya.

Gambar 263. Menggunakan fasilitas auxiliary view

Pada fasilitas auxiliary view ini kita dapat mengatur skala, view identivier, style,
dan pengaturan lain sesuai keperluan dalam gambar kerja.

7. Menggunakan Fasilitas Section View


Fasilitas section view digunakan untuk menampilkan gambar potongan.
Penggunaan fasilitas ini adalah sebagai berikut.

1) Klik gambar base view-nya


2) Klik toolbar Section View.

-- 159 --
3) Klik pada titik A dan B. Jika menghendaki garis A-B adalah garis yang membelah
gambar dudukan pipa menjadi 2 bagian yang sama (simetris), maka sebelum klik
pada titik A, dekatkan kursor pada lingkaran kecil sebelah kiri dari gambar.
Setelah muncul garis titik-titik (putus-putus) baru kemudian tarik ke sisi luar dan
klik pada titik A.

Gambar 264. Menggunakan fasilitas section view (1)

4) Klik kanan  Continue.

Gambar 265. Menggunakan fasilitas section view (2)

5) Pada kotak dialog Section View, kita dapat mengatur view identifier dan
skalanya. Vie identifier berfungsi untuk memberikan informasi pada potongan
yang dibuat.

-- 160 --
Gambar 266. Menggunakan fasilitas section view (3)

6) Klik pada lokasi penempatan gambar potongan yang dikehendaki.

Gambar 267. Menggunakan fasilitas section view (4)

8. Menggunakan Fasilitas Detail View


Fasilitas detail view digunakan untuk menampilkan gambar detail dari suatu
bagian gambar. Sebagai contoh, kita akan membuat detail view ulir yang ada pada
Gambar 267. Cara menggunakannya adalah sebagai berikut.

1) Klik toolbar Detail View.


2) Klik view yang akan dibuat detailnya, sehingga muncul kotak dialog Detail View.
Kita dapat menentukan skala, bentuk luasan detail view, view identifier, dan
pengaturan lainnya pada kotak dialog ini.

-- 161 --
3) Klik dan geser pada daerah yang akan dibuat detail view-nya sehingga muncul
area lingkaran atau persegi (sesuai pilihan) pada bagian tersebut.

Gambar 268. Menggunakan fasilitas detail view (1)

4) Tentukan lokasi gambar detail view akan ditempatkan.

Gambar 269. Menggunakan fasilitas detail view (2)

9. Menggunakan Fasilitas Break


Jika objek yang akan dibuat gambar kerja berukuran sangat panjang, maka dapat
digunakan fasilitas break untuk memotong objek sehingga tampilannya menjadi pendek.
Penggunaan fasilitas break ini biasanya untuk poros-poros yang sangat panjang. Cara
menggunakan fasilitas ini adalah sebagai berikut.

1) Klik toolbar Break.


2) Klik pada view yang akan dipotong sehingga muncul kotak dialog Break.
3) Aturlah style, lebar gap, jumlah simbol, dan orientasi sesuai kebutuhan.

-- 162 --
Gambar 270. Menggunakan fasilitas break (1)

4) Klik pada titik A dan B untuk membuat potongan.

Gambar 271. Menggunakan fasilitas break (2)

10. Menggunakan Fasilitas Break Out


Fasilitas break out dapat digunakan untuk menampilkan bagian yang tidak
terlihat dari suatu objek. Cara menggunakan fasilitas break out adalah sebagai berikut.

1) Klik objek atau view yang akan ditampilkan bagian yang tidak terlihat.

-- 163 --
2) Klik toolbar Start Sketch, kemudian gunakanlah toolbar Spline untuk membuat
area mengelilingi objek yang tertutup dan akan ditampilkan menggunakan
toolbar break out.

 
Gambar 272. Menggunakan fasilitas break out (1)

3) Klik Finish Sketch untuk mengakhiri pembuatan sketch.


4) Klik toolbar Break Out  klik pada gambar hingga muncul kotak dialog Break
Out.
5) Pilih Profil-nya yaitu gambar sketch yang telah dibuat pada langkah 2.
6) From Point: pilih pada salah satu garis sebagai basis atau referensi.
7) Isikan jarak antara garis atau titik referensi dengan bidang yang tidak terlihat
yang akan kita tampilkan. Dalam kasus ini misalnya jaraknya 10 mm.

Profile

From Point


Gambar 273. Menggunakan fasilitas break out (2)

-- 164 --
11. Menggunakan General Dimension
Toolbar General Dimension digunakan untuk memberikan ukuran/dimensi baik
linier, angular, radius, diameter, maupun aligned. Cara penggunaannya cukup dengan
klik toolbar Dimension (general dimensioin) atau tekan huruf “D” pada keyboard.
Kemudian klik pada titik, garis, atau bagian yang akan diberi ukuran lalu tempatkan
ukuran tersebut pada posisi yang sesuai. Untuk menggunakan aligned, setelah klik pada
bagian yang akan diberi ukuran, kemudian klik kanan  dimension type  Aligned.

Keterangan:
• Diameter (A)
• Radius (B)
• Linear (C)
• Angular (D)
• Aligned (E)

Gambar 274. Menggunakan general dimension

12. Menggunakan Surface Texture Symbol


Surface texture symbol digunakan untuk memberikan simbol/tanda pengerjaan
suatu permukaan pada gambar kerja. Umumnya digunakan untuk benda-benda hasil
proses pemesinan. Cara menggunakannya adalah sebagai berikut.

1) Klik toolbar Surface Texture.


2) Klik pada bagian yang akan diberi tanda pengerjaan.

-- 165 --
Gambar 275. Menggunakan fasilitas surface texture symbol (1)

3) Klik kanan pada layar kerja, kemudian pilih Continue, sehingga muncul kotak
dialog Surface Texture.
4) Tentukan simbol pengerjaan yang akan diberikan, kemudian klik OK.


Gambar 276. Menggunakan fasilitas surface texture symbol (2)

13. Menggunakan Caterpillar Symbol


Toolbar Caterpillar Symbol digunakan untuk memberikan sombol pengelasan
pada gambar kerja. Penggunaannya dilakukan dengan cara klik toolbar Caterpillar
Symbol  klik bagian yang akan diberi simbol pengelasan, sehingga muncul kotak
dialog Weld Caterpillars. Aturlah sesuai keperluan dalam gambar kerja.

-- 166 --

Gambar 277. Menggunakan caterpillar symbol

14. Menggunakan Centerline


Centerline berfungsi untuk membuat garis center pada bagian gambar yang
diperlukan. Cara penggunaannya dengan klik toolbar centerline kemudian klik pada titik
ke-1 dan ke-2 yang akan diberi garis center.


Gambar 278. Menggunakan centerline

15. Menggunakan Center Mark


Center mark digunakan untuk membuat garis center pada sebuah ingkaran atau
busur. Cara penggunaannya dengan klik toolbar center mark kemudian klik pada
lingkaran yang akan diberi tanda center.


Gambar 279. Menggunakan center mark

-- 167 --
16. Menggunakan Centerline Bisector
Toolbar centerline bisector digunakan untuk membuat garis center antara 2 garis.
Cara penggunaannya adalah dengan klik toolbar centerline bisector, kemudian klik pada
garis ke-1 dan ke-2. Jika h=garis kurang panjang, maka kita dapat menariknya secara
manual setelah garis center jadi.


Gambar 280. Menggunakan centerline bisector

17. Menggunakan Centered Pattern


Toolbar centered pattern digunakan untuk memberi garis center pada gambar
kerja yang terdapat pattern feature di dalamnya. Misalnya lingkaran-lingkaran kecil yang
dibuat memutar dengan titik pusat yang sama. Cara penggunaannya adalah dengan klik
toolbar centered pattern, kemudian klik pada lingkaran “A”, dilanjutkan dengan klik pada
lingkaran “B” sampai dengan “E”.


Gambar 281. Menggunakan centerline pattern

18. Membuat Part List


Untuk menampilkan tabel komponen dari sebuah gambar assembly, dapat
digunakan toolbar part list. Part list akan menampilkan tabel berisikan data-data
komponen yang tersimpan dalam bill of material. Cara menggunakannya adalah sebagai
berikut.

-- 168 --
1) Panggil/tempatkan gambar assembly pada lembar kerja drawing.
2) Klik toolbar Part List.
3) Setelah muncul kotak dialog Part List, tentukan lokasi gambar yang akan dibuat
part list-nya atau langsung klik pada gambar assembly yang ada pada lembar
kerja drawing. Kemudian klik OK.

Gambar 282. Membuat part list (1)

4) Tentukan lokasi penempatan tabel part list-nya. Misalkan kita letakkan di sisi
kanan di atas etiket. Kemudian, kita dapat mengatur lebar dan tinggi kolom
tabelnya agar lebih rapi.

Gambar 283. Membuat part list (2)

Kita dapat mengedit part list dengan cara dobel-klik tabelnya sehingga muncul
kotak dialog part list: universal joint. Kita dapat mengubah nama kolom dengan cara klik
kanan pada kolom yang akan diubah namanya kemudian pilih Format Column sehingga
muncul kotak dialognya. Misalnya kita akan mengubah semua kolom menjadi bahasa
Indonesia yaitu: No., JML, NAMA KOMPONEN, dan DESKRIPSI.

-- 169 --
Gambar 284. Mengedit part list dengan cara dobel-klik tabel

Gambar 285. Kotak dialog format column

-- 170 --
Isi di dalam kolom pun juga dapat kita edit secara manual dengan dobel klik
kolom pada Gambar 284. Hasilnya adalah sebagai berikut.

Gambar 286. Hasil editing part list

Cara lain untuk mengedit atau bahkan mengubah bentuk part list adalah sebagai
berikut.

1) Klik Manage  Styles Editor  Part List.


2) Pilih Part List (ISO).
3) Pada bagian Default Columns Setting, kita dapat mengubah data-datanya. Jika
akan menambahkan kolom, klik Column Chooser.

Gambar 287. Mengedit part list melalui style and standard editor (1)

-- 171 --
Gambar 288. Mengedit part list melalui style and standard editor (2)

19. Menggunakan Balloon


Fasilitas balloon berguna untuk memberikan label/penomoran komponen dari
sebuah assembly, khususnya yang berbentuk explode (uraian dari komponen-
komponen yang dirakit). Cara menggunakannya adalah sebagai berikut.

1) Klik toolbar Balloon.


2) Klik pada komponen yang akan diberi label/nomor menggunakan balloon.
3) Jika muncul kotak dialog BOM Properties, klik OK.

Gambar 289. Menggunakan fasilitas balloon (1)

-- 172 --
4) Klik lokasi penempatan balloon kemudian klik kanan  Continue.


Gambar 290. Menggunakan fasilitas balloon (2)

Jika komponennya banyak, kita dapat melakukan pemberian balloon secara


otomatis dengan menggunakan Auto Balloon. Caranya adalah sebagai berikut.

1) Klik toolbar Auto Balloon.


2) Setelah muncul kotak dialog auto balloon, tentukan Select View Set-nya dengan
memilik atau di-blok semua komponen sehingga berwarna biru.
3) Tentukan Placement-nya, misalnya Around. Kemudian klik kiri pada area kerja.


Gambar 291. Menggunakan auto balloon

4) Aturlah posisi balloon agar lebih rapi dengan menggeser-geser posisinya sesuai
keperluan.
5) Untuk komponen yang sama dan jumlahnya lebih dari satu, maka balloon yang
muncul hanya pada satu komponen saja. Jika akan menambah secara manual,
dapat dilakukan dengan toolbar balloon sebagaimana langkah sebelumnya

-- 173 --
(Gambar 289 dan Gambar 290). Sehingga hasilnya akan seperti Gambar 292
(kanan).

Gambar 292. Hasil penggunaan toolbar auto balloon

6) Jika nomor komponen dalam balloon tidak sesuai dengan yang ada dalam part
list, kita bisa mengedit part list-nya sebagaimana langkah pada Gambar 284
sampai dengan Gambar 286. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan
dobel klik balloon tersebut kemudian pada kotak dialog Edit Ballon, kita ganti
pada kolom “ITEM” sesuai nomor yang kita kehendaki.


Gambar 293. Mengedit balloon

-- 174 --
20. Menggunakan Automated Centerlines
Fasilitas automated centerlines digunakan untuk menampilkan garis-garis center
dari gambar kerja secara otomatis. Penggunaannya dengan cara sebagai berikut.

1) Klik pada gambar kerja (view) yang akan dimunculkan garis center-nya.
2) Klik kanan  Automated Centerlines.

Gambar 294. Menggunakan Automated Centerlines

3) Setelah muncul kotak dialog Automated Centerlines, isikan pengaturan sesuai


kebutuhan dalam gambar kerja.

Gambar 295. Kotak Dilaog Automated Centerlines

4) Klik OK jika sudah selesai.

-- 175 --
21. Menggunakan Retrieve Dimensions
Fasilitas retreave dimensions digunakan untuk menampilkan dimesi/ukuran
suatu gambar kerja secara otomatis. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut.

1) Klik pada gambar kerja (view) yang akan dimunculkan garis center-nya.
2) Klik kanan  Retrieve Dimensions.

Gambar 296. Menggunakan Retrieve Dimensions (1)

3) Pada kotak dialog Retrieve Dimensions, tentukan:


• Select view: klik gambar yang akan dimunculkan dimensi/ukurannya
• Select Source: pilih Select Parts
• Select Dimensions: klik ukuran-ukuran yang akan ditampilkan

Gambar 297. Menggunakan Retrieve Dimensions (2)

4) Klik Apply  OK.

-- 176 --
C. Rangkuman

Pembuatan gambar kerja pada software Autodesk Inventor dapat dilakukan


antara lain melalui lembar kerja ISO.idw. sebelum memulai membuat gambar 2D atau
gambar kerja, kita perlu melakukan pengaturan pada beberapa hal misalnya proyeksi,
dimension style, teks, ukuran kertas, dan etiket.

-- 177 --
DAFTAR PUSTAKA

Kishore, T. (2017). Learn Autodesk Inventor 2018 Basics: 3D Modeling, 2D Graphics, and
Assembly Design. Hyderabad: Apress.

Nur Hidayat, dan Ahmad Shanhaji. (2011). Autodek Inventor: Mastering 3D Mechanical
Design. Bandung: Informatika.

Shih, R.H. (2016). Tools for Design Using AutoCAD 2016 and Autodesk Inventor 2016: Hand
Sketching, 2D Drawing and 3D Modeling. SDC Publications.

Tickoo, S. (2015). Autodesk Inventor 2016 for Designers (16th Edition). Schererville: CADCIM
Technologies.
Penyusun

Surono, M.Pd. lahir di Gunungkidul, Daerah Istimewa


Yogyakarta, tanggal 8 September 1988. Penyusun menyelesaikan
pendidikan jenjang S1 Pendidikan Teknik Mesin pada tahun 2012,
menyelesaikan program S1 Kependidikan dengan Kewenangan
Tambahan (S1-KKT) bidang Pendidikan Teknik Otomotif pada tahun
2012, dan menyelesaikan jenjang S2 Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan konsentrasi Vokasi Mesin pada tahun 2015. Semua
jenjang pendidikan ditempuh di Universitas Negeri Yogyakarta.
Penyusun mengajar di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta sejak 2015 hingga
sekarang untuk mata kuliah Metrologi Industri, Kerja Bangku,
Pemesinan Bubut, Pemesinan Frais, Pemesinan Kompleks,
Pemesinan Gerinda, Gambar Teknik, Gambar Mesin, CAD 2D, dan
CAD 3D. Penulis juga aktif mengisi kegiatan pelatihan bagi siswa SMK, Guru SMK,
mahasiswa, Dosen, dan peserta umum melalui unit Tempat Uji Kompetensi TUK-LM 074
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis
saat ini juga aktif meneliti dan melakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya yang
berkaitan dengan bidang pendidikan teknik mesin. Pengalaman menulis buku yang telah
diselesaikan berjudul Pengukuran dan Pengendalian Mutu Produk Pemesinan (2017),
Gambar Teknik Manufaktur (2018), editor buku berjudul Mekanika Teknik untuk Vokasi
Teknik Mesin (2017), editor buku berjudul Buku Saku Belajar dari Covid-19 (2020), Penulis
dan editor buku berjudul Pembelajaran Jarak Jauh di Perguruan Tinggi, Beragam Inovasi
Pembelajaran Masa Normal, Pandemi, dan New Normal (2021).

Anda mungkin juga menyukai