CATATAN PERKEMBANGAN
2 Risiko Cidera
A. Manajemen dimensia (6460)
1. Menyertakan anggota
keluarga dalam
perencanaan, pemberian,
dan evaluasi perawatan
sejauh yang di inginkan.
2. Mengidentifikasi pola-pola
perilaku biasa untuk
kegiatan seperti tidur,
penggunaan obat,eliminasi,
asupan makanan, dan
perawatan diri.
3. Menentukan riwayat fisik
sosial psikologis,
kebiasaan dan rutinitas
pasien.
4. Memonitor fungsi kognitif,
menggunakan alat
pengkajian yang terstandar.
5. Kenakan gelang identitas
pasien.
6. Menyediakan lingkungan
fisik dan rutinitas sehari-
hari yang konsisten.
7. Menghindari sentuhan dan
kedekatan jika hal ini
menyebakan stres atau
kecemasan.
8. Menghindari situasi-situasi
yang asing bila
memungkinkan (perubahan
ruang, dan janji tanpa
kehadiran orang yang
dikenal).
9. Jangan membuat pasien
frustasi dengan
menanyakan pertanyaan-
pertanyaan orientasi yang
tidak bisa menjawab.
10. Memilih aktifitas
kelompok, dan aktifitas
satu lawan satu yang
diarahkan pada
kemampuan-kemampuan
kognitif dan minat dari
pasien.
B. Manajemen lingkungan :
keselamatan (6486)
1. Mengidentifikasi
kebutuhan keamanan
pasien berdasarkan fungsi
fisik dan kognitif serta
riwayat perilaku di masa
lalu
2. Mengidentifikasi hal-hal
yang membahayakan di
lingkungan (bahaya fisik,
biologi dan kimiawi).
3. Menyingkirkan barang
berbahaya dari lingkungan
jika di perlukan.
4. Memodifikasi lingkungan
untuk meminimalkan
bahan berbahaya dan yang
berisiko.
5. Menyediakan alat untuk
beradaptasi (kursi untuk
pijakan dan pegangan
tangan).
6. Menggunakan peralatan
perlindungan(pegangan
pada sisi kunci pintu dan
pagar) untuk membatasi
mobilitas fisik atau akses
pada situai yang
membahayakan.
7. Memberitahukan pada
lembaga yang berwenang
untuk melakukan
perlindungan lingkungan.
8. Memonitor lingkungan
terhadap terjadinya
perubahan status
keselamatan.
9. Membantu pasien saat
melakukan perpindahan ke
lingkungan yang lebih
aman.
10. Memberikan edukasi
individu dan kelompok
yang beresiko tinggi
terhadap bahan berbahaya
yang ada di lingkungan.
11. Melakuka kolaborasi
dengan lembaga lain untuk
meningkatkan keselamatan
lingkungan.
3. Hambatan berjalan
A. Terapi lahitan : Ambulasi
(0221)
1. Berikan pasien pakaian
yang tidak mengekang
2. Membantu pasien untuk
duduk di sisi tempat tidur
untuk memfasilitasi
penyesuaian sikap tubuh
3. Mengintruksikan pasien
untuk memposisikan diri
saat proses perpindahan
4. Membantu pasien untuk
perpindahan, sesuai
kebutuhan
5. Membantu pasien dengan
ambulasi awal dan jika
diperlukan
6. Menginstruksikan
pasienmengenai
pemindahan dan tehnik
ambulasi yang aman.
7. Memonitor penggunaan
kruk pasien atau alat bantu
berjalan lain.
8. Mendorong ambulasi
independen dalam batas
aman.
9. Mendorong pasien untuk
bangkit sebanyak dan
sesering yang diinginkan.
4. Ansietas
A. Manajemen dimensia (6460)
1. Sertakan anggota keluarga
dalam perencanaan,
pemberian, dan evaluasi
perawatan sejauh yang di
inginkan.
2. Mengidentifikasi pola-pola
perilaku biasa untuk
kegiatan seperti tidur,
penggunaan obat,eliminasi,
asupan makanan, dan
perawatan diri.
3. Menentukan riwayat fisik
sosial psikologis,
kebiasaan dan rutinitas
pasien.
4. Memonitor fungsi kognitif,
menggunakan alat
pengkajian yang terstandar.
5. Mengenakan gelang
identitas pasien.
6. Menyediakan lingkungan
fisik dan rutinitas sehari-
hari yang konsisten.
7. Hindari sentuhan dan
kedekatan jika hal ini
menyebakan stres atau
kecemasan.
8. Menghindari situasi-situasi
yang asing bila
memungkinkan (perubahan
ruang, dan janji tanpa
kehadiran orang yang
dikenal).
9. Jangan membuat pasien
frustasi dengan
menanyakan pertanyaan-
pertanyaan orientasi yang
tidak bisa menjawab.
10. Memilih aktifitas
kelompok, dan aktifitas
satu lawan satu yang
diarahkan pada
kemampuan-kemampuan
kognitif dan minat dari
pasien.
Nyeri Akut
A. Pemberian analgesik :
Intraspinal (2214)
1. Cek kepatenan dan fungsi
kateter, tempat insersi
dan/atau pompa
2. Pastikan akses intravena
pada tempatnya selama
terapi
3. Yakinkan pemberian obat
yang tepat digunakan
(misalnya, tinggi
konsentrasi dan bebas
pengawet)
4. Pastikan ketersediaan
antagonis narkotik untuk
pemberian darurat dan
berikan sesuai perintah
dokter bila diperlukan
5. Memulai pemberian infus
terus menerus dari agen
analgesik setelah
pemasangan kateter secara
benar, dan monitor aliran
untuk memastikan
masukan pengobatan
sesuai dosis yang
diresepkan
6. Memonitor suhu, tekanan
darah , pernafasan, nadi
dan tingkat kesadaran
dengan interval yang tepat
dan catat pada lembar
perkembangan pasien
7. Memonitor efek smping,
meliputi depresi
pernafasan, retensi urin,
somnolen, kesemutan,
kejang, mual dan muntah
8. Menginstruksikan pasien
untuk melaporkan efek
samping, gangguan
pengurangan nyeri, mati
rasa pada ekstremitas dan
kebutuhan bantuan
ambulasi bila lemah
9. Mengikuti kebijakan
institusi untuk injeksi dari
agen analgesik yang terus
menerus ke dalam tempat
injeksi
10. Memberikan pengobatan
tambahan sesuai kebutuhan
(misalnya, antidepresi,
antikejang, NSAID)
11. Tingkatkan dosis
intraspinal berdasarkan
nilai intensitas nyeri
12. Instruksikan dan pandu
pasien untuk penggunaan
non farmakologi (seperti,
teknik relaksasi, imajinasi
terbimbing, dan
biofeedback) untuk
meningkatkan keefektifan
farmakologi
Nyeri Kronis
A. Pemberian analgesik :
Intraspinal (2214)
1. Cek kepatenan dan fungsi
kateter, tempat insersi
dan/atau pompa
2. Pastikan akses intravena
pada tempatnya selama
terapi
3. Yakinkan pemberian obat
yang tepat digunakan
(misalnya, tinggi
konsentrasi dan bebas
pengawet)
4. Pastikan ketersediaan
antagonis narkotik untuk
pemberian darurat dan
berikan sesuai perintah
dokter bila diperlukan
5. Memulai pemberian infus
terus menerus dari agen
analgesik setelah
pemasangan kateter secara
benar, dan monitor aliran
untuk memastikan
masukan pengobatan
sesuai dosis yang
diresepkan
6. Memonitor suhu, tekanan
darah , pernafasan, nadi
dan tingkat kesadaran
dengan interval yang tepat
dan catat pada lembar
perkembangan pasien
7. Memonitor efek smping,
meliputi depresi
pernafasan, retensi urin,
somnolen, kesemutan,
kejang, mual dan muntah
8. Menginstruksikan pasien
untuk melaporkan efek
samping, gangguan
pengurangan nyeri, mati
rasa pada ekstremitas dan
kebutuhan bantuan
ambulasi bila lemah
9. Mengikuti kebijakan
institusi untuk injeksi dari
agen analgesik yang terus
menerus ke dalam tempat
injeksi
10. Memberikan pengobatan
tambahan sesuai kebutuhan
(misalnya, antidepresi,
antikejang, NSAID)
11. Tingkatkan dosis
intraspinal berdasarkan
nilai intensitas nyeri
12. Instruksikan dan pandu
pasien untuk penggunaan
non farmakologi (seperti,
teknik relaksasi, imajinasi
terbimbing, dan
biofeedback) untuk
meningkatkan keefektifan
farmakologi
Defisiensi pengetahuan
A. Pendidikan kesehatan (5510)
1. Targetkan sasaran pada
kelompok yang berisiko
tinggi dan rentang usia
yang akan mendapat
manfaat besar dari
pendidikan kesehatan
2. Menentukan pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup
perilaku saat ini pada
individu, keluarga dan
kelompok sasaran
3. Membantu individu,
keluarga dan masyarakat
untuk memperjelas
keyakian dan nilai-nilai
kesehatan
4. Mengidentifikasi
karakteristik populasi
target yang mempengaruhi
pemilihan strategi belajar
5. Merumuskan tujuan dalam
program pendidikan
kesehatan
6. Tekankan manfaat
kesehatan positif yang
langsung atau jangka
pendek yang yang bisa
diterima oleh perilaku gaya
hidup positif
7. Memberikan ceramah
untuk informasi dalam
jumlah besar yang tepat
8. Melibatkan individu,
keluarga dan kelompok
dalam perencanaan dan
rencana implementasi gaya
hidup atau modifikasi
perilaku kesehatan
9. Memanfaatkan sistem
dukungan sosial dan
keluarga untuk
meningkatkan efektivitas
gaya hidup atau modifikasi
perilaku kesehatan
10. Menggunakan berbagai
strategi dan intervensi
utama dalam program
pendidikan