&
BAHAGIA
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Damai Sejahtera, Om
Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu untuk kita semua
di ruang virtual ini"
Eksplorasi Konsep
Modul 1.4 – Budaya Positif
CGP Angkatan 4
17 & 20 Desember 2021
ALUR PRESENTASI (90’ + 15’)
¡ Mindfulness 10’
¡ Materi 30’
4. Tekan ikon ‘raise hand’ bila hendak bertanya dan silahkan berbicara setelah
dipersilahkan; bila ada yang sedang bicara, mohon menunggu untuk dipersilahkan
5. Semua peserta membuka video (bila terkendala jaringan, peserta boleh menutup
video);
6. Chatbox digunakan sebagai media bertanya dan berbagi pendapat dan pengalaman;
7. Menjaga ketenangan ruang virtual (gmeet) dengan selalu memonitor Microphone dan
Video agar proses pembelajaran menjadi kondusif dan bermakna;
Bagaimana kita berinteraksi?
Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda.
Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain.
Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan pilihan-
pilihan baru.
Model Berpikir Menang/Kalah Model Berpikir Menang-menang.
Apakah makna ‘Disiplin’?
• Berasal dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang artinya belajar.
• Makna asal dari kata ini berkonotasi dengan disiplin diri dari
murid-murid Socrates dan Plato.
• Disiplin diri membuat orang menggali potensinya menuju
sebuah tujuan, apa yang dia hargai.
• Namun dalam budaya kita, makna kata disiplin telah berubah
menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain
untuk mendapatkan kepatuhan. Kecenderungan umum
adalah menghubungkan kata disiplin dengan
ketidaknyamanan, bukan dengan apa yang kita hargai, atau
pencapaian suatu tujuan mulia.
Hak Cipta @ 2005 Yayasan Pendidikan Luhur
DIIZINKAN UNTUK DIPERBANYAK OLEH PELATIH BERSERTIFIKAT
Teori Motivasi Perilaku Manusia
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman
“Apa yang akan terjadi apabila saya tidak Motivasi Eksternal
melakukannya?”
Lingkungan Positif
Keyakinan Kelas
Peraturan Kelas
Keyakinan Kelas, Hukuman, dan Penghargaan
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan
Kelas?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila
mengendarai kendaraan roda dua?
● Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak 1.5 meter?
● Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat
mengikuti pelatihan?
HORMAT
Kami meyakini bahwa sangat
penting untuk menghormati
semua orang dan barang milik Terlihat Berperilaku
BEKERJA
Kami meyakini bahwa sangat
penting untuk mengerjakan
segala pekerjaan atau
BEKERJA
mengikuti kegiatan yang telah Diterima dan dimiliki
ditugaskan. Tampak Seperti Tidak Tampak Seperti
Terdengar
Gunakan masker
Jangan berlari di kelas atau koridor
Peraturan Keyakinan kelas/nilai kebajikan yang dituju
Penghargaan menghukum
Penghargaan mengurangi
ketepatan
Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan
dihargai untuk sementara (time out)
Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur, 2005
Kebutuhan Dasar Manusia
CINTA KASIH/
RASA MEMILIKI DAN DIMILIKI
PENGUASAAN
BERTAHAN
HIDUP
KESENANGAN KEBEBASAN
● “Ibu guru bilang, aku tidak boleh bersenandung sewaktu
mengerjakan tugas, katanya kelas harus tenang, tidak ada suara.
Padahal kan aku suka dan senang menyanyi.”
Kebutuhan: ___________________________________________________
● “Ibu guru tidak menyapaku hari ini, padahal aku pakai jepit
rambut baru”.
Kebutuhan: ___________________________________________________
● “Aku bosen, masa belajarnya cuma gitu-gitu aja..dengerin Ibu
Guru aja.”
Kebutuhan: ___________________________________________________
● “Aku sebel, gambarku tidak rapi, malah Ibu guru nunjukin ke
teman-temanku di depan kelas”.
Kebutuhan:
___________________________________________________
5 POSISI KONTROL
IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES
MOTIVASI: (Kontrol dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri)
Kaitan dengan Murid meletakkan guru Murid meletakkan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai
Dunia di luar Dunia Berkualitas guru di dalam Dunia sebagai orang yang peraturan dan hukum di individu yang positif dalam Dunia
Berkualitas Berkualitas sangat penting di Dunia dunia Berkualitas Berkualitas
Berkualitas
Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang “Bagaimana caranya saya bisa
juga marah-marah lagi.” saya. Ternyata begitu.” yang saya harus peroleh?” memperbaiki keadaan?”
“Berapa halaman yang
harus saya tulis?”
Dampak pada Mengulangi kesalahan Merasa rendah diri Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada Mengevaluasi diri, bagaimana cara
Murid: tergantung sanksi atau hadiah untuk memperbaiki diri?
dirinya.
Diskusi- 5 Posisi Kontrol
Guru Berkata:
• Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan?
• Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya
• Apa yang penting bagi kamu?
• Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru,
• Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul?
• Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
Anak melihat kesalahannya dihubungkan dengan norma
sosial dan nilai-nilai yang mendasari manusia
berinteraksi dengan orang lain. Menanyakan Keyakinan
Guru Berkata
Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita?
Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati?
Kelas yang ideal itu seperti apa sih?
Kamu ingin jadi anak seperti apa?,..
Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi
orang yang seperti apa?
Intervensi 30 detik
Intervensi ini bisa membantu murid kembali ke tujuan semula, dengan cukup singkat dan dengan cara non-konfrontatif.