Anda di halaman 1dari 189

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI FUNGI PADA SISWA


KELAS X SMA NEGERI 2 SELAYAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

NUR ANISA
1O5440011615

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesunguuhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesunguuhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”

(Terjemahan QS. Al-Insyirah : 6)

“ Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan

orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya

mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”

(Thomas Alva Edison)

“Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal,

tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh”

(Confusius)

Kupersembahkan karya ini buat :

Kedua orang tuaku (Bapak Durusi & Ibu Timang),

yang senantiasa selalu memberikan do’a dan dukungan,

kalian adalah segalanya bagiku, Adik-adikku, dan keluargaku

serta para sahabatku yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Atas keikhasan dan doanya dalam mendukung penulis

Mewujudkan harapan menjadi kenyataan


ABSTRAK

Nur Anisa 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap


Hasil Belajar Biologi Materi Fungi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Selayar.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Irmawanty Dan Pembimbing II
Anisa.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi eksperimen). Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Fungi Pada Siswa Kelas
X SMA Negeri 2 Selayar. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X
IPA sebanyak 3 kelas dengan jumlah 100 siswa. Sampel dalam penelitian ini yaitu
siswa kelas X IPA sebanyak 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X
IPA 2 sebanyak 33 siswa sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan
teknik Random Sampling, dengan pertimbangan bahwa kemampuan siswa
diasumsikan homogen. Instrumen untuk pengumpulan data pada penelitian berupa tes
pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir soal pretest-posttest yang sudah di validasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Aktivitas siswa dengan penerapan Model
Pembelajaran Discovery Learning terlaksana dengan baik. (2) Berdasarkan hasil uji
hipotesis menggunakan uji t Independent Sample T-Test. Dimana diperoleh nilai
signifikan hasil belajar siswa diperoleh yaitu 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis
diterima. Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi
Materi Fungi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Selayar.

Kata Kunci : Discovery Learning, Hasil Belajar.


KATA PENGANTAR

Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala nikmat dan karunia-Nya. Segala puji baginya yang senantiasa selalu

memberikan nikmat kepada hamba-Nya. Skripsi ini adalah setitik dari sederet

berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan terasa jauh dari kehidupan seseorang. Demikian juga dalam tulisan ini,

kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam

keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan

ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan khususnya dalam

ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Biologi, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua orang tua

saya yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, mendidik dan membiayai penulis dalam

proses mencari ilmu dan juga kepada seluruh keluarga yang tak hentinya

memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada bapak

Rahman Rahim S.E., M.E, sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,

Erwin Akib, S.Pd., M,Pd, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, Irmawanty S.Si., M.Si sebagai Kepala Prodi


Pendidikan Biologi, Irmawanty S.Si., M.Si sebagai pembimbing 1 yang telah

membimbing penulisan dalam menyelesaikan tulisan ini, Anisa S.Pd., M.Pd sebagai

pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi, Drs. Rusydi

Syamsul, MM sebagai kepala sekolah SMA Negeri 2 Selayar yang telah memberikan

izin penulis untuk melakukan penelitian, Rismawati., S.Pd sebagai guru pembimbing

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di kelas X IPA 1 dan X IPA

2, Bapak/Ibu guru serta seluruh staf tata usaha SMA Negeri 2 Selayar yang telah

memberikan bantuan dan petunjuk selama ini., Kepada teman-teman yang tak henti-

hentinya memberikan motivasi, menemani dalam suka duka dan membantu dalam

menyelesaikan tulisan ini. Semua pihak yang ikut serta memberikan dukungan dan

bantuan, yang tidak sempat disebutkan satu persatu

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, melalui tulisan ini penulis senantiasa

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Selama saran

dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu

persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan

tulisan ini dapat memberi manfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca. Amin.

Makassar, 1 januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iii

SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 5

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 5

1. Model Pembeajaran ....................................................................... 5


2. Hasil Belajar .................................................................................. 11

3. Penelitian yang Relevan ................................................................ 14

4. Materi Ajar .................................................................................... 16

B. Kerangka Pikir .................................................................................... 31

C. Hipotesis Penelitian............................................................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 33

A. Rancangan Penelitian .......................................................................... 33

B. Populasi dan Sampel ........................................................................... 34

C. Variabel Penelitian .............................................................................. 35

D. Prosedur Penelitian.............................................................................. 35

E. Definisi Operasional............................................................................ 37

F. Instrumen Penelitian............................................................................ 37

G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 39

H. Teknik Analisis Data ........................................................................... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 45

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 45

1. Analisis Statistik Deskriptif .......................................................... 45

2. Analisis Statistik Inferensial ......................................................... 53

B. Pembahasan ......................................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 61

A. KESIMPULAN ................................................................................... 61

B. SARAN ............................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63


LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel.................................................................................. ......................... Halaman

3.1 Bentuk Desain Penelitian Pretest - Posttest Only Group Design ...................33

3.2 Populasi Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Selayar ......................................34

3.3 Sampel Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Selayar ........................................34

3.4 Tingkat Hasil Belajar .......................................................................................41

3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)...............................................................42

3.5 Kategori Nilai Uji N-Gain ................................................................................42

4.1 Deskripsi Hasil Pesentase Dan Kriteria Aktivitas Siswa Kelas……………...46


4.2 Data Frekuensi Dan Kategori Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setela Diberikan

Perlakuan Kelas X IPA 1 .................................................................................47

4.3 Analisis Statistik Data Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah Diberikan

Perlakuan Kelas X IPA 1 .................................................................................48

4.4 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pretes dan

Posttest Eksperimen .......................................................................................48

4.5 Data Frekuensi Dan Kategori Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah

Diberikan Perlakuan Kelas X IPA 2 ................................................................50

4.6 Analisis Statistik Data Skor Hasil Belajar Siswa Sebelum Dan Setelah Diberikan

Perlakuan Kelas X IPA 2 .................................................................................50


4.7 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pretes dan Posttest Kontrol

..........................................................................................................................51

4.8 Hasil Uji N-Gain .............................................................................................52

4.9 Hasil Nilai Rata-Rata Peningkatan Pretes-Postes Pada Kelas Kontrol Dan Kelas

Eksperimen.......................................................................................................53

4.10 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa .........................................................54

4.11 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa .....................................................54

4.12 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas N-Gain .................................................54

4.13 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa...........................................................55


DAFTAR GAMBAR

Gambar……………………………………………………………………Halaman

2.1 Struktur Tubuh Fungi .......................................................................................17

2.2 Contoh Jamur Zigomycota ...............................................................................21

2.3 Contoh Jamur Ascomycota ..............................................................................22

2.4 Contoh Jamur Basidiomycota ..........................................................................24

2.5 Contoh Jamur Deuteromycota..........................................................................25

2.6 Reproduksi Jamur.............................................................................................25

2.7 Kerangka Fikir .................................................................................................31

4.1 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen pada Pretest dan Posttest45

4.2 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol pada Pretest dan Posttest ..48
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

A.1 Surat Izin Penelitian

A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian

LAMPIRAN B

B.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian

B.2 Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA

B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

B.4 Lembar Kegiatan Siswa

B.5 Kisi-kisi dan Soal Pretest dan Posttest

B.6 Lembar Jawaban Soal Pretest dan Posttest

LAMPIRAN C

C.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

C.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

C.3 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Siswa

LAMPIRAN D

D.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru

D.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

LAMPIRAN E

E.1 Dokumentasi Penelitian


A.1 Surat Izin Penelitian

A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian


B.1 Lembar Validasi Instrumen Penelitian

B.2 Silabus Mata Pelajaran Biologi Kelas XI SMA

B.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

B.4 Lembar Kegiatan Siswa

B.5 Kisi-kisi dan Soal Pretest dan Posttest

B.6 Lembar Jawaban Soal Pretest dan Posttest


C.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

C.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

C.3 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Siswa


D.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru

D.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa


E.1 Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bagi setiap orang sangat penting. Dalam proses pendidikan

tentunya yang diharapkan memperoleh hasil yang baik. Hasil belajar yang baik

dapat diperoleh melalui belajar dengan sungguh-sungguh. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa secara umum dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari siswa itu sendiri

sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah

dan lingkungan masyarkat. Kegiatan belajar tentu ada suatu tujuan yang ingin

dicapai oleh setiap siswa yakni suatu proses belajar yang tinggi. Salah satu

pembelajaran yang saya ambil dalam penelitian ini adalah pembelajaran biologi.

Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik karena adanya siswa,

guru, kurikulum, satu dengan yang lain saing terkait atau saling berhubungan.

Siswa dapat belajar dengan baik jika sarana dan prasarana untuk belajar memadai,

model pembelajaran guru menarik, siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran

sehingga tidak merasa jenuh atau bosan ketika mengikuti pembelajaran di kelas.

Peningkatan hasil belajar yang baik tidak hanya didukung oleh kemauan siswa

untuk mau belajar dengan baik, tetapi model pembelajaran yang digunakan oleh

guru juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Fakta di lapangan masih ada

beberapa guru yang menggunakan model pembelajaran yang kurang menarik bagi

siswa sehingga membuat siswa kurang serius dalam mengikuti pembeajaran di


kelas. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran biologi adalah 75.

Sebanyak 70% siswa belum mencapai KKM.

Terkait dengan uraian diatas, maka guru dituntut untuk lebih inovatif dan

kreatif menggunakan berbagai model pembelajaran untuk memfasilitasi siswa

dalam proses pembelajaran. Discovery Learning merupakan salah satu model

pembelajaran yang tidak asing lagi. Discovery learning adalah strategi

pembelajaran yang cenderung meminta siswa untuk melakukan observasi,

eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan kesimpulan dari hasil

penelitian. Model Discovery learning membiarkan siswa-siswa mengikuti

mengikuti minat mereka sendiri untuk mencapai kompoten dan keingintahuan

mereka. Berdasarkan jurnal hasil penelitian oleh Kristin (2016) dengan judul

analisis model pembelajaran Discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar

siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa mulai dari yang terendah 9%

sampai yang tertinggi 27% dengan rata-rata 17,8%. Hal ini sesuai dengan pendapat

Purwanto (2012) yang menyatakan bahwa pembelajaran Discovery Learning

menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran Discovery Learning menjadikan

siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami benar

konsep yang telah dipelajari dan jawaban yang diperoleh akan menimbulkan rasa

puas pada siswa. Saputra (2016) hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh model

pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah terhadap hasil

belajar siswa pada materi keanekaragaman hayati pada kelas eksperimen

memperoleh nilai 44,73 dan kelas kontrol memperoleh nilai 31,33 membuktikan

siswa di kelas eksperimen mengalami hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan
kelas kontrol dikarenakan siswa kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah sedangkan kelas

kontrol hanya menggunakan model konvensional.

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, peneliti berinovasi

untuk mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered

learning) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered

learning) dengan menerapkan pembelajaran Discovery Learning.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil

Belajar Biologi Materi Fungi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Selayar”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model

pembelajaran Discovery learning terhadap hasil belajar biologi materi fungi pada

siswa kelas X SMA Negeri 2 selayar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran Discovery learning terhadap hasil belajar biologi pada materi fungi

di SMA Negeri 2 selayar.


D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat Teoritis

Mendapatkan pengetahuan tentang pengaruh hasil belajar siswa kelas

X SMA Negeri 2 Selayar melalui model pembelajaran Discovery Learning.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti, menyampaikan informasi tentang pembelajaran Discovery

Learning terhadap hasil belajar siswa biologi

2. Bagi guru bidang studi khususnya biologi, dapat menjadikan pembelajaran

Discovery Learning sebagai salah satu alternatif dalam proses

pembelajaran.

3. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan

pemahaman dengan membangun sendiri pengetahuannya, melatih

keterampilan, bertanggung jawab pada setiap tugasnya, mengembangkan

kemampuan berpikir positif dan berpendapat.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran Discovery learning

Putrayasa (2014) menyatakan bahwa model pembelajaran Discovery

Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang memiliki minat belajar

tinggi. Sesungguhnya untuk siswa yang memiliki minat belajar rendah dalam

penerapan model pembelajaran Discovery Learning juga dapat meningkatkan hasil

belajarnya. Jadi yang penting dilakukan adalah meyakinkan siswa yang memiliki

minat belajar rendah untuk mau aktif dan terlibat di dalam proses pembelajaran.

Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki minat belajar tinggi merasa tertarik

dengan model pembelajaran baru yang memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya.

Fitri (2015) mengemukakan bahwa dengan menggunakan model

pembelajaran Discovery learning hasil belajar siswa lebih baik, karena siswa

dituntuk untuk lebih aktif, pada saat proses belajar mengajar siswa melakukan

diskusi kelompok dan berusaha untuk menemukan pemecahan masalah yang

diberikan oleh guru, serta untuk memahami struktur atau ide-ide kunci.

Susanti (2016) menyatakan bahwa pembelajaran biologi dengan

menggunakan metode pembelajaran discovery terbukti dapat melatih siswa dalam

mengembangkan keterampilan proses sains sehingga hakikat sains sebagai proses

dan produk dalam pembelajaran biologi dapat terlaksana secara maksimal. Hal ini
sesuai dengan pendapat Akinbola (2010), yang menyatakan bahwa metode

Discovery sebaiknya digunakan oleh guru untuk mengembangkan keterampilan

proses sains siswa.

Pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning lebih

efektif dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, pengambilan

keputusan, berpikir kritis, berpikir kreatif, dan melatih keterampilan interpersonal

siswa. Pembelajaran ini mampu mendorong siswa untuk meningkatkan kualitasnya

dalam belajar, konstan dalam belajar, serta belajar dengan berpikir kritis, sehingga

nantinya akan menumbuhkan kepuasan siswa dalam melakukan proses

pembelajaran (Sari 2016).

Aslam (2017) mengemukakan bahwa model pembelajaran Discovery

Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa aspek psikomotor karena dapat

menumbuhkan sikap percaya diri siswa dalam mengeksplor keterampilan dirinya.

Konsep yang siswa dapat dari tahap data collection, data processing dan

verification membuat siswa yakin terhadap hasil analisis yang mereka

presentasikan sehingga mereka mampu mengolah forum diskusi dengan baik.

Kegiatan presentasi hasil analisis ini menekankan pada aspek psikomotor siswa

tingkat 4, yaitu gerakan yang terbiasa. Aspek psikomotor siswa selaras dengan

aspek kognitif siswa.

Model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah

terhadap peningkatan hasil belajar siswa sehingga siswa dapat aktif belajar secara

mandiri, mencari, memecahkan masalah dan menyampaikan ide serta gagasan

baru melalui penemuan yang ditemukannya, sehingga pemahaman dan hasil


belajar siswa Discovery Learning menjadi lebih baik, pada kelas kontrol siswa

yang diajarkan model konvensional siswa tidak berani bertanya dan siswa menjadi

pendengar saja, ada sebagian siswa hanya mengharap bantuan dari temannya, pada

kelas kontrol siswa kurang aktif dalam belajar (Saputra 2016).

Model pembelajaran yang diterapkan pada penelitian yang dilakukan

oleh Subari (2011) ternyata dapat meningkatkan hasil belajar dan persentase

ketuntasan belajar IPA siswa. Begitu pula dengan hasil penelitian lainnya yang

berkaitan dengan pembelajaran Discovery learning secara umum memperoleh

hasil yang sejalan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif (2015), bahwa model Discovery

Learning adalah model pembelajaran yang membuat siswa aktif untuk

menemukan beberapa konsep dan prinsip yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan

dengan pendapat Ruswandi dan Badrudin (2008), pemanfaatan lingkungan

sebagai media pembelajaran akan menjadikan proses belajar lebih bermakna.

Suatu yang dipelajari oleh siswa lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya

dapat dipertanggungjawabkan.

Afendi (2013) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari

pembelajaran Discovery Learning dengan penemuan, yakni sebagai berikut:

1) Dalam penemuan peserta didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara

aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak

peserta didik dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.


2) Melalui pembelajaran dengan penemuan, peserta didik belajar menemukan

pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga peserta didik banyak

meramalkan informasi tambahan yang diberikan.

3) Peserta didik juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu

dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat

dalam menemukan.

4) Pembelajaran dengan penemuan membantu peserta didik membentuk cara

kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan

mneggunakan ide-ide orang lain.

5) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan,

konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih

bermakna.

6) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa

kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam

situasi belajar yang baru.

Anggriani, dkk (2013) mengemukakan beberapa peranan guru dalam

pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut:

1) Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat pada

masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para peserta didik.

2) Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para peserta

didik untuk memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu

dapat mengarah pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan,

misalnya dengan menggunakan fakta-fakta yang berlawanan.


3) Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, ikonik, dan

simbolik.

4) Bila peserta didik memecahkan masalah di laboratorium atau secara teoritis,

guru hendaknya berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru

hendaknya jangan mengungkapkan terlebuh dahulu prinsip atau aturan yang

akan dipelajari, tetapi ia hendaknya memberikan saran-saran bilamana

diperlukan. Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada

waktu yang tepat.

5) Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan.

Secara garis besar tujuan belajar penemuan ialah mempelajari generalisasi-

generalisasi dengan menemukan generalisai-generalisasi itu.

Langkah Awal Persiapan Model Pembelajaran Discovery Learning adalah

sebagai berikut :

1) Menentukan tujuan pembelajaran

2) Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat,

gaya belajar, dan sebagainya)

3) Memilih materi pelajaran.

4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif

dari contoh-contoh generalisasi

5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,

tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik

6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang

konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik


7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

Menurut Istiana (2015), dalam mengaplikasikan model Discovery

Learning di kelas tahapan atau prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan

belajar mengajar secara umum adalah sebagai berikut:

1) Stimulation (Pemberian Rangsangan)

2) Problem statement (identifikasi masalah)

3) Data collections (pengumpulan data)

4) Data processing (pengolahan data)

5) Verification (pembuktian)

6) Generalizations (menarik kesimpulan)

Dengan menerapkan sintaks pembelajaran Discovery learning tersebut

maka dari itu :

1) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi atau individual

sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

2) Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada siswa. Teknik ini mampu

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai

dengan kemampuannya masing-masing,

3) Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi

yang kuat untuk belajar lebih giat.

4) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri

sendiri dengan proses penemuan sendiri,

5) Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.


Pada model Discovery Learning yang digunakan guru dapat membuat

motivasi belajar siswa lebih baik karena model Discovery Learning merupakan

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar

pendapa, dengan berdiskusi, membaca sendiri, dan mencoba sendiri, agar siswa

dapat belajar sendiri (Putri, 2017).

Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif (2015), model Discovery

Learning adalah model pembelajaran yang membuat siswa aktif untuk

menemukan beberapa konsep dan prinsip yang sedang dipelajari.Keberhasilan

model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah terhadap

peningkatan hasil belajar siswa menurut Istarani (2012) adalah mampu

memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuannya masing-masing sehingga siswa dapat memahami dan menghayati

aspek-aspek kehidupan yang ada pada lingkungan sekitar, berbeda dengan model

konvensional yang hanya terpaku pada metode ceramah dan siswa kurang aktif

dalam belajar, penguasaan materi kurang tepat, media yang terbatas, pada

akhirnya menyebabkan hasil belajar rendah.

2. Hasil Belajar

Thobroni (2016) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat konsep-

konsep dan prinsip yang memberikan, menjelaskan, dan memprediksiskan

fenomena. Dalam rangka meningkatkan kemampuan pendidik (guru) mereka harus

memiiki dasar empiris yang kuat untuk mendukung profesi mereka pengajar.

Kemudian kurangnya pemahaman akan pentingnya relevansi pendidikan untk

mengatasi masalah-masalah sosial budaya, serta bagaimana bentuk pengajaran


untuk siswa dengan beragam kemampuan intelektual. Jerome S. Bruner, seorang

peneliti terkemuka, memberikan beberapa gambaran tentang perlunya teori

pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas, serta

beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan profesionalisitas para

guru.

Dari permasalahan di atas, sebuah teori pembelajaran sebaiknya juga

menyangkut suatu praktik untuk memebimbing seorang memperoleh penegtahuan

dan keterampilan, pandangan hidup, serta pengetahuan akan kebudayaan

masyarakat sekitarnya (Thobroni, 2016).

Thobroni (2016) menyatakan bahwa belajar merupakan aktivitas manusia

yang sangat vital dan secara terus menerus akan dilakukan selama manusia

tersebut masih hidup. Manusia tidak mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak

dididik atau diajar oleh manusia lainnya. Belajar merupakan proses yang internal

yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses itu terjadi di dalam diri seseorang

yang sedang mengalami proses belajar.

Nasution (2017 : 9) dalam bukunya mengutip dari Bruner, dalam proses

belajar dapat dibedakan tiga fase atau episode, yakni (1) informasi, (2)

transformasi, (3) evaluasi. Dalam proses belajar ketiga episode ini selalu terdapat.

Yang menjadi masalah ialah berapa banyak informasi yang diperlukan agar dapat

ditransformasi. Lama tiap episode tidak selalu sama. Hal ini antara ain juga

tergantung pada hasil yang diharapkan, motivasi murid belajar, minat, keinginan

untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri.


Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Nasution, 2017).

Menurut Kimble dan Garmezy (2002 : 20) pembelajaran adalah suatu

perubahan perilaku yang relatife tetap dan menemukan hasil praktik yang di ulang-

ulang. Pembelajaran memiiki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan

bukan diajarkan.Subyek belajar yang dimaksud adalah siswaa atau disebut juga

pembelajar yang menjadi pusat kegiatan belajar.Siswa sebagai subyek belajar yang

dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, merumuskan,

memecahkan masalah, dan menyimpukan suatu masalah.

Thobroni (2016) dalam bukunya mengutip dari Suprijono (2009), Tujuan

belajar yang ekspisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksional yang

dinamakan instructiona effects, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan

keterampilan. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor inernal maupun eksternal.

Secara perinci uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :

1. faktor internal : faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri pserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor inernal

ini meliputi kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap,

kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.


2. Faktor eksternal : faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan

keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa (Susanto, 2013).

Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa setiap

penelitian memperoleh hasil peningkatan yang berbeda-beda. Sejalan dengan

pendapat Thursan Hakim bahwa keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi

oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang

ada dalam diri siswa itu sendiri (kesehatan, kondisi tubuh, minat, bakat,

intelegensi), sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar, yaitu faktor

keluarga (orang tua, suasana rumah,kondisi ekonomi keluarga), lingkungan

sekolah (kurikulum, guru, proses pembelajaran, hubungan sosial antara guru

dengan siswa, siswa dengan siswa, kondisi sekolah, pelaksanaan disiplin sekolah)

dan lingkungan masyarakat (hubungan dengan tetangga).

Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa

yang diharapkan. Tujuan ini bisa sangat umum, sangat khusus atau di mana saja

dalam kontinu khusus (Amiruddin, 2016).

3. Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini mengenai pengaruh model pembelajaran Discovery learning

terhadap hasil belajar biologi materi fungi pada siswa kelas X SMA Negeri 2

selayar. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan tulisan yang berkaitan dengan

penelitian ini :

Fitri (2015) mengemukakan hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh

model Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu
dan kalor di kelas X Semester II SMA Cerdas Murni Tembung bahwa rata-rata

hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor menggunakan Model

Pembelajaran Discovery Learning sebesar 75,83 (sedang) dengan kriteria tuntas,

dimana 80% siswa yang tuntas dan 20% siswa yang tidak tuntas. Sedangkan Rata-

rata hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional adalah sebesar 70,3 (rendah) dengan criteria

tidak tunta, dimana 36% siswa yang tuntas dan 64% siswa yang tidak tuntas. Hasil

belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor yang diberi pembelajaran model

pembelajaran Discovery Learning lebih baik dari pada model pembelajaran

konvensional.

Saputra (2016) hasil penelitiannya adalah bahwa pengaruh model

pembelajaran discovery learning berbasis lingkungan sekolah terhadap hasil

belajar siswa pada materi keanekaragaman hayatipada kelas eksperimen

memperoleh nilai 44,73 dan kelas kontrol memperoleh nilai 31,33 membuktikan

siswa di kelas eksperimen mengalami hasil belajar lebih baik dibandingkan dengan

kelas kontrol dikarenakan siswa kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan sekolah sedangkan kelas

kontrol hanya menggunakan model konvensional.

Model pembelajaran Discovery Learning sangat banyak memberikan

perubahan kepada siswa, sesuai dengan penelitian yang telah di lakukan

sebelumnya oleh Mubarok dan Sulistyo (2014) bahwa penerapan model

pembelajaran Discovery Learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa

dan memiliki respon baik terhadap penerapan model pembelajaran tersebut.


Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putrayasa, dkk, (2014) menunjukkan bahwa

pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.

Keberhasilan model pembelajaran Discovery Learning berbasis lingkungan

sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa menurut Istarani (2012) adalah

mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai

dengan kemampuannya masing-masing sehingga siswa dapat memahami dan

menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada pada lingkungan sekitar, berbeda

dengan model konvensional yang hanya terpaku pada metode ceramah dan siswa

kurang aktif dalam belajar, penguasaan materi kurang tepat, media yang terbatas,

pada akhirnya menyebabkan hasil belajar rendah.

Model pembelajaran discovery learning mampu meningkatkan hasil

belajar mulai dari yang terendah 9% sampai yang tertinggi 27% dengan rata-rata

17,8%. Merujuk dari data diatas sejalan dengan pendapat Bruner (dalam

Wicaksono, 2015: 190) yang mengatakan bahwa model pembelajaran discovery

learning bermanfaat untuk peningkatan potensi intelektual siswa.

4. Materi Ajar

1. Struktur Tubuh Fungi

Secara umum, jamur dapat didefinisikan sebagai organisme

eukariotik yang mempunyai inti dan organel. Jamur tersusun dari hifa

yang merupakan benang-benang sel tunggal panjang, sedangkan


kumpulan hifa disebut dengan miselium. Miselium merupakan massa

benang yang cukup besar dibentuk dari hifa yang saling membelit pada

saat jamur tumbuh. Jamur mudah dikenal dengan melihat warna

miseliumnya.

Gambar 2.1 Struktur Tubuh Fungi

Bagian penting tubuh jamur adalah suatu struktur berbentuk

tabung menyerupai seuntai benang panjang, ada yang tidak bersekat dan

ada yang bersekat. Hifa dapat tumbuh bercabang-cabang sehingga

membentuk jaring-jaring, bentuk ini dinamakan miselium. Pada satu

koloni jamur ada hifa yang menjalar dan ada hifa yang menegak. Biasanya

hifa yang menegak ini menghasilkan alat-alat pembiak yang disebut spora,

sedangkan hifa yang menjalar berfungsi untuk menyerap nutrien dari

substrat dan menyangga alat-alat reproduksi. Hifa yang menjalar disebut

hifa vegetatif dan hifa yang tegak disebut hifa fertil. Pertumbuhan hifa

berlangsung terus-menerus di bagian apikal, sehingga panjangnya tidak


dapat ditentukan secara pasti. Diameter hifa umumnya berkisar 3-30 µm.

Jenis jamur yang berbeda memiliki diameter hifa yang berbeda pula dan

ukuran diameter itu dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.

Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding

tubuler yang mengelilingi membran plasma dan sitoplasma. Jamur

sederhana berupa sel tunggal atau benang-banang hifa saja. Jamur tingkat

tinggi terdiri dari anyaman hifa yang disebut prosenkim atau

pseudoparenkim. Prosenkim adalah jalinan hifa yang kendor dan

pseudoparenkim adalah anyaman hifa yang lebih padat dan seragam.

Sering terdapat anyaman hifa yang padat dan berguna untuk mengatasi

kondisi buruk yaitu rhizomorf atau sklerotium. Ada pula yang disebut

stroma yaitu jalinan hifa yang padat dan berfungsi sabagai bantalan tempat

tumbuhnya bermacam-macam bagian lainnya. Sebagian besar jamur

membentuk dinding selnya dari kitin, yaitu suatu polisakarida yang

mengandung pigmen-pigmen yang kuat namun fleksibel.

2. Ciri – Ciri Fungi

Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik

(memiliki membran inti sel), tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat

heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri), ada yang bersifat

parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis

(mutualisme) membentuk lichenes.

Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin.

Tubuh terdiri dari benang – benang halus yang disebut Hifa. Struktur hifa
yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut dengan Miselium,

yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian

yang terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat

parasit memiliki houstorium, yaitu hifa khusus yang langsung menyerap

makanan pada sel inangnya.

Reproduksi ada yang secara vegetatif (aseksual) dan ada yang

secara generatif (seksual). Secara vegetatif dengan spora, tunas, konidia,

maupun fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi membentuk

zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang

singkat (berumur pendek). Habitat di tempat lembab, mengandung zat

organik, sedikit asam, dan kurang cahaya matahari.

3. Sifat-Sifat Fungi

Jamur pada dasarnya bersifat heterotrof yaitu organisme yang

dapat menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miselium

untuk memperoleh makanannya, dan kemudian menyimpannya dalam

bentuk glikogen. Semua zat seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan

senyawa kimia lainnya diperoleh dari lingkungannya. Jamur dapat bersifat

parasit obligat, parasit fakultatif, dan saprofit (Deacon, 1997).

a. Simbiosis

Obligat jamur jenis ini hanya dapat hidup pada inangnya dan

tidak dapat hidup di luar inangnya. Misalnya pneumonia carinii

merupakan khamir yang menginfeksi paru-paru penderita aids.

b. Parasit
Fakultatif jamur jenis ini dapat hidup di luar inangnya. Jamur

jenis ini bersifat parasit jika hidup pada inang yang sesuai dan bersifat

saprofit jika hidup pada inang yang tidak sesuai. Misalnya pythium sp.

Yang hidup sebagai saprofit di tanah lembab dan dapat menyebabkan

penyakit busuk pada kecambah tembakau.

c. Saprofit

Jamur yang bersifat saprofit dan dapat melapukkan susunan zat

organik seperti pada kayu tumbang dan buah jatuh. Selain itu, hifa dapat

juga menyerap secara langsung bahan-bahan organik dalam bentuk

sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Misalnya marga trichoderma

yang dapat mendekomposisi limbah organik menjadi kompos.

4. Klasifikasi Fungi

Klasifikasi fungi terbagi menjadi empat kelas utama, yaitu :

a. Zygomycota

1. Pengertian Zygomycota atau yang juga dikenal dengan sebutan

jamur konjugasi adalah jamur yang memiliki zygospora selama

proses reproduksi generatifnya. Ciri utama lain dari zygomycota

adalah mereka memiliki hifa yang bersikat, dan pada hifanya

tersebut tidak terdapat dinding sel. Zygomycota biasanya

ditemukan sebagai penyebab rusak atau busuknya roti dan

beberapa makanan lain. Sebagian besar anggotanya hidup di darat

atau di dalam tanah, namun ada juga yang ditemukan hidup pada
bagian tumbuhan dan hewan yang membusuk. Sudah ada sekitar

600 spesies zygomycota yang dikenali.

Gambar 2.2 Contoh jamur zygomycota (Mucor mucedo dan Rhizopus

oryzae)

2. Struktur dan ciri zygomycota

1) Mengasilkan zygospora sebagai hasil reproduksi generatifnya.

2) Memiliki hifa bersekat dengan banyak inti sel.

3) Tidak memiliki tubuh buah.

4) Beberapa hifa berdiri tegak dan membentuk sporangiofor, dan

pada ujung sporangiofor terdapat sporangium berbentuk bulat.

Di dalam sporangium yang berwarna kehitaman ini terdapat

spora vegetatif.
5) Dapat melakukan reproduksi secara generatif (seksual) ataupun

vegetatif (aseksual) hifa dapat berfungsi untuk menyerap

makanan, bagian penyerap makanan disebut rhizoid.

6) Tahan terhadap kondisi lingkungan buruk dan kering.

b. Ascomycota

1. Pengertian Ascomycota merupakan salah satu filum dari kingdom

fungi. Kata ascomycota sendiri berasal dari kata ascus yang artinya

kantung atau pundi-pundi. Askus ini merupakan semacam sporangium

yang menghasilkan askospora. Ascomycota dapat melakukan

reproduksi secara seksual dan aseksual. Ascomycota umumnya hidup

sebagai pengurai bahan organik pada tumbuhan atau sisa organisme di

dalam tanah dan di laut. Hampir dari separuh dari spesies ascomycota

yang ada hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk lichen

(lumut kerak).

2. Struktur tubuh ascomycota

Terdapat ascomycota yang merupakan multiseluler, adapula

yang uniseluler. Ascomycota memiliki dinding sel yang terdiri dari

dua lapisan, sehingga mereka menunjukkan kompabilitas seksual

bipolar. Ciri umum dari ascomycota adalah mereka memiliki hifa yang

bersekat-sekat dan memiliki banyak inti. Dinding dari hifa mereka

diperkuat dengan selulosa yang bersifat heterokariotik (membentuk

zigosporangium dikariotik).
a) Saccharomyces cerevisiae b) Penicillium notatum

Gambar 2.3 Conntoh jamur ascomycota

c. Basidiomycota

Basidiomycota adalah salah satu anggota kingdom fungi yang ciri

utamanya menghasilkan spora berbentuk kotak. Spora dari basidiomycota

disebut basidium. Anggotanya bervariasi, ada yang uniseluler, adapula

yang multiseluler. Mereka dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual.

Habitatnya bisa ditemukan di perairan ataupun daratan. Karena variasi

tersebut, maka sangat sulit untuk mengidentifikasikan karakteristik

morfologi kelompok ini secara umum. Pada umumnya organisme ini

hidup sebagai aproba (pengurai) tetapi adajuga yang hidup di tanah,

tempat sampah dan batang kayu. Terdapat sekitar 25.000 Spesies

basidiomycota yang telah teridentifikasi.

Struktur tubuh basidiomycota

Badsidiomycota adalah jamur filamen yang terdiri dari hifa dan

bereproduksi secara seksual melalui sel khusus berkelompok yang disebut

basidia. Hifa pada basidiomycota bersekat dan mengandung inti haploid.

Ciri tubuhnya seperti jamur yang kita kenal, memiliki bagian batang dan
tudung yang berbentuk seperti payung. Pada bagian bawah tudung tampak

adanya lembaran yang menjadi tempat terbentuknya basidium. Hifa yang

bercabang dari jenis jamur ini membentuk mesilium. Kemudian mesilium

membentuk tubuh buah yang disebut basidiokarp.

Gambar 2.4 Contoh jamur basidiomycota (Amanita phalloides dan Auricula

polythrica)

d. Deuteromycota

1. Pengertian Deuteromycota adalah jamur yang belum diketahui cara

reproduksi seksualnya. Karena itu Deuteromycota sering disebut

sebagai jamur yang tidak sempurna. Jamur ini tidak bisa dimasukkan

kedalam kelompok ascomycota karena tidak memiliki askus, juga

tidak dapat dikategorikan sebagai basidiomycota karena tidak

mempunyai basidium. Nama lain dari Deuteromycota adalah fungi


imperfecti (jamur tidak sempurna). Mungkin apabila suatu saat nanti

reproduksi seksualnya diketahui, mungkin jamur tersebut akan

memiliki dua nama yang disematkan pada fase berbeda dalam siklus

hidupnya. Terdapat sekitar 25.000 spesies yang telah dikenali dari

Deuteromycota.

Gambar 2.5 Contoh jamur deuteromycota (Melassezia furfur)

2. Ciri – ciri deuteromycota

1) Multiseluler.

2) Hifa bersekat dengan tubuh yang berukuran mikroskopis.

3) Bersifat parasit pada inangnya dan banyak juga yang hidup saprofit pada

sampah.

4) Reproduksi aseksualnya dengan konidia dan seksualnya belum diketahui.

5) Menyebabkan penyakit dan bersifat merusak pada hewan ternak, manusia

dan tanaman.

6) Biasanya hidup di tempat yang lembab.


5. Pertumbuhan Dan Reproduksi Jamur

Gambar 2.6 Reproduksi jamur

Faktor-faktor pertumbuhan jamur meliputi kelembaban yang

tinggi, persediaan oksigen, dan persediaan bahan organik. Jamur

merupakan saprofit dan dapat hidup dari bahan organik yang telah

mati atau yang mengalami pembusukan.

Jamur dapat melakukan reproduksi secara seksual (generatif)

maupun aseksual (vegetatif). Jamur memperbanyak diri dengan cara


memproduksi sejumlah besar spora aseksual jika kondisi habitat

sesuai. Untuk mendapatkan kebutuhan energinya, jamur akan mencari

dan mengabsorbsi molekul-molekul organik. Melewati dinding selnya,

jamur dapat mengabsorbsi molekul-molekul kecil yang kemudian

diabsorbsi dan digunakan secara langsung atau disusun menjadi

molekul organik dalam sel.

Spora jamur memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat

dihasilkan secara seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora

adalah organisme uniseluler, tetapi ada juga spora multiseluler. Spora

dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesialisasi. Ketika

kondisi lingkungan memungkinkan pertumbuhan yang cepat, jamur

memperbanyak diri dengan menghasilkan banyak spora secara

aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut

berkecambah jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan

yang sesuai.

Menurut Peltczar (1986), spora seksual dihasilkan dari

peleburan dua nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:

a) Askospora yang merupakan spora bersel satu yang terbentuk di

dalam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya

terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.

b) Basidiospora yang merupakan spora bersel satu yang terbentuk

di atas struktur berbentuk gada yang dinamakan basidium.


c) Zigospora yang merupakan spora besar berdinding tebal yang

terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual

serasi, disebut juga gametangia.

d) Oospora merupakan spora yang terbentuk di dalam struktur

betina khusus yang disebut oogonium, pembuahan telur atau

oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteridium

menghasilkan oospo

6. Peranan jamur

Berikut ini akan dijelaskan contoh – contoh jamur yang bersifat

menguntungkan dan merugikan.

a) Peranan Jamur yang Menguntungkan

Jamur mempunyai peran sebagai dekomposer, yaitu

menguraikan sisa – sisa organisme yang telah mati sehingga bisa

dimanfaatkan oleh organisme lain. Hal ini sangat penting dalam

keberlanjutan ekosistem di bumi, karena yang menjadi kunci

keberlangsungan ekosistem adalah adanya keseimbangan antara

produksi biomasa oleh organisme fotosintetik dan perombakan –

perombakan atau daur ulang nutrien yang dikandungnya. Dalam

proses daur ulang senyawa organik ini, jamur memiliki peran yang

menonjol di semua ekosistem utama.

Disamping itu, jamur juga bisa bersimbiosis dengan organisme

lain. Dengan akar tumbuhan tertentu jamur bersimbiosis membentuk

mikoriza. Mikoriza merupakan struktur yang berperan penting dalam


suplai unsur hara. Bentuk simbiosis lain dari jamur adalah lumut

kerak. Lumut kerak merupakan oganisme yang mampu hidup pada

kondisi lingkungan yang ekstrem dan sangat sensitif terhadap

pencemaran udara. Sehingga lumutkerak ini biasa digunakan sebagai

bioindikator kualitas udara.

Jamur juga berperan sangat penting dalam fermentasi makanan

dan obat – obatan. Sebagai contoh, jamur yang termasuk kelompok

Zygomycota, misalnya Rhizopus dapat digunakan secara komersial

pada pembuatan tempe.

Beberapa jenis lain juga dimanfaatkan dalam industri alkohol

dan untuk mengempukkan daging. Ada pula jenis lain yang mampu

memproduksi pigmen kuning yang digunakan untuk memberi warna

pada margarin.

1) Berikut jenis jamur dan peranannya yang menguntungkan bagi

manusia :

 Rhizopus stolonifer, Untuk membuat tempe.

 Rhizopus nigricans, Menghasilkan asam fumarat.

 Saccharomyces cerevisiae, Untuk membuat tape, roti,

minuman sake, dan bir.

 Aspergillus oryzae, Mengempukkan adonan roti.

 Aspergillus wentii, Untuk membuat sake, kecap, tauco, asam

sitrat, asam oksalat, dan asam formiat.


 Aspergillus niger, Untuk menghasilkan O2 dari sari buah, dan

menjernihkan sari buah.

 Penicillium notatum dan P. chrysogenum , Menghasilkan

penicillin (antibiotik).

 Ganoderma lucidum, Sebagai bahan obat.

 Penicillium roqueforti dan P. camemberti, Untuk

meningkatkan kualitas (aroma) keju.

 Trichoderma sp., menghasilkan enzim selulase.

 Neurospora crassa, Untuk membuat oncom.

 Volvariella volvacea (jamur merang), Auricularia polytricha

(Jamur kuping) dan

 Pleutu sp. (jamur tiram) , sebagai Jamur konsumsi.

b) Peranan Jamur yang Merugikan

Beberapa jenis jamur ada juga yang merugikan karena

menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan dan manusia. Misalnya

beberapa jamur mikroskopis menghasilkan rancun, seperti aflatoksin

yang dihasilkan oleh sejenis kapang. Selain itu, jamur juga dapat

bersifat parasit pada tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut jenis

jamur yang merugikan :

 Aspergillus flavus : Menghasilkan aflatoksi, menyebabkan

kanker pada manusia.

 Aspergillus fumigatus : Kanker pada paru – paru burung.


 Amanita phalloides : Mengandung balin yang menyebabkan

kemaian bagi yang memakannya.

 Ustilago maydis : Parasit pada tanaman jagung dan tembakau.

 Epidermophyton floccosum : Menyebabkan penyakit kaki

atlet.

 Microsporum sp. dan Trichophyton sp. : Menyebabkan kurap

atau panu.

 Helminthospium oryzae : Parasit dan merusak kecambah dan

tubuh buah serta menimbulkan noda – noda berwarna hitam

pada hospes (inangnya).

B. Kerangka Pikir

Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara terus

menerus akan diakuakn selama manusi2a tersebut masih hidup. Manusia tidak

mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak dididik atau diajar oleh manusia

lainnya. Proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami proses

belajar. Pembelajaran memiiki makna bahwa subjek belajar harus dibelajarkan

bukan diajarkan.Siswa sebagai subyek belajar yang dituntut untuk aktif mencari,

menemukan, menganalisis, merumuskan, memecahkan masalah, dan

menyimpukan suatu masalah.


Untuk lebih memudahkan dalam memahami kerangka fikir peneliti maka

dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Model Pembelajaran

Kelas Eksperimen

Menggunakan model
pembelajaran Discovery
Learning

Siswa lebih aktif dan hasil


belajar siswa tinggi

Gambar 2.7 Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis

penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Terdapat pengaruh terhadap

hasil belajar siswa pada pembelajaran biologi dengan menggunakan model

pembelajaran Discovery learning”.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah quasi eksperimen dan pendekatan yang digunakan

adalah kuantitatif yang dilakukan dengan mengadakan pretes dan postes. Desain

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretes-postest Control Group Design

seperti pada

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kelas eksperimen O1 X1 O3

Kelas kontrol O2 X2 O4

Sumber : Sugiyono, 2012

Keterangan:

X1 = Pembelajaran Discovery Learning


X2 = Pembelajaran Konvensional
O1 = Tes awal pada kelompok eksperimen
O2 = Tes awal pada kelompok kontrol
O3 = Tes awal pada kelompok eksperimen
O4 = Tes awal pada kelompok control

B. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA 2

Selayar tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 3 rombel dengan jumlah siswa

100 orang.
Tabel 3.2 Populasi

Kelas ∑ Siswa

X MIA 1 33

X X MIA 2 33

X MIA 3 34

∑ Keseluruhan 100

Sumber : Data SMA Negeri 2 Selayar

2. Sampel

Mengacu pada jenis Quasi Experimental Design yang ciri utamanya

tanpa penugasan random dan menggunakan kelompok yang sudah ada sebagai

sampel, maka peneliti tidak mengambil sampel dan anggota populasi secara

individu tetapi dalam bentuk kelas.

Penarikan sampel pada penelitian dilakukan dengan teknik Simple

Random Sampling. Teknik Simple Random Sampling digunakan dengan cara

memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk menjadi

sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 siswa yang terbagi

menjadi dua kelas yaitu siswa Kelas X MIA 1 dengan jumlah 33 siswa dan X

MIA 2 dengan jumlah 33 siswa.

Tabel 3.3 Sampel


Kelas ∑ Siswa

X MIA 1 33

X MIA 2 33

∑ 66

Sumber : Data SMA Negeri 2 Selayar

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu :

Variabel Bebas: Model pembelajaran Discovery Learning

Variabel Terikat : Hasil belajar siswa biologi pada pokok bahasan fungi

D. Prosedur Penelitian

Langkah – langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Observasi

a. Bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin melakukan

wawancara terhadap guru mata pelajaran biologi.

b. Wawancara guru mata pelajaran biologi.

2. Tahap Persiapan

a. Mengurus surat izin penelitian di dekan FKIP yang ditujukan kepada

kantor DIKNAS Makassar dan kepala sekolah SMA Negeri 2 Selayar.

b. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP dan silabus serta

instrumen penelitian lainnya.


c. menentukan jadwal penelitian dan mengkondisikan kelas serta materi

pembelajaran.

3. Tahap Pelaksanaan

Setelah tahap persiapan dilakukan maka tahapan selanjutnya yang harus

dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar secara umum adalah sebagai

berikut:

1) Stimulation (Pemberian Rangsangan)

Guru memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,

anjuran membaca buku, aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada

persiapan pemecahan masalah.

2) Problem statement (identifikasi masalah)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi

sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan

pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk

hipotesis.

3) Data collections (pengumpulan data)

Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan

informasi yang relevan sebanyak-banyaknya untuk membuktikan benar

atau tidaknya hipotesis.

4) Data processing (pengolahan data)

Guru melakukan bimbingan kepada siswa untuk melakukan

pengolahan data.
5) Verification (pembuktian)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu

konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang

ditemukan.

6) Generalizations (menarik kesimpulan)

Proses menarik kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan

berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan

memperhatikan hasil verifikasi

4. Tahap Evaluasi

memberikan pretes-postest pada dua kelas eksperimen dengan soal dan

alokasi waktu yang sama, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan ranah

kognitif setelah diberikan perlakuan

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada sifat-

sifatyang didefiniskan dan diamati. Berikut ini adalah definisi operasionalvariabel

yang digunakan dalam penelitian :

1. Model Pembelajaran Discovery Learning adalah kegiatan atau

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa dapat

menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui mentalnya

sendiri serta meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-

proses kognitif.
2. Hasil Belajar adalah salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu

proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai

oleh siswa. Hasil belajar merupakan suatu gambaran hasil dari tujuan-

tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran suatu konsep tertentu

yang telah tercapai.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan untuk penelitian

terdiri atas 2 macam yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan

data.

1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus Biologi Kelas X

Silabus yang digunakan pada penelitian ini adalah silabus kurikulum

2013 yang berisi kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisis gambaran prosedur

dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang

ditetapkan dalam standar kompetensi dan dijabarkan dalam silabus. RPP ini

digunakan agar penyampaian materi pembelajaran di kelas lebih efektis dan

efesien.
c. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa merupakan sumber belajar penunjang yang dapat

meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang harus di kuasai.

Pada penelitian ini menggunakan 3 LKS untuk pertemuan 1 sampai 3.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data ini digunakan untuk mengambil data yang

digunakan dan membuktikan hipotesis. Instrumen pengumpulan data ini di bagi

menjadi 2 :

a. Instrumen Test

Instrumen test ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan pada

aspek kognitif siswa. Instrumen ini antara lain :

1) Soal test awal (Pretest)

Soal test awal (Pretest) terdiri dari 30 soal pilihan ganda. Materi test yang

digunakan adalah keseluruhan bahan pada materi Protista.

2) Soal test akhir (Postest)

Soal test akhir (Postest) menggunakan soal pilihan ganda yang berjumlah

30 soal. Materi test yang digunakan adalah keseluruhan materi Protista

yang sudah diajarkan.

3) Kisi-kisi soal test awal (Pretest)

4) Kisi-kisi soal test akhir (Postest)

b. Instrumen Non test


Instrumen non test berarti melaksanakan penilaian dengan tidak

menggunakan tes. Intrumen non test yang digunakan adalah observasi dan

dokumentasi.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes, komunikasi

langsung atau observasi dan dokumentasi. Lebih jelasnya diuraikan sebagai

berikut:

1. Tes

Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

pada materi fungi menggunakan pembelajaran Discovery Learning. Jenis tes

yang digunakan adalah pre-test dan post-test dalam bentuk soal pilihan ganda

yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Pembuatan soal pada tiap siklus

mengacu pada standar kompetensi dasar dan materi pokok pada pokok

bahasan.

2. Observasi

Pada penelitian ini, observasi digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai keaktifan belajar siswa selama pelaksanaan tindakan menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning. Observasi dilakukan dengan cara

mencatat hasil pengamatan menggunakan lembar observasi. Dalam

melakukan observasi, peneliti dibantu oleh observer lainnya. Instrumen yang

digunakan dalam observasi penelitian ini adalah lembar observasi untuk

mengukur aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Lembar


observasi berbentuk daftar cek (check list) yang sangat membantu observer

supaya observasi lebih terfokus dan perilaku yang diobservasi jelas.

3. Teknik Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya RPP, buku tugas siswa, peraturan

sekolah, foto-foto dan lain-lain.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi

data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan

fungsinya sehingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan

penelitian.

Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian dianalisis. Analisis ini

berguna untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui apakah

ada peningkatan terhadap hasil belajar siswa, aktifitas belajar siswa dan respon

siswa melalui penerapan Metode Example Non Example (ENE) Adapun teknik

analisis data hasil belajar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Analisis data adalah kegiatan menghitung data agar dapat disajikan

secara sistematis dan dapat dilakukan interpretasi. Data penelitian yang sudah

terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan dua jenis statistik, yaitu :


1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

secara umum. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi.Untuk memperoleh data deskriptif maka

diperlukan statistik deskriptif berikut :

Tabel 3.4 Tingkat Hasil Belajar


Nilai Hasil Belajar Kategori
93-100 Sangat Baik
84-92 Baik
75-83 Cukup
0-74 Kurang
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017

Kriteria keberhasilan siswa dikatakan tuntas belajar jika memenuhi

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Nilai Hasil Belajar Kategori
< 75 Tidak tuntas
≥ 75 Tuntas
Sumber: SMA Negeri 2 Selayar

Uji N-Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun kategori untuk nilai N-

Gain dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 3.6 Kategori Nilai Uji N-Gain
Skor N-Gain Kategori

Nilai G ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ Nilai G ≤ 0,70 Sedang

0,00 ˂ Nilai G ˂ 0,30 Rendah

Sumber : (Hake, R. dalam Nurfadilah, 2015)

2. Statistik Inferensial

Teknin analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menggunakan Analisis Independent t-test dengan menggunakan

bantuan SPSS versi 20. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu kita pengujian

dasar-dasar analisis, yakni uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji normalitas, digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dilakukan

terhadapkemampuan berpikir kritis dan hasil belajar biologi pada kelas

dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Pengujian

normalitas data hasil belajar biologi menggunakan bantuan SPSS versi 20,

dengan kriteria pengujian bahwa sampel penelitian dikatakan berdistribusi

normal jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z (2-tailed) yang diperoleh > α =

5%. Sebaliknya, jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z (2-tailed) yang

diperoleh < α = 5% maka dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian tidak

berdistribusi normal.
Tabel 3.6 Kategori Nilai Uji Normalitas Gain
Skor N Gain Kategori

Nilai G > 0,70 Tinggi

0,30 < Nilai G < 0,70 Sedang

0,00 < Nilai G < 0,30 Rendah

Sumber : (Hake, R. dalam Nurfadilah, 2015)

b. Uji homogenitas, bertujuan untuk mengetahui data dalam penelitian ini

memiliki variansi yang sama (homogen) atau tidak. Pengujian homogenitas

data hasil belajar biologi menggunakan bantuan SPSS versi 20 dengan

kriteria pengujiansignifikansi yang diperoleh > α = 5%, maka variansi pada

kelompok data adalah sama (homogen), jika signifikansiyang diperoleh < α

= 5%, maka variansi pada kelompok data adalah tidak sama (tidak

homogen).

c. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Discovery

Learning terhadap hasil belajar siswa.Sehingga pengujian hipotesis

dilakukan dua kali yaitu peubah respon dan untuk mengetahui pengaruh

perbedaan kategori perlakuan terhadap peubah. (default dalam SSPS adalah

SS Type III). Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh perlakuan peubah

respon, dengan menghilangkan pengaruh covariate.

Untuk mengetahui uji hipotesis data peneliti menggunakan uji Independent t-

test pada program statistik SPSS versi 20.0. Adapun analisis program SPSS

memiliki taraf sig α = 0,05 yaitu jika nilai analisis data uji hipotesis dimana ˃
α maka data tersebut dapat dikatakan tidak ada perbedaan dua model

pembelajaran tersebut sedangkan jika nilai analisis data uji homogenitas ˂ α

ma
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Selayar, Kabupaten Kepulauan

Selayar dengan populasi penelitian seluruh siswa kelas X mulai dari kelas X

IPA 1, X IPA 2, X IPA 3, pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020. X

IPA 1 sebagai eksperimen dengan perlakuan Discovery Learning dan X IPA 2

kontrol dengan perlakuan Konvensional dengan jumlah populasi sampel

masing-masing 33 siswa.

Adapun hasil penelitian didapatkan melalui analisis data secara

statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

secara umum. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.Untuk memperoleh

data deskriptif maka diperlukan statistik deskriptif berikut :

a. Deskripsi Aktivitas Siswa

Data aktivitas ini diperoleh melalui instrumen observasi aktivitas siswa

yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan penerapan

model pembelajaran Discovery learning terhadap hasil belajar siswa. Indikator


aktivitas siswa terdiri dari sembilan aspek observasi, observasi dilakukan

berdasarkan petunjuk pada instrumen pengamatan yang dilakukan pada setiap

pertemuan. Data hasil pengamatan aktivitas siswa sajikan dalam tabel 4.1

berikut :

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Pesentase Dan Kriteria Aktivitas Siswa Kelas

Pertemuan Persentase % Kriteria


II 75,56 Cukup Aktif
III 78,78 Aktif
IV 81,62 Aktif
V 81,34 Aktif
Rata-rata 79,32 Aktif
Sumber : Data Lampiran D

Tabel 4.13 diatas menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu 75,56 % berada pada

kategori cukup aktif dikarenakan siswa yang hadir saat mata pelajaran tersebut

ada yang tidak hadir, dan siswa kurang mendengarkan materi yang

disampaikan oleh guru. Pertemuan ketiga, yaitu 78,78 berada pada kategori

aktif dan persentase mengalami kenaikan dikarenakan siswa sudah ikut

berpartispasi pada beberapa indicator aktivitas siswa. Pada pertemuan keempat

yaitu 81,62 berada pada kategori aktif dikarenakan siswa sangat berpartisipasi

pada beberapa indikator aktifitas siswa dan pada pertemuan kelima yaitu, 81,81

berada pada kategori aktif dan persentase aktifitas siswa mengalami kenaikan

sedikit dari pertemuan sebeumnya dikarenakan siswa sudah sangat

berpartisipasi selama proses pembeajaran. Kriteria keaktifan siswa pada

pertemuan kedua sampai kelima dikatakan aktif dalam proses pembelajaran


jika murid yang aktif > 60% baik untuk siswa perindikator maupun rata-rata

aktivitas siswa. Dari hasi pengmatan rata-rata persentase jumlah siswa yang

aktif melakukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA yaitu

mencapai 79,32, sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran pembeajaran IPA dengan menggunakan model Discovery

learning dengan materi fungi sebagai sumber belajar telah mencapai kriteria

aktif.

b. Data Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pretes dan posttets Kelas

Eksperimen.

Penelitian yang telah dilaksanakan terhadap kelas X IPA 1

yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan

berupa model pembelajaran Discovery Learning. Untuk lebih jelasnya

perhatikan tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Data Frekuensi Dan Kategori Skor Hasil Belajar Siswa
Sebelum Dan Setelah Diberikan Perakuan Kelas X IPA 1
Pretest Postest
No Interval Frekuensi Pers Frekuensi Pers keteran
kelas entas kelas entas gan
eksperimen e eksperimen e
(%) (%)
1 0 0 7 21,3 Sangat
93-100
Baik
2 84-92 0 0 6 18,1 Baik
3 75-83 0 0 13 39,3 Cukup
4 0-74 33 100 7 21,3 Kurang
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data dari lampiran C
Berdasarkan tabel 4.2 di atas nilai hasil belajar pada kelas

eksperimen sebelum diterapkan model Discovery Learning dapat dilihat

dengan jelas. Bahwa kelas eksperimen pada tahap pretest berada pada

kategori Kurang dengan jumlah siswa 33 orang, sedangkan pada tahap

postest mengalami peningkatan dimana frekuensi dalam kategori cukup

mencapai 13 orang dengan persentase 39,3%. Adapun distribusi dan

frekuensi hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan dapat

ditunjukkan pada tabel berikut 4.3

Tabel 4.3 Analisis statistik data skor hasil belajar siswa sebelum dan
setelah diberikan perlakuan kelas X IPA 1
Statistik Pretest eksperimen Posttest eksperimen
Jumlah sampel 33 33
Nilai terendah 20 60
Nilai tertinggi 53 97
Rata - rata 33,15 82,03
Standar deviasi 9,063 9.442
Sumber : Data dari lampiran C (sumber : Nuraini dkk 2018)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa siswa

dengan hasil belajar memperoleh nilai rata-rata pretest kelas eksperimen

memperoleh nilai 33,15 sedangkan nilai rata-rata posttest 82,03 dengan

nilai tertinggi dari 53 meningkat menjadi 97. Untuk lebih mengetahui

mengenai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan interval nilai

di atas maka dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada


Pretes dan postest Kelas eksperimen
Frekuensi
Nilai Kategori Pretes Persentase Postest Persentase
Hasil % %
Belajar
˂ 75 Tidak 33 100 6 18.18
tuntas
≥ 75 Tuntas 0 0 27 81.82
Jumlah 33 100 33 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria

ketuntasan hasil belajar siswa dari hasil pretes dan postest yang diakukan

peneliti, tidak ada siswa yang mencapai kriteria tuntas pada hasil pretes,

sedangkan pada hasil postest, siswa yang mencapai kriteria tuntas

sebanyak 27 siswa.

c. Perbedaan Hasil Belajar Pretes Dan Postest kelas eksperimen kelas

X IPA 1

Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dapat

dilihat pada gambar 4.1 diagram di bawah ini.

40

30
Pre-Test
Frekuensi 20
Post-Test
10

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Kategori Nilai Hasil Belajar

Gambar 4.1 Perbandingan data hasil Pretes-Postest kelas eksperimen


d. Data Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Pretes dan postets

Kelas Kontrol

Penelitian yang telah dilaksanakan terhadap kelas X IPA 2

yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas kontrol dengan perlakuan berupa

model pembelajaran Konvensional. Untuk lebih jelasnya perhatikan

tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Data Frekuensi Dan Kategori Skor Hasil Belajar Siswa
Sebelum Dan Setelah Diberikan Perakuan Kelas X IPA 2
Pretest Postest
No Interval Frekuensi Perse Frekuensi Perse keteran
kelas ntase kelas ntase gan
kontrol (%) kontrol (%)
1 0 0 0 0 Sangat
93-100
Baik
2 84-92 0 0 7 21,22 Baik
3 75-83 0 0 12 36,36 Cukup
4 0-74 33 100 14 42,42 Kurang
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan tabel 4.5 di atas nilai hasil belajar pada kelas

eksperimen sebelum diterapkan model Konvensional dapat dilihat

dengan jelas. Bahwa kelas eksperimen pada tahap pretest berada pada

kategori Kurang dengan jumlah siswa 33 orang, sedangkan pada tahap

posttest mengalami peningkatan dimana frekuensi dalam kategori cukup

mencapai 12 orang dengan persentase 36.36%, Adapaun distribusi dan

frekuensi hasil belajar sebelum dan setelah diberikan perlakuan dapat

ditunjukkan pada tabel berikut 4.6


Tabel 4.6 Analisis statistik data skor hasil belajar siswa sebelum dan
setelah diberikan perlakuan kelas X IPA 2
Statistik Pretest kontrol Posttest kontrol
Jumlah siswa 33 33
Nilai terendah 20 50
Nilai tertinggi 60 90
Rata - rata 36.82 75.15
Standar deviasi 10,95 11,37
Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa siswa

dengan hasil belajar memperoleh nilai rata-rata pretest kelas kontrol

memperoleh nilai 36.82 sedangkan nilai rata-rata postest 75.15 dengan

nilai tertinggi dari 60 meningkat menjadi 90. Untuk lebih mengetahui

mengenai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan interval nilai

di atas maka dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada


Pretes dan postest Kelas kontrol
Frekuensi
Nilai Hasil Kategori Pretest Persent Postest Persent
Belajar ase % ase %
˂ 75 Tidak tuntas 33 100 14 42,42

≥ 75 Tuntas 0 0 19 57,58
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kriteria

ketuntasan hasil belajar siswa dari hasil pretest dan postest yang
diakukan peneliti, pada pretes yaitu seluruh siswa masuk dalam kategori

tidak tuntas, sedangkan pada hasil postest, siswa yang mencapai kriteria

tuntas sebanyak 19 siswa.

e. Perbedaan Hasil Belajar Pretest Dan Postest kelas kontrol kelas X

IPA 2

Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dapat

dilihat pada gambar 4.2 diagram di bawah ini.

35
30
25
20 Pre-Test
Frekuensi 15 Post-Test
10
5
0

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Kategori Nilai Hasil Belajar

Gambar 4.2 Perbandingan hasil belajar Pretes-Postes kelas kontrol

f. Uji N-Gain

Uji N-Gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara nilai

pretes dan postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun

perhitungan N-Gain sebagai berikut :


Tabel 4.8 Hasil Uji N-Gain
Kelas Nilai Rata-rata Kategori
Eksperimen 0,73 Tinggi
Kontrol 0,61 Sedang
Sumber : Data Lampiran C

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa hasil rata-rata

nilai uji N-Gain pada kelas eksperimen yaitu 0,73 yang dikategorikan

tinggi, sedangkan pada kelas kontrol hasil nilai uji N-Gain yaitu 0,61

yang dikategorikan sedang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa dari kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar. Adapun

untuk mengetahui selisish nilai rata-rata peningkatan dari pretes ke

postest kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, menunjukkan bahwa hasil rata-rata nilai uji

N-Gain pada kelas eksperimen yaitu 0,73 yang dikategorikan tinggi,

sedangkan pada kelas kontrol hasil nilai uji N-Gain yaitu 0,61 yang

dikategorikan sedang. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan

bahwa dari kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar. Adapun

untuk mengetahui selisish nilai rata-rata peningkatan dari pretes ke

postest kelas kontrol dan kelas eksperimen, dapat dilihat pada tabel

berikut:
Tabel 4.9 Hasil Nilai Rata-Rata Peningkatan Pretes ke Postest pada
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Kelas Nilai Rata-rata (Selisih)

Eksperimen 48,88

Kontrol 38,33

Sumber : Data Lampiran C

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa hasil nilai rata-

rata selisih peningkatan pretes ke postest kelas eksperimen yaitu 48,88

dimana lebih tinggi di bandingkan kelas kontrol yaitu 38,33.

2. Statistik Inferensial

Teknin analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menggunakan Analisis Indepenedent t-test dengan

menggunakan bantuan SPSS versi 22. Sebelum pengujian hipotesis terlebih

dahulu kita pengujian dasar-dasar analisis, yakni uji normalitas dan uji

homogenitas. Terdapat beberapa pengujian pada analisis statistik inferensial, yaitu

uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji homogenitas

dengan menggunakan uji Homogenity Of variances, dan uji hipotesis dengan

menggunakan Independent t-test.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan sebagai uji prasyarat analisis untuk mengetahui

suatu data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Hasil analisis uji

normalitas menggunakan uji Kolmogorov smirnov untuk data hasil belajar

siswa, menggunakan bantuan program komputer dengan program Sattistical


Product And Service Solutions (SPSS) versi 20 dengan uji kolmogrov-

smirnov, hasil analisis skor rata-rata untuk postest dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa


Variabel Nilai Signifikasi
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttest Pretest Posttest
Hasil Belajar 0,054 0,200 0,193 0,061
Tingkat sig (α) 0,005
Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa data hasil belajar baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol memilki memiliki nilai sig > 0,05, maka

dapat disimpulkan kelompok data tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Data yang digunakan untuk uji homogenitas untuk hasil belajar siswa

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa


Statsitik Pretest Posttest
Kelas Kelas Kelas Kelas
kontrol eksperimen kontrol eksperimen
Sig 0,125 0,175
Tingkat 0,005
sig (α)
Sumber : Data dari lampiran C

Tabel 4.15 menunjukan rekapitulasi hasil uji homogenitas pretes dan

postest pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Nilai signifikan data

pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sebesar 0,125. Sedangkan

nilai signifikan data postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah

0,175. Nilai pada pretes dan postest kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih
besar dari tingkat signifikasi yaitu 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai

pretes dan posest kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen.

c. Uji Normalitas (N-Gain)

Uji normalitas gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara

nilai Pretes dan posttest pada kelas kontrol maupun eksperimen. Adapun hasil

perbandingan uji normalitas gain sebagai berikut.

Tabel 4.12 Hasil Uji Rata-Rata Nilai Normalitas (N-Gain)


Kelas kontrol Kelas Eksperimen
N- Kate N- Kate
Kelas Pretes Postest Pretes Postest
Gain gori Gain gori
Jumah
Siswa 33 33
Nilai
Seda Ting
Rata- 36,82 79,19 0,61 36,37 85,38 0,73
ng gi
Rata

Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa untuk kelas

eksperimen memperoleh nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,73 yang termasuk

kategori tinggi, sedangkan untuk kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata N-

Gain sebesar 0,61 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil belajar.

d. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Independent Sample T- test

untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas


eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis hasil belajar siswa dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa


Uji Analisis Sig
Hipotesis Independent Sample T- test 0,000
Tingkat Sig (a) 0,05
Sumber : Data dari lampiran C

Berdasarkan data tabel 4.16, hasil uji hipotesis mengunakan uji

Independent Sample T- test hasil belajar siswa didapatkan nilai signifikasi

0,000<0,05 untuk hasil belajar siswa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model Discovery Learning

terhadap hasil belajar siswa pada materi Fungi kelas X IPA 1 SMA Negeri 2

selayar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar biologi siswa kelas

eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode Discovery Learning

lebih baik dibanding siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil, bahwa ada pengaruh

model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa. Hasil

penelitian ini melalui beberapa analisis dapat diketahui bahwa kedua model

pembelajaran ini menunjukkan nilai hasil belajar yang signifikan. hasil

pengolahan data yang telah di lakukan nilai rata-rata kelas eksperimen pada saat

Postest adalah 82,03 sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol 75,15. Terdapat
perbedaan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena pada saat

mengisi soal Postest siswa pada kelas kontrol kurang serius dan kesan seperti

bermain main. Berbeda dengan siswa pada kelas eksperimen mereka lebih teliti

dalam membaca soal sehingga rata-rata nilai Postestnya lebih tinggi. Hal ini

membuktikan bahwa nilai postest pada kelas eksperimen jauh lebih meningkat

dibandingkan dengan nilai postest kelas kontrol. Kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dibandingkan

kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional.

Penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah dan menerima

hipotesis, hal ini dapat dikatahui dari analisis data secara statistik inferensial

dengan beberapa uji yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Pada

uji hipotesis dengan menggunakan Uji N-Gain Independent Sample t-test,

diperoleh nilai sig.(2-tailed) yang lebih kecil dari nilai α. Sehingga hipotesis

yang diajukan diterima. Hal ini dikarenakan tahap-tahap pembelajaran Discovery

learning dapat mengembangkan hasil belajar siswa.

Penerapan model Discovery Learning dalam pembelajaran, siswa

diajarkan untuk melakukan pemberian rangsangan dengan uraian yang memuat

tentang permasalahan-permasalahan, untuk mengidentifikasi berbagai

permasalahan tersebut yang dipiih dengan menarik dan fleksibel untuk

dipecahkan. Selanjutnya dirumuskan dengan pertanyaan atau hipotesis yaitu

jawaban sementara. Untuk menjawab benar tidaknya hipotesis itu, siswa

diberikan kesempatan untuk mengumpukan data dengan berbagai informasi yang

relevan, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.


Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Jauhar (2011: 80), bahwa

interaksi dengan lingkungan dapat memperbaiki pemahaman dan memperkaya

pengetahuan. Diskusi dapat meningkatkan pemahaman juga disampaikan oleh

Slameto (2010), bahwa dengan belajar bersama dengan siswa lain meningkatkan

pengetahuan dan ketajaman berpikir.

Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning memiiki hasil belajar yang baik. Daam proses

ini, terlihat jelas bahwa adanya kelebihan pada model pembelajaran Discovery

Learning pada saat di kelas yaitu mampu membiasakan siswa lebih aktif

bekerjasama, memiiki rasa tanggung jawab antar kelompoknya, berani

mengeluarkan pendapat sebab mereka harus siap jika guru meminta mereka

untuk bertanya dan menjawab.

Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif (2015), model Discovery

Learning adalah model pembelajaran yang membuat siswa aktif untuk

menemukan beberapa konsep dan prinsip yang sedang dipelajari. Hal ini sejalan

dengan pendapat Ruswandi dan Badrudin (2008), pemanfaatan lingkungan

sebagai media pembelajaran akan menjadikan proses belajar lebih bermakna.

Suatu yang dipelajari oleh siswa lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya

dapat dipertanggungjawabkan.

Suksesnya penerapan model pembelajaran Discovery Learning karena

adanya faktor guru dan siswa itu sendiri. Jadi guru sangat berperan penting dalam

penguasaan kelas, dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang

menarik dan mampu mendorong siswa untuk lebih aktif daam proses pembeajaran
serta mampu mengembangkan potensi yang semaksimal sehingga keberhasilan

belajar diperoleh siswa dan semakin sadar akan kemampuan dirinya. Hal Ini

sesuai dengan pendapat Istarani (2012) bahwa keberhasilan model pembelajaran

Discovery Learning di sekolah terhadap peningkatan hasil belajar siswa adalah

mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai

dengan kemampuannya masing-masing sehingga siswa dapat memahami dan

menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada pada lingkungan sekitar, berbeda

dengan model konvensional yang hanya terpaku pada metode ceramah dan siswa

kurang aktif dalam belajar, penguasaan materi kurang tepat, media yang terbatas,

pada akhirnya menyebabkan hasil belajar rendah.

Model pembelajaran Discovery learning yang diterapkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Subari (2011) ternyata dapat meningkatkan hasil belajar dan

persentase ketuntasan belajar IPA siswa. Begitu pula dengan hasil penelitian

lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran Discovery learning secara umum

memperoleh hasil yang sejalan.

Model pembelajaran Discovery learning mampu meningkatkan hasil

belajar mulai dari yang terendah 9% sampai yang tertinggi 27% dengan rata-rata

17,8%. Merujuk dari data diatas sejalan dengan pendapat Bruner (dalam

Wicaksono, 2015: 190) yang mengatakan bahwa model pembelajaran Discovery

learning bermanfaat untuk peningkatan potensi intelektual siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan

model pembelajaran Discovery Learning pada proses pembelajaran menimbulkan

daya tarik bagi siswa. Model pembelajaran Discovery Learning sangat banyak
memberikan perubahan kepada siswa, sesuai dengan penelitian yang telah di

lakukan sebelumnya oleh Mubarok dan Sulistyo (2014) bahwa penerapan model

pembelajaran Discovery Learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa

dan memiliki respon baik terhadap penerapan model pembelajaran tersebut.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Putrayasa, dkk, (2014) menunjukkan bahwa

pengaruh model pembelajaran Discovery Learning berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa. Sehingga pada akhirnya akan mewujudkan kondisi siswa yang aktif

dalam kegiatan belajar, meningkatkan aktivitas guru selama pembelajaran, juga

bisa melatih keterampilan guru agar mengubah dari centered learning menjadi

student centered, dan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai media

pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan reaksi siswa

terhadap penjelasan guru, memungkinkan siswa untuk menyentuh objek kajian

pelajaran, mengkonkretkan konsep yang abstrak, serta dapat mendeskripsikan

masalah sehingga dapat di katakan bahwa pembelajaran Discovery Learning

terhadap peningkatan hasil belajar siswa lebih baik dari pada model yang

diterapkan secara konvensional.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

dapat disimpulkan bahwa : ada pengaruh model pembelajaran Discovery

Learning terhadap hasil belajar siswa biologi materi fungi pada siswa keas X

SMA Negeri 2 Selayar terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil beajar secara

signifikan. Hal ini telah dibuktikan berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

uji Independent Simple T-test dimana diperoleh nilai signifikan hasil belajar siswa

yaitu 0,000 < 0,05.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan

sebagai berikut: Untuk calon peneliti berikutnya dalam pelaksanaan penelitian

sebaiknya diperhatikan waktu pelaksanaan tiap sintaks sehingga penelitian dapat

berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam RPP. Dalam proses

pembelajaran menggunakan model Discovery learning siswa diberikan

kesempatan untuk bekerja dalam kelompok sehingga guru harus pandai

mengendalikan kondisi kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa-siswa

yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana kelas yang

kondusif. Untuk siswa pada saat proses pembelajaran agar lebih fokus sehingga

hasil yang dicapai akan lebih optimal. Untuk sekolah agar dapat memberikan
masukan kepada guru-guru lainnya untuk mencoba menggunakan model

pembelajaran Discovery learning dalam proses pembelajaran, agar pembelajaran

tidak membosankan dan lebih bervariatif. Selain itu, dengan model pembelajaran

ini dapat pula meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Agnes Anggraini, dkk. 2013. Model Pembelajaran Discovery Learning : Disusun


Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Perencanaan dan Inovasi Pembelajaran
Pendidikan IPS. Semarang : Program Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang.

Akinbobola, A. O and F. Afolabi. 2010. Constructivist practices through guided


discovery approach: The effect on students’ cognitive achievement in
Nigerian senior secondary school physics. Eurasian Journal of Physics and
Chemistry Education 2(1)

Amiruddin, 2016.Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta : PARAMA ILMU

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Fitri.Mariza.2015. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Leraning Terhadap


Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor.Jurnal Inpafi. 3(2)

Haryono. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses


Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.7, No.1

Istiana, Arika Galuh. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning


Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Pokok Bahasan Larutan
Penyangga Pada Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA Negeri 1 Ngemplak
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia. 4(2)

Istarani, 2012. Kumpulan 40 Metode Pembelajaran. Medan: Media Persada.

Jauhar, M. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristiksampai Konstrukti-vistik.


Jakarta: Prestasi PustakaPublisher.

Kadir. 2015. Statistika Terapan : Konsep, Contoh, dan Analisa Data denganProgram
SPSS/Lisrel dalam Peneltian. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada

Lestari, K. E., & Mokhammad, R. Y. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika.


Bandung: PT Refika Aditama

Mubarok.Chusni.2014. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap


hasil Belajar Siswa keas X Tav Pada Standar Kompetensi Melakukan Instalasi
Sound Syistem Di SMK Negeri 2 Surabaya.Jurnal Pendidikan Teknik Eektro
3(1)
Nasution, 2017.Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.Jakarta : PT
Bumi Aksara

Nuryani, Rustama. Et.al 2015.Materi dan Pembelajaran IPA SD. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka

Putrayasa, I. Made. dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning


Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa.Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha. 2(1)

Putri, Hartami Rizka. 2017. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Motivasi
Belajar Dan Hasil Belajar Fisika Siswa MAN Bondowoso.Jurnal
Pembelajaran Fisika. 6(2)

Sanjaya, Wina, 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta : KENCANA PRENADA


MEDIA GROUP

Sari, Novita Eka.2016. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Dengan


Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel Di SMA.Unnes
Science Education journal. 5(3)

Slameto. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rhineka cipta

Suastra, I.W. 2014. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Pemahaman


Konsep IPA dan Sikap Ilmiah Siswa SMP. Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (4)

Subur, 2015.Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Depok Sleman Yogyakarta :


KAIMEDIA

Sudjana, Nana. 2014. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono, 2015.Metode penelitian pendidikan.Bandung : ALFABETA

Sugiyono, 2017.Metode penelitian pendidikan.Bandung : ALFABETA

Susanti, Eva. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Leraning Terhadap


Keterampilan Sains Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Tentang IPA SMP
Advaut Palu. Jurnal Sains Dan Teknologi. 5(3)

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Syaputra, Syifa. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis
Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Keanekaragaman Hayati. Jesbio. 5(2)

Syarif, M. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2015.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.Putrayasa,
dkk, (2014).

Thobroni, M. 2016. Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Praktik. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media

Toha, Anggoro, Et.al. 2014. Metode Penelitian. Tangerang Selatan : Universitas


Terbuka
A.1 Surat Izin Penelitian

A.2 Surat Keterangan Selesai Penelitian


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SELAYAR


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X/ 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Fungi/Jamur
Alokasi Waktu : 12 JP ( 4 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti

KI SPIRITUAL (KI 1) DAN KI SOSIAL (KI 2)


Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif) dan
percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI PENGETAHUAN (KI 3) KI KETERAMPILAN (KI 4)
KI3:Memahami ,menerapkan, dan KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan
dan metakognitif berdasarkan pengembangan dari yang
rasa ingintahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, bertindak secara efektif dan
budaya, dan humaniora dengan kreatif, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.7 Mengelompokkan jamur 3.7.1 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio
berdasarkan ciri-ciri, cara dalam Kingdom Fungi.
reproduksi, dan mengaitkan 3.7.2 Menjelaskan dasar pengelompokkan
peranannya dalam Fungi.
kehidupan 3.7.3 Mendeskripsikan struktur tubuh
jamur dari berbagai golongan.
3.7.4 Membedakan berbagai golongan
jamur berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.7.5 Menjelaskan cara-cara
perkembangbiakan yang ditemukan
pada berbagai golongan jamur.
3.7.6 Membedakan spora vegetatif dan
generatif berbagai golongan jamur.
4.7 Menyajikan laporan hasil 4.7.1 Membuat charta siklus hidup jamur
investigasi tentang dari berbagai golongan.
keanekaragaman jamur dan 4.7.2 Membuat laporan tertulis hasil
peranannya dalam pengamatan jenis-jenis jamur di
kehidupan lingkungan sekitarnya (dengan
foto/gambarnya).
4.7.3 Menyajikan data contoh peran jamur
bagi kehidupan.
4.7.4 Membuat makanan dari hasil
fermentasi jamur.
Nilai Karakter
 Religius
 Mandiri
 Gotong royong
 Kejujuran
 Kerja keras
 Percaya diri
 Kerjasama

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama
dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio dalam Kingdom Fungi.
 Menjelaskan dasar pengelompokkan Fungi.
 Mendeskripsikan struktur tubuh jamur dari berbagai golongan.
 Membedakan berbagai golongan jamur berdasarkan ciri-ciri morfologinya
 Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan yang ditemukan pada berbagai
golongan jamur.
 Membedakan spora vegetatif dan generatif berbagai golongan jamur.
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik

Fokus nilai-nilai sikap:


 Kejujuran,
 Kedisiplinan
 Kepedulian dan
 Tanggung jawab

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
 Konsep
 Ciri-ciri kelompok jamur berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi,
reproduksi
 Pengelompokan jamur
 Peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek
 Prinsip
 Siklus daur hidup jamur
 Pengelompokan jamur
 Prosedur
 Menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
 ilmu Biologi.
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
 Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning

F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/alat, Bahan Pembelajaran
a. Media LCD projector,
b. Laptop,
2. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
c. Buku teks pelajaran yang relevan
d. Sumber Internet

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
Pembelajaran Waktu
Kegiatan a. Guru memberi salam dan a. Peserta didik mengucapkan 10
Pendahuluan peserta didik menjawab salam khas sekolah. menit
salam dari guru.
b. Guru meminta salah satu b. Ketua kelas memimpin
peserta didik/ketua kelas teman-teman berdoa untuk
untuk berdoa memohon memulai pembelajaran
kepada Allah swt semoga
diberi kelancaran dan
kemudahan dalam belajar.

a. Guru menanyakan absensi c. Peserta didik


peserta didik, peserta didik mempersiapkan buku siswa,
menjawab pertanyaan guru. alat, dan bahan untuk
mengikuti pelajaran.

Kegiatan Inti a. Guru memberi motivasi a. Peserta didik diminta


atau rangsangan untuk mendiskusikan hasil
memusatkan perhatian pada pengamatannya dan mencatat 70
topik Ciri-ciri kelompok fakta-fakta yang ditemukan, menit
jamur : morfologi, cara serta menjawab
memperoleh nutrisi, pertanyaanberdasarkan hasil
reproduksi pengamatan yang ada pada
buku paket;
b. Guru memberikan b. Peserta didik dibagi ke dalam
kesempatan pada peserta beberapa kelompok untuk
didik untuk bekerjasama.
mengidentifikasi sebanyak
mungkin pertanyaan yang
berkaitan dengan
materi/gambar yang
disajikan oleh guru
c. Guru memberikan c. Peserta didik
kesempatan untuk mempresentasikan hasil
memberikan tanggapan diskusi kelompok mengenai
dengan menunjukkan sikap permasalahan di Lembar
kesungguhan, rasa Kerja Peserta Didik (LKPD),
ingintahu, dan sikap dengan sikap penuh percaya
toleransi, guru memberikan diri dan komunikatif
konfirmasi atas pertanyaan sedangkan kelompok lainnya
atau tanggapan siswa menanggapi.
tersebut (menanya) Nilai
Karakter: rasa ingin tahu,
jujur, tanggung jawab,
percaya diri dan pantang
menyerah.
d. Guru memfasilitasi peserta d. Peserta didik menganalisa
didik untuk menanyakan masukan, tanggapan dan
hal-hal yang belum koreksi dari guru terkait
dipahami berdasarkan hasil pembelajaran tentang:
pengamatan dari buku
paket yang didiskusikan
bersama kelompoknya

e. Mengerjakan beberapa soal


mengenai Ciri-ciri kelompok
jamur : morfologi, cara
memperoleh nutrisi
Kegiatan a. Memeriksa pekerjaan siswa a. Membuat 10
Penutup yang selesai langsung rangkuman/simpulan menit
diperiksa. Peserta didik pelajaran.tentang point-point
yang selesai mengerjakan penting yang muncul dalam
projek dengan benar diberi kegiatan pembelajaran yang
paraf serta diberi nomor baru dilakukan.
urut peringkat, untuk
penilaian projek.
b. Memberikan penghargaan b. Melakukan refleksi terhadap
kepada kelompok yang kegiatan yang sudah
memiliki kinerja dan dilaksanakan.
kerjasama yang baik.
c. Merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
tugas kelompok/
perseorangan (jika
diperlukan).
d. Mengagendakan pekerjaan
rumah. Membiasakan sikap
bertanggung jawab dan
peduli dengan tugas yang
diberikan (Karakter)
e. Menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
f. Memberi salam. Sikap
disiplin dan mengamalkan
ajaran agama yang
dianut(Karakter)
H. Teknik Penilaian
 Penilaian Pengetahuan

Teknik Keterangan
Penilaian
Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda)

Uraian Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara tertulis

 Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
Jumla Skor Kode
No Nama Siswa Dinilai
h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 Hery 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
3

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai

 Penilaian perilaku kegiatan melakukan percobaan


Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah
tanda ceklis (✓) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Penilaian Ket
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
Ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan
2
percobaan
Ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar dan
3
bekerja baik secara individu maupun kelompok

4 Keterampilan berkomunikasi pada saat belajar

 Sikap Disiplin

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuaiaspek pengamatan
Tidak = Apabila siswa tidak menunjukkan
Melakukan
No Sikap Yang Diamati Ket
Y T
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Memakai seragam sesuai tata tertib
4 Mengerjakan tugas yang diberikan
5 Tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai dengan
langkah yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai mata
pelajaran
8 Membawa buku teks mata pelajaran
Mengetahui ….….. , ……………… 2019

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

NIP NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SELAYAR


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X/ 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Fungi/Jamur
Alokasi Waktu : 12 JP ( 4 Pertemuan)

I. Kompetensi Inti

KI SPIRITUAL (KI 1) DAN KI SOSIAL (KI 2)


Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif) dan
percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI PENGETAHUAN (KI 3) KI KETERAMPILAN (KI 4)
KI3:Memahami ,menerapkan, dan KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan
dan metakognitif berdasarkan pengembangan dari yang
rasa ingintahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, bertindak secara efektif dan
budaya, dan humaniora dengan kreatif, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah

J. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.8 Mengelompokkan jamur 3.7.7 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio
berdasarkan ciri-ciri, cara dalam Kingdom Fungi.
reproduksi, dan mengaitkan 3.7.8 Menjelaskan dasar pengelompokkan
peranannya dalam Fungi.
kehidupan 3.7.9 Mendeskripsikan struktur tubuh
jamur dari berbagai golongan.
3.7.10 Membedakan berbagai golongan
jamur berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.7.11 Menjelaskan cara-cara
perkembangbiakan yang ditemukan
pada berbagai golongan jamur.
3.7.12 Membedakan spora vegetatif dan
generatif berbagai golongan jamur.
4.7 Menyajikan laporan hasil 4.7.5 Membuat charta siklus hidup jamur
investigasi tentang dari berbagai golongan.
keanekaragaman jamur dan 4.7.6 Membuat laporan tertulis hasil
peranannya dalam pengamatan jenis-jenis jamur di
kehidupan lingkungan sekitarnya (dengan
foto/gambarnya).
4.7.7 Menyajikan data contoh peran jamur
bagi kehidupan.
4.7.8 Membuat makanan dari hasil
fermentasi jamur.
Nilai Karakter
 Religius
 Mandiri
 Gotong royong
 Kejujuran
 Kerja keras
 Percaya diri
 Kerjasama

K. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama
dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio dalam Kingdom Fungi.
 Menjelaskan dasar pengelompokkan Fungi.
 Mendeskripsikan struktur tubuh jamur dari berbagai golongan.
 Membedakan berbagai golongan jamur berdasarkan ciri-ciri morfologinya
 Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan yang ditemukan pada berbagai
golongan jamur.
 Membedakan spora vegetatif dan generatif berbagai golongan jamur.
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik

Fokus nilai-nilai sikap:


 Kejujuran,
 Kedisiplinan
 Kepedulian dan
 Tanggung jawab

L. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
 Konsep
 Ciri-ciri kelompok jamur berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi,
reproduksi
 Pengelompokan jamur
 Peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek
 Prinsip
 Siklus daur hidup jamur
 Pengelompokan jamur
 Prosedur
 Menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
 ilmu Biologi.
4. Materi Pembelajaran Pengayaan
 Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
M. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning

N. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/alat, Bahan Pembelajaran
c. Media LCD projector,
d. Laptop,
2. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
c. Buku teks pelajaran yang relevan
d. Sumber Internet

O. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah Sintak Model Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan a. Guru memberi salam a. Peserta didik 10
dan peserta didik mengucapkan menit
menjawab salam salam khas
dari guru. sekolah.
b. Guru meminta salah b. Ketua kelas
satu peserta memimpin teman-
didik/ketua kelas teman berdoa
untuk berdoa untuk memulai
memohon kepada pembelajaran
Allah swt semoga
diberi kelancaran
dan kemudahan
dalam belajar.
c. Guru menanyakan c. Peserta didik
absensi peserta mempersiapkan
didik, peserta didik buku siswa, alat,
menjawab dan bahan untuk
pertanyaan guru. mengikuti
pelajaran.
Kegiatan Inti Fase 1. a. Guru menunjukkan beberapa contoh
Stimulating/ pengelompokan jamur zygomicotina dan 10
Pemberian Ascomicotyna Menit
rangsangan. b. Guru membimbing peserta didik mengamati
beberapa contoh jamur.
c. Guru merangsang siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait dengan dengan jamur
yang di tunjukkan.
Fase 2. a. Guru memberikan kesempatan pada peserta 10
Problem didik untuk mengidentifikasi sebanyak menit
statemen mungkin pertanyaan/masalah/hal-hal yang
(pertanyaan/ ingin diketahui dari bagan yang
identifikasi diterimanya.
masalah)
Fase 3. Data a. Guru a. Siswa bekerja dalam 15
collection membagi kelompok mencari menit
(pengumpula siswa menjadi informasi sebanyak-
n data) 6 kelompok. banyaknya tentang
jamur, baik dari buku
atau internet.
Fase 4. Data a. Mengolah data 15
processing b. Siswa bekerja dalam keompok, menjawab menit
(pengolahan pertanyan-pertanyan yang telah diajukan
data) dengan menggunakan informasi yang telah
dikumpulkan
Fase 5. a. Peserta didik mendiskusikan hasil 10
Verification pengamatannya dan memverifikasi hasil menit
(pembuktian) pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber.
Fase 6. a. Sebagai perwakilan, beberapa kelompok 10
Generalizatio maju untuk menyampaikan hasil diskusi. menit
n (menarik b. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas.
kesimpulan/
generalisasi)
Kegiatan Penutup a. Memeriksa pekerjaan a. Membuat 10
siswa yang selesai rangkuman/simpu menit
langsung diperiksa. lan
Peserta didik yang pelajaran.tentang
selesai mengerjakan point-point
projek dengan benar penting yang
diberi paraf serta muncul dalam
diberi nomor urut kegiatan
peringkat, untuk pembelajaran
penilaian projek. yang baru
dilakukan.

b. Memberikan b. Melakukan
penghargaan kepada refleksi terhadap
kelompok yang kegiatan yang
memiliki kinerja dan sudah
kerjasama yang baik. dilaksanakan.

c. Merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk tugas
kelompok/
perseorangan (jika
diperlukan).

d. Mengagendakan
pekerjaan rumah.
Membiasakan sikap
bertanggung jawab
dan peduli dengan
tugas yang diberikan
(Karakter)
e. Menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
f. Memberi salam.
Sikap disiplin dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianut(Karakter)

P. Teknik Penilaian
 Penilaian Pengetahuan

Teknik Keterangan
Penilaian
Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda)

Uraian Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara tertulis

 Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
Jumla Skor Kode
No Nama Siswa Dinilai
h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 Hery 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
3

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai
 Penilaian perilaku kegiatan melakukan percobaan
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah
tanda ceklis (✓) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.

Penilaian Keterangan
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
Ketelitian dan kehati-hatian dalam
2
melakukan percobaan
Ketekunan dan tanggung jawab dalam

3 belajar dan bekerja baik secara individu


maupun kelompok
Keterampilan berkomunikasi pada saat
4
belajar
 Sikap Disiplin

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuaiaspek pengamatan
Tidak = Apabila siswa tidak menunjukkan
Melakukan
No Sikap Yang Diamati Ket
Y T
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat
waktu
3 Memakai seragam sesuai tata
tertib
4 Mengerjakan tugas yang
diberikan
5 Tertib dalam mengikuti
pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai
dengan langkah yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai
mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata
pelajaran

Mengetahui ….….. , ……………… 2019

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

NIP NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SELAYAR


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X/ 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Fungi/Jamur
Alokasi Waktu : 12 JP ( 4 Pertemuan)

Q. Kompetensi Inti

KI SPIRITUAL (KI 1) DAN KI SOSIAL (KI 2)


Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif) dan
percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI PENGETAHUAN (KI 3) KI KETERAMPILAN (KI 4)
KI3:Memahami ,menerapkan, dan KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan
dan metakognitif berdasarkan pengembangan dari yang
rasa ingintahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, bertindak secara efektif dan
budaya, dan humaniora dengan kreatif, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah

R. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.9 Mengelompokkan jamur 3.7.13 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio
berdasarkan ciri-ciri, cara dalam Kingdom Fungi.
reproduksi, dan mengaitkan 3.7.14 Menjelaskan dasar pengelompokkan
peranannya dalam Fungi.
kehidupan 3.7.15 Mendeskripsikan struktur tubuh
jamur dari berbagai golongan.
3.7.16 Membedakan berbagai golongan
jamur berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.7.17 Menjelaskan cara-cara
perkembangbiakan yang ditemukan
pada berbagai golongan jamur.
3.7.18 Membedakan spora vegetatif dan
generatif berbagai golongan jamur.
4.7 Menyajikan laporan hasil 4.7.9 Membuat charta siklus hidup jamur
investigasi tentang dari berbagai golongan.
keanekaragaman jamur dan 4.7.10 Membuat laporan tertulis hasil
peranannya dalam pengamatan jenis-jenis jamur di
kehidupan lingkungan sekitarnya (dengan
foto/gambarnya).
4.7.11 Menyajikan data contoh peran jamur
bagi kehidupan.
4.7.12 Membuat makanan dari hasil
fermentasi jamur.
Nilai Karakter
 Religius
 Mandiri
 Gotong royong
 Kejujuran
 Kerja keras
 Percaya diri
 Kerjasama

S. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama
dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio dalam Kingdom Fungi.
 Menjelaskan dasar pengelompokkan Fungi.
 Mendeskripsikan struktur tubuh jamur dari berbagai golongan.
 Membedakan berbagai golongan jamur berdasarkan ciri-ciri morfologinya
 Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan yang ditemukan pada berbagai
golongan jamur.
 Membedakan spora vegetatif dan generatif berbagai golongan jamur.
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik

Fokus nilai-nilai sikap:


 Kejujuran,
 Kedisiplinan
 Kepedulian dan
 Tanggung jawab

T. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
 Konsep
 Ciri-ciri kelompok jamur berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi,
reproduksi
 Pengelompokan jamur
 Peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek
 Prinsip
 Siklus daur hidup jamur
 Pengelompokan jamur
 Prosedur
 Menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
 ilmu Biologi.
5. Materi Pembelajaran Pengayaan
 Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
U. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning

V. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/alat, Bahan Pembelajaran
e. Media LCD projector,
f. Laptop,
2. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
c. Buku teks pelajaran yang relevan
d. Sumber Internet

W. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah Sintak Model Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan d. Guru memberi salam d. Peserta didik 10
dan peserta didik mengucapkan menit
menjawab salam salam khas
dari guru. sekolah.
e. Guru meminta salah e. Ketua kelas
satu peserta memimpin teman-
didik/ketua kelas teman berdoa
untuk berdoa untuk memulai
memohon kepada pembelajaran
Allah swt semoga
diberi kelancaran
dan kemudahan
dalam belajar.
f. Guru menanyakan f. Peserta didik
absensi peserta mempersiapkan
didik, peserta didik buku siswa, alat,
menjawab dan bahan untuk
pertanyaan guru. mengikuti
pelajaran.
Kegiatan Inti Fase 1. d. Guru menunjukkan beberapa contoh
Stimulating/ pengelompokan jamur Basidiomicityna dan 10
Pemberian Deuteromicotyna Menit
rangsangan. e. Guru membimbing peserta didik mengamati
beberapa contoh jamur.
f. Guru merangsang siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait dengan dengan jamur
yang di tunjukkan.
Fase 2. b. Guru memberikan kesempatan pada peserta 10
Problem didik untuk mengidentifikasi sebanyak menit
statemen mungkin pertanyaan/masalah/hal-hal yang
(pertanyaan/ ingin diketahui dari bagan yang
identifikasi diterimanya.
masalah)
Fase 3. Data b. Guru b. Siswa bekerja dalam 15
collection membagi kelompok mencari menit
(pengumpula siswa menjadi informasi sebanyak-
n data) 6 kelompok. banyaknya tentang
jamur, baik dari buku
atau internet.
Fase 4. Data c. Mengolah data 15
processing d. Siswa bekerja dalam keompok, menjawab menit
(pengolahan pertanyan-pertanyan yang telah diajukan
data) dengan menggunakan informasi yang telah
dikumpulkan
Fase 5. b. Peserta didik mendiskusikan hasil 10
Verification pengamatannya dan memverifikasi hasil menit
(pembuktian) pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber.
Fase 6. c. Sebagai perwakilan, beberapa kelompok 10
Generalizatio maju untuk menyampaikan hasil diskusi. menit
n (menarik d. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas.
kesimpulan/
generalisasi)
Kegiatan Penutup g. Memeriksa pekerjaan c. Membuat 10
siswa yang selesai rangkuman/simpu menit
langsung diperiksa. lan
Peserta didik yang pelajaran.tentang
selesai mengerjakan point-point
projek dengan benar penting yang
diberi paraf serta muncul dalam
diberi nomor urut kegiatan
peringkat, untuk pembelajaran
penilaian projek. yang baru
dilakukan.

h. Memberikan d. Melakukan
penghargaan kepada refleksi terhadap
kelompok yang kegiatan yang
memiliki kinerja dan sudah
kerjasama yang baik. dilaksanakan.

i. Merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk tugas
kelompok/
perseorangan (jika
diperlukan).

j. Mengagendakan
pekerjaan rumah.
Membiasakan sikap
bertanggung jawab
dan peduli dengan
tugas yang diberikan
(Karakter)
k. Menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
l. Memberi salam.
Sikap disiplin dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianut(Karakter)

X. Teknik Penilaian
 Penilaian Pengetahuan

Teknik Keterangan
Penilaian
Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda)

Uraian Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara tertulis

 Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
Jumla Skor Kode
No Nama Siswa Dinilai
h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 Hery 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
3

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai
 Penilaian perilaku kegiatan melakukan percobaan
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah
tanda ceklis (✓) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.

Penilaian Keterangan
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
Ketelitian dan kehati-hatian dalam
2
melakukan percobaan
Ketekunan dan tanggung jawab dalam

3 belajar dan bekerja baik secara individu


maupun kelompok
Keterampilan berkomunikasi pada saat
4
belajar
 Sikap Disiplin

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuaiaspek pengamatan
Tidak = Apabila siswa tidak menunjukkan
Melakukan
No Sikap Yang Diamati Ket
Y T
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat
waktu
3 Memakai seragam sesuai tata
tertib
4 Mengerjakan tugas yang
diberikan
5 Tertib dalam mengikuti
pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai
dengan langkah yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai
mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata
pelajaran

Mengetahui ….….. , ……………… 2019

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

NIP NIP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 2 SELAYAR


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : X/ 1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Fungi/Jamur
Alokasi Waktu : 12 JP ( 4 Pertemuan)

Y. Kompetensi Inti

KI SPIRITUAL (KI 1) DAN KI SOSIAL (KI 2)


Kompetensi Sikap Spiritual yang ditumbuhkembangkan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik, yaitu berkaitan dengan
kemampuan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Sedangkan pada Kompetensi Sikap Sosial berkaitan dengan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, kerjasama, responsive (kritis),pro-aktif (kreatif) dan
percaya diri, serta dapat berkomunikasi dengan baik.
KI PENGETAHUAN (KI 3) KI KETERAMPILAN (KI 4)
KI3:Memahami ,menerapkan, dan KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, abstrak terkait dengan
dan metakognitif berdasarkan pengembangan dari yang
rasa ingintahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara
pengetahuan, teknologi, seni, mandiri, bertindak secara efektif dan
budaya, dan humaniora dengan kreatif, serta mampu menggunakan
wawasan kemanusiaan, metoda sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah

Z. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.10 Mengelompokkan jamur 3.7.19 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio
berdasarkan ciri-ciri, cara dalam Kingdom Fungi.
reproduksi, dan mengaitkan 3.7.20 Menjelaskan dasar pengelompokkan
peranannya dalam Fungi.
kehidupan 3.7.21 Mendeskripsikan struktur tubuh
jamur dari berbagai golongan.
3.7.22 Membedakan berbagai golongan
jamur berdasarkan ciri-ciri
morfologinya
3.7.23 Menjelaskan cara-cara
perkembangbiakan yang ditemukan
pada berbagai golongan jamur.
3.7.24 Membedakan spora vegetatif dan
generatif berbagai golongan jamur.
4.7 Menyajikan laporan hasil 4.7.13 Membuat charta siklus hidup jamur
investigasi tentang dari berbagai golongan.
keanekaragaman jamur dan 4.7.14 Membuat laporan tertulis hasil
peranannya dalam pengamatan jenis-jenis jamur di
kehidupan lingkungan sekitarnya (dengan
foto/gambarnya).
4.7.15 Menyajikan data contoh peran jamur
bagi kehidupan.
4.7.16 Membuat makanan dari hasil
fermentasi jamur.
Nilai Karakter
 Religius
 Mandiri
 Gotong royong
 Kejujuran
 Kerja keras
 Percaya diri
 Kerjasama

AA. Tujuan Pembelajaran


Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning yang
dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik
yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan,
menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, Selama
dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan ciri-ciri umum Divisio dalam Kingdom Fungi.
 Menjelaskan dasar pengelompokkan Fungi.
 Mendeskripsikan struktur tubuh jamur dari berbagai golongan.
 Membedakan berbagai golongan jamur berdasarkan ciri-ciri morfologinya
 Menjelaskan cara-cara perkembangbiakan yang ditemukan pada berbagai
golongan jamur.
 Membedakan spora vegetatif dan generatif berbagai golongan jamur.
dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan
bekerjasama dengan baik

Fokus nilai-nilai sikap:


 Kejujuran,
 Kedisiplinan
 Kepedulian dan
 Tanggung jawab

BB. Materi Pembelajaran


1. Materi Pembelajaran Reguler
 Konsep
 Ciri-ciri kelompok jamur berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi,
reproduksi
 Pengelompokan jamur
 Peran jamur dalam bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan
pengembangan iptek
 Prinsip
 Siklus daur hidup jamur
 Pengelompokan jamur
 Prosedur
 Menyajikan data contoh peran jamur bagi kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
 ilmu Biologi.
6. Materi Pembelajaran Pengayaan
 Permasalahan Biologi pada berbagai objek Biologi, dan tingkat organisasi
kehidupan
CC. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan
Model : Discovery Learning

DD. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/alat, Bahan Pembelajaran
g. Media LCD projector,
h. Laptop,
2. Sumber Belajar
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran biologi (peminatan) kelas X Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
c. Buku teks pelajaran yang relevan
d. Sumber Internet
EE. Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah Sintak Model Kegiatan guru Kegiatan siswa Alokasi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Kegiatan Pendahuluan g. Guru memberi salam g. Peserta didik 10
dan peserta didik mengucapkan menit
menjawab salam salam khas
dari guru. sekolah.
h. Guru meminta salah h. Ketua kelas
satu peserta memimpin teman-
didik/ketua kelas teman berdoa
untuk berdoa untuk memulai
memohon kepada pembelajaran
Allah swt semoga
diberi kelancaran
dan kemudahan
dalam belajar.
i. Guru menanyakan i. Peserta didik
absensi peserta mempersiapkan
didik, peserta didik buku siswa, alat,
menjawab dan bahan untuk
pertanyaan guru. mengikuti
pelajaran.
Kegiatan Inti Fase 1. g. Guru menunjukkan peran jamur dalam
Stimulating/ bidang ekologi, ekonomi, kesehatan, dan 10
Pemberian pengembangan iptek. Menit
rangsangan. h. Guru membimbing peserta didik mengamati
peran jamur dalam bidang ekologi,
ekonomi, kesehatan, dan pengembangan
iptek.
i. Guru merangsang siswa untuk mengajukan
pertanyaan terkait dengan dengan peran
jamur dalam bidang ekologi, ekonomi,
kesehatan, dan pengembangan iptek.
Fase 2. c. Guru memberikan kesempatan pada peserta 10
Problem didik untuk mengidentifikasi sebanyak menit
statemen mungkin pertanyaan/masalah/hal-hal yang
(pertanyaan/ ingin diketahui dari bagan yang
identifikasi diterimanya.
masalah)
Fase 3. Data c. Guru c. Siswa bekerja dalam 15
collection membagi kelompok mencari menit
(pengumpula siswa menjadi informasi sebanyak-
n data) 6 kelompok. banyaknya tentang
jamur, baik dari buku
atau internet.
Fase 4. Data e. Mengolah data 15
processing f. Siswa bekerja dalam keompok, menjawab menit
(pengolahan pertanyan-pertanyan yang telah diajukan
data) dengan menggunakan informasi yang telah
dikumpulkan
Fase 5. c. Peserta didik mendiskusikan hasil 10
Verification pengamatannya dan memverifikasi hasil menit
(pembuktian) pengamatannya dengan data-data atau teori
pada buku sumber.
Fase 6. e. Sebagai perwakilan, beberapa kelompok 10
Generalizatio maju untuk menyampaikan hasil diskusi. menit
n (menarik f. Siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas.
kesimpulan/
generalisasi)
Kegiatan Penutup m. Memeriksa pekerjaan e. Membuat 10
siswa yang selesai rangkuman/simpu menit
langsung diperiksa. lan
Peserta didik yang pelajaran.tentang
selesai mengerjakan point-point
projek dengan benar penting yang
diberi paraf serta muncul dalam
diberi nomor urut kegiatan
peringkat, untuk pembelajaran
penilaian projek. yang baru
dilakukan.

n. Memberikan f. Melakukan
penghargaan kepada refleksi terhadap
kelompok yang kegiatan yang
memiliki kinerja dan sudah
kerjasama yang baik. dilaksanakan.

o. Merencanakan
kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk tugas
kelompok/
perseorangan (jika
diperlukan).
p. Mengagendakan
pekerjaan rumah.
Membiasakan sikap
bertanggung jawab
dan peduli dengan
tugas yang diberikan
(Karakter)

q. Menyampaikan
rencana pembelajaran
pada pertemuan
berikutnya
r. Memberi salam.
Sikap disiplin dan
mengamalkan ajaran
agama yang
dianut(Karakter)

FF.Teknik Penilaian
 Penilaian Pengetahuan

Teknik Keterangan
Penilaian
Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda)

Uraian Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara tertulis


 Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
Aspek Perilaku yang
Jumla Skor Kode
No Nama Siswa Dinilai
h Skor Sikap Nilai
BS JJ TJ DS
1 Hery 75 75 50 75 275 68,75 C
2 ... ... ... ... ... ... ...
3

Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria
= 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 =
68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin
dinilai

 Penilaian perilaku kegiatan melakukan percobaan


Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual siswa. Berilah
tanda ceklis (✓) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan
oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan.
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan.
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.

Penilaian Keterangan
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Rasa ingin tahu
Ketelitian dan kehati-hatian dalam
2
melakukan percobaan
Ketekunan dan tanggung jawab dalam
3 belajar dan bekerja baik secara individu
maupun kelompok
Keterampilan berkomunikasi pada saat
4
belajar
 Sikap Disiplin

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial siswa dalam
kedisiplinan. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap disiplin
yang ditampilkan oleh siswa, dengan kriteria sebagai berikut :
Ya = Apabila siswa menunjukkan perbuatan sesuaiaspek pengamatan
Tidak = Apabila siswa tidak menunjukkan
Melakukan
No Sikap Yang Diamati Ket
Y T
1 Masuk kelas tepat waktu
2 Mengumpulkan tugas tepat
waktu
3 Memakai seragam sesuai tata
tertib
4 Mengerjakan tugas yang
diberikan
5 Tertib dalam mengikuti
pembelajaran
6 Mengikuti praktikum sesuai
dengan langkah yang ditetapkan
7 Membawa buku tulis sesuai
mata pelajaran
8 Membawa buku teks mata
pelajaran

Mengetahui ….….. , ……………… 2019

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

NIP NIP
C.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa

C.2 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa

C.3 Analisis Statistik Inferensial Hasil Belajar Siswa


LKS
LEMBAR KERJA SISWA

KINGDOM
FUNGI/JAMUR

UNTUK TINGKAT SMA/MA

NAMA :…………………………………...............

NO. ABSEN :……………………………………………….

KELAS :……………………………………………….

SEKOLAH :……………………………………………….
Latihan Soal

a. Pilihan
ganda

1. Mengapa fungi termasuk organisme heterotrop….


a. Dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis
b. Tidak dapat membuat makanan sendiri dan mengabsorbsi
(menyerap) nutrient dari lingkungan diluar tubuhnya
c. Dapat membuat makanan sendiri melalui absorbsi (penyerapan
nutrien)
d. Tidak dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis
e. Dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis dan
absorbsi
2. Perhatikan gambar dibawah ini!

Fungi ini hidup sebagai….

a. Fungi parasitik
b. Fung mutualis
c. Fungi dekomposer
d. Fungi saprofit
e. Fungi haustoria
3. Absorpsi nutrient oleh fungi/jamur dengan cara menguraikan
organisme mati disebut ....
a. dekomposer
b. parasit
c. mutualisme
d. haustoria
e. saprofit
4. Struktur tubuh fungi terdiri atas….
a. Fungi multiseluler dan fungi uniseluler
b. Fungi multiseluler dan fungi parasitik
c. Fungi multiseluler dan fungi dekomposer
d. Fungi uniseluler dan fungi decomposer
e. Fungi uniseluler dan fungi mutualis
5. Reproduksi pada fungi secara seksual dilakukan dengan cara….
a. Fragmentasi, pembentukan tunas, dan basidiospora
b. Zigospora, askospora, dan basidiospora
c. Konidiospora, fragmentasi, dan pembentukan tunas
d. Zigospora, konidiospora, dan askospora
e. Fragmentasi, zigospora, dankonidiospora
6. Peranan fungi/jamur bagimanusia adalah sebagai berikut,
kecuali....
a. Dekomposer
b. Bahan makanan
c. Sebagai antibiotik
d. Sebagai bahan obat-obatan
e. Sebagai material bahan bangunan
7. Berikut ini jenis fungi/jamur yang dapat dikonsumsi, kecuali….
a. Helminthos poriumoryzae
b. Auricularia polytricha
c. Volvariella volvaceae
d. Neuros poracrassa
e. Saccharomyces tuac
8. Jenis fungi/jamur yang berperan sebagai antibiotick adalah….
a. Pilobolus sp.
b. Volvariella volvaceae
c. Neuros poracrassa
d. Saccharomyces tuac
e. Penicillium notatum
9. Jamur Ustila gomaydis merupakan jamur yang merugikan
karena….
a. Menyebabkan penyakit pada tanaman jagung dan tembakau
b. Menyebabkan infeksi pada vagina
c. Menyebabkan penyakit pada perbungaan tanaman gandum
d. Menyebabkan penyakit kurap atau panu
e. Menyebabkan penyakit pada kaki atlet

10. Berikut beberapa jenis jamur yang merugikan, kecuali….


a. Claviceps purpurea
b. Aspergillus flavus
c. Helminthosporiu moryzae
d. Candida albicans
e. Pilobolus sp.
PILIHAN GANDA

PETUNJUK :

Berilah tanda silang { X } pada huruf a, b, c, d, dan e pada jawaban yang


paling tepat.

1. Sebutkan bagian-bagian jamur berikut ini!

A
B

E
C
D

A = …………………..
B = …………………..
C = …………………..
D = …………………..
E = …………………..

2. Divisi Zygomicota membentuk alat penghasil spora seksual yang disebut…..


a. Sporangium
b. Konidium
c. Zygosporangium
d. Askus
e. Basidium
3. Lengkapilah keterangan gambar jamur berikut ini!

A = …………………
B = …………………
C = ………………...
D = …………………

4. Spora aseksual yang dihasilkan oleh divisi zygomicotina adalah…


a. Soprangiospora
b. Konidiospora
c. Zygospora
d. Askospora
e. Basidiospora

5. Salah satu contoh jamur dari divisi Zygomicota yang bermanfaat dalam
pembuatan tempe adalah…
a. Rhyzopus stolonifer
b. Rhyzopus oryzae
c. Rhyzopus nigricans
d. Rhyzopus oligosporus
e. Mucor mucedo

6. Salah satu contoh jamur dari divisi Zygomicota yang habitatnya pada kotoran
ternak adalah…
a. Rhyzopus stolonifer
b. Rhyzopus oryzae
c. Rhyzopus nigricans
d. Rhyzopus oligosporus
e. Mucor mucedo

7. Perhatikan daur reproduksi Ascomycotina ini!

11
2

Askokarp, pembelahan meiosis, dan askospora secara berturut-turut ditunjukkan


oleh nomor…
a. 1, 2 dan 3
b. 2, 3 dan 4
c. 2, 4 dan 5
d. 3, 4 dan 5
e. 3, 5 dan 6

8. Pernyataan yang benar dari reproduksi seksual Ascomycota adalah…


a. Plasmogami terjadi dalam anteridium sedangkan kariogami terjadi dalam
askogonium
b. Memiliki gametangium yang masing-masing berinti haploid, gametangium
akan berdekatan dan terjadi kariogami
c. Hifa tidak berdiferensiasi menjadi gametangium sehingga reproduksi seksual
dilakukan melalui somatogami
d. Setelah plasmogami terjadi maka askogonium akan mengirimkan intinya
kepada anteridium melalui trikogen
e. Askogonium membentuk trikogen sebagai saluran penghubung dengan
anteridium

9. Aflatoksin adalah racun yang dihasilkan oleh jamur yang tumbuh di kacang tanah.
Aflatoksin dihasilkan oleh jamur ….
a. Rhizopus
b. Tricoderma
c. Fusarium
d. Aspergillus
e. Penicillium

10. Perhatikan table di bawah ini!


Jenis Ascomycotina Peranan dalam kehidupan manusia

1. Aspergillus wentii a. Membuat adonan kue/roti


2. Penicillium chrysogenum b. Penghasil antibiotika
3. Saccharomyces cereviceae c. Pembuatan oncom
4. Neurospora crassa d. Pembuatan kecap
Yang menunjukkan hubungan jenis jamur dan peranannya yang benar adalah ….
a. 1 dengan b
b. 2 dengan a
c. 3 dengan d
d. 4 dengan c
e. 1 dengan c
11. Jamur shiitake banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan terutama di Cina
dan Jepang. Jamur ini dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Nama ilmiah jamur shiitake adalah…
a. Pleurotus sp
b. Volvariella volvacea
c. Amanita muscaria
d. Auricularia polytrica
e. Lentinulla edodes

12. Perhatikan ciri-ciri jamur berikut!


1. Hifa bersekat
2. Reproduksi seksual dengan zygospora
3. Disebut sebagai fungi imperfecti
4. Menyebabkan penyakit kaki atlet
5. Dapat dikonsumsi
Ciri-ciri Deuteromycota adalah…
a. 1, 2 dan 3
b. 1, 3 dan 4
c. 1, 4 dan 5
d. 3, 3 dan 4
e. 3, 4 dan 5

13. Jamur Divisi Deuteromicotina disebut juga sebagai fungi imperfecti atau jamur
yang tidak sempurna karena…
a. Belum memiliki spora aseksual
b. Bagian tubuhnya tidak sempurna dibanding jamur divisi lainnya
c. Alat dan siklus reproduksi seksualnya belum diketahui dengan jelas dan pasti
d. Jamur divisi ini belum mengalami pertumbuhan yang sempurna pada
konidiumnya
e. Spora aseksualnya dihasilkan oleh konidium

14. Pilihlah jawaban yang paling tepat!


Jenis Reproduksi Simbiosis Kegunaan Sensitif
vegetatif terhadap
a Lichen Konidia Mutualisme Tanaman Air
hias
b Lichen Spora Komensalisme Tanaman Cahaya
obat matahari
c Lichen Zigospora Komensalisme Tanamanan Air dan
obat cahaya
matahari
d Lichen Soredia Parasitisme Tanaman Polutan
obat berbahaya
e Lichen Soredia mutualisme Organisme Polutan
perintis berbahaya

15. Selain dengan fragmentasi, lichen dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
membentuk…
a. Soredia
b. Askus
c. Spora
d. Basidiokarp
e. Anteridium

16. Perhatikan gambar lichen berikut!

Lichen gambar di atas mempunyai bentuk…


a. Hifa
b. Krustose
c. Feliose
d. Frutikose
e. Rhizoid

17. Mikoriza merupakan sebutan untuk simbiosis mutualisme yang terjadi


antara…(1)
a. Fungi dengan tumbuhan lumut
b. Fungi dengan alga hijau-biru
c. Fungi dengan akar tumbuhan
d. Fungi dengan batang tumbuhan
e. Alga hijau-biru dengan akar tumbuhan

18. Jamur dapat berkembang biak secara aseksual dengan membentuk ….


a. Konidium
b. Sporangium
c. Gemma
d. Sorus
e. Hifa
19. Di bawah ini yang bukan merupakan perkembangbiakan jamur secara aseksual
adalah ….
a. Fragmentasi
b. Pembentukan konidia
c. Pertunasan
d. Pembentukan spora
e. Peleburan sel

20. Jamur dapat hidup di hutan yang sangat lebat karena jamur ….
a. Hidup di tempat kering
b. Membutuhkan banyak bahan anorganik
c. Tidak membuat sendiri makanannya
d. Memerlukan tempat yang sejuk
e. Memerlukan sinar

21. Perhatikan gambar di bawah ini!


Gambar di atas menghasilkan spora yang disebut…
a. Zigosporangium
b. Askospora
c. Basidiospora
d. Sporangiospora
e. Konidiospora

22. Bagian yang ditunjuk adalah...

a. Konidia
b. Konidiofor
c. Hifa
d. Askospora
e. Zigospora

23. Perhatikan tabel berikut.

Jenis Jamur
Ciri-ciri
No A B C
1. Hifa tidak bersekat + - -
2. Hifa bersekat - + +
3. Spora dibentuk di - + -
dalam askus
4. Spora dibentuk di - - +
dalam basidium
Berdasarkan tabel tersebut, jenis jamur A, B dan C berturut-turut termasuk…
a. Ascomycota – Basidiomycota – Zygomycota
b. Zygomycota – Ascomycota – Basidiomycota
c. Ascomycota – Deuteromycota – Basidiomycota
d. Basidiomycota – Zygomycota – Deuteromycota
e. Zygomycota – Deuteromycota – Ascomycota

24. Dinding sel jamur sebagian besar tersusun atas…


a. Kitin
b. Lipid
c. Ion organik
d. Fosfat
e. Peptidoglikan

25. Di bawah ini adalah jenis spora pada jamur


1. Sporangiospora
2. Askospora
3. Zigospora
4. Basidiospora
5. Konidiospora
Spora yang terbentuk secara aseksual adalah…
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 1 dan 5
e. 2, 3 dan 4

26. Trichoderma ressei mampu menghasilkan enzim selulase yang dapat digunakan
untuk memproduksi…

a. Kecap
b. Oncom
c. Keju
d. Antibiotik penisilin
e. Protein sel tunggal

27. Alat reproduksi seksual Divisi Basidiomicotina adalah…


a. Basidiospora
b. Basidiokarp
c. Basidium
d. Konidiospora
e. Konidium
28. Berikut ciri-ciri jamur berikut:
1. Hifa senositik
2. Hifa bersekat
3. Inti haploid atau inti dikariotik
4. Reproduksi aseksual dengan sporangiospora
5. Reproduksi seksual dengan basidiospora
Dari ciri-ciri jamur di atas, yang merupakan ciri-ciri jamur divisi Basidiomycota
adalah…
a. 1, 2dan 3
b. 1, 3 dan 4
c. 1, 4 dan 5
d. 2, 3 dan 4
e. 2, 3 dan 5

29. Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar di atas adalah empat tonjolan yang dibentuk oleh basidium yaitu…
a. Stigmata
b. Sterigma
c. Soredia
d. Skleosis
e. Strobila
30. Perhatikan gambar berikut!

Jamur yang termasuk berkembang biak secara seksual dengan basidiospora adalah
nomor….
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 3 dan 5
e. 5 dan 6
D.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru

D.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa


DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS

KONTROL X IPA 2

N No. Urut Nilai Pretest Nilai Posttest


1 30 87
2 40 83
3 47 77
4 60 80
5 20 73
6 40 80
7 33 77
8 33 80
9 40 73
10 57 80
11 23 70
12 40 80
13 33 73
14 20 87
15 43 77
16 33 77
17 50 63
18 43 73
19 33 80
20 43 83
21 30 77
22 40 77
23 23 80
24 30 73
25 33 83
26 43 70
27 23 70
28 30 73
29 23 67
30 37 63
31 27 77
32 27 73

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR KELAS

EKSPERIMEN X IPA 1

N No. Urut Nilai Pretest Nilai Posttest


1 43 80
2 53 83
3 50 90
4 67 77
5 40 73
6 47 80
7 50 83
8 60 77
9 60 87
10 53 87
11 53 80
12 57 77
13 60 70
14 33 73
15 37 83
16 50 80
17 63 90
18 47 83
19 40 87
20 47 87
21 57 93
22 57 73
23 47 83
24 43 87
25 43 77
26 57 80
27 43 77
28 47 77
29 50 87
30 60 70

31 47 77
32 53 77

Descriptives

kelas Statistic Std. Error

Mean 36.82 1.907

95% Confidence Interval for Lower Bound 32.93


Mean Upper Bound 40.70

5% Trimmed Mean 36.62

Median 37.00

Variance 119.966

1 Std. Deviation 10.953

Minimum 20

Maximum 60

Range 40

Interquartile Range 17

Skewness .218 .409


hasil belajar siswa
Kurtosis -.858 .798

Mean 75.15 1.981

95% Confidence Interval for Lower Bound 71.12


Mean Upper Bound 79.19

5% Trimmed Mean 75.72

Median 77.00

2 Variance 129.445

Std. Deviation 11.377

Minimum 50

Maximum 90

Range 40

Interquartile Range 16
Skewness -.633 .409

Kurtosis -.458 .798

Mean 33.15 1.578

95% Confidence Interval for Lower Bound 29.94


Mean Upper Bound 36.37

5% Trimmed Mean 32.78

Median 30.00

Variance 82.133

3 Std. Deviation 9.063

Minimum 20

Maximum 53

Range 33

Interquartile Range 13

Skewness .606 .409

Kurtosis -.380 .798

Mean 82.03 1.644

95% Confidence Interval for Lower Bound 78.68


Mean Upper Bound 85.38

5% Trimmed Mean 82.42

Median 80.00

Variance 89.155

4 Std. Deviation 9.442

Minimum 60

Maximum 97

Range 37

Interquartile Range 13

Skewness -.483 .409

Kurtosis .078 .798


UjiNormal

Case Processing Summary

Kelas Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

1 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%

2 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%


Hasil Belajar Siswa
3 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%

4 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%

Tests of Normality
a
Kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

1 .127 33 .193 .959 33 .236

2 .149 33 .061 .928 33 .031


Hasil Belajar Siswa
3 .151 33 .054 .939 33 .062
*
4 .115 33 .200 .951 33 .139

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Uji Homogen

Pretest

Test of Homogeneity of Variances


Hasil belajar siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.421 1 64 .125
ANOVA
Hasil belajar siswa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 186.751 1 186.751 1.838 .180


Within Groups 6502.233 64 101.597
Total 6688.985 65

Postest

Test of Homogeneity of Variances


Hasil belajar siswa

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.882 1 64 .175

ANOVA
Hasil belajar siswa

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 780.742 1 780.742 7.143 .010


Within Groups 6995.212 64 109.300
Total 7775.955 65

Uji independent

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

1 33 36.82 10.953 1.907


Hasil Belajar Siswa
2 33 75.15 11.377 1.981
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances
F Sig. t df Sig. Mean
(2- Differen
tailed) ce
Hasil Belajar Equal variances .016 .899 - 64 .000 -38.333
Siswa assumed 13.9
44
Equal variances - 63 .000 -38.333
not assumed 13.9 .9
44 08

Uji Ngain

Case Processing Summary

Kelas Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Eksperimen 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%


NGain_Score
Kontrol 33 100.0% 0 0.0% 33 100.0%

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Mean .7393 .02138

95% Confidence Interval for Lower Bound .6957


Mean Upper Bound .7828

5% Trimmed Mean .7443

Median .7403
NGain_Score Eksperimen
Variance .015

Std. Deviation .12280

Minimum .43

Maximum .96

Range .53
Interquartile Range .15

Skewness -.586 .409

Kurtosis .564 .798

Mean .6106 .02742

95% Confidence Interval for Lower Bound .5547


Mean Upper Bound .6664

5% Trimmed Mean .6176

Median .6494

Variance .025

Kontrol Std. Deviation .15751

Minimum .25

Maximum .83

Range .59

Interquartile Range .21

Skewness -.726 .409

Kurtosis -.144 .798


LEMBAR OBSERVASI SISWA

Mata pelajaran :

Materi :

Hari/ tanggal :

A. Isilah kolom skor sesuai pedoman pensekoran berikut


Pedoman Penskoran Setiap Indikator

a. Skor 5 : Jika semua kegiatan muncul


b. Skor 4 : Jika tiga kegiatan muncul
c. Skor 3 : Jika dua kegiatan muncul
d. Skor 2 : Jika satu kegiatan muncul
e. Skor 1 : Jika tidak ada kegiatan yang muncul

B. Isilah kolom catatan dengan kegiatan yang muncul

Tahap Indikator Kegiatan Skor Catatan

1.Melakukan a. Mengucapkan salam


aktivitas rutin b. Mengabsen siswa
sehari-hari c. Menciptakan suasana belajar
yang kondusif.
d. Membangkitkan keterlibatan
siswa
2.Menyampaikan a. Tujuan pembelajaran
tujuan disampaikan di awal
pembelajaran.
b. Tujuan pembelajaran sesuai
Awal
dengan materi
c. Tujuan sesuai dengan lembar
kerja
d. Tujuan diungkapkan dengan
bahasa yang mudah difahami
siswa
3.Menentukan a. Mempertegas materi yang
materi dan akan dipelajari
pentingnya b. Menjelaskan pentingnya

materi materi dalam pembelajaran


IPA
c. Menjelaskan pentingnya
materi dalam kehiduan sehari-
hari
d. Meminta siswa bertanya
4.Membangkitka a. Menanyakan pengetahuan
n pengetahuan atau pengalaman siswa
tentang materi.
b. memancing siswa untuk
mengingat kembali materi
c. mengaitkan pengetahuan
yang dimiliki siswa dengan
kehidupan sehari – hari .
d. Memberikan kesempatan
siswa untuk bertanya

5.membentuk a. Kelompok terdiri dari 5


kelompok orang
b. kelompok terdiri dari siswa
yang berkemampuan tinggi,
sedang dan rendah
c. kelompok terdiri dari laki –
laki dan perempuan
d. kelompok tidak memiliki
ketua dan sekertaris

6. Menjelaskan a. Menjelaskan bahwa semua


tugas kelompok anggota kelompok harus aktif.
b. Menjelaskan bahwa semua
anggota kelompok harus
bekerja sama.
c. Menjelaskan bahwa semua
anggota kelompok harus
saling membagi tugas.
d. Menjelaskan bahwa anggota
kelompok harus memahami
materi.
1.Meminta siswa a. Meminta siswa memahami
memahami lembar kerja.
lembar kerja b. Meminta siswa membaca
lembar kerja.
c. Meminta siswa memahami
maksud lembar kerja dengan
Inti diskusi sesama anggota
kelompok.
d. Memancing dan mendorong
siswa untuk bertannya.
2.Meminta siswa a. Meminta siswa bekerja sesuai

masing-masing petunjuk lembar kerja.


kelompok b. Meminta siswa menjawab

bekerja sesuai setiap pertanyaan pada lembar

dengan materi kerja.


c. Meminta siswa bekerja
yang diberikan
dengan alat peraga yang
disediakan.
d. Meminta siswa bekerja sama
dalam kelompok
3.Membimbing a. Memantau kerja setiap
dan kelompok dengan berkeliling.
mengarahkan b. Meminta siswa agar tidak

kelompok berkerja secara individual.

dalam c. Membantu kelompok yang


mengalami kesulitan.
berdiskusi
d. Memotivasi siswa yang
kurang aktif dalam kelompok.
4.Meminta a. Meminta giliran kelompok
kelompok pelapor.
melaporkan b. Memberi kesempatan kepada

hasil kerjanya pelapor untuk menuliskan


laporannya di papan tulis.
c. Meminta dan member
kesempatan kepada kelompok
lain untuk menanggapi.
d. Meminta dan memberi
kesempatan kelompok lain
untuk merespon tanggapan
1.Melakukan a. Melakukan tanya jawab
evaluasi secara lisan kepada siswa
secara acak.
b. Memberikan soal yang sesuai
dengan materi yang dipelajari.
c. Memberikan soal yang sesuai
Akhir
dengan tujuan pembelajaran

2.Mengakhiri a.Mengatur kelas dengan


pembelajaran kembali dalam posisi semula
b.Memotivasi siswa siswa untuk
lebih giat belajar
c.Menginformasikan materi
pelajaran yang akan dipelajari
pada pertemuan berikutnya.
d.Memberikan pesan moral
d.Menutup dengan salam

Jumlah skor

Jumlah Skor
Prosentase Nilai Rata-Rata = x 100%
Skor Maksimal
Taraf Keberhasilan Tindakan

a. 90%  NR  100% : Sangat baik


b. 80%  NR  89% : Baik
c. 70%  NR  79% : Cukup
d. 60%  NR  69% : Kurang
e. 0%  NR  59% : Kurang Sekali
Selayar, 26 November 2019

SUNARTI
E.1 Dokumentasi Penelitian
LAMPIRAN E

E.1 Dokumentasi

1. Pemberian Pretest
2. Diskusi Kelompok
3. Pemberian Postest
4. Foto bersama kepala sekoah SMA 2 Selayar
RIWAYAT HIDUP

Nur Anisa. Diahirkan di Lebo, Kabupaten Kepulauan

Selayar pada tanggal 28 April 1996, dari pasangan Ayahanda

Durusi dan Ibunda Timang. Penulis masuk sekolah dasar

pada tahun 2003 di SD Inpres Lebo Kabupaten Kepulauan

Selayar dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri 4

Bontosikuyu tahun 2012, dan tama SMK Negeri 1 Benteng tahun 2015. Pada tahun

yang sama (2005), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata 1 (S1)

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Imu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai