mampu meningkatkan efisiensi perbanyakan bibit unggul dan peningkatan mutu dan hasil panen
petani, karena kentang yang di perbanyak secara kultur sel dan kultur meristem yang telah lulus tes
elisa mampu menghasilkan planlet yang akan memproduksi umbi G0 murni bebas penyakit atau
patogen, G0 adalah generasi awal yang paling baik guna untuk di kembangkan menjadi perbanyakan
bibit kentang, karena planlet dari hasil eksplan yang sudah sudah lulus uji melalui tel elisa itu
memang bebas dari kontaminasi patogen, sehingga setelah di aklimatisasi planlet yang
menghasilkan umbi G0 akan mampu bertahan dan di kembangkan melalui stek umbi mikro
selanjutnya akan mempu menghasilkan keturunan G1, G2, dan seterusnya, uniknya pada varietas
unggul planlet yang dihasilkan mampu berkecambah dengan hanya mengandalkan 1 helai daun saja
atau satu stek saja planletnya mampu bertahan hidup pada tahapan aklimatisasi yang baik, dengan
pemberian dari serbuk dari serabut kelapa, pupuk kandang yang sudah terfermentasi dengan baik,
em4, dan arang sekam, tanpa tambahan media tanah sedikitpun ini sudah sangat subur
pertumbuhan dari hasil planlet yang sudah di stek sebelumnya, tentunya dengan penyiraman
pemberian zpt tambahan, dan system aklimatisasi sebaik mungkin pada green house akan
menghasilkan pertumbhan planlet yang lebih baik lagi dan umbi G0 yang dihasilkan persatu rumpun
itu akan lebih meningkat lagi, setelah dikemabngkan lagi menjadi umbi G1, di stek lagi dan di
kembangkan lagi menjadi G2,G3, maka pada G3 itu sudah layak untuk di kembangkan ke lahan
petani langsung, peluang yang bisa di lihat oleh petani adalah dimana harga perkilo G2 saja
mencapai 25.000-30.000/kg, bagaimana dengan harga planlet, umbi G1 Dan seterusnya tentunya
akan sangat mahal, ini dapat kita ukur dengan 1 botol planlen mampu menghasilkan ribuan stek dan
ribuan stek dan stek ini terus berkembang hingga bisa menghasilkan puluhan ribu bahkan jutaan
umbi berkualitas, hasil panen petani jadi lebih memuaskan denagn jumlah umbi yang signifikan lebih
banyak, kemudian bobot dan kualitas mutu umbi meningkat tinggi, hama penyakit jadi sangat
minim, petani bisa memproduksi bibit sendiri, dan masih banyak lagi keuntungan lain yang bisa
mensejahterakan petani melalui teknik kultur jaringan.
a. Perbanyakan tanaman hortikultura, tanaman tahunan, tanaman musiman, tanaman c3, tanaman
c4, tanaman cryptogamae, phanerogmae dengan tingkat efisien yang lebih tinggi.
b. Untuk penyerbukan bunga tanaman-tanaman yang mempunyai struktur dan morfologi bunga yang
berbeda-beda bias dari yang beda spesies, sama spesies,baik tanaman yang memiliki bunga majemuk,
tidak majemuk, bunga sempurna, tidak sempurna, bunga tunggal, bunga lengkap, tidak lengkap jika
masih memungkinkan untuk di hibridisasi setelah pembungaan berhasil setelah kultur, contoh pada
kentang yang berhasil muncul stolon pada saat di dalam botol kultur itu setelah di aklimatisasi
pembungaan bias di sinkronisasi dengan tanaman lain yang memungkinkan untuk di kawin silangkan
dengan tanaman kentang variets lain.
c. Untuk penyelamatan embrio, yang terkontaminasi pada lingkungan yang tidak terkendali menjadi
masalah besar pada petani, oleh sebab itu tentu kultur jaringan mampu mengatasi masalah ini dalam
kondisi lingkungan in vitro.
d. Produksi metabolit sekunder, dengan adanya tanaman hasil kultur yang menghasilkan klon yang
unggul, tentu produksi metabolit sekunder yang lebih tinggi di bandingkan dengan tanaman yang di budi
daya secara confensional.
e. Planlet hasil perbanyakan kultur jaringan cocok dijadikan sebagai penyimpanan, atau seleksi plasma
nutfah yang berasal dari varietas unggul.
f. Kultur fusi protoplas juga meningkatkan efisiensi perkawinan silang atara 2 genus yang berbeda ini
tentu sangat tidak memungkinkan dilakukan secara konfensional.
g. VARIASI SOMAKLONAL ini biasanya merupakan kesalahan-kesalahan atau hal-hal yang tidak di
inginkan, tetapi tidak jarang variasi somaklonal uang muncul bahkan melebihi ekspetasi dari gen yang
di kehendaki jadi di sisi lain juga variasi somklonal ini punya dampak yang sangat baik dalam suatu
populasi tanaman.
h. PRODUKSI HAPLOID, hasil persilangan dari tanaman yang di kultur akan memungkinkan
terjadinya haploid sekitar 10%
2. HIBRIDISASI SOMATIK
e. Hibrid Asimetrik
g. Harapan