Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANZE YOURGA

NO BP : 2020242007

Manfaat Kultur Jaringan Dalam Bidang Pertanian

Kultur jaringan banyak dimanfaatkan dalam bidang


pertanian seperti penyediaan bibit dalam jumlah besar,
menghasilkan bibit unggul, mengasilkan bibit yang bebas hama
dan penyakit, dan memperbaiki sifat-sifat tanaman. Perbaikan sifat
tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan fusi protoplas. Fusi
protoplas merupakan penggabungan protoplas tanaman untuk
menghasilkan sifat-sifat yang diinginkan. Dengan fusi protoplas
juga memungkinkan menghasilkan tanaman yang berukuran besar
(poliploidi).

Selain menghasilkan tumbuhan beukuran besar melalui


kultur jaringan juga dapat dihasilkan tumbuhan berukuran
(haploid). Tumbuhan haploid dapat dihasilkan melalui kultur
antera maupun kultur ovul. Perbaikan sifat tanaman juga dapat
dilakukan dengan transfer gen. Transfer gen dilakukan dengan
bantuan Agobacterium tumefaciens. Dengan bantuan bakteri
tersebut dimungkinkan terjadinya perakitan gen-gen tanaman
sesuai yang dibutuhkan. Teknologi transformasi gen dapat
menghasilkan tanaman dengan varietas bibit unggul (hasil lebih
tinggi), menghasilkan tanaman bebas virus dan bakteri, taman
dengan kandungan senyawa berkhasiat lebih tinggi, tanaman tahan
terhadap salinitas, tahan terhadap kekeringan, maupun tanaman
yang tahan terhadap stress.
Terdapat beberapa manfaat kultur jaringan dalam bidang
pertanian diantaranya ialah:

1. Pengadaan Bibit
- Penyediaan bibit yang berkualitas baik merupakan salah satu
faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengembangan
pertanian di masa mendatang.
- Pengadaan bibit pada suatu tanaman yang akan dieksploitasi
secara besar-besaran dalam waktu yang cepat akan sulit
dicapai dengan perbanyakan melalui teknik konvensional.
- Membantu memperbanyak tanaman (menyediakan bibit),
khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara
generatif.

Yang mana keunggulan bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan:

1) Identik dengan induknya, yaitu dengan mendapatkan tanaman


baru atau spesies terbaru, dengan waktu tanam yang singkat,
tetapi memiliki sifat yang sama persis seperti indukannya.
2) Membantu mempertahankan produktivitas tumbuhan sehingga
dapat menghasilkan produtivitas yang maksimal.
3) Massal (banyak) dan hemat tempat, waktu yang dibutuhkan
relatif singkat, menghemat biaya
produksi dan waktu penanaman. Biaya pembuatan dan
pengangkutan bibit lebih murah serta mudah sehingga dapat
menekan biaya pengeluaran. Kultur jaringan umumnya
dilakukan pada tanaman yang persentase perkecambahannya
rendah atau laju perbanyakannya dengan cara konvensional
lambat dengan tujuan mampu menghasilkan tanaman dalam
jumlah massal dengan waktu yang singkat dibanding cara
konvensional.
4) Bibit yang diperoleh lebih seragam, dengan adanya kultur
jaringan ini mampu menghasilkan tanaman yang lebih
bervariasi disebabkan dengan kultur jaringan ini dapat
dilakukan berbagai modifikasi dalam perlakuannya sehingga
menghasilkan bibit yang seragam seperti Ukuran buahnya bisa
lebih besar dari indukannya, tetapi rasanya tetap sama seperti
indukannya.
5) Mutu bibit lebih terjamin, yaitu dapat membantu
mempertahankan produktivitas tumbuhan sehingga dapat
menghasilkan produktivitas yang maksimal.
6) Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat, yang mana dengan
menggunakan kultur jaringan ini dapat memperoleh tanaman
dalam membantu akar tumbuhan untuk lebih aktif dalam
mencari dan menyerap nutrisi dari dalam tanah.
2. Menyediakan bibit bebas virus/penyakit
Kultur jaringan selain digunakan untuk perbanyakan
tanaman, juga digunakan untuk mengeliminasi virus. Kultur
jaringan mampu menciptakan tanaman bebas patogen dengan
kualitas unggulan karena melalui proses yang steril dan terkontrol
lingkungannya yang dengan cara konvensional sukar untuk
dilakukan. Seperti pada metode in vitro kultur kalus yang mampu
mengeliminasi virus penyebab penyakit garis kuning (Sugarcane
yellow leaf virus) mencapai 100% dan kultur meristem apikal
mampu mengeliminasi virus tersebut sebesar 64%.
Banyak virus yang tak menampakkan gejalanya, namun
bersifat laten, dan akan dapat mengurangi vigor, kualitas dan
kuantitas produksi. Virus dalam tanaman induk merupakan
masalah untuk perbanyakan vegetatif tanaman hortikultura secara
konvensional. Morrel & Martin (1952) menemukan bahwa pada
daerah meristem apikal, ternyata kandungan virusnya paling
rendah bahkan tidak ada. Hal ini mungkin karena virus bergerak
melalui sistem pembuluh, sedang daerah tersebut belum ada
sistem pembuluhnya, selain itu aktivitas metabolisme tinggi pada
daerah tersebut tidak mendukung replikasi virus, juga konsentrasi
auksin yang tinggi menghambat multiplikasi.
Keuntungan menggunakan teknik kultur jaringan ini dalam
pertanian ialah meskipun menggunakan induk tanaman yang
terserang virus, atau penyakit tumbuhan tertentu dengan adanya
kultur jaringan ini dapat diperoleh bibit yang bebas virus, hal ini
dikarenakan dalam teknik ini memiliki berbagai macam jenis
klutur yang dapat dilakukan salah satunya seperti yang dijelaskan
diatas yaitu menggunakan kultur meristem yang dapat
menghasilkan bibit yang bebas dari penyakit dan virus, selain itu
dapat jga dilakukan transformasi gen sehingga gen dari tanaman
lain yang lebih baik diinduksi dalam tanaman percobaan yang
terserang virus atau
penyakit dapat dipengaruhi oleh gen asing tersebut sehingga
menghasilkan bibit yang bebas virus dan penyakit serta memiliki
variasi dari tanaman induk sebelumnya.
3. Kultur Jaringan dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma
nuftah.
Kultur jaringan dikatakan sebagai sarana untuk melestarikan
plasma nutfah karena pengalaman menunjukkan, bahwa kurangnya
perhatian pada pelestarian plasma nutfah mengakibatkan
lenyapnya sumber genetika yang jumlahnya besar terutama bagi
tanaman-tanaman yang tidak mantap atau belum jelas
pemasarannya. Teknik kultur in vitro dapat merupakan alternatif
untuk penyimpanan plasma nutfah dalam bentuk jaringan atau
organ tanaman di laboratorium, sehingga pelestarian plasma nutfah
dapat lebih efisien. Dikatakan sebagai sarana melestarikan plasma
nutfah karena kultur jaringan dapat memperbanyak tanaman yang
sukar (sulit) diperbanyak secara konvensional atau tanaman-
tanaman langka, ataupun tanaman yang hamper punah.
4. Kultur Jaringan menciptakan varietas baru melalui rekayasa
genetika. Sel yang telah direkayasa dikembangkan melalui kultur
jaringan sehingga menjadi tanaman baru secara lengkap.Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tumbuhan yang dihasilkan
memiliki sifat unggul dalam waktu yang relative singkat dan
dengan jumlah yang banyak.
5. Kesehatan dan mutu bibit kultur jaringan lebih terjamin
Dalam kultur jaringan selain dapat menghasilkan bibit
tanaman yang sama persis seperti induknya teknik ini juga dapat
membantu memusnahkan penyakit tanaman sehingga kesehatan
serta mutu bibit hasil kultur in vitro ini lebih baik dari bibit yang
diperbanyak secara konvensional. Karena salah satu teknik dalam
kultur jaringan dapat dilakukan rekayasa genetika sehingga
varietas yang dihasilkan lebih baik dari induknya.
6. Proses kultur jaringan tidak tergantung waktu, musim dan iklim
Dalam melakukan kultur jaringan juga tidak terbatas pada
waktu, musim, ataupun iklim sehingga dapat dilakukan kapan saja,
asalkan tempat yang digunakan dalam kondisi steril, sehingga
dalam waktu, musim dan iklim yang bagaimanapun petani masih
bias menghasilkan bibit suatu tanaman. Selain itu bibit yang
dihasilkan juga dapat dilakukan modifikasi sehinggga dapat
bertahan dalam kondisi musim atau iklim tertentu yang mana
tanaman dengan sifat khusus tersebut disebut dengan tanaman
transgenik.

Anda mungkin juga menyukai