Anda di halaman 1dari 1

Teknik Propagasi In Vitro

 Dengan bioteknologi kita dapat memperbanyak atau mengembangkan tanaman secara in vitro/kultur jaringan
 Teknik perbanyakan tanaman secara konvensional (biji, stek, dll) disebut juga Makropropagasi
 Teknik perbanyakan tanaman secara kultur jaringan in vitro disebut juga Mikropropagasi
 In Vitro berasal dari 2 kata In berarti dalam dan Vitro berarti kaca/gelas. Jadi In Vitro adalah perbanyakan tanaman di dalam suatu
wadah kaca atau gelas
 Propagation adalah perbanyakan atau perkembangbiakan, yang di perbanyak/di kembangbiakkan yaitu Jaringannya. Jaringan sendiri
ialah kumpulan dari beberapa sel
 Kenapa kultur jaringan harus di dalam wadah kaca? Agar cahaya mudah masuk sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Selain itu, wadah kaca juga mempermudah tahap sterilisasi
 Kultur Jaringan (Tissue culture/Micropropagation) yaitu perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan cara menumbuhkan
tanaman dari suatu jaringan tanaman berukuran 2 mm baik yang berasal dari batang, daun, akar, maupun umbinya
 Prinsip perbanyakan tanaman secara kultur jaringan didasarkan pada Teori Toti Potensi Sel, “Dari 1 sel saja yang hidup dapat
berkembang menjadi organisme atau makhluk yang utuh apabila berada dalam kondisi lingkungan yang tepat.”
 Mekanisme Kultur Jaringan dapat berasal dari daun, akar, batang, maupun umbi. Jaringan pada bagian tanaman tersebut dipotong
kecil sekitar 2 mm (eksplan), kemudian ditanam dalam media yang sudah terdapat nutrisi dan diletakkan pada tempat steril. Eksplan
akan tumbuh menjadi kalus, kemudian berkembang menjadi bakal embio yang terus berkembang menjadi embrio/kecambah kecil.
Embio tersebut tumbuh menjadi tanaman utuh yang berukuran kecil.
 Eksplan : bagian tumbuhan yang akan ditanam
Planlet : hasil dari eksplan yang sudah memiliki seluruh bagian tanaman secara lengkap/tanaman utuh
 Makropropagasi → 1 tunas dari ketiak tanaman hanya akan menjadi 1 tanaman
Mikropropagasi → 1 tunas dari ketiak tanaman akan menjadi banyak tanaman
 Tidak semua tanaman perlu dilakukan kultur jaringan karena dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya yang tinggi. Kultur jaringan
hanya menanam yang memiliki nilai ekonomi tinggi atau sulit dikembangkan pada propagasi konvensional.
 Faktor yang mempengaruhi Mikropropagasi :
1. Lingkungan
2. Nutrisi Cukup dan Cocok
3. Zat Pengatur Tumbuh
4. Sterilisasi, Apabila terjadi kontaminasi eksplan tidak akan tumbuh dan menjadi busuk
 Perbedaan propagasi In Vitro (mikropropagasi) dengan propagasi konvensional (makropropagasi)
Mikropropagasi Makropropagasi
Propagul (Tunas/Kalus) Kecil Propagul (Tunas/Kalus) Lebih Besar
Kondisi Aseptik (Tanpa Kontaminasi) Kondisi Non Aseptik (Terkontaminasi)
Lingkungan Sangat Terkontrol Kurangnya Pengontrolan Lingkungan
Pertumbuhan Heterotrof (Tidak Bisa Fotosintesis) Pertumbuhan Fotoautotrof (Bisa Berfotosintesis)
Pertumbuhan Cepat Pertumbuhan Lebih Lambat
Biaya Lebih Besar Biaya Lebih Sedikit
 Keuntungan Mikropropagasi In Vitro dan Makropropagasi Konvensional
Mikropropagasi Makropropagasi
Perbanyakan dapat dilakukan dengan cepat Biaya Peralatan Kecil
Pertumbuhan tanaman Dapat Tikontrol Dapat Mengendalikan Pertumbuhan Tanaman (Grafting Batang Bawah Tanaman Kerdil)
Hasil Propagasi Akan Terus Ada (Kontinyu) Pengalaman Dapat Menggantikan Keahlian Teknis
Hasil Propagasi Bebas Hama Penyakit Hasil Propagasi Dapat Berpotensi Tahan Hama Penyakit
 Kerugian (Keterbatasan) Mikropropagasi In Vitro
 Perawatan peralatan dan fasilitas yang intensif
 Perlunya tenaga kerja yang ahli dalam bidang yang sesuai
 Protokol dan prosedur yang spesifik
 Harga bahan dan hasil propagasi yang tinggi
 Contoh satu tanaman yang dapat diperbanyak secara Mikropropagasi In Vitro
Tanaman iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume) dapat diperbanyak secara mikropropagasi in vitro. Tanaman iles-iles
memiliki biji triploid apomiksis yang bukan hasil dari tetuanya sehingga keragamannya terbatas. Mikropropagasi in vitro dapat
digunakan untuk memperoleh bibit iles-iles dalam jumlah banyak, seragam, dan cepat serta tetap memperhatikan efisiensi dan
efektivitas media yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koncentrasi ZPT BAP dan NAA yang tepat dapat digunakan
untuk perbanyakan tangkai daun iles-iles (Fitri Aries; Djenal; Rudi Wardana, 2017).

Anda mungkin juga menyukai