Anda di halaman 1dari 4

Tanaman yang mengalami cekaman kekeringan akan memproduksi ataupun menghasilkan hormon ABA

(Asam Absisat) di dalam akar dan akan ditranslokasikan ke bagian daun untuk mengatur proses fisiologis
dan meningkatkan ketersediaan air di dalam tanaman dengan menghambat transpirasi melalui
penutupan stomata. Kekeringan juga mengakibatkan ketersediaan air di dalam tanaman menurun
(dehidrasi) hingga menyebabkan tekanan turgor sel tanaman menurun. Penurunan turgor sel juga akan
membuat stomata pada daun akan menutup. Semakin ketersediaan air dalam tanaman itu rendah maka
tekanan turgor sel akan semakin menurun dan menyebabkan stomata juga akan semakin menutup. Jika
penutupan stomata terjadi maka penyerapan atau difusi CO2 akan terhambat, hal ini dikarenakan CO2
diserap melalui stomata. Jika CO2 tidak dapat diserap dan juga ketersediaan air menurun, maka proses
fotosintesis pun akan terhambat. Hal ini disebabkan karena CO2 dan air merupakan bahan baku dalam
proses fotosintesis. Jika proses fotosintesis terhambat maka fotosintat/partisi karbohidrat akan
menurun. Dan karena penurunan partisi karbohidrat maka pertumbuhan tanaman pun akan menurun
dan tidak hanya pertumbuhan tanaman tetapi juga produksi akan menurun. Penurunan produksi terjadi
karena energi yang dihasilkan terpakai lebih banyak untuk pertumbuhan daripada diakumulasikan pada
buah yang akan diproduksi.

Tujuan seleksi massa memurnikan varietas (Pengotoran dari percampuran, persilangan alami dan mutasi
alami dalam produksi benih) dan Memperbaiki sifat-sifat dalam varietas lokal (Diperoleh varietas unggul
yang merupakan campurangenotipa dengan fenotip yang seragam)Prosedur seleksi massa ;a.

Dari populasi dasar yang ditanam dipilih individu-individu terbaik berdasarkanfenotipe yang sesuai
dengan kriteria seleksi b.

Biji dari individu terpilih dipanen dan dicampurc.

Diambil sejumlah biji secara acak

ditanam pada satu petak

dipilihindividu-individu terbaik sesuai dengan kriteria seleksiKekurangan:a.

Kurang menarik dibandingkan dengan varietas yang berasal dari galur murni(seragam), lebih sulit untuk
memberikan tanda pengenal diri pada programseleksi benih, dan biasanya memberi hasil lebih rendah
dari galur terbaikdalam campuran.
2.

Seleksi Galur Murni

Galur adalahIndividu-individu yang dikembangkan melalui penyerbukansendiri dari tanaman tunggal.


Galur murni adalah galur dianggap sebagai suatu populasi bergenotip tunggal (populasi seragam karena
homosigot)Tujuan :a.Mendapatkan varitas yang dikembangkan dari individu homosigot superior b.

Pemilihan berdasarkan fenotipc.

Keberhasilan tergantung ragam tanaman homosigotd.

Hasil seleksi berupa galur murnie.

Populasi campuran bahan seleksi dapat berupa varitas localKelebihan :a.

Lebih menarik karena lebih seragam baik genotip maupun fenotip b.

Lebih mudah diidentifikasic.

Hasil biasanya lebih tinggi daripada hasil seleksi massa

Kelemahan:a.

Kurang adaptif terhadap perubahan lingkungan b.

Untuk menggabungkan sifat dari sepasang atau lebih tetuac.


Diawali dengan pemilihan tetua berdasar tujuan program

Silang Balik : persilangan antara keturunan dengan salah satu tetuanya.Kegunaan untuk memperbaiki
suatu sifat yang dikendalikan oleh gen tunggal darivarietas unggul pada tanaman menyerbuk sendiri.
Perbaikan sifat kuantitatif

melalui silang balik → sulit dicapai.

Masalah yang paling besar dalam pelaksanaan Metode Silang Balik adalah adanya

pautan atau “linkage” antara gen

atau allel yang diinginkan dengan allel yang tidak diinginkan / jelek. Galur pendonor gen

(alel) → Tetua Donor

Donor Parent

) Galur yang menerim

a→

Tetua Penerima (

Recipient Parent

atau

Recurrent Parent

Tahapan ;1.

Persilangan pertama

antara tetua penerima (R) dengan tetua pemberi (D)menghasilkan

F1

2.
Silang balik pertama

, F1 disilangkan dengan R untuk mendapatkan populasi

BC1

. (F1 sebagai betina dan R sebagai tetua jantan)3.

Silang balik kedua

, BC1 disilangkan dengan tetua R untuk mendapatkan

BC2

. Tetua BC1 sebagai betina dan R sebagai tetua jantan.4.

Silang balik ketiga

, BC2 disilangkan dengan tetua R untuk mendapatkanBC3. Tetua BC2 sebagai betina dan R sebagai tetua
jantan.5.

Silang balik keempat

, BC3 disilangkan dengan tetua R untuk mendapatkanBC4. Tetua BC3 sebagai betina dan R sebagai tetua
jantan.6.

Populasi BC4 sudah mengandung kembali 93,75% gen R.7.

Pada akhir kegiatan, BC4 dikawinkan sendiri sehingga terjadi segregasi dandiseleksi untuk mendapatkan
galur harapan baru

Anda mungkin juga menyukai