Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X


TENTANG COVID-19 TERHADAP KEPATUHAN PENGGUNAAN
MASKER DEMI MENGURANGI PENYEBARAN COVID-19 DI
MAN 4 KAMPAR

Dosen Pembimbing : Abdul Zaky,M.Si

Disusun Oleh :

Lico Andre Seva (19002023)


Putri Ramayuri (19002045)
Suci Khoirunnisa (19002051)

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RADIOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AWAL BROS PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
IDENTITAS PENELITIAN
Nama Peneliti :
1. Putri Ramayuri ( 19002045)
2. Lico Andre Seva (19002023)
3. Suci Khoirunnisa (19002051)
Judul Penelitian :
Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X tahun 2019 Tentang covid-19
Terhadap Kepatuhan Penggunaan Masker Demi Mengurangi Penyebaran covid-
19 di Madrasah Aliyah Negeri 4 Kampar
Kerangka Teori :
1. `Corona Virus
2. Pencegahan covid 19
3. Kepatuhan Siswa dalam Menggunakan Masker
Jenis dan Desain Penelitian :
Jenis Penelitian : Kuantitatif
Pendekatan : Cross Sectional
Analisis yang digunakan : Asosiatif
Variabel Penelitian :
Variabel penelitian pada penelitian ini adalah variabel dependen, dengan
mempunyai 2 variabel bebas, yaitu :
Variabel bebas 1 : Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X tahun 2019 MAN 4
Kampar
Variabel bebas 2 : Kepatuhan Penggunaan Masker
Variabel terikat adalah penyebaran covid 19.
Populasi :
Populasi pada penelitian ini adalah Siswa kelas X tahun 2019 MAN 4
Kampar yaitu 55 orang
Sampel :
Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan Total Sampling,
yaitu mengambil semua anggota populasi menjadi sampel.
Pengumpulan Data :
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada
sampel

ii
Pengolahan Data :
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS sehingga data yang diolah
dan ditampilkan oleh peneliti dapat dipahami.
Analisis Data :
1. Uji Validitas dan Reabilitas

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

iii
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
proposal peneltian ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan penelitian sebagai tugas dari
dosen Abdul Zaky,M.Si, dengan mata kuliah Statistik yang berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X Tentang Covid-19 Terhadap Penggunaan
Masker Demi Mengurangi Penyebaran Covid-19 di MAN 4 Kampar”.
Penulis tentu menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya laporan penelitian ini nantinya dapat menjadi yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan penelitian ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga proposal penelitian ini
dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kampar, 27 Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI

IDENTITAS PENELITIANii
KATA PENGANTAR iv

iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBARvi
DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan masalah 3

C. Tujuan penulisan 3

D. manfaat penulisan 3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Covid-19 5

B. Kepatuhan Penggunaan Masker 9

C. Hubungan Pengetahuan Covid-19 Dengan Upaya Penggunaan Masker


Demi Mengurangi Penyebaran Covid-19 13

D. Kerangka Teori 13

E. Kerangka Konsep 14

F. Hipotesis Penelitian 14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Data 15

E. Sumber Data 15

F. Populasi Dan Sampel 15

G. Teknik Sampling 16

H. Variabel-Variabel Penelitian 16

I. Definis Operasional 17

J. Sumber Data Dan Teknik Pengumpulan Data 18

v
K. Uji Validitas Dan Reabilitas 19

L. Analisis Data 21

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori 13
Gambar 2.2 Kerangka Konsep 14
Gambar 3.1 Rumus Korelasi Product Momen 20

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional 18
Tabel 3.2 Uji Reabilitas 21

viii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Covid-19 merupakan kasus pandemi sejak tanggal 11 Maret 2020.
Covid-19 adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV).
Pandemi Covid-19 disebabkan oleh adanya proses mutasi dari virus
SARS-CoV menjadi sangat infeksius, hal ini menjadi tantangan bagi
masyarakat karena pasien yang dalam masa inkubasi dan terdeteksi negatif
palsu dapat menyebarkan virus (joko,dkk 2020). Pemerintah diseluruh dunia
mengeluarkan kebijakan tentang upaya pencegahan penularan yang beragam.
Salah satu upaya yang telah disepakati dunia adalah penggunaan masker oleh
seluruh masyarakat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers
for Disease Control/CDC) Amerika Serikat dan WHO (World Health
Organization) telah merekomendasikan pemakaian masker kain utuk
masyarakat umum, hal ini diikuti oleh berbagai negara termasuk Indonesia.
Menurut Joko,dkk (2020) Penularan Covid-19 melalui droplet yang
mengandung virus ataupun aliran udara (aerosol) menjadi jalur utama
yang menyebabkan virus menyebar dan memiliki daya penularan tinggi, saat
pandemi terjadi sangat penting untuk mengontrol sumber infeksi. Berbagai
studi eksperimental melaporkan masker bedah medis dan N95 dapat
melindungi pemakainya dari berbagai infeksi atau kemungkinan menularkan
infeksi. Hasil ini tampak konsisten, sehingga dapat digunakan oleh para
petugas layanan kesehatan untuk melindungi diri terhadap infeksi pernapasan.
Masker dapat melindungi dari tetesan yang lebih kasar dan transmisi aerosol
yang lebih halus, respirator N95 lebih efektif melawan aerosol yang lebih
halus, dan mungkin lebih baik dalam mencegah transmisi tetesan juga.

1
Kebijakan penggunaan masker secara menyeluruh masih terus
menjadi perdebatan secara ekstensif sejak tahap awal pandemi Covid-19. Hal
ini dikarenakan paparan yang signifikan akan menurun bila seseorang
menjaga jarak minimal 6 kaki dengan orang lain atau pasien dan berinteraksi
dalam waktu singkat (hanya beberapa menit atau kurang dari 30 menit).
Sehingga apabila seseorang berada di ruang terbuka dengan penerapan
ketentuan sebelumnya, kemungkinan tidak perlu setiap saat memakai
maskernya.
Suplai masker bedah yang tidak mencukupi membuat masyarakat dan
pemerintah memperbolehkan penggunaan masker kain, berbagai perdebatan
terkait efektivitas masker kain mulai bermunculan. Masker kain buatan
sendiri mungkin masih memberikan perlindungan meskipun umumnya lebih
rendah, selain itu uji klinis efektivitasnya di dalam komunitas masih kurang.
Mengingat banyaknya rekomendasi, dan ketidakpastian seputar
kemungkinan efektivitas dan dampak masker wajah terutama masker kain
buatan sendiri pada transmisi Covid-19, maka tim penulis memberikan
tinjauan terkait efektivitas penggunaan berbagai jenis masker, diharapkan
tinjauan ini dapat menjadi salah satu rujukan dalam pemberian edukasi pada
masyarakat ataupun pembuatan kebijakan selanjutnya.
Menurut Albeth,dkk (2020) Sehubungan dengan belum ditemukannya
obat untuk menangani penyakit ini maka usaha terbesar yang dilakukan
adalah mencegah penyebaran dan penularannya. Oleh karena itu maka World
Health Organization (WHO) mengumumkan program Lockdown yang harus
dipatuhi oleh negara yang sudah terinfeksi virus ini. Program Lockdown
adalah program stay at home. Menghindari untuk keluar rumah. Hampir
seluruh kegiatan dirumahkan, Lockdown diharapkan dapat membantu
mencegah penyebaran virus corona ke suatu wilayah, sehingga masyarakat
yang berada di suatu wilayah tersebut diharapkan dapat terhindar dari wabah
yang cepat menyebar tersebut.
Selain stay at home masyarakat juga dianjurkan untuk melakukan
tindakan-tindakan pencegahan seperti: membersihkan tangan secara teratur

2
dan menyeluruh dengan antiseptik berbasis alkohol atau cuci dengan sabun
dan air. Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik
berbasis alkohol dapat membunuh virus yang mungkin menempel di tangan.
Untuk bisa mematuhi program ini seluruh lapisan masyarakat tak
terkecuali siswa harus memiliki pengetahuan yang lengkap tentang Covid-19
dan mematuhi semua petunjuk-petunjuk program Lockdown yang
dicanangkan. Dengan demikian program pencegahan penyebaran Covid-19
dapat dilaksananakan dengan cara yang maksimal. Salah satu faktor penentu
terjadinya perubahan perilaku kesehatan adalah faktor predisposisi
(predisposing factor) yang didalamnya termasuk pengetahuan dan sikap.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa ada perubahan sikap setelah
diberikan pendidikan dan penyuluhan tentang kesehatan pemberian informasi
meningkatkan pengetahuan dan tentunya dapat merubah perilaku seseorang.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
tingkat pengetahuan siswa/i MAN 4 Kampar tentang Covid-19 dan tingkat
kepatuhan terhadap program Lockdown. Selain itu penelitian ini juga
ditujukan untuk mengetahui hubungan antara kedua variable. Tentunya hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam pembuatan keputusan
berikutnya dalam upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah :
1. adakah hubungan antara tingkat pengetahuan siswa serta kepatuhan
penggunaan masker dengan penyebaran covid-19?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan tentang pengetahuan siswa serta
kepatuhan penggunaan masker dengan penyebaran covid-19.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

3
1. Bagi penulis
Penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberi wawasan dan
pengetahuan baru bagi peneliti dan para siswa/i tentang hubungan antara
pengetahuan siswa serta kepatuhan penggunaan masker dengan
penyebaran Covid-19.
2. Bagi MAN 4 Kampar
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan dan
menjadi pengetahuan untuk pengajar di lingkungan MAN 4 Kampar.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Covid-19
Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus
jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 yang selanjutnya disebut Sars-
Cov 2 (severe acute respiratory syndrome coronavirus 2). Virus ini berukuran
sangat kecil (120- 16 nm) yang utamanya menginfeksi hewan termasuk
diantaranya adalah kelelawar dan unta. Saat ini penyebaran dari manusia ke
manusia sudah menjadi sumber penularan utama sehingga penyebaran virus
ini terjadi sangat agresif.Penularan penyakit ini terjadi dari pasien positif
covid 19 melalui droplet yang keluar saat batuk dan bersin (Han Y, 2020).
Akan tetapi diperkirakan juga bahwa virus ini menyebar dari orang yang tidak
bergejala namun hasil pemeriksaan menunjukkan positif covid-19. Selain itu,
telah diteliti bahwa virus ini dapat hidup pada media aerosol (yang dihasilkan
melalui nevulizer) selama setidaknya 3 jam (Susilo dkk, 2020).
COVID-19 telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization)
atau Badan Kesehatan Dunia sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (KMMD) pada tanggal 30 Januari 2020 dan
akhirnya ditetapkan sebagai Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020 (Keliat
dkk, 2020). Pandemi merupakan wabah yang berjangkit serempak di mana-
mana, meliputi daerah geografi yang luas (KBBI, 2020) sedangkan Pandemi
sebagai pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit
koronavirus 2019 di seluruh dunia dan sampai bulan April 2020 telah
menginfeksi lebih dari 210 negara (WHO, 2020).
1. Penyebaran Covid-19 di Kampar
Penyebaran positif corona Virus Disaese (covid-19) khusus di
Kabupaten Kampar terus meningkat, bukan kasus penularan saja bahkan
kasus kematian akibat covid-19 kampar dibanding persentase Nasional
juga tinggi.

5
Untuk di ketahui, bahwa di kabupaten kampar kasus Covid -19 saat
ini Terkonfirmasi covid-19 sebanyak 3.948 orang, sembuh 3.333 dengan
persentase kesembuhan 84% dengan rata nasional 92%. Kemudian kasus
meninggal sebanyak 156 orang atau 3,9% diatas rata nasional 2,8%,
selanjuntnya dirawat di Rumah Sakit sebanyak 294 orang dan diisolasi
dirumah masing-masing sebanyak 165 orang. Khusus untuk senin 24 Mei
2021 kasus covid-19 positif sebanyak 36 orang, sembuh 31 orang dan
meninggal sebanyak 1 orang di Perhentian Raja.(Diskominfo Kampar)
2. Gejala terjangkit covid-19
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika
Serikat (CDC), beberapa gejala yang perlu masyarakat waspadai
setidaknya adalah demam, batuk, dan sesak napas. Tapi, setiap orang yang
terinfeksi virus corona tidak selalu menunjukkan demam, batuk, dan sesak
napas. Gejala lain yang mungkin tidak mereka sadari, ada juga yang tidak
menunjukkan gejala. Berikut delapan gejala yang pasien Covid-19 alami:
a. Demam tinggi
Menurut dr. Erlina Burhan SpP(K) MSc PhD dari Kelompok
Kerja (Pokja) Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, sejak awal wabah virus corona, gejala yang paling umum
dan banyak pasien alami mencapai 98%, ialah demam tinggi di atas
38,5 derajat Celsius.
Meskipun virus tersebut sudah mengalami mutasi, pada
sebagian orang rentan perlu mewaspadai diri jika sudah mengalami
demam tinggi, bahkan hanya dengan suhu tubuh 37,8 derajat Celsius.
b. Batuk dan pilek
Batuk yang dimaksudkan dalam kategori kemungkinan
terinfeksi virus corona adalah batuk yang terlampau sering dalam
sejam. Umumnya, batuk kering dan terjadi terus-menerus, secara lebih
dari tiga kali 24 jam

6
c. Berkurang indera penciuman
Berkurangnya fungsi indera penciuman bisa menjadi gejala
Covid-19. Jika biasanya bisa mengenali jenis masakan yang sedang
dimasak di dapur dari kejauhan, orang yang terinfeksi Covid-19
mungkin sulit melakukannya. Contoh lain, bila ada aroma kuat di
sekitar, orang lain bisa menciumnya tapi kita tidak, ini bisa jadi tanda
ada gangguan fungsi pernapasan.
d. Berkurang indera pengecap
Gangguan fungsi pernapasan tidak hanya terlihat dari
berkurangnya indera penciuman. Perhatikan diri sendiri, jika merasa
tidak bisa atau berkurang kemampuan memilah rasa makanan yang
Anda makan dan tidak hanya sesekali saja, ini patut Anda curigai
sebagai infeksi Covid-19. Berkurangnya indera penciuman dan
pengecap ini juga ahli Inggris katakan sebagai gejala potensial yang
bisa muncul tanpa ada gejala lainnya.
e. Sesak napas
Menjadi salah satu gejala yang serius. Umumnya, pasien Covid-
19 dalam kasus yang serius akan mengalami pneumonia, paru-paru
penuh dengan nanah dan cairan.
Inilah yang bisa menyebabkan pasien Covid-19 serius akan
mengalami sesak napas yang intens dan batuk yang menyakitkan.
f. Sakit tenggorokan
Persoalan sakit tenggorokan umumnya bisa siapa saja rasakan
dan kapan saja. Ahli gizi Dr dr. Tan Shot Yen M Hum menyebutkan,
jika Anda mengalami sakit tenggorokan hanya di pagi hari, bisa jadi
keluhan itu hanyalah sesaat saja. Hal itu bisa terjadi, saat selama Anda
tidur dan terlalu banyak menghirup udara tanpa disadari juga membuat
tenggorokan Anda kering di pagi hari.
g. Mata Merah
Dr. Liang Liang, ilmuwan dari Departemen Oftalmologi China
Three Georges University, Yichang, China, mengatakan, pasien yang

7
memiliki gejala pada mata, virus terdeteksi pada air mata pasien
tersebut. Serta, kemungkinan virus corona menyerang area mata pada
pasien yang mengidap pneumonia akut.
h. Lelah
Menurut sebuah laporan dalam Journal of American Medical
Association, sebanyak 98% pasien Covid-19 yang menjalani perawatan
di rumah sakit mengalami demam, Sebanyak 76%-82% mengalami
batuk kering, dan 11%-14% melaporkan lemah dan lelah.
Orang-orang yang diduga terjangkit COVID-19 atau yang
mengalami gejala-gejala ringan harus:
1) Mengisolasi diri jika isolasi di fasilitas pelayanan kesehatan tidak
dianjurkan atau tidak memungkinkan
2) Sering membersihkan tangan, menggunakan cairan antiseptik
berbahan dasar alkohol jika tangan tidak tampak kotor atau sabun
dan air bersih mengalir saat tangan terlihat kotor
3) Menjaga jarak sekurang-kurangnya 1 m dengan orang lain
4) Mengenakan masker medis sesering mungkin, masker harus diganti
sekurang-kurangnya satu kali setiap hari. Orang yang tidak dapat
mengenakan masker medis harus menerapkan etika batuk dan bersin
seketat mungkin (menutup hidung dan mulut dengan tisu sekali
pakai saat batuk atau bersin dan segera membuang tisu tersebut
setelah digunakan (WHO)
3. Cara pencegahan covid-19
Menurut Elfi & Moh (2020) Penularan virus corona terjadi secara
droplet atau melalui percikan saat orang batuk atau berbicara, hal inilah
yang menyebabkan virus ini mudah sekali menular ke orang lain. Tanda
dan gejalanya yang tidak spesifik juga menyebabkan infeksi virus ini
susah dikenali. Sebagian besar kasus corona virus memiliki tanda dan
gejala seperti influensa seperti demam, batuk, pilek, pusing dan dalam
kondisi berat bisa mengalami sesak napas yang berat. Sehubungan dengan
tanda dan gejala yang tidak spesifik tersebut maka fokus untuk menekan

8
jumlah kasus covid-19 adalah mencegah penularan dengan merapkan
protokol pencegahan penularan covid-19. Tanggung jawab pencegahan
penularan adalah tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
Salah satunya ialah dengan menggunakan masker jika diluar
rumah. Masyarakat dan pihak nonpemerintah dapat berpartisipasi dalam
berbagai bentuk kerelawanan dalam penanggulangan bencana dan
pengurangan risiko.
Untuk pencegahan penyebaran virus covid-19 ini, pemerintah telah
menetapkan masyarakat untuk menerapkan 3 M, yaitu menjaga jarak,
mencuci tangan, dan menggunakan masker. Pemerintah sekarang juga
telah menerapkan peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
agar bisa memutus rantai penyebaran covid-19 disejumlah wilayah
Indonesia termasuk Kabupaten Kampar dan juga telah dilakukannya
program Lockdown atau stay at home. Dengan demikian program
pencegahan penyebaran Covid-19 dapat dilaksananakan dengan cara yang
maksimal.(Suci,2021)

B. Kepatuhan Penggunaan Masker


Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku masyarakat dalam menggunakan masker. Kepatuhan adalah
perilaku positif yang diperlihatkan masyarakat saat masyarakat
menggunakan masker. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan
tergantung pada banyak faktor, termasuk pengetahuan,motivasi, persepsi,
dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan dan pencegahan penyakit,
variable lingkungan, kualitas intruksi kesehatan, dan kemampuan
mengakses sumber yang ada.(Purwanti, 2012)
Sedangkan, ketidakpatuhan adalah kondisi ketika individu atau
kelompok berkeinginan untuk patuh, tetapi ada sejumlah faktor yang
menghambat kepatuhan terhadap saran tentang kesehatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan. Ketidakpatuhan adalah yang mana perilaku
seseorang tidak sejalan dengan rencana promosi kesehatan atau rencana

9
terapeutik yang disetujui antara orang tersebut (atau pemberi asuhan) dan
professional layanan kesehatan. (Wawan.,2012)
1. Pentingnya penggunaan Masker di Masa Pandemi covid-19
Memakai masker dianggap sebagai cara efektif untuk
meminimalisir risiko penularan Covid-19. Oleh karena itu, semua orang
yang beraktivitas di luar ruangan disarankan untuk mengenakannya.
Sebelumnya, hanya orang-orang yang berisiko tinggi terinfeksi virus
corona jenis baru direkomendasikan untuk memakai masker.
Setelah melakukukan riset lebih lanjut, Organisasi Kesehatan
Dunia dan pemerintah pun merekomendasikan penggunaan masker untuk
semua orang. Aaron Hamilton, ahli kesehatan dari Cleveland Clinic
mengatakan, pemakaian masker memang memberi perlindungan ekstra
dari bakteri dan virus penyebab penyakit menular.
Menurut para pakar dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit AS (CDC), sebagian besar yang terinfeksi Covid-19 tidak
menunjukan gejala apapaun. Hal inilah yang membuat penyebaran virus
ini semakin tak terkendali. "Virus corona bisa menyebar hingga jarak dua
meter. Penularan bisa terjadi lewat droplet atau percikan yang keluar lewat
batuk, bersin, atau berbicara satu sama lain," ucap Hamilton. Ia juga
menambahkan, penularan tersebut bisa terjadi lewat orang yang tidak
menunjukan tanda-tanda infeksi virus corona, seperti demam, sesak napas
atau batuk. Hamilton menilai masker kain juga efektif untuk mencegah
penyebaran virus corona. Jadi, kita tidak perlu mengenakan masker bedah
atau masker N95 yang biasa dipakai oleh petugas medis. Menurutnya,
memakai masker kain bisa membantu mencegah droplet yang kita
keluarkan saat batuk, berbicara atau bersin tidak mengenai orang lain.
(Anggraini, 2020)
2. Macam-Macam Masker
Seperti kita ketahui bersama bahwa penularan virus corona dapat
melalui droplet atau percikan yang dikeluarkan pada saat kita batuk atau
bicara. Penularan terjadi ketika percikan terhirup orang lain yang ada di

10
sekitar. Oleh karenanya, masker dibuat untuk melindungi dari droplet
yang di keluarkan oleh orang lain agar tidak masuk ke hidung dan mulut
kita ataupun sebaliknya, agar droplet kita tidak mengenai orang lain karena
kita tidak tahu kita atau lawan bicara kita yang sedang menjadi pembawa
virus. Terdapat 3 jenis masker yang disarankan kepada masyarakat agar
dapat memutus penyebaran virus corona (Wahyudi, 2020), antara lain :

a. Masker Kain
Sesuai dengan anjuran Kementerian Kesehatan RI, masyarakat
disarankan untuk memakai masker kain ketika harus bepergian ke luar
rumah, misalnya saat harus bekerja atau membeli kebutuhan bulanan.
Masker kain tetap dapat menghalau sebagian percikan air liur (droplet)
yang keluar saat berbicara, menghela napas, ataupun batuk dan bersin.
Jadi jika digunakan dengan benar, masker ini tetap dapat mengurangi
penyebaran virus Corona di masyarakat, terutama dari orang yang
terinfeksi virus namun tidak memiliki gejala apa pun.

b. Masker Bedah
Jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai dan sering
digunakan tenaga medis saat bertugas. Jika sedang sakit, Anda lebih
disarankan menggunakan masker dengan ketiga fungsi tersebut karena
efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular, seperti infeksi
virus Corona. Meski efektif untuk menghadang virus Corona, karena
stoknya yang makin menipis, saat ini masker bedah lebih diutamakan
untuk melindungi tenaga medis yang bekerja di pelayanan kesehatan
atau orang yang sedang sakit guna mencegah penularan virus ke orang
lain.
c. Masker N95
Masker N95 juga efektif untuk mencegah penularan virus
Corona. Masker yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini
tidak hanya mampu menghalau percikan air liur saja, tapi juga partikel
kecil di udara yang mungkin mengandung virus. Walaupun daya

11
lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk penggunaan
sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat orang yang
memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah memakainya dalam
jangka waktu yang agak lama. Masker ini diutamakan untuk digunakan
untuk petugas medis yang memang kontak secara langsung dengan
penderita COVID-19, misalnya dokter dan perawat yang bekerja di
ruang isolasi khusus COVID-19 atau di IGD.Penggunaan Masker yang
baik.

3. Penggunaan masker yang baik


Penggunaan dan pembuangan masker terlepas dari jenisnya
penting untuk dilakukan dengan benar untuk memastikan masker tersebut
efektif dan untuk menghindari peningkatan penularan. Informasi berikut
tentang penggunaan tepat masker diambil dari praktik-praktik di fasilitas
pelayanan kesehatan:

a) Tempatkan masker dengan hati-hati, pastikan masker menutup mulut


dan hidung, dan kaitkan dengan kuat untuk meminimalisasi jarak antara
wajah dan masker
b) Hindari menyentuh masker saat digunakan
c) Lepas masker dengan teknik yang benar: jangan menyentuh bagian
depan masker, melainkan lepaskan masker dari belakang
d) Setelah melepas atau setiap kali tidak sengaja menyentuh masker yang
terpakai, bersihkan tangan dengan cairan antiseptik berbahan dasar
alkohol atau sabun dan air mengalir jika tangan terlihat kotor
e) Segera ganti masker saat masker menjadi lembap dengan masker baru
yang bersih dan kering
f) Jangan gunakan kembali masker sekali pakai
g) Buang masker sekali pakai setelah digunakan dan segera buang setelah
dilepas

12
C. Hubungan pengetahuan covid-19 dengan upaya penggunaan masker
demi mengurangi penyebaran Covid-19
Upaya pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 memerlukan
pemahaman dan pengetahuan yang baik dari seluruh elemen termasuk
masyarakat maupun siswa/i. Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa ingin
tahu melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek
tertentu. Pengetahuan juga merupakan domain terpenting dalam terbentuknya
perilaku (Donsu, 2017).Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, factor lingkungan dan
factor social budaya (Notoatmodjo, 2010).
Di era pandemi covid1-9 para siswa/i perlu pengetahuan mengenai
covid-19.Maka dengan demikian siswa/i pun selalu menggunakan masker bila
ke sekolah, keluar rumah, maupun di tempat keramaian. Penggunaan masker
yang baik juga sangat di butuhkan oleh siswa/i agar tidak terkena virus covid-
19 serta demi mengurangi penyebaran Covid-19 terutama di tempat kawasan
MAN 4 KAMPAR (YURI,2021)

D. KERANGKA TEORI
Kerangka teoria dalah suatu gambaran tentang hubungan variable dalam
suatu penelitian yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka yang
logis.Adapun kerangka teori dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Teori

Penyebaran Covid-19

Macam-Macam Masker
Covid-19 Kepatuhan Penggunaan
Masker
Penggunaan Masker
Yang Baik
Gejala Covid-19

Pencegahan Covid-19

13
E. KERANGKA KONSEP

Pengetahuan Kepatuhan
Covid-19 Penggunaan
Masker
Gambar 2.2 Kerangka Konsep

F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang
tditurunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis merupakan
pernyataan tentnag hubungan antara beberapa dua variabel atau lebih.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan covid-19 dengan kepatuhan
penggunaan masker bagi siswa.
Ha: Terdapat hubungan antara pengetahuan covid-29 dengan kepatuhan
penggunaan masker bagi siswa.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional dan analisis asosiatif. Hasil penelitian asosiatif
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala
permasalahan.
B. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah :
1. Lokasi Penelitian adalah MAN 4 KAMPAR
2. Responden pada penelitian ini adalah siswa/siswi kelas X MAN 4
KAMPAR
3. Waktu Penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2021
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016), Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pada pendapat diatas, maka
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas X MAN 4
Kampar yaitu 55 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari anggota populasi yang dipilih,
berdasarkan teknik tertentu (teknik sampling), yang karakteristiknya
diharapkan mampu mewakili dan menggambarkan karakteristik populasi.
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2009). Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa/siswi kelas X MAN 4 KAMPAR sebanyak 55 orang.
Teknik pengambilan sampel adalah total sampling, yaitu mengambil
semua anggota populasi menjadi sampel.

15
D. TEKNIK SAMPLING
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini ialah total sampling.
Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel
sama dengan populasi (Sugiono, 2007).
Teknik sampling menurut Margono (2004) berpendapat bahwa yang
dimaksud teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang
jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data
sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar
di peroleh sampel yang representatif.
Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah
populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 55 siswa/i.
E. VARIABEL-VARIABEL PENELTIAN
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2011). Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan 1 variabel
terikat :
1. Variabel Bebas (Variabel Independent)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Variabel bebas 1 : Tingkat Pengetahuan Siswa MAN 4 Kampar
mengenai Covid-19
Variabel bebas 2 : Kepatuhan Penggunaan Masker
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Penyebaran Covid-19.

16
F. DEFENISI OPERASIONAL
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015) adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian harus
dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data.
Adapun defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No. Variabel Defenisi Cara Skala Ukur Hasil Pengukuran


Operasional Pengkuran

1 Pengetahuan Suatu pemahaman siswa/i 5= Sangat Setuju


Covid-19 tentang covid-19, gejala 4=Setuju
Kuisioner Ordinal
terjangkit covid-19, serta cara 3=Netral
pencegahan covid-19. 2=Kurang Setuju
1=Sangat Tidak Setuju
2 Kepatuhan Kepatuhan adalah perilaku 5= Sangat Setuju
Penggunaan positif yang diperlihatkan Kuisioner Ordinal 4=Setuju
Masker siswa/i saat siswa/i 3=Netral
menggunakan masker 2=Kurang Setuju
1=Sangat Tidak Setuju

17
G. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data merupakan sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a. Data Primer yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara
empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung
dengan menggunakan teknik pengumpulan data.
b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
pihak lain atau hasil penelitian pihak lain.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, dimana
data diambil langsung dari responden. Skala Pengukuran data pada
penelitian ini adalah skala ordinal, dimana data memiliki sifat yang
bertingkat.

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yaitu data yang
merupakan faktor penunjang yang bersifat teoritis kepustakaan.
Dalam melakukan studi kepustakaan ini, penulis mengumpulkan
data dengan membaca literatur dan buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
b. Angket / Kuesioner
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar
pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti, diberikan
satu persatu kepada responden yang berhubungan langsung
dengan objek yang diteliti.

18
c. Riset Internet (Online Research)
Teknik pengumpulan data yang berasal dari situs-situs atau
website yang berhubungan dengan berbagai informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian yang diteliti.

H. Uji Validitas dan Reabilitas


1. Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan valid tidaknya suatu
instrumen atau kesahihan instrumen tersebut. Dan suatu instrumen
yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sedangkan
instrumen yang kurang valid memiliki validitas yang rendah (arikunto,
2010: 221)
Untuk mengetahui validitas angket atau skala psikologi dalam
variable maka peneliti menggunakan rumus korelasi product moment
yang dikemukakan oleh pearson (Sugiyono, 2011) sebagai berikut:

Gambar 3.1 Rumus Korelasi Product Momen

Pengujian validitas ini akan menggunakan bantuan program SPSS


for Windows 16.0
Berikut merupakan penjelasan dari hasil pegujian validitas pada setiap
variabel, sebagai berikut:
1) Pengetahuan Siswa Mengenai Covid19
2) Kepatuhan Siswa Dalam Penggunaan Masker di era covid19

19
2. Reabilitas
Reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat
memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subjek yang
sama (Hasan,2002: 15).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (kx) yang
angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00, maka semakin
tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, jika koefisien yang semakin rendah
mendekati angka 0, maka semakin rendah reliabilitasnya. Pengujian
reliabilitas ini akan menggunakan bantuan program SPSS for Windows
10.
Tabel 3.2

No Aspek Cronbach's Alpha Status

1 Pengetahuan Covid-19 - Realiabel

2 Kepatuhan Penggunaan - Realiabel


Masker

Sekaran (dalam Zulganef, 2006) yang menyatakan bahwa suatu


instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang
memadai jika koefisien alpha Cronbach lebih besar atau sama dengan
0,70. Sementara hasil uji menunjukkan koef cronbach alpha sebesar
0.726 pada variabel Kepatuhan Penggunaan Masker disimpulkan
bahwa variabel ini Realibel. Sedangkan untuk Pengetahuan Covid-19
sebesar 0,559 dengan demikian dapat diketahui bahawa variabel ini not
Realibel.
I. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2017:244) menyatakan bahwa: “Analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, menstabulasi v;p-data berdasarkan variabel

20
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.”
Adapun analisis data yang dilakukan penulis meliputi analisis
deskriptif dan analisis verifikatif sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bekerja dengan menggambarkan distribusi data.
Distribusi data yang dimaksud adalah pengukuran tendensi pusat dan
pengukuran bentuk. Teknik yang digunakan dalam statistik deskriptif
pada penelitian ini adalah prosentase, rata-rata, dan standar deviasi.
2. Analisis Inferensia
Analisis inferensial digunakan untuk penelitian sampel, dimana
peneliti ingin membuat generalisasi dari penelitian yang digunakan.
Statistik inferensial ini mempunyai teknik yang lebih lengkap
dibandingkan analisis deskriptif, misalnya di penelitian ini akan
digunakan teknik korelasi dan regresi yang berguna untuk mencari
pengaruh antara satu konstruk terhadap konstruk lainnya. Namun
sebelum data dapat diolah untuk keperluan analisis inferensial, data
harus lolos dari uji validitas dan reliabilitas.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.
Atmojo Tri Joko,dkk, “PenggunaanMasker Dakam Pencegahan Dan Penanganan
Covid-19: Rasionalitas, Efektivitas, Dan Isu Terkini”, Jurnal Of Health
Research. Vol.3 No 2, Oktober 2020.
Han Y, Yang H (2020), The Transmission and Diagnosis 0f 2019 novel
coronavirus infection disease(COVID- 19). Chinese perspective.J Med
Virol. Published online March 6 DOI: 10.1002/jmv.25749

Keliat BA, dkk (2020), Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psiko Sosial (Mental
Health and Psychososial Support) Covid – 19 : Keperawatan Jiwa, IPKJI,
Bogor

Notoatmodjo, S. (2010).Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka cipta


Purwanti, E. (2012). Pengaruh Karakteristik Wirausaha, Modal Usaha, Strategi
Pemasaran Terhadap Perkembangan Umkm Di Desa Dayaan Dan
Kalilondo Salatiga. Among Makarti.
Saputra, Wahyu Albeth, Simbolon, Idaull, “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Tentang Covid-19 Terhadap Kepatuhan Program Lockdown Untuk
Mengurangi Penyebaran covid-19 Di Kalangan Mahasiswa Berasrama
universitas Advent Indonesia”,Jurnal
online:http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/nutrix. Vol.4 No 2, Oktober
2020.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta..
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta

22
Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung: ALFABETA)
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
PT Alfabet
Susilo Adityo, Rumende CM, dkk (2020), Coronavirus Disease 2019 : Tinjauan
Literatur Terkini, Jurnal Penyakit dalam Indonesia, vol 7, No.1, Maret
2020

Wawan. (2012). Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia. In Syafni.


WHO (2020) Coronavirus disease (covid-19) Situation Report-114, May 13, 2020

23

Anda mungkin juga menyukai