Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

ANSIETAS PADA Nn.D DENGAN TUMOR PAYUDARA

Diajukan untuk memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa

Dosen Koordinator : Khrisna Wisnusakti, S.Kep., Ns., M.Kep


Dosen Pembimbing : Fifi Siti Fauziah Yani, S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh :
Carla Kania Norman
214121126

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karna
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu
tugas keperawatan jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan Psikososial Ansietas
Pada Nn.D dengan Tumor Payudara”
Penulis menyadari bahwa penyusunan Asuhan Keperawatan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak. Harapan penulis semoga Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Psikososial ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi seluruh pembaca.

Cimahi, Desember 2021

Carla Kania Norman


NPM.214121126

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................4
A. Konsep dasar Ansietas........................................................................................4
1. Definisi Ansietas..............................................................................................4
2. Etiologi Ansietas..............................................................................................5
3. Tingkat Ansietas..............................................................................................6
4. Gejala Klinis Ansietas......................................................................................7
5. Mekanisme Koping.........................................................................................7
B. Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................10
1. Pengkajian.....................................................................................................10
2. Diagnosa Keperawatan.................................................................................16
3. Intervensi Keperawatan................................................................................16
BAB III ANALISA KASUS.....................................................................................17
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................37
Daftar Pustaka...........................................................................................................39

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan fisik dan masalah kesehatan jiwa sering kali berjalan
beriringan pada saat individu mengalami kesehatan fisik, pada saat yang sama
memungkin individu tersebut juga mengalami masalah kesehatan jiwa tetapi
seiring kali tidak mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan dengan baik.
Asuhan keperawatan diera globalisasi ini harus didasarkan pada satu konsep
yang meliputi aspek fisik, psikologis, sosiokultural dan spritual. Masalah
kesehatan fisik menjadi ancaman kesehatan masyarakat terutama pada penderita
kista ovarium. Dengan masalah kesehatan fisik pasien mengalami ansietas
(Seaton,2018).
Kesehatan jiwa menurut Word Health Organization (WHO) merupakan
berbagai karekteristik yang mengambakan keselarasan dan keseimbangan
kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadianya.keperawatan jiwa
memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, kembang, memiliki
persepsi sesuai kenyataan, dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan
(Pitter, 2021).Modrenisasi dan perkembangan teknologi membawa perubahan
tentang cara berpikir dalam pola hidup masyarakat sehingga perubahan tersebut
membawa pada konsekuensi dibidang kesehatan terutama kesehatan jiwa berupa
respon yang maldaptif. Stress merupakan gangguan kesehatan jiwa yang tidak
dapat dihindari, karena merupakan bagian dari kehidupan (Kumar, Rinwa, Kaur
& Machawal, 2020).
Respon individu terhadap ansietas mempunyai rentang antara adaptif sampai
maladaptif. Respon adaftif identik dengan reaksi yang bersifat destruktif. Reaksi
yang bersifat kontruktif menunjukkan sikap optimis dan berusaha memahami
terhadap perubahan perubahan yang terjadi baik perubahan fisik maupun efektif.
(Stuart, 2018).

1
2

Ansietas yang dialami akan menentukan bagaimana mekanisme koping


seseorang dalam mengatasi masalah tersebut baik mekanisme koping adaptif dan
maladptif, individu yang memiliki mekanisme koping adaptif akan lebih efektif
untuk mengurangi atau meredam ansietas sebaliknya jika individu menggunakan
mekanisme koping maladaptif bisa memperburuk keadaan atau individu tersebut
mempunyai potensi untuk kejadian sakit (Lau, 2019)
Kecemasan merupakan hal yang selalu dirasakan begi mereka yang akan
menjalani suatu pemeriksaan kesehatan, tindakan pembedahan/operasi, termasuk
pasien pre operasi kista abdomen. Kecemasan merupakan kondisi kejiwaan yang
penuh dengan kekhawatiran dan ketegangan akan apa yang mungkin terjadi, baik
berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang aneh.
Deskripsi umum akan kecemasan yaitu “perasaan tertekan dan tidak tenang serta
berpikiran kacau dengan disertai banyak penyesalan” Stuart, 2018).

B. Rumusan masalah
Berdasakan uraian latar belakang diatas maka penulis membuat rumusan
masalah sebagai berikut: “Asuhan Keperawatan psikososial ansietas pada Nn.D
dengan tumor payudara”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu melaksanakan dan menerapkan Asuhan
Keperawatan psikososial ansietas pada Nn.D dengan tumor payudara.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Nn.D dengan ansietas.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Nn.D dengan ansietas.
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Nn.D dengan
ansietas.
d. Mampu melakukan implementasi pada Nn.D dengan ansietas.
3

e. Mampu melakukan evaluasi pada Nn.D dengan ansietas.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi kegiatan belajar mengajar
Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menambah dan meningkatkan
pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa keperawatan serta pembaca pada
umumnya dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Bagi praktik keperawatan
Diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan
berpikir kritis dalam melakukan asuhan terhadap klien khususnya dengan
prioritas masalah kebutuhan rasa aman.
3. Bagi kebutuhan klien
Diharapkan menambah wawasan dan informasi dalam mengatasi dan
mengurangi rasa cemas yang muncul akibat dari penyakit yang diderita.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep dasar Ansietas


1. Definisi Ansietas
Ansietas adalah perasaan ketakutan yang tidak memiliki penyebab yang
jelas dan tidak didukung oleh situasi,kecemasan dapat dirasakan oleh setiap
orang jika mengalami tekanan dan perasaan yang mendalam menyebabkan
masalah kejiwaan dan berkembangan dalam jangka panjang (Pardede,
Simanjuntak & Manulu, 2020). Kecemasan merupakan suatu respon
psikologis maupun fisiologis individu terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan, atau reaksi atas situasi yang dianggap mengancam (Hulu &
Pardede, 2016).Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah,
ketidaktentuan, ada rasa takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber
aktual yang tidak diketahui masalahnya (Pardede & Simangunsong, 2020).
Ansietas merupakan keadaan emosi dan pengalaman subjektif individu.
Keduanya adalah energi dan tidak dapat diamati secara langsung. Seorang
perawat menilai pasien ansietas berdsarkan perilaku tertentu. Penting untuk
diingat bahwa ansietas adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Ansietas
adalah dasar kondisi manusia dan memberikan peringatan berharga. Bahkan
kapsitas untuk menjadi ansietas diperlukan untuk bertahan hidup. Selain itu,
seseorang dapat tumbuh dari ansietas jika seseorang berhasil berhadapan,
berkaitan dengan, dan belajar dari menciptakan pengalaman ansieatas.
(Stuart, 2016).
Ansietas adalah suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang
disebabkan oleh antisipasi bahaya dan berupa sinyal yang membantu
individu untuk bersiap mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Pengaruh tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi dalam kehidupan

4
5

dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah


satu dampak psikologis yaitu ansietas atau kecemasan (Sutejo, 2018).
2. Etiologi Ansietas
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui timbulnya gejala
atau mekanisme koping yang dikembangkan untuk menjelaskan ansietas
(Stuart & suddent, 2017) yaitu :
a. Faktor predisposisi :
1) Faktor psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antar a dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan
insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego
mencermikan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego atau aku, berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengikatkan ego bahwa ada bahaya.
2) Faktor interpersonal, bahwa ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interposrnal.
Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti
perpisahan dan kehilangan, yang meninmbulkan kelemahan spesifik.
Orang dengan harga diri rendah terutama mudah mengalami
perkembangan ansietas yang berat.
3) Faktor perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4) Kajian keluarga menunjukan bahwa ganguan ansietas biasanya terjadi
dalam keluraga. Gangguan ansietas juga tumpang tindih antara
gangguan ansietas dengan depresi
5) Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiasepin, obat-obatan yang meningkatkan neuro regulatory
inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang berperan penting
6

dalam mekanisme biologis yang berhubungan dengan ansietas. Selain


itu, kesehatan umum individu dan riwayat ansietas pada keluarga
memiliki efek nyata predisposisi ansietas. Ansietas mungkin disertai
dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kemampuan
individu untuk mengatasi stressor.
b. Faktor presipitasi
Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1) Ancaman terhadap intergritas fisik meliputi disabiltitas fisiologis yang
akan terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktifitas
hidup sehari-hari
2) Ancaman terhadap sistim diri dapat membahayakan identitas, harga
diri, dan fungsi social yang terintregasi pada individu.
3. Tingkat Ansietas
Menurut (Stuart, 2016) mengidentifikasi tingkat ansietas dengan
penjelasan efeknya, yaitu :
a. Ansietas Ringan
Terjadi pada saat ada ketegangan dalam hidup sehari-hari. Selama ini
seseorang waspada dan lapang tersepsi meningkat, kemampuan seseorang
untuk melihat, medengar, dan menangkap dari sebelumnya. Jenis ansietas
ini dapat memotivasi belajar, menghasilkan pertumbuhan, dan
meningkatkan kreativitas.
b. Ansietas Sedang
Terjadi ketika seseorang hanya berfokus pada hal yang penting saja dan
lapang persepsi menyempit. Sehingga kurang dalam melihat, mendengar,
dan menangkap. Seseorang memblokir area tertentu tetapi masih mampu
mengikuti perintah jika diarahkan untuk melakukannya.
7

c. Ansietas Berat
Terjadi ditandai dengan penurunan yang signifikan dilapang persepsi.
Ansietas jenis ini cenderung memfokuskan pada hal detail dan tidak
berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi
ansietas dan banyak arahan yag dibutuhkan untuk focus pada area lain.
d. Panik
Panik dikaitkan dengan rasa takut dan terror. Pada sebagian orang yang
mengalami kepanikan tidak dapat melakukan hal-hal bahkan dengan
arahan. Gejala panic yang sering muncul adalah peningkatan aktivitas
motorik, penurunan kemampuan untuk berhubungan dnegan orang lain,
persepsi yang menyempit dan kehilangn pemikiran yang rasional. Tingkat
ansietas ini tidak dapat bertahan tanpa batas waktu, karena tidak
kompatibel dengan kehidupan. Kondisi panic yang berkepanjangan akan
mengakibatkan kelelahan dan kematian, tetapi panic dapat diobati dengan
aman dan efektif.
4. Gejala Klinis Ansietas
Keluhan yang sering dotemukan pada seseorang yang mengalami ansietas
antara lain sebagai berikut (Universitas Indonesia, 2016) :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, dan mudah terkejut.
c. Takut sendirian,takut pada keramaian, dan banyak orang.
d. Gangguan pola tidur dan muncul mimpi menegangkan
e. Keluhan somatic, misalnya terjadi rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdengung (tiritus, berdebar-debar, sesak napas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala)
8

5. Mekanisme Koping
Ketika pasien mengalami ansietas, individu menggunakan
bermacammacammekanisme koping untuk mencoba mengatasinya. Dalam
bentuk ringan ansietas bentuk ringan ansietas dapat di atasi dengan menangis,
tertawa, tidur, olahraga atau merokok. Bila terjadi ansietas berat sampai panik
akan terjadi ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif
merupakan penyebab utama perilaku yang patologis, individu akan
menggunakan energy yang lebih besar untuk dapat mengatasi ancaman
tersebut. Mekanisme koping untuk mengatasi ansietas adalah:
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas (task oriented reaction) Merupakan
pemecahan masalah secara sadar yang digunakan untuk menanggulangi
ancaman stressor yang ada secara realistis yaitu:
1) Perilaku menyerang (Agresif) Biasanya digunakan individu untuk
mengatasi rintangan agar memenuhi kebutuhan.
2) Perilaku menarik diri Digunakan untuk menghilangkan sumber
ancaman baik secara fisik maupun psikologis.Perilaku kompromi
Digunakan untuk merubah tujuan yang akan dilakukan atau
mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan
b. Mekanisme pertahanan ego (Ego oriented reaction) Mekanisme ini
membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang yang digunakan untuk
melindungi diri dan dilakukan secara sadar untuk mempertahankan
keseimbangan. Mekanisme pertahanan ego:
1) Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya.
2) Identifikasi (identification) adalah proses dimana seseorang untuk
menjadi yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/meniru
pikiranpikiran, perilaku dan selera orang tersebut.
9

3) Intelektualisasi (intellectualization) adalah penggunaan logika dan


alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.
4) Introjeksin (introjection) adalah suatu jenis identifikasi yang dimana
seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang
atau suatu kelompok kedalam struktur egonya sendiri, berupa hati
nurani, contohnya rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang
yang dicintai, dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.
5) Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan
citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan
yang dimilikinya. Penyangkalan (Denial) adalah menyatakan
ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas tersebut.
Mekanisme pertahanan ini adalah penting, sederhana, primitif.
6) Pemindahan (displacement) adalah pengalihan emosi yang semula
ditujukan pada seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang
biasanya netral atau kurang mengancam dirinya.
7) Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
menggangu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
8) Proyeksi adalah pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri
kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional dan
motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
9) Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan
dapat diterima masyarakat untuk membenarkan perasaan perilaku dan
motif yang tidak dapat diterima.
10) Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia
sadari yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan atau
ingin dilakukan.
11) Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan
merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
10

12) Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang-tentang


pikiran, ingatan yang menyakitkan atau bertentangan ,dari kesadaran
seseorang merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme lain.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas
(Waryuningsih,2021) :
1) Teori Psikoanalitik
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian, ID dan superego. ID mewakili dorongan insting dan
impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati
nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma- norma budaya
seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi hambatan dari dua
elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan
ego bahwa ada bahaya
2) Teori Interpersonal
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan
dari hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan
perkembangan, trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga
menimbulkan kelemahan spesifik.Orang dengan harga diri rendah
mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
3) Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.Daftar tentang pembelajaran meyakini bahwa individu yang
terbiasa dalam kehidupan dininya dihadapkan pada ketakutan yng
11

berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas pada kehidupan


selanjutnya.
4) Kajian Keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga.Ada tumpang tindih dalam gangguan
ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
5) Kajian Biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin. Selain itu
telah dibuktikan kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata
sebagai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai
dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
b. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal.
Stressor pencetus dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori (Pratiwi,
Widianti & Solehati, 2017):
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktifitas hidup sehari- hari.
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
3) Perilaku
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya
gejala atau mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan.
12

Intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat


kecemasan.
4) Respon Fisiologis Terhadap Ansietas
Sistem Tubuh Respons
Kardiovaskuler
 Palpitasi.
 Jantung berdebar.
 Tekanan darah meningkat dan
denyut nadi menurun.
 Rasa mau pingsan dan pada akhirnya
pingsan.

Pernafasan
 Napas cepat.
 Pernapasan dangkal.
 Rasa tertekan pada dada.
 Pembengkakan pada tenggorokan.
 Rasa tercekik.
 Terengah-engah.

Neuromuskular
 Peningkatan reflek.
 Reaksi kejutan.
 Insomnia.
 Ketakutan.
 Gelisah.
 Wajah tegang.
 Kelemahan secara umum.
 Gerakan lambat.
 Gerakan yang janggal.

Gastrointestinal
13

 Kehilangan nafsu makan.


 Menolak makan.
 Perasaan dangkal.
 Rasa tidak nyaman pada abdominal.
 Rasa terbakar pada jantung.
 Nausea.
 Diare.

Perkemihan
 Tidak dapat menahan kencing.
 Sering kencing.

Kulit
 Rasa terbakar pada mukosa.
 Berkeringat banyak pada telapak
tangan.
 Gatal-gatal.
 Perasaan panas atau dingin pada
kulit.
 Muka pucat dan bekeringat diseluruh
tubuh

5) Respon Perilaku Kognitif


Sistem Respons
Perilaku  Gelisah.
 Ketegangan fisik.
 Tremor.
 Gugup.
 Bicara cepat.
 Tidak ada koordinasi.
 Kecenderungan untuk celaka.
14

 Menarik diri.
 Menghindar.
 Terhambat melakukan aktifitas.

Kognitif
 Gangguan perhatian.
 Konsentrasi hilang.
 Pelupa.
 Salah tafsir.
 Adanya bloking pada pikiran.
 Menurunnya lahan persepsi.
 Kreatif dan produktif menurun.
 Bingung.
 Khawatir yang berlebihan.
 Hilang menilai objektifitas.
 Takut akan kehilangan kendali.
 Takut yang berlebihan.
Afektif
 Mudah terganggu.
 Tidak sabar.
 Gelisah.
 Tegang.
 Nerveus.
 Ketakutan.
 Alarm.
 Tremor.
 Gugup.
 Gelisah.

6) Sumber Koping
15

Individu dapat mengalami stress dan ansietas dengan


menggerakkan sumber koping tersebut di lingkungan. Sumber koping
tersebut sebagai modal ekonomok, kemampuan penyelesaian masalah,
dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu seseorang
mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan
mengadopsi strategi koping yang berhasil(Sulastri, Trilianto &
Ermaneti,2019).
7) Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas individu menggunakan berbagai
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan
ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan
penyebab utama terjadinya perilaku patologis. Ansietas tingkat ringan
sering ditanggulangi tanpa yang serius.Tingkat ansietas sedang dan
berat menimbulkan 2 jenis mekanisme koping (Sumoked, Wowiling &
Rompas, 2019) :
a) Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari
dan berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realitis
tuntutan situasi stress.
b) Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan
dan sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat sadar dan
melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas, maka mekanisme
ini dapat merupakan respon maladaptif terhadap stress.
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah :
a. Kecemasan
b. Ketidakberdayaan
c. Isolasi Sosial
3. Intervensi Keperawatan
a. Kecemasan
16

Tujuan :
1) Klien mampu mengenal pengertian penyebab tanda gejala dan akibat
2) Klien mampu mengetahui cara mengatasi ansietas
3) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan relaksasi
tarik nafas dalam
4) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan latihan distraksi
5) Klien mampu mengatasi ansietas dengan melakukan hipnotis lima jari
6) Klien mampu merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan
7) Klien mampu membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan
Tindakan :
1) Kaji tanda dan gejala ansietas dan kemampuan klien mengurangi
kecemasan
2) Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat dari kecemasan
3) Latihan cara mengatasi kecemasan :
a) Teknik relaksasi napas dalam
b) Distraksi : bercakap-cakap hal positif
c) Hipnotis 5 jari fokus padahal-hal yang positif
4) Bantu klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kegiatan

BAB III
ANALISA KASUS

A. Identitas Klien Dan Penanggung Jawab


1. Identitas Klien
Nama : Nn.D
17

Alamat : Jl. Benteng Kidul RT/RW 01/02 Kota Sukabumi


Tanggal dikaji : 24 Desember 2021
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny.N
Alamat : Jl. Benteng Kidul RT/RW 01/02 Kota Sukabumi
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 Tahun
Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT

B. Keluhan Utama :
Nn.D mengatakan merasa cemas menghadapi penyakitnya dan harus dilakukan
operasi

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada saat dikaji tanggal 24 Desember 2021 Nn.D mengatakan merasa cemas
dengan kondisinya saat ini karena dinyatakan memiliki tumor mamae dan harus
dilakukan tindakan operasi untuk pengangkatan tumor tersebut. Klien merasa
bingung dan takut akan penyakit yang dideritanya dan dengan ditindakan yang
akan dilakukan.

D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien tidak memiliki riwayat penyakit masa lalu

E. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram)


18

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis pernikahan
: Orang yang tinggal serumah
: Klien

F. Pengkajian Fisik
1. Tanda Vital
TD : 110/0 mmHg R : 20 x/mnt
Nadi : 80 x/mnt Suhu : 36,2ᵒC
2. Ukur
BB : 48 Kg TB : 154 Cm
3. Keluhan Fisik
Nn.D mengatakan terkadang merasakan lemas dan sakit dibagian
payudaranya.

G. Pengkajian Psikologis
1. Status Emosi
a. Perasaan hari ini : (gelisah/curiga/tidak berdaya)
Klien mengatakan gelisah karena terdapat tumor di payudaranya dan harus
dilakukan operasi
b. Ekspresi emosi : (stabil/tidak stabil selama interaksi)
19

Klien menceritakan mengenai penyakitnya dengan emosi stabil


c. Afek : (datar/tumpul/labil/tidak sesuai)
Klien menceritakan dengan perasaan yang datar
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri:
Klien merasa bersyukur dan senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut
hingga ujung kaki. Klien juga mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh
yang tidak disukai.
b. Identitas :
Klien bekerja sebagai pegawai swasta, namun sekarang pekerjaanya
banyak terganggu akibat sakit yang di derita. Biasanya klien menghabiskan
waktu luangnya dengan bermain bersama teman-teman, menonton TV dan
berbincang-bincang dengan keluarganya.
c. Peran :
Klien berperan sebagai anak pertama
d. Ideal diri :
Klien mengatakan bercita-cita untuk bisa melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
e. Harga diri :
Klien juga mengatakan tidak ada masalah dalam hubungan dengan
keluarganya maupun dengan orang lain

H. Pengkajian Sosial
1. Pendidikan dan Pekerjaan :
Klien mengatakan pendidikan terakhirnya SMA dan klien bekerja sebagai
pegawai swasta.
2. Hubungan Sosial :
a. Orang yang berarti :
20

Orang yang berarti di hidup klien adalah keluarga besarnya terutama


kedua orangtuanya.
b. Peran serta dalam
kegiatan kelompok /masyarakat :
Klien aktif dalam kegiatan masyarakat seperti ketika ada kegiatan 17
agustus dilingkungan rumahnya klien selalu ikut serta dalam acara
tersebut.
c. Hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain : tidak ada
3. Cara Komunikasi :
klien dapat berkomunikasi dengan baik dan dapet di mengerti

I. Pengkajian Spiritual
1. Nilai dan Keyakinan :
Klien beragama Islam, klien dapat mengikuti nilai dan norma yang
berlaku di lingkungannya dengan baik
2. Kegiatan Ibadah :
Klien mengatakan sholat lima waktu walaupun dengan kodisinya saat ini,
dan berharap diberi kesembuhan atas penyakitnya.
3. Hambatan/Kesulitan dalam kegiatan spiritual :
Tidak ada

J. Pengetahuan
1. Pengetahuan tentang masalah yang dihadapi :
Klien mengatakan mengetahui tentang masalah yang sedang dihadapinya
tetapi klien merasa cemas dan gelisah terhadap penyakitnya
2. Pengetahuan tentang Cara menyelesaikan masalah :
Ketika merasa cemas ataupun gelisah mengahadapi masalahnya saat ini
klien selalu berdzikir untuk menenangkan hatinya.
21

K. Analisa Masalah Keperawatan


No Data Masalah
1 DS : Ansietas
a. Klien mengatakan merasa cemas dengan
kondisinya saat ini
b. Klien mengatakan merasa khawatir akan
penyakitnya.
c. Klien mengatakan takut dan bingung
dengan kondisinya
d. Klien mengatakan kaget dengan penyakit
yang dideritanya

DO :
a. Klien tampak gelisah
b. Klien tampak cemas
c. Sulit tidur
d. Tekanan darah 110/70 mmHg

L. Diagnosa Keperawatan
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
22

M. Rencana Tindakan Keperawatan


Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosis Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan SP1: Asesment ansietas dan latihan 1. Hubungan saling percaya
dengan krisis situasional keperawatan selama ..... klien keperawatan selama 1x 20 relaksasi: merupakan dasar dari
mampu: menit dengan klien 1. Bina hubungan saling percaya terjadinya komunikasi
1. Mengenal ansietas diharapkan klien mampu: a) Mengucapkan salam terapeutik, teraupetik sehingga akan
2. Mengatasi ansietas melalui 1. Mendiskusikan ansietas: memperkenalkan diri, panggil memfasilitasi dalam
tehnik relaksasi penyebab, proses terjadi, pasien sesuai nama panggilan pengungkapan perasaan,
3. Memperagakan dan tanda dan gejala, akibat yang disukai emosi, dan harapan klien
menggunakan tehnik 2. Melatih teknik relaksasi b) Menjelaskan tujuan interaksi:
relaksasi untuk mengatasi fisik, pengendalian melatih pengendalian ansietas
ansietas pikiran & emosi. agar proses penyembuhan lebih
cepat
2. Membuat kontrak (inform
consent) dua kali pertemuan 2. Dengan mengenal
latihan pengendalian ansietas ansietasnya, klien akan
3. Bantu pasien mengenal lebih kooperatif terhadap
ansietas: tindakan keperawatan

a) Bantu pasien untuk


mengidentifikasi dan
menguraikan perasaannya.
b) Bantu pasien
mengenal penyebab ansietas
23

3. Setelah 1x15 menit, klien SP2 : evaluasi asesmen ansietas, 3. Didapatkannya cara lain
mampu: manfaat teknik relaksasi dan yang sehat yang akan
1. Mendemonstrasikan latihan hipnotis diri sendiri membantu klien untuk
teknik nafas dalam (latihan 5 jari) dan kegiatan mencari cara yang adaptif
dengan benar untuk spiritual dalam mengurangi atau
mengurangi ansietas 1. Pertahankan rasa percaya pasien menghilangkan
2. Menjelaskan teknik a) Mengucapk ansietasnya
distraksi dan cara an salam dan memberi
spiritual untuk motivasi
menurunkan ansietas b) Asesmen
3. Mampu ulang ansietas dan
mendemonstrasikan kemampuan melakukan
teknik hipnotis 5 jari teknik relaksasi
2. Membuat kontrak ulang: latihan
pengendalian ansietas
3. Latihan hipnotis diri sendiri (lima
jari) dan kegiatan spiritual
N. Implementasi Dan Evaluasi Tindakan Keperawatan

No Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) Paraf


1. Tanggal : 25 Desember 2021 Tanggal: 25 Desember 2021 Carla Kania N
Jam: 18:00 WIB Jam: 18:30 WIB

DS : S:
- Klien mengatakan merasa - Klien mampu mengenal
cemas dengan kondisinya ansietasnya
saat ini - Klien menyebutkan penyebab
- Klien mengatakan merasa terjadinya cemas
khawatir akan - Klien menyebutkan akibat dari
penyakitnya cemas
- Klien mengatakan takut - Klien masih merasa khawatir
dan bingung dengan dengan kondisinya
kondisinya O:
- Klien mengatakan kaget - Klien mampu mengatasi
dengan penyakit yang ansietas dengan tekhnik
dideritanya relaksasi nafas dalam
- Klien merasa lemas - Klien sedikit tampak rileks
- Gelisah berkurang
DO : A: masalah teratasi sebagian
- Klien tampak tegang P: lanjutkan intervensi SP2
- Klien tampak gelisah
- Sesekali sulit tidur

Diagnosa: Ansietas
Implementasi
1. membina hubungan saling
percaya
a.
terapeutik,
memperkenalkan diri,
panggil pasien sesuai
nama panggilan yang
disukai
b.
interaksi: melatih
pengendalian ansietas
agar proses
penyembuhan lebih
cepat
2. Membuat kontrak (inform
consent) dua kali pertemuan
latihan pengendalian
ansietas
3. Membantu pasien mengenal
ansietas:
a.
mengidentifikasi dan
menguraikan
perasaannya.
b.
mengenal penyebab
ansietas
26

c.
menyadari perilaku
akibat ansietas
4. Melatih teknik relaksasi:
a. Tarik napas dalam
b. Mengerutkan dan
mengendurkan otot-
otot (distraksi)

2. Tanggal: 26 Desember 2020 Tanggal: 26 Desember 2021 Carla Kania N


Jam: 18.30 WIB Jam: 19:00 WIB

DS: S:
- Klien mengatakan rasa - Klien mampu mengulang
khawatir dengan latihan SP1
kondisinya berkurang - Klien mampu melakukan
- Klien mengatakan rasa latihan distraksi hipnotis 5 jari
takutnya berkurang dan - Klien dapat mengerti untuk
sudah lebih menerima kegiatan spiritual yang akan
keadaannya dilakukan
DO: O:
- Gelisah berkurang - Klien tampak rileks
- Tampak sedikit lebih - Klien mampu mengikuti
rileks latihan yang diajarkan
- Masih sesekali sulit tidur A: masalah teratasi
Diagnose: Ansietas P: hentikan intervensi
Implementasi:
1.
percaya pasien
27

a. Mengucapkan salam dan


memberi motivasi
b. Mengasesmen ulang
ansietas dan kemampuan
melakukan teknik
relaksasi
2. Membuat kontrak
ulang: latihan pengendalian
ansietas
3. Melatihan hipnotis diri
sendiri (lima jari) dan
kegiatan spiritual
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan membahas tentang adanya kesesuaian maupun
kesenjangan antara teori dengan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien
dengan gangguan psikososial ansietas. Asuhan Keperawatan meliputi tahapan
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi serta
dokumentasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada tahap pertama dimana penulis mendapatkan
data langsung dari klien secara sistematis. Catatan keperawatan yang didalamnya
terdapat data objektif dan subjektif.
Secara teori data yang didapatkan menurut (PPNI, 2016) yang dapat muncul
pada klien dengan ansietas yaitu:
Gejala dan tanda mayor ansietas
a. Subjektif : merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi, sulit berkonsentrasi
b. Objektuf : tampak gelisah, tampak tegang, dan sulit tidur
Gejala dan tanda minor ansietas
a. Subjektif : mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi, merasa tidak berdaya
b. Objektif : frekuensi napas meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah
meningkat, diaphoresis, tremor, muka tampak pucat, suara bergetar, kontak
mata buruk, sering berkemih, berorientasi pada masa lalu
Berdasarkan data yang ditemukan pada pengkajian diatas penulis mendapat
kesesuaian antara teori dan kasus selama proses melakukan pengkajian. Data yang
didapat oleh penulis selama pengkajian hanya beberapa yang ditemukan pada
klien dimana klien merasa cemas, khawatir, takut, bingung dan tampak gelisah.
29

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakan setelah dilakukan pengkajian,
penulis menemukan kesesuaian antara teori dan kasus. Diagnosa yang terdapat
pada teori sesuai dengan Standar Asuhan Keperawatan (SAK), diagnosa yang
terdapat dalam teori ada satu diagnosa yaitu ansietas, sedangkan diagnosa yang
muncul dalam kasus penulis menemukan satu diagnosa yaitu ansietas. Penegakan
diagnosa ansietas pada Nn.D didukung dengan data subjektif klien yang
mengatakan dirinya merasa cemas dengan kondisinya saat ini karena penyakit
yang dideritanya yaitu tumor payudara dan harus dilakukan tindakan operasi,
klien mengatakan merasa khawatir akan penyakitnya, klien merasa bingung, takut
dan gelisah, kemudian di temukan data objektif dimana klien terlihat gelisah dan
cemas.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa diagnosa yang diangkat sesuai dengan teori
tentang ansietas, dimana ansietas merupakan hal yang lazim dialami seseorang
dan berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Ansietas atau
kecemasan adalah suatu kondisi emosi yang menimbulkan ketidaknyamanan
ditandai dengan perasaan khawatir, kegelisahan dan ketakutan sehingga dapat
mengganggu kehidupan (Dona Fitri Anisa, 2016).

3. Intervensi Keperawatan
Setelah dilakukan diagnosa, penulis kemudian menetukan perencanaan.
Perencanaan yang disusun pada kasus mengacu pada intervensi keperawatan yang
dimana terdapat kesesuaian antara teori dengan kasus pada Nn.D. Dimana tujuan
tindakan keperawatan untuk klien ansietas adalah klien mengenal ansietas,
mengatasi ansietas melalui tehnik relaksasi, memperagakan dan menggunakan
tehnik relaksasi untuk mengatasi ansietas. Kriteria hasil/evaluasi yaitu klien
mampu mengenal ansietas, mengenal ansietas melalui tehnik relaksasi,
memperagakan dan menggunakan tehnik relaksasi untuk mengatasi ansietas.
Sedangkan tindakan keperawatan yang pertama
30

SP 1: asesmen ansietas dan latihan relaksasi:


a. Bina hubungan saling percaya
1) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai
nama panggilan yang disukai
2) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses
penyembuhan lebih cepat
b. Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian
ansietas
c. Bantu pasien mengenal ansietas:
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
2) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
3) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
d. Latih teknik relaksasi:
1) Tarik napas dalam
2) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot (distraksi)
SP 2: evaluasi asesmen ansietas, manfaat teknik relaksasi dan latihan hipnotis diri
sendiri (latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual
a. Pertahankan rasa percaya pasien
1) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
2) Asesmen ulang ansietas dan kemampuan melakukan teknik relaksasi
b. Membuat kontrak ulang: latihan pengendalian ansietas
c. Latihan hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan spiritual

4. Implementasi
Menurut Damayanti (2014), implementasi keperawatan merupakan tindakan
yang disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan yang telah disusun
sebelumnya berdasarkan prioritas yang telah dibuat dimana tindakan yang
diberikan mencakup tindakan mandiri maupun kolaboratif.
31

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan mengacu pada perencanaan yang


dibuat. Pelaksanaan keperawatan dilakukan 2 hari pada tanggal 25-26 Desember
2021. Pada saat implementasi keperawatan penulis menerapkan implementasi
sesuai dengan perencanaan keperawatan yang telah dibuat sebelumnya. Dari teori
implementasi keperawatan dengan kasus tersebut tidak ada kesenjangan antara
teori dan kasus dilapangan.
Dalam pelaksanaan implementasi seluruh SP yang dilakukan klien tampak
kooperatif, klien bisa mengikuti dengan baik dan berdampak positif terhadap
penurunan ansietas dan klien juga merasa lebih rileks. Hal yang paling
berpengearuh pada saat dilakukan implementasi yaitu saat Nn.D tarik napas
dalam, kemudian pada saat pemberian terapi hipnosis 5 jari. Teknik relaksasi
nafas dalam dan hipnosis 5 jari merupakan salah satu cara dalam membantu klien
mengurangi ansietas yang dirasakan. Hasil penelitian Juliana (2013) menunjukan
bahwa pemberian teknik relaksasi nafas dalam dan hipnosis 5 jari dapat
menurunkan ketegangan otot, membantu memusatkan perhatian, mengurangi
ketakutan.

5. Evaluasi
Hasil evaluasi dari pelaksanaan asuhan keperawatan psikososial pada Nn.D
tanggal 25 Desember 2021 sampai dengan 26 Desember 2021 ansietas yang
dialami oleh Nn.D mengalami penurunan. Saat diajak bicara klien mampu
mengenal ansietas yang dialaminya dan mampu mengungkapkan penyebab
kecemasannya, apabila klien merasa cemas klien sudah mampu mempraktikkan
tarik napas dalam dan hipnosis 5 jari agar ansietasnya menurun. Kemudian sesuai
hasil yang diharapkan bahwa setelah diberikan implementasi klien mengalami
perubahan dengan tanda-tanda klien tampak rileks, gelisah menurun, tidak
khawatir lagi dan pasien terlihat lebih tenang.
Rencana tindak lanjut yang dilakukan adalah pertahankan untuk dapat
membina hubungan saling percaya dengan klien, pertahankan apa yang sudah
32

diajarkan pada klien, pastikan klien dapat mengatasi ansietas dengan cara-cara
yang sudah diajarkan oleh penulis terutama dengan cara teknik relaksasi napas
dalam dan terapi hipnosis 5 jari.
Dalam melakukan evaluasi penulis berpedoman pada tujuan dan kriteria
hasil yang sudah ditentukan pada saat menetapkan perencanaan sehingga dapat
mempermudah dalam melakukan evaluasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus asuhan keperawatan pada Nn.D dengan masalah
psikososial ansietas dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada saat pengkajian dengan tanda dan gejala yang sesuai dengan teori
yaitu data subjektif: merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi. Data objektif: klien tampak
gelisah, tampak tegang, dan sulit tidur.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan utama pada klien dengan ansietas karena situasi
yang sedang dialami yaitu tumor payudara. Hal ini didukung dengan dengan
data subjektif dan objektif yang muncul pada klien.
3. Intervensi
Perencanaan yang dilakukan pada Nn.D telah disesuaikan dengan data
kondisi klien saat ini dan sesuai dengan SAK sehingga perencanaan tindakan
dibuat berdasarkan apa yang terjadi pada klien saat ini
4. Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien sesuai dengan
perencanaan asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya.
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan yang dilakukan menggunakan metode subyektif,
obyektif, assessment dan planning dengan hasil bahwa asuhan keperawatan
yang di berikan memberikan dampak positif bagi kondisi klien yaitu adanya
penurunan tanda dan gejala ansietas yang dialami oleh klien.
34

B. Saran
Diharapkan asuhan keperawatan yang di berikan kepada klien dapat
berdampak bagi kesehatan klien terutama untuk perencanaan dan implementasi
yang telah di berikan selalu di aplikasikan oleh klien untuk mengurangi
kecemasan yang dialami oleh klien.
Daftar Pustaka

Angkat Liska Y.,(2017). Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan Prioritas


Masalah Kebutuhan Aman dan Nyaman:Ansietas di Kelurahan Sari Rejo
Kecamatan Medan Polonia. Universitas Sumatera Utara.
Anna keliat, Budi., & Akemat (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Annisa, D & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (anxiety) Pada Lanjut Usia
(Lansia). Jurnal Konselor Universitas Padang. Diunduh dari
ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/dwonload/6480/5041
Aru, W. Sudoyo,(2017). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1 Edisi
Empat.Jakarta : Balai Penerbitan Fk-Ui.
Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika.
Caninsti, R. (2013). Kecemasan Dan Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis
Yang Menjalani Terapi Hemodialisis. Jurnal Psikologi Ulayat, Vol. 1.
No.2/Februari 2013, Hlm. 207–222 , 209-210.
Herdman, H. T., & Kamitsuru, S. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi &
Klasifikasi. Jakarta: Anggota Ikapi
Hulu, E. K., & Pardede, J. A. (2016). Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operatif Di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan. Jurnal
Keperawatan, 2(1), 12.
Prabowo, Eko.,(2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta
Nuha Medika.
Stuart, G. W. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Singapore: Elseiver.
Universitas Indonesia, F. K. (2016). Manajemen Stress Cemas Dan Depresi.
Jakarta: Badan Penerbit FK UI
36

Sutejo, (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan


Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press
Videbeck, S.J. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai