Pada tahun 1960 pernha menjadi direktur eksekutif dari American Nurses’s
Association (ANA) (1972-1974). Pernah menjabat sebagai direktur dari New Jersey
State Nurse’s Association; anggota Expert Advisory Council of WHO; the National
Nurse Consultant to the Surgeon General of the Air Force; dan konsultan perawat di
National Institute of Mental Health.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan
adalah teori yang merupakan pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di
bidang ilmu keperawatan, tokoh tersebut salah satunya adalah peplau.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada
mahasiswa tentang model konsepdan teori keperwatan menurut peplau,
selain itu dengn adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yang seharusnya srta
dapat mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti.
1.2 rumusan masalah
a. apa yang dimaksud dengan teori peplau?
b. Apa saja model teori peplau?
c. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori peplau?
1.3 tujuan penulisan
tujuan penulisan dari makalah ini adalah
1. mengetahui bagaimanakah teori peplau?
2. Mengetahui apa saja model teori peplau?
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori peplau?
TUGAS FILSAFAT HILDEGARD E. PEPLAU
DISUSUN :
1. SEPTIANI NUR HABIBAH (G2A017120)
2. SASA ANNISA (G2A017134)
3. YUDHISTIRA NAURA F (G2A017164)
4. NAFIATUL KHOIRIY (G2A017144)
5. KHUSNUL HOTIMAH (G2A017121)
6. IKA RIFTIYANI FITRIYANI (G2A017157)
7. NASYIFA ZULFA C (G2A017149)
8. MUTIARA AYU NURMALINDA (G2A017173)
9. RUSLI RIANTO (G2A017172)
10. REVALDI DISTIANTO PUTRA (G2A017173)
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMAMADIYAH SEMARANG
1.1 PENGERTIAN TEORI PEPLAU
Model konsep dan teori keperawatan yang di kemukakan oleh peplau ini
merupakan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain
yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses
interpersonal, perawat klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat
sakit.Teori Hildegard E. Peplau 1952 berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien.
Berdasarkan dengan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan,
dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik artinya suatu hasil
proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau
tetap sehat (hubungan antarmanusia). Tujuan keperawatan peplau adalah untuk
mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan
perkembangan kepribadian.
1. Klien
2. Perawat
3. Mitra kerja
Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru.
Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan
kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa
saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien.
1.2 MODEL TEORI
A. KEPERAWATAN PSIKODINAMIK
Fase orientasi
Pada fase ini, perawat dan klien bertindak sebagai dua individu yang belum
saling mengenal. Selama fase orientasi, klien merupakan seseorang yang
memerlukan bantuan professional dan perawat berpern membantu klien
mengenali dan memahami masalahnya serta menentukan apa yang klien
perlukan saat itu. Jadi, fase orientasi ini merupakan fase untuk menentukan
masalah.
Fase orientasi dipengaruhi langsung oleh sikap perawat dank lien dalam
memberi atau menerima pertolongan. Selain itu, fase ini juga dipengaruhi oleh
ras, budaya, agama, pengalaman, latar belakang, dan harapan klien maupun
perawat. Akhir daari fase ini adalah perawat dank lien bersama-sama
mengidentifikasi adanya masalah seta menumbuhkan rasa saling percaya
sehingga keduanya siap untuk melangkah ke fase berikutnya.
FASE IDENTIFIKASI
Pada fase ini, klayen memberikan respons atau mengintifikasi persoalan yg ia
hadapi bersama orang yg di anggap memahami masalahnya. Respons terhadap klayen
berbeda terhadap satu sama lain disini, prawat mmelakukan exporasi perasaan dan
embatu kliyen menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman yang
mengorentasi ulang perasaan nya dan mengutan kekuatan positip pada peribadi kliyen
serta memberi kepuasan yang di perlukan.
Selama fase identifikasi, klien diharapkan mulai memiliki perasaan terlibat dan
mulai memiliki kempuan untuk mengatasi masalah nya dengan engurangi perasaan
tidak berdaya dan putus asa. Upaya ini akan menumbuh kan sikap positif klien guna
melaju ke fase selanjutnya. Jadi, fase identifiksi merupakan fase penentu bantuan apa
yang di perlukan oleh klien. Pada fase ini, perawat juga memberi beberapa
alternative untuk mengatasi masalah klien.
FASE EKSPLOITASI
Pada fase ini, perawat memberi layanan keperawataan berdasarkan
kebutuhan klien. Di sini, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian
integral dari posisi interpersonal. Selama fase eksploitasi , klien mengambil
secara penuh niai yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan.
Prinsip tindakan fase ini adalah eksplorasi atau menggali,memahami
keadaan klien dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien un
tuk menggali dan mengungkapkan perasaan,emosi,pikiraan, serta sikapnya
tanpa paksaan dan mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.
Pada fase, perawat juga di tuntut meguasai keterampilan berkomunikasi
secara terapeutik. Dengan demikian, dapat dikatakan dengan fase eksplorasi
merupakan fase pemberian bantuan kepada klien sebagai langkah pemecahan
masalah.jika fase ini berhasil, proses interpersonal akan berlanjut ke fase akhir,
yaitu fase resolusi.
Kekurangan:
→Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat,Aziz.2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Salemba Medika: Jakarta.
Sharif La Ode. Medical Book. Konsep Dasar Keperawatan Nuha
Medika: Yogyakarta.
Alimul Hidayat,Aziz. Pengantar pendidikan Keperawatan. Salemba
Medika: Jakarta
Alimul Hidayat,Aziz.Edisi 2. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Salemba Medika: Jakarta.
Buku Ajar. Ilmu Keperawatan Dasar. Salemba Medika: Jakarta