barang ini merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli, terutama mengenai biaya pengiriman. Dalam (1) Pengertian perjanjian jual beli surat perjanjian jual beli, menuliskan dengan jelas tentang Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian yang dibentuk siapa yang akan menanggung biaya pengiriman dan kapan karena pihak yang satu telah mengikatkan dirinya untuk pengiriman dilakukan merupakan hal yang jangan sampai menyerahkan hak kebendaan dan pihak yang lain bersedia terlupakan. untuk membayar harga yang diperjanjikan (Pasal 1457- Selain itu, penting juga ditentukan mengenai pengalihan 1540 KUHPerdata). hak milik atas barang. Pasal 612 KUHPerdata menyebutkan Subjek dari perjanjian jual beli adalah subjek hukum bahwa pengalihan hak milik atas barang bergerak (manusia dan badan hukum). Pengecualian dari jual beli : dilakukan dengan penyerahan yang nyata atas barang suami-istri, advokat, hakim, jaksa, pengacara, juru sita, tersebut. Untuk beberapa kasus, bisa diatur antara penjual notaris, jabatan. dan pembeli mengenai kapan hak milik dan tanggung Obyek dari perjanjian jual beli adalah barang-barang jawab atas barang beralih, apakah pada saat barang sudah tertentu yang dapat ditentukan wujud dan jumlahnya dikeluarkan dan diantarkan dari penjual, atau ketika serta tidak dilarang menurut hukum yang berlaku untuk barang tersebut sampai di tempat pembeli. diperjualbelikan. Yang tidak bolej diperjualbelikan : Ketika penjualan dilakukan secara kredit, hal ini penting benda/barang orang lain tanpa persetujuan orang untuk dipikirkan dan ditulis sejelas mungkin di dalam tersebut, barang yang tidak diperkenankan UU, perjanjian jual beli. Misalnya ketika Anda melakukan bertentangan dengan ketertiban dan kesusilaan. penjualan 100.000 tas terhadap reseller dengan harga (2) Terjadinya jual beli Rp300.000.000. Maka Anda harus menuliskan dengan jelas Perjanjian jual beli telah sah mengikat apabila kedua belah syarat pembayaran di atas perjanjian tersebut. Misalnya, pihak telah mencapai kata sepakat tentang barang dan melakukan DP minimal 10%, dan harus melunasi harga meski barang tersebut belum diserahkan maupun seluruhnya pada saat 30 hari sebelum barang tersebut harganya belum dibayarkan (Pasal 1458 KUHPerdata). Anda kirimkan. Anda juga bisa memberikan denda Perjanjian jual beli dapat dibatalkan apabila si penjual keterlambatan, misalnya denda 5% ketika melewati jangka telah menjual barang yang bukan miliknya atau barang waktu tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi yang akan dijual tersebut telah musnah pada saat kerugian jika pembeli terlambat melakukan pembayaran. penjualan berlangsung. Retur barang yang rusak menjadi hal yang sah dilakukan Peralihan hak terjadi setelah penyerahan barang oleh si dalam kegiatan jual beli. Namun, pengembalian barang penjual dan pada umumnya penyerahan barang diatur juga harus sesuai dengan syarat yang telah disepakati sebagaimana berikut: bersama. Karena itulah hal ini penting untuk ditentukan di a. bila barang yang diserahkan tersebut adalah awal dan sebelum perjanjian jual beli dibuat atau barang bergerak maka cukup dengan ditandatangani. Anda dapat memberikan beberapa syarat penyerahan kekuasaan atas barang tersebut, pengembalian barang di dalam perjanjian, misalnya ketika b. penyerahan utang-piutang dilakukan dengan Anda menjual handphone atau ponsel. Anda bisa cessie, memberikan garansi selama 30 hari untuk mesin yang c. untuk barang tidak bergerak dilakukan dengan rusak, atau pengembalian barang ketika ponsel tersebut balik nama di muka pejabat yang berwenang, cacat seperti layar yang tergores, dan lain sebagainya. d. khusus untuk jual beli tanah dibuktikan dengan Namun, jika Anda sebagai penjual, Anda juga perlu akta yang dibuat oleh dan dihadapan Pejabat membatasi mengenai jenis kerusakan yang dapat diganti. Pembuat Akta Tanah Apabila terdapat kerusakan pada barang namun hal (3) Hak dan kewajiban para pihak tersebut sudah disampaikan kepada pembeli dan pembeli Penjual memiliki dua kewajiban utama yaitu menyerahkan menerima kerusakan tersebut, maka di kemudian hari hak milik atas barang yang telah dibeli dan menanggung pembeli tidak dapat mengembalikan barang atau meminta kerugian atas kondisi cacat tersembunyi pada barang yang ganti rugi atas kerusakan tersebut. dijual. (5) Wanprestasi dan ganti rugi Pembeli berkewajiban membayar harga barang dan Dalam proses jual beli, ada kemungkinan perselisihan yang pembeli berhak untuk menuntut kepada penjual atas terjadi antara penjual dan pembeli, baik mengenai salah penyerahan barang yang telah dibelinya. Pembayaran ini satu pihak yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dilakukan pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan dengan perjanjian, pengiriman yang terlambat, barang dalam perjanjian. Selain itu, pembeli juga memiliki hak yang tidak sesuai dengan kesepakatan di awal, dan untuk membatalkan transaksi jual beli apabila barang yang permasalahan lainnya yang dapat menimbulkan telah disepakati ternyata memiliki kerusakan atau cacat perselisihan. Hal ini tentu dapat menghambat pelaksanaan tersembunyi yang sebelumnya tidak diberitahukan kepada perjanjian dan akan menimbulkan kerugian bagi masing- pembeli. Ada 3 kewajiban pokok pembeli yaitu: masing pihak jika dibiarkan berlarut-larut. Karena itulah, a. Memeriksa barang-barang yang dikirim oleh Anda harus menuliskan dengan jelas langkah apa saja yang Penjual mungkin dilakukan ketika hal ini terjadi, mulai dari b. Membayar harga barang sesuai dengan kontrak melakukan negosiasi hingga membawa masalah ini ke c. Menerima penyerahan barang seperti disebut pengadilan. dalam kontrak. (4) Pembayaran Ketika barang sudah dibeli, ada kemungkinan barang tersebut tidak bisa langsung diambil oleh pembeli di tempat, melainkan akan dikirimkan dari tempat penjual ke (6) Resiko Risiko dalam Perjanjian jual beli tergantung pada jenis barang yang diperjualbelikan, yaitu apakah : a. Barang telah ditentukan Mengenai risiko yang dimaksudkan dengan barang tertentu adalah barang yang pada waktu perjanjian dibuat sudah ada dan ditunjuk oleh pembeli. Mengenai barang seperti itu pasal 1460 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menetapkan bahwa risiko terhadap barang tersebut ditanggung oleh si pembeli meskipun barangnya belum diserahkan. Dapat dilihat bahwa ketentuan tersebut adalah tidak adil dimana pembeli belumlah resmi sebagai pemilik dari barang tersebut akan tetapi ia sudah dibebankan untuk menanggung risiko terhadap barang tersebut. Si pembeli dapat resmi sebagai pemilik apabila telah dilakukan penyerahan terhadap si pembeli. Oleh sebab itu, dia harus menanggung segala risiko yang dapat terjadi karena barang tersebut telah diserahkan kepadanya. Ketentuan pasal 1460 ini dinyatakan tidak berlaku lagi dengan dikeluarkannya Surat Edaran Mahkamah Agung No 3 tahun 1963. Menurut Prof. R. Subekti, Surat edaran Mahkamah Agung tersebut merupakan suatu anjuran kepada semua hakim dan pengadilan untuk membuat yurisprudensi yang menyatakan pasal 1460 tersebut sebagai pasal yang mati dan karena itu tidak boleh dipakai lagi. b. Barang tumpukan Barang yang dijual menurut tumpukan, dapat dikatakan sudah dari semula dipisahkan dari barang-barang milik penjual lainnya, sehingga sudah dari semula dalam keadaan siap untuk diserahkan kepada pembeli. Oleh sebab itu dalam hal ini, risiko diletakkan kepada si pembeli karena barang-barang tersebut telah terpisah c. Barang yang dijual berdasarkan timbangan, ukuran atau jumlah. Barang yang masih harus ditimbang terlebih dahulu, dihitung atau diukur sebelumnya dikirim (diserahkan) kepada si pembeli, boleh dikatakan baru dipisahkan dari barang-barang milik si penjual lainnya setelah dilakukan penimbangan, penghitungan atau pengukuran. Setelah dilakukannya penimbangan, penghitungan atau pengukuran, maka segala risiko yang terjadi pada barang tersebut adalah merupakan tanggung jawab dari si pembeli. Sebaliknya apabila barang tersebut belum dilakukan penimbangan, penghitungan atau pengukuran maka segala risiko yang ada pada barang tersebut merupakan tanggungjawab dari pihak penjual. Hal ini diatur dalam pasal 1461 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.