Anda di halaman 1dari 3

Makalah

SUMBER – SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN SKI

Disusun untuk memenuhi tugas:

Mata Kuliah : Sejarah Kebudayaan Islam


Dosen Pengampu :

OLEH :
Kelompok 3

Nama : Ika Purnamatari Mile


: Yulan Kasim
Nim : 191012240
: 1910
Kelas : 5i

1
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

GORONTALO
2021

Hadits adalah segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi SAW, baik berupa sabda,
taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi. Hadits itu terdiri dari yang diterima (yakni yang
shahih) dan yang ditolak (yakni yang dhaif). Itulah pembagian secara garis besar. Tetapi
para ahli hadits membagi hadits dalam tiga bagian: hadits shahih, hadits hasan, dan hadits
dha‟if.
1. Hadits Shahih
Shahih menurut lughat adalah lawan dari “saqim”, artinya sehat lawan sakit, hak
lawan batil. Menurut para ulama hadits, hadits shahih adalah hadits yang sanadnya
bersambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai
berakhir pada Rasulullah saw. Atau kepada sahabat atau kepada tabi‟in, bukan hadits
yang syadz (kontrovesial) dan terkena illat, yang menyebabkannya cacat dalam
penerimaannya 1

Syarat-syarat hadits shahih


1) Rawinya bersifat adil, yaitu muslim, balig, berakal, tidak pasik dan tidak
cacat muruah-nya
2) Rawinya sempurna ingatan bersifat dhabit, yaitu dapat memeliharadan kuat
daya hafalannyabaik secara lisan dan tulisan
3) Sanadnya bersambung dari awal perawi hingga perawi terakhir
4) Tidak ber‟Illat (kecacatan)
5) Tidak syadz (kejanggalan)
2

1
M.Agus Solahudin dan Agus suyadi, Ulumul hadis,  ( Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 141.
2
Endang Saetari, Ilmu Hadits, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2008), h. 132

2
2. Hadits Hasan
Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh rawi
yang adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalnya, tidak rancu dan tidak
bercacat. Hadits hasan terbagi dalam dua jenis: hasan li zatihi (hasan dengan
sendirinya) dan hasan lighairihi (hadits dengan topangan hadits lain). Adapun batas
hasan lighairihi adalah hadis yang di dalam isnadnya terdapat orang yang tidak di
ketahui keadaannya, tidak bisa dipastikan kelayakannya. Namun ia bukan orang yang
lengah, yang banyak berbuat salah dan tidak pula dituduh berbuat dusta. Sedangkan
matannya didukung oleh mutabi‟ atau syahid.3
Hadits hasan li zatihi adalah hadits
hasan yang dengan sendirinya mencapai derajat hasan. Hal ini disebabkan sanadnya
bersambung, tak ada kejanggalan dan tak ada kecacatan perawinya. Baik dalam
rangkaian sanad maupun matannya tidak terdapat perbedaan riwayat.4

3
Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 142.

mutabi‟ hadits yang perawinya sepakat atu sesuai dengan perawi lain dalam meriwayatkan lafadzh hadits. Syahid ialah hadits
yang sesuai dengan makna hadits yang lain.

4
Yusuf Saefullah, Cecep Sumarna, Pengatar Ilmu Hadits, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), h. 76

Anda mungkin juga menyukai