Anda di halaman 1dari 36

Makalah Keperawatan Maritim

Dosen :Diah Indriastuti,.S.Kep,.Ns,.M.Kep

ASUHAN KEPERAWATAN MARITIM PADA KLIEN


KECELAKAAN LALU LINTAS DILAUT

Oleh :

Nonreg Kendari Kelas A

Kelompok 4

NAMA NIM
Syaiful Akbar S.0020.P2.65
Ardiansyah S.0020.P2.006
Muhammad Aslan S.0020.P2.040
Hamka S.0020.P2.019
Andi Leni Arianti S.0020.P2.004
Ketrin S.0020.P2.031
Narti wati S.0020.P2.042
Dandi Febrian S.0020.P2.008
Indrawan Eksal S.0020.P2.026
Israwati S.0020.P2.028

STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI

S-1 NON REG KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Keperawatan Maritim yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Maritim Pada Klien Kecelakaan Lalu Lintas Laut” dapat
terselesaikan dengan baik.Shalawatserta beserta salam selalu dihadiahkan kepada
baginda junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW

Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lepas dari bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak.Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu
kami mengharapkan saran beserta kritik yang membangun, demi kesempurnaan
makalah ini dan berharap makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Kendari,Desember 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Kecelakan Kapal...........................................................................................4
B. Cedera akibat KLL Laut...............................................................................4
C. Konsep Dasar Keperawatan........................................................................16
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN..................................................................20
BAB IV PENUTUP...............................................................................................35
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Saran............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia adalah kecelakaan
lalu lintas, khususnya terjadi dinegara berkembang. Kecelakaan lalu lintas
banyak menelan korban 2,4 juta jiwa manusia setiap tahunnya menurut
World Health of Organitation (WHO). Selain menelan kerugian kematian,
kecelakaan juga merugikan harga benda dan fisik, kecelakaan fisik yang
terjadi dalam sebuah kecelakaan (Thamrin, 2015)
Perusahaan membangun sistem ini dengan mengikuti petunjuk
(guidekines) dan contoh-contoh dokumen yang disediakan International
Safety Management Code (ISM code.).Sebuah kapal dikatakan laik laut
(sea wortheness), apabila terpenuhinya persyaratan material, kontruksi,
bangunan, permesinan dan elektronika kapal, yang semuanya dibuktikan
dengan sertifikat asli. Sebelum melakukan pelayaran, harus diketahui
petunjukpetunjuk tentang bagaimana melakukan pertolongan kecelakaan
kapal, akibat tubrukan, kandas, tenggelam, kebakaran, senggolan dan
force major atau kecelakaan alam, prosedur perawatan kapal antara lain:
yang sudah waktunya kapal naik dok, perawatan tahunan, perawatan
emergency, dan perawatan perempat tahun. Selain itu perlu campur tangan
dan asosiasi pelayaran untuk saling bahu membahu dan selalu
meningkatkan keselamatan serta mencegah kecelakaan kapal seminimal
mungkin. (Thamrin, 2015)
Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
telah meningkat pesat.kemajuan dibidang teknologi membawa manfaat
yang besar bagi manusia. tingginya angka kecelakaan menyebabkan angka
kejadian vulnus laceratum Grade I semakin tinggi, dan salah satu kondisi
vulnus laceratum grade I yang paling sering terjadi termasuk dalam
kelompok besar kasus yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas melaui
udara, darat dan laut, serta harus menjalani perawatan yang lebih lanjut
(Thamrin, 2015)

1
Vulnus laceratum grade I merupakan hilangnya dan rusaknya
sebagian jaringan tubuh yang pada umumnya banyak dialami seseorang
dalam kecelakaan lalu lintas. post kecelakaan menimbulkan rasa nyeri
akibat adanya vulnus laceratum. rasa nyeri merupakan stressor yang dapat
menimbulkan stress dan ketegangan dimana individu dapat berespon.
Secara biologis dan perilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis
vulnus laceratum grade I bisa disebabkan oleh trauma benda tajam atau
tumpul. Prayogi, R. (2019)
Vulnus laceratum merupakan terjadinya gangguan kontinuitas
suatu jaringan sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semula normal,
luka robek terjadi aikibat kekerasan yang hebat sehingga memutuskan
jaringan.secara umum vulnus laceratum dapat dibagi menjadi dua yaitu
simple bila hanya melibatkan kulit, dan kompukatum, bila melibatkan
kulit dan jaringan dibawahnya. trauma arteri umumnya dapat disebakan
oleh trauma benda tajam (50%) misalnya karena tembakan, luka-luka
tusuk, trauma kecelakaan kerja atau kecelakaan lalu lintas. Zulkhairi, M.,
Hendra, & Fauzan, S. (2015)
Peran perawat sangat penting dalam penanganan korban harus di
arahkan ke efek-efek dan pencegahan infeksi yang dapat terjadi manakala
pertahanan rusak. Sikap dalam penanganan dengan keterampilan dan
pengetahuan yang penuh dalam peran perawat merupakan hal yang
penting untuk meminimalkan kerusakan dengan kecatatan seumur hidup
yang parah, luka bakar yang tidak di tangani segera secara kompeten tidak
hanya akan mempengaruhi struktur di bawahnya seperi tendon, sendi,,
otot-otot, pembuluh darah dan tulang, melalui kerusakan terminal, tapi
mengabatkan konsekuensi- konsekuensi yang serius dan letal. Peredaran
darah yang terkontrol akan mengarah pada syok hipovolemik yang dapat
di matikan.
Sebagai pemberi perawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari
sekedar sembuh dari penyakit tertentu namun berfokus pada kebutuhan

2
kesehatan klien secara holistik. Selain itu untuk meningkatkan kinerja dan
pengetahuan perawat UGD tentang keperawatan kedaruratan perlu di
adakan tentang pembaharuan-pembaharuan keperawatan kegawatdaruratan
di UGD dengan cara mengikuti pelatihan kegawat daruratan mengikuti
sertifikat BTCLS, semeninar-seminar tentang kegawatdaruratan secara
interen dan evaluasi kegiatan untuk meningkatkan sikap dalam
penanganan korban kecelakaan ( Faudi, 2009).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana kecelakaan lalu lintas laut?
2. Bagaimana cedera akibat kecelakaan lalu lintas laut?
3. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan kecelakaan lalu lintas
laut?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui kecelakaan lalu lintas laut
2. Mahasiswa mampu mengetahui cedera akibat kecelakaan lalu lintas
laut
3. Mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan kecelakaan lalu
lintas laut

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Kecelakan Kapal
Menurut kamus bahasa Indonesia, musibah berarti kejadian yang
menyedihkan yang menimpa yang merupakan malapetaka atau bencana.Jadi,
Musibah kapal adalah peristiwa yang menyedihkan atau malapetaka / bencana
yang menimpa kapal itu sendiri beserta awak dan muatannya. Thamrin, H. M.
(2015)
Insiden laut adalah peristiwa atau kejadian yang berhubungan
dengan pengoperasian kapal dan mengakibatkan kapal musnah atau
hilangnya nyawa seseorang.

B. Cedera akibat KLL Laut


1) Vulnus Laceratum
2) Luka bakar
3) Tenggelam

a. Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebebkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. (Musliha, 2010). Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan
oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang lebih dalam.(Padila, 2012) . Luka bakar
(combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung
atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat
kimia (chemycal), atau radiasi (radiation). (Pamela, 2010). Luka bakar
(Burn) adalah kerusakan pada jaringan kulit dan tubuh karena nyala api,
panas, dingin friksi, radiasi (kulit menggelap terbakar matahari), bahan
kimia, atau listrik. Luka bakar biasanya terbagi menjadi tiga kategori,
bergantung pada keparahannya. (Digiulio, 2014)
 
b. Fase Luka Bakar
Fase-fase luka bakar menurut Padila (2012) sebagai berikut :
1) Fase akut

4
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat
terjadi segera atau beberapa saat terbakar, namun masih dapat terjadi
obstruksi saluran pernafasan akibat cidera inhalasi dalam 48-72 jam pasca
trauma. Cedera inhalasi adalah penyebabkematian utama penderita pada
fase akut.
2) Fase sub akut
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat akibat kontak dengan sumber
panas. Luka yang terjadi menyebabkan :
a) Proses inflamasi dan infeksi.
b) Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang
atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ-organ
fungsional.
c) Keadaan hipermetabolisme.
3) Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada
fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan
pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
c. Klasifikasi Luka Bakar
Klasifikasi menurut Musliha (2010) antara lain :
1. Menurut dalamnya luka bakar
a. Derajat 1

Pada derajad 1 luka bakar akan sembuh pada waktu yang singkat.
Paling lambat 1 minggu tanpa dilakukan pengobatan apapun,

5
kecuali apabila pada derajad satu ini penderita kesakitan, bisa
diberikan analgesik tetapi analgesik yang tidak dapat menurunkan
suhu tubuh. Ciri luka bakar derajad satu adalah kulit hanya tampak
kemerahan tanpa ada kerusakan jaringan kulit.
b. Derajat 2
a) Derajad 2 dangkal (superficial)

Pada derajad dua ini kulit berwarna merah dan adanya bula (gelembung),
organ kulit seperti kelenjar sebasea, dan kelenjar kulit masih utuh, pada luka bakar
ini terjadi kerusakan epidermis yang ditandai dengan rasa nyeri dan akan sembuh
dalam waktu 10-14 hari, dapat bula diberikan pengompresan dengan NaCl.
b) Derajad 2 dalam (deep)

Luka bakar derajad dua ini kulit kemerahan, dengan jaringan yang
terkelupas (kerusakan dermis dan epidermis). Organ-organ kulit seperti kelenjar
keringat, folikel rambut, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh, proses
penyembuhan pada darejad dua dalam ini biasanya memerlukan waktu yang lama
tergantung jaringan epitel yang masih tersisa.
c. Derajad

6
Luka bakar derajad tiga ini ditandai dengan seluruh dermis dan epidermis
mengalami kerusakan. Tidak dijumpai rasa nyeri dan kehilangan sensasi, oleh
karena ujung-ujung saraf sensori mengalami kerusakan atau kematian, bahkan
bisa merusak kematian jaringan lemak maupun otot walaupun jaringan tersebut
tidak mengalami nekrosis. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terbentuk
epitelisasi jaringan dari dasar luka yang spontan. Kulit yang terbakar berwarna
abu-abu dan pucat. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang
dikenal sebagai eskar.
2. Menurut luas luka bakar
Wallance membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
dengan nama rule of nine atau rules of wallance yaitu :

a. Kepala dan leher                                             : 9%


b. Lengan masing-masing 9%                             : 18%
c. Badan depan 18%, badan belakang 18%       : 36%
d. Tungkai masing-masing 18%                          : 36%
e. Genetalia atau perineum                                 : 1%
Total keseluruhan                                                    : 100%
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan
kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena

7
perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10
untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.

3. Berat ringannya luka bakar


a) Persentasi area (luasnya) luka bakar pada permukaan tubuh.
b) Kedalaman luka bakar
c) Anatomi lokasi luka bakar
d) Umur klien
e) Riwayat pengobatan yang lalu
f) Trauma yang menyertai atau bersamaan

American Collage of surgeon dalam Padila (2012) membagi dalam :


a. Parah Critical) :
a) Tingkat II    : 30% atau lebih
b) Tingkat III  : 10% atau lebih
c) Tingkat III  : pada tangan, kaki, dan wajah
d) Dengan adanya komplikasi pernafasan, jantung, fraktur, soft tissue
yang luas.
b. Sedang (moderate) :
a) Tingkat II    : 15-30%
b) Tingkat III  : 1-10%

8
c. Ringan (minor) :
a) Tingkat II    : kurang dari 15%
b) Tingkat III  : kurang dari 1%
d. Etiologi
Etioliogi menurut Musliha (2010) sebagai berikut :
1) Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak
dengan :
a. Gas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas
dan oklusi jalan nafas akibat edema.
b. Cairan
c. Bahan padat (solid)

2) Luka bakar bahan kimia (Hemical Burn)


Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit
dengan asam atau basa kuat. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya
karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering dipergunakan untuk
keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam
bidang industri, pertanian dan militer.
3) Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakan dari
energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka
dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang
elektrik itu sampai mengenai tubuh.
4) Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber radioaktif.
Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan radiasi ion pada
industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada dunia
kedokteran. Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar yang terlalu lama
juga merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi.

9
d. Anatomi Fisiologi Kulit
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai fungsi
sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya bakteri,
kulit juga mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera suhu,
perasaan nyeri, sentuhan ringan dan tekanan, pada bagian stratum korneum
mempunyai kemampuan menyerap air sehingga dengan demikian mencegah
kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subkutan.
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil
metabolisme makanan yang memproduksi energi, panas ini akan hilang
melalui kulit, selain itu kulit yang terpapar sinar ultraviolet dapat mengubah
substansi yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D. kulit tersusun atas 3
lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan.
1. Lapisan epidermis, terdiri atas :

a. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya
sudah mati dan mengandung keratin, suatu protein fibrosa tidak larut yang
membentuk barier terluar kulit dan mempunyai kapasitas untuk mengusir
patogen dan mencegah kehilangan cairan berlebihan dari tubuh.
b. Stratum lusidum. Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan
dan telapak kaki.
c. Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipi seperti kumparan, sel-
sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.
d. Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang
paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya terdiri dari sel yang
bentuknya poligonal (banyak sudut dan mempunyai tanduk).
e. Stratum basal/germinatum. Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di
bagian basal/basis, stratum basal menggantikan sel-sel yang di atasnya dan
merupakan sel-sel induk.

2. Lapisan dermis terbagi menjadi dua yaitu:


a. Bagian atas, pars papilaris (stratum papilaris)

10
Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari sel-sel
fibroblas yang menghasilkan salah satu bentuk kolagen.
b. Bagian bawah, pars retikularis (stratum retikularis).
Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi
kolagen.Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut
saraf, kelenjar keringat serta sebasea dan akar rambut.
3. Jaringan subkutan atau hypodermis
Merupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya adalah
jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur
internal seperti otot dan tu lang. Jaringan subkutan dan jumlah deposit lemak
merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh. (Pamela, 2011)
e. Patofisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi,
akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh
darah besar dan akibat dari kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan
cairan plasma sel darah, protein dan albumin, mengalami gangguan fisiologi.
Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang massif, terganggunya cairan di
dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga merusak pembuluh darah
yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah sehingga beberapa jam
setelah reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang sistemik, maupun
kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka pada luka bakar juga
dapat terjadi syok hipovolemik atau burn shock.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar
dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Sebagai conth, pada kasus luka
bakar tersiram air panas pada orang dewasa, kontak selama 1 detik dengan air
yang panas dari shower dengan suhu 68,90C dapat menimbulkan luka bakar
yang merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi cedera derajat- tiga
( fullthickness injury ). Pajanan selama 15 menit dengan air panas yang
suhunya sebesar 56,10C mengakibatkan cedera full-thickness yang serupa.
Suhu yang kurang dari 440C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang
lama tanpa menyebabkan luka bakar.

11
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-
faktor inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta
komplemen serum, gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi
membuat pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk mengalmai sepsis.
Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan pengaturan suhunya.
Beberapa jam pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh rendah,
tetapi pada jam-jam berikutnya menyebabkan hipertermi yang diakibatkan
hipermetabolisme. (Musliha, 2010)

f. Pathways

12
g. Manifestasi Klinis
Manifestasi menurut Pamela (2011) :

Kedalaman Dan Bagian Gejala Penampilan Perjalanan


Penyebab Luka Kulit Yang Luka Kesembuhan
Bakar Terkena
Derajat Satu Epidermis Kesemutan, Memerah, Kesembuhan
(Superfisial): hiperestesia menjadi lengkap dalam
tersengat matahari, (supersensivitas) putih waktu satu
terkena api dengan , rasa nyeri ketika minggu,
intensitas rendah mereda jika ditekan terjadi
didinginkan minimal pengelupasan
atau tanpa kulit
edema
Derajat Dua Epidermis Nyeri, Melepuh, Kesembuhan
(Partial-Thickness):  dan bagian hiperestesia, dasar luka dalam waktu
tersiram air dermis sensitif terhadap berbintik- 2-3 minggu,
mendidih, terbakar udara yang bintik pembentukan
oleh nyala api dingin merah, parut dan
epidermis depigmentasi,
retak, infeksi dapat
permukaan mengubahnya
luka basah, menjadi
terdapat derajat-tiga
edema
Derajat Tiga (Full- Epidermis, Tidak terasa Kering, Pembentukan
Thickness): terbaka keseluruha nyeri, syok, luka bakar eskar,
r nyala api, terkena n dermis hematuria berwarna diperlukan
cairan mendidih dan (adanya darah putih pencangkokan,
dalam waktu yang kadang- dalam urin) dan seperti pembentukan
lama, tersengat arus kadang kemungkinan bahan kulit parut dan
listrik jaringan pula hemolisis atau hilangnya

13
subkutan (destruksi sel gosong, kontur serta
darah merah), kulit retak fungsi kulit,
kemungkinan dengan hilangnya jari
terdapat luka bagian tangan atau
masuk dan lemak yang ekstremitas
keluar (pada luka tampak, dapat terjadi
bakar listrik) terdapat
edema

h. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan luka bakar menurut Padila
(2012) sebagai berikut :
1) LED : mengkaji hemokonsentrasi. Nilai normal (L: 15mm/jam; P: <20mm
bakar="" jam="" led.="" luka="" pada="" pasien="" peningkatan="" span=""
terjadi="">
2) Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini
 

terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 24 jam


pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung.
3) Gas-gas darah arteri (GDA) dan sinar-X dada untuk mengkaji fungsi pulmonal,
khususnya pada cidera inhalasi asap.
4) BUN dan kreatinin untuk mengkaji fungsi ginjal.
5) Urinalisis untuk menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan
kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas.
6) Bronkoskopi untuk membantu memastikan cedera inhalasi asap.
7) Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka
bakar masif.
8) Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap.

i. Komplikasi
Komplikasi menurut Lalani (2011), sebagai berikut :
1) Infeksi luka
Sulit dibedakan dengan penyembuhan luka karena sama-sama terdapat eritema,
    

14
edema, nyeri tekan.
 Jika demam, malaise, atau gejala memburuk, pikirkan kemungkinan infeksi.
 Dapat menyebabkan sepsis dan kerusakan luka bakar yang lebih dalam.
 Perlu dirawat inap dan mendapat antibiotik IV.
2) Sepsis
 

3) Syok akibat luka bakar


4) Edema akibat luka bakar
5) Eskarotomi
6) Rabdomiolisis
7) Cidera inhalasi
8) Hipermetabolisme 

j. Penatalaksanaan
Penatalaksaan pada klien dengan luka bakar menurut Padila (2012) sebagai berikut :
1) Resusitasi A,B,C
a. Pernafasan (Airway)
Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera
pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi
antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah,
bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
b. Pernafasan (Breathing)
Kaji adanya trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan
pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae.
c. Sirkulasi (Circulation)
Gangguan permebilitas kapiler : cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra
vaskuler → hipovolemi relatif →syok → ATN →  gagal ginjal,
Infus,kateter, CVP, oksigen, laboratorium, kultur luka.
     

C. Konsep Dasar Keperawatan


1. Fokus Pengkajian

15
Dengan menyatakan bahwa untuk mengkaji pasien dengan luka
bakar di perlukan data-data sebagai berikut: Pelambatan, P., Pasca, P., Pada,
B., Vulnus, D., Di, L., & Bougenvile, R. (2019)
a. Aktifitas atau istirahat Gejala : merasa lemah,lelah.
Tanda : perubahan kesadaran, penurunan kekuatan tahanan
keterbatasaan rentang gerak, perubahan aktifitas.
b. Sirkulasi
Gejala : perubahan tekanan darah atau normal.
Tanda : perubahan frekwensi jantung takikardi atau bradikardi.
c. Integritasego
Gejala : perubahan tingkah laku dan kepribadian.
Tanda : ketakutan, cemas, gelisah.
d. Eliminasi
Gejala : konstipasi, retensi urin.
Tanda : belum buang air besar selama 2 hari.
e. Neurosensori
Gejala : vertigo, tinitus, baal pada ekstremitas, kesemutan, nyeri.
Tanda : sangat sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, pusing, nyeri
pada daerahcidera , kemerah-merahan.
f. Nyeri /kenyamanan
Gejala :nyeri pada daerah luka bila di sentuh atau di
tekan.
Tanda : wajah meringis, respon menarik pada rangsang nyeri yang
hebat, gelisah, tidak bisa tidur.
g. Kulit
Gejala : nyeri, panas.
Tanda : pada luka warna kemerahan , bau, edema.

16
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Resiko infeksi
c. Gangguan mobilitas fisik

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan
NO Intervensi (NIC)
Keperawatan & Kriteria Hasil (NOC)

1.  Domain :12 Setelah dilakukan tindakan Intervensi Keperawatan 


Kenyamanan keperawatan
selama 3X24  jam/menit : Menejemen nyeri (1400)
Kelas    : 1 Tingkat
Kenyamanan fisik Aktivitas Keperawatan 
ketidaknyamanan (2109)
Kode    : 00132 (skala 1 :berat, 2 : cukup 1. Lakukan pengkajian nyeri
berat, 3 :sedang, 4 : ringan, komprehensif yang meliputi
Nyeri akut b.d agen 5 : tidak ada),  lokasi, karakteristik, durasi,
cedera kimiawi frekuensi, kualitas, intensitas
dengan kriteria : atau beratnya nyeri dan factor
ditandai dengan : pencetus
nyeri (skala 3  menjadi 4)
DS :  2. Gunakan strategi komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
Klien mengeluh pengalam nyeri dan
nyeri akibat terkena sampaikan penerimaan pasien
reruntuhan kayu, terhadap nyeri.
dirasakan seperti 3. Pastikan perawatan analgesic
terbakar pada area bagi pasien dilakukan dengan
kaki bagian kanan pemantauan yang tepat
dengan skala 7 dan
dirasakan terus
menerus. Klien juga
melindungi area
nyeri serta nampak
meringis.

Do:

Ada luka bakar pada

17
kaki bagian kanan,
kulit kehitaman dan
terasa panas, tidak
ada edema pada
bagian kaki kanan
namun terasa nyeri
tekanan pada bagian
luka.

TTV
Td : 130/100 MmHg
N : 90 X/Menit
S : 36,5o C
R : 20 X/Menit
2.  2. Domain : 11 Setelah dilakukan Intervensi Keperawatan 
Keamanan/perlindun tindakan keperawatan
gan selama 3X24  jam/menit : Kontrol infeksi (6540)
Penyembuhan luka bakar Aktivitas Keperawatan :
Kelas    : 1 infeksi (1106)  (skala 1 :sangat
Kode    : 00004 besar, 2 : besar, 3 :sedang, a. Bersihkan lingkungan dengan
4 : terbatas,5 : tidak ada),  baiksetelah digunakan untuk
resiko infeksi setiap pasien
berhubungan dengan dengan kriteria : b. Anjurkan pasien mengenai
kerusakan itegritas a. nyeri (skala 3 menja tehnik mencuci tangan dengan
kulit akibat luka di 4) tepat
bakar ditandai b. infeksi (skala 3 men c. Lakukan tindakan-tindakan
dengan : jadi 4 ) pencegahan yang bersifat
c. kulit universal
Do: b. Pakai sarung tangan steril
melepuh (skala 3 m
Terdapat luka bakar enjadi 4 ) yang tepat
pada bagian kaki
kanan 9 % grade I
dan grade II, kulit
sebagian tampak
kehitaman dan
sebagian lagi
Nampak merah
kehitaman

3 Domain : 11 Setelah dilakukan tindakan Intervensi Keperawatan 


keperawatan

18
kemanan selama 3X24  jam/menit : Perawatan luka (3660)
/perlinduungan Integritas jaringan; Kulit &
membrane Mukosa Aktivitas Keperawatan :
Kelas : 2 cedera (1101)  (skala 1 :sangat
a. Monitor karakteristik luka,
fisik terganggu, 2 : banyak
termaksut drainase, warna,
terganggu, 3 : cukup
ukuran, dan bau
Kode : 00046 terganggu, 4 : sedikit
b. Ukur luas luka yang sesuai
terganggu, 5 : tidak
c. Bersihkan dengan normal
terganggu), 
saline atau pembersih yang
Kerusakan integritas tidak beracun dengan sesuai
dengan kriteria :
d. Oleskan salep yang sesuai
kulit berhubungan a. Suhu
dengan kulit/lesi
dengan agens cedera kulit (skala 3 men
a.
kimiawi jadi 4)
b. sensasi (skala 3 m
enjadi 4 )

Do : kerusakan
jaringan dan lapisan
kulit

4. Implementasi Dan Evaluasi


Implementasi di lakukan sesuai intervensi yang di rencanakan

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

19
Kasus
Seorang pasien Pria bernama Tn. H Berusia 47 tahun, datang dirumah sakit pada
tanggal 02 April 2020, jam 21:00 WITA dengan keluhan mengalami luka
dibagian kaki kanan. Luka tersebut terjadi saat pasien hendak menyelamatkan
dirinya dari kejadian kebakaran kapal laut yang ditumpanginya.pasien terkena
reruntuhan kayu yang terbakar. Kemudian pasien dilarikan ke puskesmas terdekat
guna mendapatkan pertolongan. Saat berada dilokasi kejadian, warga langsung
membawa pasien ke puskesmas.

Pengkajian Keperawatan

Tanggal MRS : 02 April 2020 Jam : 21.00 WITA


No.RM : ___________
Tanggal Pengkajian : 03 April 2020Jam :06.00 WITA
Rumah Sakit : Puskesmas Bahomotefe
Ruang Rawat : Ruangan A
A. Data Biografi
2. Identitas Klien
a. Nama inisial klien : Tn. H
b. TTL/Umur : Bogor, 07 Agustus 1973 / 47 tahun
c. Alamat :Jl. Jend. Sudirman No.Kav 49
d. Jenis Kelamin :L
e. Status Perkawinan : Kawin
f. Suku/Bangsa : Sunda
g. Agama : Islam
h. Pendidikan Terakhir : SMA/Sederajat
i. Pekerjaan : Pelaut
j. Diagnosa Medis : luka bakar
k. Informasi diterima dari : ___________________________

20
3. Identitas Penanggung Jawab
c. Nama / Inisial : Tn. R
d. TTL/Umur : 4 Februari 2000 / 20 Tahun
e. Alamat : Jl. Jend. Sudirman No.Kav 49
f. Jenis Kelamin :L
g. Hubungan dengan Klien : Anak Kandung
h. Telp : 0822-6037-5542

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama Saat MRS : Klien mengatakan nyeri akibat luka


bakar yang dia rasakan
2. Keluhan Utama saat pengkajian : Klien mengatakan nyeri, panas,
akibat luka bakar
Riwayat Keluhan Utama : Nyeri akibat timpaan reruntuhan
kayu yang terbakar, dirasakan seperti terbakar pada area kaki sebelah
kanan dengan skala 7 dan dirasakan terus menerus.

3. Riwayat Kesehatan sekarang : Klien mengalami luka bakar pada bagian


kaki sebelah kanan akibat terkena reruntuhan kayu yang terbakar

4. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita: -


5. Kebiasaan : Minum Kopi
6. Riwayat Alergi : Alergi Makanan
7. Riwayat Kehamilan :-
8. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram 3 Generasi) : -

C. Keadaaan Umum dan Pengukuran TTV


1. Keadaan Umum :
2. TD : 130/100 mmHg
3. N : 90 x/menit

21
4. P : 30 x/menit
5. S : 36,5 ˚C
D. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi
1. Edema :-
2. Diaphoresis :-
3. Kelembapan kulit: kering
4. Warna kulit : kehitaman pada area kaki kanan
5. Drainase :-
6. Balutan :-
7. Ulkus/luka : luka pada bagian kaki kanan
8. Kelainan rambut :-
9. Kelainan kuku :-

b. Palpasi
1. Suhu : panas
2. Turgor :-
3. Nyeri tekan : nyeri pada bagian kaki kanan

E. Analisis Data

Nama : Tn. H

Diagnose : Luka Bakar

Umur : 47 Tahun

No Data Etiologi Problem

22
1.  Ds: Luka bakar Nyeri akut b.d
Klien mengeluh nyeri akibat agen cedera
terkena reruntuhan kayu,   kimiawi
dirasakan seperti terbakar pada
area kaki bagian kanan dengan Kerusakan jaringan
skala 7 dan dirasakan terus kulit
menerus. Klien juga
 
melindungi area nyeri serta
nampak meringis.
(epidermis, dermis)
Do:  
Ada luka bakar pada kaki
bagian kanan, kulit kehitaman Merangsang syaraf
dan terasa panas, tidak ada perifer
edema pada bagian kaki kanan
namun terasa nyeri tekanan  
pada bagian luka.
Nyeri akut
TTV
Td : 130/100 MmHg
N : 90 X/Menit
S : 36,5o C
R : 20 X/Menit

2. Ds: Luka bakar Kerusakn


Klien mengeluh nyeri akibat integritas
terkena reruntuhan kayu,   jaringan kulit
dirasakan seperti terbakar pada b.d agen
Kerusakan jaringan
area kaki bagian kanan dengan kulit cedera kimia
skala 7 dan dirasakan terus
menerus. Klien juga  
melindungi area nyeri serta
nampak meringis. (epidermis, dermis)

 
Do:
Terdapat luka bakar pada Kerusakn integritas
bagian lengan kanan 9 % grade jaringan
I dan grade II, kulit sebagian
tampak kehitaman dan sebagian

23
lagi Nampak merah kehitaman

3. Do: Luka bakar Resiko infeksi


Terdapat luka bakar pada berhubungan
bagian lengan kanan 9 % grade   dengan
I dan grade II, kulit sebagian gangguan
tampak kehitaman dan sebagian Kerusakan jaringan integritas kulit
lagi Nampak merah kehitaman kulit

(epidermis, dermis)

Port the entry


microorganism

Risiko infeksi

F. Diagnose
1. [Domain :12 Kenyamanan,,Kelas    : 1 Kenyamanan fisik.,Kode
: 00132] Nyeri akut b.d agen cedera kimiawi
2. [Domain : 11 Keamanan/perlindungan.,Kelas    : 1 infeksi.,Kode
: 00004] Risiko infeksi dengan factor risiko gangguan integritas
kulit
3. [Domain :11 keamanan /perlindungan .,kelas : 2 cedera fisik
.,kode : 00046] kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
agens cedera kimia

24
G. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama inisial pasien : Tn. H
Medis : luka bakar
Umur : 47 tahun
No Register :

Diagnosa Tujuan
NO Intervensi (NIC)
Keperawatan & Kriteria Hasil (NOC)

1.  Domain :12 Setelah dilakukan tindakan Intervensi Keperawatan 


Kenyamanan keperawatan
selama 3X24  jam/menit : Menejemen nyeri (1400)
Kelas    : 1 Tingkat
Kenyamanan fisik Aktivitas Keperawatan 
ketidaknyamanan (2109)
Kode    : 00132 (skala 1 :berat, 2 : cukup 4. Lakukan pengkajian
berat, 3 :sedang, 4 : ringan, nyeri komprehensif
Nyeri akut b.d agen 5 : tidak ada),  yang meliputi
cedera kimiawi lokasi, karakteristik,
dengan kriteria : durasi, frekuensi,
ditandai dengan : kualitas, intensitas
nyeri (skala 3  menjadi 4)
DS :  atau beratnya nyeri
dan factor pencetus
Klien mengeluh 5. Gunakan strategi
nyeri akibat terkena komunikasi
reruntuhan kayu, terapeutik untuk
dirasakan seperti mengetahui
terbakar pada area pengalam nyeri dan
kaki bagian kanan sampaikan
dengan skala 7 dan penerimaan pasien
dirasakan terus terhadap nyeri.
menerus. Klien 6. Pastikan perawatan
juga melindungi analgesic bagi
area nyeri serta pasien dilakukan
nampak meringis. dengan pemantauan
yang tepat
Do:

25
Ada luka bakar
pada kaki bagian
kanan, kulit
kehitaman dan
terasa panas, tidak
ada edema pada
bagian kaki kanan
namun terasa nyeri
tekanan pada
bagian luka.

TTV
Td : 130/100
MmHg
N : 90 X/Menit
S : 36,5o C
R : 20 X/Menit
2.  2. Domain : 11 Setelah dilakukan tindakan Intervensi Keperawatan 
Keamanan/perlindu keperawatan
ngan selama 3X24  jam/menit : Kontrol infeksi (6540)
Penyembuhan luka bakar Aktivitas Keperawatan :
Kelas    : 1 infeksi (1106)  (skala 1 :sangat besar,
Kode    : 00004 2 : besar, 3 :sedang, a. Bersihkan
4 : terbatas,5 : tidak ada),  lingkungan dengan
resiko infeksi baiksetelah
berhubungan dengan kriteria : digunakan untuk
dengan kerusakan d. nyeri (skala 3 menjadi  setiap pasien
itegritas kulit 4) b. Anjurkan pasien
akibat luka bakar e. infeksi (skala 3 menja mengenai tehnik
ditandai dengan : di 4 ) mencuci tangan
f. kulit dengan tepat
Do: c. Lakukan tindakan-
melepuh (skala 3 menj
Terdapat luka adi 4 ) tindakan pencegahan
bakar pada bagian yang bersifat
kaki kanan 9 % universal
grade I dan grade c. Pakai sarung tangan
II, kulit sebagian steril yang tepat
tampak kehitaman
dan sebagian lagi
Nampak merah

26
kehitaman

3 Domain : 11 Setelah dilakukan tindakan Intervensi Keperawatan 


kemanan keperawatan
selama 3X24  jam/menit : Perawatan luka (3660)
/perlinduungan
Integritas jaringan; Kulit &
Aktivitas Keperawatan :
Kelas : 2 cedera membrane Mukosa
fisik (1101)  (skala 1 :sangat e. Monitor
terganggu, 2 : banyak karakteristik luka,
Kode : 00046 terganggu, 3 : cukup termaksut
terganggu, 4 : sedikit drainase, warna,
terganggu, 5 : tidak ukuran, dan bau
terganggu),  f. Ukur luas luka
Kerusakan yang sesuai
integritas kulit dengan kriteria : g. Bersihkan dengan
berhubungan a. Suhu normal saline atau
dengan agens kulit (skala 3 menja pembersih yang
di 4) tidak beracun
cedera kimiawi
i. sensasi (skala 3 men dengan sesuai
jadi 4 ) h. Oleskan salep
yang sesuai
Do : kerusakan dengan kulit/lesi
jaringan dan a.
lapisan kulit

H. Implementasi & evaluasi


Nama inisial pasien : Tn. H
Medis : luka bakar
Umur : 47 tahun
No Register :

Diagnose Implementasi Evaluasi


keperawatan
Jam Tanggal : 02 april 2020 Hari/tanggal
Jam : 09.00 W
06.00 a. Melakukan pengkajian nyeri S:klien meng
Domain :12 komprehensif yang meliputi lokasi, berkurang
Kenyamanan karakteristik, durasi, frekuensi,
Kelas    : 1 kualitas, intensitas atau beratnya O:pasien tida
Kenyamanan fisik nyeri dan factor pencetus melindungi a

27
Kode    : 00132 06.30 Hasil : Ada luka bakar pada
kaki kanan, kulit merah dan - P : Nye
Nyeri akut b.d agen terasa hangat, ada edema kulit oleh
cedera kimiawi pada lengan kanan atas bagian Q : tera
06.40 depan serta nyeri tekan pada R : Dae
bagian luka dan juga rasa nyeri S : skal
yang terus menerus T : saat
b. Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan dirasakan,
dan antisipasi dari ketidak
nyamanan akibat prosedur
Hasil : Nyeri yang dirasakan
timbul akibat kontak dengan air
panas secara langsung dan
mengakibatkan respon syaraf
perifer
c. Pastikan perawatan
analgesic bagi pasien dilakukan
dengan pemantauan yang tepat 
Hasil : pemberian ketorolac

Domain : 11 06.45 a. Membersihkan lingkungan S:klien meng


Keamanan/perlindung dengan baik setelah digunakan lingkungan
an 06.59 untuk setiap pasien
Kelas    : 1 infeksi Hasil : lingkungan dibersihkan O:lingkunga
Kode    : 00004 07.12 setelah digunakan oleh setiap luka sebagai
pasien
Risiko infeksi dengan b. Menganjurkan pasien mengenai
factor risiko 07.19 tehnik mencuci tangan dengan
gengguan integritas tepat
kulit Hasil : pasien diajarkan tehnik
mencuci tangan 6 langkah
d. Melakukan tindakan-tindakan
pencegahan yang bersifat
universal
Hasil : pembatasan pengunjung,
sterilisasi alat, mencuci tangan 6
langkah dan control lingkungan
e. Memakai sarung tangan steril
yang tepat
Hasil : sarung tangan steril
digunakan

Domain : 11 kemanan 07.22 a. Memonitor karakteristik luka, S:klien meng

28
/perlinduungan termaksut drainase, warna, lagi sensasi t
Kelas : 2 cedera fisik 07.30 ukuran, dan bau
Kode : 00046 Hasil : kulit sebagian tampak O:luka bakar
07.35 merah dan sebagian lagi masih terdap
Kerusakan integritas Nampak merah kehitaman
kulit berhubungan 07.40 b. Mengukur luas luka yang sesuai
dengan agens cedera Hasil : Terdapat luka bakar
kimiawi pada bagian kaki kanan depan
4,5% grade I dan grade II,
c. Membersihkan dengan normal
saline atau pembersih yang tidak
beracun dengan sesuai
Hasil : luka dibersihkan dengan
larutan NaCl 0,9%
d. Mengoleskan salep yang sesuai
dengan kulit/lesi
Hasil : salep yang diberikan
adalah bioplasenton

I. Evaluasi

Nama inisial pasien : Tn. H


Medis : luka bakar
Umur : 47 tahun
No Register :

Diagnosa keperawatan Jam Evaluasi


/tanggal
Domain :12 09.00 S:klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang
Kenyamanan 09 april
Kelas    : 1 Kenyamanan 2020 O:pasien tidak Nampak meringis, serta tidak melindun
fisik
Kode    : 00132 - P : Nyeri yang dirasakan disebabkan
oleh penyakit yang diderita
Nyeri akut b.d agen Q : terasa terbakar
cedera kimiawi R : Daerah kaki kanan
S : skala berat 6
T : saat tekanan darah meningkat

29
A:masalah teratasi

P: pasien pulang intervensi dihentikan

Domain : 11 09.10 S:klien mengatakan merasa nyaman dengan lingkungan


Keamanan/perlindungan 09 april
Kelas    : 1 infeksi 020 O:lingkungan terkendali, namun masih terdapat luka se
Kode    : 00004
A:masalah teratasi
Risiko infeksi dengan
factor risiko gengguan P: intervensi dihentikan pasien pulang
integritas kulit

Domain : 11 09.20 S:klien mengatakan nyeri berkurang, tidak ada lagi sen
kemanan 09 april
/perlinduungan 2020 O:luka bakar pada kaki mulai berkurang namun masih
Kelas : 2 cedera fisik
Kode : 00046 TTV:
TD : 120/80 mmHg
Kerusakan integritas
N : 80 x/menit
kulit berhubungan
dengan agens cedera P : 20 x/menit
kimiawi
S : 36,5 ˚C

A:masalah teratasi

P: intervensi dihentikan pasien pulang

30
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah umum bagi kota besar di
Indonesia. Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi di berbagai tempat dan waktu
yang berbeda, kecelakaan tersebut dapat menyebabkan kematian dan
cedera.Kejadian Vulnus Laceratum atau luka akibat benda tumpul sangat
sering kita jumpai, hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya terjadi
kecelakaan (Delima & Ardi, 2013).Luka robek (vulnus laceratum)
merupakan luka yang terjadi akibat benda yang tumpul, bentuk luka karena
benda tumpul tepinya tidak rata dan tidak teratur, bentuknya bisa lurus,
lengkung, patah atau berbentuk (stelat), dan seringkali meliputi kerusakan
jaringan yang berat.

B. Saran
Diharapkan dapat memahami asuhan keperawatan maritim pada pasien
Vulnus Laceratum sehingga dapat melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif.

31
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi
6Singapore : Elsavier, ahli bahasa intansari Nurjannah & Roxana Devi
Tumanggor
Moorhead, Sue et al, 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi
5.Singapore : Elsavier, ahli bahasa Intansari Nurjannah & Roxana Devi
Tumanggor

Pelambatan, P., Pasca, P., Pada, B., Vulnus, D., Di, L., & Bougenvile, R. (2019).
KARYA TULIS ILMIAH RSUD UNGARAN Oleh : NIDA NUR AFIDA.

Prayogi, R. (2019). Perbedaan Efektivitas Perawatan Vulnus Laceratum (Luka


Robek). Nursing Arts, XIII(01), 69–75.

Thamrin, H. M. (2015). Pencegahan Kecelakaan Kapal Ke Titik Nol ( Zero


Accident ). Jurnal Ilmiah Widya, 3, 110–116.

Zulkhairi, M., Hendra, & Fauzan, S. (2015). Pengaruh Terapi Musik Klasik
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Pasca Hecting Luka Robek.
8. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/772

32
33

Anda mungkin juga menyukai