Oleh :
Kelompok 4
NAMA NIM
Syaiful Akbar S.0020.P2.65
Ardiansyah S.0020.P2.006
Muhammad Aslan S.0020.P2.040
Hamka S.0020.P2.019
Andi Leni Arianti S.0020.P2.004
Ketrin S.0020.P2.031
Narti wati S.0020.P2.042
Dandi Febrian S.0020.P2.008
Indrawan Eksal S.0020.P2.026
Israwati S.0020.P2.028
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Keperawatan Maritim yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Maritim Pada Klien Kecelakaan Lalu Lintas Laut” dapat
terselesaikan dengan baik.Shalawatserta beserta salam selalu dihadiahkan kepada
baginda junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW
Dalam penulisan makalah ini, kami tidak lepas dari bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak.Untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu
kami mengharapkan saran beserta kritik yang membangun, demi kesempurnaan
makalah ini dan berharap makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Kendari,Desember 2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Kecelakan Kapal...........................................................................................4
B. Cedera akibat KLL Laut...............................................................................4
C. Konsep Dasar Keperawatan........................................................................16
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN..................................................................20
BAB IV PENUTUP...............................................................................................35
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Saran............................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia adalah kecelakaan
lalu lintas, khususnya terjadi dinegara berkembang. Kecelakaan lalu lintas
banyak menelan korban 2,4 juta jiwa manusia setiap tahunnya menurut
World Health of Organitation (WHO). Selain menelan kerugian kematian,
kecelakaan juga merugikan harga benda dan fisik, kecelakaan fisik yang
terjadi dalam sebuah kecelakaan (Thamrin, 2015)
Perusahaan membangun sistem ini dengan mengikuti petunjuk
(guidekines) dan contoh-contoh dokumen yang disediakan International
Safety Management Code (ISM code.).Sebuah kapal dikatakan laik laut
(sea wortheness), apabila terpenuhinya persyaratan material, kontruksi,
bangunan, permesinan dan elektronika kapal, yang semuanya dibuktikan
dengan sertifikat asli. Sebelum melakukan pelayaran, harus diketahui
petunjukpetunjuk tentang bagaimana melakukan pertolongan kecelakaan
kapal, akibat tubrukan, kandas, tenggelam, kebakaran, senggolan dan
force major atau kecelakaan alam, prosedur perawatan kapal antara lain:
yang sudah waktunya kapal naik dok, perawatan tahunan, perawatan
emergency, dan perawatan perempat tahun. Selain itu perlu campur tangan
dan asosiasi pelayaran untuk saling bahu membahu dan selalu
meningkatkan keselamatan serta mencegah kecelakaan kapal seminimal
mungkin. (Thamrin, 2015)
Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
telah meningkat pesat.kemajuan dibidang teknologi membawa manfaat
yang besar bagi manusia. tingginya angka kecelakaan menyebabkan angka
kejadian vulnus laceratum Grade I semakin tinggi, dan salah satu kondisi
vulnus laceratum grade I yang paling sering terjadi termasuk dalam
kelompok besar kasus yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas melaui
udara, darat dan laut, serta harus menjalani perawatan yang lebih lanjut
(Thamrin, 2015)
1
Vulnus laceratum grade I merupakan hilangnya dan rusaknya
sebagian jaringan tubuh yang pada umumnya banyak dialami seseorang
dalam kecelakaan lalu lintas. post kecelakaan menimbulkan rasa nyeri
akibat adanya vulnus laceratum. rasa nyeri merupakan stressor yang dapat
menimbulkan stress dan ketegangan dimana individu dapat berespon.
Secara biologis dan perilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis
vulnus laceratum grade I bisa disebabkan oleh trauma benda tajam atau
tumpul. Prayogi, R. (2019)
Vulnus laceratum merupakan terjadinya gangguan kontinuitas
suatu jaringan sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semula normal,
luka robek terjadi aikibat kekerasan yang hebat sehingga memutuskan
jaringan.secara umum vulnus laceratum dapat dibagi menjadi dua yaitu
simple bila hanya melibatkan kulit, dan kompukatum, bila melibatkan
kulit dan jaringan dibawahnya. trauma arteri umumnya dapat disebakan
oleh trauma benda tajam (50%) misalnya karena tembakan, luka-luka
tusuk, trauma kecelakaan kerja atau kecelakaan lalu lintas. Zulkhairi, M.,
Hendra, & Fauzan, S. (2015)
Peran perawat sangat penting dalam penanganan korban harus di
arahkan ke efek-efek dan pencegahan infeksi yang dapat terjadi manakala
pertahanan rusak. Sikap dalam penanganan dengan keterampilan dan
pengetahuan yang penuh dalam peran perawat merupakan hal yang
penting untuk meminimalkan kerusakan dengan kecatatan seumur hidup
yang parah, luka bakar yang tidak di tangani segera secara kompeten tidak
hanya akan mempengaruhi struktur di bawahnya seperi tendon, sendi,,
otot-otot, pembuluh darah dan tulang, melalui kerusakan terminal, tapi
mengabatkan konsekuensi- konsekuensi yang serius dan letal. Peredaran
darah yang terkontrol akan mengarah pada syok hipovolemik yang dapat
di matikan.
Sebagai pemberi perawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan yang lebih dari
sekedar sembuh dari penyakit tertentu namun berfokus pada kebutuhan
2
kesehatan klien secara holistik. Selain itu untuk meningkatkan kinerja dan
pengetahuan perawat UGD tentang keperawatan kedaruratan perlu di
adakan tentang pembaharuan-pembaharuan keperawatan kegawatdaruratan
di UGD dengan cara mengikuti pelatihan kegawat daruratan mengikuti
sertifikat BTCLS, semeninar-seminar tentang kegawatdaruratan secara
interen dan evaluasi kegiatan untuk meningkatkan sikap dalam
penanganan korban kecelakaan ( Faudi, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana kecelakaan lalu lintas laut?
2. Bagaimana cedera akibat kecelakaan lalu lintas laut?
3. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan kecelakaan lalu lintas
laut?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui kecelakaan lalu lintas laut
2. Mahasiswa mampu mengetahui cedera akibat kecelakaan lalu lintas
laut
3. Mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan kecelakaan lalu
lintas laut
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kecelakan Kapal
Menurut kamus bahasa Indonesia, musibah berarti kejadian yang
menyedihkan yang menimpa yang merupakan malapetaka atau bencana.Jadi,
Musibah kapal adalah peristiwa yang menyedihkan atau malapetaka / bencana
yang menimpa kapal itu sendiri beserta awak dan muatannya. Thamrin, H. M.
(2015)
Insiden laut adalah peristiwa atau kejadian yang berhubungan
dengan pengoperasian kapal dan mengakibatkan kapal musnah atau
hilangnya nyawa seseorang.
a. Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebebkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. (Musliha, 2010). Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan
oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit,
mukosa dan jaringan yang lebih dalam.(Padila, 2012) . Luka bakar
(combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung
atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat
kimia (chemycal), atau radiasi (radiation). (Pamela, 2010). Luka bakar
(Burn) adalah kerusakan pada jaringan kulit dan tubuh karena nyala api,
panas, dingin friksi, radiasi (kulit menggelap terbakar matahari), bahan
kimia, atau listrik. Luka bakar biasanya terbagi menjadi tiga kategori,
bergantung pada keparahannya. (Digiulio, 2014)
b. Fase Luka Bakar
Fase-fase luka bakar menurut Padila (2012) sebagai berikut :
1) Fase akut
4
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat
terjadi segera atau beberapa saat terbakar, namun masih dapat terjadi
obstruksi saluran pernafasan akibat cidera inhalasi dalam 48-72 jam pasca
trauma. Cedera inhalasi adalah penyebabkematian utama penderita pada
fase akut.
2) Fase sub akut
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan akibat akibat kontak dengan sumber
panas. Luka yang terjadi menyebabkan :
a) Proses inflamasi dan infeksi.
b) Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang
atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ-organ
fungsional.
c) Keadaan hipermetabolisme.
3) Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada
fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan
pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
c. Klasifikasi Luka Bakar
Klasifikasi menurut Musliha (2010) antara lain :
1. Menurut dalamnya luka bakar
a. Derajat 1
Pada derajad 1 luka bakar akan sembuh pada waktu yang singkat.
Paling lambat 1 minggu tanpa dilakukan pengobatan apapun,
5
kecuali apabila pada derajad satu ini penderita kesakitan, bisa
diberikan analgesik tetapi analgesik yang tidak dapat menurunkan
suhu tubuh. Ciri luka bakar derajad satu adalah kulit hanya tampak
kemerahan tanpa ada kerusakan jaringan kulit.
b. Derajat 2
a) Derajad 2 dangkal (superficial)
Pada derajad dua ini kulit berwarna merah dan adanya bula (gelembung),
organ kulit seperti kelenjar sebasea, dan kelenjar kulit masih utuh, pada luka bakar
ini terjadi kerusakan epidermis yang ditandai dengan rasa nyeri dan akan sembuh
dalam waktu 10-14 hari, dapat bula diberikan pengompresan dengan NaCl.
b) Derajad 2 dalam (deep)
Luka bakar derajad dua ini kulit kemerahan, dengan jaringan yang
terkelupas (kerusakan dermis dan epidermis). Organ-organ kulit seperti kelenjar
keringat, folikel rambut, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh, proses
penyembuhan pada darejad dua dalam ini biasanya memerlukan waktu yang lama
tergantung jaringan epitel yang masih tersisa.
c. Derajad
6
Luka bakar derajad tiga ini ditandai dengan seluruh dermis dan epidermis
mengalami kerusakan. Tidak dijumpai rasa nyeri dan kehilangan sensasi, oleh
karena ujung-ujung saraf sensori mengalami kerusakan atau kematian, bahkan
bisa merusak kematian jaringan lemak maupun otot walaupun jaringan tersebut
tidak mengalami nekrosis. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terbentuk
epitelisasi jaringan dari dasar luka yang spontan. Kulit yang terbakar berwarna
abu-abu dan pucat. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang
dikenal sebagai eskar.
2. Menurut luas luka bakar
Wallance membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal
dengan nama rule of nine atau rules of wallance yaitu :
7
perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10
untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.
8
c. Ringan (minor) :
a) Tingkat II : kurang dari 15%
b) Tingkat III : kurang dari 1%
d. Etiologi
Etioliogi menurut Musliha (2010) sebagai berikut :
1) Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn)
Luka bakar thermal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau kontak
dengan :
a. Gas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas
dan oklusi jalan nafas akibat edema.
b. Cairan
c. Bahan padat (solid)
9
d. Anatomi Fisiologi Kulit
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai fungsi
sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya bakteri,
kulit juga mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera suhu,
perasaan nyeri, sentuhan ringan dan tekanan, pada bagian stratum korneum
mempunyai kemampuan menyerap air sehingga dengan demikian mencegah
kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subkutan.
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil
metabolisme makanan yang memproduksi energi, panas ini akan hilang
melalui kulit, selain itu kulit yang terpapar sinar ultraviolet dapat mengubah
substansi yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D. kulit tersusun atas 3
lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan.
1. Lapisan epidermis, terdiri atas :
a. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya
sudah mati dan mengandung keratin, suatu protein fibrosa tidak larut yang
membentuk barier terluar kulit dan mempunyai kapasitas untuk mengusir
patogen dan mencegah kehilangan cairan berlebihan dari tubuh.
b. Stratum lusidum. Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan
dan telapak kaki.
c. Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipi seperti kumparan, sel-
sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.
d. Stratum spinosum/stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang
paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya terdiri dari sel yang
bentuknya poligonal (banyak sudut dan mempunyai tanduk).
e. Stratum basal/germinatum. Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di
bagian basal/basis, stratum basal menggantikan sel-sel yang di atasnya dan
merupakan sel-sel induk.
10
Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari sel-sel
fibroblas yang menghasilkan salah satu bentuk kolagen.
b. Bagian bawah, pars retikularis (stratum retikularis).
Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi
kolagen.Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut
saraf, kelenjar keringat serta sebasea dan akar rambut.
3. Jaringan subkutan atau hypodermis
Merupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya adalah
jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur
internal seperti otot dan tu lang. Jaringan subkutan dan jumlah deposit lemak
merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh. (Pamela, 2011)
e. Patofisiologi
Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi,
akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh
darah besar dan akibat dari kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan
cairan plasma sel darah, protein dan albumin, mengalami gangguan fisiologi.
Akibatnya terjadilah kehilangan cairan yang massif, terganggunya cairan di
dalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga merusak pembuluh darah
yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah sehingga beberapa jam
setelah reaksi tersebut bisa mengakibatkan radang sistemik, maupun
kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas maka pada luka bakar juga
dapat terjadi syok hipovolemik atau burn shock.
Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar
dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Sebagai conth, pada kasus luka
bakar tersiram air panas pada orang dewasa, kontak selama 1 detik dengan air
yang panas dari shower dengan suhu 68,90C dapat menimbulkan luka bakar
yang merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi cedera derajat- tiga
( fullthickness injury ). Pajanan selama 15 menit dengan air panas yang
suhunya sebesar 56,10C mengakibatkan cedera full-thickness yang serupa.
Suhu yang kurang dari 440C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang
lama tanpa menyebabkan luka bakar.
11
Kehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-
faktor inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta
komplemen serum, gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi
membuat pasien luka bakar bereisiko tinggi untuk mengalmai sepsis.
Hilangnya kulit menyebabkan ketidakmampuan pengaturan suhunya.
Beberapa jam pertama pasca luka bakar menyebabkan suhu tubuh rendah,
tetapi pada jam-jam berikutnya menyebabkan hipertermi yang diakibatkan
hipermetabolisme. (Musliha, 2010)
f. Pathways
12
g. Manifestasi Klinis
Manifestasi menurut Pamela (2011) :
13
subkutan (destruksi sel gosong, kontur serta
darah merah), kulit retak fungsi kulit,
kemungkinan dengan hilangnya jari
terdapat luka bagian tangan atau
masuk dan lemak yang ekstremitas
keluar (pada luka tampak, dapat terjadi
bakar listrik) terdapat
edema
h. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien dengan luka bakar menurut Padila
(2012) sebagai berikut :
1) LED : mengkaji hemokonsentrasi. Nilai normal (L: 15mm/jam; P: <20mm
bakar="" jam="" led.="" luka="" pada="" pasien="" peningkatan="" span=""
terjadi="">
2) Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini
i. Komplikasi
Komplikasi menurut Lalani (2011), sebagai berikut :
1) Infeksi luka
Sulit dibedakan dengan penyembuhan luka karena sama-sama terdapat eritema,
14
edema, nyeri tekan.
Jika demam, malaise, atau gejala memburuk, pikirkan kemungkinan infeksi.
Dapat menyebabkan sepsis dan kerusakan luka bakar yang lebih dalam.
Perlu dirawat inap dan mendapat antibiotik IV.
2) Sepsis
j. Penatalaksanaan
Penatalaksaan pada klien dengan luka bakar menurut Padila (2012) sebagai berikut :
1) Resusitasi A,B,C
a. Pernafasan (Airway)
Airway - apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera
pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi
antara lain adalah: riwayat terkurung dalam api, luka bakar pada wajah,
bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
b. Pernafasan (Breathing)
Kaji adanya trauma-trauma lain yang dapat menghambat gerakan
pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae.
c. Sirkulasi (Circulation)
Gangguan permebilitas kapiler : cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra
vaskuler → hipovolemi relatif →syok → ATN → gagal ginjal,
Infus,kateter, CVP, oksigen, laboratorium, kultur luka.
15
Dengan menyatakan bahwa untuk mengkaji pasien dengan luka
bakar di perlukan data-data sebagai berikut: Pelambatan, P., Pasca, P., Pada,
B., Vulnus, D., Di, L., & Bougenvile, R. (2019)
a. Aktifitas atau istirahat Gejala : merasa lemah,lelah.
Tanda : perubahan kesadaran, penurunan kekuatan tahanan
keterbatasaan rentang gerak, perubahan aktifitas.
b. Sirkulasi
Gejala : perubahan tekanan darah atau normal.
Tanda : perubahan frekwensi jantung takikardi atau bradikardi.
c. Integritasego
Gejala : perubahan tingkah laku dan kepribadian.
Tanda : ketakutan, cemas, gelisah.
d. Eliminasi
Gejala : konstipasi, retensi urin.
Tanda : belum buang air besar selama 2 hari.
e. Neurosensori
Gejala : vertigo, tinitus, baal pada ekstremitas, kesemutan, nyeri.
Tanda : sangat sensitif terhadap sentuhan dan gerakan, pusing, nyeri
pada daerahcidera , kemerah-merahan.
f. Nyeri /kenyamanan
Gejala :nyeri pada daerah luka bila di sentuh atau di
tekan.
Tanda : wajah meringis, respon menarik pada rangsang nyeri yang
hebat, gelisah, tidak bisa tidur.
g. Kulit
Gejala : nyeri, panas.
Tanda : pada luka warna kemerahan , bau, edema.
16
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Resiko infeksi
c. Gangguan mobilitas fisik
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan
NO Intervensi (NIC)
Keperawatan & Kriteria Hasil (NOC)
Do:
17
kaki bagian kanan,
kulit kehitaman dan
terasa panas, tidak
ada edema pada
bagian kaki kanan
namun terasa nyeri
tekanan pada bagian
luka.
TTV
Td : 130/100 MmHg
N : 90 X/Menit
S : 36,5o C
R : 20 X/Menit
2. 2. Domain : 11 Setelah dilakukan Intervensi Keperawatan
Keamanan/perlindun tindakan keperawatan
gan selama 3X24 jam/menit : Kontrol infeksi (6540)
Penyembuhan luka bakar Aktivitas Keperawatan :
Kelas : 1 infeksi (1106) (skala 1 :sangat
Kode : 00004 besar, 2 : besar, 3 :sedang, a. Bersihkan lingkungan dengan
4 : terbatas,5 : tidak ada), baiksetelah digunakan untuk
resiko infeksi setiap pasien
berhubungan dengan dengan kriteria : b. Anjurkan pasien mengenai
kerusakan itegritas a. nyeri (skala 3 menja tehnik mencuci tangan dengan
kulit akibat luka di 4) tepat
bakar ditandai b. infeksi (skala 3 men c. Lakukan tindakan-tindakan
dengan : jadi 4 ) pencegahan yang bersifat
c. kulit universal
Do: b. Pakai sarung tangan steril
melepuh (skala 3 m
Terdapat luka bakar enjadi 4 ) yang tepat
pada bagian kaki
kanan 9 % grade I
dan grade II, kulit
sebagian tampak
kehitaman dan
sebagian lagi
Nampak merah
kehitaman
18
kemanan selama 3X24 jam/menit : Perawatan luka (3660)
/perlinduungan Integritas jaringan; Kulit &
membrane Mukosa Aktivitas Keperawatan :
Kelas : 2 cedera (1101) (skala 1 :sangat
a. Monitor karakteristik luka,
fisik terganggu, 2 : banyak
termaksut drainase, warna,
terganggu, 3 : cukup
ukuran, dan bau
Kode : 00046 terganggu, 4 : sedikit
b. Ukur luas luka yang sesuai
terganggu, 5 : tidak
c. Bersihkan dengan normal
terganggu),
saline atau pembersih yang
Kerusakan integritas tidak beracun dengan sesuai
dengan kriteria :
d. Oleskan salep yang sesuai
kulit berhubungan a. Suhu
dengan kulit/lesi
dengan agens cedera kulit (skala 3 men
a.
kimiawi jadi 4)
b. sensasi (skala 3 m
enjadi 4 )
Do : kerusakan
jaringan dan lapisan
kulit
19
Kasus
Seorang pasien Pria bernama Tn. H Berusia 47 tahun, datang dirumah sakit pada
tanggal 02 April 2020, jam 21:00 WITA dengan keluhan mengalami luka
dibagian kaki kanan. Luka tersebut terjadi saat pasien hendak menyelamatkan
dirinya dari kejadian kebakaran kapal laut yang ditumpanginya.pasien terkena
reruntuhan kayu yang terbakar. Kemudian pasien dilarikan ke puskesmas terdekat
guna mendapatkan pertolongan. Saat berada dilokasi kejadian, warga langsung
membawa pasien ke puskesmas.
Pengkajian Keperawatan
20
3. Identitas Penanggung Jawab
c. Nama / Inisial : Tn. R
d. TTL/Umur : 4 Februari 2000 / 20 Tahun
e. Alamat : Jl. Jend. Sudirman No.Kav 49
f. Jenis Kelamin :L
g. Hubungan dengan Klien : Anak Kandung
h. Telp : 0822-6037-5542
B. Riwayat Kesehatan
21
4. P : 30 x/menit
5. S : 36,5 ˚C
D. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1. Edema :-
2. Diaphoresis :-
3. Kelembapan kulit: kering
4. Warna kulit : kehitaman pada area kaki kanan
5. Drainase :-
6. Balutan :-
7. Ulkus/luka : luka pada bagian kaki kanan
8. Kelainan rambut :-
9. Kelainan kuku :-
b. Palpasi
1. Suhu : panas
2. Turgor :-
3. Nyeri tekan : nyeri pada bagian kaki kanan
E. Analisis Data
Nama : Tn. H
Umur : 47 Tahun
22
1. Ds: Luka bakar Nyeri akut b.d
Klien mengeluh nyeri akibat agen cedera
terkena reruntuhan kayu, kimiawi
dirasakan seperti terbakar pada
area kaki bagian kanan dengan Kerusakan jaringan
skala 7 dan dirasakan terus kulit
menerus. Klien juga
melindungi area nyeri serta
nampak meringis.
(epidermis, dermis)
Do:
Ada luka bakar pada kaki
bagian kanan, kulit kehitaman Merangsang syaraf
dan terasa panas, tidak ada perifer
edema pada bagian kaki kanan
namun terasa nyeri tekanan
pada bagian luka.
Nyeri akut
TTV
Td : 130/100 MmHg
N : 90 X/Menit
S : 36,5o C
R : 20 X/Menit
Do:
Terdapat luka bakar pada Kerusakn integritas
bagian lengan kanan 9 % grade jaringan
I dan grade II, kulit sebagian
tampak kehitaman dan sebagian
23
lagi Nampak merah kehitaman
(epidermis, dermis)
Risiko infeksi
F. Diagnose
1. [Domain :12 Kenyamanan,,Kelas : 1 Kenyamanan fisik.,Kode
: 00132] Nyeri akut b.d agen cedera kimiawi
2. [Domain : 11 Keamanan/perlindungan.,Kelas : 1 infeksi.,Kode
: 00004] Risiko infeksi dengan factor risiko gangguan integritas
kulit
3. [Domain :11 keamanan /perlindungan .,kelas : 2 cedera fisik
.,kode : 00046] kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
agens cedera kimia
24
G. Rencana Asuhan Keperawatan
Nama inisial pasien : Tn. H
Medis : luka bakar
Umur : 47 tahun
No Register :
Diagnosa Tujuan
NO Intervensi (NIC)
Keperawatan & Kriteria Hasil (NOC)
25
Ada luka bakar
pada kaki bagian
kanan, kulit
kehitaman dan
terasa panas, tidak
ada edema pada
bagian kaki kanan
namun terasa nyeri
tekanan pada
bagian luka.
TTV
Td : 130/100
MmHg
N : 90 X/Menit
S : 36,5o C
R : 20 X/Menit
2. 2. Domain : 11 Setelah dilakukan tindakan Intervensi Keperawatan
Keamanan/perlindu keperawatan
ngan selama 3X24 jam/menit : Kontrol infeksi (6540)
Penyembuhan luka bakar Aktivitas Keperawatan :
Kelas : 1 infeksi (1106) (skala 1 :sangat besar,
Kode : 00004 2 : besar, 3 :sedang, a. Bersihkan
4 : terbatas,5 : tidak ada), lingkungan dengan
resiko infeksi baiksetelah
berhubungan dengan kriteria : digunakan untuk
dengan kerusakan d. nyeri (skala 3 menjadi setiap pasien
itegritas kulit 4) b. Anjurkan pasien
akibat luka bakar e. infeksi (skala 3 menja mengenai tehnik
ditandai dengan : di 4 ) mencuci tangan
f. kulit dengan tepat
Do: c. Lakukan tindakan-
melepuh (skala 3 menj
Terdapat luka adi 4 ) tindakan pencegahan
bakar pada bagian yang bersifat
kaki kanan 9 % universal
grade I dan grade c. Pakai sarung tangan
II, kulit sebagian steril yang tepat
tampak kehitaman
dan sebagian lagi
Nampak merah
26
kehitaman
27
Kode : 00132 06.30 Hasil : Ada luka bakar pada
kaki kanan, kulit merah dan - P : Nye
Nyeri akut b.d agen terasa hangat, ada edema kulit oleh
cedera kimiawi pada lengan kanan atas bagian Q : tera
06.40 depan serta nyeri tekan pada R : Dae
bagian luka dan juga rasa nyeri S : skal
yang terus menerus T : saat
b. Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan dirasakan,
dan antisipasi dari ketidak
nyamanan akibat prosedur
Hasil : Nyeri yang dirasakan
timbul akibat kontak dengan air
panas secara langsung dan
mengakibatkan respon syaraf
perifer
c. Pastikan perawatan
analgesic bagi pasien dilakukan
dengan pemantauan yang tepat
Hasil : pemberian ketorolac
28
/perlinduungan termaksut drainase, warna, lagi sensasi t
Kelas : 2 cedera fisik 07.30 ukuran, dan bau
Kode : 00046 Hasil : kulit sebagian tampak O:luka bakar
07.35 merah dan sebagian lagi masih terdap
Kerusakan integritas Nampak merah kehitaman
kulit berhubungan 07.40 b. Mengukur luas luka yang sesuai
dengan agens cedera Hasil : Terdapat luka bakar
kimiawi pada bagian kaki kanan depan
4,5% grade I dan grade II,
c. Membersihkan dengan normal
saline atau pembersih yang tidak
beracun dengan sesuai
Hasil : luka dibersihkan dengan
larutan NaCl 0,9%
d. Mengoleskan salep yang sesuai
dengan kulit/lesi
Hasil : salep yang diberikan
adalah bioplasenton
I. Evaluasi
29
A:masalah teratasi
Domain : 11 09.20 S:klien mengatakan nyeri berkurang, tidak ada lagi sen
kemanan 09 april
/perlinduungan 2020 O:luka bakar pada kaki mulai berkurang namun masih
Kelas : 2 cedera fisik
Kode : 00046 TTV:
TD : 120/80 mmHg
Kerusakan integritas
N : 80 x/menit
kulit berhubungan
dengan agens cedera P : 20 x/menit
kimiawi
S : 36,5 ˚C
A:masalah teratasi
30
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah umum bagi kota besar di
Indonesia. Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi di berbagai tempat dan waktu
yang berbeda, kecelakaan tersebut dapat menyebabkan kematian dan
cedera.Kejadian Vulnus Laceratum atau luka akibat benda tumpul sangat
sering kita jumpai, hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya terjadi
kecelakaan (Delima & Ardi, 2013).Luka robek (vulnus laceratum)
merupakan luka yang terjadi akibat benda yang tumpul, bentuk luka karena
benda tumpul tepinya tidak rata dan tidak teratur, bentuknya bisa lurus,
lengkung, patah atau berbentuk (stelat), dan seringkali meliputi kerusakan
jaringan yang berat.
B. Saran
Diharapkan dapat memahami asuhan keperawatan maritim pada pasien
Vulnus Laceratum sehingga dapat melakukan asuhan keperawatan secara
komprehensif.
31
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M et al. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC) Edisi
6Singapore : Elsavier, ahli bahasa intansari Nurjannah & Roxana Devi
Tumanggor
Moorhead, Sue et al, 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi
5.Singapore : Elsavier, ahli bahasa Intansari Nurjannah & Roxana Devi
Tumanggor
Pelambatan, P., Pasca, P., Pada, B., Vulnus, D., Di, L., & Bougenvile, R. (2019).
KARYA TULIS ILMIAH RSUD UNGARAN Oleh : NIDA NUR AFIDA.
Zulkhairi, M., Hendra, & Fauzan, S. (2015). Pengaruh Terapi Musik Klasik
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Pasca Hecting Luka Robek.
8. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/772
32
33