Tugas Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan 2
Tugas Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan 2
Disusun Oleh:
Muhamad Safei
Gambar 2.3 Sinus Paranasal (Sumber: Netter Atlas Anatomi Manusia Edisi 5)
Sinus paranasal merupakan rongga-rongga udara berlapis mukosa di tulang-
tulang cranium yang berhubungan dengan kavum nasi, yang meliputi sinus
frontalis, ethmoidalis, maxillaris, dan sphenoidalis. (Dorland, 2002)
Sinus paranasal terbagi menjadi sisi anterior dan posterior, pada sisi anterior
terdapat sinus frontalis, ethmoidal anterior, dan maxillaris dan bermuara di
meatus media, sedangkan pada sisi superior terdapat sinus sphenoidalis dan
ethmoidalis superior dan bermuara di meatus superior.
Sinus frontalisterletak antara tabula eksterna dan tabula interna ossisfrontalis,
di belakang arcus superciliaris dan akar hidung. Masing-masing sinus
berhubungan melalui ductus frontonasalis dengan infundibulum yang
bermuara di meatus nasalis medius. Sinus frontalis dipersarafi oleh cabang-
cabang kedua nervus supra-orbitalis.
Sinus ethmoidalisterdiri dari beberapa rongga yang kecil, cellulae
ethmoidales, di dalam massa lateral os ethmoidale, antara cavitas nasi dan
orbita. Sinus ethmoidalis dipersarafi oleh nervus ethmoidalis anterior dan
nervus ethmoidalis posterior cabang nervus nasociliaris.
Sinus sphenoidalisyang terpisah oleh sebuah sekat tulang, terletak di dalam
corpus ossis sphenoidalis dan dapat meluas ke dalam ala major dan ala minor
ossis sphenoidalis. Nervus ethmoidalis posterior dan arteria ethmoidalis
posterior mengurus persarafan dan pendarahan sinus sphenoidalis.
Sinus maxillaris adalah yang terbesar dari semua sinus paranasales. Rongga-
rongga ini yang berbentuk seperti limas, menempati seluruh badan masing-
masing maxilla. Puncak sinus maxillaris menjulang ke arah os zygomaticum,
bahkan seringkali memasukinya. Alas limas sinus membentuk bagian inferior
dinding lateral cavitas nasi. Atap sinus dibentuk oleh dasar orbita, dan
dasarnya yang sempit, dibentuk oleh bagian alveolar maxilla. Akar gigi atas,
terutama akar kedua dentes molares pertama, seringkali menimbulkan
tonjolan seperti kerucut pada dasar sinus. Masing-masing sinus terbuka ke
dalam meatus nasalis medius dengan perantaraan hiatus semilunaris pada
sebuah lubang (ostium) yang terletak lebih tinggi daripada alasnya. Persarafan
sinus maxillaris terjadi melalui nervus alveolaris superior posterior, nervus
alveolaris anterior, nervus alveolaris medius dan nervus alveolaris superior,
yakni cabang-cabang nervus maxillaris.
Sinus paranasal berfungsi untuk meringankan tulang kranial memberi area
permukaan .tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan
melembabkan udara yang masuk, memproduksi mucus, memberikan efek
resonansi dalam produksi wicara. Sinus paranasal mengalirkan cairan ke
meatus rongga nasal melalui duktus kecil yang terletak di area tubuh yang
lebih tinggi dari area lantai sinus.
b. Anatomi laring, faring,dan ruang leher ( Nina Kusuma Hardini 155)
1 Faring
Faring merupakan saluran panjang otot polos yang tidak sempurna,dengan
orivisum depan ke kavum nasi,mulut,dan laring.Sehingga terdapat tiga bagian
yang dapat dibedakan menjadi nasofaring,orofaring,ldan
laringofaring.Lapisan ototnya terdiri atas muskulus kontriktor .Otot otot
konstriktor ini mengelilingi interdigitatum di posterior.Celah anat otot otot ini
diisi oleh fasia.
Nasofaring dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia dan pada dinding
posteriornya terdapat massa jaringan limfatik.Nasofarng adalah bagian
posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalu dua naris
internal(koana) yaitu dua tuba eustachius dan amandel.
1. Bronkus Intrapulmonal
2. Bronkiolus Terminalis
ronkus memiliki percabangan bronkiolus yang lebih kecil, berdiameter
sekitar 1 mm atau kurang.Bronkiolus dilapisi oleh epitel selapis
silindris.Bronkiolus terminalis sebagai saluran pernapasan yang paling kecil
berfungsi untuk menghantarkan udara.Bronkiolus terminalis tidak memiliki
kelenjar bronkial dan lempeng kartilago hyalin.
i bronkiolus terminalis terdapat lipatan mukosa yang dilapisi oleh
epitel silindris bersilia. Bronkus terminalis dikelilingi oleh lamina propria,
lapisan otot polos, dan adventis
Gambar 2.15 Bronkus terminalis (potongan transversal). Pewarnaan: hematoksilin
dan eosin. (Sumber:Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional edisi 11)
3. Bronkus Respiratorius
← Bronkiolus respiratorius terbentuk dari bronkus terminalis.Bronkus
respiratorius merupakan daerah transisi antara bagian konduksi dan bagian
respiratorik dari sistem pernapasan.Bronkiolus respiratorius memiliki dinding yang
dilapisi oleh epitel selapis kuboid.Epitel dikelilingi oleh selapis tipis otot polos satu
cabang kecil arteri pulmonalis menyetai bronkiolus respiratorius kedalam paru.
Kantung alveolus tunggal terdapat di dinding setiap bronkiolus
respiratorius.Kantung alveoli berhubungan dengan duktus alveolaris dari
alveoli.
Lapisan jaringan ikat tipis menyokong otot polos, serat elastik dari lamina
propria dan pembuluh darah.Alveoli tampak berupa kantung kecil.
Setiap bronkiolus respiratorius membentuk duktus alveolaris dengan
alveoli bermuara kedalamnya.Di lamina propria yang mengelilingi deretan alveoli
di duktus alveolaris yaitu berkas otot polo.Berkas otot polos tampak berupa
tombol (knob) diantara alveoli yang berdekatan. (Eroschenko, 2014
Gambar 2.16 Bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveoli. Pewarnaan:
hematoksilin dan eosin. (Sumber:Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi
Fungsional edisi 11)
4. Alveolus
lveolus adalah evaginasi atau kantung luar bronkiolus respiratorius,
duktus alveolaris dan sakus alveolaris, ujung terminal duktus alveolaris.
(Eroschenko, 2014)
Sel alveolus gepeng melapisi alveoli.Alveoli yang berdekatan dipisahkap
engan septum intraalveolare atau dinding alveolus.Dinding alveolus terdiri
dari el alveolus selapis gepeng, serat jaringan ikat halus dan fibroblast dan
banyak kapiler yang terdapat pada dinding alveolus ini.Septum yang tipis
ini menyebabkan kapiler terletak dekat dengan sel alveolus gepeng di
alveoli yang berdekatan.
Alveoli mengandung makrofag alveolaris atau sel debu.Selain itu
terdapat sel alveolus besar yang terselip diantara sel alveolus selapis
gepeng di alveoli.Ujung bebas septum interalveolare dan di sekitar ujung
terbuka alveoli terdapat berkas tipis serat otot polos, bersambungan
dengan lapisan otot yang melapisi bronkiolus respiratorius.
Gambar 2.17 Dinding alveolus dan sel alveolus. Pewarnaan: hematoksilin dan
eosin.
B. Fisiologi sistem pernapasan manusia (Jeahani Trisya 157)
a. Definisi pernapasan
Pernapasan merupakan proses keluar dan masuknya udara ke dalam dan ke
luar paru-paru. Pernapasan sendiri meliputi proses ganda, yaitu terjadinya
pertukaran gas dalam jaringan (pernafasan dalam) dan yang terjadi di dalam
paru-paru (pernapasan luar).
Manusia membutuhkan supply oksigen secara terus-menerus untuk
proses respirasi sel, lalu membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah
beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dan
karbondioksida dilakukan agar proses respirasisel terus berlangsung. Oksigen
yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang
ada. Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang
berada di luar.
Namun, pernahkah anda terpikirkan bahwa mengapa yang kita hirup
haruslah oksigen ? Oksigen mampu memecah glukosa menjadi ATP, dengan
persamaan reaksi :
Glukosa + O2 CO2 + H2O + ATP
Mengapa kita tidak menghirup nitrogen yang kandungannya jauh lebih banyak
di atmosfer yaitu 78% ? Berbeda dengan oksigen, nitrogen bersifat inert atau
sulit bereaksi. Nitrogen sudah diambil lewat jalur makanan sebagai protein.
b. Fungsi Respirasi atau Pernapasan
Respirasi mempunyai fungsi utama sebagai pengambil oksigen untuk
dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan
pembakaran dan sebagai pengeluar karbondioksida yang terjadi sebagai sisa
pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang karena
sudah tidak berguna lagi oleh tubuh.
Selain itu, respirasi mempunyai fungsi lain, yaitu :
1. Regulasi homeostasis pH tubuh
2. Proteksi dari patogen dan iritan yang terhirup
3. Membantu proses vokalisasi
4. Ekskresi air dan panas tubuh
5. Membantu meningkatkan aliran balik vena (sebagai pompa)
6. Mengeluarkan, memodifikasi, aktivasi dan inaktivasi bahan atau materi
yang melalui peredaran darah paru
Berdasar fungsionalnya, sitem respirasi terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Area konduksi
Sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronkiolus terminalis.Sebagai
tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembapkan, dan
menyamakan udara dengan suhu tubuh hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus terminalis.
2. Area fungsional atau respirasi
Mulai dari bronkiolus respiratori sampai alveolus. Meliputi proses pertukaran
udara dengan darah.
c. Fungsi Organ-Organ Sistem Pernapasan Manusia
Berdasar anatomi, saluran pernapasan terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Saluran napas bagian atas, terdiri dari :
1) Hidung
Sering disebut naso ataupun nasal.Hidung merupakan organ yang
membuat udara dari lingkungan dapat masuk ke saluran
prnapasan yang tersusun atas bagian eksternal dan internal. Bagian
eksternal meliputi kulit dan penonjolan akibat tulang nasal dan tulang
rawan. Bagian internal meliputi rambut hidung, alat sensor, dan rongga
berlapis membran mukosa bersilia yang banyak pembuluh darah.
Hidung mempunyai fungsi utama yaitu sebagai :
(1) Saluran udara
(2) Penyaring udara oleh rambut-rambut hidung sehingga mencegah
benda asing masuk
(3) Menghangatkan suhu udara oleh membran mukosa
(4) Membunuh kuman-kuman yang masuk oleh leukosit dalam
mukosa (selaput lendir)
(5) Indra penciuman oleh saraf olfaktor
2) Faring
ering disebut tekak ataupun tenggorokan.Merupakan
persimpangan antara dua saluran, yaitu saluran pernapasan
(nasofarings) dan saluran pencernaan (orofarings).Faring berada di
belakang laring, mengandung otot ranga untuk menelan. Mempunyai
fungsi utama, yaitu :
(1) Menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk
(2) Sebagai jalan makanan dan minuman yang ditelan
(3) Menyediakan ruang dengung (resonansi) untuk suara
percakapan
3) Laring
Sering disebut sebagai kotak suara dan juga pangkal
tenggorok.Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang
rawan yang pada laki-laki sering disebut jakun.Terdapat epiglotis
(tulang rawan) untuk membuka dan menutup glotis.Glotis merupakan
celah atau lubang yang menghubungkan faring dengan trakea.
Epiglotis akan membuka saat kita bernapas dan akan menutup saat kita
menelan makanan. Oleh karena itu, kita tidak boleh makan sambil
berbicara supaya tidak tersedak.Laring di selaputi oleh membran
mukosa berupa epitel berlapis pipih yang tebal sehingga kuat untuk
menahan getaran-getaran suara pada laring.Selain itu, laring juga
diselaputi selaput suara. Selaput suara akan bergetar jika ada udara dari
paru-paru. Contohnya pada saat kita berbicara. Laring mempunyai
fungsi utama, yaitu :
(1) Menghasilkan suara
(2) Tempat keluar masuknya udara
(3) Memisahkan makanan dan udara, suara, dan timbulnya batuk
2. Saluran napas bagian bawah, terdiri dari :
1) Trakea
Biasa dikenal sebagai batang tenggorokan.Terdiri dari jaringan
ikat yang dilapisi oleh otot polos.Panjangnya kurang lebih 10
sentimeter.Berada setengah di bagian leher dan setengahnya lagi di
bagian dada.Dinding trakea bersifat tipis, kaku, dan dikelilingi oleh
cincin tulang rawan yang bersilia sehingga dapat pula menyaring
benda asing.Terdapat sekitar 16-20 cincin tulang rawan yang
dihubungi oleh lapisan elastic yang disebut ligament anular.Carina
merupakan bagian dari trakea yang membagi trakea menjadi
bronkus kanan dan bronkus kiri.Fungsi utamanya yaitu sebagai
saluran pernapasan.
2) Bronkus
Bronchi, juga familiar dengan sebutan cabang
tenggorokan.Bronkus dikelilingi oleh jarigan ikat yang terdiri dari
arteri, limfatik, dan saraf. Memiliki struktur lapisan mukosa yang sama
dengan trakea. Tulang rawan pada bronkus ini tidak teratur, berbeda
dengan trakea.Bronkus jugaberdinding lebih tipis dari trakea.Bronkus
primer kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertical.Sedangkan
bronkus primer kiri lebih panjang, lebih sempit, dan mendatar.Inilah
yang menyebabkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit.
3) Bronkiolus
Bronchioli.Merupakan cabang dari bronkus.Semakin halus,
kecil, dan dindingnya makin tipis.Tidak punya tulang
rawan.Rongganya bersilia sehingga masih terjadi
penyaringan.Bermuara ke alveolus.Brnkiolus terdiri dari bronkiolus
terminalis dan bronkiolus respiratori.
4) Alveolus
Disinilah tempat pertukaran oksigen dan
karbondioksida.Terdapat kurang lebih 300 juta alveoli pada paru-
paru manusia. Jika alveolus ini di lebarkan menjadi lembaran-
lembaran akan mencapai 70m2 luasnya. Diameter alveolus sendiri
hanya sekitar kurang lebih 0,25mm-0,5mm. berdinding tipis dan
juga lembap berupa epitelium pipih yang berfungsi meningkatkan
difusi gas ke kapiler pulmonar.
5) Paru-paru
Familiar dengan sebutan pulmo dan lung.Berada di dalam rongga
dada bagian atas.Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh
mediastinum sentral.Paru-paru bersifat elastis dan berbentuk kerucut.
Paru-paru kanan(dekster) ;ebih besar dari paru-paru kiri (sinister).
Paru-paru ini dibatasi oleh otot dan rusuk pada bagian samping, serta
dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat pada bagian bawah paru-
paru.Paru-paru merupakan organ utama atau organ inti dalam sistem
pernapasan.
6) Pleura
Paru-paru diselimuti oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut
pleura. Pleura viceralis merupakan lapisan pertama yang membungkus
langsung paru-paru dan pleura parietalis merupakan lapisan setelahnya.
Pleura ini dibentuk oleh epitelium
squamosa.Menghasilkan cairan serosa yang tersirkulasi dalam
rongga pleura. Cairan serosa ini berperan sebagai lubrikan(pelumas)
pada paru-paru, yaitu untuk meminimalkan friksi atau pergerakan
paru-paru selama proses pernapasan berlangsung.
b. Pernapasan Perut
Proses inspirasi pernapasan perut diawali dengan berkontraksinya otot
diafragma, sehingga diafragma yang semula melengkung berubah menjadi
datar.
Keadaan diafragma yang datar mengakibatkan rongga dada dan paru-paru
engembang. Tekanan udara yang rendah dalam paru-paru menyebabkan udara
dari luar masuk ke dalam paru-paru
Mekanisme :
Diafragma berkontraksi – diafragma mendatar – paru-paru mengembang –
tekanan dalam paru-paru kecil – udara masuk.
Proses ekspirasi terjadi pada saat otot diafragma berelaksasi, sehinga
diafragma kembali melengkung. Keadaan melengkungnya diafragma
mengakibatkan rongga dada dan paru-paru mengecil, tekanan udara dalam
paru-paru naik, sehingga udara keluar dari paru-paru.
Mekanisme :
Diafragma relaksasi – diafragma melengkung – paru-paru mengecil
– terkanan udara dalam paru-paru besar – udara keluar.
Gambar 2.25 Proses pernapasan perut (sumber: www.google.co.id)
c. Proses Difusi
Pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses
difusi. Proses tersebut terjadi di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses
difusi berlangung sederhana, yaitu hanya dengan gerakan molekul-molekul
secara bebas melalui membrane sel dari konsentrasi tinggi atau tekanan tinggi
ke konsentrasi rendah atau tekanan rendah.
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung
sampai alveolus.Di alveolus oksigen mengalami difusi ke kapiler arteri paru-
paru. Masuknya oksigen dari luar menyebabkan tekanan parsial oksigen (PO2)
di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler arteri paru-paru.
Karena proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan tinggi ke derah
bertekanan rendah , oksigen akan bergerak dari alveolus menuju kapiler arteri
paru-paru.
d. Pernapasan Internal (Vania Aldiana 152)
Pernapasan atau respirasi internal adalah proses pertukaran oksigen
(O2) dan karbondioksida (CO2) yang terjadi antara kapiler darah dan jaringan
sel-sel tubuh. (Ganong, 1995)
HbO2 Hb + O2
CO2 + Hb HbCO2
CO + H O H CO H++ HCO-
2 2 2 3 3
DAFTAR PUSTAKA
J.J, Ballenger.1997. ‘Radiologi Sinus Paranasal’ dalam Penyakit
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Jilid satu. Edisi ke-13. Jakarta:
Binarupa Aksara; halaman 1-27
Netter, Frank H. 2013. Atlas Anatomi Manusia. Edisi 5. Jakarta:
Elsevier Saunders
P.A, Hilger.1997. Applied Anatomy and Phisiology of the Nose.
Philadelphia: Sounders Company; halaman 249-270.
Soetjipto D, Mangunkusumo. 2002. ‘Sinus Paranasal’ dalam Soepardi
E.A., Iskandar N(editor). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala Leher. Edisi ke-5. Jakarta: Balai Penerbit FK
UI;
halaman 4-120
Faiz omar dan Moffat David. 2004. At a glance series anatomi. Jakarta :
PT Gramedia
Setiadi. 2007. Anatomi dan fisiologi manusia. Jakarta : PT Graha Ilmu
Djojodibroto, D. R. D. (2009). Respirologi. EGC Sobotta, J., & Figge,
F.
H. J. (1974). Atlas of human anatomy. HafnerPress.
Subowo .2002 . Histologi Umum . Jakarta: Bumi
Aksara
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/
fisiologipernapasan.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23513/6/Chapter
%20II.pdf
http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/an-phys-
respiratory system.pdf
STI KESEHATAN, PS FARMASI - download14.dokumen.tips.
Marino, P. . (2007). The ICU Book (3rd ed.). New York:
Lippincott Williams & Wilkins.
Netter’s Head and Neck Anatomy for Dentistry 2nd edition
Nangsari, Nyanyu Syamsiar.1988. Pengantar Fisiologi Manusia. Jakarta:
Depdikbu
eprints.undip.ac.id/.../FIDA_AMALINA_2201011012...
Hidayah, N. Pneumonia. 6 oktober 2015.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pd
repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf
Umar, Nazaruddin. Sistem pernapasan. 6 oktober
2015.
repository.usu.ac.id/.../1/anastesiologi-nazaruddin.pdf