A PUTRI RAMANOZA
Nim : PO7120520062
Kelas : TK.2B
Mk : Keperawatan Maternitas
Ibu mengetahui macam-macam metode kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan usia
subur.
C. STRATEGI
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
D. MEDIA
1. Leaflet.
E. MATERI terlampir
F. KEGIATAN
4. Ibu dapat memilih atau menentukan metode kontrasepsi yang biasa cocok bagi dirinya.
MATERI
1. PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan
jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan,
atau salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan
berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas.
b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak, beristirahat, dan menikmati waktu
luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air
susu ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila:
2) Belum haid
Cara kerja:
1) Efektivitas tinggi
5) Tanpa biaya
Keterbatasan:
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan. 2) Tidak melindungi terhadap IMS.
Cara pemakaian:
3) Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam membantu
mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
5) Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode
KB lainnya.
b. PIL.
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan sebagai
kontrasepsi darurat. Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan
tidak teratur)
Cara kerja:
1) Menekan ovulasi.
Keuntungan:
Cara pemakaian:
3) Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung sampai
akhir bulan.
4) Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.
c. Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reprroduksi.
Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Cocok untuk masa menyusui, karena tidak
menekan produksi ASI.
Cara kerja :
1) Mencegah ovulasi.
Keuntungan :
1) Sangat efektif.
3) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah Keterbatasan:
1) Gangguan siklus haid.
3) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat Cara pemakaian :
3) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam didaerah
pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari.
d. Kontrasepsi IMPLAN Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan
Implanon.
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Pemasangan dan pencabutan perlu
pelatihan. Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut. Aman dipakai saat laktasi.
Cara Kerja:
4) Menekan ovulasi
Keuntungan:
1) Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
2) Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing
kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
Cara Pemakaian:
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, atau 6 minggu sampai 6 bulan
pasca persalinan, pasca keguguran.
2) Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal atau AKDR dan ingin menggantinya
dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat.
3) Daerah pemasangan atau insersi pada lengan kiri atas bagian dalam (sub kutan).
4) Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah
infeksi pada luka insisi)
6) Setelah luka sembuh daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan wajar.
7) Bila ditenmukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam peradangan, atau bila ada rasa
sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih lama dan lebih
banyak Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan Dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksi Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi Menular
Seksual. Ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops. Cara Kerja :
Keuntungan :
1) Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun pertama, 1 kegagalan
dalam 125-170 kehamilan).
2) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti).
5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus ( apabila tidak terjadi
infeksi )
6) Dapat digunakan sampai menoupouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir ).
Kerugian :
1) Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama
dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar
menstruasi, saat haid lebih sakit.
2) Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab
anemia.
4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti-
ganti pasangan.
Cara Pemakaian :
1) Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
8) Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin terutama setelah
haid.
9) Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian
yang keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi
pengeluaran cairan vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
LEAFLET KB
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
A. Latar Belakang
Mioma uteri, sering disebut dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri
merupakan neoplasma jinak yang terdiri dari otot polos uterus, yang diselingi untaian
jaringan ikat, dan dikelilingi kapsul yang tipis. Tumor ini berasal dari setiap bagian
duktus Muller, tetapi paling sering terjadi pada miometrium. Tumor ini ditemukan
pada 20-25% wanita dalam masa reproduksi.
Permasalahan yang muncul pada mioma uteri adalah bahwa angka insiden
mioma cukup tinggi namun jarang diketahui, mengenai lebih dari 20% wanita usia
reproduktif. Sebagian besar mioma berukuran kecil sehingga tidak menimbulkan gejala
dan diketahui secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan pelvis rutin atau pencitraan
pelvis. Saat mioma membesar, ia bisa menimbulkan efek berupa rasa penekanan pada
pelvis atau nyeri atau distorsi dinding uterus atau kavitas endometrium yang bisa
menyebabkan perdarahan abmormal. Pada saat itu mioma bisa menimbulkan masalah
lain seperti prolaps melalui serviks atau menimbulkan pemikiran mengenai adanya
massa pada ovarium. Mioma bisa juga menimbulkan permasalahan pada kehamilan
dan pada beberapa pasien dapat menimbulkan infertilitas.
Frekuensi mioma uteri kurang lebih 10% dari jumlah seluruh penyakit pada alatalat
genital wanita. Walaupun demikian, angka kejadian tumor ini sukar ditentukan
secara tepat, oleh karena itu tidak semua penderita dengan mioma uteri memiliki
keluhan. Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis
pada usia di atas 40 tahun. Insiden mioma uteri ini puncaknya terjadi pada usia sekitar
45 tahun, di mana terjadi 8 kasus per 1000 wanita setiap tahunnya. Berdasarkan otopsi,
Novack menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma dan pada
wanita berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Di Indonesia mioma uteri ditemukan
2,39 – 11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Sedangkan di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, mioma uteri merupakan 5 penyakit besar yang ditemukan di poli
kandungan sepanjang. Beberapa upaya pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan
pembedahan, radioterapi dan observasi (pada mioma yang masih kecil) dengan kontrol
setiap 3-6 bulan.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan para peserta
penyuluhan
mampu memahami tentang penyakit mioma uteri.
2. Tujuan Intruksinal Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan para peserta penyuluhan
dapat:
a. Menjelaskan pengertian mioma uteri secara tepat.
b. Menyebutkan penyebab dan faktor predisposis mioma uteri dengan tepat.
c. Menyebutkan pengklasifikasian mioma uteri secara benar.
d. Menyebutkan tanda dan gejala mioma uteri dengan benar.
e. Menyebutkan pencegahan dan penanganan mioma uteri dengan benar.
C. Materi
1. Pengertian mioma uteri.
2. Penyebab dan faktor predisposis mioma uteri.
3. Pengklasifikasian mioma uteri.
4. Tanda dan gejala dari mioma uteri.
5. Penanganan mioma uteri.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
2. Media
a. Power Point
b. Leaflet
3. Sumber
Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri, (dalam : http://pendidikans1-
keperawatan.blogspot.com/2013/03/maklah-mioma-uteri.html, diakses pada
Kamis, 10 Mei 2012 pukul 06.00 WIB).
Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri,
(dalam :http://tesaseptia.blogspot.com/2013/03/asuhan-kebidanannifas.html, diakses pada
Kamis, 10 Mei 2012 pukul 06.00 WIB) Anonim, satuan acara penyuluhan mioma uteri,
(dalam :http://dokumenperawat.blogspot.com/2012/09/askep-miomauteri.html, diakses pada
Kamis, 10 Mei 2012 pukul 06.00 WIB).
F. Sasaran
Sasaran yang diberikan penyuluhan ini adalah 50 orang wanita usia 25-55 tahun
di Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja, Kecamatan Payangan, Gianyar.
G. Waktu
1. Hari : Minggu.
2. Tanggal : 10 Mei 2012
3. Jam : pukul 06.00 WIB – selesai.
H. Tempat
Penyuluhan dilakukan di balai banjar Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja,
Kecamatan Payangan, Gianyar.
Setting Tempat
Audien Audien
J. Rencana Evaluasi
1. Struktur
b. Persiapan materi
Materi yang disampaikan disiapkan satu minggu sebalumnya, serta dalam
bentuk makalah, dan dapat ditulis dalam bentuk slide dan leaflet untuk
mempermudah penyampaian materi.
c. Undangan atau peserta penyuluhan
Undangan disebar satu minggu sbelum penyuluhan dilakukan kepada wanita
usia 25-55 tahun di Banjar Badung, Desa Melinggih Kaja, Kecamatan Payang,
Gianyar.
2. Proses Penyuluhan
a. Kehadiran 80% mengingat pentingnya mengetahui pengertian mioma uteri
b. 50% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
c. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi atara penyuluh dan
peserta
d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
e. 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
3. Hasil Peyuluhan
a. Jangka Pendek
1) 60% dapat menjelaskan pengertian mioma uteri dengan benar
2) 50% dapat menjelaskan penyebab terjadinya mioma uteri dengan benar
3) 50% dapat menjelaskan tanda dan gejala dari penderita mioma uteri dengan
benar
4) 50% dapat menjelaskan penanganan mioma uteri dengan benar .
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit mioma uteri.
MATERI
C. Klasifikasi
Mioma uteri dapat diklassifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan lokasi:
a. Cervical
b. Isthmica
c. Corporal
2. Berdasarkan lapisan:
a. Mioma uteri subserosa
b. Mioma uteri submukosa
c. Mioma uteri intramural