Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil Lokus Visitasi


1. Sejarah Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam
Pada tahun 1971 Kantor Imigrasi Batam masih merupakan sebuah Pos
Pendaratan di Pelabuhan Batu Ampar, yang secara administratif berada di bawah
Kantor Imigrasi Belakang Padang. Kemudian dalam perkembangannya dibentuk
Kantor Direktorat Jenderal Imigrasi Sekupang berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehakiman No. J.S.4/4/21 Tahun 1979 tanggal 12 Mei 1979. Kantor Imigrasi
Sekupang tersebut diresmikan pada tanggal 7 April 1980 yang selanjutnya akan
berkembang sesuai dengan kemajuan derap pembangunan kota Batam sebagai
suatu daerah yang dirancang khusus sebagai wilayah relokasi industri sekaligus
merupakan pintu gerbang Indonesia di daerah segitiga Singapura-Johor-Riau (Sijori).

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M.03PR.07.04


Tahun 1991 tanggal 15 April 1991, wilayah kerja Kantor Imigrasi Sekupang meliputi
Kota Batam dikurangi Kecamatan Belakang Padang. Karena gedung Kantor Imigrasi
Sekupang yang terletak di Sekupang kondisi bangunannya sudah tidak memadai
lagi, maka dilakukan perpindahan kantor ke gedung baru di Batam Centre yang
kemudian diresmikan pada tanggal 30 April 1994. Pada saat itu Kantor Imigrasi
Sekupang membawahi 5 (lima) Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dengan wilayah
kerjanya yang mencakup Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau
Galang Baru.

Pada tahun 1995, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor


M.04-PR.07.04 Tahun 1995 tanggal 7 Agustus 1995, Kantor Imigrasi Sekupang
penamaannya berubah menjadi Kantor Imigrasi Batam dengan wilayah kerja yang
meliputi Kota Batam (dikurangi Kecamatan Belakang Padang) yang juga meliputi
Pulau Rempang, Pulau Galang, Pulau Galang Baru dan sekitarnya. Kantor Imigrasi
Batam merupakan kantor imigrasi dengan klasifikasi kelas I dan wilayah kerjanya
sama dan disesuaikan dengan wilayah kerja otorita Batam.

Mengikuti pengembangan kawasan terpadu Kepulauan Riau, Kantor Imigrasi


Batam menjadi salah satu Kantor Imigrasi yang melaksanakan kebijakan khusus di
bidang keimigrasian sesuai dengan keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor:
M.02.IL.01.10 TAHUN 1998 Tentang Penetapan Seluruh Kawasan Industri Pulau
Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang, Pulau Belakang Padang, Pulau Bintan, dan
Pulau Karimun Sebagai Kawasan Berstatus Khusus di Bidang Keimigrasian.
2. Tugas dan Fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 19


Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi, yang menjadi
tugas dan fungsi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam adalah :
 Melaksanakan tugas keimigrasian di bidang informasi dan sarana komunikasi
keimigrasian;
 Melaksanakan tugas keimigrasian di bidang dokumen perjalanan dan izin tinggal
keimigrasian;
 Melaksanakan tugas keimigrasian di bidang pengawasan dan
penindakan keimigrasian;
 Melaksanakan tugas keimigrasian di bidang tempat pemeriksaan imigrasi.

Adapun struktur organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam sebagai
berikut:

Bagan 1. Struktur Organisasi Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam

3. Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam


Kantor Imigrasi Batam termasuk salah satu Kantor Imigrasi yang mengalami
perkembangan yang sangat pesat, karena kedudukannya signifikan dengan pola
pengembangan dan pembangunan Pulau Batam. Oleh karena itu rangka untuk
lebih memacu pengembangan kawasan terpadu Kepulauan Riau telah dilakukan
pengaturan keimigrasian sesuai dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan
suatu daerah industri dan wilayah usaha (“bonded warehouse”).
Dengan luas daratan 1.575 km2 dan letak geografis yang strategis bagian utara
Singapura, bagian selatan Lingga, bagian barat Karimun dan bagian timur Pulau
Bintan dan Tanjung Pinang, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam meliputi 11
kecamatan wilayah kerja, antara lain:
1. Kecamatan Batam Kota
2. Kecamatan Sekupang
3. Kecamatan Nongsa
4. Kecamatan Sungai Beduk
5. Kecamatan Batu Aji
6. Kecamatan Lubuk Baja
7. Kecamatan Bengkong
8. Kecamatan Batu Ampar
9. Kecamatan Bulang
10. Kecamatan Sagulung
11. Kecamatan Galang

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam

B. Implementasi Fungsi Intelijen Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I


Khusus TPI Batam
Berdasarkan Pasal 1 angka 30 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2011 tentang Keimigrasian disebutkan bahwa Intelijen Keimigrasian adalah
kegiatan penyelidikan keimigrasian dan pengamanan keimigrasian dalam rangka
proses penyajian informasi melalui analisis guna menetapkan perkiraan keadaan
keimigrasian yang dihadapi atau yang akan dihadapi. Dengan demikian, intelijen
keimigrasian memiliki peranan yang penting dalam menyajikan informasi strategis
yang dapat digunakan dalam rangka mengantisipasi timbulnya ancaman dan
gangguan dalam pelaksanaan teknis fungsi keimigrasian, pelanggaran dan
kejahatan keimigrasian, serta kejahatan lintas negara dari dampak negatif lalu
lintas keluar masuknya orang ke wilayah Indonesia.

Pelaksanaan Fungsi Intelijen pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam
mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 30 Tahun 2016
tentang Intelijen Keimigrasian yaitu Penyelidikan Intelijen Keimigrasian dan
Pengamanan Keimigrasian. Adapun dalam pelaksanaan fungsi intelijen
keimigrasian, sumber informasi utama antara lain keterangan dari masyarakat,
instansi terkait (TIMPORA), dan aplikasi SIMKIM/ Izin Tinggal. Setiap data
maupun informasi yang didapatkan dari sumber - sumber tersebut kemudian
dilakukan pengembangan dalam kegiatan Pengumpulan Bahan Keterangan
(PULBAKET) mencakup Penelitian, Pengamatan, Pendengaran, Wawancara,
Elisitas, dan Penyurupan. Kemudian Langkah selanjutnya yaitu Pengolahan dan
Penyajian Laporan hasil pelaksanaan Intelijen Keimigrasian yang terdiri dari
Laporan Atensi pimpinan, Laporan Harian Intelijen, dan Laporan Perkiraan
Keadaan. Produk-produk Intelijen ini yang akan menjadi bahan bagi user atau
pimpinan untuk menentukan tindak lanjut dari informasi intelijen tersebut apakah
dapat dilanjutkan dengan kegiatan pengawasan keimigrasian atau Tindakan
Administratif Keimigrasian (TAK) atau Pro Justitia apabila memerlukan putusan
pengadilan.

Agar pelaksanaan fungsi intelijen dapat terlaksana dengan terarah, telah


dilakukan pemetaan titik rawan wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI
Batam antara lain Jembatan 6 barelang, Tanjung Uncang sebagai kawasan
industri, Sagulung, area pelabuhan tradisional dan kampung tua atau kampung
asli Batam seperti Teluk Mata Ikan. Menanggapi banyaknya titik rawan di wilayah
kerja imigrasi Batam, maka dibuat beberapa program intelijen antara lain
pengembangan profilling system mengenai data WNA yang pernah mendapatkan
penindakan keimigrasian, profilling data penjamin yang orang asing dijaminnya
mempunyai data jejak rekam bermasalah keimigrasian dan mendapatkan
penindakan keimigrasian serta melakukan pemetaan dan profilling WNA dalam
status proses peradilan pidana.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, permasalahan-permasalahan


tersebut cukup rumit dan membutuhkan penyelesaian dari berbagai sisi bahkan
perlu melibatkan peran aktif instansi lainnya. Dari sisi fungsi keimigrasian, dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan penguatan pengawasan dalam
proses penerbitan Dokumen Perjalanan dan Izin TInggal, pemberian tanda
masuk/keluar di Tempat Pemeriksaan Imigrasi, serta pemanfaatan dan
penyebaran informasi. Selanjutnya dalam pelibatan instansi lainnya dapat
dilaksanakan dengan membentuk operasi gabungan dan pembuatan perjanjian
kerja sama.

a. Intelijen Keimigrasian pada Pelayanan Dokumen Perjalanan dan Izin


Tinggal
Pelaksanaan intelijen keimigrasian pada pelayanan Dokumen Perjalanan
dan Izin Tinggal Keimigrasian dilakukan melalui penelitian berkas persyaratan
dan wawancara permohonan. Wawancara merupakan upaya untuk mencari
keterangan informasi berkaitan dengan permohonan paspor yang diajukan oleh
pemohon paspor. Dalam alur tersebut petugas wawancara melakukan
pemeriksaan terhadap keabsahan berkas persyaratan, melakukan wawancara
dan pendalaman terhadap maksud dan tujuan permohonan paspor. Proses
wawancara dan pendalaman menjadi sangat penting mengingat banyak
ditemukan orang dari luar Batam membuat paspor di Batam karena alasan
berikut ini :
- Batam berada di lokasi strategis sebagai jalur transit untuk melintas ke
Singapura atau Malaysia
- Batam sebagai salah satu pusat dan daya tarik industri dan atau investasi
- Salah satu Kantor Imigrasi yang menerbitkan Paspor Elektronik
- Kredibilitas kantor sebagai salah satu Kantor Imigrasi Kelas I Khusus di
Indonesia.
Selama masa pandemi COVID-19, jumlah pelayanan paspor dan izin tinggal
di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam mengalami penurunan, namun
berdasarkan data statistik yang tertampil, jumlahnya masih lebih banyak
daripada jumlah pelayanan di kantor imigrasi kelompok kami yaitu Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sabang dan
Kantor Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe.
Gambar 2.2. Data Statistik Penerbitan Dokumen Perjalanan WNI tahun 2021

b. Intelijen Keimigrasian pada Pemeriksaan Keimigrasian di TPI


Fungsi Intelijen Keimigrasian turut dilaksanakan di seluruh Tempat
Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI
Batam yang terdiri dari 7 TPI laut dan 1 TPI bandar udara, dalam hal ini Teknik
Penyelidikan Intelijen (Wawancara) dapat dilakukan dalam upaya mendapatkan
keterangan melalui pembicaraan tanya jawab secara langsung.
Pada masa sebelum pandemi COVID-19, jumlah orang yang melintas di tempat
pemeriksaan imigrasi wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam
dapat mencapai 5000 orang dalam satu hari. Tingginya angka perlintasan ini
sangat dipengaruhi dengan keberadaan perusahaan-perusahaan yang ada di
Batam. Setidaknya terdapat 25 kawasan industri tersebar di seluruh wilayah
Batam dengan rata-rata tiap Kawasan industri memiliki 40 – 60 perusahaan yang
beroperasi di lokasi tersebut. Prinsip selective policy harus senantiasa
ditegakkan meski mobilitas masyarakat yang keluar dan masuk termasuk tinggi
di TPI Kanimsus Batam. Selain itu potensi kerawanan di TPI yang dimiliki
Kanimsus Batam berupa jalur tikus untuk keluar dan masuk secara ilegal turut
menjadi perhatian penegakkan hukum dan pelaksanaan intelijen di Kanimsus
Batam.

Menyikapi pencegahan penyebaran COVID-19 dengan diterbitkannya


pelarangan sementara masuknya orang asing dan peraturan baru mengenai
Visa dan Izin Tinggal, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam turut
mendukung penegakkan aturan-aturan tersebut. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
TPI Batam melakukan analisa intelijen dengan hasil Analisa berupa terjadi
penurunan drastis WNA yang melalui TPI Bandar Udara maupun di pelabuhan
laut sebagai akibat pelarangan sementara WNA, WNA yang diizinkan datang
hanya pemegang Visa Dinas, Visa Diplomatik, Visa Kunjungan, Visa Tinggal
Terbatas, Izin Tinggal Dinas, Izin Tinggal Diplomatik, Izin Tinggal Terbatas, dan
Izin Tinggal Tetap.
Gambar 2.3. Data Lalu Lintas Orang Asing Masuk Wilayah Batam tahun
2021

c. Intelijen Keimigrasian pada bidang Teknologi dan Informasi Keimigrasian

Dalam menjalankan fungsi Intelijen Keimigrasian Imigrasi Batam di


Bidang Teknologi dan Informasi Keimigrasian terdapat Teknik Pengamanan dan
Teknik Penggalangan. Teknik Pengamanan dilakukan dengan cara menampung
laporan dari masyarakat, kemudian memanfaatkan media sosial dan media
komunikasi untuk tindak lanjut. Teknik Pengamanan juga dilaksanakan dengan
kegiatan yang terencana dan terarah dalam rangka mencegah dan menangkal
kegiatan sabotase/ yang merugikan organisasi.

Kegiatan penggalangan dilakukan dengan cara memantau berita


keimigrasian dan penyebaran informasi positif melawan isu negatif. Media
monitoring menjadi salah satu kegiatan yang penting karena seringkali didapati
media yang memberitakan mengenai Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam
yang tidak sesuai dengan fakta dan tanpa konfirmasi. Menyikapi hal tersebut
Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam berkoordinasi dengan Dewan Pers
dengan penyampaian keberatan pemberitaan. Etika bermedia dan membangun
relasi dengan media juga menjadi hal yang penting dalam rangka menjaga
marwah lembaga.

d. Operasi Gabungan dan Kerja Sama Sebagai Upaya Pengamanan

Beberapa temuan kasus terkait pelanggaran keimigrasian telah


diselesaikan dengan baik di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam. Dalam
prosesnya, penyelesaian kasus tersebut turut bekerjasama dengan lembaga
terkait, misalnya pada kasus orang asing a.n. Myat Thit alias Muhammad yang
ternyata warga negara Myanmar namun memiliki KTP, KK, SIM A, NPWP, Surat
Kecakapan Pelaut, Buku Nikah dan Paspor keluaran Indonesia, Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus TPI Batam bekerjasama dengan BAIS. Selanjutnya kerjasama
yang melibatkan Bakamla, Bareskrim Polri, KSOP Khusus Batam, KLHK dan
Kejaksaan Negeri Batam dalam penangkapan Kapal MT Freya dan Kapal MT
Horse. Banyaknya temuan pelanggaran dalam pertukaran kru kapal selanjutnya
perlu pengawasan dari berbagai pihak, bukan hanya imigrasi.
Kolaborasi antar lembaga ini selanjutnya dilakukan secara lebih
komprehensif melalui operasi gabungan, antara lain operasi gabungan dengan
Guskamla Koarmada I pada Bulan Januari 2021 dalam rangka patroli masuknya
orang asing saat pembatasan masuk orang asing masa COVID-19. Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam juga turut membantu dalam operasi
penegakkan ketertiban di beberapa tempat hiburan Kota Batam bersama Satuan
Detasemen Polisi Militer.
Selanjutnya agar semakin memperkuat kerjasama dengan lembaga
terkait, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam menyusun Perjanjian Kerja
Sama (PKS). Untuk inisiasi pengamanan pelaksanaan tugas dan fungsi
melakukan kerjasama dengan Kejaksaan Negeri Batam. Selanjutnya telah dibuat
rintisan kerja sama dengan Lembaga Pemasyarakatan di sekitar Kota Baram
dalam rangka pemantauan orang asing yang menjadi warga binaan
pemasyarakatan. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam turut mendorong
sumbangsih SDM analis di kantornya melalui pembuatan telaah staff yang dapat
dijadikan rekomendasi dan inisiasi usulan kebijakan salah satunya ialah usulan
kebijakan pembaruan penurunan kru dan pertukaran kru untuk kapal yang
melintas.

Gambar 2.4. Operasi Gabungan penegakkan ketertiban di tempat hiburan Kota


Batam
C. Pelaksanaan Kegiatan Visitasi
Kegiatan visitasi dalam rangka Pelatihan Fungsional Analis Keimigrasian Ahli
Pertama Angkatan LVI metode pembelajaran jarak jauh dilaksanakan pada Seksi
Intelijen Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam dengan rincian kegiatan sebagai
berikut :

1. Tempat Pelaksanaan Visitasi:


Kegiatan visitasi ini dilaksanakan pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam
dan secara spesifik yaitu Intelijen Keimigrasian pada kantor tersebut. Kegiatan
visitasi dilaksanakan dengan metode virtual menggunakan Aplikasi Zoom dimana
penyelenggara turut memantau pelaksanaan kegiatan visitasi.
2. Waktu Pelaksanaan Visitasi:
Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2021 pukul 09.00 – 12.15
WIB secara virtual dengan menggunakan aplikasi Zoom. Tautan untuk
pelaksanaan kegiatan visitasi sudah tersedia pada laman https://e-
learning.kemenkumham.go.id/ sejak pukul 08.30 pada hari pelaksanaan. Jadwal
pelaksanaan mundur dari jadwal semula pukul 08.00 karena pengisi materi masih
melangsungkan upacara Hari Pahlawan.
3. Jalannya kegiatan visitasi
Pelaksanaan kegiatan visitasi yaitu pada Intelijen Keimigrasian di Kantor Imigrasi
Kelas I Khusus TPI Batam telah dilaksanakan dengan baik dengan alur kegiatan
sebagai berikut:
a. Seluruh peserta pelatihan fungsional analis keimigrasian ahli pertama
angkatan LVI yang berjumlah 39 (tiga puluh Sembilan) orang login
atau masuk pada laman e-Learning dan mengakses tautan pada
bagian Visitasi intelijen keimigrasian (Kantor Imigrasi).
b. Pembukaan kegiatan visitasi oleh Kepala Kantor Imigrasi Kelas I
Khusus TPI Batam, Bapak Ibnu Ismoyo.
c. Pemutaran video profil dan sejarah singkat Kantor Imigrasi Kelas I
Khusus TPI Batam.
d. Pemaparan mengenai Intelijen Keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I
Khusus TPI Batam oleh Bapak I. Ismoyo dengan pembahasan sebagai
berikut :

 Wilayah Batam merupakan segitiga emas dan dianalogikan sebagai


etalase Indonesia karena berada di lokasi yang berdekatan dengan
Singapura dan Malaysia. Wilayah kerja Kanimsus Batam melingkupi
selat Malaka yang memiliki sejarah panjang sebagai tempat
perlintasan niaga. Selain itu Kanimsus TPI Batam tergabung dalam
forum dengan ICA (Singapura) dan SOSEC Malindo (Malaysia) juga
menjalin kerjasama langsung dengan Perwakilan Negara Indonesia,
KBRI Singapura dan Konsulat Jenderal di Johor Baru sehingga dalam
berkoordinasi tidak perlu melalui ditjen maupun kemlu (direktorat
konsuler) melainkan bisa melakukan komunikasi langsung.

 Iklim investasi di Batam yang semakin berkembang, selain


menimbulkan potensi positif juga memiliki potensi kerawanan, antara
lain adanya Kawasan Ekonomi Ekslusif Nongsa yang telah
dicanangkan akan bergerak di bidang Pendidikan akan
memungkinkan Lembaga Pendidikan dipimpin oleh Warga Negara
Asing.

 Di Batam kehadiran instansi yang tergabung dalam Tim Pora


termasuk cukup lengkap khususnya instansi-instansi yang memiliki
kewenangan pengamanan wilayah perairan Indonesia seperti Gugus
Keamanan Laut; Badan Keamanan Laut; Pangkalan TNI AL
(Dantamal); Pangkalan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
(Kementerian Kelautan); Polda – Polairud; Kantor Syahbandar
Operasional Pelabuhan; Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai;
Danlantamal.

 Dalam proses pengumpulan informasi intelijen, mayoritas


menggunakan SIMKIM dan selanjutnya menggunakan Aplikasi
Pelaporan Orang Asing (APOA), namun tantangannya APOA ini
masih tersosialisasikan ke penginapan dan resort-resort besar, belum
sampai ke level rumah kos-kosan. Padahal saat ini banyak orang
asing yang memilih tinggal di rumah kos-kosan karena lebih aman
untuk “bersembunyi”.

 Sumber informasi bagi kegiatan intelijen tidak melulu didapat dari


sumber formal, namun juga informal. Penggunaan media selanjutnya
juga akan menjadi hal yang penting sebagai sumber informasi
kegiatan intelijen keimigrasian.

 Sering terjadi perlintasan orang di luar wilayah Tempat Pemeriksaan


Imigrasi atau sering disebut dengan pelabuhan tikus;

 Fungsi intelijen kehumasan juga sangat penting sebisa mungkin


intelijen harus bisa mengontrol opini publik yang beredar di
masyarakat luas serta media masa baik elektronik, manual, maupun
sosial media yang ada mengenai berita Kementerian Hukum dan Hak
Asasi manusia khususnya Imigrasi dan lebih spesifik pada Kantor
Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam.

 Sinergi dan kerja sama antar lembaga turut diperlukan untuk


mewujudkan penegakkan hukum yang baik. Di Kantor Imigrasi Kelas I
Khusus TPI Batam dicontohkan dengan operasi kolaborasi antar
lembaga dan pembuatan Perjanjian Kerja Sama antar instansi.

 Sebagai pimpinan harus selalu mengupayakan human relationship


yang luas untuk mendukung dan melancarkan pelaksanaan tugas
sehari-hari.

 Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta pelatihan


dan pertanyaan-pertanyaan dari peserta pelatihan dijawab oleh
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam Bapak I. Ismoyo.

 Setelah sesi tanya jawab kemudian dilanjutkan dengan kuis yang


dijawab oleh peserta diklat AKAP melalui kolom komentar Zoom.

D. Pembelajaran dari kegiatan visitasi

Pada kegiatan visitasi yang dilaksanakan dalam rangka Pelatihan fungsional Analis
keimigrasian ahli pertama Angkatan LVI metode pembelajaran jarak jauh dengan
penyelenggara Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Hak Asasi Manusia
Kepulauan Riau ini menghasilkan beberapa pembelajaran untuk para peserta diklat
AKAP – LVI antara lain:

a) Peserta Diklat AKAP-LVI memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan teknis


Intelijen Keimigrasian pada wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI
Batam;

b) Peserta mampu melihat dan membandingkan kesesuaian teori yang telah


dipelajari di kelas dengan pelaksanaan di lapangan dengan segala
permasalahan dan hambatannya, sehingga setelah pelaksanaan Diklat AKAP ini
dapat mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di tempat kerja;
c) Khusus untuk para peserta Diklat yang bukan dari Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
TPI Batam, kegiatan visitasi ini juga memberikan komparasi pelaksanaan teknis
keimigrasian antara Imigrasi Batam dengan kantor mereka masing-masing;
d) Memberikan gambaran terkait pentingnya kolaborasi, membangun kerja sama
dan membentuk human relationship untuk mendukung pelaksanaan tugas
utamanya dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan fungsi
intelijen keimigrasian;
e) Memberikan penekanan bahwa semua bidang tugas di Kantor Imigrasi adalah
penting dan wajib untuk saling berkoordinasi dengan baik. Dalam pelaksanaan
tugas harus mengesampingkan ego sektoral dan harus senantiasa
mengedepankan kepentingan organisasi.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan kegiatan visitasi secara virtual ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
TPI Batam dalam rangka mengetahui pelaksanaan fungsi Intelijen di wilayah
kerjanya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Wilayah Kerja Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam terdiri dari 11
Kecamatan yang meskipun tidak terlalu luas namun memiliki permasalahan dan
tantangan yang besar karena merupakan wilayah strategis khususnya dalam
hal kegiatan perekonomian;
2. Untuk mengakomodir kebutuhan perlintasan orang asing untuk masuk/keluar
wilayah Indonesia, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam memiliki 7
Tempat Pemeriksaan Imigrasi Pelabuhan dan 1 Tempat Pemeriksaan Imigrasi
Bandar Udara;
3. Potensi kerawanan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi Kanimsus TPI Batam
antara lain jalur keluar dan masuk ilegal, TKI dari Malaysia mencoba masuk ke
Indonesia secara tidak resmi melalui Pelabuhan Tikus di Perairan Nongsa, dan
potensi kerawanan WNI yang berangkat dari TPI pelabuhan laut tujuan
Singapura dan Malaysia bukan merupakan WNI asal Batam;
4. Media menjadi sumber informasi intelijen yang sangat penting dan akan sangat
berguna di masa mendatang, maka dari itu pelaksanaan media monitoring dan
penindakan kepada media yang memberitakan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus
TPI Batam tanpa konfirmasi perlu dilakukan;
5. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam dalam rangka meningkatkan
pengamanan dan melaksanakan fungsi intelijen keimigrasian melakukan
operasi gabungan dengan lembaga lain dan membuat perjanjian kerja sama
dengan lembaga lain;
6. Berbagai kasus pelanggaran keimigrasian yang ditindaklanjuti melalui Tindakan
Administratif Keimigrasian dan Pro Justicia dilakukan dengan kolaborasi
bersama stakeholder terkait;
7. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam memiliki banyak pelabuhan tidak
Resmi yang digunakan sebagai jalur keluar dan masuk ilegal Tenaga kerja
Indonesia (TKI) dari Malaysia sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsi
intelijen kemigrasian Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Batam bekerjasama
dan berkoordinasi dengan banyak pihak khususnya aparat pengamanan yang
antara lain terdiri dari Kepolisian, TNI-AL yang dipimpin oleh Danlanal, Polisi
Air, Kementerian Kemaritiman, PSDKP (Pangkalan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan) dan Bakorkamla (Badan Koordinasi Keamanan Laut). Karena tugas
terkait perlintasan ilegal juga menjadi domain tugas utama dari aparat
keamanan bukan hanya menjadi tugas pokok Imigrasi saja.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari kegiatan visitasi virtual di Kantor Imigrasi Kelas I
Khusus TPI Batam, beberapa saran yang kami sampaikan antara lain:

1. Perlu adanya tambahan diskusi interaktif antara peserta dan petugas yang
terjun langsung dalam tugas dan fungsi intelijen agar peserta dapat semakin
melakukan pengayaan dari hasil visitasi yang didapatkan di tempat kerja
masing-masing;

2. Peserta agar dapat diberikan dokumen-dokumen contoh perjanjian kerja sama


dan telaah-telaah isu strategis keimigrasian untuk menjadi pemantik para
peserta selanjutnya menuangkan pemikiran kritis terkait isu di tempat kerjanya
masing-masing dalam bentuk tulisan.

Anda mungkin juga menyukai