Anda di halaman 1dari 98

MODUL PELATIHAN

FUNGSIONAL ANALIS KEIMIGRASIAN AHLI PERTAMA

INTELIJEN KEIMIGRASIAN

Penulis:
Oldarina Asri Herawaty

Reviewer:
Dr. Asep Kurnia

Editor:
Ari Tri Esthi Moeljantoro
Sopi Ahyar

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI.


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA HUKUM DAN HAM
PUSAT PENGEMBANGAN DIKLAT FUNGSIONAL DAN HAM
DEPOK, 2020
INTELIJEN KEIMIGRASIAN

Penulis:
Oldarina Asri Herawaty

ISBN : 978-623-95836-6-8

Reviewer:
Dr. Asep Kurnia

Editor :
Ari Tri Esthi Moeljantoro
Sopi Ahyar

Diterbitkan oleh :
Pusat Pengembangan Diklat Fungsional Dan HAM
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum Dan HAM
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Jalan Raya Gandul – Cinere, No. 4, Depok 16512
Telp. (021) 7540077, 7540124 Fax. (021) 7543709

Dicetak oleh :
CV. Alnindra Putra Perkasa - Depok

Cetakan Pertama, Desember 2020

Hak Cipta © dilindungi Undang-Undang.


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun
tanpa ijin tertulis dari penerbit.

ii Intelijen Keimigrasian
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala


Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya Modul Pelatihan
Fungsional Analis Keimigrasian Ahli Pertama telah selesai disusun.
Modul ini disusun untuk bahan pembelajaran Analis Keimigrasian Ahli
Pertama dalam mengikuti pelatihan tingkat dasar untuk memperoleh
kompetensi dan keterampilan tentang tugas, fungsi, dan peran Analis
Keimigrasian.

Modul ini juga dimaksudkan sebagai panduan bagi peserta dan


pengajar dalam proses pembelajaran. Selain itu, sekaligus sebagai
sarana penyamaan persepsi antarpara Analis Keimigrasian dalam
melaksanakan tugasnya.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan Modul Pelatihan Fungsional
Analis Keimigrasian Ahli Pertama ini dari awal sampai akhir. Semoga
Modul ini dapat bermanfaat bagi pengguna, khususnya peserta dan
pengajar Pelatihan Fungsional Analis Keimigrasian Ahli Pertama.

Jakarta, Desember 2020


Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan dan
Pelatihan Fungsional dan Hak Asasi Manusia,

Pocut Eliza, S.Sos.,S.H.,M.H.

Intelijen Keimigrasian iii


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................ iii


DAFTAR ISI ..................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1


A. Latar Belakang......................................................... 1
B. Deskripsi Singkat .................................................... 4
C. Manfaat Modul ......................................................... 5
D. Tujuan Pembelajaran............................................... 6
E. Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok..................... 6
F. Petunjuk Penggunaan Modul................................... 7

BAB II DASAR INTELIJEN KEIMIGRASIAN............................. 9


A. Pengertian dan Fungsi Intelijen Keimigrasian ....... 9
1. Pengertian Intelijen ........................................... 9
2. Pengertian Intelijen Keimigrasian.................... 11
3. Tugas Intelijen Keimigrasian............................ 14
4. Fungsi Intelijen Keimigrasian........................... 14
a. Penyelidikan Intelijen Keimigrasian............ 13
b. Pengamanan Keimigrasian ........................ 14
B. Latihan...................................................................... 14
C. Rangkuman.............................................................. 15
D. Evaluasi.................................................................... 17
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................. 18

Intelijen Keimigrasian v
BAB III TEKNIK DASAR PENYELIDIKAN, PENGAMANAN
DAN PENGGALANGAN ................................................ 19
A. Teknik Dasar Penyelidikan, Pengamanan dan
Penggalangan.......................................................... 19
1. Teknik Dasar Penyelidikan............................... 19
2. Pelaksanaan Penyelidikan Menurut Sifat dan
Bentuk Kegiatan ............................................... 20
I. Penyelidikan intelijen keimigrasian bersifat
terbuka ......................................................... 21
II. Penyelidikan intelijen keimigrasian bersifat
tertutup.......................................................... 23
3. Teknik Dasar Pengamanan ............................. 26
4. Teknik Dasar Penggalangan............................ 28
B. Latihan...................................................................... 31
C. Rangkuman.............................................................. 32
D. Evaluasi.................................................................... 33
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................. 34

BAB IV PROSEDUR KEGIATAN INTELIJEN KEIMIGRASIAN .. 35


A. Prosedur Kegiatan Intelijen Keimigrasian.............. 35
I. Tahapan kegiatan intelijen keimigrasian......... 35
1. Tahap Perencanaan ..................................... 36
2. Tahap Pengumpulan Data dan atau
Informasi....................................................... 38
3. Tahap Pengolahan Bahan Keterangan atau
Informasi....................................................... 40
4. Tahap Penyajian Laporan Hasil
Penyelidikan ................................................. 46
B. Latihan...................................................................... 47

vi Intelijen Keimigrasian
C. Rangkuman.............................................................. 47
D. Evaluasi.................................................................... 48
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................. 49

BAB V PENGENALAN APLIKASI LAPORAN HARIAN


INTELIJEN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI ..... 51
A. Pengenalan Aplikasi Laporan Harian Intelijen
Berbasis Teknologi Informasi ................................. 51
I. Pengenalan Pembuatan Laporan Harian
Intelijen .............................................................. 51
II. Proses Pembuatan Produk Intelijen
Keimigrasian..................................................... 52
III. Contoh Aplikasi Laporan Harian Intelijen......... 59
B. Latihan...................................................................... 64
C. Rangkuman............................................................... 64
D. Evaluasi.................................................................... 65
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................. 66

BAB VI PENYUSUNAN BAHAN-BAHAN DALAM RANGKA


PELAKSANAAN KEGIATAN INTELIJEN
KEIMIGRASIAN .............................................................. 67
A. Penyusunan Bahan-Bahan Dalam Rangka
Pelaksanaan Kegiatan Intelijen Keimigrasian ....... 67
I. Pengertian Informasi dan Bahan
Keterangan ....................................................... 67
II. Kategori Bahan yang Disusun Dalam
Pelaksanaan Kegiatan Intelijen
Keimigrasian .................................................... 68
B. Latihan...................................................................... 69

Intelijen Keimigrasian vii


C. Rangkuman.............................................................. 69
D. Evaluasi.................................................................... 70
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .............................. 71

BAB VII PENUTUP........................................................................ 73


A. Kesimpulan .............................................................. 73
B. Evaluasi..................................................................... 76
C. Tindak Lanjut............................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 82


JAWABAN SOAL LATIHAN DAN EVALUASI............................... 83

viii Intelijen Keimigrasian


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau
keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka
menjaga tegaknya kedaulatan negara. Seiring dengan
perkembangan globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat
dunia dewasa ini mendorong meningkatnya mobilitas penduduk
dunia yang menimbulkan berbagai dampak baik yang
menguntungkan dan merugikan kepentingan dan kehidupan bangsa
dan negara Republik Indonesia. Dengan meningkatnya arus lalu lintas
orang serta hubungan antar negara maka diperlukan fungsi dan
peranan keimigrasian di wilayah Indonesia adalah sebagai pengatur
lalu lintas orang masuk atau keluar wilayah Republik Indonesia.

Institusi keimigrasian Indonesia selain mengawasi lalu lintas orang


dituntut untuk dapat mengantisipasi perkembangan kejahatan individu
menjadi kejahatan berkelompok yang terorganisasi dan
perkembangan kejahatan domestik menjadi kejahatan internasional
maupun transnational organized crime (TOC) yang terorganisasi.
Meningkatnya perkembangan kejahatan tersebut merupakan
dampak negatif dari arus migrasi antar negara.

Melihat dinamika perkembangan kejahatan lintas negara


(transnational crimes) maka tugas dan fungsi intelijen keimigrasian
sangat penting dalam melaksanakan deteksi dini, peringatan dini
dan pencegahan dini. Selain itu, informasi intelijen memiliki nilai yang
sangat tinggi, disampaikan kepada pimpinan sebagai dasar

Intelijen Keimigrasian 1
pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan/kebijakan yang
tepat.

Pengawasan terhadap lalu lintas orang yang keluar atau masuk ke


wilayah Indonesia tidak terlepas dari geografis wilayah Indonesia
yang terdiri atas pulau-pulau yang memiliki jarak yang dekat bahkan
berbatasan langsung dengan negara tetangga dimana beberapa
wilayah Indonesia seperti Kalimantan Barat yang berbatasan
langsung dengan Malaysia, Kepulauan Riau yang berbatasan
langsung dengan Singapura banyak memiliki jalur tikus yang
berpotensi sebagai jalur perlintasan ilegal dan dimungkinkan dapat
dilalui oleh warga negara Indonesia maupun warga negara asing.
Dalam praktik pengawasan lalu lintas orang yang keluar atau masuk
melalui Pos Lintas Batas (PLB) yang tidak dilengkapi dengan Border
Control Management (BCM) maupun Tempat Pemeriksaan Imigrasi
(TPI) sering ditemukan pelaku kejahatan transnational yang
melakukan pemalsuan dokumen seperti Paspor, Visa, Cap
Keimigrasian atau Izin Tinggal. Pembuatan pemalsuan dilakukan
untuk memudahkan pelaku kejahatan melakukan kegiatan kejahatan
transnational, misalnya perdagangan manusia dan penyelundupan
manusia.

Imigrasi sebagai garda terdepan dan penjaga pilar kedaulatan


negara memiliki peran strategis dalam menjaga kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Petugas Imigrasi yang bertugas di
sepanjang wilayah perbatasan maupun Tempat Pemeriksaan
Imigrasi sebagai penjaga pintu gerbang negara perlu dibekali dengan
peningkatan pengetahuan di bidang intelijen keimigrasian. Hal
tersebut dipandang sangat penting karena petugas Imigrasi yang
bertugas di sepanjang wilayah perbatasan merupakan “mata telinga
bangsa” maka diharapkan petugas Imigrasi dapat melakukan
tindakan permulaan untuk mencegah dan meminimalisir kejahatan

2 Intelijen Keimigrasian
lintas negara (transnational crime) dikarenakan wilayah tersebut
berpotensi sangat rawan terjadinya kejahatan lintas negara
(transnational crime). Hal tersebut dikarenakan imigrasi merupakan
institusi pertama dan terakhir yang menyaring kedatangan dan
keberangkatan lalu lintas orang yang masuk ke dan keluar dari
wilayah Republik Indonesia.

Berdasarkan kebijakan selektif (selective policy) yang menjunjung


tinggi nilai hak asasi manusia, diatur masuknya Orang Asing ke
dalam wilayah Indonesia. Demikian pula bagi Orang Asing yang
memperoleh Izin Tinggal di wilayah Indonesia harus sesuai dengan
maksud dan tujuannya berada di Indonesia. Berdasarkan kebijakan
dimaksud serta dalam rangka melindungi kepentingan nasional dan
menekankan perlindungan prinsip bagi Warga Negara Indonesia,
hanya Orang Asing yang memberikan manfaat serta tidak
membahayakan keamanan dan ketertiban umum diperbolehkan
masuk dan berada di wilayah Indonesia.

Selanjutnya negara Indonesia untuk menjaga keamanan dalam


negerinya terhadap orang yang masuk atau datang ke Indonesia dan
keluar dari Indonesia wajib memiliki dokumen perjalanan yang sah
dan masih berlaku. Ketentuan tersebut telah diatur dalam Pasal 9
ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Paradigma tentang peran dan fungsi intelijen keimigrasian dalam


menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG)
di era globalisasi seyogyanya harus diperkuat melalui peningkatan
koordinasi dan membangun sinergitas dengan para pemangku
kepentingan (stake holder) sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam
rangka mencegah atau menangkal kejahatan lintas negara
(transnational crimes) sebelum orang asing masuk ke wilayah
Indonesia melalui pertukaran data dan informasi dalam bentuk

Intelijen Keimigrasian 3
peningkatan intensitas koordinasi dengan aparat intelijen dari unsur-
unsur TNI, Kepolisian, Bea Cukai, Kejaksaan, Badan Intelijen Negara
(BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) atau
pemanfaatan penggunaan sistem aplikasi unit analisis penumpang
atau Passenger Analyzing Unit (PAU) yang merupakan hasil
perjanjian kerjasasama yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Imigrasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan telah dan
telah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tangal 29
September 2014. Manfaat dari penggunaan sistem aplikasi unit
analisis penumpang atau Passenger Analyzing Unit (PAU) dapat
meminimalkan dampak negatif meningkatnya aktivitas kejahatan
transnational.

Penulisan modul pelatihan tentang intelijen keimigrasian


dimaksudkan untuk menyediakan bahan ajar yang berkaitan dengan
pengenalan dasar-dasar intelijen keimigrasian bagi para peserta
pelatihan fungsional analis keimigrasian ahli pertama. Modul ini
diharapkan dapat membantu peserta memahami konsep dasar
intelijen keimigrasian sehingga peserta mampu menyusun bahan-
bahan dalam rangka pelaksanaan tugas kegiatan intelijen
keimigrasian.

B. Deskripsi Singkat

Modul pelatihan intelijen keimigrasian diberikan kepada peserta


diklat fungsional analis keimigrasian ahli pertama dengan tujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman calon peserta
fungsional analis keimigrasian tentang konsep intelijen keimigrasian
secara umum. Bahan yang akan diajarkan di pelatihan fungsional
analis keimigrasian ahli pertama dengan materi bahasan didalamnya
meliputi: pengertian dan fungsi intelijen keimigrasian; teknik dasar

4 Intelijen Keimigrasian
penyelidikan, pengamanan dan penggalangan; prosedur kegiatan
intelijen keimigrasian; pengenalan aplikasi laporan harian intelijen
berbasis teknologi informasi dan penyusunan bahan-bahan dalam
rangka pelaksanaan kegiatan intelijen keimigrasian.

C. Manfaat Modul

Modul ini membekali peserta pelatihan tentang pemahaman konsep


dasar-dasar intelijen keimigrasian terkait pengertian dan fungsi
intelijen keimigrasian; teknik dasar penyelidikan, pengamanan dan
penggalangan; prosedur kegiatan intelijen keimigrasian; pengenalan
aplikasi laporan harian intelijen berbasis teknologi informasi dan
penyusunan bahan-bahan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
intelijen keimigrasian.

Modul pelatihan ini disusun untuk memberi kemudahan belajar pada


peserta didik sehingga mereka mempunyai pemahaman baik secara
konsep maupun praktis. Adapun beberapa manfaat dari modul ini
antara lain:

1. Memberikan kemudahan belajar dalam memahami konsep yang


dikombinasikan dengan aspek teknis.

2. Mempermudah tahapan pemahaman peserta didik karena


modul disusun dengan disertai tujuan pembelajaran serta
kompetensi yang harus dicapai dengan skenario pembelajaran
yang baik.

Intelijen Keimigrasian 5
D. Tujuan Pembelajaran

1. Hasil belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu
memahami konsep dasar intelijen keimigrasian.

2. Indikator hasil belajar


Setelah mempelajari modul ini maka peserta diharapkan dapat:
a. menjelaskan pengertian dan fungsi intelijen keimigrasian;
b. menjelaskan teknik dasar penyelidikan, pengamanan, dan
penggalangan;
c. menjelaskan prosedur kegiatan intelijen keimigrasian;
d. menjelaskan aplikasi laporan harian intelijen berbasis
teknologi informasi;
e. menyusun bahan-bahan dalam rangka pelaksanaan kegiatan
intelijen keimigrasian.

E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

Konsep dasar-dasar intelijen keimigrasian antara lain:

1. Pengertian dan fungsi intelijen keimigrasian


a. Pengertian Intelijen
b. Pengertian Intelijen Keimigrasian
c. Tugas Intelijen Keimigrasian
d. Fungsi Intelijen Keimigrasian
1) Penyelidikan intelijen keimigrasian
2) Pengamanan keimigrasian

6 Intelijen Keimigrasian
2. Teknik dasar penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
a. Teknik dasar penyelidikan
1) Pelaksanaan Penyelidikan Menurut Sifat dan Bentuk
Kegiatan
a) Penyelidikan intelijen keimigrasian bersifat terbuka
b) Penyelidikan intelijen keimigrasian bersifat tertutup
b. Teknik dasar pengamanan
c. Teknik dasar penggalangan

3. Prosedur kegiatan intelijen keimigrasian

4. Pengenalan aplikasi laporan harian intelijen berbasis teknologi


informasi
a. Pengenalan pembuatan laporan harian intelijen (LHI)
b. Proses pembuatan produk intelijen keimigrasian
c. Contoh aplikasi laporan harian intelijen (LHI)

5. Penyusunan bahan-bahan dalam rangka pelaksanaan kegiatan


intelijen keimigrasian
a. Pengertian informasi dan bahan keterangan
b. Kategori bahan-bahan yang disusun dalam pelaksanaan
kegiatan intelijen keimigrasian

F. Petunjuk Penggunaan Modul

a. Setelah peserta pelatihan mempelajari modul dasar-dasar


intelijen keimigrasian dengan membaca semua materi yang ada
dalam modul ini.

Intelijen Keimigrasian 7
b. Setelah peserta pelatihan mempelajari modul ini maka
diharapkan peserta pelatihan memahami konsep dasar-dasar
intelijen keimigrasian.

c. Setelah peserta pelatihan memahami konsep dasar-dasar


intelijen keimigrasian maka peserta dianjurkan untuk menjawab
soal-soal latihan dalam modul.

d. Setelah peserta pelatihan menjawab semua pertanyaan dalam


soal-soal di modul selanjutnya peserta dapat berdiskusi secara
berkelompok menceritakan tentang tantangan dan hambatan
yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas kegiatan operasi intelijen
di unit kerja masing-masing.

8 Intelijen Keimigrasian
BAB II
DASAR INTELIJEN KEIMIGRASIAN

Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan peserta mampu
menjelaskan Dasar Intelijen Keimigrasian

A. Pengertian dan Fungsi Intelijen Keimigrasian

1. Pengertian Intelijen

Kata intelijen berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” (kata


benda), yang sacara harfiah berarti kecerdasan (pengertian
umum).Secara harfiah Intelijen adalah orang yang bertugas untuk
mencari bahan keterangan untuk kebutuhan organisasi,
kelompok atau perorangan. Sedangkan definisi intelligence
menurut kamus bahasa inggris “Oxford dictionary” adalah
informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya,
bukan detail dan keakuratannya, berbeda dengan “data” yang
berupa informasi yang akurat, atau “fakta” yang merupakan
informasi yang telah diverifikasi.1

Secara khusus Intelijen adalah kegiatan yang berkaitan dengan


upaya mengamankan Negara dan Bangsa. Secara umum
pengertian intelijen adalah usaha, pekerjaan, kegiatan dan
tindakan yang dilakukan dengan metode-metode tertentu dan
secara teroganisasi untuk mendapatkan/ menghasilkan produk

1
A. S, Homby. (1984). Oxford Advanced Learner Dictionary Of Current English (p. 136).
Oxford

Intelijen Keimigrasian 9
berupa pengetahuan tentang masalah-masalah yang dihadapi
baik yang sudah dan sedang terjadi maupun yang mungkin
terjadi, kemudian disajikan kepada pimpinan/ user sebagai
bahan pengambilan keputusan/ kebijaksanaan dan tindakan
dengan resiko yang telah diperhitungkan terlebih dahulu (kamus
istilah intelijen).

Salah satu ajaran Sun Tzu (2000: 11) tentang intelijen dalam
bukunya “The Art of War” adalah: “If you know the enemy and
know yourself, you need not fear the result of a hundred battles.
If you know yourself but not the enemy, for every victory gained
you will also suffer a defeat. If you know neither the enemy nor
yourself, you will succumb in every battle”. Saronto dan Karwita
(2001: 17) memberikan pemahaman terhadap ajaran Sun Tzu
tersebut sebagai berikut: Siapa yang memahami diri sendiri dan
diri lawan secara mendalam, berada dijalan kemenangan pada
semua pertempuran. Siapa yang memahami diri sendiri, tetapi
tidak memahami lawannya, hanya berpeluang sama besarnya
untuk menang (dengan lawannya). Siapa yang tidak memahami
dirinya sendiri maupun lawannya, berada pada jalan untuk
hancur dalam semua pertempuran. … kenali musuh anda, kenali
diri anda, dan kemenangan anda tidak terancam. Kenali
lapangan, kecuali cuaca dan kemenangan anda akan lengkap
… saya akan mampu meramalkan pihak mana yang akan
menang dan pihak mana yang akan kalah … dalam menilai
sesuatu maka ada tiga faktor yang harus dianalisa yaitu faktor
diri, musuh dan lingkungan.

Berdasarkan ajaran Sun Tsu, jika ingin memenangkan


peperangan diperlukan kemampuan mengenal diri sendiri,
mengenal lawan dan mengenal lingkungan.Gagasan ini terus

10 Intelijen Keimigrasian
berkembang untuk mengungkap bagaimana upaya
mendapatkan informasi tentang diri sendiri, lawan, dan
lingkungan; kemudian bagaimana menganalisa informasi
sehingga dapat diketahui dengan pasti resiko, rencana lawan
dan kemungkinan hambatan yang bersifat non teknis.

Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011


tentang Intelijen Negara, definisi Intelijen adalah pengetahuan,
organisasi, dan kegiatan yang terkait dengan perumusan
kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan keputusan
berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang terkumpul
melalui metode kerja untuk pendeteksian dan peringatan dini
dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan
setiap ancaman terhadap keamanan nasional.

2. Pengertian Intelijen Keimigrasian

Berdasarkan Bab I angka 30 Ketentuan Umum Undang-Undang


Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian menyebutkan bahwa
Intelijen Keimigrasian adalah kegiatan penyelidikan
keimigrasian dan pengamanan keimigrasian dalam rangka
proses penyajian informasi melalui analisis guna menetapkan
perkiraan keadaan keimigrasian yang dihadapi atau yang akan
dihadapi. Dengan demikian, intelijen keimigrasian memiliki
peranan yang strategis dalam menyajikan informasi dan data
warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI)
dalam mengantisipasi timbulnya pelanggaran dan kejahatan
keimigrasian serta kejahatan lintas negara dari dampak negatif
lalu lintas keluar masuknya orang ke wilayah Indonesia.

Intelijen Keimigrasian 11
3. Tugas Intelijen Keimigrasian

Dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi ancaman dan


gangguan yang ditimbulkan dari dampak negatif mobilitas
penduduk dunia yang masuk atau keluar wilayah Indonesia maka
diperlukan peran keimigrasian sebagai garda terdepan dalam
melaksanakan tugas pokok intelijen keimigrasian. Mengingat,
institusi imigrasi sebagai salah satu unsur pelaksana dalam
melakukan pengawasan terhadap lalu lintas orang yang keluar
masuk ke wilayah Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan salah
satu tugas pokok dan fungsi Direktorat Intelijen Keimigrasian
adalah melaksanakan tugas pengawasan dan penyelidikan
intelijen di bidang keimigrasian yang dilakukan secara terukur,
terencana dan terarah sesuai dengan sistem, metode, teknik
dan taktik intelijen yang berlaku. Berdasarkan ketentuan pasal
3 ayat (3) Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2016 tentang Intelijen
Keimigrasian menyebutkan bahwa tugas intelijen keimgrasian,
antara lain:
1. Mencari, mendapatkan, memperoleh, mengumpulkan dan
mengolah data dan/ atau informasi obyek sasaran yang
berkaitan dengan bidang keimigrasian.
2. Membuat telaahan operasi intelijen keimigrasian; dan
3. Membuat laporan hasil operasi intelijen keimigrasian
sebagai bahan pengawasan keimigrasian.

4. Fungsi Intelijen Keimigrasian

Bahwa fungsi intelijen keimigrasian diemban oleh setiap personil


Direktorat Jenderal Imigrasi yang teknis pelaksanaannya
dilakukan oleh personil Direktorat Intelijen Keimigrasian.

12 Intelijen Keimigrasian
Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 30 Tahun 2016 Tentang Intelijen Keimigrasian
mengatur tentang

fungsi intelijen keimigrasian meliputi :


• Penyelidikan intelijen keimigrasian
• Pengamanan Keimigrasian

Dalam rangka menjalankan fungsi intelijen keimigrasian berupa


penyelidikan intelijen keimigrasian dan pengamanan intelijen
keimigrasian, berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat (2) huruf a,
b, c Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2016 tentang Intelijen Keimigrasian
menyebutkan bahwa “Dalam melakukan fungsi, pejabat Imigrasi
berwenang:
1. Mendapatkan keterangan dari masyarakat atau instansi
pemerintah;
2. Mendatangi tempat atau bangunan yang diduga dapat
ditemukan bahan keterangan mengenai keberadaan dan
kegiatan Orang Asing;
3. Melakukan Operasi Intelijen Keimigrasian.”

a. Penyelidikan intelijen keimigrasian


Penyelidikan intelijen keimigrasian adalah segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan yang dilakukan secara berencana dan
terarah untuk mencari, mengumpulkan, mengolah dan
menafsirkan bahan-bahan keterangan yang dibutuhkan dalam
bidang ideologi, poltik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan nasional dan kemudian menyampaikannya kepada
pimpinan atau pihak-pihak yang berwenang guna membuat suatu
perencanaan atau perkiraan mengenai masalah yang dihadapi,

Intelijen Keimigrasian 13
sehingga dapat ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
tindakan-tindakan dengan resiko yang telah diperhitungkan.

Penyelidikan keimigrasian merupakan salah satu kegiatan


intelijen dalam rangka memperoleh atau mengumpulkan,
mengolah dan menyajikan bahan keterangan sebagai usaha
penginderaan dan peringatan dini bagi pimpinan. Kegiatan
penyelidikan intelijen keimigrasian diarahkan untuk
melaksanakan kegiatan yang terencana dan terarah terhadap
semua aspek kehidupan masyarakat yang menimbulkan di
segala bentuk gangguan keamanan keimigrasian.

b. Pengamanan keimigrasian
Pengamanan keimigrasian bertujuan untuk deteksi secara dini
dan upaya pencegahan terhadap ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan terlaksananya fungsi keimigrasian. Selain itu,
pengamanan keimigrasian dapat berfungsi untuk deteksi dini
dalam mencegah gangguan dan pelanggaran keimigrasian yang
berpotensi mengganggu keamanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Kegiatan pengamanan keimigrasian diarahkan untuk


melaksanakan kegiatan yang terencana dan terarah dalam
rangka mencegah dan menangkal kegiatan spionase, sabotase
dan penggalangan yang dilakukan oleh pihak lawan.

B. Latihan

1. Jelaskan Pengertian Intelijen menurut menurut Undang-Undang


Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara ?
2. Jelaskan pengertian intelijen keimigrasian menurut Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian?

14 Intelijen Keimigrasian
3. Jelaskan fungsi Intelijen Keimigrasian menurut Peraturan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2016 Tentang Intelijen Keimigrasian?

C. Rangkuman

Bahwa sejalan dengan perubahan, perkembangan situasi, dan


kondisi lingkungan strategis, perlu melakukan deteksi dini dan
peringatan dini terhadap berbagai bentuk dan sifat ancaman, baik
dari dalam negeri maupun luar negeri yang bersifat kompleks serta
memiliki spektrum yang sangat luas. Oleh karena itu diperlukan
intelijen dalam melakukan deteksi dini dan peringatan dini guna
mencegah pendadakan dari berbagai ancaman.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen


Negara, definisi Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan
kegiatan yang terkait dengan perumusan kebijakan, strategi nasional,
dan pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi dan
fakta yang terkumpul melalui metode kerja untuk pendeteksian dan
peringatan dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan
penanggulangan setiap ancaman terhadap keamanan nasional.

Seiring dengan perkembangan globalisasi di seluruh sektor


kehidupan masyarakat dunia dewasa ini mendorong meningkatnya
mobilitas penduduk dunia yang menimbulkan berbagai dampak baik
yang menguntungkan dan merugikan kepentingan dan kehidupan
bangsa dan negara Republik Indonesia. Salah satu dampak negatif
dari lalu lintas orang yang keluar masuk ke wilayah Indonesia adalah
kejahatan lintas negara (transnational crimes). Dalam rangka
menghadapi, mencegah, menanggulangi dan mengatasi gangguan
yang mungkin ditimbulkan oleh orang yang melakukan kejahatan atau

Intelijen Keimigrasian 15
pelanggaran keimigrasian maka diperlukan kemampuan dan
peranan intelijen keimigrasian yang kuat.

Menurut bab I angka 30 Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 6


Tahun 2011 Tentang Keimigrasian menyebutkan bahwa intelijen
keimigrasian adalah kegiatan penyelidikan keimigrasian dan
pengamanan keimigrasian dalam rangka proses penyajian informasi
melalui analisis guna menetapkan perkiraan keadaan keimigrasian
yang dihadapi atau yang akan dihadapi. Imigrasi berfungsi sebagai
sebagai garda terdepan dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi intelijen keimigrasian dalam melakukan pengawasan dan
penyelidikan intelijen keimigrasian.

Bahwa fungsi intelijen keimigrasian meliputi penyelidikan intelijen


keimigrasian dan pengamanan keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 30 Tahun 2016 Tentang Intelijen Keimigrasian.
Dalam rangka menjalankan fungsi intelijen keimigrasian berupa
penyelidikan intelijen keimigrasian dan pengamanan intelijen
keimigrasian, berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat (2) huruf a, b, c
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2016 tentang Intelijen Keimigrasian
menyebutkan bahwa “Dalam melakukan fungsi, pejabat Imigrasi
berwenang:
1. Mendapatkan keterangan dari masyarakat atau instansi
pemerintah;
2. Mendatangi tempat atau bangunan yang diduga dapat
ditemukan bahan keterangan mengenai keberadaan dan
kegiatan Orang Asing;
3. Melakukan Operasi Intelijen Keimigrasian.”

16 Intelijen Keimigrasian
D. Evaluasi

Setelah peserta pelatihan mempelajari materi dalam modul pelatihan


ini, jawablah pertanyaan sebagai berikut:

1. Kata intelijen berasal dari bahasa inggris “intelligence” yang


mengandung arti:
a. Kecerdasan
b. Kemampuan
c. Kapasitas
d. Keahlian

2. Pengertian intelijen keimigrasian adalah:


a. Upaya, pekerjaan, kegiatan dan tindakan yang dilakukan
untuk membuat, menciptakan dan atau merubah kondisi dan
situasi di daerah tertentu
b. Kegiatan perumusan keterangan yang dibuat melalui suatu
proses pengolahan yang meliputi pencatatan, penilaian dan
penafsiran
c. Kegiatan penyelidikan keimigrasian dan pengamanan
keimigrasian dalam rangka proses penyajian informasi
melalui analisis guna menetapkan perkiraan keadaan
keimigrasian yang dihadapi atau yang akan dihadapi
d. Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan petunjuk/
pegangan bagi pelaksanaan tugas

3. Tugas intelijen keimigrasian adalah:


a. Menciptakan gangguan keamanan nasional
b. Mencari, mendapatkan, memperoleh, mengumpulkan dan
mengolah data dan/ atau informasi obyek sasaran yang
berkaitan dengan bidang keimigrasian.

Intelijen Keimigrasian 17
c. Mencari tanda-tanda, fakta, gejala dan bahan keterangan
d. Mencari dukungan personil

4. Fungsi intelijen keimigrasian adalah:


a. Produk intelijen keimigrasian dan penyelidikan intelijen
keimigrasian
b. penyelidikan intelijen keimigrasian, pengamanan
keimigrasian dan penggalangan
c. Operasi intelijen keimigrasian dan pengamanan keimigrasian
d. Penyelidikan intelijen keimigrasian dan pengamanan
keimigrasian

5. Kegiatan pengamanan keimigrasian diarahkan untuk:


a. Mencegah dan menangkal kegiatan spionase, sabotase dan
penggalangan yang dilakukan oleh pihak lawan
b. Mempelajari, mengetahui dan menghayati dengan
menggunakan panca indera tenatng suatu situasi
c. Memperoleh bahan keterangan, fakta dan informasi
d. Menunjang perencanaan, pelaksanaan kegiatan intelijen
keimigrasian

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bagi peserta pelatihan yang mampu menjawab latihan dan evaluasi


materi pada bab ini, berarti peserta pelatihan telah menguasai materi
ini dengan baik dan benar. Sementara itu, apabila peserta masih
ragu dengan pemahaman materi yang terdapat pada bab ini dan
terdapat kesalahan dalam menjawab latihan dan evaluasi materi,
maka disarankan mempelajari kembali secara lebih intensif,
membaca bahan referensi yang dipergunakan dan berdiskusi dengan
pengajar/fasilitator serta dengan sesama peserta pelatihan lainnya.

18 Intelijen Keimigrasian
BAB III
TEKNIK DASAR PENYELIDIKAN,
PENGAMANAN DAN PENGGALANGAN

Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan peserta mampu
menjelaskan Teknik Dasar Penyelidikan, Pengamanan dan
Penggalangan

A. Teknik Dasar Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan

1. Teknik Dasar Penyelidikan

Penyelidikan intelijen keimigrasian dilaksanakan untuk mencari,


mendapatkan, memperoleh, mengumpulkan dan mengolah data
dan atau informasi yang berkaitan dengan obyek sasaran di
bidang keimigrasian. Penyelidikan intelijen keimigrasian dapat
bersifat taktis dan strategis.

• Penyelidikan yang bersifat taktis


Dalam hal ini penyelidikan intelijen keimigrasian berusaha
mencari, mengumpulkan dan mengolah bahan-bahan
keterangan untuk digunakan bagi kepentingan taktis yaitu
dalam menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil
dengan resiko yang diperhitungkan, juga bagaimana
mempergunakan sarana-sarana yang ada secara berdaya
guna dan berhasil guna dalam batas waktu tertentu.

Penyelidikan taktis yaitu penyelidikan yang bertujuan untuk


memperoleh informasi taktis yang dilakukan di suatu daerah
tertentu yang diperkirakan sesuatu akan terjadi (antisipasi).

Intelijen Keimigrasian 19
• Penyelidikan yang bersifat strategis
Dalam hal ini kegiatan penyelidikan intelijen keimigrasian
adalah mencari, mengumpulkan dan mengolah bahan-bahan
keterangan untuk dipergunakan bagi kepentingan strategi.

Penyelidikan strategis adalah penyelidikan dalam keadaan


damai maupun dalam keadaan (belum terjadi sesuatu) yang
dilakukan secara terus menerus untuk pengumpulan data dan
informasi sebagai bahan intelijen.

Pelaksanaan penyelidikan intelijen keimigrasian dilakukan


secara terus menerus terhadap gejolak, peristiwa atau
permasalahan tertentu di bidang ideologi, politik, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan nasional yang dinilai berpengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap kestabilan keamanan
dan ketertiban masyarakat atau keamanan dan ketertiban dalam
negeri. Selanjutnya, hasil penyelidikan intelijen keimigrasian
tersebut dapat digunakan sebagai peringatan dini oleh pimpinan
guna menentukan suatu tindakan atau kebijaksanaan.

2. Pelaksanaan Penyelidikan Menurut Sifat dan Bentuk


Kegiatan Penyelidikan Intelijen Keimigrasian dapat
Dilaksanakan Secara Terbuka dan Tertutup.

20 Intelijen Keimigrasian
I. Penyelidikan intelijen keimigrasian bersifat terbuka

a. Penelitian (riset)

1. Segala daya upaya yang bertujuan untuk


menemukan sesuatu yang baru, mencari jalan
pemecahan masalah atau mencari penjelasan
tentang gejala-gejala dengan metode-metode
ilmiah.
2. Usaha dan kegiatan penyelidikan berdasarkan ilmu
pengetahuan untuk mencari dan menemukan
kaidah-kaidah, dalil-dalil, patokan-patokan serta
hubungan-hubungan sebab akibat atau fungsional
tertentu.

b. Wawancara

Intelijen Keimigrasian 21
1. Suatu cara untuk mendapatkan keterangan melalui
pembicaraan tanya jawab secara langsung.
2. Pemberi keterangan pada umumnya sadar bahwa
ia sedang berhadapan dengan orang yang sedang
mencari keterangan informasi.
3. Pemberi keterangan memberikan jawaban tanpa
suatu paksaan, kedudukan yang bertanya dan yang
ditanya sejajar serta tidak mengetahui hubungan
dan tujuan penanya.
4. Usaha mencari bahan-bahan yan akan dijadikan
pembuktian hipotesis dengan cara tanya jawab
lisan dengan orang-orang yang dianggap
mengetahui masalah yang diperlukan.
5. Eliciting atau wawancara secara tersamar/
terselubung bertujuan untuk mendapatkan informasi
tertentu tanpa disadari oleh pemberi keterangan.

c. Interogasi

1. Suatu cara memperoleh bahan keterangan melalui


tanya jawab langsung yang dikendalikan oleh
interogator.
Hasil interogasi digunakan sebagai pelengkap bahan
keterangan yang ada.

22 Intelijen Keimigrasian
II. Penyelidikan intelijen keimigrasian bersifat tertutup

a. Pengamatan atau penggambaran

1. Pengamatan

Suatu cara mendapatkan bahan keterangan dan


gambaran obyek tertentu secara langsung dengan
menggunakan panca indera dan peralatan khusus
intelijen.

2. Penggambaran
Menuangkan kembali hasil pengamatan ke dalam
bentuk laporan dapat pula dilengkapi dengan foto-
foto dan data terperinci sehingga dapat mengenali
kembali apa yang diamati tersebut.

b. Penjejakan (surveilance)

1. Suatu cara mendapatkan bahan keterangan dengan


mengikuti/memperhatikan langsung, sasaran,
termasuk apa-apa yang dilakukan oleh sasaran.

Intelijen Keimigrasian 23
2. Usaha pekerjaan dan kegiatan untuk mengadakan
pengamatan secara sistemik terhadap orang,
tempat tinggal, kendaraan, bentuk-bentuk sasaran
lainnya, bertujuan untuk memperoleh bahan
keterangan mengenai identitas dan kegiatan serta
kepentingan lainnya dan sasaran.

c. Pendengaran

1. Pendengaran langsung yaitu suatu cara


mendapatkan bahan keterangan dengan
mendengarkan pembicaraan-pembicaraan secara
langsung terhadap bahan keterangan pada
waktunya.
2. Pendengaran tidak langsung yaitu suatu cara
mendapatkan bahan keterangan dengan
mendengarkan secara tidak langsung terhadap
sumber bahan keterangan yaitu melalui perantara
baik benda dan manusia.

24 Intelijen Keimigrasian
d. Penyadapan

1. Cara mendapatkan bahan keterangan dengan


menggunakan peralatan khusus.
2. Upaya atau kegiatan yang dilakukan secara rahasia
untuk mengetahui atau mendapatkan bahan
keterangan atau informasi dari sasaran
penyadapan. Penyadapan dapat juga dilakukan
terhadap surat, hasil pemotretan, pembicaraan
telepon dan alat komunikasi lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Penyusupan

Cara untuk mendapatkan bahan keterangan dengan


menyusupkan agen kita ke dalam tubuh/kelompok
sasaran.

Intelijen Keimigrasian 25
f. Penyurupan
Cara memasuki suatu tempat/ruangan/bangunan tanpa
diketahui oleh orang lain dan meninggalkan tempat
tanpa meninggalkan bekas/jejak.

g. Penggalangan

Cara untuk membuat, menciptakan dan atau merubah


kondisi dan situasi di daerah tertentu dalam jangka
waktu tertentu yang menguntungkan pihak pengguna
(user) atau menciptakan suatu kondisi dan situasi yang
diinginkan dengan taktik dan teknik intelijen.

3. Teknik Dasar Pengamanan

Pengamanan keimigrasian bertujuan untuk deteksi secara dini


dan upaya pencegahan terhadap ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan terlaksananya fungsi keimigrasian. Pengamanan
keimigrasian dilaksanakan terhadap izin keimigrasian, personil,
material dan dokumen serta kantor dan instalasi vital.

26 Intelijen Keimigrasian
a. Pengamanan terhadap izin keimigrasian
Pengamanan terhadap izin keimigrasian meliputi dokumen
perjalanan republik Indonesia, izin tinggal, visa, tanda masuk
dan tanda keluar. Pengamanan terhadap izin keimigrasian
dilaksanakan pada saat pengajuan permohonan sampai
dengan penerbitan izin keimigrasian.

b. Pengamanan terhadap personil


Pengamanan personil dilaksanakan untuk:
o Mencegah terjadinya penyimpangan dan penyalah-
gunaan wewenang oleh personil dalam melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang keimigrasian.
o Menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh
pimpinan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan kebijakan penempatan dan pembinaan
karir setiap personil imigrasi.

c. Pengamanan terhadap material dan dokumen keimigrasian


Pengamanan terhadap material dan dokumen keimigrasian
dilaksanakan untuk mencegah penyalahgunaan material dan
dokumen yang berkaitan dengan keimigrasian.

Pengamanan terhadap material dan dokumen keimigrasian


dilaksanakan dengan cara :
o Pendataan dan inventarisasi
o Pengadministrasian secara elektronik
o Pengawasan dalam penyimpanan dan pendistribusian

d. Pengamanan terhadap kantor dan instalasi vital


Pengamanan terhadap kantor dan isntalasi vital
dilaksanakan untuk mencegah adanya ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan terhadap kantor dan instalasi vital
dalam melaksanakan tugas dan fungsi di bidang keimigrasian.

Intelijen Keimigrasian 27
Pengamanan kantor dilaksanakan terhadap :
a. Gedung Direktorat Jenderal Imigrasi, Kantor Imigrasi
dan Rumah Detensi Imigrasi;
b. Sarana dan prasarana yang ada di dalam maupun di
lingkungan gedung Direktorat Jenderal Imigrasi, Kantor
Imigrasi dan Rumah Detensi Imigrasi.

Pengamanan instalasi vital dilaksanakan terhadap:


a. Pusat data Direktorat Jenderal Imigrasi
b. Data yang tersimpan dalam sistem informasi
manajemen keimigrasian
c. Sarana komunikasi

Pengamanan terhadap kantor dan instalasi vital


dilaksanakan dengan cara:
a. Pendataan, inventarisasi dan identifikasi
b. Pengecekan dan pegawasan
c. Melaporkan secara rutin terhadap kondisi kantor dan
instalasi vital
d. Melaporkan pada kesempatan pertama kepada
pimpinan terhadap dugaan ancaman dan gangguan
keamanan terhadap kantor dan instalasi vital.

4. Teknik Dasar Penggalangan

Berdasarkan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 6


Tahun 2011 Tentang Keimigrasian bahwa fungsi intelijen
keimigrasian tidak mengatur tentang penggalangan. Namun
secara implisit, fungsi penggalangan dilaksanakan oleh Subdit
Kerjasama Intelijen dan Bimbingan Jaringan walaupun dalam
implementasinya Subdit Kerjasama Intelijen dan Bimbingan
Jaringan tidak dapat melaksanakan fungsi penggalangan secara

28 Intelijen Keimigrasian
optimal dikarenakan fungsi penggalangan belum diperlukan
dalam pelaksanaan tugas Intelijen Keimigrasian.

Fungsi penggalangan digunakan oleh penyelenggara intelijen


negara dalam hal ini para pemangku kepentingan yang berasal
dari Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis
Tentara Nasional Indonesia (BAIS TNI), Badan Intelijen
Keamanan Negara Kepolisian Republik Indonesia
(BAINTELKAM POLRI), Kejaksaan Agung.

Kegiatan penggalangan diarahkan untuk melaksanakan


kegiatan yang terencana dan terarah dalam rangka menciptakan
atau merubah suatu kondisi (individu, kelompok) yang
menguntungkan terhadap pelaksanaan tugas, misalnya upaya
menciptakan kondisi dan situasi yang kondusif serta merubah
pandangan atau pola pikir suatu individu maupun kelompok agar
sejalan atau tidak bertentangan dan sesuai dengan yang kita
inginkan.

Subdit Kerjasama Intelijen dan Bimbingan Jaringan dapat


melakukan kerjasama dengan aparat intelijen yang berasal dari
masing-masing instansi pemerintah baik tingkat pusat dan
daerah, misalnya Komite Intelijen Tepusat (Kominpus) dan
Komunitas Intelijen Daerah (Kominda). Dalam hal ini, pejabat
Imigrasi yang ditunjuk dalam melakukan kegiatan kerjasama
Intelijen dengan aparat Intelijen dari berbagai pemangku
kepentingan terkait dapat menghadiri rapat koordinasi harian
maupun bulanan pada Komite Intelijen Terpusat (Kominpus)
maupun Komunitas Intelijen Daerah (Kominda). Komite Intelijen
Terpusat (Kominpus) dan Komunitas Intelijen Daerah (Kominda)
sebagai wadah pertukaran informasi dan data dari berbagai
bidang intelijen yang mencakup masalah Keimigrasian. Tujuan

Intelijen Keimigrasian 29
membangun kerjasama dengan aparat intelijen adalah sebagai
sarana koordinasi guna mendukung kinerja keimigrasian, salah
satunya melalui pertukaran informasi.

Informasi merupakan hal utama yang dibutuhkan oleh fungsi


intelijen. Bahkan begitu pentingnya manfaat informasi bagi intelijen
dapat dikatakan bahwa informasi merupakan obyek yang dapat
diperjual belikan bagi kepentingan intelijen. Informasi selain
diperoleh dari informan juga dapat diperoleh dari temuan fakta di
lapangan, media sosial, media cetak, instansi/komunitas intelijen
negara lainnya (Badan Intelijen Keamanan Kepolisian Republik
Indonesia, Badan Intelijen Negara, BAIS TNI, BNPT dan lain
sebagainya). Dengan demikian, sumber informasi dapat
diperoleh dari berbagai cara. Pelaku intelijen dapat menggunakan
kecerdasannya dan dituntut untuk memperoleh informasi.

Sub Direktorat Kerjasama Intelijen dan Bimbingan Jaringan


adalah salah satu Sub Direktorat yang mengemban tugas dan
fungsi melakukan kerjasama dengan lembaga intelijen dan
membangun kerjasama dengan orang perorangan sebagai
salah satu cara atau metode untuk mendapatkan infomasi.

Dalam rangka membangun kerjasama dengan orang-


perorangan maka intelijen dapat melakukan perekruitan
terhadap orang-perorangan untuk dijadikan sebagai jaringan
atau agen atau informan. Tentunya dalam perekruitan jaringan
atau agen diperlukan proses pemilihan yang tepat agar
mendapatkan agen yang handal, dapat dipercaya dan memiliki
loyalitas yang tinggi. Tugas jaringan atau agen sebagai sumber
informasi, juga dapat melakukan kegiatan untuk mencari informasi
atau melakukan kegiatan lainnya sesuai dengan keinginan
pengguna (user). Agen dapat diperintahkan untuk melakukan

30 Intelijen Keimigrasian
kegiatan penyusupan dalam rangka mencari dan mendapatkan
informasi. Dalam hal ini, diperlukan seorang agen atau jaringan
yang memiliki kemampuan dan loyalitas yang tinggi.

Selain perekruitan, pembinaan terhadap agen atau jaringan


sangat diperlukan agar tingkat loyalitasnya tetap terjaga sesuai
dengan keinginan pengguna (user).

Oleh karenanya, Subdit Kerjasama Intelijen dan Bimbingan


Jaringan memainkan peran yang sangat penting dalam mencari
informasi tentang masalah di bidang keimigrasian yang sedang
berkembang atau menonjol dengan cara membangun kerjasama
dan meningkatkan koordinasi dengan aparat intelijen dari
berbagai pemangku kepentingan terkait.

Selain memiliki tugas mencari informasi tentang masalah


keimigrasian yang sedang berkembang atau menonjol, Subdit
Kerjasama Intelijen dan Bimbingan Jaringan dapat melakukan
kerjasama dengan aparat intelijen yang berasal dari instansi
pemerintah baik di tingkat pusat atau di tingkat daerah, misalnya
melakukan operasi intelijen keimigrasian.

B. Latihan

1. Apa yang dimaksud dengan penyelidikan bersifat taktis dan


penyelidikan bersifat strategis ?
2. Jelaskan penyelidikan yang bersifat terbuka dan tertutup ?
3. Apakah tujuan pengamanan keimigrasian ?
4. Pengamanan keimigrasian dilaksanakan terhadap apa ?
5. Secara implisit, teknik penggalangan di Direktorat Intelijen
keimigrasian dilaksanakan oleh Subdit apa?

Intelijen Keimigrasian 31
C. Rangkuman

Penyelidikan intelijen keimigrasian dilaksanakan untuk mencari,


mendapatkan, memperoleh, mengumpulkan dan mengolah data dan
atau informasi yang berkaitan dengan obyek sasaran di bidang
keimigrasian. Penyelidikan intelijen keimigrasian dapat bersifat taktis
dan strategis. Penyelidikan intelijen keimigrasian dapat dilaksanakan
secara terbuka dan tertutup. Penyelidikan intelijen keimigrasian yang
dilaksanakan secara terbuka yaitu: penelitian (riset), wawancara dan
interogasi. Sedangkan Penyelidikan intelijen keimigrasian bersifat
tertutup yaitu: pengamatan dan penggambaran, penjejakan,
pendengaran, penyadapan, penyusupan dan penyurupan.

Pengamanan keimigrasian bertujuan untuk deteksi secara dini dan


upaya pencegahan terhadap ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan terlaksananya fungsi keimigrasian. Pengamanan
keimigrasian dilaksanakan terhadap izin keimigrasian, personil,
material dan dokumen serta kantor dan instalasi vital.

Kegiatan penggalangan diarahkan untuk melaksanakan kegiatan


yang terencana dan terarah dalam rangka menciptakan atau merubah
suatu kondisi (individu, kelompok) yang menguntungkan terhadap
pelaksanaan tugas. Sesuai dengan sifatnya sebagai Operasi Intelijen
Keimigrasian, pola kegiatan penggalangan intelijen keimigrasian
terdiri dari: pola konstruktif persuasif dan Pola destruktif persuasif.
Taktik penggalangan intelijen keimigrasian terdiri dari: gerakan
menarik (persuasif) sasaran, gerakan menekan sasaran, gerakan
penyesatan untuk mengalihkan perhatian sasaran, gerakan memecah
belah, gerakan mendorong dan dirangsang berfikir persuasif. Teknik
penggalangan intelijen keimigrasian yaitu: perat urat saraf (PUS) atau
operasi penggalangan psikologis, propaganda, kampanye berbisik
untuk melawan isu-isu negatif, penyebaran desas-desus atau rumor
ke dalam lingkungan kelompok masyarakat tertentu untuk menimbulkan

32 Intelijen Keimigrasian
keragu-raguan terhadap loyalitas kelompok, isu (penggunaan isu
positif untuk kontra isu negatif), penggunaan gosip untuk menciptakan
pengingkaran kelompok terhadap integritas pimpinan kelompok, teror
mental terhadap oknum atau kelompok yang menentang penegakan
hukum, memanfaatkan kelemahan/kerawanan ekonomi untuk
mempengaruhi lawan, riot atau mob untuk menimbulkan huru-hara
atau kekacauan atau tindakan melawan aturan atau hukum di kalangan
kelompok-kelompok lawan atau sasaran.

D. Evaluasi

Setelah peserta pelatihan mempelajari materi dalam modul pelatihan


ini, jawablah pertanyaan sebagai berikut:
1. Penyelidikan intelijen keimigrasian dilaksanakan untuk:
a. Mencari, mendapatkan, memperoleh, mengumpulkan dan
mengolah data dan atau informasi yang berkaitan dengan
obyek sasaran di bidang keimigrasian
b. Mencapai keberhasilan dalam pemilihan personil yang tepat
c. Terlaksananya dukungan saran dan prasarana, aspek
legalitas yang optimal
d. Memberikan persamaan persepsi dan tindakan di lapangan
2. Penyelidikan intelijen keimigrasian dapat bersifat:
a. Taktis dan akurat b. Cepat dan tepat
c. Taktis dan strategis d. Tepat dan strategis
3. Penyelidikan intelijen keimigrasian secara terbuka dapat
dilaksanakan melalui :
a. Penelitian (riset), wawancara dan interogasi
b. Pengamatan, penjejakan dan pendengaran
c. Wawancara, interogasi dan penyusupan
d. Penelitian, penjejakan, pendengaran, penyadapan dan
penyusupan

Intelijen Keimigrasian 33
4. Pengamanan instalasi vital dilaksanakan tarhadap:
a. Izin keimigrasian, personil, material dan dokumen serta kantor
b. Pusat data Direktorat Jenderal Imigrasi, data yang tersimpan
dalam sistem informasi manajemen keimigrasian, sarana
komunikasi
c. Rumah detensi imigrasi, kantor Imigrasi dan sarana dan
prasarana yang ada di dalam maupun di lingkungan gedung
Direktorat Jenderal Imigrasi
d. Laissez Passer, Izin keimigrasian, personil, rumah detensi
imigrasi

5. Fungsi penggalangan digunakan oleh penyelenggara intelijen


negara dalam hal ini para pemangku kepentingan yang berasal
dari:
a. Imigrasi, Kepolisian, Bea cukai dan Kepolisian
b. Bea cukai, Kepolisian, Pemerintah daerah dan informan
c. Badan Intelijen Negara (BIN), BAIS TNI, Badan Intelijen
Keamanan Negara Kepolisian Republik Indonesia
(BAINTELKAM POLRI), Kejaksaan Agung
d. Jaringan agen atau informan, BAIS TNI, Kepolisian.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bagi peserta pelatihan yang mampu menjawab latihan dan evaluasi


materi pada bab ini, berarti peserta pelatihan telah menguasai materi
ini dengan baik dan benar. Sementara itu, apabila peserta masih
ragu dengan pemahaman materi yang terdapat pada bab ini dan
terdapat kesalahan dalam menjawab latihan dan evaluasi materi,
maka disarankan mempelajari kembali secara lebih intensif,
membaca bahan referensi yang dipergunakan dan berdiskusi dengan
pengajar/fasilitator serta dengan sesama peserta pelatihan lainnya.

34 Intelijen Keimigrasian
BAB IV
PROSEDUR KEGIATAN
INTELIJEN KEIMIGRASIAN

Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan peserta mampu
menjelaskan Prosedur Kegiatan Intelijen Keimigrasian

A. Prosedur Kegiatan Intelijen Keimigrasian

I. Tahapan Kegiatan Intelijen Keimigrasian

Kegiatan intelijen keimigrasian diselenggarakan dalam bentuk


kegiatan penyelidikan, diarahkan untuk menemukan dan
mengidentifikasi potensi ancaman atau gangguan yang mungkin
timbul terhadap atau oleh orang yang melakukan kejahatan atau
pelanggaran keimigrasian. Kegiatan intelijen keimigrasian adalah
segala usaha, pekerjaan dan kegiatan intelijen keimigrasian yang
bersifat rutin sehari-hari yang disusun, direncanakan dan
diorganisasikan sesuai dengan lingkup tugas, wewenang,
tanggung jawab serta struktur organisasi yang telah ditetapkan
untuk menghadapi sasaran-sasaran sepanjang tahun dan yang
didukung logistik serta anggaran yang telah diprogramkan dengan
menyiapkan program kerja dan program kegiatan.2

Kegunaan penyelidikan intelijen keimigrasian adalah untuk


memperoleh bahan keterangan tentang segala hal dari pada

2
Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor: F-914.PW.01.10 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Intelijen Keimigrasian Di Lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi
Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Intelijen Keimigrasian 35
objek sasaran, yang diperlukan untuk menunjang perencanaan,
pelaksanaan dan administrasi intelijen keimigrasian.

Kegiatan penyelidikan intelijen keimigrasian dapat berlangsung


melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Di dalam perencanaan penyelidikan intelijen keimigrasian


harus disusun rencana penyelidikan yang memuat urut-urutan
sebagai berikut:

a. Perumusan Unsur Utama Keterangan (UUK)


o UUK merupakan penjabaran dari pada kebutuhan
intelijen aktual dan pengguna intelijen dan pimpinan.
o UUK berwujud persoalan-persoalan yang dihadapi
oleh pimpinan dalam rangka melaksanakan tugas
pokoknya yang harus dijawab atau dipecahkan oleh
anggota di Direktorat Intelijen Keimigrasian yang
ditunjuk.
o UUK merupakan titik tolak bagi usaha-usaha dan
kegiatan pencarian dan pengumpulan bahan
keterangan (baket) di lapangan.
o UUK disusun berdasarkan permintaan dari
pimpinan yang berwenang dalam pengambilan
keputusan/tindakan yang dirumuskan oleh anggota
intelijen keimigrasian.
o UUK ini memuat pertanyaan-pertanyaan mengenai
hal-hal yang belum diketahui atau belum jelas dan
merupakan landasan bagi arah dan pedoman dalam
pembuatan rencana penyelidikan intelijen
keimigrasian.

36 Intelijen Keimigrasian
b. Analisa Sasaran
Mempelajari secara terperinci dan teliti tentang sasaran
penyelidikan termasuk lingkungan daerah dimaan
sasaran itu berada untuk mengetahui kemungkinan-
kemungkinan adanya rintangan/hambatan atau fasilitas-
fasilitas yang dapat membantu usaha-usaha
penyelidikan yang akan dilaksanakan.

c. Analisa Tugas
- Menganalisa dan memperinci bahan-bahan
keterangan apa yang harus dicari dan dikumpulkan.
- Menentukan badan-badan pengumpul dan sumber-
sumber mana yang paling tepat digunakan.
- Menentukan cara melaksanakan penyelidikan yang
disesuaikan dengan jenis bahan keterangan dan
keadaan sasaran, apakah secara tertutup atau
terbuka.
- Menentukan jangka waktu dan tempat penyampaian
laporan serta menentukan cara bagaimana untuk
dapat menggali bahan keterangan sebanyak
mungkin dari sasaran atau sumber.

d. Menyusun Rencana Penyelidikan


Rencana penyelidikan mencakup:
1. Waktu;
2. Personil;
3. Teknik dan taktik yang dipergunakan
4. Dukungan logistik;
5. Peralatan khusus;
6. Dukungan anggaran serta pembagian tugas yang
dituangkan dalam bentuk rencana penugasan dan
penjabaran tugas.

Intelijen Keimigrasian 37
e. Pengawasan kegiatan
Dalam pelaksanaan kegiatan penyelidikan intelijen
keimigrasian pada tahap pengumpulan bahan
keterangan, ada hal yang mungkin timbul di luar
perencanaan yang dapat menghambat dan
menggagalkan pelaksanaan kegiatan, sehingga pada
tahap perencanaan ini telah pula direncanakan usaha
pengamanan kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Tahap Pengumpulan Data dan atau Informasi

Tahap pengumpulan merupakan pelaksanaan kegiatan


penyelidikan dimana pelaksana berusaha mencari dan
mengumpulkan bahan-bahan keterangan atau sumber-
sumber bahan sesuai dengan pengarahan yang diberikan
oleh atasan yang berwenang yaitu yang diterima pelaksana
sebagai perintah atau permintaan.

Pengumpulan bahan keterangan dapat dilakukan dengan


berbagai kegiatan baik bersifat terbuka maupun tertutup
sesuai kondisi sasaran dan peraturan perundang-undanga

38 Intelijen Keimigrasian
yang berlaku. Adapun bentuk-bentuk teknik pengumpulan
bahan keterangan dapat berupa :
a. Penelitian;
b. Wawancara;
c. Interogasi;
d. Elisitasi;
e. Pengamatan;
f. Penggambaran;
g. Penjejakan;
h. Pendengaran;
i. Penyusupan;
j. Penyadapan; dan
k. Penyurupan.

Teknik tersebut dapat dilakukan dengan cara konvensional,


yaitu penyelidikan oleh personil Direktorat Intelijen
Keimigrasian maupun dengan cara memanfaatkan teknologi
modern, yaitu penyelidikan menggunakan alat berteknologi
tinggi yang diawaki oleh personil intelijen keimigrasian.

Intelijen Keimigrasian 39
3. Tahap Pengolahan Bahan Keterangan atau Informasi

Pengolahan yaitu kegiatan-kegiatan untuk menghasilkan


produk intelijen keimigrasian dari bahan-bahan keterangan/
informasi yang telah dikumpulkan.

Adapun proses pengolahan melalui tahap-tahap sebagai


berikut:
a. Pencatatan;
b. Penilaian;
c. Penafsiran;
d. Kesimpulan;
e. Produk Intelijen

Proses pengolahan bahan keterangan intelijen keimigrasian,


antara lain:
a. Pencatatan
1) Pencatatan dilakukan secara sistematis dan
kronologis terhadap bahan-bahan keterangan/
informasi, agar mudah dan cepat dapat dipelajari
untuk penyajian kembali apabila sewaktu-waktu
diperlukan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
melakukan pencatatan adalah:
o Pencatatan harus dilakukan secara tertib untuk
memudahkan penyimpanannya.
o Sederhana, mudah dimengerti, dan dapat
dikerjakan oleh setiap anggota, tetapi
mencakup data siapa, apa, dimana, dengan
apa, mengapa, bagaimana dan bilamana yang
disingkat SIADIDEMENBABI atau dengan pola
7 langkah.

40 Intelijen Keimigrasian
o Dapat dikelompokkan menurut urutan kronologis
maupun menurut pokok permasalahannya.
Sarana-sarana pencatatan yang harus disediakan,
antara lain:
o Buku harian;
o Beta situasi;
o Lembaran kerja.

b. Penilaian
1) Yaitu penentuan ukuran kepercayaan terhadap
sumber informasi dan ukuran kebenaran dari isi
informasi dengan menggunakan neraca penilaian.
Penilaian terhadap sumber bahan keterangan/
informasi dilakukan dengan jalan memperban-
dingkan baik yang berasal dari sumber yang sama
maupun yang berasal dari sumber lainnya.
2) Cara Penilaian Bahan Keterangan (Baket)
i. Tindakan-tindakan dalam melakukan kegunaan
baket.
o Apakah baket atau informasi tersebut
diperlukan atau apakah ia merupakan
persoalan-persoalan baru ?
o Apakah Baket atau informasi tersebut
berguna ? kalau “ya” untuk siapa ?
o Apakah Baket atau informasi itu berguna
untuk waktu yang akan datang ?
o Apakah Baket atau informasi itu berguna
bagi Direktorat Jenderal Imigrasi sendiri?
o Perlakuan terhadap Baket atau informasi
itu disesuaikan dengan klasifikasi dan
urgensinya.

Intelijen Keimigrasian 41
ii. Tindakan kedua, meneliti kepercayaan
terhadap suatu Baket.
Meneliti sumber dengan pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut :
- Apakah Baket atau Informasi itu didapat
dari tangan pertama ?
- Apakah sumber Baket atau Informasi itu
sudah dikenal sebelumnya (sudah
dikualifikasikan) ?
- Sampai dimana sumber itu dapat
dipercaya ?
- Apakah sumber itu mempunyai cukup
pengalaman dan kemampuan untuk
mendapatkan info serupa itu ?
- Mengingat faktor waktu, tempat dan
keadaan, apakah memungkinkah untuk
mendapatkan Baket serupa itu ?
- Penelitian terhadap sumber melalui proses
pertanyaan – pertanyaan (check list),
dimaksudkan untuk memudahkan
penentuan ukuran kepercayaan terhadap
sumber Baket tersebut.

iii. Tindakan ketiga, meneliti kebenaran isi Baket


Meneliti isi Baket dengan pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut:
- Apakah yang dilaporkan itu dapat diterima
akal ?
- Apakah Baket itu diyakinkan
kebenarannya oleh Baket-Baket lainnya
dari berbagai sumber ?

42 Intelijen Keimigrasian
- Sampai dimana isi Baket itu sesuai
dengan Baket yang sudah ada ?
- Ada kemungkinan bahwa Baket itu berasal
dari satu tangan dan sengaja disampaikan
melalui berbagai saluran untuk tujuan-
tujuan penyesatan.
- Penelitian terhadap isi Baket melalui
proses pertanyaan-pertanyaan (check list)
dimaksudkan untuk memudahkan
penentuan ukuran kebenaran dari isi
Baket.
- Proses jalan pikiran tersebut dalam
tindakan perama, kedua dan ketiga pada
hakekatnya dilakukan secara simultan.
Adapun cara perlakuan terhadap Baket itu
disesuaikan dengan urgensi dan nilainya.

c. Penafsiran

1. Penafsiran (interpretasi) adalah menentukan arti


dan kegunaan Baket dihubungkan dengan Baket-
Baket lainnya yang telah ada, yaitu :
o Apakah Baket itu dibantah, memperkuat atau
menegaskan keterang-keterangan sebelumnya.
o Apakah Baket itu memberikan suatu kepastian
tentang kesimpulan-kesimpulan kita mengenai
sasaran.

2. Penafsiran dilakukan dengan cara


mempersamakan, mencocokkan dan
memperbandingkan, Baket yang baru diterima
dengan Baket yang telah ada.

Intelijen Keimigrasian 43
3. Penafsiran secara logika
sebenarnya terdiri dari 3 (tiga) tahap yang kadang-
kadang terjadi secara simultan, yaitu tahap
pengertian (terbentuknya ide/konsep), tahap
keputusan dan tahap penalaran atau penarikan
kesimpulan.

d. Kesimpulan

1. Pekerjaan terakhir dari pengolahan yaitu mengambil


kesimpulan dari keseluruhan baket yang telah
melalui proses pencatatan sampai dengan
penafsiran, yang kemudian dituangkan menjadi
produk intelijen keimigraisan.

2. Dalam menarik kesimpulan dapat dilakukan secara


langsung atau tidak langsung (induksi, deduksi dan
kumulatif).

3. Penarikan kesimpulan melalui tahap analisa, tahap


integrasi dan konklusi yaitu:

a). Analisa
Dalam analisa diusahakan menguraikan dan
mengenali persoalan yang dihadapi. Analisa
dilakukan dengan memisah-misahkan masalah
yang penting, membanding-bandingkan serta
mensortir informasi yang sudah dinilai untuk
memilih informasi yang ada hubungannya
denagn tugas dan operasi.
Dalam analisa ini terjadi proses identifikasi
untuk mengetahui masalah pokoknya dengan

44 Intelijen Keimigrasian
mengajukan pertanyaan what, why, who, when,
where, plus how disingkat 5W+1H terhadap
suatu informasi.
Faktor bagaimana dan mengapa seringkali
sifatnya subyektif karena tidak dilihat langsung
oleh petugas.
Analisa membutuhkan pemikiran yang sehat
dan pengetahuan yang menyeluruh mengenai
prinsip-prinsip penugasan, karakteristik
daerah operasi dan situasi masyarakatnya.

b). Integrasi
Dalam tahap ini diadakan penggabungan
unsur-unsur yang masih terpisah sebelumnya,
sehingga terbentuklah suatu gambaran yang
logis atau hipotesa tentang kegiatan-kegiatan
lawan atau karakteristik daerah operasi yang
dapat mempengaruhi tugas intelijen
keimigrasian.
Hipotesa yang diperoleh harus dianalisa dan
diuji dengan mengadakan verifikasi terhadap
ada atau tidaknya indikasi-indikasi di dalam
batas waktu dan cara/alat yang tersedia.

c). Konklusi
Konklusi berarti menarik suatu kesimpulan yang
memiliki arti dan informasi yangberhubungan
dengan situasi lawan dan daerah operasi, yang
kemudian dapat digunakan sebagai bahan
penyusunan perkiraan intelijen keimigrasian
yang aktual.

Intelijen Keimigrasian 45
e. Produk intelijen

1. Sebagai hasil dari pelaksanaan kegiatan


penyelidikan intelijen keimigrasian, yaitu produk
dalam bentuk:
a. Laporan informasi;
b. Laporan informasi khusus;
c. Laporan penugasan.

2. Produk intelijen keimigrasian dilihat dari waktu


penyampaiannya terdiri dari:
a. Produk yang segera harus disampaikan
kepada si pemakai untuk ditindaklanjuti .
b. Produk yang perlu dilakukan analisis terlebih
dahulu sebelum disampaikan kepada pemakai.

4. Tahap Penyajian Laporan Hasil Penyelidikan

Produk intelijen keimigrasian yang telah dihasilkan harus


disampaikan kepada alamat yang tepat dan waktu yang
tepat.

a. Penyajian produk intelijen keimigrasian memperhatikan


pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
o Apakah isi produk intelijen keimigrasian tersebut
berguna dikemudian hari.
o Apakah produk intelijen keimigrasian itu berguna untuk
atasan maupun Direktorat Intelijen Keimigrasian.

b. Di dalam penyajian, cara dan bentuk penyajian produk


intelijen keimigrasian disesuaikan dengan urgensi,
tingkat kerahasiaan, kecepatan, ketepatan dan
keamanan.

46 Intelijen Keimigrasian
c. Untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan penyajian
atau penyampaian produk intelijen keimigrasian dapat
dilakukan melalui:
o Pejabat struktural di Direktorat Intelijen Keimigrasian;
o Kurir khusus;
o Sarana komunikasi intelijen keimigrasian;
o Jaringan komputer intelijen keimigrasian.

B. Latihan

1. Apakah kegunaan penyelidikan intelijen keimigrasian ?


2. Sebutkan tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan penyelidikan
intelijen keimigrasian ?

C. Rangkuman

Kegiatan intelijen keimigrasian diselenggarakan dalam bentuk


kegiatan penyelidikan, diarahkan untuk menemukan dan
mengidentifikasi potensi ancaman atau gangguan yang mungkin
timbul terhadap atau oleh orang yang melakukan kejahatan atau
pelanggaran keimigrasian. Bahwa salah satu tugas pokok dan fungsi
Direktorat Intelijen Keimigrasian adalah melaksanakan tugas
pengawasan dan penyelidikan intelijen keimigrasian yang dilakukan
secara terukur, terencana dan terarah.

Kegunaan penyelidikan intelijen keimigrasian adalah untuk


memperoleh bahan keterangan tentang segala hal dari pada objek
sasaran, yang diperlukan untuk menunjang perencanaan,
pelaksanaan dan administrasi intelijen keimigrasian. Kegiatan
penyelidikan intelijen keimigrasian dapat berlangsung melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut : tahap perencanaan, tahap

Intelijen Keimigrasian 47
pengumpulan data dan atau informasi, tahap pengolahan bahan
keterangan atau informasi dan tahap penyajian laporan hasil
penyelidikan.

D. Evaluasi

Setelah peserta pelatihan mempelajari materi dalam modul pelatihan


ini, jawablah pertanyaan sebagai berikut:

1. Dalam tahap perencanaan penyelidikan intelijen keimigrasian


memiliki urut-urutan yaitu:
a. Waktu, personil, dukungan logistik dan peralatan khusus
b. Perumusan unsur utama keterangan, analisa sasaran, analisa
tugas, menyusun rencana penyelidikan, pengawasan kegiatan
c. Pencatatan, penilaian, penafsiran, kesimpulan dan produk
intelijen
d. Pengumpulan bahan keterangan dan informasi

2. Kegiatan intelijen keimigrasian diselenggarakan dalam bentuk:


a. Penyelidikan
b. Produk intelijen keimigrasian
c. Pengamanan keimigrasian
d. Penindakan keimigrasian

3. Teknik pengumpulan bahan keterangan dapat berupa:


a. Penilaian, penafsiran, kesimpulan
b. Pencatatan di buku harian, lembaran kerja dan laporan
kejadian
c. Penelitian, wawancara, interogasi, elisitasi, pengamatan,
penggambaran
d. Kerja sama dengan jaringan agen dan non lembaga
pemerintah

48 Intelijen Keimigrasian
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bagi peserta pelatihan yang mampu menjawab latihan dan evaluasi


materi pada bab ini, berarti peserta pelatihan telah menguasai materi
ini dengan baik dan benar. Sementara itu, apabila peserta masih
ragu dengan pemahaman materi yang terdapat pada bab ini dan
terdapat kesalahan dalam menjawab latihan dan evaluasi materi,
maka disarankan mempelajari kembali secara lebih intensif,
membaca bahan referensi yang dipergunakan dan berdiskusi dengan
pengajar/fasilitator serta dengan sesama peserta pelatihan lainnya.

Intelijen Keimigrasian 49
BAB V
PENGENALAN APLIKASI
LAPORAN HARIAN INTELIJEN BERBASIS
TEKNOLOGI INFORMASI KEIMIGRASIAN

Indikator Keberhasilan:
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan peserta mampu
menjelaskan Pengenalan Aplikasi Laporan Harian Intelijen Berbasis
Teknologi Keimigrasian

A. Pengenalan Aplikasi Laporan Harian Intelijen Berbasis


Teknologi Informasi

I. Pengenalan Pembuatan Laporan Harian Intelijen (LHI)

Laporan harian intelijen adalah suatu bentuk produk intelijen


keimigrasian yang dibuat oleh pejabat Imigrasi setiap hari yang
memuat berita-berita/kejadian menonjol/informasi dari berbagai
bidang intelijen yang mencakup masalah-masalah keimigrasian
yang didapat atau diterima pada hari itu dan perlu mendapatkan
perhatian dari pimpinan. Pembuatan laporan harian intelijen
bertujuan untuk:
o Memberikan informasi kepada Pimpinan mengenai
peristiwa/kejadian yang terjadi pada hari itu;
o Bahan masukan kepada pimpinan guna menentukan
langkah kebijakan selanjutnya;
o Bahan evaluasi kerja.

Berikut ini adalah syarat-syarat membuat laporan harian intelijen,


antara lain:

Intelijen Keimigrasian 51
1. Memuat berbagai bidang Intelijen Keimigrasian serta
masalah di bidang keimigrasian.
2. Penguraian masalah dirumuskan dalam bahasa yang jelas
dan ringkas serta menjawab pertanyaan-pertanyan apa,
siapa, bilamana, bagaimana dan mengapa.
3. Berita-berita/keterangan yang disajikan masih perlu
dilengkapi dan dikembangkan sehingga masalahnya
menjadi jelas dan benar.
4. Bersifat informasi dan mengutamakan kecepatan
penyampaian disertai dengan penilaian terhadap sumber
dan informasi, misalnya informasi jujur, tidak mengada-ada
dan dapat dipercaya.
5. Mengutamakan kecepatan.

II. Proses Pembuatan Produk Intelijen Keimigrasian

Produk intelijen keimigrasian merupakan hasil dari suatu


kegiatan operasional intelijen keimigrasian dibuat setelah melalui
suatu proses pengolahan yang meliputi pencatatan, penilaian
dan penafsiran.

a. Pencatatan
Merupakan kegiatan perumusan keterangan dalam bentuk
tulisan atau menggambarkannya dalam bentuk grafik dan
mempersatukan persoalan-persoalan yang saling berkaitan
satu dengan yang lainnya.
Pencatatan mempermudah analisa serta penyiapan
penyusunan laporan-laporan intelijen keimigrasian menjadi
suatu persoalan tertentu dalam bentuk yang teratur.
Pencatatan memerlukan alat-alat serta teknik yang
memungkinkan penyampaian keterangan dan informasi

52 Intelijen Keimigrasian
intelijen keimigrasian secara teratur dan tepat. Media yang
digunakan dalam pencatatan dapat berupa buku harian,
lembaran kerja, peta situasi, kartu TIK (kartu atau formulir
yang memuat keterangan dan atau catatan singkat
mengenai orang, perkumpulan/organisasi atau suatu
permasalahan singkat yang berkaitan dengan kegiatan
intelijen keimigrasian) dan file.

b. Penilaian
Adalah suatu kegiatan untuk menentukan hubungan tingkat
kepentingan dan urgensi serta tingkat kepercayaan serta
kebenaran dari bahan keterangan.
o Penilaian hubungan, tingkat kepentingan atau urgensi
dilandaskan pada:
1. Apakah bahan keterangan itu berhubungan dengan
sasaran, daerah operasi atau suatu masalah yang
dihadapi ?
2. Apakah bahan keterangan itu segera dibutuhkan,
dan oleh siapa ?
3. Apakah bahan keterangan itu berharga untuk waktu
sekarang atau nanti dan untuk siapa ?
o Penilaian tingkat kepercayaan
Sumber bahan keterangan dan bahan pengumpul dinilai
tingkat kepercayaannya (validitasnya) dan kemudian
ditentukan tingkat dari kepercayaan tersebut. Penilaian
tingkat keperayaan terhadap sumber atau bahan
pengumpul dapat diterapkan sebagai berikut :
A : Dapat dipercaya sepenuhnya
B : Biasanya dapat dipercaya
C : Agak dapat dipercaya
D : Biasanya tidak dapat dipercaya
E : Tidak dapat dipercaya
F : Kepercayaan tidak dapat dinilai

Intelijen Keimigrasian 53
Penilaian atas tingkat kebenaran suatu bahan
keterangan dinyatakan dalam kategori sebagai berikut:
1 : Dibenarkan oleh Badan atau sumber lain
2 : Sangat mungkin benar
3 : Mungkin benar
4 : Kebenarannya meragukan
5 : Tidak mungkin benar
6 : Kebenarannya tidak dapat dinilai

Dalam penilaian, walaupun angka dan huruf digunakan


untuk menyatakan penilaian terhadao suatu bahan
keterangan, angka dan huruf itu tidak tergantung satu
dengan yang lainnya karena masing-masing mempunyai
kriteria tersendiri. Suatu sumber bahan keterangan yang
“sepenuhnya dapat dipercaya” mungkin saja melaporkan
bahan keterangan yang “tak mungkin benar” sehingga
nilainya menjadi A-5. Sebaliknya pada suatu bahan
keterangan yang dilaporkan “yang dibenarkan sumber
lain” bisa juga memberikan bahan keteranga yang “tak
dapat dipercaya” sehingga nilainya adalah E-1.

c. Penafsiran
Adalah menentukan arti dari pada suatu bahan keterangan
dalam hubungannya dengan sesuatu persoalan yang
diketahui sebelumnya dan mengambil keputusan mengenai
artinya.
Dalam kaitan penafsiran untuk mengolah bahan keterangan
dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara berfikir sebagai
pendekatan, yaitu :

1. Berpikir secara intuitif


Adalah suatu cara yang dapat ditempuh untuk
melaksanakan penafsiran bahan keterangan.

54 Intelijen Keimigrasian
Penafsiran dengan cara berpikir intuitif ini biasanya
berdasarkan pada rasa (filling) yang banyak dipengaruhi
oleh pengalaman dan berproses melalui 4 tahap :
o Tahap akumulasi
Dalam tahap ini digunakan fakta-fakta yang
tersimpan di dalam otak sendiri untuk menafsirkan
informasi yang diterima. Fakta-fakta tersebut pada
dasarnya merupakan asumsi sehingga makin
banyak pengalaman maka semakin banyak pula
asumsi yang dipeorleh dan akan mempermudah
pekerjaan penafsiran.
o Tahap inkubasi
Dalam tahap ini dilakukan penelahaan lebih lanjut
terhadap fakta-fakta (asumsi) untuk menentukan
fakta mana yang dapat digunakan untuk penafsiran.
Dalam hal ini diusahakan untuk mendapatkan
gambaran yang logis.
o Tahap Iluminasi
Dalam tahap ini seolah-olah otak mejadi semakin
terang sehingga mampu menemukan arti dalam
bahan keterangan untuk menemukan jawaban
sementara yang diinginkan atau berupa hipotesa-
hipotesa.
o Tahap verifikasi
Dalam tahap ini hipotesa yang telah diperoleh pada
tahap sebelumnya (iluminasi) diuji kebenarannya
dengan mencari fakta-fakta tambahan ataupun
membandingkan dengan pengalaman yang dimiliki
yang kemudian dapat ditarik kesimpulan.

Intelijen Keimigrasian 55
2. Berpikir secara ilmiah
Kegiatan penafsiran dalam rangka pengolahan bahan
keterangan dapat juga dilaksanakan dengan
pendekatan berpikir secara ilmiah yang didasrkan pada
data yang sudah pasti kebenarannya misalnya dengan
menggunakan data statistik. Dengan demikian kegiatan
penafsiran dengan cara ini akan memerlukan waktu
yang relatif sama.

3. Berpikir secara logis


Kegiatan penafsiran dalam rangka pengolahan bahan
keterangan dapat dilakukan dengan pendekatan
berpikir secara logika (akal). Penafsiran menurut cara
ini pada dasarnya merupakan proses mental dalam
memperoleh suatu kesimpulan dengan penafsiran
merupakan hasil pertimbangan yang kritis melalui
proses analisa, integrasi dan kesimpulan. Penafsiran
dengan pendekatan merupakan cara yang digunakan
dalam proses pengolahan bahan keterangan di bidang
intelijen keimigrasian.
o Analisa
Adalah pemilihan dan penyaringan bahan-bahan
keterangan yang lain sesuai dengan kepentingan
persoalan yang dihadapi ataupun operasi dan tugas
yang akan dilaksanakan. Dalam pelaksanaan
analisa diperlukan adanya pertimbangan-
pertimbangan yang baik dan pengetahuan yang
menyeluruh tentang bidang-bidang atau hal-hal
yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi baik
yang menyangkut keadaan daerah operasi,
termasuk faktor-faktor yang berpengaruh dalam
bidang keimigrasian.

56 Intelijen Keimigrasian
o Integrasi
Adalah kegiatan penggabungan (komplikasi) dari
bahan keterangan yang telah berhasil dipecah-
pecahkan pada waktu kegiatan analisa dan dihimpun
kembali dengan bahan keterangan yang sudah
diketahui sehingga terbentuk suatu gambaran yang
logis dan hasilnya merupakan suatu hipotesa tentang
suatu persoalan yang dihadapi, baik yang
menyangkut keadaan sasaran dan daerah operasi
termasuk faktor-faktor lain yang mempengaruhi
situasi dan keadaan di bidang Keimigrasian.
Pengembangan hipotesa menghendaki diperlukan
pertimbangan pada tahap analisa.
Dari hipotesa yang diperoleh dianalisa dan diuji.
Analisa suatu hipotesa juga meliputi penentuan
indikasi-indikasi yang mungkin timbul jika
sekiranya hipotesa tersebut benar-benar berlaku
sedang proses penyajiannya akan mencakup
pembuktian ada atau tidaknya indikasi-indikasi
tersebut dalam kaitannya dengan batas waktu
tertentu.
o Kesimpulan
Langkah terakhir dalam pengolahan bahan
keterangan ialah merumuskan kesimpulan atas
dasar hipotesa yang dikembangkan dianalisa dan
diuji serta dianggap yang berlaku bagi hasil
integrasi. Kesimpulan merupakan jawaban atas
pertanyaan “apa arti bahan keterangan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan keadaan
sasaran dan keadaan daerah daerah operasi serta
pelaksanaan tugas”.

Intelijen Keimigrasian 57
o Peramalan
Dari hasil penafsiran bahan keterangan yang
didapat dari pelaksanaan kegiatan operasional
Intelijen Keimigrasian, untuk mengetahui apa yang
sebenarnya telah terjadi termasuk yang melatar
belakangi. Dari hasil penafsiran tersebut kemudian
dapat meramlkan tentang apa yang muungkin atau
terjadi dan bagaimana cara penanggulangannya.

Untuk meramalkan sesuatu yang sekali terjadi, dapat


digunakan :
1. Ramalan sebagai hasil sebab akibat (causative
forecasting).
2. Ramalan yang didasarkan adanya unsur-unsur yang
hampir sama dengan yang sudah terjadi (analogy
forecasting).
3. Ramalan yang didasarkan atas kemungkinan-
kemungkinan yang mungkin terjadi (probability
forecasting).

Untuk meramalkan perkembangan situasi dapat


dipengaruhi oleh :
1. Ramalan berdasarkan ketahanan sasaran
(presistance forecasting).
2. Ramalan yang didasrkan pada lintasan keadaan
yang ada (trayector forecasting).
3. Ramalan yang didasarkan pada urut-urutan yang
sudah ada (cyclic forecasting).

58 Intelijen Keimigrasian
III. Contoh aplikasi laporan harian intelijen (LHI)

Intelijen Keimigrasian 59
60 Intelijen Keimigrasian
Intelijen Keimigrasian 61
62 Intelijen Keimigrasian
Intelijen Keimigrasian 63
B. Latihan

1. Apakah pengertian laporan harian intelijen ?


2. Sebutkan proses pembuatan produk intelijen keimigrasian ?
3. Sebutkan 4 (empat) macam fitur dalam menu utama yang
terdapat di aplikasi laporan harian intelijen (LHI) ?
4. Jelaskan bagaimana proses melakukan unggah foto kejadian
dan file pada tampilan fitur laporan harian intelijen (LHI) ?

C. Rangkuman

Laporan harian intelijen adalah suatu bentuk produk intelijen


keimigrasian yang dibuat oleh pejabat Imigrasi setiap hari yang
memuat berita-berita/kejadian menonjol/informasi dari berbagai
bidang intelijen yang mencakup masalah-masalah keimigrasian yang
didapat atau diterima pada hari itu dan perlu mendapatkan perhatian
dari pimpinan. Pembuatan laporan harian intelijen bertujuan untuk
memberikan informasi kepada Pimpinan mengenai peristiwa/
kejadian yang terjadi pada hari itu, bahan masukan kepada pimpinan
guna menentukan langkah kebijakan selanjutnya, bahan evaluasi
kerja.

Produk intelijen keimigrasian merupakan hasil dari suatu kegiatan


operasional intelijen keimigrasian dibuat setelah melalui suatu proses
pengolahan yang meliputi pencatatan, penilaian dan penafsiran.

Pada pengenalan aplikasi laporan harian intelijen (LHI) terdapat 4


(empat) macam tombol di menu utama yaitu: tombol check & lapor,
tombol laporan harian intelijen (LHI), tombol rekap laporan dan tombol
panduan. Kemudian pada fitur laporan harian intelijen (LHI) terdapat
2 (dua) pilihan yaitu foto dan unggah file. Apabila memilih tombol

64 Intelijen Keimigrasian
foto maka tampilan yang muncul adalah “Foto Kejadian” dan
selanjutnya pilih kategori maka akan muncul 2 (dua) pilihan yaitu
biasa dan penting dan tahap berikutnya mengisi keterangan dan
memilih tombol Ok yang berarti bahwa laporan foto telah berhasil
dikirim. Apabila memilih tombol unggah file maka dapat melakukan
unggah file dan selanjutnya dapat mengisi deskripsi keterangan serta
dapat memilih tombol Ok yang berarti bahwa laporan yang berisi
unggah file telah berhasil dikirim.

D. Evaluasi

Setelah peserta pelatihan mempelajari materi dalam modul pelatihan


ini, jawablah pertanyaan sebagai berikut:

1. Pembuatan laporan harian intelijen bertujuan untuk :


a. Memberikan informasi kepada pimpinan mengenai
peristiwa/kejadian yang terjadi pada hari itu, bahan masukan
kepada pimpinan guna menentukan langkah kebijakan
selanjutnya dan bahan evaluasi kerja
b. Membuat perkiraan intelijen keimigrasian
c. Digunakan sebagai arsip produk intelijen keimigrasian
d. Didistribusikan kepada Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Kepala
Kantor

2. Pengertian Produk intelijen keimigrasian adalah:


a. Tanda-tanda, gejala-gejala, fakta, masalah atau peristiwa
sebagai hasil usaha mempelajari, mengetahui dan
menghayati
b. Hasil dari suatu kegiatan operasional intelijen keimigrasian
dibuat setelah melalui suatu proses pengolahan yang
meliputi pencatatan, penilaian dan penafsiran

Intelijen Keimigrasian 65
c. Suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam instansi
atau organisasi yang berhubungan dengan proses
penciptaan dan pengaliran informasi
d. Peninjauan dan penelaahan sebagai sumber masalah serta
faktor lainnya yang ikut mempengaruhi

3. Pada fitur laporan harian intelijen (LHI) yang terdapat di aplikasi


laporan harian intelijen (LHI) terdapat 2 (dua) pilihan yaitu :
a. Laporan foto kejadian dan keterangan
b. Deskripsi dan foto
c. Unggah file dan keterangan
d. Foto dan unggah file

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bagi peserta pelatihan yang mampu menjawab latihan dan evaluasi


materi pada bab ini, berarti peserta pelatihan telah menguasai materi
ini dengan baik dan benar. Sementara itu, apabila peserta masih
ragu dengan pemahaman materi yang terdapat pada bab ini dan
terdapat kesalahan dalam menjawab latihan dan evaluasi materi,
maka disarankan mempelajari kembali secara lebih intensif,
membaca bahan referensi yang dipergunakan dan berdiskusi dengan
pengajar/fasilitator serta dengan sesama peserta pelatihan lainnya.

66 Intelijen Keimigrasian
BAB VI
PENYUSUNAN BAHAN-BAHAN DALAM RANGKA
PELAKSANAAN KEGIATAN INTELIJEN
KEIMIGRASIAN

Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan peserta mampu
menjelaskan Penyusunan Bahan-Bahan Dalam Rangka Pelaksanaan
Kegiatan Intelijen Keimigrasian

A. Penyusunan Bahan-Bahan Dalam Rangka Pelaksanaan


Kegiatan Intelijen Keimigrasian

I. Pengertian Informasi dan Bahan Keterangan

Pada dasarnya kegiatan intelijen keimigrasian adalah bersifat


mengumpulkan informasi. Informasi adalah bahan keterangan
yang masih mentah dan memerlukan pengolahan lebih lanjut.

Dalam tahap penyusunan bahan-bahan merupakan kegiatan


penyelidikan dimana pelaksana berusaha mencari dan
mengumpulkan bahan-bahan keterangan atau sumber-sumber
bahan. Bahan keterangan adalah tanda-tanda, gejala-gejala,
fakta, masalah atau peristiwa sebagai hasil usaha mempelajari,
mengetahui, dan menghayati dengan menggunakan panca
indera tentang suatu situasi dan kondisi. Menurut Irwansyah
Kresna, bahan keterangan merupakan bahan dasar yang masih
mentah.3

3
Irwansyah-kresna (2015). “Teori Dasar Intelijen”. http://irwansyah-kresna.blogspot.com/
2015/10/teori-dasar-intelijen.html. Diakses pada hari Senin (04 Maret 2019), Pukul
09.00 Wib.

Intelijen Keimigrasian 67
Penyusunan bahan dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan
baik bersifat terbuka dan tertutup sesuai dengan kondisi sasaran
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

II. Kategori Bahan yang Disusun Dalam Pelaksanaan


Kegiatan Intelijen Keimigrasian

Bahan-bahan yang disusun dalam rangka pelaksanaan kegiatan


intelijen keimigrasian, antara lain:

1. Masalah yang sedang berkembang/hangat/menonjol baik


bersumber dari pemberitaan media massa maupun sumber
lainnya. Peristiwa/masalah tersebut menjadi pembahasan/
perhatian publik secara luas dan terus menerus dalam kurun
waktu tertentu.

2. Informasi dapat diperoleh dari sumber terbuka dan sumber


tertutup.
o Informasi dari sumber terbuka dapat diperoleh dari
buku, pemberitaan umum seperti surat kabar, majalah,
jurnal, radio/televisi/berita online/internet;
o Informasi dari sumber tertutup dapat diperoleh dari
laporan hasil pengumpulan bahan keterangan
(pulbaket), informasi dari instansi/komunitas intelijen
negara lainnya (Baintelkam Polri, Badan Intelijen
Negara, BAIS TNI, BNPT dan lain sebagainya),
Informasi dari informan/jaringan agen.

Tidak semua informasi yang diperoleh dari sumber informasi


merupakan informasi intelijen. Informasi intelijen adalah informasi
yang mengandung unsur intelijen yaitu ketepatan waktu, relevansi
dan kerahasiaan informasi.

68 Intelijen Keimigrasian
C. Latihan

1. Sebutkan pengertian informasi ?

2. Sebutkan pengertian bahan keterangan ?

3. Sebutkan kategori bahan-bahan yang disusun dalam rangka


pelaksanaan kegiatan intelijen keimigrasian ?

D. Rangkuman

Informasi adalah bahan keterangan yang masih mentah dan


memerlukan pengolahan lebih lanjut. Dalam tahap penyusunan
bahan-bahan merupakan kegiatan penyelidikan dimana pelaksana
berusaha mencari dan mengumpulkan bahan-bahan keterangan atau
sumber-sumber bahan. Bahan keterangan adalah tanda-tanda,
gejala-gejala, fakta, masalah atau peristiwa sebagai hasil usaha
mempelajari, mengetahui, dan menghayati dengan menggunakan
panca indera tentang suatu situasi dan kondisi. Menurut Irwansyah
Kresna, bahan keterangan merupakan bahan dasar yang masih
mentah.

Bahan-bahan yang disusun dalam rangka pelaksanaan kegiatan


intelijen keimigrasian, antara lain:

a. Masalah yang sedang berkembang/hangat/menonjol baik


bersumber dari pemberitaan media massa maupun sumber
lainnya. Peristiwa/masalah tersebut menjadi pembahasan/
perhatian publik secara luas dan terus menerus dalam kurun
waktu tertentu.

b. Informasi dapat diperoleh dari sumber terbuka dan sumber


tertutup.

Intelijen Keimigrasian 69
o Informasi dari sumber terbuka dapat diperoleh dari buku,
pemberitaan umum seperti surat kabar, majalah, jurnal,
radio/televisi/berita online/internet;

o Informasi dari sumber tertutup dapat diperoleh dari laporan


hasil pengumpulan bahan keterangan (pulbaket), informasi
dari instansi/komunitas intelijen negara lainnya (Baintelkam
Polri, Badan Intelijen Negara, BAIS TNI, BNPT dan lain
sebagainya) serta informasi dari informan/jaringan agen.

E. Evaluasi

Setelah peserta pelatihan mempelajari materi dalam modul pelatihan


ini, jawablah pertanyaan sebagai berikut:

1. Pada dasarnya kegiatan intelijen keimigrasian adalah bersifat:


a. Mengumpulkan informasi
b. Menyiapkan penilaian
c. Mendistribusikan laporan harian
d. Menyortir bahan keterangan yang akan dilakukan pendalaman

2. Bahan-bahan yang disusun dalam rangka pelaksanaan kegiatan


intelijen keimigrasian, antara lain:
a. Bahan keterangan yang masih mentah
b. Fenomena, peristiwa di masa lampau
c. Masalah yang sedang berkembang/hangat/menonjol dan
informasi yang berasal dari sumber terbuka dan sumber
tertutup
d. Fakta dan gejala-gejala alam

3. Informasi intelijen adalah informasi yang mengandung unsur


intelijen yaitu:

70 Intelijen Keimigrasian
a. Kecepatan, tidak mengada-ada
b. Ketepatan waktu, relevansi dan kerahasiaan informasi
c. Rahasia dan dapat dipertanggungjwabkan
d. Ketepatan bahan keterangan dan dapat dipercaya sumbernya

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Bagi peserta pelatihan yang mampu menjawab latihan dan evaluasi


materi pada bab ini, berarti peserta pelatihan telah menguasai materi
ini dengan baik dan benar. Sementara itu, apabila peserta masih
ragu dengan pemahaman materi yang terdapat pada bab ini dan
terdapat kesalahan dalam menjawab latihan dan evaluasi materi,
maka disarankan mempelajari kembali secara lebih intensif,
membaca bahan referensi yang dipergunakan dan berdiskusi dengan
pengajar/fasilitator serta dengan sesama peserta pelatihan lainnya.

Intelijen Keimigrasian 71
BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan

Imigrasi sebagai penjaga pintu gerbang negara memiliki tugas tidak


hanya mengawasi lalu lintas orang melainkan dituntut dapat
mengantisipasi perkembangan kejahatan lintas negara atau
transnational organized crime (TOC) yang terorganisasi.
Meningkatnya perkembangan kejahatan tersebut merupakan
dampak negatif dari mobilisasi penduduk antar negara.

Melihat perkembangan kejahatan lintas negara (transnational


crimes) maka tugas pokok dan fungsi intelijen keimigrasian sangat
penting dalam melaksanakan deteksi dini, peringatan dini dan
pencegahan dini. Selain itu, informasi intelijen memiliki nilai yang
sangat tinggi, disampaikan kepada pimpinan sebagai dasar
perrtimbangan dalam mengambil suatu keputusan/kebijakan yang
tepat.

Berdasarkan bab I angka 30 Ketentuan Umum Undang-Undang


Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, Intelijen Keimigrasian
adalah kegiatan penyelidikan Keimigrasian dan pengamanan
Keimigrasian dalam rangka proses penyajian informasi melalui
analisis guna menetapkan perkiraan keadaan Keimigrasian yang
dihadapi atau yang akan dihadapi.

Dimana fungsi Intelijen keimigrasian ini meliputi: Penyelidikan Intelijen


Keimigrasian dan Pengamanan Intelijen Keimigrasian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI

Intelijen Keimigrasian 73
Nomor 30 Tahun 2016 tentang Intelijen Keimigrasian. Dalam
melaksanakan fungsinya Pejabat Imigrasi berwenang untuk
mendapatkan keterangan dari masyarakat atau instansi pemerintah,
mendatangi tempat atau bangunan yang diduga dapat ditemukan
bahan keterangan mengenai keberadaan dan kegiatan Orang Asing,
melakukan Operasi Intelijen Keimigrasian dan melakukan
pengamanan terhadap data dan informasi Keimigrasian serta
pelaksanaan tugas Keimigrasian.

Kegiatan Penyelidikan Intelijen Keimigrasian dan Pengamanan


Keimigrasian dilakukan secara terbuka dan tertutup. Kegiatan
penyelidikan keimigrasian secara terbuka dilaksanakan melalui
penelitian, wawancara dan interogasi sedangkan kegiatan
penyelidikan keimigrasian secara tertutup dilaksanakan melalui
pengamatan/penggambaran, penjejakan, penyadapan, penyusupan,
penyurupan; dan/ atau penggalangan. Kegiatan penyelidikan intelijen
keimigrasian dapat berlangsung melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut: tahap perencanaan, tahap pengumpulan data dan atau
informasi, tahap pengolahan bahan keterangan atau informasi dan
tahap penyajian laporan hasil penyelidikan.

Pengamanan keimigrasian bertujuan untuk mendeteksi secara dini


dan upaya pencegahan terhadap ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan terlaksananya fungsi Keimigrasian. Pengamanan
keimigrasian dilaksanakan terhadap izin keimigrasian, pengamanan
personil, material dan dokumen, kantor dan instansi vital.

Pembuatan laporan harian intelijen bertujuan untuk memberikan


informasi kepada Pimpinan mengenai peristiwa/kejadian yang terjadi
pada hari itu, bahan masukan kepada pimpinan guna menentukan
langkah kebijakan selanjutnya, bahan evaluasi kerja. Lpaoran harian
intelijen sebagai salah satu produk intelijen keimigrasian. Produk

74 Intelijen Keimigrasian
intelijen keimigrasian merupakan hasil dari suatu kegiatan
operasional intelijen keimigrasian dibuat setelah melalui suatu proses
pengolahan yang meliputi pencatatan, penilaian dan penafsiran.

Pada pengenalan aplikasi laporan harian intelijen (LHI) terdapat 4


(empat) macam tombol di menu utama yaitu: tombol check & lapor,
tombol laporan harian intelijen (LHI), tombol rekap laporan dan tombol
panduan. Selanjutnya peserta dapat memilih 2 (dua) pilihan fitur yaitu
foto dan unggah file pada fitur laporan harian intelijen.

Pada dasarnya kegiatan intelijen berguna untuk memperoleh bahan-


bahan keterangan tentang segala hal daripada obyek sasaran, yang
diperlukan untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan dan
administrasi intelijen keimigrasian. Penyusunan bahan dapat
dilakukan dengan berbagai kegiatan baik bersifat terbuka dan
tertutup sesuai dengan kondisi sasaran dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Bahan-bahan yang disusun dalam rangka pelaksanaan kegiatan


intelijen keimigrasian, antara lain:

a. Masalah yang sedang berkembang/hangat/menonjol baik


bersumber dari pemberitaan media massa maupun sumber
lainnya. Peristiwa/masalah tersebut menjadi pembahasan/
perhatian publik secara luas dan terus menerus dalam kurun
waktu tertentu.

b. Informasi dapat diperoleh dari sumber terbuka (buku,


pemberitaan umum seperti surat kabar, majalah, jurnal, radio/
televisi/berita online/internet) dan sumber tertutup (laporan
pulbaket dan informasi dari Baintelkam Polri, Badan Intelijen
Negara, BAIS TNI, BNPT serta informasi dari informan/jaringan
agen).

Intelijen Keimigrasian 75
B. Evaluasi

Peserta pelatihan diharapkan mampu menjawab dan mengerjakan


soal-soal evaluasi kegiatan pelatihan sehingga tujuan pelatihan dapat
terukur. Soal-soal evaluasi diberikan kepada peserta pelatihan
sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) mempelajari materi yang
ada dalam modul pelatihan ini. Pre-test dijadikan sebagai dasar
pengukuran tingkat pemahaman dan pengetahuan yang telah dimiliki
saat ini sedangkan post-test digunakan untuk mengukur peningkatan
pemahaman dan pengetahuan peserta setelah mendapatkan materi
pelatihan ini.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

1. Apakah yang dimaksud dengan intelijen keimigrasian


berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian?
a. Kegiatan memperoleh atau mengumpulkan, mengolah dan
menyajikan bahan keterangan sebagai usaha penginderaan
dan peringatan dini bagi pimpinan, baik di bidang
pembinaan maupun operasional Direktorat Jenderal Imigrasi
b. Kegiatan mencari bahan keterangan untuk kebutuhan
organisasi, kelompok atau perorangan
c. Kegiatan penyelidikan keimigrasian dan pengamanan
keimigrasian dalam rangka proses penyajian informasi
melalui analisis guna menetapkan perkiraan keadaan
keimigrasian yang dihadapi atau yang akan dihadapi
d. Kegiatan operasi yang menggunakan kekuatan unit-unit
intelijen keimigrasian yang disusun dan diorganisir secara
khusus guna dihadapkan kepada penanganan target
operasi dalam waktu atau daerah tertentu

76 Intelijen Keimigrasian
2. Fungsi intelijen keimigrasian menurut Peraturan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2016 tentang Intelijen
Keimigrasian adalah:
a. Penyelidikan operasi intelijen keimigrasian dan kerjasama
intelijen keimigrasian
b. Penyelidikan intelijen keimigrasian dan pengamanan
keimigrasian
c. Penyelidikan operasi intelijen keimigrasian dan produk
intelijen keimigrasian
d. Pengamanan keimigrasian dan kerjasama intelijen
keimigrasian

3. Penyelidikan intelijen keimigrasian dapat dilaksanakan secara:


a. terbuka dan tertutup
b. terbuka dan taktis
c. taktis dan strategis
d. tertutup dan taktis

4. Pengamanan keimigrasian dilaksanakan terhadap:


a. Izin keimigrasian, personil, material dan dokumen serta
kantor dan instalasi vital
b. Pengamanan personil, obyek vital, visa dan blanko dokumen
perjalanan
c. Pas Lintas Batas (PLB), Paspor dan Kantor Imigrasi
d. Kantor Imigrasi, ruang detensi imigrasi dan instalasi vital

5. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang


Keimigrasian bahwa fungsi intelijen keimigrasian tidak mengatur
tentang penggalangan. Hal tersebut mengakibatkan:
a. Subdit kerjasama intelijen dan bimbingan jaringan tidak
dapat melaksanakan fungsi penggalangan secara optimal
b. Subdit produksi intelijen dapat menghasilkan laporan
perkiraan intelijen keimigrasian

Intelijen Keimigrasian 77
c. Subdit Penyelidikan dan operasi intelijen keimigrasian dapat
melaksanakan kegiatan operasi intelijen keimigrasian
dengan baik
d. Subdit kerjasama intelijen dan bimbingan jaringan dapat
melaksanakan fungsi penggalangan secara optimal

6. Kegiatan intelijen keimigrasian diselenggarakan dalam bentuk:


a. Kegiatan penggalangan
b. Kegiatan penyelidikan
c. Kegiatan operasi intelijen keimigrasian
d. Kegiatan pengamanan intelijen keimigrasian

7. Kegunaan penyelidikan intelijen keimigrasian adalah:


a. Untuk memperoleh bahan keterangan tentang segala hal
dari pada objek sasaran, yang diperlukan untuk menunjang
perencanaan, pelaksanaan dan administrasi intelijen
keimigrasian
b. Untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah bahan-bahan
keterangan
c. Untuk membuat analisa sasaran penyelidikan
d. Untuk menghasilkan produk intelijen keimigrasian dari bahan-
bahan keterangan dan informasi yang telah dikumpulkan

8. Laporan harian intelijen merupakan:


a. Hasil pengamanan intelijen keimigrasian
b. Hasil kegiatan kerjasama intelijen keimigrasian
c. Hasil produk intelijen keimigrasian
d. Hasil kegiatan operasi intelijen keimigrasian

9. Pembuatan laporan harian intelijen bertujuan untuk:


a. Memberikan informasi kepada Pimpinan mengenai
peristiwa/kejadian yang terjadi pada hari itu, bahan masukan

78 Intelijen Keimigrasian
kepada pimpinan guna menentukan langkah kebijakan
selanjutnya, bahan evaluasi kerja
b. Melakukan penelaahan terhadap semua kemungkinan
perubahan yang berkembang di bidang keimigrasian
c. Meramalkan sesuatu berdasarkan hubungan sebab akibat
d. Melakukan proses pengolahan dan administrasi yang
disusun sesuai dengan bentuk-bentuk yang tekah ditentukan

10. Berikut ini adalah beberapa syarat-syarat membuat laporan


harian intelijen, antara lain:
a. Mencakup bidang-bidang yang luas, umum dan bersifat
statis
b. Memuat berbagai bidang Intelijen Keimigrasian dan
masalah di bidang keimigrasian, penguraian masalah
dirumuskan dengan bahasa yang jelas dan ringkas, bersifat
informasi dan mengutamakan kecepatan penyampaian
disertai dengan penilaian terhadap sumber dan informasi
(informasi bersifat jujur, tidak mengada-ada dan dapat
dipercaya) serta mengutamakan kecepatan
c. Memuat informasi perkembangan situasi yang
mendapatkan perhatian khusus dari instansi pemerintah
lainnya
d. Mengetahui fakta dan pendapat dari pelapor

11. Pada pengenalan aplikasi laporan harian intelijen (LHI) terdapat


4 (empat) macam tombol di menu utama yaitu:
a. Tombol check & lapor, tombol laporan harian intelijen (LHI),
tombol rekap laporan dan tombol panduan
b. Tombol unggah foto, tombol unggah file, tombol laporan
harian intelijen (LHI), tombol rekap laporan dan tombol
panduan

Intelijen Keimigrasian 79
c. Tombol laporan kejadian, tombol check & lapor, tombol
laporan harian intelijen (LHI) dan tombol unggah foto
d. Tombol check & lapor, tombol laporan harian intelijen (LHI),
tombol laporan kejadian dan tombol panduan

12. Pengertian bahan keterangan adalah:


a. Bahan-bahan bersifat masih mentah dan memerlukan
pengolahan lebih lanjut
b. Hasil laporan rapat koordinasi dengan pemangku
kepentingan terkait
c. Hasil pendapat dari informan dan pelapor
d. Tanda-tanda, gejala-gejala, fakta, masalah atau peristiwa
sebagai hasil usaha mempelajari, mengetahui, dan
menghayati dengan menggunakan panca indera tentang
suatu situasi dan kondisi

13. Informasi dapat diperoleh dari:


a. Sumber rahasia
b. Sumber internal
c. Sumber terbuka dan sumber tertutup
d. Sumber internal dan eksternal

14. Bahan-bahan yang disusun dalam rangka pelaksanaan kegiatan


intelijen keimigrasian, antara lain:
a. Sumber informasi yang tidak akurat
b. Masalah yang sedang berkembang/hangat/menonjol baik
bersumber dari pemberitaan media massa maupun sumber
lainnya
c. Sumber informasi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
d. Hasil rumor yang belum jelas sumber informasinya

80 Intelijen Keimigrasian
C. Tindak Lanjut

Melakukan penilaian dari hasil jawaban atas latihan soal yang


diberikan dan mengajak peran aktif dari peserta pelatihan dalam
berdiskusi dengan memberikan contoh kasus sehingga peserta
diharapkan mampu memberikan analisa dan upaya yang akan
dilakukan dalam menghadapi permasalahan dari contoh kasus yang
diberikan.

Kemudian dilanjutkan dengan memberikan tugas kepada peserta


pelatihan analis keimigrasian ahli pertama berupa penulisan laporan
perkiraan intelijen apabila hasil penilaian diskusi tersebut menunjukan
nilai pada kategori “menengah dan tinggi”.

Intelijen Keimigrasian 81
DAFTAR PUSTAKA

o S, Homby. Oxford Advanced Learner Dictionary Of Current English


(p. 136). Oxford University Press. New York. (1984).
o Irwansyah-kresna (2015). “Teori Dasar Intelijen”. http://irwansyah-
kresna.blogspot.com/2015/10/teori-dasar-intelijen.html. Diakses
pada hari Senin (04 Maret 2019), Pukul 09.00 Wib.
o Khamdan, Muhammad. 2014. Modul Teori dan Praktik Tindakan
Administratif Keimigrasian. Akademi Imigrasi. Depok.
o Santoso, Muhammad Iman. 2007. Perspektif Imigrasi Dalam United
Nation Convention Againts Transnational Organized Crime. Perum
Percetakan Negara RI. Jakarta
o Ibid. 2014. Globalisasi, Kemanan, dan Keimigrasian. Pustaka Reka.
Jakarta.
o Saleh, John Saroja. 2008. Sekuriti Dan Intelijen Keimigrasian,
Dalam Perspektif Lalu Lintas Antar Negara. Direktorat Jenderal
Imigrasi. Jakarta.
o Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
o Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
o Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara.
o Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan
Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
o Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 30 Tahun 2016 tentang
Intelijen Keimigrasian.
o Keputusan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor: F-914.PW.01.10 Tahun
2017 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Intelijen Keimigrasian Di
Lingkungan Direktorat Jenderal Imigrasi Departemen Hukum Dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

82 Intelijen Keimigrasian
JAWABAN SOAL LATIHAN DAN EVALUASI

Bab II : Pengertian Dan Fungsi Intelijen Keimigrasian

Latihan

1. Intelijen adalah pengetahuan, organisasi, dan kegiatan yang terkait


dengan perumusan kebijakan, strategi nasional, dan pengambilan
keputusan berdasarkan analisis dari informasi dan fakta yang
terkumpul melalui metode kerja untuk pendeteksian dan peringatan
dini dalam rangka pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan
setiap ancaman terhadap keamanan nasional.

2. Intelijen Keimigrasian adalah kegiatan penyelidikan keimigrasian dan


pengamanan keimigrasian dalam rangka proses penyajian informasi
melalui analisis guna menetapkan perkiraan keadaan keimigrasian
yang dihadapi atau yang akan dihadapi.

3. Fungsi intelijen keimigrasian adalah


• Penyelidikan intelijen keimigrasian
• Pengamanan Keimigrasian

Evaluasi

1. A
2. C
3. B
4. D
5. A

Intelijen Keimigrasian 83
Bab III : Teknik Dasar Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan

Latihan

1. Penyelidikan bersifat taktis adalah penyelidikan yang bertujuan untuk


memperoleh informasi taktis yang dilakukan di suatu daerah tertentu
yang diperkirakan sesuatu akan terjadi (antisipasi).

Penyelidikan bersifat strategis adalah penyelidikan dalam keadaan


damai maupun dalam keadaan (belum terjadi sesuatu) yang
dilakukan secara terus menerus untuk pengumpulan data dan
informasi sebagai bahan intelijen.

2. Penyelidikan yang bersifat terbuka adalah penelitian (riset),


wawancara dan interogasi.

Penyelidikan intelijen keimigrasian bersifat tertutup yaitu:


pengamatan dan penggambaran, penjejakan, pendengaran,
penyadapan, penyusupan dan penyurupan.

3. Tujuan pengamanan keimigrasian adalah untuk deteksi secara dini


dan upaya pencegahan terhadap ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan terlaksananya fungsi keimigrasian.

4. Pengamanan keimigrasian dilaksanakan terhadap izin keimigrasian,


personil, material dan dokumen serta kantor dan instalasi vital.

5. Secara implisit, teknik penggalangan di Direktorat Intelijen


Keimigrasian dilaksanakan oleh Subdit Kerjasama Intelijen dan
Bimbingan Jaringan

84 Intelijen Keimigrasian
Evaluasi
1. A
2. C
3. A
4. B
5. C

Bab IV : Prosedur Kegiatan Intelijen Keimigrasian

Latihan

1. Kegunaan penyelidikan intelijen keimigrasian adalah untuk


memperoleh bahan keterangan tentang segala hal dari pada objek
sasaran, yang diperlukan untuk menunjang perencanaan,
pelaksanaan dan administrasi intelijen keimigrasian.

2. Tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan penyelidikan intelijen


keimigrasian adalah tahap perencanaan, tahap pengumpulan data
dan atau informasi, tahap pengolahan bahan keterangan atau
informasi dan tahap penyajian laporan hasil penyelidikan.

Evaluasi
1. B
2. A
3. C

Intelijen Keimigrasian 85
Bab V : Pengenalan Aplikasi Laporan Harian Intelijen Berbasis
Teknologi Informasi

Latihan

1. Laporan harian intelijen adalah suatu bentuk produk intelijen


keimigrasian yang dibuat oleh pejabat Imigrasi setiap hari yang
memuat berita-berita/kejadian menonjol/informasi dari berbagai
bidang intelijen yang mencakup masalah-masalah keimigrasian yang
didapat atau diterima pada hari itu dan perlu mendapatkan perhatian
dari pimpinan.
2. Proses pembuatan produk intelijen keimigrasian adalah pencatatan,
penilaian dan penafsiran.
3. 4 (empat) macam fitur dalam menu utama yang terdapat di aplikasi
Laporan Harian Intelijen (LHI) adalah tombol check & lapor, tombol
laporan harian intelijen (LHI), tombol rekap laporan dan tombol
panduan.
4. Proses melakukan unggah foto kejadian dan unggah file pada
tampilan fitur Laporan harian intelijen adalah:
- Dalam melakukan unggah foto kejadian maka akan muncul 2
(dua) pilihan yaitu biasa dan penting dan tahap berikutnya
mengisi keterangan dan memilih tombol Ok yang berarti bahwa
laporan foto telah berhasil dikirim.
- Dalam melakukan unggah file maka dapat mengisi deskripsi
keterangan serta dapat memilih tombol Ok yang berarti bahwa
laporan yang berisi unggah file telah berhasil dikirim.

Evaluasi
1. A
2. B
3. D

86 Intelijen Keimigrasian
Bab VI : Penyusunan Bahan-Bahan Dalam Rangka Pelaksanaan
Kegiatan Intelijen Keimigrasian

Latihan

1. Pengertian informasi adalah bahan keterangan yang masih mentah


dan memerlukan pengolahan lebih lanjut.

2. Pengertian bahan keterangan adalah tanda-tanda, gejala-gejala,


fakta, masalah atau peristiwa sebagai hasil usaha mempelajari,
mengetahui, dan menghayati dengan menggunakan panca indera
tentang suatu situasi dan kondisi.

3. Kategori bahan-bahan yang disusun dalam rangka pelaksanaan


kegiatan intelijen keimigrasian adalah :
o Masalah yang sedang berkembang/hangat/menonjol baik
bersumber dari pemberitaan media massa maupun sumber
lainnya. Peristiwa/masalah tersebut menjadi pembahasan/
perhatian publik secara luas dan terus menerus dalam kurun
waktu tertentu.
o Informasi dapat diperoleh dari sumber terbuka dan sumber
tertutup.

Evaluasi
1. A
2. C
3. B

Intelijen Keimigrasian 87
Bab VII : Penutup

Evaluasi

1. C

2. B

3. A

4. A

5. A

6. B

7. A

8. C

9. A

10. A

11. D

12. C

13. B

14. B

88 Intelijen Keimigrasian

Anda mungkin juga menyukai