Anda di halaman 1dari 11

1901068

LAPORAN PRAKTIKUM
OLEOKIMIA II

OLEH :

NAMA : NIA SAVIRA


NIM : 1901068
KELOMPOK : EMPAT (4)
GRUP :C
MODUL PRAKTIKUM : ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI
TANGGAL PRAKTIKUM : 20 SEPTEMBER 2021
ASISTEN : ADITYA RAHMAN
(1803001)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2021
1901068
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul Percobaan

“ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI”

1.2 Tujuan Percobaan

1. Untuk dapat mempelajari pembuatan biodiesel/metil ester dengan reaksi


transesterifikasi.
2. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi mutu biodiesel/metil ester.
3. Untuk mengetahui % randemen metil ester yang dihasilkan.

1.3 Abstrak

Biodiesel yang secara umum didefinisikan sebagai ester monoalkil/metil ester dari
tanaman dan lemak hewan. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang sangat potensial
digunakan sebagai pengganti solar karena kemiripan karakteristiknya. Selain itu biodiesel
yang berasal dari minyak nabati merupakan bahan bakar yang dapat diperbaharui (renewable),
mudah diproses, harganya relatif stabil, tidak menghasilan cemaran yang berbahaya bagi
lingkungan (non toksik) serta mudah terurai secara alami. Minyak goreng bekas atau biasa
disebut jelantah merupakan salah satu bahan baku yang memiliki peluang untuk pembuatan
biodiesel, karena minyak ini masih mengandung trigliserida, di samping asam lemak bebas.
Pembuatan biodiesel ini adalah dengan reaksi transesterifikasi. Reaksi transesterifikasi adalah
reaksi pembentukan alkil ester dari trigliserida dan alcohol menggunakan katalis asam atau
basa. Biodiesel pada praktikum ini terbentuk dari trigliserida dan methanol menggunakan
katalis KOH. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi reaksi ini, yaitu waktu reaksi,
pengadukan, suhu dan katalisator serta alcohol berlebih.. Dari analisa data, dapat diketahui
bahwa % randemen metil ester yang diperoleh adalah sebesar 68%. Dari hasil tersebut, jika
dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7182:2015, metil ester yang diperoleh
belum memenuhi syarat, yaitu 96,5 %

Kata Kunci :Esterifikasi, Transesterifikasi, biodiesel, % randemen


1901068
BAB III

ALAT & BAHAN


3.1 ALAT

NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH


.
1. Magnetic Stirer - 1 unit
2. Bar Stirer - 1 buah
3. Beaker Glass 500 ml 4 buah
4. Beaker Glass 300 ml 2 buah
5. Kaca Arloji - 1 buah
6. Spatula - 1 buah
7. Gelas Ukur 50 ml 1 buah
8. Gelas Ukur 100 ml 2 buah
9. Corong Kaca - 2 buah
10. Corong Pisah 500 ml 1 buah
11. Thermometer - 1 buah
12. Neraca Digital - 1 unit
13. Penyangga Corong Pisah - 1 set
14. Statif dan Klem - 1 set
15. Waterbath - 1 unit
16. Oven - 1 unit

3.2. Bahan
NO. NAMA BAHAN FASE JUMLAH
1. Minyak Jelantah Liquid 100 ml
2. KOH Pelet Solid 1,07 gr
3. Metanol Liquid 50 ml
4. Aquadest Panas Liquid 300 ml
5. Vaselin Semi Liquid Secukupnya
6. Aluminium Foil Solid Secukupnya
7. Tissue Solid Secukupnya

BAB IV
PROSEDUR KERJA
4.1 Prosedur Kerja

4.1.1 Prosedur Pembuatan Metil Ester


1. Metanol sebanyak 50 ml disiapkan di dalam gelas ukur pada ruang asam. Lalu tutup
dengan aluminium foil.
1901068
2. KOH pelet sebanyak 1,07 gram ditimbang di atas kaca arloji dan dengan bantuan
spatula menggunakan neraca digital.
3. Minyak jelantah disiapkan sebanyak 100 ml di gelas ukur.
4. Hubungkan magnetic stirrer ke sumber arus.
5. Tekan saklar posisi ON.
6. Beaker glass diletakkan diatas magnetic stirrer.
7. Metanol metanol yang di gelas ukur tadi dipindahkan ke dalam beker glass yang di
atas magnetik stirer lalu ditambahkan KOH pelet.
8. Bar stirer dimasukkan untuk mencampurkan KOH pelet dan metanol.
9. Tombol ditekan lalu hidupkan stirernya.
10. Campuran metanol dan KOH pelet sampai homogen atau larutan.
11. Magnetik stirer dimatikan, lalu keluarkan bar stirrer nya.
12. Campuran metanol dan KOH dimasukkan dalam corong pisah menggunakan corong
kaca. Lalu tutup corong pisah, yang sebelumnya tutup tersebut sudah diberi Vaseline.
13. Alat dirangkai.
14. Minyak jelantah dimasukkan ke dalam beaker gelas bekas metanol dan KOH.
15. Bar stirer dimasukkan ke dalam beaker gelas berisi minyak jelantah.
16. Termometer dimasukkan untuk mengukur suhu.
17. Pemanasan dan pengadukan dilakukan pada suhu 55- 60oC.
18. Setelah suhu tercapai, lalu ditetesi campuran metanol dan KOH yang di dalam corong
pisah tetes demi tetes ke dalam beaker gelas tersebut sambil distirer.
19. Campuran dari larutan-larutan tersebut dimasukkan ke dalam corong pisah dan
didiamkan selama 1 malam.
20. Setelah didiamkan satu malam, maka di dalam corong pisah akan terbentuk dua
lapisan. Lapisan paling atas adalah lapisan yang biasa disebut metil ester dan lapisan
bawah adalah sabun hasil dari reaksi gliserol dan sisa-sisa metanol yang tidak
bereaksi. Lapisan bawah dibuang dan lapisan atas akan kita cuci.

4.1.2 Prosedur Pencucian Metil Ester


1. Aquadest sebanyak 100 ml di dalam beaker glass dipanaskan menggunakan waterbath
hingga suhu 70oC.
2. Aquadest panas itu dimasukkan ke dalam corong pisah yang berisi metil Ester.
3. Campuran aquadest dan metil ester akan dicuci dengan cara menggojok sehingga
semua tercuci dengan aquades panas. Lalu diamkan sampai terbentuk tiga lapisan.
4. Lapisan 2 dan 3 dibuang, sisakan lapisan atasnya.
1901068
5. Pencucian dilakukan sebanyak tiga kali.
6. Setelah itu didapatkan warna metil Ester kuning muda.
7. Metil Ester yang sudah di cuci ditampung ke dalam beker gelas yang baru dan bersih.
8. Gelas berisi metil Ester akan diuapkan kadar airnya di oven pada suhu 110-115 oC
selama satu malam.
9. Setelah satu malam, metil ester akan diukur volumenya untuk didapat hasil
randemennya.

BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:


1901068
1. Pembuatan biodiesel atau metil ester dilakukan dengan reaksi transesterifikasi,
bahan trigliserida yang bersumber dari minyak jelantah di reaksikan dengan
methanol dengan katalis KOH. Kemudian dilakukan pencucian metil ester
menggunakan aquadest panas dengan tujuan agar metil ester yang diperoleh
adalah metil ester yang murni.
2. Factor-faktor yang mempengaruhi bilangan penyabunan,yaitu: waktu reaksi,
semakin lama waktunya maka kemungkinan kontak antar zat semakin besar
sehingga akan menghasilkan konversi yang besar. Lalu ada pengadukan, dimana
pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan anatar molekul zat yang
bereaksi sehingga akan mempercepat reaksi dan bertambah pula konstanta
kecepatan reaksinya. Lalu ada suhu, dimana semakin tinggi suhu maka semakin
banyak konversi yang dihasilkan. Kemudian ada katalisator yang berfungsi untuk
mengurangi energy aktivasi sehinnga pada suhu tertentu harga konstanta
kecepatan reaksi semakin besar. Lalu ada alkohol berlebih, ditambahkannya
alkohol berlebih agar minyak lebih banyak terkonversi menjadi metil ester.
3. Dari perhitungan yang sudah dilakukan, diperoleh % randemen metil ester yang
diperoleh yaitu sebesar 68%.

7.2 Saran

Disarankan untuk menggunakan katalis basa lain, seperti NaOH untuk dapat
membandingkan hasil yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA
Bode, Haryanto. 2002. Bahan Dasar Alternatif Biodiesel. Medan:USU.

Hasibuan, Prof. Dr. Ir. Rosdanelli. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Pangan. Medan:USU.

Tarigan, R.K. dan D.F.Simatupang. 2021. Penuntun Praktikum Oleokimia 2. Medan:PTKI.


1901068

LAMPIRAN 1
1. Sebutkan pembagian esterifikasi!
Jawab:
Reaksi esterifikasi dapat dibagi atas:
1. Esterifikasi langsung, yang merupakan reaksi antara asam lemak dengan alcohol.
2. Transesterifikasi, yang meliputi:
- Asidolisis, yaitu reaksi antara ester dengan asam membentuk ester yang baru.
1901068
- Alkoholisis, yaitu reaksi antara ester dengan alcohol membentuk ester yang baru.
- Interesterifikasi, yaitu reaksi ester dengan ester lainnya atau disebut juga dengan
ester interchange.

2. Tuliskan sifat-sifat biodiesel!


Jawab:
Biodiesel bersifat biodegradable, mudah digunakan, tidak beracun, dan bebas dari
sulfur dan senyawa aromatik. Selain itu biodiesel mempunyai nilai flash point (titik
nyala) yang lebih tinggi dari petroleum diesel sehingga lebih aman jika disimpan dan
digunakan. Karena bahan bakunya yang berasal dari minyak nabati sehingga dapat
diperbaharui, dapat dihasilkan secara periodik dan mudah diperoleh. Selain itu harganya
relatif stabil dan produksinya mudah disesuaikan dengan kebutuhan.
Biodiesel juga merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan, tidak mengandung
belerang sehingga dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan
asam (rain acid) . Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari sumber terbarukan
(renewable), dengan komposisi ester asam lemak dari minyak nabati antara lain: minyak
kelapa sawit, minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak biji kapuk, dan masih ada lebih
dari 30 macam tumbuhan Indonesia yang potensial untuk dijadikan biodiesel.
Sifat fisik / kimia Biodiesel
Komposisi : Ester alkil
Densitas : 0,8624 gr/ml
Viskositas : 5,55
Titik kilat : 172°C
Angka setana : 62,4
Energi yang dihasilkan : 40,1 MJ/kg

3. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi mutu biodiesel!


Jawab:
Faktor- factor yang mempengaruhi mutu biodiesel, antara lain:
1. Waktu reaksi
Semakin lama waktunya maka kemungkinan kontak antar zat semakin besar sehingga
akan menghasilkan konversi yang besar.
1901068
2. Pengadukan
Dimana pengadukan akan menambah frekuensi tumbukan anatar molekul zat yang
bereaksi sehingga akan mempercepat reaksi dan bertambah pula konstanta kecepatan
reaksinya.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu maka semakin banyak konversi yang dihasilkan.
4. Katalis
Katalis berfungsi untuk mengurangi energy aktivasi sehinnga pada suhu tertentu harga
konstanta kecepatan reaksi semakin besar.
5. Alkohol berlebih
Ditambahkannya alkohol berlebih agar minyak lebih banyak terkonversi menjadi metil
ester.

4. Tuliskan standar mutu biodiesel!


Jawab: Standar mutu biodiesel meliputi:
a. Angka Setana
Untuk bahan bakar motor diesel digunakan acuan Angka Setana, yaitu dengan
bahan referensi normal cetane (C16H34) yang tidak memiliki keterlambatan menyala
dan aromat methyl naphtalene (C10H7CH3) yang keterlambatannya besar sekali.
Angka Setana dari biodiesel sebesar minimal 51. Makin tinggi angka setananya maka
makin rendah titik penyalaannya.
b. Kinematik viscosity
Standart Kinematik viscosity dari biodiesel adalah sebesar 2,3 cSt sampai 6 cSt. Jika
harga viskositas terlalu tinggi maka akan besar kerugian gesekan di dalam pipa, kerja
pompa akan berat, penyaringannya sulit dan kemungkinan kotoran ikut terendap
besar, serta sulit mengabutkan bahan bakar. Sebaliknya jika viskositas terlalu rendah
berakibat pelumasan yang tipis, jika dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan
keausan.
c. Nilai Kalor
Standar minimal kalori yang dihasilkan oleh biodiesel adalah 17,65 Btu/lb.
d. Specific gravity dari biodiesel masih masuk dalam kisaran solar yaitu antara 0,82
sampai 0,95. Dari pengujian spesific gravity pada 60 ini juga dapat ditentukan API.

5. Jelaskan perbedaan antara esterifikasi denagn transesterifikasi!


1901068
Jawab:
Esterifikasi merupakan reaksi pembentukan alkil ester dari asam lemak bebas dengan
alcohol menggunakan katalis asam. Sedangkan transesterifikasi merupaka reaksi
pembentukan alkil ester dari trigliserida dan alcohol dengan katalis asam atau basa.

LAMPIRAN 2
1901068

Data Standart Nasional Indonesia (SNI) dari biodiesel adalah:


SNI 7182:2015.
Dari hasil praktikum, diperoleh persen randemen metil ester sebesar 68%. Hasil ini belum
memenuhi syarat SNI di atas, dimana standart % randemen metil ester sebesar 96,5%

Anda mungkin juga menyukai