SKRIPSI
Oleh:
MANADO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1
Data World Health Organization (WHO) didapatkan sebanyak 1 kematian
disebabkan tembakau di seluruh dunia terjadi tiap 6 detik. Pada tahun 2005,
kematian karena tembakau sebanyak 5,4 juta jiwa dan selama abad ke 20 terjadi
sebanyak 100 juta kematian akibat tembakau. Jika hal ini dibiarkan maka akan
terjadi 8 juta kematian pada tahun 2030 dan diperkirakan akan terjadi kematian
sebanyak 1 milyar jiwa akibat tembakau selama abad ke 21 (Hutapea, dkk, 2017).
Rokok dengan kadar nikotin yang rendah namun tidak benar bahwa rokok
yang rendah nikotin akan menghindarkan perokok dari bahaya nikotin.
Argumentasi bahwa rokok dengan kadar nikotin yang rendah tidak berbahaya
hanyalah untuk pembenaran tindakan semata. Merokok merupakan salah satu
gaya hidup yang tidak sehat. Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau
tidak sengaja, berarti juga menghisap ribuan racun. Satu hal jika ingin hidup sehat
dan tidak ingin mengalami gangguan kesehatan, tidak ada kompromi, yakni
berhenti dan jauhi rokok (Lake, dkk, 2017)
Kandungan dalam rokok terdapat kurang lebih 4000 zat kimia antara lain
nikotin yang bersifat karsinogenik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).
Pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
pelajar(Notoatmodjo, 2007).
Data survei dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 dari total remaja
yang disurvei ditemukan 19,4% remaja pengisap tembakau selama 30 hari
terakhir. Pada remaja yang disurvei tersebut didapatkan 35,3% remaja laki-laki
dan 3,4% remaja perempuan. Sementara itu dari total remaja yang disurvei
didapatkan 18,3% remaja pengisap rokok selama 30 hari terakhir, sebanyak 33,9%
pada remaja laki-laki dan 2,5% pada remaja perempuan. Sedangkan dari total
remaja yang disurvei ditemukan 2,1% remaja pengisap rokok elektrik selama 30
hari terakhir, dan hal ini terjadi pada 3% remaja laki-laki dan 1,1% remaja
perempuan. Kemudian didapatkan total remaja yang disurvei sebanyak 32,1%
2
pernah merokok walaupun hanya 1-2 isapan, dan pada remaja tersebut ditemukan
54,1% remaja laki-laki dan 9,1% remaja perempuan (Anonim, 2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizaldy, dkk (2016) menunjukkan dari
111 orang pelajar, sebanyak 42 pelajar (37,8%) tidak merokok dan sebanyak 69
pelajar (62,2%) merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Septiana, dkk (2016)
mendapatkan bahwa prevalensi merokok pada pelajar SMP Negeri di Kabupaten
Aceh Besar cukup tinggi yaitu 43,6%.
Sulawesi Utara memiliki proporsi perokok sebesar 24,6%. Orang Indonesia
rata-rata menghisap 1 bungkus rokok per hari atau setara 12,3 batang dan jumlah
perokok terbanyak di Indonesia terdapat di Bangka Belitung dan Riau dengan
jumlah batang rokok yang dihisap masing-masing 18 batang. Sulawesi Utara
masih terbilang tinggi dimana jumlah perokok per orang per hari berjumlah 13,2
batang atau di atas rerata konsumsi rokok nasional (Depkes, 2013).
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penelitian dengan cara
melihat langsung di sekitar lingkungan sekolah SMA Negeri I Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara, mendapatkan ada beberapa pelajar yang merokok dan
bergerombol di sekitar sekolah pada saat pulang sekolah, walaupun di rombongan
tersebut ada juga yang tidak merokok.
3
1.3.2. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui gambaran umum pengetahuan pelajar SMA Negeri 1
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara tentang rokok.
2. Mengetahui gambaran umum sikap pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara tentang rokok.
3. Mengetahui gambaran umum aktivitas merokok pelajar SMA Negeri 1
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara tentang rokok.
4. Menganalisis hubungan antara pengetahuan pelajar dengan aktivitas
merokok pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
5. Menganalisis hubungan antara sikap pelajar dengan aktivitas merokok
pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rokok
5
yang terkandung di dalamnya sudah disebutkan di bungkus, masih banyak
masyarakat salah satunya masyarakat Indonesia yang merokok aktif.
a. Kandungan yang berbahaya yang terdapat di dalam rokok
Menurut ilmu kedokteran, rokok mengandung lebih kurang 4000
bahan kimia, tar, karbon monoksida dan hidrogen sianida nikotin
dijumpai secara alami di dalam batang dan daun tembakau yang
mengandung nikotin paling tinggi atau sebanyak 5% dari berat tembakau.
Nikotin merupakan racun saraf manjur (potent nerve poison) dan di
gunakan sebagai racun serangga. Pada suhu rendah, bahan ini bertindak
sebagai perangsang dan adalah salah satu sebab utama mengapa merokok
digemari dan dijadikan sebagai tabiat (Sukendro, 2007).
Kandungan asap rokok terdiri dari antara lain bahan radio aktif
(polonium-201), aceton, amonia naphthalene, arsenik, hydrogen cyanide
dan racun yang paling terpenting dalam rokok adalah karbon mokoksida,
Nikoton dan Tar (Fatonah dan Amatiria, 2016).
Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran
kandungan sedangkan cita-rasa atau selera makan berkurang, gelisah,
tangan gemetar (tremor) dapat diakibatkan oleh karbon monoksida (CO),
tar dan nikotin..
Batuk-batuk dan sesak napas dapat disebabkan Tar dan asap rokok
yang tertimbun di saluran pernapasan. Kanker saluran pernapasan, lidah
atau pada bibir dapat diakibatkan Tar yang menempel di jalan napas
dapat. Pengaruh yang negatif terhadap jalan napas dan pembuluh darah
dapat diakibatkan oleh gas karbon monoksida (CO). Pada hemoglobin,
karbon monoksida lebih mudah terikat dari pada oksigen. Orang dapat
meninggal dunia karena keracunan karbon monoksida dan daya angkut
oksigen akan berkurang.. Pada seseorang perokok akan sampai terjadi
keracunan CO, pengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembulu
dimana gas CO yang dihisap oleh perokok (Jaya, 2009).
Selama pemanasan tembakau akan terbentuk Tar. Tar tersusun dari
berbagai macam bahan kimia yang ada di dalam daun tembakau dan juga
bahan kimia yang ditambahkan selama proses pertanian maupun di dalam
6
proses pembuatan rokok. Tar merupakan salah satu senyawa karsinogen
atau senyawa yang dapat menyebabkan kanker dimana tar termasuk
dalam hidrokarbon aromatik polisiklik yang dapat berasal dari aspa
rokok. Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang
berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
Salah satu kimia yang masuk dalam golongan alkaloid toksik adalah
nikotin yang berasal dari tembakau. Biasanya dalam sebatang rokok
terkandung nikotin sebanyak 1-3 mg. Paru-paru dapat menyerap senyawa
nikotin dan penyerapannya hamper sama dengan nikotin yang masiuk
melalui intravena. Waktu yang dipelukan oleh nikotin untuk masuk ke
dalam otak kurang lebih 10 detik. Nikotin diedarkan keseluruh bagian
otak setelah mampu melewati barrier otak, dalam waktu 15-20 menit
pada hisapan terkahir, dapat menyebar ke seluruh tubuh. Efek bifasik dari
nikotin pada dosis rendah menyebabkan Rangsangan ganglionik yang
eksitasi dapat disebabkan oleh nikoton dengan dosis yang tendah tetapi
pada dosis tinggi yang menyebabkan blockade gangbionik setelah
eksitasi sepintas (Sukendro, 2007).
b. Dampak Merokok
Terdapat beberapa penyakit yang disebabkan oleh rokok yaitu :
1. Dampak pada paru-paru
Menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi)
dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas
kecil, terjadi peradangan ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan secret. Pada jaringan paru-paru,
terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat
perubahan anatomi saluran napas, akan timbul perubahan pada fungsi
paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar
utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan
bahwa merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM,
termasuk emfisema paru-paru, bronchitis kronis, dan asma.
2. Dampak terhadap jantung
7
Penyebab utama dari penyakit jantung dan pembuluh darah salahsatuny
adalah merokok. Merokok tidak hanya menyebabkan penyakit jantung
koroner juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak
dan perifer. Nikotin yang terkandung pada rokok, selain menyebabkan
ketagihan, mengganggu irama jantung, memberikan rangsangan
melepas adrenalin, denyut jantung dapat meningkat, tekanan darah
meningkat dan jantung kan lebih membutuhkan oksigen. System kerja
saraf dan otak serta banyak anggota tubuh dapat terganggu, timbulnya
penggumpalan ke dinding pembuluh darah yang diakibatkan nikotin
menggantikan trombosit darah.
3. Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari
Di dalam perut usus dua belas jari terjadi keseimbangan antar
pengeluaran asam yang dapat menganggu lambung dengan daya
perlindungan. Tembakau meningkatkan sekresi lambung dan usua dua
belas jari. Perokok menderita dua kali lebih tinggi dari bukan perokok.
4. Efek terhadap bayi
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan
prematur. Wanita hamil yang merokok mengakibatkan daya tahan
bayinya menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang
paru-paru bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok.
Rokok yang diisap si ibu akan mengganggu oksigenasi di tubuh janin
karena ikut masuknya karbonmonoksida ke peredaran darah janin dan
adanya gangguan enzim-enzim pernapasan janin dalam kandungan.
Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukkan
perkembangan mentalnya terbelakang. Hal ini disebabkan oleh
kandungan dari asap rokok menembus plasenta dan mengganggu
kesehatan janin dalam kandungan.
5. Impotensi
Masalah disfungsi ereksi merupakan masalah yang dialami oleh banyak
pria di dunia. Lebih dari 50 % pria berusia 40 - 70 tahun mengalami
disfungsi ereksi dan angka ini naik mendekati 70 % pada usia 70 tahun.
Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak dapat mengalir ke penis. Oleh
8
karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat
merusak pembuluh darah, nikotin penyempitan arteri yang menuju
penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek
ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan
peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh.
6. Penyakit pada perokok pasif
Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru-paru dan jantung
koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk
kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada wanita
hamil (Aditama, 2011).
2.2 Merokok
2.2.1 Perilaku merokok
9
ramuan yang mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan jalan
dihisap melalui hidung dan mulut (Widaya, 2014).
Masa sekarang, aktivitas merokok merupakan perilaku yang telah umum
dijumpai. Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur
yang berbeda, hal ini mungkin dapat disebabkan karena rokok bisa didapatkan
dengan mudah dan dapat diperoleh dimana pun juga. Merokok sebagai menghisap
rokok, sedangkan rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun
nipah atau kertas. Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke
dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Pendapat lain menyatakan
bahwa aktivitas merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap
oleh orang-orang disekitarnya (Widaya, 2014).
10
diasumsikan sebagai bentuk untuk menunjukkan sikap kemandirian. Merokok
juga dianggap sebagai sesuatu yang prestis, simbol pemberontakan dan salah
satu upaya menenangkan diri dalam situasi yang menegangkan. Pembentukan
opini dan sikap terhadap rokok ini merupakan awal dari suatu kebiasaan
merokok.
b. Tahap Inisiasi
Merupakan tahapan yang kritis pada seorang individu karena merupakan
tahap coba-coba dimana ia beranggapan bahwa dengan merokok ia akan
terlihat dewasa sehingga ia akan memulai dengan mencoba beberapa batang
rokok. Apabila seorang remaja hanya mencoba merokok 1-2 batang saja
maka besar kemudian tidak akan menjadi perokok. Akan tetapi apabila ia
telah mencoba 10 batang atau lebih, maka ia memiliki kemungkinan untuk
menjadi seorang perokok sebesar 80%. Seseorang yang telah merokok empat
batang rokok pada awalnya akan cenderung menjadi perokok reguler.
Perokok reguler seringkali terjadi secara perlahan dan kadangkala
membutuhkan waktu satu tahun atau lebih.
c. Tahap Menjadi Seorang Perokok
Pada tahap ini seorang individu mulai memberikan label pada dirinya sebagai
seorang perokok dan ia mulai mengalami ketergantungan kepada rokok.
Beberapa studi menyebutkan bahwa biasanya dibutuhkan waktu selama dua
tahun bagi individu untuk menjadi perokok reguler. Pada tahap ketiga ini
merupakan tahap pembentukan konsep, belajar tentang kapan dan bagaimana
beraktivitas merokok serta menyatakan peran perokok pada konsep dirinya.
Pada umumnya remaja percaya bahwa rokok berbahaya bagi orang lain
terutama bagi kesehatan orang tua tapi tidak bagi dirinya.
d. Tahap Tetap Menjadi Perokok
Tahap ini faktor psikologis dan mekanisme biologis digabungkan menjadi
suatu pola aktivitas merokok. Faktor-faktor psikologis seperti kebiasaan,
kecanduan, penurunan kecemasan dan ketegangan, relaksasi yang
menyenangkan, cara berteman dan memperoleh penghargaan sosial, dan
stimulasi. Ada dua faktor mekanisme biologis yang memperoleh perhatian
11
paling banyak dalam mempertahankan aktivitas merokok, yaitu efek penguat
nikotin dan level nikotin yang dibutuhkan dalam aliran darah.
12
a. Faktor-faktor Predisposisi
Faktor-faktor predisposisi merupakan faktor internal yang ada pada diri
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang mempermudah individu,
untuk berperilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, tindakan,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. Berikut ini adalah
definisi dari faktor pengetahuan, sikap dan tindakan serta alasan psikologis
yang dapat mempengaruhi aktivitas merokok:
1. Pengetahuan
Pengetahuan sangat berpengaruh karena pengetahuan menentukan sikap
dan tindakan remaja terhadap aktivitas merokok orang-orang yang ada
disekitarnya. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Tingkat
pengetahuan yang tercakup dalam dominan kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu tahu, memahami, penerapan, analisa, sintesis dan evaluasi.
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek
mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini
yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan
objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu
2. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Untuk dapat menjadi dasar
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan
yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap
yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
13
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi
dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang
memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego
3. Tindakan
Suatu sikap belum otomatis tewujud dalam suatu tindakan nyata (overt
behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkingkan, antara lain
adalah fasilitas. Tindakan terdiri dari beberapa tingkatan yaitu persepsi
(mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil), respon terpimpin (melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh), mekanisme
(melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan
orang lain) dan adopsi (tindakan yang sudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan itu telah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran
dari tindakan tersebut)
4. Psikologis
14
teman dan pengaruh faktor kepribadian serta pengaruh iklan yang dapat
mempengaruhi aktivitas merokok pada remaja meliputi:
1. Pengaruh orang tua
Menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anakanak yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal
dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari
keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun
obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang
paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur
contoh yaitu perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali
untuk mencotohnya.
2. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok,
maka semakin besar kemungkinan teman temannya menjadi perokok
juga. Hal ini dapat dilihat dari dua kemungkinan yang terjadi, pertama
remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya sedangkan yang
kedua, teman-temanya yang dipengaruhi oleh remaja tersebut sehingga
akhirnya semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87
% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok
begitu pula dengan remaja tidak perokok.
3. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamor membuat remaja
seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti iklan tersebut. Iklan
yang dilakukan industri rokok mempunyai kekuatan finansial yang
sangat besar untuk membuat propaganda. Industri rokok dapat memasuki
kehidupan masyarakat dengan menjadi sponsor utama berbagai tayangan
olahraga di televisi, penyelenggaraan acara-acara musik di berbagai
kampus dan sekolah yang banyak menarik perhatian kalangan remaja
yang menjadi salah satu objek sasaran iklan industri rokok, menawarkan
beapelajar bagi pelajar berprestasi. Sunggu suatu ironis yang tidak
15
disadari atau tidak diacuhkan masyarakat Indonesia. Iklan rokok biasanya
berisi pemandangan yang menyajikan keindahan alam, kebugaran,
kesuksesan. Padahal rokok itu sendiri dapat menyebabkan polusi yang
mencemarkan lingkungan dan merusak kesehatan.
16
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengungkapkan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya)
d. Analisis (Analysis)
Diartikan sebagai suatu kemampuan unutk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
e. Sintesis
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap satu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan satu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu suatu
tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi
17
terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2014).
18
2.6 Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
- Psikologis
Faktor Pendorong
Perilaku kesehatan adalah semua akitivitas atau kegiatan seseorang baik yang
dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang
berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tidak merokok
merupakan salah satu perilaku sehat. Merokok ditentukan atau terbentuk dari tiga
faktor yaitu:
a. Faktor-faktor Predisposisi yaitu pengetahuan, sikap, tindakan, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor Pemungkin atau Pendukung yaitu Sarana dan prasarana yang
berupa uang saku dan tersedianya tempat membeli rokok.
c. Faktor-faktor Pendorong yaitu pengaruh perilaku orang tua, pengaruh teman
dan pengaruh faktor kepribadian serta pengaruh iklan.
19
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
Pengetahuan
Aktivitas
Merokok
Sikap
2.8 Hipotesis
20
BAB III
METODE PENELITIAN
n = Z2 1- /2 P (1-P) N
---------------------------------
d 2 (N-1)+ Z2 1-/2 P(1-P)
Keterangan:
n = ukuran sampel
Z1- 𝛼/2 = derajat kemaknaan 1,96
p = proporsi (0,5)
d2 = presisi yang ditetapkan (10%)
N = populasi
21
1,962 .0,5(1-0,5).1181
=
(0,1)2.1181+ 1,962.0,5.0,5
= 1134,23
11,81+ 0,96
= 1134,23
12,77
= 89,31
= 90 Pelajar
Kelas X
384
= x 90 = 29 Pelajar
1181
Kelas XI
394
= x 90 = 30 Pelajar
1181
Kelas XII
404
= x 90 = 31 Pelajar
1181
22
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk kelas X sebanyak 29
pelajar, kelas XI sebanyak 30 pelajar dan kelas XII sebanyak 31 pelajar.
23
Skala Ukur : Nominal
Hasil Ukur : Sikap kurang baik (skor < 20)
Sikap baik (skor > 20)
24
1. Uji Validitas
Uji validitas dipergunakan untuk menguji kemampuan suatu butir-
butir pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang diberikan
kepada sumber data yang bukan anggota pada sampel yang terpilih,
apakah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid adalah
suatu indeks yang menunjukkan alat ukur yaitu benar-benar mengukur
apa yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan rumus Product
Moment dengan bantuan program komputer SPSS for windows.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas kuesioner dipergunakan untuk menguji konsistensi
jawaban responden. Dalam penelitian ini uji reabilitas dilakukan
dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan bantuan
program komputer SPSS for windows.
25
d. Cleaning
Proses akhir dalam pengolahan data adalah dengan melakukan
pengecekan kembali data yang sudah dientri untuk melihat ada tidaknya
kesalahan dalam entri data.
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN
27
4.1.2 Visi dan Misi
Visi : Unggul dalam mutu berlandaskan Imtaq, berbudi pekerti, berbudaya dan
berwawasan lingkungan.
Misi : 1. Melaksanakan pembelajaran yang efektif, efisien dan berkualitas
2. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dalam budaya
bangsa yang melahirkan sikap ramah, santun dan berbudi pekerti.
3. Meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Mewujudkan ketersediaan dokumen kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
5. Mewujudkan sarana prasarana pendidikan yang memadai dan relevan
dalam mendukung proses belajar mengajar.
6. Mewujudkan suasan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah yang
berwawasan lingkungan.
7. Mewujudkan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam kehidupan
sehari-hari di Sekolah.
8. Melaksanakan kegiatan Ekskul seperti Pramuka, Paskibraka, Bina
Kreativitas Siswa, Paduan Suara, Baca Puisi, Pidato, Drum Band,
Musik Kolintang, Tari Tumatenden, Basket, Volly, Sepakbola, Bulu
Tangkis, Tenis Meja, Tenis Lapangan, Catur, Bridge, Karate, Pencak
Silat dan Futsal.
28
5. 1 Ruang Guru
6. 1 Ruang Tata Usaha
7. 1 Ruang UKS
8. 1 Lab Kimia
9. 1 Lab Komputer
10. 1 Lab Bahasa
11. 2 Ruang Perpustakaan
12. 1 Lapangan Basket, 1 Lapangan bola Voli, 1 lapangan
Bulutangkis
13. Aula
Karakteristik n %
Umur
14 Tahun 10 11,1
15 Tahun 40 44,4
16 Tahun 28 31,1
17 Tahun 12 13,3
Jenis Kelamin
Laki-laki 54 60,0
Perempuan 36 40,0
Tempat Tinggal
Kost 2 2,2
Keluarga 88 97,8
Kelas
X 29 33,2
XI 30 33,3
XII 31 34,4
29
4.2 Deskripsi Hasil Univariat Variabel Penelitian
Analisa univariat dimaksud untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
karakteristik dari variable-variabel yang diteliti, dengan tujuan untuk
mengetahui kelayakan data yang dikumpulkan dalam keadaan optimal untuk
dianalisa selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 menunjukkan hasil
univariat variabel penelitian.
4.2.1. Pengetahuan
Pengetahuan n %
Kurang Baik 17 18,9
Baik 73 81,1
Total 90 100,0
30
4.2.2. Sikap
Sikap n %
Kurang Baik 29 32,2
Baik 61 67,8
Total 90 100,0
Sikap pelajar tentang rokok menunjukkan sikap yang baik yaitu sebanyak
61 pelajar (67,8%) sedangkan sikap yang kurang baik sebanyak 29 pelajar
(32,2%).
4.2.3. Aktivitas Merokok
Aktivitas Merokok n %
Merokok 30 33,3
Tidak Merokok 60 66,7
Total 90 100,0
Aktivitas Merokok
Pengetahuan Tidak Jumlah % p value
Merokok
Merokok
n % N %
Kurang Baik 11 12,2 6 6,7 17 18,9
Baik 19 21,1 54 60,0 73 81,1 0,006
Total 30 33,3 60 66,7 90 100,0
31
Pelajar yang memiliki pengetahuan kurang baik akan merokok
sebanyak 11 pelajar (12,2%) dan tingkat pengetahuan kurang baik tidak
merokok sebanyak 6 pelajar (6,7%). Pelajar yang memiliki pengetahuan
yang baik tidak merokok sebanyak 54 pelajar (60%) dan tingkat
pengetahuan baik merokok sebanyak 19 pelajar (21,1%). Nilai signifikan
sebesar 0,006 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari
0,05 (0,006<0,05), maka ada hubungan antara pengetahuan pelajar dengan
aktivitas merokok.
4.3.2 Hubungan antara Sikap Pelajar dengan Aktivitas Merokok Pelajar SMA
Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
Tabel 4.6. Hubungan antara Sikap Pelajar dengan Aktivitas Merokok Pelajar
SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
Aktivitas Merokok
Sikap Tidak Jumlah % p value
Merokok
Merokok
n % N %
Kurang Baik 15 16,6 14 15,6 29 32,2
Baik 15 16,7 46 51,1 61 67,8 0,021
Total 30 33,3 60 66,7 90 100,0
32
BAB V
PEMBAHASAN
Dampak dari akibat merokok merupakan sesuatu hal yang bersifat umum
sehingga berbagai informasi mudah diperoleh oleh pelajar sangat
mempengaruhi tingkat pengetahuan pelajar mengenai rokok. Selain itu,
pelajar SMA sudah memiliki pengetahuan yang memang dibentuk sejak
masih SD. Akibat kemajuan teknologi, informasi tentang bahaya merokok
bagi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan pelajar. Pada kelompok
usia ini remaja memiliki ciri mulai ber-kembangnya kematangan tingkah
33
laku. Remaja mulai belajar mengendalikan impul-sivitas dan membuat
keputusan-keputusan awal sesuai tujuan yang ingin dicapai.
34
bertentangan atau tidak menyetujui norm ayang berlaku diman apelajar itu
berada.
Pada pelajar yang memiliki sikap yang kurang setuju terhadap aktivitas
merokok dan bukan perokok biasanya akan berdampak pada pengendalian
terhadap aktivitas merokok saat mereka dewasa. Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas merokok dan sikap pelajar berkorelasi, sebagai contoh
pelajar yang setuju terhadap aktivitas merokok akan menjadi perokok ketika
dia berusia dewasa. Pelajar yang merokok akan mendukung rokok sehingga
tidak peduli terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.
35
5.3 Hubungan antara Pengetahuan Pelajar dengan Aktivitas Merokok
Pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
Remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena
didorong rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang
menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah
dialaminya dan juga didorong oleh keinginan seperti orang dewasa
menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering di lakukan
oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi,
remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orang dewasa
melakukannya (Ali dan Asrori, 2010).
36
penting bagi seseorang supaya dapat melakukan hal-hal penting
dalam hidup. Misalnya pengetahuan tentang kesehatan sangat
penting agar seseorang dapat meningkatkan atau mempertahankan
kesehatan serta mencegah dirinya dari penyakit.
37
perilaku merokok pada remaja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ialah siswa kelas X dan XI SMK Negeri 5 Pekanbaru. Uji statistika yang
dilakukan adalah uji Chi Square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 211 siswa, sebanyak 170
siswa berpengetahuan tinggi, sedangkan berpengetahuan rendah
sebanyak 41 siswa. Secara statistik terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian merokok
(p = 0,005).
38
peranan penting dalam menentukan sikap seseorang adalah pengetahuan.
Fungsi sikap belum merupakan tindakan atau aktifitas. Sikap adalah
kecenderungan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu.
Sikap terbentuk dari tiga komponen utama, yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa
sikap bisa terbentuk dari fakta, pengetahuan, keyakinan tentang objek,
perasaan, emosi, penilaian, dan perilaku. Hal ini masih menegaskan bahwa
komponen sikap tidak lepas dari pengetahuan. Keduanya akan saling terkait.
Dikatakan pula bahwa tingkatan sikap, yakni menerima, merespon,
menghargai, bertanggung jawab. Hal ini yang penting untuk digaris bawahi
mengenai sikap menghargai bahwa sebaiknya kita terhadap masalah
hendaknya mengerjakan atau mendiskusikannya dengan orang lain
(Notoadmodjo, 2010).
Sikap yang merupakan faktor personal yang berkaitan dengan perilaku
merokok. Remaja mempercayai bahwa dengan merokok akan terlihat
matang dan lebih gaul. Hasil penelitian ini sesuai pendapat bahwa faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok salah satu diantaranya adalah sikap
yang merefleksikan kesukaan dan ketidaksukaan yang datang dari
pengalaman, kadang-kadang situasi dapat menyebabkan seseorang bertindak
sesuai dengan sikapnya walaupun sebenarnya sikapnya juga tidak berubah.3
Sikap merupakan respon batin yang sangat komplek yang ditentukan oleh
persepsi seseorang.
Sebelum pelajar mengadopsi perilaku baru, dalam diri pelajar tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni : kesadaran, orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), merasa
tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut, menimbang-nimbang
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, subjek mulai
mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
stimulus, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
39
Pelajar yang memiliki sikap yang kurang setuju terhadap aktivitas
merokok dan bukan perokok biasanya akan berdampak pada pengendalian
terhadap aktivitas merokok saat mereka dewasa. Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas merokok dan sikap pelajar berkorelasi, sebagai contoh
pelajar yang setuju terhadap aktivitas merokok akan menjadi perokok ketika
dia berusia dewasa. Pelajar yang merokok akan mendukung rokok sehingga
tidak peduli terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.
Sikap merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan perilaku
merokok, karena pada hakekatnya sikap akan menentukan seseorang
berperilaku terhadap sesuatu objek baik yang disadari atau tidak disadari
sikap itu dipengaruhi oleh pengetahuan, keyakinan dan emosi (Aryani
2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wirawan (2016) menyatakan bahwa
nilai probalitas sebesar 0,000, mengindikasikan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan
merokok. Adanya hubungan antara sikap dengan sikap tentang bahaya
merokok bagi kesehatan dengan tindakan merokok pelajar di SMK Negeri
Talaga dikarenakan hasil penelitian menyatakan 70,8% dari pelajar
memiliki sikap yang baik tidak merokok, oleh karena itu dapat dinyatakan
sikap seseorang tentang bahaya merokok bagi kesehatan sangat menentukan
seorang perokok.
Hasil yang sama juga diperoleh Wijayanti, dkk (2017), dengan penelitian
yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok
pada remaja kampong Bojong Rawalele, Jatimakmur, Bekasi. Data
kuantitatif yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square
untuk mengidentifikasi hubungan antara sikap dengan perilaku merokok.
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku merokok. Sikap itu
berhubungan negatif dengan perilaku merokok, bahwa seseorang yang
bersikap baik tentang bahaya merokok akan mengurangi risiko berperilaku
merokok.
40
Aktivitas merokok pada pelajar dipengaruhi oleh banyak faktor namun
tidak semua variabel yang berhubungan dengan aktivitas merokok diteliti.
Peneliti hanya focus pada variabel-variabel yang ditentukan oleh peneliti di
kerangka konsep. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan waktu
penelitian, dana dan tenaga dalam pengambilan data pada saat melakukan
penelitian.
Pada penelitian ini dapat terjadi bias karena kemungkinan jawaban yang
diberikan bukan jawaban yang sebenarnya karena responden memiliki
kesempatan berdiskusi dengan teman lain walalupun peneliti sudah
menjelaskan bahwa jawaban responden harus jawaban sendiri.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
41
Dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih mengontrol
siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok bagi siswa
mengantisipasi stress yang mungkin terjado pada siswa dengan lebih
mengaktifkan bimbingan dan konseling.
6.2.3 Bagi Fakultas Kesehtaan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Dapat menambah bacaan perpustakaan di Fakultas Kesehatan masyarakat
Universitas Sam Ratulangi yang dapat dijadikan untuk pengembangan
pengetahuan serta dapat dijadikan panduan bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitan mengenai aktivitas merokok pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
42
Baharuddin. 2017. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Aktivitas merokok
pada Anak Usia Remaja Madya (15-18 Tahun). Skripsi. Universitas Islam
Negeri Alaudin Makassar. Makassar.
Fatonah, S dan Amatiria G. 2016. Kepatuhan Warga terhadap Peraturan Kawasan
Tanpa Asap Rokok di Lampung Selatan. Jurnal Keperawatan 12 (1): 149-
154.
Hutapea, C. E. Z., Rumayar A.A. dan Maramis F.R.R.. 2017. Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Kebijakan Kawasan tanpa Rokok
pada Pelajar di SMP Kristen Tateli. KESMAS 6 (3): 1-13.
Jaya, M. 2009. Pembunuh Berbahaya itu Bernama Rokok. Yogyakarta. Riz’ma.
Lake, W. R. R., Hadi S dan Sutriningsih A. 2017. Hubungan komponen Perilaku
(Pengetahuan, Sikap, Tindakan) Merokok pada Mahasiswa. Nursing News 2
(3): 843-856.
Munir, M. 2018. Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Risiko Merokok pada
Santri Mahasiswa di Asrama UIN Sunan Ampel Surabaya. Klorofil 1 (2): 93-
104.
Nasution, N. A. 2017. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
Merokok di SMP Negeri 41 Medan Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah.
Politeknik Kesehatan Kemenkes. Medan.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan edisi Revisi.
Jakarta Rineka Cipta.
Novitasari, M. K., Wowor V dan Kaunang W.P.J. 2014. Gambaran Tingkat
Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Manado tentang Dampak Merokok Bagi
Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal Gigi 2 (2): 1-9.
Nurrahmah. 2014. Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan dan Manusia
Pembentukan Karakter Manusia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Karakter 1 (1): 77-84.
Pangestu, A.W., Cahyo K dan Kusumawati A. 2017. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Merokok Shisha pada Siswa SMAX di Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 5 (1): 489-499.
43
Paparang, S. R. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Merokok
Kepala Keluarga di Kelurahan Singkil I Lingkungan V Kecamatan Singkil
Kota Manado. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Manado
Rizaldy, A. B., Afriwardi dan Sabri Y.S. 2016. Hubungan Aktivitas merokok
dengan Ketahanan Kardiorespirasi (Ketahanan Jantung- Paru) Pelajar SMKN
1 Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 5 (2): 325-329.
Septiana, N., Syahrul dan Hermansyah. 2016. Faktor Keluarga yang
Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Pelajar Sekolah Menengah Pertama.
Jurnal Ilmu Keperawatan 4 (1): 1-14.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R dan B. Alfabeta.
Bandung.
Sukendro, S. 2007. Filosofi Rokok. Pinus Book Publisher. Yogyakarta.
Sujarweni, V. W. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan. Gava Medika.
Yogyakarta.
Widaya, H. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok
pada Remaja di RW 06 Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota
Makassar. Skripsi. UIN Alauddin Makassar. Makassar.
Wijayanti, E., Dewi, C dan Rifqatussa’adah. 2017. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja Kampung Bojong
Rawalele, Jatimakmur, Bekasi. Global Medical and Health Communication 5
(3): 194-198
Wirawan, A. S. 2016. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya
Merokok bagi Kesehatan dengan Tindakan Merokok Pelajar SMK Negeri
Talaga. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA 2 (3): 1-10.
44
LAMPIRAN
45
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
46
Lampiran 2. Surat Selesai Melakukan Penelitian
47
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Di tempat
Dengan hormat,
NIM : 13111101197
Manado, 2019
Peneliti
48
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Demikian persetujuan ini saya buat dengan benar untuk digunakan seperlunya.
Manado, 2019
Pelajar
49
KUESIONER PENELITIAN
Karakteristik Siswa
1. Umur : …………….tahun
2. Jenis kelamin : L P
3. Tinggal : Dengan Keluarga Kost
Pengetahuan
PENGETAHUAN Diisi
Peneli
No. Pernyataan Benar Salah ti
1. Rokok adalah olahan tembakau yang dibungkus
dalam kertas berbentuk silinder (tabung).
2. Dalam sebatang rokok terdapat lebih dari 4000
macam kandungan zat kimia
3. Hanya nikotin yang merupakan bahan utama dari
rokok
4. Satu-satunya penyakit yang disebabkan oleh merokok
adalah penyakit jantung
5. Orang ikut menghirup asap rokok dari seorang
perokok disebut perokok pasif
6. Rokok hanya berbahaya bagi perokok dan tidak
berbahaya bagi orang di sekitar yang tidak merokok
7. Asap rokok berdampak buruk pada pertumbuhan anak
50
Sikap
Diisi
SIKAP Peneli
ti
Aktivitas Merokok
Berilah Tanda Checklist (√ ) pada pilihan jawaban di dalam kotak.
Apakah Anda Merokok
YA TIDAK
51
2. Berapa umur anda ketika pertama kali merokok?
a) Rokok kretek
b) Rokok putih
c) Rokok linting
d) Cerutu
52
Lampiran 4. Master Tabel Penelitian
Umur Jenis Kelamin Tinggal Pengetahuan
NO Kelas n n Kat n Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 Tot Kat
1 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
2 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
3 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
4 10 14 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
5 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
6 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
7 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
8 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
9 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
10 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
11 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
12 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
13 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
14 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 1 1 1 13 1
15 10 14 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
16 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
17 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
18 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
19 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
20 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
21 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
22 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
23 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
24 10 14 Laki-laki 1 Kost 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
25 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
26 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
27 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
28 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
29 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
30 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
31 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
32 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1
33 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
34 11 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
35 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
36 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 1
37 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
38 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
39 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 1
53
40 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
41 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 1 2 2 2 2 2 2 15 1
42 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
43 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 1 2 2 2 15 1
44 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 1 2 2 15 1
45 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
46 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
47 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
48 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
49 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
50 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
51 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 1 2 2 2 2 2 2 15 1
52 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
53 11 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
54 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
55 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 1 2 2 2 2 2 2 15 1
56 11 16 Perempuan 2 Keluarga 1 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1
57 11 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
58 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
59 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
60 12 17 Laki-laki 1 Kost 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
61 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
62 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
63 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
64 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
65 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
66 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
67 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
68 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
69 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
70 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
71 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
72 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
73 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
74 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
75 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
76 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
77 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
78 12 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
79 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
80 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
81 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
82 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
54
83 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
84 12 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
85 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
86 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
87 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
88 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
89 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
90 12 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
55
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
4 5 5 4 3 21 2 Merokok 1
4 5 5 4 3 21 2 Merokok 1
3 5 4 4 3 19 1 Merokok 1
5 5 4 2 3 19 1 Merokok 1
4 4 4 4 2 18 1 Merokok 1
3 4 4 2 3 16 1 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 4 4 3 2 16 1 Merokok 1
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 3 2 5 5 19 1 Merokok 1
1 2 2 4 4 13 1 Tidak Merokok 2
3 5 4 3 5 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 4 21 2 Merokok 1
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 3 3 19 1 Merokok 1
4 5 2 3 3 17 1 Tidak Merokok 2
4 5 4 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
3 5 4 4 3 19 1 Tidak Merokok 2
5 5 4 2 3 19 1 Merokok 1
56
4 4 4 4 2 18 1 Tidak Merokok 2
3 4 4 2 3 16 1 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
2 1 1 3 3 10 1 Tidak Merokok 2
1 2 2 3 2 10 1 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 3 2 4 3 16 1 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 3 3 3 3 15 1 Tidak Merokok 2
2 4 2 4 4 16 1 Tidak Merokok 2
5 5 5 4 3 22 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 5 3 22 2 Tidak Merokok 2
57
Lampiran 5. Hasil Uji Statistika Penelitian
Karakteristik Responden
Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 29 32.2 32.2 32.2
11 30 33.3 33.3 65.6
12 31 34.4 34.4 100.0
Total 90 100.0 100.0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 10 11.1 11.1 11.1
15 40 44.4 44.4 55.6
16 28 31.1 31.1 86.7
17 12 13.3 13.3 100.0
Total 90 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 54 60.0 60.0 60.0
Perempuan 36 40.0 40.0 100.0
Total 90 100.0 100.0
Tempat Tinggal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dengan Keluarga 88 97.8 97.8 97.8
Kost 2 2.2 2.2 100.0
Total 90 100.0 100.0
58
Hasil Uji Univariat Penelitian
Statistics
Pengetahuan Sikap
N Valid 90 90
Missing 0 0
Mean 15.79 19.01
Std. Error of Mean .051 .277
Median 16.00 20.00
Mode 16 20
Std. Deviation .486 2.629
Variance .236 6.910
Range 3 13
Minimum 13 10
Maximum 16 23
Sum 1421 1711
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 17 18.9 18.9 18.9
Baik 73 81.1 81.1 100.0
Total 90 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 29 32.2 32.2 32.2
Baik 61 67.8 67.8 100.0
Total 90 100.0 100.0
Aktivitas Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Merokok 30 33.3 33.3 33.3
Tidak Merokok 60 66.7 66.7 100.0
Total 90 100.0 100.0
59
Hasil Bivariat Penelitian
Crosstab
Aktivitas Merokok
Merokok Tidak Merokok Total
Pengetahuan Kurang Baik Count 11 6 17
% of Total 12.2% 6.7% 18.9%
Baik Count 19 54 73
% of Total 21.1% 60.0% 81.1%
Total Count 30 60 90
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
9.283 1 .002
b
Continuity Correction 7.624 1 .006
Likelihood Ratio 8.790 1 .003
Fisher's Exact Test .004 .004
Linear-by-Linear Association 9.180 1 .002
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Aktivitas Merokok
Merokok Tidak Merokok Total
Sikap Kurang Baik Count 15 14 29
% of Total 16.7% 15.6% 32.2%
Baik Count 15 46 61
% of Total 16.7% 51.1% 67.8%
Total Count 30 60 90
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.512 1 .011
b
Continuity Correction 5.348 1 .021
Likelihood Ratio 6.354 1 .012
Fisher's Exact Test .016 .011
Linear-by-Linear Association 6.440 1 .011
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.67.
b. Computed only for a 2x2 table
60
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
61
Membantu Pelajar Kelas X dalam Pengisian Kuesioner
62
Memberitahu kepada Pelajar Kelas X Cara Mengisi Identitas dan Kuesioner
63
Lampiran 7. Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN
64
Mengikuti kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) I di Kelurahan
Sendangan Tengah, Kecamatan Kawangkoan
Mengikuti kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) II di Kelurahan
Sendangan Tengah, Kecamatan Kawangkoan
Mengikuti kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) III di Kelurahan
Sendangan Tengah, Kecamatan Kawangkoan
Mengikuti Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) angkatan 112 di Desa
Buko, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara
Mengikuti kegiatan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Utara
65