Anda di halaman 1dari 66

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN AKTIVITAS

MEROKOK PELAJAR SMA NEGERI I AIRMADIDI


KABUPATEN MINAHASA UTARA

SKRIPSI

Oleh:

Kurnia Herdalita Sonjaya


13111101197

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebiasaan merokok telah terbukti merupakan penyebab terhadap kurang lebih
25 jenis penyakit yang menyerang berbagai organ tubuh manusia. Penyakit-
penyakit tersebut antara lain adalah kanker mulut, esophagus, faring, laring, paru,
pankreas, dan kandung kemih. Juga ditemukan penyakit paru obstruktif kronis dan
berbagai penyakit paru lainnya, yaitu penyakit pembuluh darah. Apalagi kalau
kebiasaan merokok ditambah lagi dengan meminum alkohol. Berbagai temuan
ilmiah menunjukkan bahwa menghentikan kebiasaan merokok amat baik
pengaruhnya terhadap pencegahan terjadinya penyakit-penyakit yang telah
diuraikan terdahulu (Nurrahmah, 2014).
Manusia telah lama menggunakan tembakau, tetapi pengaruh negatif
mengonsumsi rokok baru dirasakan belakangan ini. Masyarakat telah percaya
bahwa tembakau tidak merugikan kesehatan dan perokok yang telah mengalami
kecanduan bahkan memandangnya sebagai sesuatu yang dapat memberi
ketenangan. Seiring dengan makin maraknya pengguna/perokok, isu asap rokok
dan perokok telah menjadi permasalahan nasional bahkan internasional, apalagi
didukung oleh industri rokok yang semakin giat menggalakkan kegiatan ekonomi
secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari hulu (agrobisnis tembakau,
cengkeh, dan sebagainya), ke arah samping (industri kertas, cetakan,kemasan, dan
sebagainya), ke arah hilir (Nurrahmah, 2014).
Rokok menjadi salah satu masalah kesehatan terbesar di dunia. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa rokok menyebabkan masalah kesehatan
yang fatal yang menjadi penyebab kematian kurang lebih 6 juta orang pertahun.
Risiko kematian akibat rokok pada perokok aktif lebih tinggi dibandingkan
dengan perokok pasif. Indonesia menduduki peringkat empat dalam jumlah
konsumsi rokok di seluruh dunia dengan jumlah perokok tertinggi (Anonim,
2015).

1
Data World Health Organization (WHO) didapatkan sebanyak 1 kematian
disebabkan tembakau di seluruh dunia terjadi tiap 6 detik. Pada tahun 2005,
kematian karena tembakau sebanyak 5,4 juta jiwa dan selama abad ke 20 terjadi
sebanyak 100 juta kematian akibat tembakau. Jika hal ini dibiarkan maka akan
terjadi 8 juta kematian pada tahun 2030 dan diperkirakan akan terjadi kematian
sebanyak 1 milyar jiwa akibat tembakau selama abad ke 21 (Hutapea, dkk, 2017).
Rokok dengan kadar nikotin yang rendah namun tidak benar bahwa rokok
yang rendah nikotin akan menghindarkan perokok dari bahaya nikotin.
Argumentasi bahwa rokok dengan kadar nikotin yang rendah tidak berbahaya
hanyalah untuk pembenaran tindakan semata. Merokok merupakan salah satu
gaya hidup yang tidak sehat. Setiap kali menghirup asap rokok, baik sengaja atau
tidak sengaja, berarti juga menghisap ribuan racun. Satu hal jika ingin hidup sehat
dan tidak ingin mengalami gangguan kesehatan, tidak ada kompromi, yakni
berhenti dan jauhi rokok (Lake, dkk, 2017)
Kandungan dalam rokok terdapat kurang lebih 4000 zat kimia antara lain
nikotin yang bersifat karsinogenik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour).
Pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
pelajar(Notoatmodjo, 2007).
Data survei dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 dari total remaja
yang disurvei ditemukan 19,4% remaja pengisap tembakau selama 30 hari
terakhir. Pada remaja yang disurvei tersebut didapatkan 35,3% remaja laki-laki
dan 3,4% remaja perempuan. Sementara itu dari total remaja yang disurvei
didapatkan 18,3% remaja pengisap rokok selama 30 hari terakhir, sebanyak 33,9%
pada remaja laki-laki dan 2,5% pada remaja perempuan. Sedangkan dari total
remaja yang disurvei ditemukan 2,1% remaja pengisap rokok elektrik selama 30
hari terakhir, dan hal ini terjadi pada 3% remaja laki-laki dan 1,1% remaja
perempuan. Kemudian didapatkan total remaja yang disurvei sebanyak 32,1%

2
pernah merokok walaupun hanya 1-2 isapan, dan pada remaja tersebut ditemukan
54,1% remaja laki-laki dan 9,1% remaja perempuan (Anonim, 2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizaldy, dkk (2016) menunjukkan dari
111 orang pelajar, sebanyak 42 pelajar (37,8%) tidak merokok dan sebanyak 69
pelajar (62,2%) merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Septiana, dkk (2016)
mendapatkan bahwa prevalensi merokok pada pelajar SMP Negeri di Kabupaten
Aceh Besar cukup tinggi yaitu 43,6%.
Sulawesi Utara memiliki proporsi perokok sebesar 24,6%. Orang Indonesia
rata-rata menghisap 1 bungkus rokok per hari atau setara 12,3 batang dan jumlah
perokok terbanyak di Indonesia terdapat di Bangka Belitung dan Riau dengan
jumlah batang rokok yang dihisap masing-masing 18 batang. Sulawesi Utara
masih terbilang tinggi dimana jumlah perokok per orang per hari berjumlah 13,2
batang atau di atas rerata konsumsi rokok nasional (Depkes, 2013).
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan penelitian dengan cara
melihat langsung di sekitar lingkungan sekolah SMA Negeri I Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara, mendapatkan ada beberapa pelajar yang merokok dan
bergerombol di sekitar sekolah pada saat pulang sekolah, walaupun di rombongan
tersebut ada juga yang tidak merokok.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah yaitu:
adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap pelajar dengan aktivitas merokok
pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum :
Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap pelajar dengan aktivitas
merokok pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.

3
1.3.2. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui gambaran umum pengetahuan pelajar SMA Negeri 1
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara tentang rokok.
2. Mengetahui gambaran umum sikap pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara tentang rokok.
3. Mengetahui gambaran umum aktivitas merokok pelajar SMA Negeri 1
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara tentang rokok.
4. Menganalisis hubungan antara pengetahuan pelajar dengan aktivitas
merokok pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
5. Menganalisis hubungan antara sikap pelajar dengan aktivitas merokok
pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pelajar SMA Negeri I Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara


Sebagai masukan untuk meningkatkan pengetahuan pelajar tentang bahaya
rokok dan sikap pelajar tentang aktivitas merokok, serta mencegah dan
menanggulangi aktivitas merokok pada remaja.

1.4.2 Bagi Instansi Sekolah SMA Negeri I Airmadidi Kabupaten Minahasa


Utara

Sebagai bahan masukan kepada sekolah SMA Negeri I Airmadidi


Kabupaten Minahasa Utara agar dapat lebih memerhatikan pelajar yang
merokok khususnya di lingkungan sekitar sekolah.

1.4.3. Bagi peneliti

Menambah informasi yang dapat dijadikan referensi bagi pengembangan


ilmu atau penelitian selanjutnya.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok

2.1.1 Definisi Rokok


Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau
sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah Merokok adalah membakar tembakau yang
kemudian dihisap isinya, baik menggunakan rokok maupun pipa (Ambarwati, dkk
2014).

2.1.2 Jenis Rokok


Rokok umumnnya terbagi menjadi 3 kelompok yaitu rokok putih, rokok
kretek dan cerutu. Rokok putih memiliki kandungan 14-15 mg tar dan 5 mg
nikotin dimana kandungan tar dan nikotin tersebut lebih rendah dibandingkan
rokok kretek dan hal ini dikontrol dengan baik oleh pabriknya. Hal ini menjadi
nilai jual bagi mereka karena berkaitan dengan isu kesehatan (Nasution, 2017).
Rokok kretek memiliki sekitar 20 mg tar dan 4-5 mg nikotin, lebih besar
kandungan tar dan nikotinnya dari rokok putih. Cerutu umumnya berbentuk
seperti kapal salam dengan ukuran yang lebih panjang dari dua jenis rokok
pertama, yang terdiri dari daun tembakau kering yang yang digulung menjadi
silinder gemuk kemudian dilem. Akibatnya kandungan tar dan nikotin cerutu
paling besar dibandingkan dengan jenis rokok lain (Nasution, 2017).

2.1.3 Kandungan yang Berbahaya dalam Rokok dan Dampaknya

Bahaya rokok dan dampak rokok bagi kesehatan memang sudah


dicantumkan dalam bungkus rokok yang dijual di pasaran. Di sana disebutkan
bahaya rokok untuk kesehatan “bisa menyebabkan kanker, serangan jantung,
impotensi dan gangguan kehamilan dan janin” akan tetapi walaupun bahaya rokok

5
yang terkandung di dalamnya sudah disebutkan di bungkus, masih banyak
masyarakat salah satunya masyarakat Indonesia yang merokok aktif.
a. Kandungan yang berbahaya yang terdapat di dalam rokok
Menurut ilmu kedokteran, rokok mengandung lebih kurang 4000
bahan kimia, tar, karbon monoksida dan hidrogen sianida nikotin
dijumpai secara alami di dalam batang dan daun tembakau yang
mengandung nikotin paling tinggi atau sebanyak 5% dari berat tembakau.
Nikotin merupakan racun saraf manjur (potent nerve poison) dan di
gunakan sebagai racun serangga. Pada suhu rendah, bahan ini bertindak
sebagai perangsang dan adalah salah satu sebab utama mengapa merokok
digemari dan dijadikan sebagai tabiat (Sukendro, 2007).
Kandungan asap rokok terdiri dari antara lain bahan radio aktif
(polonium-201), aceton, amonia naphthalene, arsenik, hydrogen cyanide
dan racun yang paling terpenting dalam rokok adalah karbon mokoksida,
Nikoton dan Tar (Fatonah dan Amatiria, 2016).
Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran
kandungan sedangkan cita-rasa atau selera makan berkurang, gelisah,
tangan gemetar (tremor) dapat diakibatkan oleh karbon monoksida (CO),
tar dan nikotin..
Batuk-batuk dan sesak napas dapat disebabkan Tar dan asap rokok
yang tertimbun di saluran pernapasan. Kanker saluran pernapasan, lidah
atau pada bibir dapat diakibatkan Tar yang menempel di jalan napas
dapat. Pengaruh yang negatif terhadap jalan napas dan pembuluh darah
dapat diakibatkan oleh gas karbon monoksida (CO). Pada hemoglobin,
karbon monoksida lebih mudah terikat dari pada oksigen. Orang dapat
meninggal dunia karena keracunan karbon monoksida dan daya angkut
oksigen akan berkurang.. Pada seseorang perokok akan sampai terjadi
keracunan CO, pengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembulu
dimana gas CO yang dihisap oleh perokok (Jaya, 2009).
Selama pemanasan tembakau akan terbentuk Tar. Tar tersusun dari
berbagai macam bahan kimia yang ada di dalam daun tembakau dan juga
bahan kimia yang ditambahkan selama proses pertanian maupun di dalam

6
proses pembuatan rokok. Tar merupakan salah satu senyawa karsinogen
atau senyawa yang dapat menyebabkan kanker dimana tar termasuk
dalam hidrokarbon aromatik polisiklik yang dapat berasal dari aspa
rokok. Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang
berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
Salah satu kimia yang masuk dalam golongan alkaloid toksik adalah
nikotin yang berasal dari tembakau. Biasanya dalam sebatang rokok
terkandung nikotin sebanyak 1-3 mg. Paru-paru dapat menyerap senyawa
nikotin dan penyerapannya hamper sama dengan nikotin yang masiuk
melalui intravena. Waktu yang dipelukan oleh nikotin untuk masuk ke
dalam otak kurang lebih 10 detik. Nikotin diedarkan keseluruh bagian
otak setelah mampu melewati barrier otak, dalam waktu 15-20 menit
pada hisapan terkahir, dapat menyebar ke seluruh tubuh. Efek bifasik dari
nikotin pada dosis rendah menyebabkan Rangsangan ganglionik yang
eksitasi dapat disebabkan oleh nikoton dengan dosis yang tendah tetapi
pada dosis tinggi yang menyebabkan blockade gangbionik setelah
eksitasi sepintas (Sukendro, 2007).
b. Dampak Merokok
Terdapat beberapa penyakit yang disebabkan oleh rokok yaitu :
1. Dampak pada paru-paru
Menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi)
dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas
kecil, terjadi peradangan ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan secret. Pada jaringan paru-paru,
terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat
perubahan anatomi saluran napas, akan timbul perubahan pada fungsi
paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar
utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan
bahwa merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM,
termasuk emfisema paru-paru, bronchitis kronis, dan asma.
2. Dampak terhadap jantung

7
Penyebab utama dari penyakit jantung dan pembuluh darah salahsatuny
adalah merokok. Merokok tidak hanya menyebabkan penyakit jantung
koroner juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak
dan perifer. Nikotin yang terkandung pada rokok, selain menyebabkan
ketagihan, mengganggu irama jantung, memberikan rangsangan
melepas adrenalin, denyut jantung dapat meningkat, tekanan darah
meningkat dan jantung kan lebih membutuhkan oksigen. System kerja
saraf dan otak serta banyak anggota tubuh dapat terganggu, timbulnya
penggumpalan ke dinding pembuluh darah yang diakibatkan nikotin
menggantikan trombosit darah.
3. Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari
Di dalam perut usus dua belas jari terjadi keseimbangan antar
pengeluaran asam yang dapat menganggu lambung dengan daya
perlindungan. Tembakau meningkatkan sekresi lambung dan usua dua
belas jari. Perokok menderita dua kali lebih tinggi dari bukan perokok.
4. Efek terhadap bayi
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan
prematur. Wanita hamil yang merokok mengakibatkan daya tahan
bayinya menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang
paru-paru bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok.
Rokok yang diisap si ibu akan mengganggu oksigenasi di tubuh janin
karena ikut masuknya karbonmonoksida ke peredaran darah janin dan
adanya gangguan enzim-enzim pernapasan janin dalam kandungan.
Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukkan
perkembangan mentalnya terbelakang. Hal ini disebabkan oleh
kandungan dari asap rokok menembus plasenta dan mengganggu
kesehatan janin dalam kandungan.
5. Impotensi
Masalah disfungsi ereksi merupakan masalah yang dialami oleh banyak
pria di dunia. Lebih dari 50 % pria berusia 40 - 70 tahun mengalami
disfungsi ereksi dan angka ini naik mendekati 70 % pada usia 70 tahun.
Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak dapat mengalir ke penis. Oleh

8
karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat
merusak pembuluh darah, nikotin penyempitan arteri yang menuju
penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek
ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan
peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh.
6. Penyakit pada perokok pasif
Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru-paru dan jantung
koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk
kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada wanita
hamil (Aditama, 2011).

2.2 Merokok
2.2.1 Perilaku merokok

Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,


yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor luar lingkungan (nonbehavior
causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor
(Widaya, 2014):
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), merupakan faktor internal
yang ada pada diri individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
mempermudah individu untuk berperilaku yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, tindakan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung atau pemungkin (enabling factors), yang terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan.
c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) merupakan faktor yang
menguatkan perilaku, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan, teman sebaya, orang tua, yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
Bermacam-macam bentuk perilaku yang dilakukan manusia dalam
menanggapi stimulus yang diterimanya, salah satu bentuk perilaku manusia yang
dapat diamati adalah aktivitas merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada
zaman tiongkok kuno dan romawi, pada saat itu orang sudah menggunakan suatu

9
ramuan yang mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan jalan
dihisap melalui hidung dan mulut (Widaya, 2014).
Masa sekarang, aktivitas merokok merupakan perilaku yang telah umum
dijumpai. Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur
yang berbeda, hal ini mungkin dapat disebabkan karena rokok bisa didapatkan
dengan mudah dan dapat diperoleh dimana pun juga. Merokok sebagai menghisap
rokok, sedangkan rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun
nipah atau kertas. Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke
dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Pendapat lain menyatakan
bahwa aktivitas merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap
oleh orang-orang disekitarnya (Widaya, 2014).

2.2.2 Tahapan Aktivitas merokok


Aktivitas merokok tidak terjadi secara kebetulan, karena ada beberapa
tahap yang dilalui seseorang perokok sebelum ia menjadi perokok reguler yaitu
seseorang yang telah menganggap rokok telah menjadi bagian dari hidupnya. Ada
beberapa tahapan dalam perkembangan aktivitas merokok (Widaya, 2014), yaitu:
Aktivitas merokok tidak terjadi secara kebetulan, karena ada beberapa
tahap yang dilalui seseorang perokok sebelum ia menjadi perokok reguler yaitu
seseorang yang telah menganggap rokok telah menjadi bagian dari hidupnya. Ada
beberapa tahapan dalam perkembangan aktivitas merokok (Widaya, 2014), yaitu:
a. Tahap Persiapan
Tahap ini berlangsung saat seorang individu belum pernah merokok. Tahap
ini terjadi pembentukan opini pada diri individu terhadap aktivitas merokok.
Hal ini disebabkan adanya pengaruh perkembangan sikap dan intensi
mengenai rokok serta citra yang diperoleh dari aktivitas merokok. Informasi
rokok dan aktivitas merokok diperoleh dari observasi terhadap orang tua atau
orang lain seperti kerabat ataupun lewat berbagai media. Salah satu pengaruh
lewat media adalah melalui berbagai iklan yang berkaitan dengan rokok yang
menggunakan para artis terkenal sebagai model, sehingga rokok dianggap
sesuatu yang berkaitan dengan keglamoran. Ada juga anggapan merokok
berkaitan dengan bentuk kedewasaan di kalangan remaja sehingga

10
diasumsikan sebagai bentuk untuk menunjukkan sikap kemandirian. Merokok
juga dianggap sebagai sesuatu yang prestis, simbol pemberontakan dan salah
satu upaya menenangkan diri dalam situasi yang menegangkan. Pembentukan
opini dan sikap terhadap rokok ini merupakan awal dari suatu kebiasaan
merokok.
b. Tahap Inisiasi
Merupakan tahapan yang kritis pada seorang individu karena merupakan
tahap coba-coba dimana ia beranggapan bahwa dengan merokok ia akan
terlihat dewasa sehingga ia akan memulai dengan mencoba beberapa batang
rokok. Apabila seorang remaja hanya mencoba merokok 1-2 batang saja
maka besar kemudian tidak akan menjadi perokok. Akan tetapi apabila ia
telah mencoba 10 batang atau lebih, maka ia memiliki kemungkinan untuk
menjadi seorang perokok sebesar 80%. Seseorang yang telah merokok empat
batang rokok pada awalnya akan cenderung menjadi perokok reguler.
Perokok reguler seringkali terjadi secara perlahan dan kadangkala
membutuhkan waktu satu tahun atau lebih.
c. Tahap Menjadi Seorang Perokok
Pada tahap ini seorang individu mulai memberikan label pada dirinya sebagai
seorang perokok dan ia mulai mengalami ketergantungan kepada rokok.
Beberapa studi menyebutkan bahwa biasanya dibutuhkan waktu selama dua
tahun bagi individu untuk menjadi perokok reguler. Pada tahap ketiga ini
merupakan tahap pembentukan konsep, belajar tentang kapan dan bagaimana
beraktivitas merokok serta menyatakan peran perokok pada konsep dirinya.
Pada umumnya remaja percaya bahwa rokok berbahaya bagi orang lain
terutama bagi kesehatan orang tua tapi tidak bagi dirinya.
d. Tahap Tetap Menjadi Perokok
Tahap ini faktor psikologis dan mekanisme biologis digabungkan menjadi
suatu pola aktivitas merokok. Faktor-faktor psikologis seperti kebiasaan,
kecanduan, penurunan kecemasan dan ketegangan, relaksasi yang
menyenangkan, cara berteman dan memperoleh penghargaan sosial, dan
stimulasi. Ada dua faktor mekanisme biologis yang memperoleh perhatian

11
paling banyak dalam mempertahankan aktivitas merokok, yaitu efek penguat
nikotin dan level nikotin yang dibutuhkan dalam aliran darah.

2.2.3 Klasifikasi Aktivitas merokok


Menurut Tomkins (1962) dalam Widaya (2014) ada empat tipe aktivitas
merokok berdasarkan Management of Affect Theory, yaitu:
a. Tipe merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
1) Pleasure relaxation, aktivitas merokok hanya untuk menambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah
minum kopi atau makan.
2) Simulation to pick them up, aktivitas merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
3) Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh dari
memegang rokok.
b. Aktivitas merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.
Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif dalam
dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi,
sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
c. Aktivitas merokok yang adiktif.
Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan
setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang.
d. Aktivitas merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan.

2.3 Faktor yang Berhubungan dengan Merokok


Lawrence Gren dalam Baharuddin (2017) mencoba menganalisis perilaku
manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi
oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor luar
lingkungan (nonbehavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau
terbentuk dari tiga faktor (Notoatmodjo, 2014) yaitu:

12
a. Faktor-faktor Predisposisi
Faktor-faktor predisposisi merupakan faktor internal yang ada pada diri
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang mempermudah individu,
untuk berperilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, tindakan,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. Berikut ini adalah
definisi dari faktor pengetahuan, sikap dan tindakan serta alasan psikologis
yang dapat mempengaruhi aktivitas merokok:
1. Pengetahuan
Pengetahuan sangat berpengaruh karena pengetahuan menentukan sikap
dan tindakan remaja terhadap aktivitas merokok orang-orang yang ada
disekitarnya. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Tingkat
pengetahuan yang tercakup dalam dominan kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu tahu, memahami, penerapan, analisa, sintesis dan evaluasi.
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan,
bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak
berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek
mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini
yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif dan
objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu
2. Sikap
Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Untuk dapat menjadi dasar
pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan
yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional. Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap
yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

13
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi
dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah.Kebudayaan telah
mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karna kebudayaanlah yang
memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego
3. Tindakan
Suatu sikap belum otomatis tewujud dalam suatu tindakan nyata (overt
behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkingkan, antara lain
adalah fasilitas. Tindakan terdiri dari beberapa tingkatan yaitu persepsi
(mekanisme mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil), respon terpimpin (melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh), mekanisme
(melakukan sesuatu secara otomatis tanpa menunggu perintah atau ajakan
orang lain) dan adopsi (tindakan yang sudah berkembang dengan baik,
artinya tindakan itu telah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran
dari tindakan tersebut)
4. Psikologis

b. Faktor-faktor Pemungkin atau Pendukung


Sarana dan prasarana yang berupa uang saku dan tersedianya tempat membeli
rokok. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkingkan remaja
dapat dengan bebas memperoleh perokok dan menjadi perokok, maka faktor-
faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin. Salah satu faktor
remaja merokok adalah karena rokok mudah didapat.
c. Faktor-faktor Pendorong
Faktor-faktor pendorong yang dapat mempengaruhi aktivitas merokok yaitu
lingkungan sosial seseorang akan beraktivitas merokok dengan
memperhatikan lingkungan sosialnya, pengaruh perilaku orang tua, pengaruh

14
teman dan pengaruh faktor kepribadian serta pengaruh iklan yang dapat
mempengaruhi aktivitas merokok pada remaja meliputi:
1. Pengaruh orang tua
Menurut Baer & Corado, remaja perokok adalah anakanak yang berasal
dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang berasal
dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari
keluarga konservatif akan lebih sulit untuk terlibat dengan rokok maupun
obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif, dan yang
paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur
contoh yaitu perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali
untuk mencotohnya.
2. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok,
maka semakin besar kemungkinan teman temannya menjadi perokok
juga. Hal ini dapat dilihat dari dua kemungkinan yang terjadi, pertama
remaja tersebut terpengaruh oleh teman-temannya sedangkan yang
kedua, teman-temanya yang dipengaruhi oleh remaja tersebut sehingga
akhirnya semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87
% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok
begitu pula dengan remaja tidak perokok.
3. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamor membuat remaja
seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti iklan tersebut. Iklan
yang dilakukan industri rokok mempunyai kekuatan finansial yang
sangat besar untuk membuat propaganda. Industri rokok dapat memasuki
kehidupan masyarakat dengan menjadi sponsor utama berbagai tayangan
olahraga di televisi, penyelenggaraan acara-acara musik di berbagai
kampus dan sekolah yang banyak menarik perhatian kalangan remaja
yang menjadi salah satu objek sasaran iklan industri rokok, menawarkan
beapelajar bagi pelajar berprestasi. Sunggu suatu ironis yang tidak

15
disadari atau tidak diacuhkan masyarakat Indonesia. Iklan rokok biasanya
berisi pemandangan yang menyajikan keindahan alam, kebugaran,
kesuksesan. Padahal rokok itu sendiri dapat menyebabkan polusi yang
mencemarkan lingkungan dan merusak kesehatan.

2.4 Konsep Pengetahuan


2.4.1 Pengertian

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pengetahuan adalah proses


perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Menurut Garis-
Garis Besar Haluan Negara pendidikan adalah suaru usaha besar sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup (Notoadmodjo, 2014)
Pengetahuan merupakan hasil tahu dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indera mata
dan telinga (Notoadmodjo, 2014)

2.4.2 Tingkatan Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam dominan kognitif mempunyai 6


tingkatan (Notoadmodjo, 2014) yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tungkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yangdipelajari atau ransangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.

16
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengungkapkan materi yang
telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya)
d. Analisis (Analysis)
Diartikan sebagai suatu kemampuan unutk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
e. Sintesis
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap satu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan satu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.

2.5 Konsep Sikap


2.5.1 Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu suatu
tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi

17
terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2014).

2.5.2 Komponen Sikap


Menurut Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa sikap mempunyai tiga
komponen pokok :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend behave).

2.5.3 Tingkatan Sikap


Menurut Notoatmodjo (2014) tingkatan sikap terdiri atas :
a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
b. Merespon (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah salah satu
indikasi dari sikap.
c. Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko dan merupakan sikap yang
paling tinggi.

2.5.4 Pembagian Sikap


Dalam Notoatmodjo (2014), sikap terbagi atas:
a. Sikap positif adalah orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu
objek sikap.
b. Sikap negatif adalah orang yang tidak setuju atau tidak mendukung terhadap
suatu objek.

18
2.6 Kerangka Teori

Faktor Predisposisi

- Pengetahuan
- Sikap
- Tindakan
- Psikologis

Faktor Pemungkin atau Pendukung Aktivitas


Merokok
- Sarana dan Prasarana
- Fasilitas

Faktor Pendorong

- Pengaruh Orang Tua


- Pengaruh Teman
- Pengaruh Iklan

Sumber : Lawrence W. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007)

Gambar 1. Kerangka Teori

Perilaku kesehatan adalah semua akitivitas atau kegiatan seseorang baik yang
dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang
berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tidak merokok
merupakan salah satu perilaku sehat. Merokok ditentukan atau terbentuk dari tiga
faktor yaitu:
a. Faktor-faktor Predisposisi yaitu pengetahuan, sikap, tindakan, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor Pemungkin atau Pendukung yaitu Sarana dan prasarana yang
berupa uang saku dan tersedianya tempat membeli rokok.
c. Faktor-faktor Pendorong yaitu pengaruh perilaku orang tua, pengaruh teman
dan pengaruh faktor kepribadian serta pengaruh iklan.

19
2.7 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah.

Pengetahuan

Aktivitas
Merokok

Sikap

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

2.8 Hipotesis

H1 : Ada hubungan antara pengetahuan pelajar dengan aktivitas merokok pelajar


SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
H0 : Tidak ada hubungan antara pengetahuan pelajar dengan aktivitas merokok
pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
H1 : Ada hubungan antara sikap pelajar dengan aktivitas merokok pelajar SMA
Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
H0 : Tidak ada hubungan antara sikap pelajar dengan aktivitas merokok pelajar
SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
potong lintang.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret 2019 di SMA Negeri I
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pelajar kelas X sampai kelas
XII yang terdaftar di SMA Negeri I Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara,
yaitu: kelas X berjumlah 384 orang, kelas XI berjumlah 394 orang dan
kelas XII yang berjumlah 404 orang. Total pelajar SMA Negeri I
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara adalah 1181 pelajar

3.3.2. Sampel Penelitian


Sampel pada penelitian ini adalah pelajar SMA Negeri I Airmadidi
Kabupaten Minahasa Utara. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sesuai rumus Slovin (Sujarweni, 2014):

n = Z2 1- /2 P (1-P) N
---------------------------------
d 2 (N-1)+ Z2 1-/2 P(1-P)

Keterangan:
n = ukuran sampel
Z1- 𝛼/2 = derajat kemaknaan 1,96
p = proporsi (0,5)
d2 = presisi yang ditetapkan (10%)
N = populasi

21
1,962 .0,5(1-0,5).1181
=
(0,1)2.1181+ 1,962.0,5.0,5
= 1134,23
11,81+ 0,96
= 1134,23
12,77
= 89,31
= 90 Pelajar

Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportionate Stratified


Random Sampling dimana teknik ini untuk menentukan jumlah sampel jika
populasi mempunyai unsur yang tidak homogen. Hal ini disebabkan karena
sampel kelas X berjumlah 384 pelajar, kelas XI berjumlah 394 pelajar dan kelas
XII yang berjumlah 404 pelajar. Rumus yang digunakan adalah :

Jumlah Pelajar Kelas


= x jumlah sampel
Jumlah Total Pelajar

Kelas X
384
= x 90 = 29 Pelajar
1181

Kelas XI
394
= x 90 = 30 Pelajar
1181

Kelas XII

404
= x 90 = 31 Pelajar
1181

22
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk kelas X sebanyak 29
pelajar, kelas XI sebanyak 30 pelajar dan kelas XII sebanyak 31 pelajar.

Kriteria Inklusi : Pelajar yang terdaftar di SMA Negeri I Airmadidi Kabupaten


Minahasa Utara.
Kriteria Eksklusi : Pelajar yang selama penelitian berlangsung tidak hadir

3.4 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu. Variabel pada penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (Independent Variables) : Pengetahuan tentang efek rokok
terhadap kesehatan dan Sikap terhadap efek rokok terhadap kesehatan.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) : Aktivitas merokok

3.5 Definisi Operasional


3.5.1 Pengetahuan
Definisi : Keadaan pengetahuan pelajar tentang apa itu merokok,
kandungan rokok, akibat yang ditimbulkan akibat rokok dan asap rokok.
Alat Ukur : Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 8 pertanyaan.
Cara Ukur : Jika menjawab benar diberi nilai 2 dan salah diberi nilai 1.
Skala Ukur : Nominal
Hasil Ukur : Pengetahuan kurang baik (skor < 16)
Pengetahuan baik (skor > 16)
3.5.2 Sikap
Definisi : pernyataan sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju, dari pelajar terhadap rokok di SMA Negeri I
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
Alat Ukur : Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 5 pertanyaan.
Cara Ukur : Jika sangat setuju diberi nilai 1, setuju mendapat nilai 2,
kurang setuju mendapat nilai 3, tidak setuju mendapat nilai 4, dan sangat
tidak setuju diberi nilai 5.

23
Skala Ukur : Nominal
Hasil Ukur : Sikap kurang baik (skor < 20)
Sikap baik (skor > 20)

3.5.3 Aktivitas Merokok


Definisi : salah satu kegiatan yang dilakukan pelajar berupa membakar dan
menghisap rokok serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh
orang disekitarnya.
Alat Ukur : Menggunakan kuesioner
Cara Ukur : Jika Ya diberi nilai 1 sedangkan Tidak mendapat nilai 2.
Skala Ukur : Nominal
Hasil Ukur : Merokok
Tidak Merokok

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Data Primer


Pengumpulan data primer dalam penelitian ini ialah dengan
membagikan kuesioner dengan menggunakan pertanyaan yang tertutup
kemudian pelajarmenjawab pertanyaan tersebut, yang sebelumnya
didahului dengan penjelasan tujuan penelitian.
3.6.2 Data Sekunder
Jumlah pelajar yang terdaftar di bagian akademik SMA Negeri I
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara

3.7 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner diambil dari Paparang


(2015) yang berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden,
pengetahuan, sikap dan aktivitas merokok.
Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur atau instrumen
penelitian perlu di uji coba terlebih dahulu. Instrumen dalam penelitian ini
diuji cobakan pada pelajar di SMA selain SMA Negeri I Airmadidi
sejumlah 30 responden.

24
1. Uji Validitas
Uji validitas dipergunakan untuk menguji kemampuan suatu butir-
butir pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang diberikan
kepada sumber data yang bukan anggota pada sampel yang terpilih,
apakah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid adalah
suatu indeks yang menunjukkan alat ukur yaitu benar-benar mengukur
apa yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan rumus Product
Moment dengan bantuan program komputer SPSS for windows.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas kuesioner dipergunakan untuk menguji konsistensi
jawaban responden. Dalam penelitian ini uji reabilitas dilakukan
dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan bantuan
program komputer SPSS for windows.

3.8 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan jawaban untuk


memudahkan dalam melakukan analisis melalui tahapan :
a. Editing
Pada tahap ini pengecekan tentang kelengkapan isian, kejelasan,
relevasi dan konsistensi jawaban yang diberikan.
b. Koding
Kegiatan pada tahap ini adalah merubah jawaban pelajarbentuk angka,
sehingga akan memudahkan dalam proses entri data.
c. Processing
Pada tahap ini data yang terisi secara lengkap dan telah melewati proses
pengkodean berikut akan dilakukan pemprosesan data dengan
memasukan data dari seluruh kuesioner ke paket program komputer
SPSS Versi 23.

25
d. Cleaning
Proses akhir dalam pengolahan data adalah dengan melakukan
pengecekan kembali data yang sudah dientri untuk melihat ada tidaknya
kesalahan dalam entri data.

Analisis data yang dilakukan ialah :


1. Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran karakteristik
umum pelajar yang dianggap terkait dengan variabel yang ada dalam
tujuan khusus penelitian, gambaran masing – masing variabel meliputi:
umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pengetahuan tentang efek rokok, sikap
tentang efek rokok dan aktivitas merokok, di sajikan secara diskriptif
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diberikan narasi untuk
menjelaskan hasil distribusi frekuensi yang tercantum pada tabel
frekuensi dari masing-masing variabel penelitian.
2. Analisis Hubungan Variabel (Analisis Bivariat)
Analisis bivariat dimaksudkan untuk melihat hubungan antara variabel
independen dan dependen yaitu: pengetahuan dan sikap pelajar terhadap
efek rokok terhadap kesehatan dengan aktivitas merokok. Variabel
bebas dan variabel terikat merupakan data kategorik dengan skala
nominal dan ordinal.
Analisis statistik yang akan digunakan yaitu uji chi-square, salah satu
uji statistik untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik
dengan kategorik. Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau
menolak hipotesis digunakan kriteria sebagai berikut:
a. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
b. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima.

26
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Letak Geografis

Gambar 3. Peta SMA Negeri 1 Airmadidi

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Airmadidi adalah sekolah menengah


atas yang berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Minahasa Utara yang turut
berperan dalam kegiatan peningkatan pendidikan bagi anak-anak sekolah. SMA
Negeri 1 Airmadidi didirikan pada tahun 1963 dan pada tahun yang sama
disahkan sebagai sekolah negeri, sebagai sekolah kategori dapat merdeka (SKM)
yaitu sekolah pertengahan tingkat atas pertama di Minahasa Utara. Pada Masa ini
sebagai sekolah kategori dapat merdeka hasil dari kerja keras seluruh keluarga
besar SMA Negeri 1 Airmadidi.

27
4.1.2 Visi dan Misi

Visi : Unggul dalam mutu berlandaskan Imtaq, berbudi pekerti, berbudaya dan
berwawasan lingkungan.
Misi : 1. Melaksanakan pembelajaran yang efektif, efisien dan berkualitas
2. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dalam budaya
bangsa yang melahirkan sikap ramah, santun dan berbudi pekerti.
3. Meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Mewujudkan ketersediaan dokumen kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
5. Mewujudkan sarana prasarana pendidikan yang memadai dan relevan
dalam mendukung proses belajar mengajar.
6. Mewujudkan suasan sekolah yang kondusif, tertib, bersih, indah yang
berwawasan lingkungan.
7. Mewujudkan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam kehidupan
sehari-hari di Sekolah.
8. Melaksanakan kegiatan Ekskul seperti Pramuka, Paskibraka, Bina
Kreativitas Siswa, Paduan Suara, Baca Puisi, Pidato, Drum Band,
Musik Kolintang, Tari Tumatenden, Basket, Volly, Sepakbola, Bulu
Tangkis, Tenis Meja, Tenis Lapangan, Catur, Bridge, Karate, Pencak
Silat dan Futsal.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang terdapat di SMA Negeri 1 Airmadidi, adalah


sebagai berikut :
1. Ruang Kelas X terdapat 12 Kelas yaitu Jurusan MIPA 6 Kelas,
Jurusan IIS 4 Kelas, Jurusan Bahasa 2 kelas
2. Ruang Kelas XI terdapat 12 Kelas yaitu Jurusan MIPA 6
KELAS, Jurusan IIS 5 Kelas, Jurusan Bahasa 1 Kelas
3. Ruang Kelas XII terdapat 12 Kelas Jurusan MIPA 6 Kelas,
Jurusan IIS 5 Kelas, Jurusan Bahasa 1 Kelas
4. 1 Ruang Kepala Sekolah

28
5. 1 Ruang Guru
6. 1 Ruang Tata Usaha
7. 1 Ruang UKS
8. 1 Lab Kimia
9. 1 Lab Komputer
10. 1 Lab Bahasa
11. 2 Ruang Perpustakaan
12. 1 Lapangan Basket, 1 Lapangan bola Voli, 1 lapangan
Bulutangkis
13. Aula

4.2 Karakteristik Umum Pelajar


Tabel 4.1. Gambaran Umum Karakteristik Pelajar

Karakteristik n %
Umur
14 Tahun 10 11,1
15 Tahun 40 44,4
16 Tahun 28 31,1
17 Tahun 12 13,3
Jenis Kelamin
Laki-laki 54 60,0
Perempuan 36 40,0
Tempat Tinggal
Kost 2 2,2
Keluarga 88 97,8
Kelas
X 29 33,2
XI 30 33,3
XII 31 34,4

Sebagian besar pelajar berumur 15 tahun. Jenis kelamin yang paling


banyak dalam penelitian ini ialah laki-laki. Sebagian besar pelajar tinggal dengan
keluarga sebanyak 88 pelajar. Hasil juga menunjukkan bahwa sebagian besar
pelajar adalah kelas 12

29
4.2 Deskripsi Hasil Univariat Variabel Penelitian
Analisa univariat dimaksud untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
karakteristik dari variable-variabel yang diteliti, dengan tujuan untuk
mengetahui kelayakan data yang dikumpulkan dalam keadaan optimal untuk
dianalisa selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 menunjukkan hasil
univariat variabel penelitian.

Tabel 4.2. Hasil Univariat Variabel Penelitian

Variabel Penelitian Mean Median Modus Standar Range Minimal Maksimal


Deviasi
Pengetahuan 15,8 16 16 0,5 3 13 16
Sikap 19,0 20 20 2,6 13 10 23

Dari hasil diatas menunjukkan bahwa nilai median dari variabel


pengetahuan yaitu 16 dan sikap ialah 20. Nilai median kita dapat mengambil
katagori dari tiap-tiap variabel penelitian. Di nilai total dibawah nilai
median ialah katagori kurang baik untuk pengetahuan dan sikap. Nilai total
sama dengan atau lebih nilai median ialah baik untuk pengetahuan dan
sikap.

4.2.1. Pengetahuan

Tabel 4.3. Gambaran Pengetahuan Pelajar

Pengetahuan n %
Kurang Baik 17 18,9
Baik 73 81,1
Total 90 100,0

Sebagian besar pelajar memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak


73 pelajar (81,1%) sedangkan pengetahuan yang kurang baik sebanyak 17
pelajar(18,9%).

30
4.2.2. Sikap

Tabel 4.4. Gambaran Sikap Pelajar

Sikap n %
Kurang Baik 29 32,2
Baik 61 67,8
Total 90 100,0

Sikap pelajar tentang rokok menunjukkan sikap yang baik yaitu sebanyak
61 pelajar (67,8%) sedangkan sikap yang kurang baik sebanyak 29 pelajar
(32,2%).
4.2.3. Aktivitas Merokok

Tabel 4.5. Gambaran Aktivitas Merokok Pelajar

Aktivitas Merokok n %
Merokok 30 33,3
Tidak Merokok 60 66,7
Total 90 100,0

Pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi menunjukkan tidak merokok yaitu


sebanyak 60 pelajar (66,7%) sedangkan merokok sebanyak 30 pelajar
(33,3%).

4.3 Hasil Uji Bivariat Penelitian


4.3.1 Hubungan antara Pengetahuan Pelajar dengan Aktivitas Merokok Pelajar
SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara

Tabel 4.6. Hubungan antara Pengetahuan Pelajar dengan Aktivitas Merokok


Pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara

Aktivitas Merokok
Pengetahuan Tidak Jumlah % p value
Merokok
Merokok
n % N %
Kurang Baik 11 12,2 6 6,7 17 18,9
Baik 19 21,1 54 60,0 73 81,1 0,006
Total 30 33,3 60 66,7 90 100,0

31
Pelajar yang memiliki pengetahuan kurang baik akan merokok
sebanyak 11 pelajar (12,2%) dan tingkat pengetahuan kurang baik tidak
merokok sebanyak 6 pelajar (6,7%). Pelajar yang memiliki pengetahuan
yang baik tidak merokok sebanyak 54 pelajar (60%) dan tingkat
pengetahuan baik merokok sebanyak 19 pelajar (21,1%). Nilai signifikan
sebesar 0,006 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari
0,05 (0,006<0,05), maka ada hubungan antara pengetahuan pelajar dengan
aktivitas merokok.

4.3.2 Hubungan antara Sikap Pelajar dengan Aktivitas Merokok Pelajar SMA
Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara
Tabel 4.6. Hubungan antara Sikap Pelajar dengan Aktivitas Merokok Pelajar
SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara

Aktivitas Merokok
Sikap Tidak Jumlah % p value
Merokok
Merokok
n % N %
Kurang Baik 15 16,6 14 15,6 29 32,2
Baik 15 16,7 46 51,1 61 67,8 0,021
Total 30 33,3 60 66,7 90 100,0

Pelajar yang memiliki sikap kurang baik akan merokok sebanyak 15


pelajar (16,6%) dan sikap kurang baik tidak merokok sebanyak 14 pelajar
(15,6%). Pelajar yang memiliki sikap yang baik tidak merokok sebanyak 46
pelajar (51,1%) dan sikap baik merokok sebanyak 15 pelajar (16,7%). Nilai
signifikansi sebesar 0,021 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih
kecil dari 0,05 (0,021<0,05), maka ada hubungan antara sikap pelajar
dengan aktivitas merokok.

32
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pengetahuan Pelajar

Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa sebagian besar pelajar memiliki


pengetahuan yang baik. Hal ini disebabkan karena para pelajar mengetahui
bahwa rokok adalah olahan tembakau yang dibungkus dalam kertas
berbentuk silinder (tabung). Sebatang rokok terdapat lebih dari 4000 macam
kandungan zat kimia. Nikotin yang merupakan bahan utama dari rokok,
penyakit yang disebabkan oleh merokok bukan hanya penyakit jantung,
orang ikut menghirup asap rokok dari seorang perokok disebut perokok
pasif. Rokok tidak hanya berbahaya bagi perokok juga berbahaya bagi orang
di sekitar yang tidak merokok. Asap rokok berdampak buruk pada
pertumbuhan anak dan merokok dapat menyebabkan kematian.

Pengetahuan pelajar mengenai rokok baik dikarenakan sudah banyaknya


dan mudah informasi yang diperoleh mengenai bahaya merokok. Iklan-iklan
yang berasal dari pemerintah sudah terpasang di jalan-jalan serta berbagai
media cetak maupun media elektronik. Selain itu, pengetahuan mengenai
rokok dapat diperoleh lewat pendidikan nonformal di rumah dimana orang
tua melarang anak-anaknya yang masih dibawah umur untuk tidak merokok
dengan alasan yang bermacam-macam. Di sekolah juga ada larangan
merokok di sekitar kawasan sekolah dan sekarang ini sudah ada larangan
untuk merokok di tempat-tempat umum.

Dampak dari akibat merokok merupakan sesuatu hal yang bersifat umum
sehingga berbagai informasi mudah diperoleh oleh pelajar sangat
mempengaruhi tingkat pengetahuan pelajar mengenai rokok. Selain itu,
pelajar SMA sudah memiliki pengetahuan yang memang dibentuk sejak
masih SD. Akibat kemajuan teknologi, informasi tentang bahaya merokok
bagi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan pelajar. Pada kelompok
usia ini remaja memiliki ciri mulai ber-kembangnya kematangan tingkah

33
laku. Remaja mulai belajar mengendalikan impul-sivitas dan membuat
keputusan-keputusan awal sesuai tujuan yang ingin dicapai.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh


Novitasari, dkk (2014) dengan judul gambaran tingkat pengetahuan siswa
SMA Negeri 1 Manado tentang dampak merokok bagi kesehatan gigi dan
mulut. Analisa yang digunakan adalah analisa deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 81% siswa memiliki tingkat pengetahuan tentang
dampak merokok bagi kesehatan gigi dan mulut tergolong dengan kategori
baik. Dampak merokok bagi kesehatan gigi merupakan pengetahuan yang
bersifat umum. Berbagai informasi tentang kesehatan gigi secara umum
mudah diperoleh masyarakat termasuk pelajardan turut berpengaruh pada
pengetahuan yang dimiliki responden.

5.2 Sikap Pelajar

Dari hasil penelitian ini mendapatkan bahwa sebagian besar pelajar


memiliki sikap yang baik. Hal ini disebabkan karena para pelajar tidak
setuju bahwa setiap orang bebas untuk merokok di manapun mereka berada,
merokok di dalam rumah bukanlah sebuah masalah meskipun asap rokok
dapat terhirup oleh anggota keluarga yang berada di dalam rumah,
menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia,
perilaku merokok sebaiknya dihentikan ketika sudah mulai terserang
penyakit, dan merokok memberikan kenikmatan kepada siapa saja yang
menghisapnya.

Sikap merupakan pendapat atau suatu pandangan seorang pelajar


mengenai ektivitas merokok yang mendahului tindakannya. Sikap tidak
akan bisa terbentuk sebelum pelajar mendapatkan informasi, melihat atau
mengalami sendiri mengenai rokok. Sikap dapat dibedakan menjadi dua
yaitu sikap positif, dimana pelajar menunjukkan sikap yang menerima
norma yang berlaku dimana pelajar berada. Sikap pelajar baik otomatis
pengetahuaannya juga baik. Sikap negative yaitu sikap yang menunjukkan

34
bertentangan atau tidak menyetujui norm ayang berlaku diman apelajar itu
berada.

Sikap positif yang ditunjukkan pelajar didasari pada keyakinan yang


positif dari pelajar terhadap akibat-akibat yang bisa ditimbulkan dari rokok
seperti mempermudah pergaulan, dapat mengurangi stress, memberikan
perasaan dewasa dan dapat menimbulkan kenikmatan dan kepuasan sendiri
sehingga secara tidak langsung intensitas untuk tidak melakukan aktivitas
merokok sangat rendah.

Pelajar dapat terpicu untuk melakukan aktivitas merokok dikarenakan


adanya iklan dimedia massa maupun media elektronik yang
menggambarkan bahwa kalau merokok menunjukkan bahwa dia seorang
yang jantan sehingga walau memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya
merokok akan terpicu untuk merokok. Oleh karena itu sikap menjadi
gambaran dari tingkah laku atau kebiasaan pada umumnya dan perilaku
merokok lebih khususnya.

Pada pelajar yang memiliki sikap yang kurang setuju terhadap aktivitas
merokok dan bukan perokok biasanya akan berdampak pada pengendalian
terhadap aktivitas merokok saat mereka dewasa. Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas merokok dan sikap pelajar berkorelasi, sebagai contoh
pelajar yang setuju terhadap aktivitas merokok akan menjadi perokok ketika
dia berusia dewasa. Pelajar yang merokok akan mendukung rokok sehingga
tidak peduli terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munir


(2018) dengan judul pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko merokok
pada santri mahasiswa di Asrama UIN Sunan Ampel Surabaya. Uji
dilakukan dengan menggunakan uji analisa deskriptif. Penelitian ini
mendapatkan bahwa sikap mahasiswa tentang risiko merokok terbilang
cukup baik, karena 64% mahasiswa bersikap baik, 23% bersikap kurang
baik dan 13% bersikap tidak baik.

35
5.3 Hubungan antara Pengetahuan Pelajar dengan Aktivitas Merokok
Pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.

Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p = 0,006.


Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pelajar
dengan aktivitas merokok pelajar SMA Negeri Airmadidi Kabupaten
Minahasa Utara.

Remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, karena
didorong rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin bertualang
menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah
dialaminya dan juga didorong oleh keinginan seperti orang dewasa
menyebabkan remaja ingin mencoba melakukan apa yang sering di lakukan
oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang secara sembunyi-sembunyi,
remaja pria mencoba merokok karena sering melihat orang dewasa
melakukannya (Ali dan Asrori, 2010).

Pengetahuan terdiri dari enam tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi


dan evaluasi. Mengacu pada tingkat pengetahuan remaja putra di SMA
Negeri I Airmadidi disebutkan diatas bahwa dominan mempunyai
pengetahuan dengan kategori baik. Hal ini terlihat bahwa pelajar yang
berpengetahuan tinggi cenderung tidak melakukan perilaku merokok
sedangkan pelajar yang memiliki pengetahuan kurang cenderung melakukan
perilaku merokok. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2014)

Pengetahuan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi


perilaku kesehatan seseorang dimana semakin baik tingkat pengetahuan
seseorang maka akan semakin baik pula perilaku kesehatan. Merokok
merupakan suatu aktivitas yang sangat berbahaya terhadap kesehatan,
karena dengan merokok akan memberikan dampak pada penyakit
kardiovaskuler, kanker, paru-paru dan gangguan kehamilan, sehingga
dengan semakin tinggi tingkat pengetahuan kesehatan, maka perilaku
merokok semakin mengalami penurunan. Pengetahuan menjadi sangat

36
penting bagi seseorang supaya dapat melakukan hal-hal penting
dalam hidup. Misalnya pengetahuan tentang kesehatan sangat
penting agar seseorang dapat meningkatkan atau mempertahankan
kesehatan serta mencegah dirinya dari penyakit.

Bila pelajar menciptakan pengetahuan, ia menciptakan


pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada
kepercayaan yang telah dibenarkan. Pengetahuan dapat
diperoleh melalui pengalaman pengalaman sendiri atau orang
lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas
pengetahuan seseorang. Pendidikan dapat membawa wawasan atau
pengetahuan seseorang secara umum, seseorang mempunyai
pendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih
luas dibandingkan dengan seseorang yang mempunyai pendidikan
lebih rendah.

Pengetahuan dapat ditingkatkan dengan membaca berbagai


sumber buku, majalah atau surat kabar, mendengar melalui
radio dan melihat melalui tayangan televisi. Sekolah
merupakan tempat yang sangat tepat dalam hal peningkatan
pengetahuan, untuk meluruskan setiap informasi dengan
mengungkapkan kebenaran melalui penyampaian baik buruknya
perilaku merokok serta dampak besar yang akan ditimbulkan
oleh perilaku merokok. Kanker merupakan penyakit mematikan
disebabkan oleh merokok yang sangat ditakuti oleh kebanyakan
orang. Oleh sebab itu sebaiknya siswa senantiasa
memperhatikan dan melaksanakan arahan dari kepala sekolah,
guru wali kelas maupun guru bimbingan konseling.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan


oleh Alamsyah dan Nopianto (2017) dengan judul determinan

37
perilaku merokok pada remaja. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ialah siswa kelas X dan XI SMK Negeri 5 Pekanbaru. Uji statistika yang
dilakukan adalah uji Chi Square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 211 siswa, sebanyak 170
siswa berpengetahuan tinggi, sedangkan berpengetahuan rendah
sebanyak 41 siswa. Secara statistik terdapat hubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian merokok
(p = 0,005).

Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Pangestu,


dkk (2017) dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku merokok pada Siswa SMA X di Kota Semarang. Hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan Chi- Square. Perilaku merokok pelajar baik
paling banyak pada pelajar dengan pengetahuan rendah, sedangkan pelajar
yang berperilaku merokok kurang baik paling banyak terdapat pada pelajar
dengan pengetahuan tinggi. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Chi-Square antara variabel pengetahuan pelajardengan perilaku merokok
shisha pada siswa SMA X di Kota Semarang menunjukkan nilai p value
sebesar 0,017 < 0,05 yang artinya Ha diterima Ho ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan pelajardengan
perilaku merokok shisha pada siswa SMA X di Kota Semarang.

5.4 Hubungan antara Sikap Pelajar dengan Aktivitas Merokok Pelajar


SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.

Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p = 0,021.


Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap pelajar dengan
aktivitas merokok pelajar SMA Negeri Airmadidi Kabupaten Minahasa
Utara.

Menurut Notoatmodjo (2010), sikap merupakan respon tertutup


seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan
faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Faktor yang memegang

38
peranan penting dalam menentukan sikap seseorang adalah pengetahuan.
Fungsi sikap belum merupakan tindakan atau aktifitas. Sikap adalah
kecenderungan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu.
Sikap terbentuk dari tiga komponen utama, yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen perilaku. Hal ini menunjukkan bahwa
sikap bisa terbentuk dari fakta, pengetahuan, keyakinan tentang objek,
perasaan, emosi, penilaian, dan perilaku. Hal ini masih menegaskan bahwa
komponen sikap tidak lepas dari pengetahuan. Keduanya akan saling terkait.
Dikatakan pula bahwa tingkatan sikap, yakni menerima, merespon,
menghargai, bertanggung jawab. Hal ini yang penting untuk digaris bawahi
mengenai sikap menghargai bahwa sebaiknya kita terhadap masalah
hendaknya mengerjakan atau mendiskusikannya dengan orang lain
(Notoadmodjo, 2010).
Sikap yang merupakan faktor personal yang berkaitan dengan perilaku
merokok. Remaja mempercayai bahwa dengan merokok akan terlihat
matang dan lebih gaul. Hasil penelitian ini sesuai pendapat bahwa faktor
yang mempengaruhi perilaku merokok salah satu diantaranya adalah sikap
yang merefleksikan kesukaan dan ketidaksukaan yang datang dari
pengalaman, kadang-kadang situasi dapat menyebabkan seseorang bertindak
sesuai dengan sikapnya walaupun sebenarnya sikapnya juga tidak berubah.3
Sikap merupakan respon batin yang sangat komplek yang ditentukan oleh
persepsi seseorang.
Sebelum pelajar mengadopsi perilaku baru, dalam diri pelajar tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni : kesadaran, orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), merasa
tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut, menimbang-nimbang
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, subjek mulai
mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
stimulus, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

39
Pelajar yang memiliki sikap yang kurang setuju terhadap aktivitas
merokok dan bukan perokok biasanya akan berdampak pada pengendalian
terhadap aktivitas merokok saat mereka dewasa. Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas merokok dan sikap pelajar berkorelasi, sebagai contoh
pelajar yang setuju terhadap aktivitas merokok akan menjadi perokok ketika
dia berusia dewasa. Pelajar yang merokok akan mendukung rokok sehingga
tidak peduli terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.
Sikap merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan perilaku
merokok, karena pada hakekatnya sikap akan menentukan seseorang
berperilaku terhadap sesuatu objek baik yang disadari atau tidak disadari
sikap itu dipengaruhi oleh pengetahuan, keyakinan dan emosi (Aryani
2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wirawan (2016) menyatakan bahwa
nilai probalitas sebesar 0,000, mengindikasikan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan
merokok. Adanya hubungan antara sikap dengan sikap tentang bahaya
merokok bagi kesehatan dengan tindakan merokok pelajar di SMK Negeri
Talaga dikarenakan hasil penelitian menyatakan 70,8% dari pelajar
memiliki sikap yang baik tidak merokok, oleh karena itu dapat dinyatakan
sikap seseorang tentang bahaya merokok bagi kesehatan sangat menentukan
seorang perokok.
Hasil yang sama juga diperoleh Wijayanti, dkk (2017), dengan penelitian
yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok
pada remaja kampong Bojong Rawalele, Jatimakmur, Bekasi. Data
kuantitatif yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square
untuk mengidentifikasi hubungan antara sikap dengan perilaku merokok.
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,000 sehingga dapat disimpulkan
terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku merokok. Sikap itu
berhubungan negatif dengan perilaku merokok, bahwa seseorang yang
bersikap baik tentang bahaya merokok akan mengurangi risiko berperilaku
merokok.

5.5 Keterbatasan Penelitian

40
Aktivitas merokok pada pelajar dipengaruhi oleh banyak faktor namun
tidak semua variabel yang berhubungan dengan aktivitas merokok diteliti.
Peneliti hanya focus pada variabel-variabel yang ditentukan oleh peneliti di
kerangka konsep. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan waktu
penelitian, dana dan tenaga dalam pengambilan data pada saat melakukan
penelitian.
Pada penelitian ini dapat terjadi bias karena kemungkinan jawaban yang
diberikan bukan jawaban yang sebenarnya karena responden memiliki
kesempatan berdiskusi dengan teman lain walalupun peneliti sudah
menjelaskan bahwa jawaban responden harus jawaban sendiri.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan dalam penelitian ini ialah terdapat hubungan antara


pengetahuan dan sikap pelajar dengan aktivitas merokok pelajar SMA Negeri 1
Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Hal ini dibuktikan dengan:
1. Pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi sebagian besar memiliki pengetahuan
yang baik
2. Pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi sebagian besar memiliki sikap yang baik
3. Pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi sebagian besar memiliki tidak merokok
4. Ada hubungan antara pengetahuan pelajar dengan aktivitas merokok
pelajar SMA Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
5. Ada hubungan antara sikap pelajar dengan aktivitas merokok pelajar SMA
Negeri 1 Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Pelajar

Dapat menambah pengetahuan bagi remaja mengenai dampak perilaku


merokok bagi dirinya dan lingkungan sekitar.
6.2.2 Bagi SMA Negeri 1 Airmadidi

41
Dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih mengontrol
siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok bagi siswa
mengantisipasi stress yang mungkin terjado pada siswa dengan lebih
mengaktifkan bimbingan dan konseling.
6.2.3 Bagi Fakultas Kesehtaan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Dapat menambah bacaan perpustakaan di Fakultas Kesehatan masyarakat
Universitas Sam Ratulangi yang dapat dijadikan untuk pengembangan
pengetahuan serta dapat dijadikan panduan bagi mahasiswa yang akan
melakukan penelitan mengenai aktivitas merokok pelajar.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. Y. 2011. Rokok dan Kesehatan. UI Press. Jakarta.


Alamsyah, A dan Nopianto. 2017. Determinan Perilaku Merokok pada Remaja.
Endurance 2 (1): 25-30.
Ali, M dan Asrori M. 2010. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.
Bumi Aksara. Jakarta.
Ambarwati., Khoirul, AU., Kurnoawati, F., Diak, TK dan Darojah, S. 2014.
Media Leaflet, Video dan Pengetahuan Siswa SD tentang Bahaya Merokok
(Studi pada Siswa SDN 78 Sabrang Lor Mojosongo Surakarta).Jurnal
Kesehatan Masyarakat 10 (1): 7-13.
Andika, D., Khairsyar, O dan Pertiwi D. 2016. Hubungan Pengetahuan dengan
Kejadian Merokok pada Pelajar SMPN Pariaman. Jurnal Kesehatan Andalas
5 (2): 361-364
Anonim. 2015. Infodatin-Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Hari Tanpa Tembakau
Sedunia. Kementerian Kesehatan Indonesia.
Aryani, R. 2010. Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Salemba Medika.
Jakarta.

42
Baharuddin. 2017. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Aktivitas merokok
pada Anak Usia Remaja Madya (15-18 Tahun). Skripsi. Universitas Islam
Negeri Alaudin Makassar. Makassar.
Fatonah, S dan Amatiria G. 2016. Kepatuhan Warga terhadap Peraturan Kawasan
Tanpa Asap Rokok di Lampung Selatan. Jurnal Keperawatan 12 (1): 149-
154.
Hutapea, C. E. Z., Rumayar A.A. dan Maramis F.R.R.. 2017. Hubungan antara
Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Kebijakan Kawasan tanpa Rokok
pada Pelajar di SMP Kristen Tateli. KESMAS 6 (3): 1-13.
Jaya, M. 2009. Pembunuh Berbahaya itu Bernama Rokok. Yogyakarta. Riz’ma.
Lake, W. R. R., Hadi S dan Sutriningsih A. 2017. Hubungan komponen Perilaku
(Pengetahuan, Sikap, Tindakan) Merokok pada Mahasiswa. Nursing News 2
(3): 843-856.
Munir, M. 2018. Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Risiko Merokok pada
Santri Mahasiswa di Asrama UIN Sunan Ampel Surabaya. Klorofil 1 (2): 93-
104.
Nasution, N. A. 2017. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
Merokok di SMP Negeri 41 Medan Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah.
Politeknik Kesehatan Kemenkes. Medan.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan edisi Revisi.
Jakarta Rineka Cipta.
Novitasari, M. K., Wowor V dan Kaunang W.P.J. 2014. Gambaran Tingkat
Pengetahuan Siswa SMA Negeri 1 Manado tentang Dampak Merokok Bagi
Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal Gigi 2 (2): 1-9.
Nurrahmah. 2014. Pengaruh Rokok terhadap Kesehatan dan Manusia
Pembentukan Karakter Manusia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Karakter 1 (1): 77-84.
Pangestu, A.W., Cahyo K dan Kusumawati A. 2017. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Merokok Shisha pada Siswa SMAX di Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 5 (1): 489-499.

43
Paparang, S. R. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Merokok
Kepala Keluarga di Kelurahan Singkil I Lingkungan V Kecamatan Singkil
Kota Manado. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Manado
Rizaldy, A. B., Afriwardi dan Sabri Y.S. 2016. Hubungan Aktivitas merokok
dengan Ketahanan Kardiorespirasi (Ketahanan Jantung- Paru) Pelajar SMKN
1 Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 5 (2): 325-329.
Septiana, N., Syahrul dan Hermansyah. 2016. Faktor Keluarga yang
Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Pelajar Sekolah Menengah Pertama.
Jurnal Ilmu Keperawatan 4 (1): 1-14.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R dan B. Alfabeta.
Bandung.
Sukendro, S. 2007. Filosofi Rokok. Pinus Book Publisher. Yogyakarta.
Sujarweni, V. W. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan. Gava Medika.
Yogyakarta.
Widaya, H. 2014. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok
pada Remaja di RW 06 Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota
Makassar. Skripsi. UIN Alauddin Makassar. Makassar.
Wijayanti, E., Dewi, C dan Rifqatussa’adah. 2017. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Merokok pada Remaja Kampung Bojong
Rawalele, Jatimakmur, Bekasi. Global Medical and Health Communication 5
(3): 194-198
Wirawan, A. S. 2016. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap tentang Bahaya
Merokok bagi Kesehatan dengan Tindakan Merokok Pelajar SMK Negeri
Talaga. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA 2 (3): 1-10.

44
LAMPIRAN

45
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

46
Lampiran 2. Surat Selesai Melakukan Penelitian

47
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN AKTIVITAS


MEROKOK PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI I
AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA
Kepada Yth :

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Fakultas


Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado :

Nama : Kurnia Herdalita Sanjaya

NIM : 13111101197

Akan mengadakan penelitian dengan judul :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN AKTIVITAS


MEROKOK PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI I
AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA
Bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk menandatangani lembar
persetujuan dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan wawancara. Jawaban anda
akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian.

Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Manado, 2019

Peneliti

48
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN AKTIVITAS


MEROKOK PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI I
AIRMADIDI KABUPATEN MINAHASA UTARA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Dengan ini menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai pelajardalam


penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa (NAMA) dengan judul “Hubungan
Pengetahuan dan Sikap tentang Efek Rokok terhadap Kesehatan dengan Perilaku
Merokok Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri I Aermadidi”.

Demikian persetujuan ini saya buat dengan benar untuk digunakan seperlunya.

Manado, 2019

Pelajar

49
KUESIONER PENELITIAN

Karakteristik Siswa

1. Umur : …………….tahun
2. Jenis kelamin : L P
3. Tinggal : Dengan Keluarga Kost

Pengetahuan

Berilah Tanda Checklist (√ ) pada Jawaban yang dianggap Benar.

PENGETAHUAN Diisi
Peneli
No. Pernyataan Benar Salah ti
1. Rokok adalah olahan tembakau yang dibungkus
dalam kertas berbentuk silinder (tabung).
2. Dalam sebatang rokok terdapat lebih dari 4000
macam kandungan zat kimia
3. Hanya nikotin yang merupakan bahan utama dari
rokok
4. Satu-satunya penyakit yang disebabkan oleh merokok
adalah penyakit jantung
5. Orang ikut menghirup asap rokok dari seorang
perokok disebut perokok pasif
6. Rokok hanya berbahaya bagi perokok dan tidak
berbahaya bagi orang di sekitar yang tidak merokok
7. Asap rokok berdampak buruk pada pertumbuhan anak

8. Merokok menyebabkan kekentalan darah

Paparang (2018): Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Merokok


Kepala Keluarga di Kelurahan Singkil I Lingkungan V
Kecamatan Singkil Kota Manado

50
Sikap

Berilah Tanda Checklist (√ ) pada pilihan jawaban di dalam kotak.

Diisi
SIKAP Peneli
ti

No. Pernyataan SS S RR TS STS


1. Setiap orang bebas untuk merokok di
manapun mereka berada
2. Merokok di dalam rumah bukanlah sebuah
masalah meskipun asap rokok dapat
terhirup oleh anggota keluarga yang berada
di dalam rumah
3. Menghirup udara yang bebas asap rokok
merupakan hak asasi manusia
4. Perilaku merokok sebaiknya dihentikan
ketika sudah mulai terserang penyakit
5. Merokok memberikan kenikmatan kepada
siapa saja yang menghisapnya

Paparang (2018): Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Merokok


Kepala Keluarga di Kelurahan Singkil I Lingkungan V
Kecamatan Singkil Kota Manado.

Aktivitas Merokok
Berilah Tanda Checklist (√ ) pada pilihan jawaban di dalam kotak.
Apakah Anda Merokok

YA TIDAK

Jika Jawaban anda YA maka jawablah pertanyaan dibawah ini

1. Apakah anda merokok selama sebulan terakhir?


a) Ya, setiap hari
b) Ya, Kadang-kadang
c) Tidak, tapi sebelumnya pernah merokok
d) Tidak pernah sama sekali

51
2. Berapa umur anda ketika pertama kali merokok?

3. Rata-rata berapa batang rokok yang anda hisap per-hari?

4. Sebutkan jenis rokok yang biasa anda hisap

a) Rokok kretek
b) Rokok putih
c) Rokok linting
d) Cerutu

5. Apakah anda biasa merokok di dalam gedung/ ruangan?


a) Ya
b) Tidak

6. Apakah anda biasa merokok di luar gedung/ ruangan?


a) Ya
b) Tidak

7. Apakah anda biasa merokok di dalam rumah??


a) Ya
b) Tidak

Paparang (2018): Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Merokok


Kepala Keluarga di Kelurahan Singkil I Lingkungan V
Kecamatan Singkil Kota Manado.

52
Lampiran 4. Master Tabel Penelitian
Umur Jenis Kelamin Tinggal Pengetahuan
NO Kelas n n Kat n Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 Tot Kat
1 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
2 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
3 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
4 10 14 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
5 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
6 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
7 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
8 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
9 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
10 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
11 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
12 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
13 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
14 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 1 1 1 13 1
15 10 14 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
16 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
17 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
18 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
19 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
20 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
21 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
22 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
23 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
24 10 14 Laki-laki 1 Kost 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
25 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
26 10 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
27 10 14 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
28 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
29 10 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
30 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
31 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
32 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1
33 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
34 11 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
35 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
36 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 1
37 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
38 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
39 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 1 15 1

53
40 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
41 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 1 2 2 2 2 2 2 15 1
42 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
43 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 1 2 2 2 15 1
44 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 1 2 2 15 1
45 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
46 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
47 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
48 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
49 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
50 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
51 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 1 2 2 2 2 2 2 15 1
52 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
53 11 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
54 11 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
55 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 1 2 2 2 2 2 2 15 1
56 11 16 Perempuan 2 Keluarga 1 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1
57 11 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
58 11 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
59 11 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
60 12 17 Laki-laki 1 Kost 2 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
61 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
62 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
63 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
64 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
65 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
66 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
67 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
68 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
69 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
70 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
71 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
72 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
73 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
74 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 1 2 15 1
75 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
76 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
77 12 17 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
78 12 15 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
79 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
80 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
81 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
82 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2

54
83 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
84 12 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
85 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
86 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
87 12 17 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
88 12 16 Laki-laki 1 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
89 12 16 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2
90 12 15 Perempuan 2 Keluarga 1 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2

Sikap Aktivitas Merokok


1 2 3 4 5 Tot Kat n Kat
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 4 5 5 4 21 2 Tidak Merokok 2
3 4 3 5 4 19 1 Tidak Merokok 2
2 1 1 3 3 10 1 Tidak Merokok 2
1 2 2 3 2 10 1 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 4 4 4 4 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 3 3 3 3 15 1 Merokok 1
2 4 2 4 4 16 1 Merokok 1
5 5 5 4 3 22 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 5 3 22 2 Tidak Merokok 2
4 3 1 5 3 16 1 Merokok 1
3 5 4 4 3 19 1 Merokok 1
3 5 3 4 3 18 1 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
5 5 5 4 4 23 2 Tidak Merokok 2
3 5 4 4 3 19 1 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 4 21 2 Tidak Merokok 2
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 3 3 19 1 Merokok 1
4 5 2 3 3 17 1 Merokok 1
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1

55
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
4 5 5 4 3 21 2 Merokok 1
4 5 5 4 3 21 2 Merokok 1
3 5 4 4 3 19 1 Merokok 1
5 5 4 2 3 19 1 Merokok 1
4 4 4 4 2 18 1 Merokok 1
3 4 4 2 3 16 1 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Merokok 1
3 4 4 3 2 16 1 Merokok 1
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 3 2 5 5 19 1 Merokok 1
1 2 2 4 4 13 1 Tidak Merokok 2
3 5 4 3 5 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 4 21 2 Merokok 1
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 5 4 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 3 3 19 1 Merokok 1
4 5 2 3 3 17 1 Tidak Merokok 2
4 5 4 4 3 20 2 Merokok 1
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
3 5 4 4 3 19 1 Tidak Merokok 2
5 5 4 2 3 19 1 Merokok 1

56
4 4 4 4 2 18 1 Tidak Merokok 2
3 4 4 2 3 16 1 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
2 1 1 3 3 10 1 Tidak Merokok 2
1 2 2 3 2 10 1 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 4 3 21 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
4 3 2 4 3 16 1 Tidak Merokok 2
3 5 5 4 3 20 2 Tidak Merokok 2
3 3 3 3 3 15 1 Tidak Merokok 2
2 4 2 4 4 16 1 Tidak Merokok 2
5 5 5 4 3 22 2 Tidak Merokok 2
4 5 5 5 3 22 2 Tidak Merokok 2

57
Lampiran 5. Hasil Uji Statistika Penelitian

HASIL UJI STATISTIKA PENELITIAN

Karakteristik Responden
Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 29 32.2 32.2 32.2
11 30 33.3 33.3 65.6
12 31 34.4 34.4 100.0
Total 90 100.0 100.0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 10 11.1 11.1 11.1
15 40 44.4 44.4 55.6
16 28 31.1 31.1 86.7
17 12 13.3 13.3 100.0
Total 90 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 54 60.0 60.0 60.0
Perempuan 36 40.0 40.0 100.0
Total 90 100.0 100.0

Tempat Tinggal
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dengan Keluarga 88 97.8 97.8 97.8
Kost 2 2.2 2.2 100.0
Total 90 100.0 100.0

58
Hasil Uji Univariat Penelitian
Statistics
Pengetahuan Sikap
N Valid 90 90
Missing 0 0
Mean 15.79 19.01
Std. Error of Mean .051 .277
Median 16.00 20.00
Mode 16 20
Std. Deviation .486 2.629
Variance .236 6.910
Range 3 13
Minimum 13 10
Maximum 16 23
Sum 1421 1711

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 17 18.9 18.9 18.9
Baik 73 81.1 81.1 100.0
Total 90 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 29 32.2 32.2 32.2
Baik 61 67.8 67.8 100.0
Total 90 100.0 100.0

Aktivitas Merokok
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Merokok 30 33.3 33.3 33.3
Tidak Merokok 60 66.7 66.7 100.0
Total 90 100.0 100.0

59
Hasil Bivariat Penelitian

Pengetahuan * Aktivitas Merokok

Crosstab
Aktivitas Merokok
Merokok Tidak Merokok Total
Pengetahuan Kurang Baik Count 11 6 17
% of Total 12.2% 6.7% 18.9%
Baik Count 19 54 73
% of Total 21.1% 60.0% 81.1%
Total Count 30 60 90
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
9.283 1 .002
b
Continuity Correction 7.624 1 .006
Likelihood Ratio 8.790 1 .003
Fisher's Exact Test .004 .004
Linear-by-Linear Association 9.180 1 .002
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.67.
b. Computed only for a 2x2 table

Sikap * Aktivitas Merokok

Crosstab
Aktivitas Merokok
Merokok Tidak Merokok Total
Sikap Kurang Baik Count 15 14 29
% of Total 16.7% 15.6% 32.2%
Baik Count 15 46 61
% of Total 16.7% 51.1% 67.8%
Total Count 30 60 90
% of Total 33.3% 66.7% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.512 1 .011
b
Continuity Correction 5.348 1 .021
Likelihood Ratio 6.354 1 .012
Fisher's Exact Test .016 .011
Linear-by-Linear Association 6.440 1 .011
N of Valid Cases 90
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.67.
b. Computed only for a 2x2 table

60
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Menjalankan Kuesioner kepada Pelajar Kelas XII

61
Membantu Pelajar Kelas X dalam Pengisian Kuesioner

62
Memberitahu kepada Pelajar Kelas X Cara Mengisi Identitas dan Kuesioner

Memberikan Informasi kepada Pelajar Kelas XI mengenai Bahaya Merokok

63
Lampiran 7. Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP

Nama : Kurnia Herdalita Sonjaya

Tempat, Tanggal Lahir : Manado, 28 Juni 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Dalam Keluarga : Anak Kedua dari 2 Bersaudara

Nama Ayah : Darlim Sanjaya Purn. TNI-AD

Nama Ibu : Agustien Gertje Said (almh)

Nama Saudara kandung: Rizky Herdayana Sonjaya, SE

Alamat : Airmadidi Atas Lingk V Kec. Airmadidi Kab. Minut

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus di TK Tabita Airmadidi pada tahun 2000


2. Lulus di SD Negeri 3 Airmadidi pada tahun 2006
3. Lulus di SMP Negeri 2 Airmadidi pada tahun 2009
4. Lulus di SMA Negeri 1 Airmadidi pada tahun 2012
5. Pernah Menempuh Pendidikan di Universitas Negeri Manado (UNIMA)
Jurusan Bahasa Jepang pada tahun 2012
6. Diterima di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
(UNSRAT) Manado. Lulus lewat jalur T2 (Tumou Tou) pada tahun 2013
dengan NIM 13111101197. Dan pada semester lima, diterima di bidang minat
Promosi Kesehatan (Promkes)
Beberapa pengalaman yang didapat selama menempuh pendidikan di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Unsrat:
 Mengikuti PK2MB atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa
Baru di Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2013

64
 Mengikuti kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) I di Kelurahan
Sendangan Tengah, Kecamatan Kawangkoan
 Mengikuti kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) II di Kelurahan
Sendangan Tengah, Kecamatan Kawangkoan
 Mengikuti kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) III di Kelurahan
Sendangan Tengah, Kecamatan Kawangkoan
 Mengikuti Kuliah Kerja Nyata Terpadu (KKNT) angkatan 112 di Desa
Buko, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara
 Mengikuti kegiatan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Utara

65

Anda mungkin juga menyukai