SKRIPSI
OLEH
EVITA CHRISTIANI EGETEN
151111011256
1
Evita Christiani Egeten. 2019. Pengaruh Iklan Bahaya Merokok terhadap
Pengetahuan dan Sikap Merokok Pada Peserta Didik di SMP Negeri 3
Amurang Timur Kabupaten Kabupaten. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado. Pembimbing (I)
Sulaemana Engkeng, SKM, M.Kes (II) Afnal Asrifuddin, SKM, M.Kes.
RINGKASAN
2
Evita Christiani Egeten. 2019. The Influence Of Advertisement of Dangers Of
Smoking On Knowledge And Smoking Attitude In Students In SMP Negeri 3
Amurang Timur Kabupaten Kabupaten. Thesis. Public Health Faculty, Sam
Ratulangi Manado University. Advisor (I) Sulaemana Engkeng, SKM,
M.Kes. (II) Afnal Asrifuddin, SKM, M.Kes.
SUMMARY
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa patut penulis panjatkan atas smua
berkat, cinta kasih kesehatan, kekuatan, tuntunan, rahmat dan pimpinan-Nyalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Pengaruh Iklan
Bahaya Rokok Terhadap Pengetehuan dan Sikap Merokok Pada Peserta Didik di
SMP N 3 Amurang Timur" dengan baik.
1. dr. Diana Vanda D. Doda, MOHS, AIFM, PhD Selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.
2. dr. Budi T. Ratag, MPH Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Manado.
3. dr. Ribka Wowor, M.Kes Selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Manado.
4. dr. Ricky C. Sondakh, M.Kes Selaku Wakil Dekan BIdang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sam Ratulangi Manado.
5. Sulaemana Engkeng, SKM, M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian serta
memberikan masukan-masukan yang sangat berharga.
6. Afnal Asrifuddin, SKM, M.Kes Selaku Dosen Pembimbing Skripsi II
yang telah memberikan bimbingan serta arahan yang sangat baik.
7. Prof. dr. B.H Ralph Kairupan, SpKJ (K) Selaku Dosen Penguji I yang
telah memberikan masukan dan saran kepada penulis.
8. dr. Lery F. Suoth, M.Kes Selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
masukan dan saran bagi penilis.
9. dr. Herdy Munayang, MA Selaku Dosen Penguji III yang telah
4
memberikan masukan dan saran bagi penilis.
10. Teristimewa Kedua orangtuaku, Papa William A. Egeten dan Mama
Jennie J. Ratu tersayang sepanjang masa yang selalu setia menjaga penulis
dari kecil hingga sekarang, yang selalu memberikan kasih sayang yang tak
henti-hentinya, selalu ada kapanpun dan dimanapun penulis butuhkan,
yang selalu memberikan motivasi serta arahan, selalu mendoakan siang
dan malam kepada penulis, memberikan semangat kepada penilis dalam
menyusun skripsi ini dan selalu memberikan topangan dana yang penulis
butuhkan, seberapapun itu.
11. Kakakku tersayang Wilter C. Egeten dan kakak Ingkan E. Sembel , yang
selalu memberikan motivasi dan menyayangi dengan sepenuh hati.
12. Keponakanku Queenli K. Egeten yang sangat lucu dan selalu memberikan
kehangatan serta semangat penulis dalam penyusunan skripsi.
13. Yang Terkasih Siva Kenny M. Timbuleng yang setia menyayangi dan
selalu menjadi penyemangat, memberikan motivasi, selalu ada dikala
senang maupun sedih, selalu memberikan dukungan kepada penulis.
14. Sahabat Febryanti Hasiru yang selalu bersama-sama, selalu setia mencintai
dan meyayangi , yang tak perna meninggalkan, selalu membantu dan
memberikan motivasi.
15. Sahabat Pratiwi Mokodompit selalu setia menyayangi, ada dimanapun
kapanpun penulis butuhkan, selalu memberikan kata-kata yang
memotivasi hidup, dan selalu memberikan waktunya untuk membantu
penulis.
5
memberikan dukungan semangat kepada penulis.
Penulis sangat menyadari dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan dari segi penyajian maupun dalam penyusunan. Untuk
itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan
ajar untuk mencapai tingkiat yang lebih baik.
6
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK..................................................................................................................... i
LAMPIRAN ................................................................................................................ xi
7
2.2.3 Klasifikasi Aktivitas Merokok ....................................................... 12
2.5 Iklan.......................................................................................................... 19
8
4.1.2 Visi dan Misi ................................................................................... 31
9
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 44
LAMPIRAN ............................................................................................................... 48
10
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Hal
11
DAFTAR TABEL
Nomor
Hal
1. Desain Penelitian One Group Pre Test Post Test Design ..........................26
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ............................................33
3. Karakteristik Pelajar Berdasarkan Jenis Kelamin .....................................33
4. Pengetahuan Merokok Sebelum Diberikan Iklan Bahaya Merokok pada
Peserta Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan ………………………………………………………............ … 34
5. Pengetahuan Merokok Setelah Diberikan Iklan Bahaya Merokok pada
Peserta Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan ……………………………………………………….................. 34
6. Sikap Merokok Sebelum Diberikan Iklan Bahaya Merokok pada Peserta
Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan……………………………………………………………….....35
7. Sikap Merokok Setelah Diberikan Iklan Bahaya Merokok pada Peserta
Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan……………………………………………………………….....35
8. Hasil Uji Normalitas Variabel Kelelahan Pengetahuan dan Sikap …….36
9. Hasil Uji Homogen Variabel Pengetahuan dan Sikap ………………...36
10. Pengaruh Iklan Bahaya Merokok terhadap Pengetahuan Merokok pada
Peserta Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan ..………………………………………………………..............37
11. Pengaruh Iklan Bahaya Merokok terhadap Sikap Merokok pada Peserta
Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan .38
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Hal
13
DAFTAR SINGKATAN DAN INISIAL
Mg : mili gram
PA : Perlindungan Anak
SOR : Stimulus-Organisme-Respon
14
BAB I
PENDAHULUAN
15
dibanding remaja yang memulai merokok pada masa remaja akhir. Remaja yang
merokok sejak remaja awal memiliki risiko lebih besar mengalami penyakit yang
berhubungan dengan rokok. Prevalensi merokok di kalangan remaja harus
dikurangi untuk mencegah konsekuensi kesehatan yang berhubungan dengan
tembakau (Supeno dan Suroso, 2015).
Pada masa remaja, perubahan biologis, psikologis, dan sosial terjadi dengan
pesat.Hal ini menuntut perubahan perilaku remaja untuk menyesuaikan diri
dengan kondisi tersebut. Pada beberapa remaja, proses penyesuaian ini bisa
berlangsung tanpa masalah karena mereka berhasil mengenali identitas diri dan
mendapat dukungan sosial yang cukup. Namun sebagian remaja yang lain dapat
mengalami persoalan penyesuaian diri. Kesulitan penyesuaian diri remaja
biasanya diawali dengan munculnya perilaku-perilaku yang berisiko menimbulkan
persoalan psikososial remaja baik pada level personal maupun sosial, seperti
perilaku merokok (Margaretha, 2012)
Orang Indonesia rata-rata menghisap 1 bungkus rokok per hari atau setara
12,3 batang dan jumlah perokok terbanyak di Indonesia terdapat di Bangka
Belitung dan Riau dengan jumlah batang rokok yang dihisap masing-masing 18
batang. Sulawesi Utara memiliki proporsi perokok sebesar 24,6%, masih terbilang
tinggi dimana jumlah perokok per orang per hari berjumlah 13,2 batang atau
diatas rerata konsumsi rokok nasional (Kemenkes RI, 2015).
Perokok di Indonesia ternyata tidak hanya di kalangan dewasa saja, namun
sudah merambat ke kalangan remaja. Kita tahu remaja merupakan masa transisi
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa transisi inilah yang kadang
membuat remaja bingung dalam mencari identitas dirinya (Purwanto, 2012).
Umur Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan umur remaja awal (12-
15 tahun) dimana pada masa ini remaja senang mencoba, ingin tahu dan mencari
sesuatu yang dianggap bernilai. Semakin muda umur mulai merokok, maka
derajat ketergantungan akan semakin tinggi dan mengalami dampak gangguan
kesehatan yang lebih parah. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi remaja
menjadi perokok, antara lain faktor pengaruh keluarga sebesar 60,3%, pengaruh
teman sebesar 69%, pengaruh iklan sebesar 24,1%, konsep diri sebesar 29,62%,
pengetahuan sebesar 67,9%, teman sebaya merokok sebesar 72,8%, kebiasaan
16
merokok orang tua sebesar 57,3%, ekstrakurikuler sebesar 54,2%, dan
konformitas remaja sebesar 71,5% (Noviana, dkk, 2016).
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 3
Amurang, jumlah Peserta Didik kelas VII sebanyak 25 Peserta Didik, kelas VIII
sebanyak 24 dan kelas IX sebanyak 28. Dari 20 orang Peserta Didik yang
diobservasi, didapati yang merokok sebanyak 8 Peserta Didik sedangkan yang
tidak merokok sebanyak 12 Peserta Didik.
Pemerintah juga mengeluarkan aturan mengenai penayangan iklan maupun
promosi untuk produk tembakau yang menjadi sponsor untuk kegiatan
pembatasan untuk iklan rokok ini mulai berlaku Juni 2014. Pasal 61 PP No.
109/2012 menyebutkan ketentuan mengenai pencantuman peringatan kesehatan
paling lambat 18 bulan terhitung sejak PP ini diundangkan yaitu tanggal 24
Desember 2012. Adapun ketentuan mengenai pembatasan iklan dan promosi
produk tembakau atau menjadi sponsor kegiatan diberlakukan paling lambat sejak
PP ini diundangkan. Dari iklan gambar peringatan kesehatan ini pula konsumen
tetap memiliki minat untuk membeli rokok, padahal sudah jelas bahwa iklan
tersebut menghimbau kepada konsumen rokok untuk berhenti mengkonsumsi
rokok dengan mengabaikan iklan tersebut (Nugroho, 2015).
Gambar ataupun video bahaya merokok lebih efektif dari pada peringatan
dalam bentuk tulisan atau teks dalam meningkatkan motivasi untuk berhenti dan
tidak untuk memulai merokok di kalangan masyarakat atau pemuda, peringatan
secara tertulis atau teks yang sangat kecil pengaruhnya terhadap para perokok.
Tujuan ini untuk mengevaluasi efektivitas yang dirasakan terhadap iklan bahaya
merokok di kalangan pemuda. Semua iklan bergambar dianggap lebih efektif dari
peringatan teks secara tertulis di pesan terkait dan variabel dampak terkait,
termasuk niat untuk berhenti atau tidak mulai merokok di kalangan sekolah dan
universitas (Nugroho, 2015).
Persepsi terhadap iklan bahaya merokok adalah bagaimana seseorang melihat
dan mengartikan informasi tentang bahaya yang diakibatkan dari perilaku
merokok yang disajikan oleh media-media tertentu. Berdasarkan Studi
Keterpajanan Iklan dan Sponsor terhadap kognitif, afeksi, danperilaku merokok
remaja, yang dilakukan Universitas Hamka dan Komnas Anak padatahun 2007
17
mencatat sebanyak 99,7 % dari353 Peserta Didik SMP dan sekolah lanjutan atas
diDKI Jakarta mengaku menonton iklan rokok ditelevisi dan 86,7 % melihat iklan
(Afif dan Astuti, 2015).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian mengenai pengaruh iklan
rokok di media televisi terhadap perilaku merokok pada peserta didik di SMP
Negeri 3 Amurang.
18
Sebagai bahan masukan kepada sekolah SMP Negeri 3 Amurang agar
dapat lebih memerhatikan pelajar yang merokok khususnya di
lingkungansekitar sekolah.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rokok
20
yang terkandung di dalamnya sudah disebutkan di bungkus, masih banyak
masyarakat salah satunya masyarakat Indonesia yang merokok aktif.
a.Kandungan yang berbahaya yang terdapat di dalam rokok
Menurut ilmu kedokteran, rokok mengandung lebih kurang 4000
bahan kimia, tar, karbon monoksida dan hidrogen sianida nikotin
dijumpai secara alami di dalam batang dan daun tembakau yang
mengandung nikotin paling tinggi atau sebanyak 5% dari berat tembakau.
Nikotin merupakan racun saraf manjur (potent nerve poison) dan di
gunakan sebagai racun serangga. Pada suhu rendah, bahan ini bertindak
sebagai perangsang dan adalah salah satu sebab utama mengapa merokok
digemari dan dijadikan sebagai tabiat (Sukendro, 2007).
Kandungan asap rokok terdiri dari antara lain bahan radio aktif
(polonium-201), aceton, amonia naphthalene, arsenik, hydrogen cyanide
dan racun yang paling terpenting dalam rokok adalah karbon mokoksida,
Nikoton dan Tar (Fatonah dan Amatiria, 2016).
Ibu-ibu hamil yang suka merokok dapat kemungkinan keguguran
kandungan sedangkan cita-rasa atau selera makan berkurang, gelisah,
tangan gemetar (tremor) dapat diakibatkan oleh karbon monoksida (CO),
tar dan nikotin.
Batuk-batuk dan sesak napas dapat disebabkan Tar dan asap rokok
yang tertimbun di saluran pernapasan. Kanker saluran pernapasan, lidah
atau pada bibir dapat diakibatkan Tar yang menempel di jalan napas
dapat. Pengaruh yang negatif terhadap jalan napas dan pembuluh darah
dapat diakibatkan oleh gas karbon monoksida (CO). Pada
hemoglobin,karbon monoksida lebih mudah terikat dari pada oksigen.
Orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon monoksida
dandaya angkut oksigen akan berkurang.. Pada seseorang perokok akan
sampai terjadi keracunan CO, pengaruh negatif pada jalan napas dan
pada pembulu dimana gas CO yang dihisap oleh perokok (Jaya, 2009).
Selama pemanasan tembakau akan terbentuk Tar. Tar tersusun dari
berbagai macam bahan kimia yang ada di dalam daun tembakau dan juga
bahan kimia yang ditambahkan selama proses pertanian maupun di dalam
21
proses pembuatan rokok. Tar merupakan salah satu senyawa karsinogen
atau senyawa yang dapat menyebabkan kanker dimana tar termasuk
dalam hidrokarbon aromatik polisiklik yang dapat berasal dari aspa
rokok. Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang
berhubungan dengan risiko timbulnya kanker.
Salah satu kimia yang masuk dalam golongan alkaloid toksik adalah
nikotin yang berasal dari tembakau. Biasanya dalam sebatang rokok
terkandung nikotin sebanyak 1-3 mg. Paru-paru dapat menyerap senyawa
nikotin dan penyerapannya hamper sama dengan nikotin yang masiuk
melalui intravena. Waktu yang dipelukan oleh nikotin untuk masuk ke
dalam otak kurang lebih 10 detik. Nikotin diedarkan keseluruh bagian
otak setelah mampu melewati barrier otak, dalam waktu 15-20 menit
pada hisapan terkahir, dapat menyebar ke seluruh tubuh. Efek bifasik dari
nikotin pada dosis rendah menyebabkan Rangsangan ganglionik yang
eksitasi dapat disebabkan oleh nikoton dengan dosis yang tendah tetapi
pada dosis tinggi yang menyebabkan blockade gangbionik setelah
eksitasi sepintas (Sukendro, 2007).
b. Dampak Merokok
Terdapat beberapa penyakit yang disebabkan oleh rokok yaitu :
1. Dampak pada paru-paru
Menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi)
dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas
kecil, terjadi peradangan ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan secret. Pada jaringan paru-paru,
terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat
perubahan anatomi saluran napas, akan timbul perubahan pada fungsi
paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar
utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).Dikatakan
bahwa merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM,
termasuk emfisema paru-paru, bronchitis kronis, dan asma.
22
2. Dampak terhadap jantung
Penyebab utama dari penyakit jantung dan pembuluh darah salahsatuny
adalah merokok. Merokok tidak hanya menyebabkan penyakit jantung
koroner juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak
dan perifer. Nikotin yang terkandung pada rokok, selain menyebabkan
ketagihan, mengganggu irama jantung, memberikan rangsangan
melepas adrenalin, denyut jantung dapat meningkat, tekanan darah
meningkat dan jantung kan lebih membutuhkan oksigen. System kerja
saraf dan otak serta banyak anggota tubuh dapat terganggu, timbulnya
penggumpalan ke dinding pembuluh darah yang diakibatkan nikotin
menggantikan trombosit darah.
3. Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari
Di dalam perut usus dua belas jari terjadi keseimbangan antar
pengeluaran asam yang dapat menganggu lambung dengan daya
perlindungan. Tembakau meningkatkan sekresi lambung dan usua dua
belas jari. Perokok menderita dua kali lebih tinggi dari bukan perokok.
4. Efek terhadap bayi
Ibu hamil yang merokok mengakibatkan kemungkinan melahirkan
prematur. Wanita hamil yang merokok mengakibatkan daya tahan
bayinya menurun pada tahun pertama, sehingga akan menderita radang
paru-paru bronchitis dua kali lipat dibandingkan yang tidak merokok.
Rokok yang diisap si ibu akan mengganggu oksigenasi di tubuh janin
karena ikut masuknya karbonmonoksida ke peredaran darah janin dan
adanya gangguan enzim-enzim pernapasan janin dalam kandungan.
Terdapat bukti bahwa anak yang orang tuanya merokok menunjukkan
perkembangan mentalnya terbelakang. Hal ini disebabkan oleh
kandungan dari asap rokok menembus plasenta dan mengganggu
kesehatan janin dalam kandungan.
5. Impotensi
Masalah disfungsi ereksi merupakan masalah yang dialami oleh banyak
pria di dunia. Lebih dari 50 % pria berusia 40 - 70 tahun mengalami
disfungsi ereksi dan angka ini naik mendekati 70 % padausia 70 tahun.
23
Ereksi tidak dapat terjadi bila darah tidak dapat mengalir ke penis. Oleh
karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik. Merokok dapat
merusak pembuluh darah, nikotin penyempitan arteri yang menuju
penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis. Efek
ini meningkat bersamaan dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan
peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain dari tubuh.
6. Penyakit pada perokok pasif
Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru-paru dan jantung
koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk
kondisi pengidap penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada wanita
hamil (Aditama, 2011).
2.2 Merokok
24
dapat diamati adalah aktivitas merokok. Merokok telah banyak dilakukan pada
zaman tiongkok kuno dan romawi, pada saat itu orang sudah menggunakan suatu
ramuan yang mengeluarkan asap dan menimbulkan kenikmatan dengan jalan
dihisap melalui hidung dan mulut (Komalasari dan Helmi, 2000).
Masa sekarang, aktivitas merokok merupakan perilaku yang telahumum
dijumpai. Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status,serta kelompok umur
yang berbeda, hal ini mungkin dapat disebabkankarena rokok bisa didapatkan
dengan mudah dan dapat diperolehdimana pun juga. Merokok sebagai menghisap
rokok, sedangkan rokoksendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun
nipah ataukertas.Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke
dalamtubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Pendapat lain menyatakan
bahwa aktivitas merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa
membakardan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat
terhisapoleh orang-orang disekitarnya (Komalasari dan Helmi, 2000).
25
jugadianggap sebagai sesuatu yang prestis, simbol pemberontakandan salah
satu upaya menenangkan diri dalam situasi yangmenegangkan. Pembentukan
opini dan sikap terhadap rokok inimerupakan awal dari suatu kebiasaan
merokok.
b. Tahap Inisiasi
Merupakan tahapan yang kritis pada seorang individukarena merupakan tahap
coba-coba dimana ia beranggapanbahwa dengan merokok ia akan terlihat
dewasa sehingga iaakan memulai dengan mencoba beberapa batang
rokok.Apabila seorang remaja hanya mencoba merokok 1-2 batangsaja maka
besar kemudian tidak akan menjadi perokok. Akantetapi apabila ia telah
mencoba 10 batang atau lebih, maka iamemiliki kemungkinan untuk menjadi
seorang perokok sebesar80%. Seseorang yang telah merokok empat batang
rokokpada awalnya akan cenderung menjadi perokok reguler.Perokok reguler
seringkali terjadi secara perlahan dankadangkala membutuhkan waktu satu
tahun atau lebih.
c. Tahap Menjadi Seorang Perokok
Pada tahap ini seorang individu mulai memberikan labelpada dirinya sebagai
seorang perokok dan ia mulai mengalamiketergantungan kepada rokok.
Beberapa studi menyebutkanbahwa biasanya dibutuhkan waktu selama dua
tahun bagiindividu untuk menjadi perokok reguler. Pada tahap ketiga
inimerupakan tahap pembentukan konsep, belajar tentang kapandan
bagaimana beraktivitas merokok serta menyatakan peranperokok pada konsep
dirinya. Pada umumnya remaja percayabahwa rokok berbahaya bagi orang
lain terutama bagikesehatan orang tua tapi tidak bagi dirinya.
d. Tahap Tetap Menjadi Perokok
Tahap ini faktor psikologis dan mekanisme biologisdigabungkan menjadi
suatu pola aktivitas merokok. Faktor-faktorpsikologis seperti kebiasaan,
kecanduan, penurunankecemasan dan ketegangan, relaksasi yang
menyenangkan, caraberteman dan memperoleh penghargaan sosial, dan
stimulasi.Ada dua faktor mekanisme biologis yang memperolehperhatian
paling banyak dalam mempertahankan aktivitas merokok, yaitu efek penguat
nikotin dan level nikotin yangdibutuhkan dalam aliran darah.
26
2.2.3 Klasifikasi Aktivitas merokok
Bustan (2007) mengelompokkan perokok menjadi 3 kategoriberdasarkan
jumlah rokok yang dihisap, yaitu :
a. Perokok ringan, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokokkurang dari 10
batang perhari.
b. Perokok sedang, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokokantara 10-20
batang perhari.
c. Perokok berat, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokoklebih dari 20
batang perhari.
Menurut Tomkins (1962) dalam Komalasari dan Helmi (2000) ada empat
tipeaktivitas merokok berdasarkan Management of Affect Theory, yaitu:
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
1) Pleasure relaxation, aktivitas merokok hanya untukmenambah atau
meningkatkan kenikmatan yang sudahdidapat, misalnya merokok setelah
minum kopi ataumakan.
2) Simulation to pick them up, aktivitas merokok hanyadilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
3) Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yangdiperoleh dari
memegang rokok.
b. Aktivitas merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.
Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaannegatif dalam
dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas,gelisah, rokok dianggap sebagai
penyelamat. Merekamenggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi,
sehinggaterhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
c. Aktivitas merokok yang adiktif.
Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokokyang digunakan
setiap saat setelah efek dari rokok yangdihisapnya berkurang.
d. Aktivitas merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karenauntuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena sudahmenjadi kebiasaan.
27
2.3 Perilaku Merokok
Teori ABC merupakan alat observasi langsung yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi. Dimana A (Antesenden)
merupakan peristiwa yang mendahului perilaku, B (Behaviour) merupakan
perilaku yang diamati dan C (Concequence) merupakan tindakan segera. Teori
ABC ini merupakan strategi untuk perubahan perilaku untuk memberikan
informasi pada audiens yang umumnya akan memungkinkan mereka untuk
menjawab pertanyaan atau melakukan sesuatu berdasarkan tujuan perilaku.
Menurut teori ini, perilaku dapat diubah menjadi dua cara, yaitu berdasarkan apa
yang memengaruhi perilaku sebelum terjadi dan apa yang memengaruhi perilaku
setelah terjadi. (Priyoto, 2015)
2.3.1 Antesenden
Antesenden merupakan pemicu terjadinya perilaku seseorang, sedangkan
menurut ahli lain. Antesenden adalah peristiwa lingkungan yang membentuk
tahap atau pemicu perilaku. Antesenden dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. AntesendenIlmiah
Merupakan perilaku yang timbul karena dipicu oleh peristiwaperistiwa
lingkungan yang sudah terjadi. Misalnya, peningkatan kasus DHF
(Dengue Hemoragic Fever) mendorong orang untuk berperilaku hidup
sehat.
2. AntesendenTerencana
Merupakan perilaku yang timbul karena untuk melakukan sebuah
persiapan. Misalnya, seseorang pernah mengalami Penyakit demam
tifoid karena tidak menjaga pola makannya, sehingga untuk selanjutnya
orang tersebut selalu memperhatikan pola makan yang sehat.
2.3.2 Behavior
Behavior atau perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh makhluk hidup. Perilaku mengacu pada tindakan individu yang
dapat diamati orang lain. Robert Kwick mendefinisikan perilaku adalah tindakan-
tindakan atau perbuatan organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.
28
Skinner merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme
tersebut merespon, maka teori ini disebut S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon)
(Notoatmodjo, 2014).
Untuk respon itu sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Respon yang disengaja atau terjadi secara alamiah karena stimulus dari
lingkungan luar.
2. Operan respon atau instrumental respon, yaitu respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan tertentu.
Dilihat dari jenis respon terhadap stimulus ini, perilaku dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
1. Perilaku tertutup (Covert behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulant dalam bentuk terselubung atau
tertutup, ini masih terbatas pada reaksi perhatian, persepsi, pengetahuan
atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, sehingga belum dapat diamati dengan jelas oleh orang
lain. (Priyoto, 2015).
2. ‘Perilaku terbuka (Overt Behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka, ini sudah jelas dalam bentuk tidakan atau praktik yang dengan
mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain, contohnya anak diberi
stimulus cubitan maka ia langsung melakukan tindakan spontan yaitu
menangis (Priyoto, 2015).
2.3.3. Consequence
Konsekuensi adalah peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah perilaku.
Yang juga menguatkan, melemahkan atau menghentikan suatu perilaku. Secara
umum, orang cenderung mengulangi perilakuperilaku yang membawa hasil-hasil
positif (konsekuensi positif) dan menghindari perilaku-perilaku yang memberikan
hasil-hasil negatif.
1. Reinforcement positif adalah peristiwa menyenangkan dan diinginkan,
peristiwa ramah yang mengikuti sebuah perilaku. Tipe reiforcement ini
29
menguatkan perilaku atau meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut
akan terjadi lagi.
2. Reinforcement negatif adalah peristiwa atau persepsi dari suatu
peristiwa yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan, tetapi juga
memperkuat perilaku, karena seseorang cenderung mengulangi sebuah
perilaku yang dapat menghentikan peristiwa yang tidak menyenangkan.
Orang akan mencoba menjalankan berbagai perilaku untuk mengakhiri
peristiwa negatif.
3. Hukuman (Punishment) adalah suatu konsekuensi negatif yang menekan
melemahkan perilaku. Peristiwa-peristiwa ini berlaku sebagai hukuman
karena perilaku yang mereka anut kecil kemungkinannya terjadi lagi.
(Priyoto, 2015)
30
3. Tahap Becominga Smoker; Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok
sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi
perokok.
4. Tahap Maintenance of Smoking; Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu
bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk
memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan
Menurut Trim (2006), ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan
menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe perokok tersebut adalah :
1. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari
2. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari
3. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.
2.4Peserta Didik
Pengertian siswa atau peserta didik menurut ketentuan umum undang-
undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Dengan demikian peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan (Undang-
Undang R.I, 2003).
Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu komponen
masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses
pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan
pendidikan Nasional. Menurut Abu Ahmadi peserta didik adalah sosok manusia
sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya). Individu di artikan "orang seorang
tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang
menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan
keinginan sendiri (Tim Dosen UPI, 2009).
Peserta didik SMP pada umumnya berusia 12 sampai 15 tahun. Usia ini
dapat digolongkan dalam masa remaja, khususnya remaja awal. Istilah remaja
(adolescence) sendiri berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya
adolescentia, artinya: remaja) yang berarti “tumbuh’ atau “tumbuh menjadi
dewasa” Istilah adolescence, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup
31
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Secara psikologis, masa remaja
merupakan usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, di
mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek
afektif yang kurang lebih berhubungan dengan masa puber (Monks, 2004).
Perubahan intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini. Remaja (adolescence) sebagai masa perkembangan transisi
antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif,
dan sosial emosional. Perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional yang
terjadi berkisar dari perkembangan fungsi seksual, proses berpikir abstrak sampai
pada kemandirian (Santrock, 2003).
Masa remaja menunjukkan sifat-sifat masa transisi atau peralihan dengan
jelas, karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi
memiliki status kanak-kanak. Remaja berada dalam status interim sebagai akibat
dari posisi yang sebagian diberikan oleh orang tua dan sebagian lagi diperoleh
melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu padanya.
Status interim berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sesudah
pemasakan seksual (pubertas). Masa peralihan tersebut diperlukan untuk
mempelajari bahwa remaja mampu memikul tanggung jawabnya nanti dalam
masa dewasa. Makin maju masyarakatnya makin sukar tugas remaja untuk
mempelajari tanggung jawab ini. Suatu pendidikan yang emansipatoris akan
berusaha untuk melepaskan remaja dari status interim-nya supaya ia dapat
menjadi dewasa yang bertanggung jawab (Monks, dkk, 2004)
32
anak muda berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia.
Pengaruh paling kuat yang menyebabkan seorang peserta didik merokok
adalah jika orang tuanya sendiri menjadi figur contoh, yaitu sebagai
perokok berat. Dengan kata lain apabila orangtuanya seorang perokok,
sangat besar kemungkinan anak-anaknya pun menjadi seorang perokok.
2.4.1.2. Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga
dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang
terjadi, pertama peserta didik tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau
bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja
tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Menurut
penelitian, diantara peserta didik perokok terdapat 87% yang mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat perokok begitu pula
sebaliknya. Sebaliknya remaja yang tidak merokok juga memiliki tidak
kurang dari 87% sahabat yang tidak merokok (Meliani, 2014).
2.4.1.3. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Disamping itu, orang juga memiliki tingkat kompromi sosial
tinggi juga lebih cenderung mudah untuk terjebak dalam rokok.
2.4.1.4. Pengaruh Iklan
Salah satu kategori iklan yang dibatasi adalah iklan rokok. Batasan yang
ditulis dalam kode etik periklanan adalah iklan rokok tidak boleh
memperlihatkan produknya serta penggunaannya. Karena batasan itu
maka tampilan iklan rokok banyak memberikan image atau simbolisasi
visual iklannya. Hampir semua iklan produk rokok ditelevisi dengan
bahasa-bahasa simboliknya mengajak penonton untuk bermimpi,
melayang membayangkan suatu kesenangan atau kenikmatan yang pada
akhirnya mau mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Melihat iklan di
media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa
perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja
33
kerapkali terpicu untuk mengikuti seperti yang ada dalam iklan tersebut
(Meliani, 2014).
Menurut sekretaris Jenderal Perlindungan Anak (PA) Aris Merdeka
Sirait, larangan pemerintah untuk tidak menampilkan wujud rokok dalam
setiap iklannya dan harus melampirkan peringatan “Merokok dapat
merugikan kesehatan” dinilai masih kurang efektif untuk menekan
jumlah perokok, terlebih lagi bagi perokok muda. Kebijakan ini
mendongkrak ide-ide segar dan kreatif yang lebih memikat perhatian
remaja dari visual dan selogannya mudah diingat.Hal ini membuat setiap
remaja yang menyaksikan setiap tayangan iklan rokok baru dilayar kaca
menyentuh “awareness” (kesadaran) remaja dan mengidentifikasi iklan
rokok baru (Meliani, 2014).
2.5 Iklan
34
Agar seluruh elemen iklan dapat disampaikan secara tuntas kepada audiens
hendaknya dapat memenuhi ketentuan AIDA yaitu getting attention(menarik
perhatian audience), holding interest (menarik minat audiences membaca,
mendengarkan atau melihat pesan sampai selesai), arousing desire (menimbulkan
keinginan audiens memiliki atau mempergunakan barang atau jasa yang
diiklankan) dan obtaining action (menyakinkan audiens melakukan sesuatu yang
bersifat positif), misalnya membeli produk atau bersikap baik terhadap merek
dagang atau perusahaan pemasang iklan (Kleinstuber, 2002).
Untuk mengetahui apakah iklan suatu produk sesuai dengan keinginan atau dapat
menarik perhatian masyarakat, maka diperlukan elemen-elemen iklan sebagai
berikut:
1. Elemen Heard Words
Kata-kata yang terdengar dalam iklan yang dapat membuat audiens semakin
mengerti akan maksud pesan iklan yang disampaikan.
2. Elemen Music
Musik yang terdapat dalam tayangan iklan termasuk iringan musik maupun
lagu yang ditampilkan.
3. Elemen Seen Words
Kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan yang dapat memengaruhi benak
pemirsa.
4. Elemen Picture
Gambar atau tayangan iklan meliputi obyek yang digunakan, figur yang
digunakan, dan adegan yang ditampilkan.
5. Elemen Colour
Komposisi atau keserasian warna, gambar, serta pengaturan cahaya yang
terdapat dalam tampilan tayangan iklan.
6. Elemen Movement
Gerakan yang ada terlihat pada tayangan iklan yang dapat memengaruhi
emosi seseorang untuk larut didalamnya, meliputi fragmen cerita dari adegan
yang ditampilkan
Media televisi dengan keunggulan daya jangkauannya yang luas, serta tampilan
dalam bentuk audio dan visual, televisi menjadi media pilihan utama produsen
35
rokok untuk mempromosikan produknya. Strategi komunikasi kreatif iklan rokok
tersebut sebagian besar menggunakan kombinasi slice or life, story line, dan
close-up. Strategi slice or life memanfaatkan penggalan dari kehidupan sehari-hari
dalam bersosialisasi dengan masyarakat lain. Strategi story line dipakai untuk
membuat semua khalayak, tertarik mengikuti alur cerita iklan, yang pada
umumnya menarik, seperti penggalan film pendek. Strategi close-up dipakai
dalam iklan rokok untuk menunjukkan kejelasan ekspresi pemeran iklan. Ketiga
strategi komunikasi dalam penyampaian pesan tersebut saling mendukung dan
menciptakan iklan yang menarik, kreatif, dan sesuai dengan khalayak sasarannya.
Adanya peraturan dalam menyampaikan pesan iklan rokok di televisi yaitu
dilarang memvisualisasikan wujud dan bungkus rokok serta tidak boleh mengajak
khalayak untuk merokok merupakan peraturan yang cukup berat. Ditambah aturan
jam tayang iklan yang dimulai dari pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu
setempat cukup menyulitkan, muncul tantangan tersendiri bagi para kreator iklan
untuk mencari suatu strategi komunikasi yang tepat.
36
merokok. Harapan dari iklan bahwa merokok ini adalah munculnya pertumbuhan
pengetahuan, kesadaran sikap, dan perubahan perilaku masyarakat terhadap
bahaya merokok. Selain itu juga, ikaln bahaya merokok untuk menyebarkan pesan
yang bersifat informatif, penerangan dan pendidikan kesehatan (Madjadikara,
2004).
Secara normatif manfaat iklan bahaya merokok yang terbesar adalah
menambah pengetahuan dan kesadaran sikap serta perilaku masyarakat terhadap
rokok, sebab masyarakat akan terbangun dan digiring pada situasi ke arah keadaan
yang lebih baik. Umumnya materi pesan yang disampaikan dalam iklan jenis ini
berupa informasi publik untuk menggugah khalayak untuk melakukan suatu
kebaikkan yang normatif.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan lebih dari sepertiga atau 36,3
persen penduduk Indonesia saat ini adalah perokok. Bahkan saat ini 20 persen
remaja usia 13-15 tahun adalah perokok. Sejumlah bukti ilmiah menunjukkan
bahwa tidak ada tingkat konsumsi tembakau yang aman, namun perokok
seringkali tidak menyadari atau meremehkan bahaya dari kebiasaan tersebut. Hal
itu sangat disayangkan karena penyakit akibat merokok yang menyebabkan
kematian sebenarnya dapat dicegah.
Memperlihatkan gambaran sesungguhnya dari bahaya merokok diharapkan
dapat mencegah kaum remaja untuk mulai merokok dan mengajak para perokok
untuk berhenti merokok. Iklan bahaya merokok ini menampilkan penyakit-
penyakit yang diakibatkan oleh merokok, hasil survey bahaya rokok bagi
kesehatan di Indonesia. Iklan bahaya merokok yang berdurasi 3 dan 8 menit ini
dirancang untuk mengubah pikiran pelajar mengenai merokok. Kampanye ini
meneruskan kampanye pengendalian tembakau nasional sebelumnya yang
diluncurkan tahun 2015 dan 2016, yang berfokus pada dampak rokok terhadap
kesehatan dan ekonomi.
37
2.7 Kerangka Teori
Perilaku Tertutup
- Perhatian
- Persepsi
- Pengetahuan
- Sikap
Perilaku Terbuka Reinforcement Positif
Ilmiah - Tindakan Reinforcement Negatif
Terencana - Praktik Hukuman
Merokok
Perilaku kesehatan adalah semua akitivitas atau kegiatan seseorang baik yang
dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang
berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Merokok merupakan
salah satu perilaku kesehataandimana perilaku merokok dikarenakan adanya
Antesenden (Pemicu), Behavior (Perilaku) dan Consequance (Konsekuensi).
Antasenden atau pemicu dapat berupa pemicu yang diakibatkan oleh peristiwa
lingkungan yang sudah terjadi dan adanya sebuah persiapan untuk menghadapi
perilaku kesehatan tersebut.
Bahavior atau perilaku merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh Individu.
Dimana perilaku itu dapat berupa perilaku tertutup atau perilaku yang masih
sebatas reaksi, perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran yang tidak dapat
diamati secara jelas dan perilaku terbuka yang merupakan perilaku yang sudah
dapat diamati dengan jelas karena sudah dalam bentuk tindakan yang nyata.
Consequence atau konsekuensi merupakan peristiwa lingkungan yang mengikuti
suatu perilaku. Dimana dalam peristiwa ini suatu perilaku dapat menimbulkan
38
persepsi yang menyenangkan (Reinforcement positif), persepsi yang tidak
menyenangkan (Reinforcement negatif) dan adanya hukuman yang dapat
melemahkan perilaku.
2.9 Hipotesis
39
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 3.1. Desain Penelitian One Group Pre Test Post Test Design
Pre Test Treatment Post Test
O1 X O2
Keterangan
O1 = Kuesioner Pengetahuan dan Sikap merokok sebelum diberi Perlakuan
O2 = Kuesioner Pengetahuan dan Sikap merokok sesudah diberi Perlakuan
X = Perlakuan pemberian iklan bahaya Rokok melalui presentasi
40
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Peserta Didik SMP Negeri 3
Amurang yang berjumlah 77 Peserta Didik yaitu Kelas VII sebanyak 25
peserta didik, Kelas VIII sebanyak 24 peserta didik dan Kelas IX sebanyak
28 peserta didik.
Kriteria Inklusi :Peserta didik yang terdaftar di SMP Negeri 3 Amurang dan
bersedia dijadikan sampel
Kriteria Eksklusi : Peserta didik yang selama penelitian berlangsung tidak hadir
41
Durasi : Untuk Iklan Bahaya Merokok berdurasi 8 menit 13 detik
sedangkan iklan Keren Itu Nggak Harus Merokok berdurasi 3
menit 2 detik.
Sumber : Iklan Bahaya Merokok diambil dari
https://www.youtube.com/watch?v=g7r8JxSdgSw Youtube
dengan alamat
Iklan Keren Itu Nggak Harus Merokok diambil dari Youtube
dengan alamat
https://www.youtube.com/watch?v=l1eORgtbW6A
3.5.2 Pengetahuan
Definisi :Keadaan pengetahuan pelajar tentang apa itu merokok,
kandungan rokok, akibat yang ditimbulkan akibat rokok dan asap rokok.
Alat Ukur :Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan.
Cara Ukur :Jika menjawab sangat tepat diberi skor 3, Kurang Tepat diberi
skor 2 dan Tidak Tepat diberi skor 1.
Skala Ukur :Interval
Hasil Ukur :Pengetahuan baik (skor 31 - 38)
Pengetahuan kurang baik (skor 39-45)
3.5.3 Sikap
Definisi :pernyataan sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju, dari pelajar terhadap rokok di SMP Negeri 3 Amurang
Kabupaten Minahasa Selatan.
Alat Ukur :Menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan.
Cara Ukur :1. Untuk pertanyaan Favourable (nomor 1,2,3,4,5,9,11,14
dan 15) Jika sangat setuju diberi nilai 5, setuju mendapat
nilai 4, kurang setuju mendapat nilai 3, tidak setuju
mendapat nilai 2, dan sangat tidak setuju diberi nilai 1.
2. Untuk pertanyaan Unfavourable (nomor 6,7,8,10,12 dan
13) Jikasangat setuju diberi nilai 1, setuju mendapat nilai
2, kurang setuju mendapat nilai 3, tidak setuju mendapat
nilai 4, dan sangat tidak setuju diberi nilai 5.
Skala Ukur :Interval
42
Hasil Ukur : Sikap baik (skor 39-50)
Sikap kurang baik (skor 51-61)
1. Uji Validitas
Uji validitas dipergunakan untuk menguji kemampuan suatu butir-
butir pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang diberikan
kepada sumber data yang bukan anggota pada sampel yang terpilih,
apakah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid adalah
suatu indeks yang menunjukkan alat ukur yaitu benar-benar mengukur
apa yang diukur. Uji validitas dilakukan dengan rumus Product
Moment dengan bantuan program komputer.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas kuesioner dipergunakan untuk menguji konsistensi
jawaban responden.Dalam penelitian ini uji reabilitas dilakukan
dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan menggunakan
program komputer.
43
3.8 Pengolahandan Analisis Data
44
Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis
digunakan kriteria sebagai berikut:
a. Jika probabilitas > 0,05 maka tidak ada pengaruh iklan bahaya rokok
terhadap pengetahuan dan sikap.
b. Jika probabilitas < 0,05 maka ada pengaruh iklan bahaya rokok
terhadap pengetahuan dan sikap.
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
46
2. Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan
keterampilan siswa supaya mereka memiliki prestasi yang dapat
dibagikan.
3. Melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan secara efektif sehingga
kecerdasan siswa terus diasah agar terciptanya kecerdasan intelektual
dan emosional yang mandiri.
4. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, masyarakat
dan lembaga lain yang terkait.
5. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih bebas dari
polusi/pencemaran.
47
4.2 Karakteristik Peserta Didik
Kelompok Umur n %
11 Tahun 4 5,2
12 Tahun 25 32,5
13 Tahun 21 27,3
14 Tahun 26 33,7
15 Tahun 1 1,3
Total 77 100
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 42 54,5
Perempuan 35 45,5
Total 77 100,0
48
4.3 Gambaran Univariat Variabel Penelitian
Pengetahuan n %
Baik 55 71,4
Kurang Baik 22 28,6
Total 77 100,0
Pengetahuan n %
Baik 76 98,7
Kurang Baik 1 1,3
Total 77 100,0
49
4.3.3 Sikap Merokok Sebelum Diberikan Iklan Bahaya Merokok pada Peserta
Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan
Tabel 6. Sikap Merokok Sebelum Diberikan Iklan Bahaya Merokok pada Peserta
Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur
Kabupaten Minahasa Selatan
Sikap n %
Baik 59 76,6
Kurang Baik 18 23,4
Total 77 100,0
4.3.4 Sikap Merokok Setelah Diberikan Iklan Bahaya Merokok pada Peserta
Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan
Tabel 7. Sikap Merokok Setelah Diberikan Iklan Bahaya Merokok pada Peserta
Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur
Kabupaten Minahasa Selatan
Sikap n %
Baik 62 80,5
Kurang Baik 15 19,5
Total 77 100,0
50
4.4 Hasil Analisis Bivariat Penelitian
Beda p
Pengetahuan Mean Z n
Mean Value
- Sebelum Iklan Bahaya Merokok 40,3
3,00 6,4 0,000 77
- Sesudah Iklan Bahaya Merokok 43,3
Tabel 9.Pengaruh iklan bahaya rokok terhadap Sikap Merokok pada Peserta Didik
di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan
Beda p
Sikap Mean Z n
Mean Value
- Sebelum Iklan Bahaya Merokok 52,5
2,1 4,0 0,000 77
- Sesudah Iklan Bahaya Merokok 54,6
51
bahaya merokok terhadap sikap merokok pada peserta didik di SMP Negeri
3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan.
52
BAB V
PEMBAHASAN
53
Iklan bahaya rokok dapat digunakan sebagai media promosi kesehatan dan
sangat potensial membentuk sikap dan perilaku merokok pelajar. Pengetahuan
tentang rokok banyak didapatkan melalui iklan rokok, baik itu mengenai bahaya
merokok maupun iklan yang mengandung ajakan untuk merokok.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pelajar
sebelum diberikan iklam bahaya merokok dan setelah diberikan iklan bahaya
merokok. Dimana pada sebelum diberikan iklan bahaya merokok, pelajar yang
memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 55 pelajar (71,4%) setalah diberikan
iklan bahaya merokok menjadi 76 pelajar (98,7%).
Adanya pemberian iklan mengenai bahaya merokok dapat mengubah citra
dan menyebabkan pelajarakan bertambah pengetahuan terhadap bukti-bukti ilmiah
bahwa merokok membahayakan kesehatan. Iklan bahaya merokok tersebut bisa
berpengaruh pada perilaku merokok pelajar. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya pengetahuan pelajar terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh rokok
dengan iklan bahaya merokok tersebut.
Pengetahuan pelajar mengenai rokok sudah baik dikarenakan sudah
banyaknya dan mudah informasi yang diperoleh mengenai bahaya merokok.
Iklan-iklan yang berasal dari pemerintah sudah terpasang di jalan-jalan serta
berbagai media cetak maupun media elektronik. Selain itu, pengetahuan mengenai
rokok dapat diperoleh lewat pendidikan nonformal di rumah dimana orang tua
melarang anak-anaknya yang masih dibawah umur untuk tidak merokok dengan
alasan yang bermacam-macam. Di sekolah juga ada larangan merokok di sekitar
kawasan sekolah dan sekarang ini sudah ada larangan untuk merokok di tempat-
tempat umum.
Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi, dkk (2018) dengan menggunakan
metode eksperimen semu atau Quasi Experimentdengan rancangan Pre test – Post
test with one group dengan menggunakan uji t Paired t-test. Hasil penelitian ini
mendapatkan bahwa intervensi dengan metode penyuluhan dan media cetak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan pelajar tentang
bahaya merokok. Hasil penelitian menunjukan nilai t hitung = -12,247 P Value =
0,000 dan sikap-16,199 P Value = 0,000 atau p < 0,05.Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian intervensi berupa penyuluhan dan pemberian leaflet kepada
54
pelajar memberikan pengaruh yang baik pada pengetahuan dan sikap pelajar
tentang rokok.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Laiya, dkk (2019) mengenai pengaruh
gambar pada kemasan rokok terhadap peningkatan perilaku bahaya merokok,
menggunakan metode Quasi Experimental dengan one group pretest-posttest dan
uji menggunakan paired sample t testmenjelaskan bahwa setelah dilakukan
promosi kesehatan tentang gambar pada kemasan rokok terhadap 30 siswa di
SMP N 1 Kota Sibolga Tahun 2019.Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value
= 0,000 atau p value< 0,05 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh promosi
kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang bahaya rokok pada Siswa
SMP N 1 Kota Sibolga Tahun 2019.
Penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati, dkk (2014) yang menggunakan
rancangan penelitian pretest dan posttest tanpa menggunakan control group
design dengan menggunakan uji t test, menunjukkan bahwanilai p=0,000 ≤
α=0,05. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan pemberian pendidikan
kesehatan tentang bahaya merokok dengan media leaflet pada siswa SDN 78 Sa-
brang Lor Mojosongo Surakarta.
5.2 Pengaruh iklan bahaya rokok terhadap Sikap Merokok pada Peserta
Didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan
55
berada. Sikap pelajar baik otomatis pengetahuaannya juga baik. Sikap negative
yaitu sikap yang menunjukkan bertentangan atau tidak menyetujui norm ayang
berlaku diman apelajar itu berada.
Sikap positif yang ditunjukkan pelajar didasari pada keyakinan yang positif
dari pelajar terhadap akibat-akibat yang bisa ditimbulkan dari rokok seperti
mempermudah pergaulan, dapat mengurangi stress, memberikan perasaan dewasa
dan dapat menimbulkan kenikmatan dan kepuasan sendiri sehingga secara tidak
langsung intensitas untuk tidak melakukan aktivitas merokok sangat rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan sikap pelajar sebelum
diberikan iklan bahaya merokok dan setelah diberikan iklan bahaya merokok.
Dimana pada sebelum diberikan iklan bahaya merokok, pelajar yang memiliki
sikap yang baik sebanyak 59 pelajar (76,6%) setelah diberikan iklan bahaya
merokok menjadi 62 pelajar (80,5%). Hal ini menunjukkan dengan diberikan
iklan mengenai bahaya merokok maka pelajar akan memperbaiki sikap mereka
terhadap merokok dengan menghindari asap rokok, tidak menerima rokok jika
diberikan teman atau menjauhi rokok.
Pada dasarnya tujuan dari iklan bahaya merokok adalah untuk adalah untuk
memengaruhi sikap pelajarterhadap merokok. Meskipun iklanbelum tentu dapat
merubah nilai dan sikap pelajar yang telah berakar dalam, akan tetapi iklan bahaya
merokok dapat merubah sikap negatif pelajar terhadap merokok menjadi positif
Faktor pembentukan sikap terhadap merokok yaitu dengan dilakukan promosi
kesehatan kepada pelajar melalui media iklan yang bersifat massal baik media
cetak maupun elektronik.
Adanya pengaruh terpaan peringatan pesan pada iklan rokok terhadap sikap
untuk berhenti merokok pada remaja, sesuai dengan teori yang dijadikan rujukan
dalam penelitian ini yaitu teori Cognitive Response dan Protection Motivation
Theory. Secara garis besar teori Cognitive Response menjelaskan bahwa pikiran
yang dihasilkan sebagai tanggapan terhadap komunikasi persuasif dapat memicu
perubahan sikap. Asumsi dasar teori ini bahwa khalayak secara aktif terlibat
dalam proses penerimaan informasi dengan cara mengevaluasi informasi yang
diterima berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimiliki sebelumnya, yang
akhirnya mengarah pada perubahan sikap. Proses perubahan sikap komunikan
56
dimulai ketika informasi (terpaan peringatan pesan pada iklan) menyentuh
kesadaran, pemahaman dan pengetahuan komunikan (cognitive response) yang
selanjutnya menimbulkan perubahan perilaku khalayak (Fatmawati, 2014).
Iklan bahaya merokok akan menjadi penting terhadap sikap pelajar terhadap
merokok dikarenakan pelajar diarahkan untuk memperhatikan secara seksama
maksud dari iklan yang diberikan. Iklan ini juga dapat berfungsi sebagai bahan
promosi kesehatan unutk mengingatkan kepada pelajar mengenai bahaya
merokok. Iklan bahaya merokok merupakan sarana komunikasi yang dapat
digunakan sebagai sarana peringatan merokok untuk menyampaikan mengenai
kesehatan berbahaya merokok. Untuk itu sebaiknya iklan dibuat dengan model
yang semenarik mungkin dan mudah dipahami dikarenakan sasaran dalam
penelitian ini adalah pelajar SMP.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Laiya, dkk (2019) mengenai pengaruh
gambar pada kemasan rokok terhadap peningkatan perilaku bahaya merokok,
menggunakan metode Quasi Experimental dengan one group pretest-posttest dan
uji menggunakan paired sample t testmenjelaskan bahwa setelah dilakukan
promosi kesehatan tentang gambar pada kemasan rokok terhadap 30 siswa di
SMP N 1 Kota Sibolga Tahun 2019. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p
value = 0,000 atau p value< 0,05 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh promosi
kesehatan terhadap peningkatan sikap tentang bahaya rokok pada Siswa SMP N 1
Kota Sibolga Tahun 2019
57
BAB VI
PENUTUP
6. 1. Kesimpulan
1. Ada Pengaruh iklan bahaya rokok terhadap pengetahuan merokok pada
peserta didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan.
2. Ada Pengaruh iklan bahaya rokok terhadap pengetahuan merokok pada
peserta didik di SMP Negeri 3 Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan.
6. 2. Saran
6.2.1 Bagi PihakSekolah
58
DAFTAR PUSTAKA
59
Merokok pada Siswa SMPN 1 Kota Sibolga Tahun 2019. Jurnal Sari Mutiara
Vol. 2 No. 2.
Madjadikara, AS. 2004. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan: Bimbingan
Praktis Penulisan Naskah Iklan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Margaretha. 2012. Menilik Perilaku Beresiko Remaja, (Online),
(http://psikologiforensik.com/2012/03/02/perilaku-beresiko-remaja-seks-
adiksi-dan-hiv/, diakses pada tanggal 30Juli 2019).
Monks J. 2004. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Naibaho, JI. 2015. Iklan Visual dan Minat Konsumsi (Studi Korelasional tentang
Pengaruh Iklan Visual Rokok di Televisi terhadap Minat Konsumsi
Masyarakat du Kelurahan Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan,
RT/RW 001, Perumnas Mandala, Deli Serdang). Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Nasution, N. A. 2017. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
Merokok di SMP Negeri 41 Medan Tahun 2017. Karya Tulis Ilmiah.
Politeknik Kesehatan Kemenkes. Medan.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan edisi Revisi.
Jakarta Rineka Cipta.
Noviana, A., Riyanti E dan Widagdo L. 2016. Determinan Faktor Remaja
Merokok (Studi Kasus di SMPN 27 Semarang). Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol. 4 No. 3.
Nugroho, C. 2015. Pengaruh Gambar Peringatan Kesehatan dan Risiko yang
Dipersepsikan Terhadap Minat Beli Konsumen Rokok. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Pertiwi, CMP, Engkeng S dan Asrifuddin A. 2018. Pengaruh Promosi Kesehatan
terhadap Pengetahuan dan Sikap Merokok pada Pelajar Laki-laku di SMK
Negeri 2 Kota Bitung. Jurnal KESMAS Vol. 7 No. 5.
Purwanto, H. 2012. Pengantar Perilaku Manusia. EGC. Jakarta
60
Saleem, M., and Anderson, C. A., 2012. The Good, the Bad, and the Ugly of
Electronic Media. Applying Social Science to Reduce Violent Offending. (pp.
83-101). New York : Oxford University Press
Santrock. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Setiadi. 2013. Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2)
Yogyakarta: Graha Ilmu
Septiana, N, Syahrul dan Hermansyah. 2016. Faktor Keluarga yang
Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Peserta Didik Sekolah Menengah
Pertama. Jurnal Ilmu Keperawatan Vol. 4 No.1.
Sibarani R dan Purbawaningsih Y. 2018. Persuasi, Perilaku Merokok dan
Preferensi Anak Muda terhadap Pesan Kampanye Berhenti Merokok. Jurnal
ASPIKOMVol. 3No. 5.
Sparks, G.G., 2002. Media Effects Research : A Basic Overview. USA :
Wadsworth/Thomson Learning.
Sukendro, S. 2007. Filosofi Rokok. Pinus Book Publisher. Yogyakarta.
Supeno dan Suroso. 2015. Kematangan EMosi, Efikasi Diri dan Perilaku
Merokok Remaja Laki-laki Usia 12-15 Tahun. Persona Jurnal Psikologi
IndonesiaVol. 4 No. 3.
Tim Dosen UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. UPI Press. Jakarta.
Trim B. 2006.Merokok Itu Konyol. Ganeca Exact. Jakarta.
Undang-Undang RO. Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional.
Sekretaris Negara Republik Indonesia. Jakarta.
61
LAMPIRAN
62
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas
63
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Turun Penelitian
64
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth :
___________________________________________
Di tempat
Dengan hormat,
NIM : 15111101256
Manado, 2019
65
Peneliti
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Demikian persetujuan ini saya buat dengan benar untuk digunakan seperlunya.
Manado, 2019
Responden
66
KUESIONER PENELITIAN
Karakteristik Siswa
1. Umur : …………….tahun
2. Jenis kelamin : L P
3. Tinggal : Dengan Keluarga Kost
Pengetahuan
4. Menurut Anda, zat apakah yang terkandung pada rokok yang dapat
menyebabkan kanker?
a) Karbon monoksida (1)
b) Nikotin (2)
c) Tar (3)
5. Menurut Anda, zat apakah yang terkandung dalam rokok yang dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah?
a) Karbon monoksida (1)
b) Nikotin (2)
c) Tar (3)
6. Sewaktu anda melihat iklan media luar ruang tentang rokok, pesan apa yang
anda dapatkan?
a) Manfaat merokok (1)
b) Larangan merokok (2)
c) Bahaya merokok (3)
67
7. Sewaktu anda melihat media luar ruang tentang rokok, apakah dampak rokok
bagi kesehatan diberitahukan?
a) Tidak (1)
b) Ya (3)
8. Apa dampak rokok yang diberitahukan pada iklan media luar ruang tersebut?
a) Gangguan pencernaan (1)
b) Menyebabkan ketergantungan(2)
c) menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan dan janin(3)
10. Manakah yang lebih berbahaya, merokok secara langsung atau terhirup asap
rokok?
a) Sama saja (1)
b) Merokok secara langsung (2)
c) Terhirup asap rokok (3)
14. Seorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut dengan
a) Perokok aktif pasif (1)
b) Perokok Aktif (2)
c) Perokok pasif (3)
15. Seorang yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok disebut dengan
a) Perokok aktif pasif (1)
b) Perokok Aktif (2)
c) Perokok pasif (3)
68
Sikap
SIKAP
SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
69
Lampiran 4. Master Tabel Penelitian
Umur Jenis Kelamin Pengetahuan Pre Pengetahuan Post
No n Kat n Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tot Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tot Kat
1 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 40 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 2
2 12 Perempuan 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 41 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
3 12 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
4 12 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
5 12 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2
6 12 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 41 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 41 2
7 12 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2
8 12 Perempuan 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2
9 12 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
10 13 Perempuan 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 39 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 43 2
11 12 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
12 13 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
13 14 Perempuan 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 44 2
14 13 Perempuan 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 44 2
15 14 Perempuan 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2
16 14 Perempuan 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
17 13 Perempuan 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 43 2
18 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
19 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 44 2
20 13 Perempuan 2 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
21 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
22 13 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
70
23 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 41 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 44 2
24 13 Perempuan 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 42 2
25 14 Perempuan 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
26 12 Perempuan 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 42 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 43 2
27 13 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
28 14 Perempuan 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
29 13 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 41 2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
30 13 Laki-laki 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
31 14 Perempuan 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
32 13 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 40 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 43 2
33 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
34 13 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
35 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2
36 14 Laki-laki 1 1 2 1 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 36 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
37 12 Laki-laki 1 1 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
38 11 Laki-laki 1 1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 1 3 3 3 35 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 43 2
39 11 Perempuan 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 41 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 43 2
40 11 Perempuan 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 3 3 36 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 43 2
41 12 Perempuan 2 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 3 2 3 3 3 36 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 42 2
42 12 Perempuan 2 2 3 1 3 3 3 1 3 3 3 1 1 3 3 3 36 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
43 12 Perempuan 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 41 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
44 11 Perempuan 2 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 35 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
45 12 Perempuan 2 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 38 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 43 2
46 12 Perempuan 2 1 1 1 2 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 34 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
47 14 Perempuan 2 3 1 3 2 1 2 3 1 3 2 3 1 3 3 3 34 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 42 2
71
48 12 Perempuan 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 2
49 13 Perempuan 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 44 2
50 12 Perempuan 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 43 2
51 12 Perempuan 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 40 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
52 13 Laki-laki 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 40 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
53 12 Laki-laki 1 3 3 2 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 39 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2
54 12 Laki-laki 1 3 2 1 2 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 36 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2
55 13 Perempuan 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 41 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 43 2
56 13 Perempuan 2 3 1 1 2 1 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 35 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 43 2
57 15 Perempuan 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 37 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
58 14 Perempuan 2 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
59 12 Perempuan 2 1 3 1 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 36 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 42 2
60 13 Perempuan 2 1 2 1 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 36 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
61 14 Laki-laki 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 41 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
62 12 Laki-laki 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2
63 12 Laki-laki 1 1 2 1 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 35 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
64 14 Laki-laki 1 3 1 3 1 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 38 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2
65 14 Perempuan 2 3 1 1 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 36 1 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 40 2
66 14 Laki-laki 1 3 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 37 1 3 1 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 39 2
67 13 Laki-laki 1 1 1 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 35 1 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 37 1
68 13 Laki-laki 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 31 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
69 13 Laki-laki 1 3 1 1 1 1 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 33 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2
70 14 Laki-laki 1 1 3 2 2 2 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 36 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 40 2
71 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
72 13 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
72
73 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 43 2
74 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
75 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 44 2
76 14 Laki-laki 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 44 2
77 12 Perempuan 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2
73
Umur Jenis Kelamin Sikap Pre Sikap Post
No n Kat n Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tot Kat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tot Kat
1 14 Laki-laki 1 2 2 5 5 5 5 2 4 2 5 2 4 5 4 5 57 2 3 4 4 4 4 4 5 4 5 2 5 5 2 4 4 59 2
2 12 Perempuan 2 4 4 2 5 5 5 4 4 2 4 5 5 5 2 5 61 2 2 4 5 5 4 4 3 3 5 3 5 5 2 4 4 58 2
3 12 Laki-laki 1 4 5 5 2 4 5 4 3 4 3 3 5 5 1 4 57 2 4 2 4 5 4 2 4 3 3 4 5 5 4 4 3 56 2
4 12 Laki-laki 1 4 4 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 2 1 4 60 2 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 4 3 64 2
5 12 Laki-laki 1 4 4 2 4 5 5 4 4 2 4 2 4 2 3 2 51 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 2 57 2
6 12 Laki-laki 1 4 2 5 5 5 5 2 2 2 4 1 5 2 1 2 47 1 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 47 1
7 12 Laki-laki 1 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 52 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 58 2
8 12 Perempuan 2 2 5 3 4 5 3 4 2 2 4 3 5 4 3 4 53 2 3 4 3 5 3 4 4 4 3 4 5 5 5 3 4 59 2
9 12 Laki-laki 1 2 4 5 2 5 4 4 2 2 3 3 5 4 4 4 53 2 2 5 3 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5 4 4 56 2
10 13 Perempuan 2 4 4 4 3 5 3 3 4 4 5 3 3 3 3 3 54 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 3 4 56 2
11 12 Laki-laki 1 4 4 4 4 4 3 2 4 3 5 5 4 3 3 4 56 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 55 2
12 13 Laki-laki 1 3 5 5 4 4 2 4 3 3 4 3 3 1 3 5 52 2 3 5 2 4 5 3 2 4 4 2 3 5 5 3 2 52 2
13 14 Perempuan 2 3 3 4 5 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 49 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 54 2
14 13 Perempuan 2 5 5 5 5 2 2 2 2 3 4 3 5 4 4 3 54 2 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 61 2
15 14 Perempuan 2 2 4 4 5 4 2 4 2 2 3 4 4 3 4 5 52 2 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 57 2
16 14 Perempuan 2 4 4 5 4 5 4 3 2 4 5 2 5 3 4 2 56 2 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 62 2
17 13 Perempuan 2 2 2 5 5 5 4 4 3 2 4 4 4 5 2 3 54 2 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 5 5 3 5 4 60 2
18 14 Laki-laki 1 4 4 5 4 5 3 3 5 2 4 4 4 1 1 3 52 2 3 4 2 5 5 3 2 4 4 2 5 5 3 2 4 53 2
19 14 Laki-laki 1 3 2 3 4 4 5 2 3 2 3 2 4 2 3 3 45 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55 2
20 13 Perempuan 2 4 4 5 5 3 4 4 4 2 3 4 5 4 4 2 57 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 2
21 14 Laki-laki 1 1 1 5 3 3 5 5 3 4 4 1 5 5 1 5 51 2 2 3 1 5 3 1 2 3 5 3 3 5 5 2 4 47 1
22 13 Laki-laki 1 5 3 5 3 5 3 5 4 4 3 3 3 3 4 5 58 2 4 3 2 5 4 1 3 2 2 2 4 5 4 4 2 47 1
23 14 Laki-laki 1 5 5 4 4 2 5 2 5 3 4 2 2 3 1 3 50 1 3 4 2 3 4 2 3 3 5 5 2 5 3 4 2 50 1
74
24 13 Perempuan 2 2 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 1 1 4 52 2 2 2 3 3 2 1 2 4 3 4 5 5 2 3 2 43 1
25 14 Perempuan 2 4 3 1 4 3 3 4 3 4 3 1 5 3 1 4 46 1 2 3 1 5 3 4 4 2 4 3 4 2 3 4 4 48 1
26 12 Perempuan 2 4 4 5 5 3 1 3 4 4 3 5 5 3 2 5 56 2 4 5 3 4 5 4 3 2 2 3 5 5 5 4 4 58 2
27 13 Laki-laki 1 3 4 4 4 5 5 3 4 2 4 3 5 3 2 3 54 2 4 4 2 5 3 4 3 4 3 3 5 5 5 4 1 55 2
28 14 Perempuan 2 3 3 2 5 3 2 1 2 4 3 2 4 2 1 2 39 1 2 4 2 4 2 1 4 2 2 1 1 3 2 1 1 32 1
29 13 Laki-laki 1 2 5 3 5 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 53 2 2 4 1 4 3 4 2 4 3 2 5 5 4 4 4 51 2
30 13 Laki-laki 1 2 2 2 2 5 5 2 4 4 4 4 4 3 3 5 51 2 2 4 2 5 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 54 2
31 14 Perempuan 2 4 4 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 2 1 4 60 2 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 4 3 64 2
32 13 Laki-laki 1 4 4 2 4 5 5 4 4 2 4 2 4 2 3 2 51 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 2 57 2
33 14 Laki-laki 1 4 2 5 5 5 5 2 2 2 4 1 5 2 1 2 47 1 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 47 1
34 13 Laki-laki 1 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 52 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 58 2
35 14 Laki-laki 1 2 5 3 4 5 3 4 2 2 4 3 5 4 3 4 53 2 3 4 3 5 3 4 4 4 3 4 5 5 5 3 4 59 2
36 14 Laki-laki 1 2 4 5 2 5 4 4 2 2 3 3 5 4 4 4 53 2 2 5 3 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5 4 4 56 2
37 12 Laki-laki 1 4 4 4 3 5 3 3 4 4 5 3 3 3 3 3 54 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 3 4 56 2
38 11 Laki-laki 1 4 4 4 4 4 3 2 4 3 5 5 4 3 3 4 56 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 55 2
39 11 Perempuan 2 3 5 5 4 4 2 4 3 3 4 3 3 1 3 5 52 2 3 5 2 4 5 3 2 4 4 2 3 5 5 3 2 52 2
40 11 Perempuan 2 3 3 4 5 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 49 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 54 2
41 12 Perempuan 2 5 5 5 5 2 2 2 2 3 4 3 5 4 4 3 54 2 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 61 2
42 12 Perempuan 2 2 4 4 5 4 2 4 2 2 3 4 4 3 4 5 52 2 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 57 2
43 12 Perempuan 2 4 4 5 4 5 4 3 2 4 5 2 5 3 4 2 56 2 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 62 2
44 11 Perempuan 2 2 2 5 5 5 4 4 3 2 4 4 4 5 2 3 54 2 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 5 5 3 5 4 60 2
45 12 Perempuan 2 4 4 5 4 5 3 3 5 2 4 4 4 1 1 3 52 1 3 4 2 5 5 3 2 4 4 2 5 5 3 2 4 53 2
46 12 Perempuan 2 3 2 3 4 4 5 2 3 2 3 2 4 2 3 3 45 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55 2
47 14 Perempuan 2 4 4 5 5 3 4 4 4 2 3 4 5 4 4 2 57 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 2
48 12 Perempuan 2 1 1 5 3 3 5 5 3 4 4 1 5 5 1 5 51 2 2 3 1 5 3 1 2 3 5 3 3 5 5 2 4 47 1
75
49 13 Perempuan 2 5 3 5 3 5 3 5 4 4 3 3 3 3 4 5 58 2 4 3 2 5 4 1 3 2 2 2 4 5 4 4 2 47 1
50 12 Perempuan 2 5 5 4 4 2 5 2 5 3 4 2 2 3 1 3 50 1 3 4 2 3 4 2 3 3 5 5 2 5 3 4 2 50 1
51 12 Perempuan 2 2 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 1 1 4 52 1 2 2 3 3 2 1 2 4 3 4 5 5 2 3 2 43 1
52 13 Laki-laki 1 4 3 1 4 3 3 4 3 4 3 1 5 3 1 4 46 1 2 3 1 5 3 4 4 2 4 3 4 2 3 4 4 48 1
53 12 Laki-laki 1 4 4 5 5 3 1 3 4 4 3 5 5 3 2 5 56 2 4 5 3 4 5 4 3 2 2 3 5 5 5 4 4 58 2
54 12 Laki-laki 1 3 4 4 4 5 5 3 4 2 4 3 5 3 2 3 54 2 4 4 2 5 3 4 3 4 3 3 5 5 5 4 1 55 2
55 13 Perempuan 2 3 3 2 5 3 2 1 2 4 3 2 4 2 1 2 39 1 2 4 2 4 2 1 4 2 2 1 1 3 2 1 1 32 1
56 13 Perempuan 2 2 5 3 5 4 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 53 2 2 4 1 4 3 4 2 4 3 2 5 5 4 4 4 51 2
57 15 Perempuan 2 2 2 2 2 5 5 2 4 4 4 4 4 3 3 5 51 2 2 4 2 5 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 54 2
58 14 Perempuan 2 4 4 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 2 1 4 60 2 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 2 4 3 64 2
59 12 Perempuan 2 4 4 2 4 5 5 4 4 2 4 2 4 2 3 2 51 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 2 57 2
60 13 Perempuan 2 4 2 5 5 5 5 2 2 2 4 1 5 2 1 2 47 1 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 47 1
61 14 Laki-laki 1 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 52 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 3 4 4 58 2
62 12 Laki-laki 1 2 5 3 4 5 3 4 2 2 4 3 5 4 3 4 53 2 3 4 3 5 3 4 4 4 3 4 5 5 5 3 4 59 2
63 12 Laki-laki 1 2 4 5 2 5 4 4 2 2 3 3 5 4 4 4 53 2 2 5 3 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5 4 4 56 2
64 14 Laki-laki 1 4 4 4 3 5 3 3 4 4 5 3 3 3 3 3 54 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 5 5 4 3 4 56 2
65 14 Perempuan 2 4 4 4 4 4 3 2 4 3 5 5 4 3 3 4 56 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 55 2
66 14 Laki-laki 1 3 5 5 4 4 2 4 3 3 4 3 3 1 3 5 52 2 3 5 2 4 5 3 2 4 4 2 3 5 5 3 2 52 2
67 13 Laki-laki 1 3 3 4 5 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 49 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 54 2
68 13 Laki-laki 1 5 5 5 5 2 2 2 2 3 4 3 5 4 4 3 54 2 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 61 2
69 13 Laki-laki 1 2 4 4 5 4 2 4 2 2 3 4 4 3 4 5 52 2 3 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 57 2
70 14 Laki-laki 1 4 4 5 4 5 4 3 2 4 5 2 5 3 4 2 56 2 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 62 2
71 14 Laki-laki 1 2 2 5 5 5 4 4 3 2 4 4 4 5 2 3 54 2 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 5 5 3 5 4 60 2
72 13 Laki-laki 1 4 4 5 4 5 3 3 5 2 4 4 4 1 1 3 52 2 3 4 2 5 5 3 2 4 4 2 5 5 3 2 4 53 2
73 14 Laki-laki 1 3 2 3 4 4 5 2 3 2 3 2 4 2 3 3 45 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55 2
76
74 14 Laki-laki 1 4 4 5 5 3 4 4 4 2 3 4 5 4 4 2 57 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 2
75 14 Laki-laki 1 3 2 3 4 4 5 2 3 2 3 2 4 2 3 3 45 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 55 2
76 14 Laki-laki 1 4 4 5 5 3 4 4 4 2 3 4 5 4 4 2 57 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 2
77 12 Perempuan 2 1 1 5 3 3 5 5 3 4 4 1 5 5 1 5 51 2 2 3 4 4 3 4 4 3 5 4 3 5 5 4 4 57 2
77
Lampiran 5 Hasil Uji Statistika
Karakteristik Responden
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 11 4 5.2 5.2 5.2
12 25 32.5 32.5 37.7
13 21 27.3 27.3 64.9
14 26 33.8 33.8 98.7
15 1 1.3 1.3 100.0
Total 77 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 42 54.5 54.5 54.5
Perempuan 35 45.5 45.5 100.0
Total 77 100.0 100.0
Pengetahuan Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 22 28.6 28.6 28.6
Baik 55 71.4 71.4 100.0
Total 77 100.0 100.0
Pengetahuan Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 1 1.3 1.3 1.3
Baik 76 98.7 98.7 100.0
78
Total 77 100.0 100.0
Sikap Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 18 23.4 23.4 23.4
Baik 59 76.6 76.6 100.0
Total 77 100.0 100.0
Sikap Post
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 15 19.5 19.5 19.5
Baik 62 80.5 80.5 100.0
Total 77 100.0 100.0
Uji Asumsi
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pengetahuan 67.767 1 152 .000
Sikap 4.601 1 152 .034
79
Uji Wilcoxon Varieabel Pengetahuan
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pengetahuan Pre 77 40.32 3.541 31 45
Pengetahuan Post 77 43.32 1.446 37 45
Dari tabel di atas tampak bahwa rata-rata nilai posttest sebesar 43,32 di mana nilai
tersebut lebih besar dari rata-rata nilai pretest yang hanya 40,32.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Pengetahuan Post - Negative Ranks 0 .00 .00
Pengetahuan Pre b
Positive Ranks 54 27.50 1485.00
Ties c
23
Total 77
a. Pengetahuan Post < Pengetahuan Pre
b. Pengetahuan Post > Pengetahuan Pre
c. Pengetahuan Post = Pengetahuan Pre
Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon Sign Rank Test, nilai Z yang didapat
sebesar -6,420. Nilai probabilitas (Asymp. Sig. (2- tailed) sebesar 0,000 dimana <
α (0,05) maka keputusannya menolak H0 atau Ada perbedaan Pengetahuan
Sebelum diberikan perlakuan dan Setelah Perlakuan
80
Uji Wilcoxon Variabel Sikap
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Sikap Pre 77 52.45 4.266 39 61
Sikap Post 77 54.61 6.035 32 64
Dari tabel di atas tampak bahwa rata-rata nilai posttest sebesar 56,61 di mana nilai
tersebut lebih besar dari rata-rata nilai pretest yang hanya 52,45.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
Sikap Post - Sikap Pre Negative Ranks 0 35.70 535.50
b
Positive Ranks 57 34.81 1879.50
c
Ties 20
Total 77
a. Sikap Post < Sikap Pre
b. Sikap Post > Sikap Pre
c. Sikap Post = Sikap Pre
a
Test Statistics
Sikap Post -
Sikap Pre
b
Z -4.030
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon Sign Rank Test, nilai Z yang didapat
sebesar -4,030. Nilai probabilitas (Asymp. Sig. (2- tailed) sebesar 0,000 dimana <
α (0,05) maka keputusannya menolak H0 atau Ada perbedaan Sikap Sebelum
diberikan perlakuan dan Setelah Perlakuan.
81
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
82
Dokumentasi dengan Guru-guru
83
Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Evita Christiani Egeten
Nim : 15111101256
Tempat, Tanggal Lahir : Amurang, 16 Oktober 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jaga 1, Desa Pinaling, Kec. Amurang Timur, Kab.
Minahasa Selatan
Kewarganegaraan : WNI
Status Dalam Keluarga : Anak Kedua dari 2 Bersaudara
Nama Ayah : William A. Egeten, M.Pd
Nama Ibu : Jeannie J. Ratu, SE
Nama Saudara kandung: Briptu, Wilter C. Egeten
Status Perkawinan : Belum Menikah
Email : evitaegeten@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus di TK GMIM Pinaling pada tahun 2000
2. Lulus di SD GMIM Pinaling pada tahun 2006
3. Lulus di SMP Negeri 1 Amurang pada tahun 2009
4. Lulus di SMA Negeri 1 Amurang pada tahun 2012
5. Menempuh pendidikan kuliah Strata 1 (S1) di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado dengan jalur masuk T2
dengan NIM 15111101256. Dan pada semester lima, diterima di bidang minat
Promosi Kesehatan (Promkes).
Berikut ini pengalaman yang di peroleh di Fakultas Kesehatan Masyarakat
UNSRAT:
Mengikuti PK2MB atau Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru di
Fakultas Kesehatan Masyarakat tahun 2015
84
85