Anda di halaman 1dari 10

BUPATI SUMBAWA

PROVTNSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA


NOMOR 1O7 TAHUN 2018

TENTANG

PENGADAAN BARANG/JASA PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH


UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN SUMBAWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI SUMBAWA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin ketersediaan sarana dan


prasarana pelayanan kesehatan pada Badan Layanan
Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat di Kabupaten Sumbawa diperlukan
fleksibilitas dalam proses pengadaan barang/jasa;
,

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 77 ayat (Ll Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan
Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat di Kabupaten Sumbawa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah
I Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Daerah-daerah Tingkat
Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor L22, Tarrrbahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2OOg Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tasrbahan'Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repuffik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 56791;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan KeuAngan Badan Layanan Umum
(I"embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO5
Nomor 48, Tambahan Iembaran Negara Republik
Indonesia 4502) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2AL2 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2OO5 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2Ol2 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 53aO);
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan BaranglJasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol8 Nomor 33);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daera.hi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahrrn 2018 Nomor 1213);
7. Peraturan Lembaga Kebiiakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor t2 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengadaan Barang/Jasa yang dikecualikan Pada
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah;

MEMUTUSI(AN:
MeNetapKan : PENGADAAN BARANG/JASA PADA BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT DI KABUPATEN SUMBAWA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Perahran Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Bupati adalah Bupati Sumbawa.


2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD
adalah Dewan Perwakilan Ralryat Daerah Kabupaten Sumbawa.
4. Badan L'ayanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang mempunyai
fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
5. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
Unit Pelaksana Teknis Dinas berupa fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorang€ul tingkat pertama, dengan lebih mengutamakgn upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya pada satu atau sebagian wilayah kecamatan.
6. Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut BLUD Puskesmas adalah sistry
yang diterapkan oleh Puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan
keuangan sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan
daerah pada umufirnya.
7. Prat<tekBisnis Yang Sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi
berdasarkan kaidah-kaidah manajemen baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu, berkesinambungan dan berdaya saing.
8. Fleksibilitas adalah keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan dengan
menerapkan Praktek Bisnis Yang Sehat untuk meningkatkan layanan
kepada masyarakat tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
g. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas
dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan
dengan peraturan daerah.
10. Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,
bergerak maupun tiaat bergerak, yang dapat diperdagringkan, dipakai,
dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang.
l l. Pekedaan Konstruksi adalah keselumhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembanguna.n, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali suatu bangunan.
12. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan
adanya olah pikir.
13. Jasa Lainnya adalah jasa non-konsultansi atau jasa yang membutuhkan
peralatan, metodologi khusus, dan/atau keterampilan dalam suatu sistem
tata kelola yang telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan
suatu pekedaan.
14. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat
yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagran kewenangan pengguna
anggaran dalam melaksanakan ss$agran tugas dan fungsi Perangkat
Daerah.
15. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja negara/ anggaran belanja daerah.
16. Kelompok Kerja Pemilihan yang selanjutnya disebut Po\ia Pemilihan
adalah sumber daya manusia yang ditetapkan oleh pimpinan Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa untuk mengelola pemilihan Penyedia.
17. Penyedia Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut Penyedia
adalah pelaku usaha yang menyediakan barang/jasa berdasarkan
kontrak.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman bagi
BLUD Rrskesmas dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah menjamin ketersediaan
barangfiasa yang lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan ypg
sederhana, cepat serta mudah menyesuaikan dengan kebutuhan unfEk
mendukung kelancaran pelayanan BLUD Puskesmas.
BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi:
a. pelaku pengadaan barang/jasa;
b. pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
c. jenjang nilai pengadaan baffing/jasa; dan
d. pengendalian, pengawasan, pengaduan dan sanksi.

BAB IV
PELAKU PENGADAAN BARANG/JASA

Pasal 4
(1) Pelaku pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
huruf a, terdiri atas:
a. KPA/PPK;
b. PejabatPengadaan;
c. Pokja Pemilihan;
. d. Tim Pemeriksa Hasil Pekerjaan; dan
e. Penyedia.
(2) Pelaku pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2l1,
berpedoman pada peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan
barang/jasa.

Pasal 5
(1) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang diberikan Fleksibilitas sebagian
atau seluruhnya pada BLUD hrskesmas dilakukan oleh Pejabat
Pengadaan.
(2) Pejabat Pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata cara
pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang
lain yang diperlukan.
(3) Pejabat pengadaan ditetapkan oleh Kepala/KPA.
(4) Hasil pekerjaan dari Pejabat Pengadaan diperiksa oleh Tim Pemeriksa Hasil
Pekerjaan.
(S)Tim Pemeriksa Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dibentuk oleh Kepala / I<PA.

BAB V
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA

Bagian Kesatu
Mekanisme Pelaksanaan €x

Paragraf 1
Umum
Pasal 6
(1) Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa meliputi perencanaan pengadaan,
persiapan pengadaan, persiapan pemilihan, pelaksanaan pemilihan, dan
pelaksanaan kontrak.
(2) Anggaran pengadaan barang/jasa pada BLUD bersumber dari:
a. jasa layanan;
b. hibah tidak terikat;
c. hasil kerja sama dengan pihak lain;
d. lain-lain pendapatan BLUD yang sah,
(3) Pengadaan barang/jasa sebagaimana dimaksud pada (Zl diberikan
^ix
Fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
(4) Pengadaan barang/jasa pada BLUD yang bersumber dari APBD
dilaksanakan berdasarl<an ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai pengadaan bar:ang/ jasa pemerintah.
(5) Pengadaan barang/jasa yang dananya berasal dari hibah terikat dilakukan
sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi hibah atau mengikuti
ketentuan pengadaan barang/jasa yang berlaku bagi BLUD sepanjang
disetujui oleh pemberi hibah
(6) Pengadaan barang/jasa menggunakan mekanisme elrurchasing bila
terdapat barang/jasa yang tercantum di dalam e-katalog dan dibutuhkan
oleh BLUD dengan berkoordinasi dengan Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa Daerah.
(7) Pengadaan barang/jasa pada BLUD meliputi :

a.. Barang;
b. Pekerjaan Konstruksi;
c. Jasa Konsultansi; dan
d. Jasa Lainnya.

Paragraf 2
Perencanaan Pengadaan

Pasal 7
(1) PPK menJrusun kebuhrhan barang/jasa yang disertai dengan Rincian
Anggaran Belanja.
(2) Kepala melalui pejabat keuangan memperhatikan ketersediaan anggaran
dari bidang keuangan, kecuali pada keadaan darurat/mendesak.
(3) Usulan yang telah mendapatkan kepastian ketersediaan 'anggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), oleh PPK dilakukan pengadaan
barang/jasa.
(4) PPK memerintahkan Pejabat Pengadaan untuk melaksanakan pengadaan
barang/jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (3). G!

Paragraf 3
Persiapan Pengadaan
Pasal 8
tl) KPA/PPK mengumumkan rencana pengadaan barang/jasa ke dalam
aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan.
(2) KPA/PPK menyampaikan seluruh data kontrak dalam aplikasi Sistem
Pengadaan Secara Elektronik.
(3) Persiapan pengadaan barang/jasa dilaksanakan oleh PPK meliputi
kegiatan:
a. menetapkan HPS;
b. menetapkan rancangan kontrak;
c. menetapkan spesifikasi teknis/kerangka acuan kerja; dan/atau
d. menetapkan uang muka, jaminan uang muka, jamindn pelaksanaan,
jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi, dan / atau penyesuaian harga.

Paragraf 4
Persiapan Pemilihan

Pasal 9
(1) Berdasarkan spesifikasiteknis/kriteria teknis dan anggaran biaya, Pejabat
Pengadaan mengidentifikasi Pelaku Usaha yarag dianggap martpu.
(2) Pejabat Pengadaan dapat melakukan pemesanan kepada pelaku usaha
yang dianggap marnpu, atau mengundang 1 (satu) pelaku usaha yang
' dianggap mampu untuk menyampaikan penawaran.
(3) Pejabat Pengadaan dapat melakukan negosiasi teknis dan harga kepada
Pelaku Usaha yang dianggap mampu.

Paragraf 5
Pelaksanaan Pemilihan

Pasal 1O

(1) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai dengan


Rp5O.OO0.O0O,- (lima puluh juta rupiah), dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. PPK dan Pejabat Pengadaan melakukan survei harga paling sedikit 2
(dua) Penyedia di lokasi terdekat; dan
b. Penyedia memberikan bukti transaksi berupa nota, faktur pembelian,
atau kuitansi untuk dan atas narna KPA.
(2) Pelaksernaan pengadaan barang/jasa dengan nilai di atas Rp5O.OOO.OOO,-
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp2OO.OOO.OOO,- (dua ratus juta
rupiah), dengan ketentuan sebagai berikut:
a. PPK dan Pejabat Pengadaan melakukan survei harga paling sedikit 2
(dua) Penyedia di lokasi terdekat;
b. Pejabat Pengadaan meminta penawaran tertulis kepada I" (satu) calon
Penyedia dengan dilampiri daftar harga, daftar barang atau lingkup
pekedaan, volume dan satuan; dan
c. PPK menyampaikan Surat Perintah Keda kepada Penyedia yary
ditunjuk.
(3) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan nilai di atas Rp2O0.OOO.OOO,-
(dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp1.OOO.OOO.OOO,- (satu miliar
rupiah), dengan ketentuan sebagai berikut
a. PPK dan Pejabat Pengadaan melakukan surrrei harga paling sedikit 2
(dua) Penyedia di lokasi terdekat;
b. Pejabat Pengada.an meminta penawaran tertulis kepada 1 (satu) calon
Penyedia dengan dilampiri daftar harga, daftar barang atau lingkup
pekerjaan, volume dan satuan;
c. Pejabat Pengadaan melakukan negosiasi atau tawar menawar dengan
Penyedia;
d. Pejabat Pengadaan menyampaikan hasil negosiasi kepada KPA/PPK;
dan
e. hasil negosiasi dituangkan dalam surat perjanjian antara KPA/PPK dan
Penyedia yang paling sedikit memuat:
1. tanggal dan tempat dibuatnya surat perjanjian; '
2. para pihak;
3. ruang lingkup pekerjaan;
4. nilai pekerjaani s
5. hak dan kewajiban para pihak;
6. jangka wakhr pelaksanaan pekerjaan;
7. ketentuan keadaan kahar; dan
8. sanksi.
(a) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dengan nilai diatas
' Rp1.OOO.OOO.OOO,- (satu miliar rupiah) dilakukan oleh Unit
Kerja
Pengadaan BaranglJasa Daerah dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Paragraf 6
Pelaksanaan Kontrak

Pasal 11
terdiri atas:
(1) Pelaksanaan Kontrak
a. penetapan surat penunjukan penyedia barang/jasa;
b. penandatanganan kontrak;
c. pemberian uang muka;
d. pembayaran prestasi pekerjaan;
e. perubahan kontrak;
f. penyesuaian harga; dan
g. penghentian kontrak atau berakhirnya kontrak;
(2) Bentuk kontrak terdiri atas:
a. bukti pembelian/pembayaran;
b. kuitansi;
c. surat perintah kerja;
d. surat perjanjian; dan ,q.
e. surat pesanan.
(3) Bentuk kontrak disesuaikan dengan jenjang nilai pengadaan barang/jasa
yang disediakan.
BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGADUAN MASYARAKAT

?suff#
Pasal 12

' Kepala wajib


(1)
' melalmkan pengawas€ul terhadap Pejabat Pengadaan di
tingkungarl BLUD Puskesmis, dan menlrgaskan aparat pengawasan intern
yailu Satuan Pengawas Internal (SPI) untuk melakukan audit sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengadaan barang/jasa. /

Bagian Kedua
Pengaduan MasYaraka, ,

Pasal 13
Intern
-disertai kepada Aparat Pengawasan
' ' Masyarakat menyampaikan pengaduan
(1)
pemerintah (APIP) Daerah bukti yang faktu4l kredibel, dan
autentik yang ditembuskan kepada KPA/PPK dan Kepala Dinas'
(Z) ApIp sebagaimana dimaksud pada ayat (L) menindaklanjuti pengaduan
sesuai kewenangannya.
(3) ApIp melaporkan hasil tindak lanjut pengaduan kepada Bupati melahri
Kepala Dinas.
(4)
' Bupati menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan'

BAB VII
SANKSI

Pasal 14
tindakan Penyedia yang dapat dikenakan sanksi adalah:
(1) Perbuatan atau
a. berusaha mempengaruhi Pejabat Pengadaan/pihak lain yang berwenang
dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung
guna memenuhi keingin€rnnya yang bertentangan dengan ketentuan
a"tt prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen
pengadaan/kontrak, dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. melakukan persekongkolan dengan Penyedia lain untuk mengatur
harga penaw€rran diluar prosedur pelaksanaan pengadaan barang/jasa,
sehlngga mengurangi/menghambat/memperkecil d* I atau
meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan orang lain;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan.l"it
yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan barang/jasa
yani ditentukan dalam dolmmen pengadaan;
d. mengundurkan diri setelah batas akhir pemasukan penawaran alau
menlrndurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan yang tqaF
dapa:t dipertanggungiawabkan dan/atau tidak dapat diterima oleh
Pejabat Pengadaan;
e. tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak/perjanjian
secara Ulrtanggung jawab; dan/ atau
f. berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan adarrya ketidaksesuaian
dalam penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri.
(2) Perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi
berupa:
sanksi administratif;
a.
sanksi pencantuma,n dalam daftar hitam;
b.
gugatan secara perdata; dan/atau
c.
pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.
d.
(3) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2l,huruf a, dilakukan
oleh KPA/PPK/Pejabat Pengadaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. '
(4) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (21 hurtrf b,
dilakukan oleh KPA/PPK setelah mendapat masukan dari Pejabat
Pengadaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
{5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dan huruf d,
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(6) Apabila ditemukan penipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan
Penyedia, dikenakan sanksi pembatalan sebagai calon pemenang,
dimasukkan dalam daftar hitam, dan jaminan pengadaan barang/jasa
dicairkan dan disetorkan ke kas daerah.
(7) Apabila tedadi pelanggaran dan/atau kecurangan dalam proses
pengadaan barang/ jasa, maka Pejabat Pengadaan:
a. dikenakan sanksi administrasi;
b. dituntut ganti rugr; danlatau
c. dilaporkan secara pidana.

Pasal 15
Perbuatan atau tindakan Penyedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1) huruf f, selain dikenakan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal L4 ayat (2) huruf a dan/atau sanksi pencantuma! dalam daftar
hitam sebagaimana dimaksud dalam Pasal L4 ayat (21 humf b, dapat
dikenakan sanksi finansial.

Pasal 16
Selain perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal t4 ayat
(1), Penyedia yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu
sebagaimana ditetapkan dalam kontrak karena kesalahan Penyedia,
dikenakan denda keterlambatan sebesar L%o (satu per mil) dari nilai kontrak
atau nilai bagran kontrak untuk setiap hari keterlambatan.

Pasal 17
Konsultan perencana yang tidak cermat dan mengakibatkan kerugian negara,
dikenakan sanksi berupa keharusan men5rusun kembali perencanaan dengan
beban biaya dari konsultan yang bersangkutart, dan/atau tuntutan ganti *S

Pasal 18
PPK yang melakukan cidera janji terhadap ketentuan yang termuat dalam
kontrak, dapat dimintakan ganti rugi dengan ketentuan ss[agai berikut :
_----: "

besarnya ganti rugi yang " dibaya.r oleh PPK atas


keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat
dibaStgrv, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlakr.r- pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia; atau t

b. dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam kontrak.

Pasal l9
D:rlam hal tcrjacli kcr:urangan dalnm p$nglrrnLlrnan pengadaan, sanksi
diberikan kepacla Feiabat Pengacia;'rn sesnai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 2O
(1) Kepala Dinas atas usul KPAIPPK membuat daftar hitam sesuai ketentuan
peraturan pe rundang-undangan.
i2) Kepaia llina-* ffIenvanlpaikan rlattar hitarn k-epada Unit Kerja Pengadatan
Barang,/.Jasa.

RAts VIII
I{E IF]NTUAN PENUTUF'

Pasal 21
Peraturan Bupati ini mulai berlalcu pada tanggai diundangkan.
tg*t setiap orang mengetahtrinya, memerintahkan pengundangan peraturan
Rupati ini dengan penernpateinnya dalam Berita oaerah fiauupj.en Sumbawa.

Ditetapkan di $urnbavrt4 Besar:


pada tanrgal 26 Desember 2O1g

BUPA'TI SUMBAWA,
!J

M. HUSNI DJIBRIL
Diundangkan qli -Sulaba.wq Besar
pada tanggal 26 Desember 20f g

SEKRE IAI?I S DA Ti I?AH I.I1.B U PA'{.DN SU hi EAWA,

BERITA DAERAH KABUPAT'EN SUMBAWA TAHUN 2018 NOMOR 107


{54

Anda mungkin juga menyukai