Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN JIWA

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

DOSEN MATA KULIAH:

Idawati Manurung, S.Kp.,M.Kes

DUSUSUN OLEH :

NA'ILAH GIFIRIA APCHATIKA


NIM. 1914301034

REGULER 1 TINGKAT 3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2021
KASUS :
Pasien laki-laki berumur 35 th diantar keluarganya ke rsj, sejak 6 bulan terakhir pasien sering
marah-marah, pasien memecahkan meja ruang tamu dan membanting piring. semenjak pandemi
perekonomiannya menurun sedangkan kebutuhan terus meningkat. Pasien sering ribut dengan
istrinya dan kadang memukul anaknya ketika anaknya membela ibunya. Keluarga mengatakan
klien menjadi sering marah sejak di PHK dari tempat kerjanya.

STRATEGI PELAKSANAAN 1
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien :
Pasien tampak tenang, kooperatif, pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan
2. Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus yang akan dicapai dalam interaksi kali ini yaitu:
Pasien mampu mengidentifikasi jenis marah yang selama ini dilakukan.
4. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan khusus :
1. Identifikasi penyebab marah pasien.
2. Identifikasi jenis marah yang dilakukan pasien

B. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN


Fase Orientasi
1. Salam terapeutik/perkenalan :
Perawat : “Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya Nailah dari Poltekkes Tanjung
karang yang sedang praktek di rumah sakit ini. Bapak bisa memanggil saya sus
nailah, Nama bapak siapa pak?”
Pasien : “Nama saya Tn.Z”
Perawat : "Bapak senang dipanggil apa?"
Pasien : "Tn.Z sus"
Perawat : "Baik pak, selama beberapa hari kedepan saya akan merawat bapak di sini"
Pasien : "Baik sus"

2. Evaluasi /Validasi
Perawat : "Apa yang bapak rasakan saat ini ? apakah bapak sedang marah ?”
Pasien : “ saat ini saya tidak sedang marah sus”

3. Validasi kontrak (Topik, waktu, tempat)


Fase Kerja (Ringkasan kalimat yang akan digunakan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan)
I. Kontrak
1. Topik:
Perawat : "Baiklah pak, kita akan mengobrol sekarang tentang perasaan marah
bapak.”
Pasien : “Baik sus”
2. Waktu:
Perawat : “ berapa lama bapak mau mengobrol dengan saya pak? Bagaimana kalau
15 menit ?”
Pasien : “boleh sus”
3. Tempat:
Perawat : “bapak ingin mengonrol dimana? Bagaimana kalau sambil berjalan jalan
pak?”
Pasien :”Ya,boleh”

II. Fase Kerja


Perawat : “Baik pak, sebelumnya apa yang menyebabkan bapak marah?
Pasien : “Saya marah karna keluarga saya terlalu menuntut dan tidak menghargai saya”
Perawat : “Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Pasien : “Ya sus, saya pernah sangat marah ”
Perawat : “Apa yang menyebabkan bapak marah saat itu?
Pasien : “saya di PHK sehingga sampai saat ini menganggur”
Perawat : “apakah ada penyebab lain yang membuat bapak marah?”
Pasien : “ada sus, saat istri saya banyak mengeluh kekuranga uang dan membebani
pikiran saya”
Perawat : “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena tidak memiliki
pekerjaan dan istri bapak selalu mengeluh, apa yang bapak rasakan?”
Pasien : “saya merasa sangat marah sus”
Perawat : “Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal pak?”
Pasien : “iya sus saya merasakan seperti itu”
Perawat : “Apakah bapak ingat setelah itu jenis marah seperti apa yang bapak lakukan?"
Pasien : (terdiam)
Perawat : "tidak apa pak, bapak bisa percaya dan menceritakannya kepada saya, ya pak?"
Pasien : "baik sus, saya percaya dengan suster"
Perawat : "bagus sekali pak, coba bapak ceritakan apa yang bapak lakukan saat sedang
marah"
Pasien : “setelah saya ingat ingat, saya merasa sangat marah lalu melempar barang-
barang yang didekat saya sus"
Perawat : "lalu apa lagi yang bapak lakukan kalau sedang marah?"
Pasien : "saya juga terkadang merusak barang"
Perawat : "apakah bapk pernah memukul istri atau anak bapak saat marah?"
Pasien : "iya sus saya pernah ingin memukul istri saya namun anak saya membelanya
sehingga saya memukul anak saya"
Perawat : "baik terimakasih bapak sudah mau menceritakannya kepada saya"
Pasien : "sama sama sus"

III. Fase Terminasi


1. Mengevaluasi kemampuan klien apakah sudah mencapai tujuan khusus atau belum
Perawat : "Bagaiman perasaan bapak setelah kita mengobrol tentang jenis marah yang
selama ini bapak lakukan?
Pasien : "saya merasa senang karna bisa bercerita dan dapat mengingat kembali yang
telah saya lakukan saat saya sedang marah"
Perawat : ”baik pak, coba bapak sebutkan kembali apa saja jenis marah yang selama ini
bapak lakukan?"
Pasien : “saat marah saya memecahkan dan merusak barang disekitar saya juga
memukul keluarga saya sus”

2. Memberi pujian sepanjang interaksi


Perawat : “bagus sekali pak, karena bapak sudah mampu dan mengetahui jenis marah
seperti apa yang selama ini bapak lakukan”
Pasien : “Iya suster.”

3. Mengevaluasi apakah pasien sudah mengerti hasil pembicaraan kali ini


Perawat : “ baiklah pak, bagaimana perasaan bapak setelah mengetahui apa yang sudah
bapak lakukan saat marah?
Pasien : “saya merasa itu bukan hal yang baik sus tapi itu membuka pikiran saya untuk
bisa menjadi lebih baik lagi”
Perawat : “ wah bagus sekali pak, tetap semangat ya pak saya akan membantu bapak”
Pasien : “ya suster terimakasih”

4. Menanyakan apakah ada yang masih bisa dibantu atau adakah yang masih ingin ditanyakan.
Perawat : “Apakah ada yang ingin bapak tanyakan?”
Pasien : “Tidak suster.”

5. Menjelaskan tindak lanjut yang sesuai dengan topik kali ini


Perawat : “setelah bapak mengetahui jenis marah yang bapak lakukan apakah bapak
ingin mengobrol kembali tentang dampak dari kemarahan bapak tersebut?
pasien : “iya sus mau”

6. Menyepakati kontrak yang akan datang


Perawat : “baik bapak kalau begitu besok saya kembali lagi untuk mengobrol dengan
bapak tentang dampak dari kemarahan bapak terhadap diri sendiri dan lingkungan”
Pasien : “ ya sus"
Perawat : "besok mau jam berapa pak ? Bagaimana kalau jam 9 pagi"
Pasien : "boleh sus"
Perawat : “baik pak, sampai ketemu besok ya pak, saya pamit dulu selamat pagi"
Pasien : “ pagi sus”
KEPERAWATAN JIWA

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

DOSEN MATA KULIAH:

Idawati Manurung, S.Kp.,M.Kes

DUSUSUN OLEH :

DIAN AYU NINGSIH ISMI


NIM. 1914301009

REGULER 1 TINGKAT 3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2021
STRATEGI PELAKSANAAN 2
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien :
Pasien tampak lebih tenang, memahami apa yang sedang dibicarakan.
2. Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus yang akan dicapai dalam interaksi kali ini yaitu:
Pasien mampu mengidentifikasi dampak marah terhadap diri sendiri dan lingkungan
4. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan khusus :
a. Mengevaluasi pembicaraan sebelumnya
b. Mendiskusikan dampak marah terhadap diri sendiri
c. Mendiskusikan dampak marah terhadap lingkungan

B. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN


Fase Orientasi
1. Salam terapeutik/perkenalan :
Perawat : “Selamat pagi bapak, bapak masih ingat dengan saya?”
Pasien : “ingat sus”

2. Evaluasi /Validasi
Perawat : "Bagaimana kabar bapak hari ini? Apakah bapak masih ingat dengan obrolan
kita kemarin mengenai jenis marah yang selama ini bapak lakukan?”
Pasien : “saya sehat sus, ingat sus”
Perawat : “Bisa bapak sebutkan apa jenis marah bapak tersebut?”
Pasien : “Saya melempar barang yang ada didekat saya sus ketika saya sangat marah”

3. Validasi kontrak (Topik, waktu, tempat)


Fase Kerja (Ringkasan kalimat yang akan digunakan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan)
I. Kontrak
1. Topik:
Perawat : "Baiklah pak, sekarang kita akan membicarakan tentang dampak marah
pada diri bapak sendiri dan lingkungan ya.”
Pasien : “Baik sus”
2. Waktu:
Perawat : “ berapa lama bapak mau mengobrol dengan saya pak? Bagaimana kalau
15 menit ?”
Pasien : “boleh sus”
3. Tempat:
Perawat : “bapak ingin mengonrol dimana? Bagaimana jika di ruangan ini saja?”
Pasien :”Ya,boleh sus”

II. Fase Kerja


Perawat : “Baik pak, menurut bapak apa dampak dari marah terhadap diri bapak sendiri?
Pasien : “Saya merasa ditakuti keluarga saya sus, terlebih karena saya memukul anak
saya”
Perawat : “Lalu setelah itu, apa yang bapak rasakan?”
Pasien : “Saya menyesal sus tidak bisa mengontrol emosi.”
Perawat : “Lalu menurut bapak apa dampak kerugian terhadap lingkungan disekitar
bapak?”
Pasien : “Iya barang-barang di rumah saya jadi rusak karena saya lempar sus ketika
marah.”
Perawat : “Apakah dengan cara itu masalah bapak terselesaikan?”
Pasien : “Tidak sus.”
Perawat : “Baik, sekarang bapak mengerti dampak yang terjadi terhadap diri bapak dan
lingkungan sekitar. Bapak menyesal dan sepertinya bapak bisa lebih tenang
sekarang.”
Pasien : “Iya sus, saya sekarang bisa menjadi lebih tenang karena penyesalan saya itu.”
Perawat : "Baik terimakasih bapak sudah mau menceritakannya kepada saya"
Pasien : "sama sama sus"
III. Fase Terminasi
1. Mengevaluasi kemampuan klien apakah sudah mencapai tujuan khusus atau belum
Perawat : "Bagaiman perasaan bapak setelah kita mengobrol tentang dampak marah
terhadap diri bapak sendiri dan lingkungan?
Pasien : "saya merasa lebih tenang karena bisa banyak bercerita sus."
Perawat : ”baik pak, coba bapak sebutkan kembali dampak yang terjadi pada diri bapak
dan lingkungan?"
Pasien : “saya menjadi ditakuti keluarga dan barang-barang dirumah saya rusak sus
akibat saya lempar ketika marah”

2. Memberi pujian sepanjang interaksi


Perawat : “baik, bapak bagus sekali karena sudah bisa memahami dampak kerugian yang
terjadi pada diri bapak dan lingkungan”
Pasien : “Iya suster.”

3. Mengevaluasi apakah pasien sudah mengerti hasil pembicaraan kali ini


Perawat : “ baiklah pak, bagaimana perasaan bapak setelah mengetahui dampak marah
yang bapak lakukan terhadap diri bapak dan lingkungan?
Pasien : “saya merasa menyesal dan itu bukan hal yang baik sus tapi itu membuat saya
menjadi lebih berhati-hati lagi saat marah karena dampak yang saya rasakan
sangat membuat saya tidak nyaman”
Perawat : “ wah bagus sekali pak, bapak sudah mulai kemajuan untuk menjadi lebih
baik, tetap semangat ya pak saya akan membantu bapak”
Pasien : “ya suster terimakasih”

4. Menanyakan apakah ada yang masih bisa dibantu atau adakah yang masih ingin ditanyakan.
Perawat : “Apakah ada yang ingin bapak tanyakan?”
Pasien : “Tidak suster.”

5. Menjelaskan tindak lanjut yang sesuai dengan topik kali ini


Perawat : “setelah bapak mengetahui dampak terhadap diri bapak dan lingkungan,
apakah bapak mau selanjutnya kita membicarakan dampak marah bapak
terhadap keluarga bapak yaitu istri dan anak bapak?
Pasien : “iya sus mau”

6. Menyepakati kontrak yang akan datang


Perawat : “baik bapak kalau begitu nanti siang saya akan kembali lagi untuk mengobrol
dengan bapak tentang dampak dari kemarahan bapak terhadap keluarga bapak”
Pasien : “ ya sus"
Perawat : "Mau jam berapa pak ? Bagaimana kalau jam 1 setelah bapak makan siang?"
Pasien : "boleh sus"
Perawat : “baik pak, sampai ketemu nanti siang ya pak, saya pamit dulu selamat pagi"
Pasien : “ pagi sus”
KEPERAWATAN JIWA

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

DOSEN MATA KULIAH:

Idawati Manurung, S.Kp.,M.Kes

DUSUSUN OLEH :

YUZA HAURA SALSABELLA


NIM. 1914301003

REGULER 1 TINGKAT 3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2021
STRATEGI PELAKSANAAN 3
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien :
Pasien tampak lebih tenang, memahami apa yang sedang dibicarakan dan ada kontak
mata saat bicara
2. Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus yang akan dicapai dalam interaksi kali ini yaitu:
Pasien mampu mengidentifikasi dampak marah terhadap keluarganya
4. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan khusus :
d. Mengevaluasi pembicaraan sebelumnya
e. Mendiskusikan dampak marah terhadap keluarga pasien

D. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN


Fase Orientasi
1. Salam terapeutik/perkenalan :
Perawat : “Selamat siang bapak, bapak masih ingat dengan saya?”
Pasien : “ingat sus”

2. Evaluasi /Validasi
Perawat : "Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah bapak masih ingat dengan obrolan
kita tadi pagi mengenai dampak marah terhadap diri bapak dan lingkungan
bapak?”
Pasien : “saya merasa tenang sus, iya sus saya masih ingat”
Perawat : “Bisa bapak sebutkan apa dampak marah terhadap diri bapak dan lingkungan
bapak?”
Pasien : “saya ditakuti keluarga dan barang-barang dirumah saya rusak sus akibat saya
lempar ketika marah”

3. Validasi kontrak (Topik, waktu, tempat)


Fase Kerja (Ringkasan kalimat yang akan digunakan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan)
III. Kontrak
1. Topik:
Perawat : "Baiklah pak, sekarang kita akan membicarakan tentang dampak marah
pada keluarga bapak ya.”
Pasien : “Baik sus”
2. Waktu:
Perawat : “ berapa lama bapak mau mengobrol dengan saya pak? Bagaimana kalau
15 menit ?”
Pasien : “boleh sus”
3. Tempat:
Perawat : “Bapak ingin mengobrol di taman atau di ruangan ini lagi?”
Pasien :”Di ruangan ini lagi saja sus”

IV. Fase Kerja


Perawat : “Baik pak, menurut bapak apa dampak dari marah terhadap keluarga bapak?
Pasien : “Dampak nya istri saya menjadi takut sus dan anak saya pun ikut takut bahkan
trauma didekat saya karena saya sering meukulinya”
Perawat : “Menurut bapak apa dampak kerugian terhadap keluarga bapak?”
Pasien : “Kerugian nya keluarga saya tidak seharmonis dulu lagi sus.”
Perawat : “Setelah itu apa yang bapak rasakan?”
Pasien : “Saya merasa menyesal sus tidak bisa mengontrol emosi saya dan saya merasa
rugi karena keluarga saya menjadi tidak seharmonis dulu .”
Perawat : “Apakah dengan cara itu masalah bapak terselesaikan?”
Pasien : “Tidak sus.”
Perawat : “Baik, sekarang bapak mengerti dampak yang terjadi terhadap keluarga bapak.
Sepertinya bapak bisa lebih tenang sekarang.”
Pasien : “Iya sus, saya sekarang merasa lebih tenang.”
Perawat : "Baik pak, terimakasih bapak sudah mau menceritakannya kepada saya"
Pasien : "sama sama sus"
III. Fase Terminasi
1. Mengevaluasi kemampuan klien apakah sudah mencapai tujuan khusus atau belum
Perawat : "Bagaiman perasaan bapak setelah kita mengobrol tentang dampak marah
terhadap keluarga bapak?
Pasien : "saya merasa lebih tenang karena bisa banyak bercerita sus."
Perawat : ”baik pak, coba bapak sebutkan kembali dampak yang terjadi pada keluarga
bila bapak marah?"
Pasien : “Istri saya menjadi takut sus dan anak saya pun ikut takut bahkan trauma
didekat saya karena saya sering meukulinya ketika marah”

2. Memberi pujian sepanjang interaksi


Perawat : “baik, bapak bagus sekali karena sudah bisa memahami dampak kerugian yang
terjadi pada keluarga bapak”
Pasien : “Iya sus.”

3. Mengevaluasi apakah pasien sudah mengerti hasil pembicaraan kali ini


Perawat : “ baiklah pak, bagaimana perasaan bapak setelah mengetahui dampak marah
yang bapak lakukan terhadap keluarga bapak?
Pasien : “saya merasa menyesal karena dampak yang saya rasakan sangat membuat
saya tidak nyaman sus”
Perawat : “ wah bagus sekali pak, bapak sudah mulai kemajuan untuk menjadi lebih
baik, tetap semangat ya pak saya akan membantu bapak”
Pasien : “Iya sus, terimakasih”

4. Menanyakan apakah ada yang masih bisa dibantu atau adakah yang masih ingin
ditanyakan.
Perawat : “Apakah ada yang ingin bapak tanyakan?”
Pasien : “Tidak sus.”

5. Menjelaskan tindak lanjut yang sesuai dengan topik kali ini


Perawat : “setelah bapak mengetahui dampak terhadap keluarga bapak, apakah bapak
mau selanjutnya kita membicarakan tentang jenis-jenis marah yang baik pak?
Pasien : “iya sus mau”

6. Menyepakati kontrak yang akan datang


Perawat : “baik bapak kalau begitu nanti besok pagi saya akan kembali lagi untuk
mengobrol dengan bapak tentang jenis-jenis marah yang baik”
Pasien : “ ya sus"
Perawat : "Mau jam berapa pak ? Bagaimana kalau jam 9 pagi?"
Pasien : "boleh sus"
Perawat : “baik pak, sampai ketemu besok pagi ya pak, saya pamit dulu selamat siang"
Pasien : “ siang sus”
KEPERAWATAN JIWA

RESIKO PERILAKU KEKERASAN (RPK)

DOSEN MATA KULIAH:

Idawati Manurung, S.Kp.,M.Kes

DUSUSUN OLEH :

ZAM SALWA AZIZAH SALIM


NIM. 1914301024

REGULER 1 TINGKAT 3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGKARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AJARAN 2021
STRATEGI PELAKSANAAN 4
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

E. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien :
Pasien tampak lebih tenang, kooperatif dan kontak mata ada saat komunikasi
2. Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan khusus yang akan dicapai dalam interaksi kali ini yaitu:
Pasien mampu mengetahui jenis – jenis marah yang baik.
4. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan khusus :
a. Mengevaluasi pembicaraan sebelumnya
b. Mendiskusikan jenis marah yang baik.

F. STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI DALAM TINDAKAN


Fase Orientasi
1. Salam terapeutik/perkenalan :
Perawat : “Selamat pagi bapak, bapak masih ingat dengan saya?”
Pasien : “ingat sus”

2. Evaluasi /Validasi
Perawat : "Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah bapak masih ingat dengan obrolan
kita kemarin mengenai cara mengatahui jenis – jenis marah yang baik?”
Pasien : “saya merasa sudah jauh lebih baik sus, iya sus saya masih ingat”
Perawat : “apakah bapak mengetahui jenis – jenis marah yang baik seperti apa?”
Pasien : “saya tidak tau sus”

3. Validasi kontrak (Topik, waktu, tempat)


Fase Kerja (Ringkasan kalimat yang akan digunakan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan)
V. Kontrak
1. Topik:
Perawat : "Baiklah pak, sekarang kita akan membicarakan jenis – jenis marah yang
baik ya pak.”
Pasien : “Baik sus”
2. Waktu:
Perawat : “ berapa lama bapak mau mengobrol dengan saya pak? Bagaimana kalau
15 menit ?”
Pasien : “boleh sus”
3. Tempat:
Perawat : “Bapak ingin mengobrol di taman atau di teras?”
Pasien :”saya ingin di teras aja sus”

VI. Fase Kerja


Perawat : “baiklah pak, selama bapak emosi bapak selalu meluapkan nya dengan
memukul atau merusak barang, nah bapak pasti tau kan dampak nya seperti apa?
Pasien : “iya sus, barang – barang dirumah saya jadi rusak dan istri dan anak saya jadi
takut kepada saya karena saya tidak bisa mengontrol emosi”
Perawat : “nah disini saya ingin memberitahu tentang jenis -jenis marah yang baik”
Pasien : “bagaimana sus.”
Perawat : “pak, banyak sekali cara meluapkan marah kita ke cara yang lebih baik seperti
disaat bapak sedang marah bapak bisa nafas dalam atau pukul bantal tanpa merusak barang
-barang dirumah bapak, atau mendekatkan diri kepada tuhan dan menceritakan ke istri bapak
apabila bapak sedang marah.”
Pasien : “Suster benar, sudah banyak barang – barang dirumah yang rusak karena saya,
saya merasa meyesal meluapkan emosi dengan merugikan keluarga saya.”
Perawat : “bapak tidak perlu menyesal karena ini sudah terjadi, setelah bapak tau jenis
marah yang baik dilakukan saat bapak sedang emosi saya harap bapak melakukan
nya”
Pasien : “baik sus, saya sekarang sudah mengerti.”
Perawat : “Baik, sekarang bapak sudah mengetahui jenis – jenis marah yang baik saya
harap bapak bisa lebih tenang sekarang.”
Pasien : “Iya sus, saya sekarang merasa lebih tenang.”
Perawat : "Baik pak, terimakasih bapak sudah mau menceritakannya kepada saya"
Pasien : "sama sama sus"

III. Fase Terminasi


1. Mengevaluasi kemampuan klien apakah sudah mencapai tujuan khusus atau belum
Perawat : "Bagaiman perasaan bapak setelah kita mengobrol tentang jenis – jenis marah
yang baik?
Pasien : "saya merasa lebih baik karena saya sudah tau jenis marah yang baik seperti
apa."
Perawat : ”baik pak, coba bapak sebutkan jenis – jenis marah yang baik seperti apa?"
Pasien : “di saat saya sedang marah lebih baik saya melakukan terapi nafas dalam atau
meluapkan nya dengan pukul bantal dan mendekatkan diri kepada tuhan lalu
bercerita kepada istri saya kalau saya sedang marah”

7. Memberi pujian sepanjang interaksi


Perawat : “wah bagus sekali pak…bapak sudah mengerti jenis – jenis marah yang baik ”
Pasien : “Iya sus.”

8. Mengevaluasi apakah pasien sudah mengerti hasil pembicaraan kali ini


Perawat : “ baiklah pak, bagaimana perasaan bapak setelah mengetahui jenis – jenis
marah yang baik dilakukan?
Pasien : “saya merasa sangat bersalah sus dan membuat saya ingin berubah lebih baik”
Perawat : “ wah bagus sekali pak, saya ikut senang mendengarnya”
Pasien : “Iya sus, terimakasih”

9. Menanyakan apakah ada yang masih bisa dibantu atau adakah yang masih ingin
ditanyakan.
Perawat : “Apakah ada yang ingin bapak tanyakan?”
Pasien : “Tidak sus.”

10. Menjelaskan tindak lanjut yang sesuai dengan topik kali ini
Perawat : “setelah bapak mengetahui dampak terhadap keluarga bapak, apakah bapak
mau selanjutnya kita membicarakan tentang beberapa ……………………..?
Pasien : “iya sus mau”

11. Menyepakati kontrak yang akan datang


Perawat : “baik bapak kalau begitu nanti besok pagi saya akan kembali lagi untuk
mengobrol dengan bapak tentang …………………………………..”
Pasien : “ ya sus"
Perawat : "Mau jam berapa pak ? Bagaimana kalau jam 4 sore?"
Pasien : "boleh sus"
Perawat : “baik pak, sampai ketemu besok pagi ya pak, saya pamit dulu selamat siang"
Pasien : “ siang sus”

Anda mungkin juga menyukai