Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurul Fajariyah

Kelas : 5B

Nim : 180611100125

Dosen Pengampu : Ana Naimatul Jannah, S.Pd., M.Pd.

LEMPAR LEMBING

A. Pengertian Lempar Lembing


Lempar lembing secara sederhana bisa diartikan sebagai suatu aktivitas manusia
melempar sebuah benda bernama lembing, yakni tongkat panjang runcing, atau lebih
familiar disebut sebagai tombak. Namun, dalam konteks olahraga lempar lembing
merupakan salah satu cabang olahraga dalam atlethik. Olahraga ini dilakukan dengan
melemparkan lembing dalam jarak tertentu menggunakan gaya dan teknik tertentu
dengan mengikuti segala peraturan dalam pertandingan untuk mencapai jarak lempar
maksimum, atlet harus menyeimbangkan tiga hal, yaitu kecepatan, teknik, dan kekuatan.
B. Sejarah Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan sebuah aktivitas yang sudah dilakukan sehari-hari
sejak zaman purba dimana manusia masih hidup dengan cara berburu. Lembing
dikatakan sebagai alat pertama yang efektif dan efisien dibandingkan alat lainnya untuk
berburu (selain dengan menangkap buruan tanpa alat, misal dengan batu dam benda-
benda sederhaba lainnya).
Lembing merupakan bukti bahwa proses berfikir manusia purba mengalami
kemajuan, yakni mereka menciptakan sebuah alat untuk bertahan hidup. Aktivitas dalam
melempar lembing bertahan lama meskipun manusia sudah mulai mengenal logam
seperti pedang, rantai, dan lain sebagainya. tombak atau lembing ini merupakan senjata
dengan jangkauan yang lebih panjang jika dibandingkan dengan pedang. Hingga tak
heran diperlukannya latihan dalam melempar lembing hingga era logam. Olahraga
lempar lembing bermula dari aktivitas lempar lembing pada zaman dahulu.
Pada zaman dahulu melempar lembing hingga mengenai sasaran merupakan hal
yang mengagumkan dan tak jarang hal itu menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan.
Awalnya orang yang mulai berlatih kemudian berlomba-lomba untuk menunjukkan
kebolehannya hingga akhirnya aktivitas ini menjadi ajang perlombaan tersendiri yang
telah diadakan sejak zaman dahulu. Namun belum diketahui pasti mengenai peraturan
yang digunakan pada saat itu dibandingkan dengan saat ini.
Pada waktu itu poin bukan hanya dilihat dari lemparan terjauh tetapi ada juga
perlombaan lembar lembing dengan target tertentu seperti halnya memanah. Lempar
lembing pada zaman dahulu idealnya melempar dengan jarak terjauh sekaligus bisa
mengenai sasaran. Lempar lembing mulai masuk dalam cabang olahrga atlethik
olimpiade modern pada tahun 1908 dan hanya diikuti oleh atlet laki-laki saja.
Peraturannya sederhana, atlet melempar tongkat panjang dengan ujung runcing
yang disebut sebagai lembing pada batas lemparan yang disediakan untuk mencapai
jarak lempar sejauh-jauhnya. Kemenangan diperoleh jika atlet mampu melempar dengan
jarak terjauh diantara peserta lainnya. Pada tahun 1932, olahraga lempar lembing pada
akhirnya juga diperuntukkan untuk perempuan dengan lembing yang berbeda dengan
laiki-laki. Sejak saat itu dibuka dua kelas untuk olahraga lempar lembing yakni untuk
laki-laki dan perempuan.
C. Teknik Dasar Lempar Lembing
1. Cara memegang lembing
Ada tiga gaya dalam melempar lembing yakni gaya amerika, finlandia, dan tang.
Atlet biasanya akan menggunakan salah satu gaya ini.
a. Gaya Amerika
Pada gaya ini, posisi jari ketika memegang lembing adalah jari telunjuk dan jari
jempol menggenggam pegangan lembing pada batas tali bagian belakang, tiga
jari berikutnya menggenggam pegangan namun tidak terlalu kuat atau renggang
yang berfungsi hanya sebagai penjaga keseimbangan lembing ketika dibawa
berlari pada saat awalan.
b. Gaya Finlandia
Hampir mirip dengan gaya Amerika, pada gaya Finlandia jari jempol dan jari
tengah bertugas menggenggam pegangan lembing paling belakang, sementara
jari telunjuk lurus menahan lembing dan jari-jari sisanya hanya menggenggam
longgar pegangan lembing bagian depan.
c. Gaya Tang
Posisi tangan pada gaya ini adalah jari telunjuk dan jari tengah menjepit
pegangan paling belakang lembing, sementara jari jempol, jari manis dan
telunjuk menggenggam longgar lembing bagian pegangan sisanya.
2. Teknik membawa lembing
Ada tiga cara yang biasa dilakukan oleh atlet lempar lembing, yaitu:
a. Lembing dibawa di atas bahu. Mata lembing menghadap sedikit ke atas.
b. Lembing dibawa ke belakang badan sepanjang alur lengan. Mata lembing
menghadap ke arah depan serong atas.
c. Lembing dibawa di atas bahu. Mata lembing menghadap sedikit ke bawah.
3. Teknik melempar lembing
Berikut ini cara melempar lembing mulai dari tahap awalan sampai akhir:
a. Tahap Awalan

Tahap awalan adalah tahap yang penting untuk mencapai hasil yang bagus. Pada
tahap ini kamu bisa berlari dengan membawa lembing di atas kepala dengan
posisi lengan ditekuk. Setelah itu, siku menghadap ke depan dan telapak tangan
menghadap ke atas. untuk posisi lembing sejajar di atas garis paralel dengan
tanah. Di bagian akhir, kamu bisa menggunakan langkah dan cara seperti di
bawah ini :
1. Dengan jingkat atau hop step.
2. Dengan langkah silang di depan / cross step.
3. Dengan langkah silang di belakang / rear cross step.
Proses peralihan cross step dilakukan ketika kaki diturunkan. Kemudian kedua
bahu diputar ke arah kanan. Lengan kanan bergerak dan diluruskan ke arah
belakang dengan posisi tubuh bagian atas condong ke belakang. Pandangan
lurus ke depan.
b. Tahap Lemparan
Ketika akan melemparkan lembing, tarik bahu sebelah kanan dan lengan ke arah
belakang. Kemudian lakukan gerakan melempar ke arah depan atas. Lepaskan
lembing ketika posisi tubuh sedikit condong ke depan.
c. Tahap Akhiran
Tahap akhiran dilakukan dengan menggunakan teknik melangkahkan kaki ke depan
yang berfungsi sebagai penyeimbang agar badan tidak jatuh dan tidak melebihi
garis batas lemparan.

D. Alat Lempar Lembing

Lembing
Lembing yang digunakan pada kompetisi lempar lembing harus terbuat dari bahan logam.
Sedangkan untuk karakteristik ukuran dan beratnya, disesuaikan dengan kategori atlet:

 Untuk putra, lembing yang digunakan harus memiliki berat 800 gram, dengan panjang
2,6 meter (260 cm) hngga 2,7 meter (270 cm).

 Untuk putri, lembing yang harus digunakan memiliki berat 600 gram, dengan panjang
2,2 meter (220 cm) hingga 2,3 meter (230 cm).

Pada lembing terdapat tiga bagian utama, yakni:

a. Shaft

Merupakan bagian utama dari lembing, yang terbuat dari bahan metal atau bahan
lainnya yang serupa. Permukaannya harus halus dan terbebas dari goresan atau
benturan. Bagian shaft pada lembing harus lancip atau ukurannya mengecil, agar titik
sudutnya tidak lebih dari 40 derajat. Shaft kira-kira memiliki diameter 20 mm.
sedangkan, ukuran diameter shaft pada bagian ujung atau ekor lembing, tidak boleh
kurang dari 3,5 mm.

b. Head

Bagian head pada lembing juga harus terbuat dari bahan metal serta memiliki ujung
yang tajam. Bagian ini memiliki panjang berkisar 250 mm hingga 330 mm. jarak
bagian head dengan titik pusat gravitasi pada lembing, tidak boleh kurang dari 0,8
meter serta tidak boleh lebih dari 1,06 meter dari titik pusat.

c. Grip

Merupakan bagian yang dipegang oleh atlet saat akan melempar lembing. Bagian ini
terletak di atas titik pusat gravitasi pada lembing. Bagian grip harus memiliki
ketebalan yang sama dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Ukuran diameternya
tidak boleh melebihi diameter shaft.

E. Ukuran Lapangan Lempar Lembing


Berikut ini adalah ukuran lapangan lempar lembing yang telah ditetapkan oleh IAAF :
 Batas garis lintasan awal 5 cm dan terpisah 4 meter.
 Panjang lintasan antara 30 – 36,5 meter.
 Lengkungan lemparan terbuat dari kayu atau logam. Berwarna putih dan memiliki
lebar 7 cm. Permukaan lengkungan tersebut rata dengan tanah, berupa busur dari
lingkaran berdiameter 8 meter. Garis 1,5 m terletak di dekat pusat gravitasi lembing.
 Ada sudut lemparan dari pusat lengkungan di mana dua garis berpotongan,
membentuk sudut 29 hingga 30 derajat, dan memotong ujung kurva dengan
ketebalan 5 cm.
 Panjang awalan : 40 meter.
 Lebar awalan : 4 meter.
 BC adalah busur. Jari-jari AB=AC yaitu 8 meter.
 Lebar garis lempar : 7 meter
 Lebar garis lurus sisi kanan dan kiri : 1,5 meter.
 Sudut lemparan : 30 derajat
F. Peraturan Lempar Lembing

1. Lembing harus dipegang pada tempat pegangan

2. Lembing disediakan panitia, namun untuk pertandingan tingkat lokal atau daerah
maka atlet boleh membawa lembing sendiri asalkan sesuai kriteria yang ditetapkan
oleh panitia.

3. Lemparan sah bila mata lembing menancap atau menggores tanah di sektor lemparan

4. Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar kaki menyentuh lengkungan lemparan,
atau garis 1,5 meter atau menyentuh tanah di depan lengkungan lemparan.
5. Sekali mulai melempar, pelempar tidak boleh memutar sepenuhnya badannya,
sehingga punggung menghadap kearah lengkungan lemparan.

G. Faktor yang mempengaruhi lempar lembing

Pada saat melempar lembing sangat ditentukan daya letak otot, lengan bahu yang
besar, dan mempunyai kekuatan dan ketepatan langkah dalam melakukan awalan
sebelum lembing dilepaskan. Seorang pelempar lembing yang tidak memiliki ketepatan
dalam melangkah sama halnya tidak mempunyai harapan untuk mencapai prestasi
maksimal. Faktor utama yang harus diperhatikan yaitu cara pegangan dan unsur fisik
seperti kekuatan, kelentukan, kecepatan, dan daya ledak otot. Selain itu ada beberapa
faktor lain yang mempengaruhi hasil lempar lembing yaitu kesalahan dalam melakukan
lemparan, diantaranya sebagai berikut:

 Kecepatan lari tidak diatur meningkat.


 Sewaktu lari, lembing didiamkan saja
 Setelah langkah silang, pelempar berhenti dulu
 Kaki kanan tidak dikencangkan
 Lemparan tidak diikuti siku kanan
 Kaki kiri tidak dilangkahkan pada saat akan melempar
 Lepasnya lembing tidak melewati atas pundak kanan
 Sudut lempar kurang atau terlalu besar
 Tidak bisa memelihara keseimbangan.

Anda mungkin juga menyukai