Anda di halaman 1dari 79

GAMBARAN PSIKOLOGIS ANAK SD DAN ORANGTUA DALAM METODE

PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai sarjana keperawatan

Disusun oleh :
Rifda Husna
SK117027

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

TAHUN AKADEMIK 2019-2020

i
ii
Pengesahan Proposal Penelitian

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Proposal Penelitian

yang berjudul:

GAMBARAN PSIKOLOGI ANAK SD DAN ORANGTUA DALAM METODE


PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19

Disiapkan dan disusun oleh:

Nama: RIFDA HUSNA

NIM: SK117027

Telah di pertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 12 Januari 2021 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di terima

Penguji I

Ns. Triana Arisdiani S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.MB.


NIPS. 120211044

Penguji II

Ns. Livana P.H., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J.


NIPS. 120211043

Penguji III

Ns. Lestari Eko Darwati,M.Kep.,Ns.


NIPS.120209028

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya akhirnya skripsi dengan judul “Gambaran psikologi anak SD dan orangtua

pada metode pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19” peneliti dapat

iii
menyelesaikan skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kendal.

Bersamaan ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

dengan hati yang tulus kepada:

1. Ns. Yulia Susanti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom. selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Kendal.

2. Ns. Setianingsih., M,Kep selaku Ketua Prodi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kendal.

3. Ns.Triana Arisdiani, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.MB. selaku penguji 1 yang telah

memberikan saran dan masukannya terhadap skripsi ini.

4. Ns.Livana PH., M.Kep., Sp.Kep.Jiwa selaku pembimbing I yang telah memberi saran

dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Ns. Lestari Eko Darwati, M.Kep.,Ns. selaku pembimbing II yang telah memberi saran

dan pengarahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materi serta do’a yang

tak henti hingga saat ini.

6. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan. oleh

karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat menbangun agar dapat

memperbaiki kekurangan pada penyusunan selanjutnya.

Kendal, Desember 2020

(Rifda Husna)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rifda Husna


NIM : SK.117.027
Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 27 Maret 1999
Alamat: Desa Sari RT 01/01 Kecamatan Gajah Kabupaten Demak
RIWAYAT PENDIDIKAN

v
1. SD N Sari 1 lulus tahun 2011
2. Madrasah Tsanawiyah Al-irsyad Gajah lulus tahun 2014
3. SMA Negeri 2 Demak lulus tahun 2017
4. STIKES Kendal tahun 2017- 2021 telah tercatat menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKES) Kendal Program Studi Ilmu Keperawatan

DAFTAR ISI

Halaman judul ......................................................................................................i


Lembar persetujuan proposal................................................................................ii
Lembar Pengesahan ..............................................................................................iii
Kata Pengantar ......................................................................................................iv
Daftar Isi ...............................................................................................................vi
Daftar Tabel ..........................................................................................................viii
Daftar Gambar ......................................................................................................ix
vi
Daftar Lampiran ...................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................6
1. Tujuan Umum......................................................................................6
2. Tujuan Khusus ....................................................................................6
D. Manfaat .....................................................................................................6
1. Manfaat Teoritis..................................................................................7
2. Manfaat Praktis....................................................................................7
E. Keaslian Penelitian....................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Corona.......................................................................................................10
1. Definisi Corona...................................................................................10
2. Physical Distancing.............................................................................11
B. Respon Psikologis.....................................................................................11
C. Daring .......................................................................................................13
1. Dampak ...............................................................................................14
2. Peran ...................................................................................................15
3. Kendala ...............................................................................................16
D. Faktor Peran Orang Tua............................................................................16
E. Kerangka Teori .........................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep .....................................................................................23
B. Desain Penelitian ......................................................................................23
C. Populasi dan Sampel penelitian ................................................................25
D. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................27
E. Definisi Operasional, Variabel Penelitian dan Skala Penelitian ..............27
F. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data............................................31
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data........................................................37
H. Etika Penelitian .........................................................................................41
I. Jadwal Penelitian…………………………………………………………42
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Nomor table Judul table Halaman


1.1 Keaslian penelitian 6
3.1 Definisi operasional,Variabel penelitian 22

vii
viii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman


2.1 Kerangka teori 18
3.1 Kerangka konsep 19

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor lampiran Judul lampiran

viii
1. Permohonan ijin studi penelitian
2. Kuesioner penelitian
3. Lembar permohonan menjadi responden
4. Jadwal persetujuan menjadi reesponden
5. Jadwal rencana kegiatan penelitian
6. Catatan hasil konsultasi

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini di dunia sedang terjadi pandemi penyakit yaitu Corona Virus

Deases (COVID-19). Hal tersebut di tetapkan oleh World Health

Organitation (WHO) sejak Maret 2019. Pandemi COVID-19 telah

menjangkiti setidaknya di 219 negara (WHO, 2020).

Data penderita COVID-19 di dunia telah mencapai 56.624.938 juta

jiwa (WHO, 2020). Di Indonesia pada Bulan November 2020 mencapai

483.518 kasus dengan 3.940 kasus sembuh dan 15.600 kasus meninggal

(KEMENKES RI, 2020). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah jumlah total kasus COVID-19 di Jawa Tengah pada Bulan

November 2020 terkonfirmasi sebanyak 47.504 kasus positif, 37.518

sembuh, 6.713 dirawat, dan 3.273 meninggal dunia (Dinkes Jateng, 2020).

di Kabupaten Demak, terkonfirmasi sebanyak 1.831 kasus positif, 130

dirawat, 1.443 sembuh, 258 meninggal, 184 suspek, dan 1.332 Suspek

discarded (Dinkes Jateng, 2020).

Dampak pandemi COVID-19 salah satunya adalah pembatasan

aktifitas sosial di hampir semua aspek kehidupan termasuk salah satunya

adalah aspek dunia pendidikan. Pembatasan sosial ini merupakan salah

satu upaya untuk memutus mata rantai penyebarannya. Salah satu bentuk

pembatasan aktivitas sosial dilingkungan pendidikan yaitu aktivitas

1
2

pembelajaran dilakukan secara daring supaya kegiatan belajar tetap

berjalan. Pembelajaran dengan metode daring diyakini memberikan lebih

kemudahan dalam belajar, dapat berkomunikasi secara langsung sehingga

materi mudah untuk diterima (Munawaroh dalam lestari, 2020). Oleh

karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam rangka percepatan

penanganan COVID-19 yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Kesehatan No. 9 Tahun 2020, Undang-Undang Karantinaan Kesehatan

pasal 59 Ayat 20 tahun 2020


2

menyebutkan tujuan dari peraturan ini adalah untuk mencegah meluasnya

penyebaran penyakit kedaruratan kesehatan masyarakat yang sedang terjadi antar

orang di suatu wilayah tertentu. Salah satunya dalam hal pendidikan dimana

pemerintah mewajibkan seluruh aktivitas belajar mengajar di sekolah dialihkan ke

sistem daring (Mendikbud, 2020).

Proses pembelajaran secara daring dirasakan kurang nyaman oleh

masyarakat. Sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif. Hasil penelitian

Widiyono, (2020) menunjukkan bahwa pemahaman perkuliahan daring pada saat

pandemi COVID-19 kurang. Ketidakefektifan tersebut dirasakan oleh peserta

didik dimana mereka kurang memahami materi (75,81%). Hanya 15,59% peserta

didik yang paham , dan persentase peserta didik yang tidak paham terhadap materi

adalah 8,60%. Bedasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa proses

perkuliahan daring selama wabah COVID-19 kurang efektif karena pemahaman

peserta didik yang masih kurang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani

dan Ayriza, (2020) menunjukkan bahwa orangtua mengalami kendala dalam

mendampingi anaknya belajar di rumah yaitu kurangnya pemahaman materi oleh

orangtua. Hasil penelitian Hamdani dan Priatna, (2020) menunjukkan bahwa

tingkat efektifitas pembelajaran sekitar 66,97%. Hal ini perlu ditingkatkan

kembali agar pembelajaran lebih efektif guna peningkatan kualitas pembelajaran.

Selain itu, metode daring juga berdampak pada respon psikologis baik bagi

peserta didik maupun orangtua. Salah satunya adalah stres yang dialami oleh

peserta didik maupun orangtuanya, terlebih pada jenjang Sekolah Dasar (SD)

Peserta didik di jenjang SD adalah anak usia 7-13 tahun. Dimana antusias pada
3

rentang usia tersebut anak cenderung lebih suka bermain, Oleh karena itu, banyak

orangtua mengalami stres dalam memotivasi anak untuk belajar. Hasil penelitian

Andiarna dan Kusumawati, (2020) menunjukkan bahwa pembelajaran daring

selama pandemi COVID-19 memberikan pengaruh terhadap stres akademik

mahasiswa. Stres akademik terjadi karena perubahan proses pembelajaran tatap

muka ke pembelajaran secara daring secara cepat dimana peserta didik berperan

penting dalam kemajuan akademiknya sendiri. Hasil penelitian Alawiyah, (2020)

menunjukkan bahwa peserta didik mengalami stres jika saran dari pendidik tidak

dilakukan dengan efektif karena peserta didik pada era pandemi COVID-19

kehilangan masa-masa bersosialisasi dengan teman sekolahnya. Selain itu peserta

didik juga mengatakan bahwa pengelolaan stres yang salah mengakibatkan

menurunnya produktifitas dalam mengerjakan tugas. Salah satu Hasil penelitian

(PH, Mubin dan Bastomi, (2020) menunjukkan bahwa penyebab stres peserta

didik selama pandemi COVID-19 adalah tugas pembelajaran. Dari beberapa hasil

penelitian yang ada bahwa penelitian terkait belum ada penelitian pada anak SD

dan orangtua, sehingga saya tertarik dengan fenomena tersebut untuk dilakukan

penelitian .

Hasil studi pendahuluan yang saya lakukan dengan melakukan wawancara

terhadap anak dan orangtuanya pada tanggal 28 Oktober 2020 di SD Negeri Sari

1 dan 2 Di Kabupaten Demak terhadap 5 orang tua dan 3 siswa. Tiga dari 5 orang

tua mengalami stres sering merasakan sakit kepala dan mudah marah saat

mendampingi anaknya karena kurang memahami materi yang disampaikan oleh

gurunya, Sedangkan 3 orang tua kurang mengetahui tentang teknologi sehingga


4

mengharuskan orang tua bertanya kepada orang tua siswa yang lain. Tiga siswa

yang ditemukan mengatakan minat belajar menurun, merasa jenuh serta bingung

dalam mengerjakan tugas karena orang tua tidak menjelaskan materinya terlebih

dahulu dan terkadang orang tua marah saat tugas yang dikerjakan dengan salah

sehingga hal tersebut dapat mengakibatkan stres pada anak. Berdasarkan

fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“gambaran respons psikologis siswa dan orangtua pada metode pembelajaran

daring selama masa pandemic COVID-19” pengumpulan data dengan

menggunakan alat ukur penelitian kuesioner DASS 42.

B. Rumusan masalah

Terjadinya pandemi COVID-19 di dunia berdampak pada

pembatasan aktifitas sosial termasuk pembelajaran yang diharuskan

dilakukan secara daring. Dampak dari pembelajaran daring yaitu

terjadinya ketidakefektifan dan kurang nyamannya dalam proses

pembelajaran serta timbulnya stres yang di alami anak SD dan

orangtuanya. Sehingga dapat dirumuskan masalah penelitiannya

bagaimana “ gambaran psikologis anak SD dan orangtua dalam metode

pembelajaran daring selama masa pandemi COVID-19”?.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran psikologis siswa dan

orangtua terhadap daring selama masa pandemic COVID-19


5

2. Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan khusus untuk :

a. Mengidentifikasi karakteristik pada anak dan orang tua pada metode

daring (meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan orngtua, dan tingkat

pendidikan),

b. Mengidentifikasi tingkat ansietas anak dan orangtua selama metode

daring.

c. Mengidentifikasi tingkat stres anak dan orangtua selama metode

daring.

d. Mengidentifikasi tingkat depresi anak dan orangtua selama metode

daring.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu dasar

pengembangan keilmuan keperawatan jiwa.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini Sebagai salah satu bahan evaluasi dalam proses

pembelajaran selama pandemi COVID-19 terutama bagi

penyelenggara pendidikan Sekolah Dasar.


6

E. Keaslian penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

No Nama Judul Desain Hasil Perbedaa


n
1. Rahmat Dede Kemandirian Deskriptif Hasil penelitian Judul
Rohaya Ana belajar peserta Kuantitatif menunjukkan bahwa penelitian,
Nadine Fildzah didik dalam siswa/mahasiswa variable
Ramadhan Harypembelajaran memiliki tingkat yang
(2020) daring pada kemandirian belajar diteliti,lok
masa yang agak rendah. asi dan
pandemic penyebabnya adalah waktu
covid-19 tidak semua penelitian.
pelajar,siswa dan
mahasiswa terbiasa
belajar melalui
daring.

2. Fatma Dewi Dampak Deskriptif Dari hasil penelitian Judul


Aji Wahyu covid-19 kualitatif bahwa COVID-19 penelitian,
(2020) terhadap terhadap variable
Implementasi implementasi yang
pembelajaran pembelajaran daring diteliti,lok
daring di di Sekolah Dasar asi dan
Sekolah Dasar Dapat di lakukan waktu
dengan baik. penelitian.
3. Nur Atiqoh Respon Deskriptif Hasil penelitian ini Judul
Dina Bila orangtua dengan menunjukkan bahwa penelitian,
(2020) terhadap pendekata pembelajaran daring variable
pembelajaran n pada masa pandemic yang
daring pada kuantitatif. memang membuat diteliti,lok
masa orangtua asi dan
pandemic mempunyai banyak waktu
covid-19 waktu bersama penelitian.
anak,mereka dapat
mendampingi dan
membimbing anak
ketika belajar.
7

4. Renti Pendidikan Dekriptif Hasil penelitian Judul


Oktaria anak Dalam dengan wawancara penelitian,
Purwanto keluarga ke-10 orangtua yang variable
Putra sebagai juga rekan sejawat yang
(2020) strategi akademisi,secara diteliti,lok
pendidikan umum didapat data asi dan
anak usia dini bahwa mereka waktu
saat pandemic bersepakat tentang penelitian.
covid-19 betapa besarnya
peran orangtua
menjadi sangat
penting dan terasa
bagi anak dengan
kondisi
bekerja,belajar dan
beribadah dirumah.
5. PH, Mubin Tugas Deskriptif Hasil penelitian Judul
& Basthomi pembelajaran Analitik menunjukkan penelitian,
(2020) penyebab mayoritas variable
stres mahasiswa yang
mahasiswa indonesia yang diteliti,lok
selama masa mengalami stress asi dan
pandemic berusia 21 tahun dan waktu
COVID-19 berjenis kelamin penelitian.
perempuan,
mayoritas penyebab
stress mahasiswa
indonesia selama
masa pandemi
COVID-19 adalah
tugas pembelajaran
6. Wardani & Analisis Kualitatif Hasil penelitian Judul
Ayriza Kendala menunjukkan bahwa penelitian,
(2020) Orang Tua kendala orangtua variable
Dalam ndalam yang
Mendampingi mendampingi anak diteliti,lok
Anak Belajar belajar yaitu asi dan
di rumah Pada kurangnya waktu
Masa pemahaman materi penelitian
Pandemi oleh orangtua
COVID-19 .
7. Husna Gambarann Deskriptif Judul
(2020) psikologis kualitatif penelitian,
anak SD dan variable
orangtua yang
dalam diteliti,lok
pembelajaran asi dan
daring selama waktu
pandemic penelitian
covid-19
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Corona Virus Deases (COVID-19)

1. Pengertian COVID-19

Virus Corona merupakan virus yang sangat berbahaya yang dapat

menyerang makhluk hidup, baik itu manusia maupun hewan yang menyebabkan

infeksi saluran pernapasan dari kasus ringan hingga berat (Susanto, 2020). Menurut

Thalia, (2020) Corona Virus Diases (COVID-19) merupakan virus jenis baru yang

menular pada manusia dan menyerang gangguan sistem pernapasan sampai

berujung pada kematian. Virus ini menjadi pandemi global pada bulan Maret 2020

terjadinya pandemi ini merupakan fenomena luar biasa yang terjadi pada abad 21,

karena hampir semua aktivitas manusia di seluruh dunia dibatasi. Kebijakan

beberapa negara dalam mengatasi penyebaran virus memaksa warga negara untuk

lebih banyak berdiam diri dan mela. Virus Corona merupakan virus yang sangat

berbahaya yang dapat menyerang makhluk hidup, baik itu manusia maupun hewan

yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan dari kasus ringan hingga berat

(Susanto, 2020).

Tanda gejala penderita yang terkena infeksi virus ini yaitu mengalami gejala

flu, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam atau gejala penyakit infeksi

pernapasan berat (sesak napas, nyeri dapat, batuk berdahak hingga berdarah)

8
9

(Zein, 2020). Dampak yang ditimbulkan tidak hanya pada kesehatan namun juga

pada bidang pendidikan yaitu pembelajaran di masa pandemi ini.

2. physical distancing

. Physical distancing merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah

penyebaran virus Corona dilakukan untuk mencegah penyebaran virus di

masyarakat. Physical Distancing yaitu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan

penyebaran infeksi virus Corona dan mencegah COVID-19 (WHO, 2020). Upaya

yang dapat kita lakukan untuk menjaga diri yaitu selalu memakai masker, selalu cuci

tangan dan juga menjaga jarak dengan oranglain minimal 1 meter.

B. Respon psikologis

Pembelajaran yang dirubah semula face to face menjadi daring hal ini

memunculkan berbagai reaksi respon psikologis bagi siswa dan orangtua. Respon

psikologis itu sendiri merupakan tanggapan,tingkah laku atau sikap terhadap

rangsangan/masalah tertentu yang berkaitan dengan keadaan jiwa individu.

Gangguan psikologis merupakan suatu gangguan berkaitan dengan kognitif dan

afektif. setiap individu yang dilahirkan ke dunia akan mengalami perkembangan

tingkah laku, emosi kognitif, dan rohani, namun apabila seseorang individu tidak

dapat bertoleransi dengan stres, semua komponen perkembangan ini akan

mengalami gangguan psikologis (Ismail, 2015).

Gangguan psikologis antara lain:

1. Stres
10

Stres merupakan masalah umum yang terjadi dalam kehidupan umat

manusia. Kupriyanov dan Zhdanov, 2014) menyatakan bahwa stres yang ada

saat ini adalah sebuah atribut kehidupan modern. Hal ini dikarenakan stres

sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa terelakan baik dilingkungan

sekolah, kerja, keluarga, atau dimanapun, stres bisa dialami oleh seseorang.

stres juga bisa menimpa siapapun termasuk anak-anak, remaja, dewasa, atau

yang sudah lanjut usia dengan kata lain , stres pasti terjadi pada siapapun dan

dimanapun.

2. Kecemasan

Kecemasan adalah kondisi emosi yang ditandai dengan perasaan

tegang, pikiran cemas dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah,

gemetar, nyeri kepala dan lain-lain (American Psycological, 2019). Depresi

Rasa cemas dapat bersifat normal dalam situasi yang menegangkan. Rasa

cemas hanya indicator penyakit jika perasaan menjadi berlebihan, menguras

tenaga dan pikiran, serta mengganggu kehidupan sehari-hari.

3. Depresi

Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyerta, termasuk

perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi

kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya serta keinginan untuk bunuh diri

(Irawan, 2020).

Akibat dari pandemi ini menyebabkan hampir semua aspek kehidupan

mengalami gangguan. Protokol kesehatan diberlakukan agar dapat memutus


11

rantai penularan Corona yang menjadi penyebab COVID-19 (WHO, 2020).

Adanya kebijakan pemerintah untuk mematuhi protokol kesehatan dimasa

pandemi ini yaitu melakukan sosial distancing. Salah satu protokol tersebut

adalah adanya larangan berkumpul dan harus menjaga jarak dimanapun kita

berada serta melakukan aktifitas dirumah saja termasuk melakukan

pembelajaran dirumah atau Daring.

C. Daring selama wabah COVID-19

Kehidupan keluarga orangtua umumnya memegang peran penting dalam

menanamkan nilai budaya dan nilai sosial kepada anak agar dapat bertingkah laku

sesuai dengan kaidah yang ada dalam masyarakat dan dapat berpartisipasi sebagai

anggota dalam kelompok masyarakatnya. Posisi pertama dalam mendidik dan

mengajarkan nilai-nilai dan norma kepada individu terletak pada keluarga.untuk

mengungkapkan betapa pentingnya pengaruh keluarga, lingkungan dan

pengalaman terhadap perkembangan anak (Awaru, 2016). Sejak munculnya virus

corona di Indonesia pada awal maret 2020, menyebabkan pemerintahan segera

melakukan tindakan tegas untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.sehingga

pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran yang lebih

luas. Upaya salah satunya adalah adanya menerapkan pembelajaran jarak

jauh.dalam proses pembelajaran jarak jauh ini, dibutuhkan peran orangtua sebagai

pengganti guru.

1. Dampak COVID-19 terhadap pembelajaran


12

Corona virus Deases (COVID-19) membawa dampak buruk bagi

pendidikan salah satunya dalam pembelajaran adapun dampak dari COVID-19

terhadap proses pembelajaran online disekolah dasar berdampak terhadap

siswa,orangtua dan guru itu sendiri. Beberapa dampak yang dirasakan murid yaitu

murid belum ada belajar jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan

adalah melalui tatap muka, murid terbiasa berada disekolah untuk berinteraksi

dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para gurunya, dengan adanya

metode pembelajaran jarak jauh membuat para murid perlu waktu untuk

beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung

akan mempengaruhi daya serap belajar mereka. Dampak terhadap orangtua yaitu

kendala adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi

online memerlukan koneksi jaringan ke internet yang memerlukan penambahan

biaya pengeluaran orangtua.

Dampak yang dirasakan oleh guru yaitu tidak semua mahir menggunakan

teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran. Jadi, dukungan

dan kerjasama orangtua demi keberhasilan pembelajaran sangat

dibutuhkan.komunikasi guru dan orangtua harus berjalan dengan lancar (Wahyu,

2020). Berbagai dampak dan tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan proses

pembelajaran daring di rumah. Presepsi guru mengenai dampak yang di rasa pada

murid yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai, perbedaan

jam saat belajar dikelas dengan belajar dirumah yang berpengaruh pada motivasi

murid. Serta kecenderungan gaya belajar daring yaitu visual dan tulisan (Arifah
13

dan Prasetya, 2020). Dampak yang muncul dalam pembelajaran juga

menimbulkan reaksi respon psikologis bagi anak dan orangtuanya.

2. Peran orangtua selama daring

Hal terpenting selama daring yaitu bagaimana peranan penting orangtua

dalam mendampingi anak selama daring. Winingsih, (2020) berpendapat bahwa

terdapat empat peran orangtua selama pembelajaran jarak jauh:

1. Orangtua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orangtua

dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah.

2. Orangtua sebagai fasilitator,yaitu orangtua sebagai sarana dan prasarana

bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

3. Orangtua sebagai motivator yaitu orangtua dapat memberikan semangat

serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan

pembelajaran,sehingga anak memiliki semangat untuk belajar,serta

memperoleh prestasi yang baik.

4. Orangtua sebagai pengarah atau director.

Ni Nyoman Padmadewa dkk, (2018) mengatakan bahwa, ketelibatan

orangtua dalam pendidikan diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh

orangtua untuk berpartisipasi dalam pendidikan anak baik itu dengan

datang kesekolah maupun dengan diskusi dengan diskusi dengan pihak

sekolah tentang perkembangan anak.

Faktor eksternal motivasi yang berasal dari keluarga terutama

orangtua, sebagai lingkungan terdekat anak. (Burstiando, 2015)

mengemukakan bahwa motivasi sebagai proses psikologi adalah refleksi


14

kekuatan inetraksi antara kognisi, pengalaman dan kebutuhan. Kuatnya

motivasi belajar yang muncul dalam diri siswa akan mendorong semangat

belajar dan meraih prestasi belajar yang optimal. Peranan orangtua juga

berpengaruh dalam efektifnya pembelajaran daring selama dirumah.

3. Kendala yang Dirasakan Orangtua

Disisi lain para orangtua juga sangat berperan sebagai pembimbing sekaligus

motivator bagi anak-anaknya saat belajar dirumah. Kendala yang dirasakan oleh

orangtua peserta didik yaitu Banyak mengeluarkan biaya untuk membeli paket

data dan Terbatasnya fasilitas yang tersedia. Orangtua merasa kesulitan karena

kurangnya penjelasan materi dan anak-anak lebih percaya pada guru dari pada

orangtuanya. Sehingga, orangtua mengalami stress khususnya seorang ibu.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peranan Orangtua dalam

Pembelajaran Daring

Semua orang tua pasti mengiginkan yang terbaik bagi anakanaknya. Selain

mendapatkan pelajaran dan bimbingan disekolah, orang tua juga harus

membimbing belajar anak dirumah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang

mempengaruhi orang tua dalam melakukan bimbingan belajar dirumah,

diantaranya yaitu :

1. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Ada beberapa cara untuk membimbing dan meningkatkan prestasi

belajar anak. Akan tetapi suatu keberuntungan besar apabila orang tua dapat

mengontrol dan menanyakan hal-hal yang menyangkut pelajaran dan prestasi


15

belajar anak. Seperti mengawasi dan memperhatikan kegatan anak dirumah

mengontrol pekerjaan rumah (PR), menanyakan kapan anak menempuh

ulangan semester, dan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak

dalam belajar dan lain sebagainya. Agar dapat melaksanakan peran tersebut

perlu ditunjang oleh pengetahuan yang cukup. Dengan pengetahuan yang

cukup orang tua akan menyadari betapa pentingnya peran mereka terhadap

pendidikan anaknya. Pada umumnya orang tua yang berpendidikan tinggi

berbeda dengan orang tua yang berpendidikan rendah atau tidak

berpendidikan sama sekali. Sebab orang tua yang tinggi pendidikannya tentu

luas pengetahuan, pengalaman, dan pandangannya begitu pula sebaliknya.

Dengan demikian latar belakang pendidikan dari orang tua mempengaruhi

segala kegiatan yang dilakukan dirumah dalam rangka membimbing belajar

anak dan usaha meningkatkan prestasi belajar anak.

2. Tingkat Ekonomi Orang Tua

Persoalan ekonomi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap

orang, lebih-lebih bagi keluarga atau orang tua. Karena orang tua

bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Keadaan

ekonomi orang tua sangat mempengaruhi keberadaan bimbingan terhadap

anak-anak terutama dalam pembelajaran daring. Tetapi pada umumnya orang

tua yang mempunyai ekonomi mapan akan lebih banyak memperhatikan dan

membimbing anaknya dalam belajar. Hal tersebut memungkinkan orangtua

yang bersangkutan memenuhi fasilitas belajar yang dibutuhkan oleh anak-

anaknya. Meskipun demikian, tidak sedikit orang tua yang walaupun


16

termasuk pada kategori ekonomi pas-pasan namun pada kenyataanya lebih

banyak punya kesempatan dalam membimbing kegiatan belajar anak-

anaknya. Dengan demikian, bagi keluarga yang dapat memenuhi segala

kebutuhan dan keperluan belajar anak, tentunya anak dapat belajar dengan

tenang.

Sebaliknya bagi keluarga yang tidak dapat memenuhinya merupakan

factor penghambat kegiatan belajar anak. Namun, ada pula orangtua yang

keadaan ekonomi melimpah membuat anak terlena dan lupa akan

pelajarannya. Untuk itu sebagai orang tua hendaknya mengawasi anak sebaik

mungkin, karena ada kemungkinan harta atau fasilitas yang diberikan dengan

maksud untuk meningkatkan prestasi belajar anak, tetapi justu digunakan

untuk hal-hal yang bersifat negatif dan mebuat anak malas belajar.

3. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Waktu dan kesempatan orang tua untuk mendidik anakanaknya,

biasanya mempunyai keterkaitan dengan pekerjaan orang tua. Orang tua

mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda, sehingga ada orang tua yang dapat

membagi waktu dengan baik dan adapula yang merasa dikejar-kejar waktu.

Sehingga tidak jarang orang tua kurang memperhatikan waktu belajar anak.

4. Waktu yang Tersedia

Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya bahwa orang tua

mempunyai kewajiban untuk menjaga dan memelihara anakanaknya. Jadi

sesibuk apapun orang tua dengan berbagai kegiatan mereka semestinya tetap

meluangkan waktu untuk dapat berkomunikasi dan memberikan bimbingan


17

dalam berbagai hal, terutama dalam bimbingan belajar dirumah. Pada waktu

yang demikian anak-anak diberikan bimbingan , pengarahan, dan nasehat

yang bertujuan untuk meningkatkan kegairahan dalam belajar. Karena baik

buruknya prestasi yang dicapai oleh anak disekolah akan memberikan

pengaruh kepadanya dalam perkembangan pendidikan dan kehidupan

selanjutnya.

5. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga juga mempengaruhi orang tua dalam

memberikan bimbingan kepada anak dalam belajar dirumah. Jumlah keluarga

yang terlalu banyak dalam sebuah rumah akan membuat suasana belajar

menjadi gaduh, sehingga sulit bagi anak untuk belajar dan berkosentrasi pada

pelajaran yang dipelajari. Keadaan ini juga berpengaruh karena

memungkinkan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya kurang

akibat terbagi dengan kebutuhan anggota keluarga lainnya.

6. Kurangnya pemahan materi oleh orangtua

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman materi

oleh orangtua dalam mendampingi anak belajar dirumah di masa pandemic

ini menjadi kendala dalam pelaksanaannya, ditunjukkan dengan hasil

wawancara kepada orangtua yang menyatakan bahwa menyampaikan ilmu

kepada anak usia dini tidaklah mudah dan membutuhkan latihan khusus,hal

ini sejalan dengan penelitian sebelumnya,yang menyatakan bahwa selama

pembelajaran dirumah atau daring,banyak orangtua yang kurang dalam

memahami materi yang diberikan oleh pihak sekolah atau guru,orangtua


18

menganggap tugas yang diberikan terlihat sulit sehingga mereka sulit untuk

meyampaikan kepada anak (Cahyati & Kusumah, 2020).

Pembelajaran tidak bisa maksimal jika orangtua belum sepenuhnya

memahami materi yang diberikan oleh guru untuk diajarkan kepada anak,

seperti yang diungkapkan oleh penelitian sebelumnya bahwa orangtua harus

benar-benar menguasai materi pembelajaran yang diberikan oleh guru agar

terlaksananya pendidikan dirumah menjadi sukses (Irma et al, 2019).

Berbagai faktor yang muncul dari pengaruh peranan orangtua selama daring

juga menimbulkan kendala bagi siswa dan guru itu sendiri.


19

B. Kerangka Teori

Respon psikologis
Dampak daring bagi anak sd
dan orangtua - Stress
- Cemas
(Awaru, 2016) - Depresi
(Kupriyanov dan
Zhdanov, 2014)
(American Psycological
Association, 2019)
(Irwan, 2020)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


(Awaru, 2016), (Kupriyanov dan Zhdanov, 2014), (American Psycological
Association, 2019), (Irwan, 2020)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara

keterkaitan antara variable baik variable yang diteliti dan variable yang tidak

diteliti,dan untuk memudahkan peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan

teori (Nursalam, 2015). Variable merupakan suatu konsep yang dapat diukur dan

hasil pengukurannya dapat bervariasi (Sarman, 2017) berdasarkan tinjauan teori

diatas maka dapat dibuat kerangka konsep sebagai berikut :

Psikologis orangtua dalam Psikologis anak SD dalam


metode pembelajaran daring metode pembelajaran daring
selama masa pandemi COVID- selama masa pandemi
19 COVID-19

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskriptif tentang suatu keadaan atau objektif (Notoadmojo, 2018). Penelitian ini

menggunakan penelitian pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif survey

non hipotesis, yaitu peneliti yang mengamati dan menganalisis suatu kasus secara

cermat sampai tuntas tanpa menghubungkan antara variable satu dengan variable

lain (Hidayat, 2009).


21

C. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2017). populasi dalam penelitian adalah anak usia sekolah dan orangtua anak

tersebut yaitu sebanyak 349 populasi di wilayah Desa sari Kecamatan Gajah

Kabupaten Demak.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi serta karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil harus mewakili populasi tersebut

(Jaya, 2019). sampel penelitian ini yaitu anak usia sekolah dasar dan orangtua

anak tersebut. Untuk menentukan sampel digunakan teknik Purposive

Sampling dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan sehingga jumlah

sampel penelitian ini adalah 167 orang.

3. Teknik sampling

Teknik sampling merupakan pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai Teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2015), Teknik

sampling yang digunakan adalah Non probability sampling . Teknik Non

probability sampling adalah teknik yang tidak memberi

peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2015). Teknik sampling non


22

probability yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive

sampling. Teknik Purposive Sampling merupakan teknik penentuan

sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu tidak semua

sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan yang penulis tentukan

(Sugiyono, 2013).

a. Kriteria inklusi dan Ekslusi

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi yaitu kriteria atau ciri-ciri yang dapat memenuhi setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoadmojo,

2018).

a) Orangtua yang sering mendampingi anak belajar

b) Anak Sekolah Dasar mulai dari kelas 4-6

2) Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel (Notoadmojo, 2018). Kriteria eksklusi yaitu

Orangtua yang tidak berada ditempat saat penelitian.

D. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Sari Kec.Gajah

Kab.Demak karena banyak orangtua yang mengeluh akan metode daring

dan banyak juga perilaku anaknya yang berubah.

2. Waktu penelitian
23

Penelitian ini akan dimulai dari akhir Bulan Januari 2021 sampai

November 2020, dan pengambilan data mulai dari Bulan November 2020

sampai Januari 2021. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu studi

kepustakaan, pengajuan judul, studi pendahuluan, pengumpulan data,

pengelolahan dan analisis data, penyusunan laporan penelitian dan yang

terakhir se+minar hasil penelitian.

E. Definisi operasional,variable penelitian,dan skala pengukuran

Definisi operasional merupakan uraian tentang batasan variable yang

dimaksut, atau tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan

(Notoadmojo, 2012).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Defi Alat dan cara Hasil ukur Skala


nisi ukur
Ope
rasi
onal
1 Karakteristik Usia anak Kuesioner Usia dinyatakan Rasio
Responden : yang sejak tentang usia dalam tahun
a. Usia anak SD lahir hingga
saat
penelitian
b. Jenis kelamin Jenis Kuesioner 0=Laki-laki Nominal
Anak kelamin jenis kelamin 1=Perempuan
yang diakui
di Indonesia
yang tercatat
di dalam
dokumen
c. Jenjang Tingkatan Kuesioner Tingkatan Sekolah Ordinal
pendidikan sekolah tingkatan Dasar dinyatakan
Dasar jenjang dengan kelas:
sekolah Kelas :
1
2
3
4
24

2 Karakteristik Usia orang Kuesioner Usia dinyatakan Rasio


Orang tua tua yang tentang usia dalam tahun
a. Usia orang sejak lahir
tu hingga saat
a penelitian
b. Pendidikan Pendidikan Kuesioner 0=tidak sekolah Ordinal
orang tua terakhir tentang 1=SD
yang telah pendidikan 2=SMP
ditempuh 3=SMA
orang tua 4=Diploma
dinyatakan 5=SI
tamat
c. Pekerjaan Pekerjaan Kuesioner 0=Tidak Nominal
orang tua tentang bekerja
pada saat pekerjaan 1=TNI
penelitian 2=POLRI
3=PNS
4=wiraswa
sta
5=swasta
6=buruh
7=petani
8=lainnya
d. Psikologis Tanggapan, DASS 42 A. stress Ordinal
siswa SD tingkah laku dengan 3 Normal skor 0-14
dalam atau sikap domain : Ringan skor 15-18
pembelajaran siswa SD a. stress Sedang skor 19-25
dengan dalam b. kecemasan Parah skor 26-33
metode daring pembelajara c. depresi Sangat parah skor
selama masa n >34
pandemi menggunaka B. Kecemasan
COVID-19 n metode Normal skor 0-7
daring Ringan skor 8-9
selama Sedang skor 10-14
pandemic Parah skor 15-19
COVID-19 Sangat parah skor
yang dilihat >20
dari 3 aspek C. Depresi
yaitu stres, Normal skor 0-9
kecemasan, Ringan skor 10-13
dan depresi. Sedang skor 14-20
Parah skor 21-27
Sangat parah skor
>28
e. Psikologis Tanggapan , DASS 42 A. stress Ordinal
orangtua tingkah laku dengan 3 Normal
dalam atau sikap domain : skor 0-14
pembelajaran oarngtua a. stress Ringan
dengan dalam b. kecemasan skor 15-18
metode daring pembelajara c. depresi Sedang
25

selama masa n skor 19-25


pandemi menggunaka Parah skor
COVID-19 n metode 26-33
daring Sangat
selama parah skor
pandemi >34
COVID-19 B.
yang dilihat Kecemasan
dari 3 aspek Normal skor 0-7
yaitu stress, Ringan skor 8-9
kecemasan, Sedang skor 10-14
dan depresi. Parah skor 15-19
Sangat parah skor
>20
C. Depresi
Normal skor 0-9
Ringan skor 10-13
Sedang skor 14-20
Parah skor 21-27
Sangat
parah skor
>28
3 Tingkat Suatu Alat ukur yang A. stress Ordinal
kecemasan, stres tingkatan digunakan Normal
dan depresi perasaan yaitu skor 0-14
kesedihan menggunakan Ringan
yang dialami Kuesioner skor 15-18
anak SD DASS 42 Sedang
dalam (Depression skor 19-25
pembelajara Anxiety Stress Parah skor
n daring dan Scale) 26-33
orangtua pertanyaan Sangat
yang kecemasan parah skor
memiliki yang terdiri >34
anak masih dari 14 B.
berstatus pertanyaan Kecemasan
sekolah yaitu pada Normal skor 0-7
jenjang SD nomer Ringan skor 8-9
(tidak 2.4,7,9,15,19,2 Sedang skor 10-14
pernah, 0,23,25,28,30, Parah skor 15-19
kadang- 36,40,41. Sangat parah skor
kadang, Pernyataan >20
sering, dan yang C. Depresi
sangat mengukur Normal skor 0-9
sering) depresi Ringan skor 10-13
terdapat pada Sedang skor 14-20
nomer Parah skor 21-27
3,5,10,,13,16,1 Sangat parah skor
721,31,34,24,2 >28
6,37,38,, 42.
26

F. Alat ukur dan cara pengumpulan data

1. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena yang akan diteliti (Sugiyono, 2014). Instrumen penelitian

merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan data, mengolah data

dan menginterprestasikan hasil yang diperoleh dari responden dengan

menggunakan pola ukur yang sama. Instrumen yang digunakan pada

penelitian ini adalah kuesioner dengan memilih jawaban yang tersedia. Alat

ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar

observasi.

a. Kuesioner A karakteristik responden

Kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) berisi tentang

identitas responden yang terdiri dari anak yang masih bersekolah

tingkat Sekolah Dasar, orangtua yang mempunyai anak yang masih

sekolah SD, usia anak SD, usia orangtua, jenis kelamin, jenjang

pendidikan anak, pendidikan orangtua,dan pekerjaan orangtua.

b. Kuesioner B

Kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) merupakan

media kuesioner untuk mengukur tingkat kecemasan pada individu.

DASS 42 pertanyaan,yang mencakup tiga subvariabel diantaranya :


27

fisik, emosi/psikologis, dan perilaku. DASS 42 terdiri dari tiga skala

yang didesain untuk mengukur 3 jenis keadaan emosiona psikologisl,

yaitu depresi, kecemasan dan stres pada seseorang setiap skala terdiri

dari 14 pertanyaaan.

Skala peringkat kuesioner DASS 42

0 = Tidak berlaku sama sekali

1= sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-

kadang

2= sering

3= sesuai dengan yang dialami atau hampir setiap saat

2. Teknik pengumpulan data

a. Data primer

Data primer merupakan data atau keterangan yang diperoleh

peneliti dari sumbernya secara langsung (Martono, 2013). Data primer

dari penelitian ini didapat melalui kuesioner tentang kebiasaan anak

dalam pembelajaran dirumah secara daring yang didampingi orangtua,

dan tingkat stres orangtua mengenai daring.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan keterangan yang diperoleh peneliti dari

pihak kedua, baik diperoleh berupa orang maupun dari catatan seperti,

buku, laporan, bulletin, dan majalah yang sifatnya dokumentasi

(Martono, 2013). dalam penelitian ini data sekunder yaitu data dari

balaidesa dan data dari SD.


28

c. Cara pengumpulan data

1) Peneliti mengajukan surat permohonan ijin untuk melakukan

penelitian kepada STIKES Kendal

2) Setelah mendapatkan permohonan ijin untuk melakukan

penelitian dari STIKES Kendal, selanjutnya peneliti mengajukan

permohonan ijin penelitian ke Kesbang Polimnas dan

BAPERLITBANG, ditujukan kepada Desa Sari Kecamatan

Gajah Kabupaten Demak untuk mengadakan penelitian.

3) Setelah mendapatkan permohonan ijin dari KESBANGPOL dan

BAPERLITBANG diajukan ke Balai Desa Sari Kecamatan

Gajah Kabupaten Demak.

4) Peneliti mendatangi Kepala Desa Sari untuk melakukan

penelitian pada calon responden dan memberikan penjelasan,

tujuan, dan manfaat penelitian peran serta responden selama

penelitian serta menandatangani surat persetujuan menjadi

responden

5) Setelah kepala desa mengijinkan penelitian, peneliti mendatangi

masyarakat langsung untuk memberikan penjelasan tentang

tujuan dan manfaat peran serta responden dalam penelitian

sehingga calon responden bersedia menjadi responden dan

menandatangani surat persetujuan menjadi responden.


29

6) Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dan

menandatangani rumah warga di Desa Sari Kecamatan Gajah

Kabupaten Demak.

a. Peneliti mendatangi kepala desa untuk menanyakan tentang

keberadaan responden.

b. Peneliti mendatangi kediaman, tempat tinggal responden.

c. Peneliti menjelaskan tentang tujuan dan maksut dari penelitian

dan meminta responden untuk terlibat dalam penelitian.

d. Bagi warga yang bersedia menjadi responden peneliti

memberikan lembar persetujuan menjadi responden.

e. Apabila responden telah menyetujui lembar persetujuan

tersebut, kemudian mengisi kuesioner yang tersedia.

f. Peneliti mengecek kembali checklist atau formulir daftar isian

yang telah terisi apabila ada yang belum lengkap atau terisi

peneliti melengkapi ditempat.

g. Setelah data terkumpul, maka selanjutnya Peneliti memeriksa

kembali kelengkapan jawaban yang ada di kuesioner yang sudah

diisi, kemudian data diolah dan di analisis.

G. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Instrumen di lakukan pengujian agar dapat dipertanggung jawabkan atau

tidak, maka terlebih dahulu harus diuji validitas dan realibilitas.

1. Uji validitas dan Reabilitas


30

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat

kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakann valid jika

memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen dikatakan

kurang valid jika memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2013). Uji

validitas merupakan alat pengukur dan pengamatan untuk mengukur

kevalidatan dan keaslian instrument (Nursalam, 2012).

Uji validitas dan reabilitas bertujuan agar instrument yang

digunakan saat penelitian valid dan reliable sehingga diharapkan

penelitian akan menjadi valid dan reliable.pada penelitian ini peneliti

tidak melakukan uji validitas dan reabilitas pada kuesioner DASS 42

maupun pada kuesioner ways of coping scale. Uji validitas dan

reliabilotas pada kuesioner DASS 42 versi bahasa Indonesia telah

dilakukan oleh Damanik.berdasarkan uji validitas ini dan reabilitas

tersebut diperoleh nilai Cronbach’s Alpha untuk masing-masing skala

depresi,ansietas dan stress berturut-turut yaitu 0,9053,0,8517 dan

0,8806 sehingga kuesioner DASS 42 sudah dikatakan reliable karena

karena nilai Chronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.62 (Al Kholifah,

2013). Reabilitas stabilitas dan konsistensi dari suatu instrument yang

mengukur suatu konsep. Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variable atau konstruk.

suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke


31

waktu .jawaban responden dikatakan reliable jika masing-masing

pertanyaan dijawab secara konsisten (Ghozali, 2016).

H. Teknik pengolahan dan analisa data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya kemudian dilakukan

pengolahan data agar data agar sifat-sifat data dapat terlihat.

Pengolahan data pada penelitian ini sebagai berikut (Hidayat, 2012).

a. Pemeriksaan data (Editing)

Editing merupakan kegiatan pemeriksaan kembali data

yang telah dikumpulkan oleh responden untuk menilai apakah

data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relavan

untuk diproses atau diolah lebih lanjut. Kegiatan ini dilakukan

agar tidak terjadi kekurangan data dalam pengolahan data dan

selanjutnya.

b. Pemberian Code (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik

(angka) terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori

(Hidayat, 2012). Coding akan dilakukan secara konsisten

karena hal tersebut sangat menentukan relibitas. Memberi kode

pada setiap variabel digunakan untuk mempermudah peneliti


32

dalam melakuan tabulasi dan Analisa data Hal ini penting

untuk dilakukan karena alat yang digunakan untuk Analisa

data adalah komputer. Coding dilakukan dengan mengubah

data berbentuk :

1) Karakteristik usia responden dinyatakan dalam tahun

2) Karakteristik jenis kelamin responden diberikan kode

sebagai berikut: laki-laki=0, perempuan=1

3) Karakteristik jenjang pendidikan diberikan kode 1=SD ,

2=SMP, 3=SMA Karakteristik tingkatan kelas diberikan

kode 1=kelas 3, kode 2 = kelas 4, kode 3 = kelas 5, kode 4

= kelas 6.

4) Karakteristik pendidikan terakhir diberikan kode sebagai

berikut: tidak sekolah=0, SD=1, SMP=2, SMA/Sederajat=3,

Diploma=4, S1=5

5) Karakteristik pekerjaan diberikan kode sebagai berikut:

tidak bekerja=0, TNI=1, POLRI=2, PNS=3, wiraswasta=4,

swasta=5, buruh=6, petani=7, lainnya=8.

6) Tingkat pengetahuan orang tua diberikan kode sebagai

berikut: 0=Baik 76%-100%, 1=Cukup 56-75 %, 2=Kurang

55%

7) Memasukkan data (Data Entry)

c. Memasukkan data (Data Entry)


33

Data entry dilakuan dengan cara memasukan data dari

kusioner kedalam paket program komputer. Dalam penelitian

ini proses pengolahan data menggunakan computer.

d. Tabulasi (Tabulating)

Mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian

kemudian dimasukan dalam table yang telah disisipkan.

Peneliti membuat tabel dan mengelompokkan data sesuai hasil

yang didapat kemudian dijumlahkan dan diberi kategori sesuai

dengan jumlah pertanyaan.

e. Penilaian (Scoring)

Menghitung skor atau nilai dari masing-masing item. Pada

tahap scoring ini peneliti memberi nilai pada data dengan skor

yang telah ditentukan berdasarkan kuesioner yang telah diisi

responden.

f. Proses

Setelah data dimasukkan dalam program komputer, data

diproses melalui program komputerisasi. Apabila semua data

atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk

melihat kemungkinan adanya kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya.

2. Analisa data

Analisi data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul.kegiatan dalam analisis


34

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono,

2015).

a. Analisa Univariat

Secara teknis pada dasarnya analisis merupakan kegiatan

meringkas kumpulan data menjadi ukuran tengah dan ukuran variasi.

Peneliti melakukan analisis univariat dengan tujuan untuk memperoleh

distribusi frekuensi setiap variabel yang diteliti (Saryono, 2012).

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

penelitian yang telah diteliti. Analisis Univariat yang akan digunakan

dalam penelitian ini untuk menggambarkan distribusi dan

proporsivariabel yang diteliti yaitu gambaran respon psikologis siswa

SD dan orangtua terhadap Metode Daring selama masa pandemic

COVID-19. Presentase ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi

dan ditentukan dengan rumus distribusi frekuensi menurut Budiarto

dalam (Heriati, 2013).

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan salah satu masalah yang

sangat pentingn dalam proses penelitian, mengingat bahwa penelitian keperawatan

berhubungan langsung dengan manusia, maka dari itu etika penelitian harus
35

diperhatikan. Adapun beberapa masalah etika penelitian yang harus diperhatikan

antara lain sebagai berikut:

1. Informed consent

Informed consent adalah suatu bentuk persetujuan antara seorang peneliti

dengan pasien penelitian dengan memberikan sebuah lembar penelitian.

Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan kepada

responden dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

tujuan dari informed consent ini yaitu agar responden mengerti maksud dan

tujuan dari penelitian serta mengetahui dampaknya. Apabila responden

bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan yang

diberikan namun apabila responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak dan pilihan responden. Informasi yang harus ada di dalam

informed consent tersebut yaitu: partisipasi responden, tujuan dilakukan

penelitian, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensi

masalah yang akan terjadi ,manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah

dihubungi dan lainnya.

2. Anonimity

Masalah etika keperawatan yaitu masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden dalam lembar alat ukur dan hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data atau hasil dari penelitian yang akan

disajikan. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan


36

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan

hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan

Merupakan masalah etika penelitian dengan memberikan jaminan

kerahasiaan dari hasil penelitian. baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. semua informasi yang sudah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, kuesioner hanya digunakan untuk kepentingan penyusunan

skripsi saja. hanya kelompok data tertentu identitas seperti jenis kelamin, usia

dan tempat tinggal yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.

4. Kemanfaatan (Benefience)

Peneliti memiliki kewajiban untuk melakukan hal yang tidak

membahayakan bagi responden dan secara aktif berkontribusi bagi kesehatan

serta kesejahteraan orang lain.

5. Keadilan (Justice)

Peneliti harus berlaku adil kepada responden serta tidak memihak.

Peneliti akan berusaha untuk berperilaku adil kepada semua responden.

I. Jadwal penelitian

Terlampir
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan

penjabarkan berupa analisa univariat.

A. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Anak

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia anak (n=167)

C1 95%
Variabel Mean St. deviation Total
Lower Upper
Usia 10,35 1.160 8.21 10.56 167

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa gambaran data demografi

responden berdasarkan usia atau umur sebagian besar anak berusia 8

tahun.
38

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dan


Kelas anak (n=167)

Variabel F %
Jenis kelamin
Laki-laki 69 41,3
Perempuan 98 58,7

Kelas
Kelas 3 35 21,0
Kelas 4 55 32,9
Kelas 5 47 28,1
Kelas 6 30 18,0
Total 167 100,0

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas anak berjenis kelamin

perempuan sebanyak 98 responden (58,7%), mayoritas anak kelas 2

SD sebanyak 55 responden (32,9%).

2. Karakteristik Responden Orang tua

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan usia orang tua


(n=167)

C1 95%
Variabel Mean St. deviation Total
Lower Upper
Usia 30.37 4.762 29.64 31.09 167

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa gambaran data demografi

responden berdasarkan usia atau umur sebagian besar orang tua berusia

30 tahun dengan usia termuda 24 tahun dan usia tertua 48 tahun.

Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan


pekerjaan orang tua (n=167)

Variabel F %
Jenis Kelamin
Laki-laki 15 9,0
39

Perempuan 152 91,0


Pendidikan
SD 13 7,8
SMP 65 38,9
SMA 85 50,9
Diploma 3 1,8
S1 1 ,6
Pekerjaan
Tidak bekerja 52 31,1
PNS 2 1,2
Wiraswasta 35 21,0
Swasta 5 3,0
Buruh 73 43,7
Total 167 100,0

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan sebanyak 152 responden (91,0%),

mayoritas orang tua berpendidikan SMA sebanyak 85 responden

(50,9%), mayoritas orang tua tidak bekerja sebanyak 52 responden

(31,1%).

B. Psikoogis

1. Anak

a. Tingkat depresi

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat depresi anak


(n=167)

Tingkat Depresi f %
Normal 138 82,6
Ringan 29 17,4
Sedang 0 0,0
Parah 0 0,0
Sangat Parah 0 0,0
Total 167 100,0
40

Tabel 4.5 menunjukan bahwa mayoritas tingkat depresi anak

dalam kategori normal sebanyak 138 responden (82,6%).

b. Tingkat Ansietas

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat ansietas


anak (n=167)

Tingkat Ansietas f %
Normal 73 43,7
Ringan 78 46,7
Sedang 16 9,6
Parah 0 0,0
Sangat Parah 0 0,0
Total 167 100,0

Tabel 4.6 menunjukan bahwa mayoritas anak mengalami

ansietas ringan sebanyak 78 responden (46,7%).

c. Tingkat Stres

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat stres anak


(n=167)

Tingkat Stres f %
Normal 72 43,1
Ringan 94 56,3
41

Sedang 1 ,6
Parah 0 0,0
Sangat Parah 0 0,0
Total 167 100,0
Tabel 4.7 menunjukan bahwa mayoritas anak mengalami

stres ringan sebanyak 94 responden (56,3%).

2. Orang tua

a. Tingkat depresi

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat depresi


Orang tua (n=167)

Tingkat Depresi f %
Normal 127 76,0
Ringan 40 24,0
Sedang 0 0,0
Parah 0 0,0
Sangat Parah 0 0,0
Total 167 100,0

Tabel 4.8 menunjukan bahwa mayoritas tingkat depresi orang

tua dalam kategori normal sebanyak 127 responden (76,0%).

b. Tingkat Ansietas
42

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat ansietas


Orang tua (n=167)

Tingkat Ansietas f %
Normal 115 68,9
Ringan 52 31,1
Sedang 0 0,0
Parah 0 0,0
Sangat Parah 0 0,0
Total 167 100,0

Tabel 4.9 menunjukan bahwa mayoritas tingkat ansietas

orang tua dalam kategori normal sebanyak 115 responden (68,9%).

c. Tingkat Stres

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat stres orang


tua (n=167)

Tingkat Stres f %
Normal 25 15,0
Ringan 86 51,5
Sedang 56 33,5
Parah 0 0,0
Sangat Parah 0 0,0
Total 167 100,0

Tabel 4.10 menunjukan bahwa mayoritas orang tua

mengalami stres ringan sebanyak 86 responden (51,5%).


43
BAB V

PEMBAHASAN

Setelah pengolahan data dari masing-masing variabel, penjabaran hasil penelitian

akan peneliti uraikan sesuai tujuan penelitian dengan didukung teori-teori terkait

dan penelitian-penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini.

A. Karakteristik responden

1. Usia Orang Tua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar berusia rata-rata

30,37 tahun dengan usia termuda 24 tahun dan tertua 48 tahun, dimana

usia tersebut termasuk dewasa pertengahan dan usia tersebut termasuk usia

produktif hal ini sejalan dengan teori Potter & Perry (2013), menjelakan

bahwa dewasa pertengahan yang secara psikologis telah mencapai

perkembangan kognitif yang optimal.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Indrayati dan

Haryanti (2019) yang menunjukkan bahwa rata-rata adalah 33.59 tahun.

Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang usia orang tua yaitu

24-48 tahun hal ini sejalan dengan penelitian Juanita dan Manggarwati

(2016) menunjukkan bahwa hampir sebagian ibu yang berumur 21-35

tahun yaitu sebanyak 7 orang (33,3%). Penelitian lain juga menunjukan

hal serupa yaitu penelitian Untari (2013) yang menunukan bahwa yang

berumur antara 25-35 tahun sebanyak 22 (57,9)


45

Peneliti berpendapat bahwa semakin tua umur seseorang maka

semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, tetapi

pada usia pertengahan respon orang tua dalam menghadapi sekolah daring

pada anaknya mengalami stress ringan.

2. Jenis kelamin Orang Tua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin perempuan sebanyak 152 (91,0%), dimana ibu lebih dekat

dengan anak sehingga memiliki waktu lebih banyak untuk menjaga dan

memperhatikan kondisi anak.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati

(2014), yang menunjukan bahwa jenis kelamin responden terbanyak

perempuan yaitu 10 responden (90,9%). Hasil penelitian kelompok jenis

kelamin ornag tua yang dilakukan oleh Susilowati juga serupa dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Kiki, Fatimah dan Martini, (2012),

yang didapatkan hasil jenis kelamin perempuan sebanyak 30 ( 40,5%)

responden.

3. Pekerjaan Orang Tua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas bekerja sebagai buruh

sebanyak 73 (43,7%). Dimana lingkungan pekerjaan dapat menjadikan

orang tua lebih mudah mengalami stress karena orang tua harus membagi

waktu anatara berkerja dan mendampingi anak belajar, belum lagi anak

yang tidak langsung memhami materi yang di berikan oleh gurunya


46

sehingga menjadikan orangtua harus memiliki banyak waktu untuk

mendampingi anaknya.

Hasil penelitian pada kelompok pekerjaan orang tua sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kiki, Fatimah dan Martini (2012), dari

hasil penelitiannya berdasarkan table menunjukkan bahwa pekerjaan orang

tua responden pada kelompok kasus adalah buruh sebanyak 18 orang

(48,6%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Untari, (2013), menunjukan sebagian dari responden memiliki

pekerjaan buruh sebanyak 6 (15,8%) responden.

Peneliti berpendapat bahwa seseorang yang bekerja biasanya

mempunyai waktu yang sangat padat, sehingga orangtua yang berkerja

akan lebih beresiko stress karena harus membagi waktunya untuk

mendampingi anak melakukan belajar daring.

4. Pendidikan Orang Tua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan orang tua

yaitu SMA/Sederajat yaitu sebanyak 85 (50,9%) responden. Tingkat

pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi kurang informasi atau

pengetahuan hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo, (2012) menjelaskan

bahwa pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai atau informasi yang diperkenalkan. Secara

umum, orangtua yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan

yang luas dari pada orangtua yang berpendidikan rendah, sehingga

orangtua yang berpendidikan tinggi akan memiliki kemampuan yang lebih


47

baik dalam mendampingi dan menjelaskan kembali materi yang di berikan

guru untuk anaknya dalam belajar daring (Notoatmodjo, 2012).

Hal ini sejalan dengan penelitian Indrayani dan Haryanti (2019)

menunjukkan bahwa kelompok pendidikan orang tua mayoritas

didapatkan orangtua berpendidikan SLTA yaitu 11(34.4%). Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Indrayani dan Haryanti juga serupa dengan

penelitian yang dilakukan oleh Siregar, Sinurat, dan Lumongga (2017)

menunjukkan bahwa sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak 26

(44.1%). Hasil penelitian Arifuddin (2016) juga menunjukkan bahwa

pendidikan terakhir responden terbanyak adalah SMA sebanyak 53 orang

(34,6%) dimana hal tersebut menunjukkan bahwa hampir separuh

responden memiliki pendidikan yang cukup.

Peneliti berpendapat bahwa pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang dalam pengetahuan, semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka tingkat pengetahuannya semakin tinggi pula, tetapi

pendidikan yang cukup juga dapat memiliki pengetahuan tinggi sesuai

dengan pengalaman dan pengetahuan yang di miliki.

5. Usia anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran data demografi

responden berdasarkan usia atau umur sebagian besar anak berusia 8

tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian Sufriani, Eva Purnamasari (2017),

menunjukan bahwa usia responden tertinggi adalah usia 8-12 tahun

sebanyak 90 responden (95,8%). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan


48

penelitian Natalita, Sekartini, dan Koesponegoro (2011) menunjukan

bahwa usia responden tertinggi yaitu pada usia 8-12 tahun sebanyak 32

responden (50%).

Menurut Depkes RI (2012), anak usia sekolah disebut priode

intelektualitas, atau keserasian bersekolah pada usia ini penanaman

kedisiplinan sangat perlu dilakukan agar menjadi tonggak perkembnagn

mental yang sudah mulai beranjak meninggalkan masa anak-anaknya, ada

metode belajar anak yang dapat orang tua aplikasikan ke anaknya yang

berumur 8 tahun, yang pertama mengajarkan dengan membiarkan anak

lebih aktif dalam urusan sekolah seperti dalam pembelajaran,akan tetapi

orang tua juga perlu lebih aktif mnegetaahui tugas tugas tugas sekolah

anak, untuk mendukung metode pembelajaran yang pertama orang tua

juuga harus mendukung anaknya gara lebih percaya diri serta memberikan

pujian dan penghargaan jika anak bisa menjalankanya dengan baik.

6. Jenis Kelamin

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas jenis kelamin anak

perempuan sebanyak 98 responden (58,7%). Hal ini terjadi karena sampel

dalam penelitian ini adalah usia anak sekolah di Desa Sari yang kebetulan

sebagian besar perempuan. Distribusi perbandingan antara laki-laki dan

perempuan di Desa Sari menunjukkan bahwa jumlah perempuan lebih

banyak daripada laki-laki, namun perbedaannya tidak terlalu besar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adisantika &

Ayu Rika Anitasari (2012) yang menujukan populasi perempuan lebih


49

desar dari laki laki dengan presentasi 60%. Hasil penelitian yang

dilakukan dini (2013) menyatakan bahwa populasi anak perempuan lebih

tinggi dari populasi anak laki laki dengan presentase 55,3%.

Dimana pada jenis kelamin anak perempuan respon psikologinya

cenderung lebih manja di banding jenis kelamin anak laki laki, sehingga

pada hasil penelitian jenis kelamian anak peneliti berpendapat bahwa anak

perempuan lebih rentan mengalami stress dalam melakukan belajar daring

ini di banding anak laki laki.

7. Kelas anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak kelas 2 SD

sebanyak 55 responden (32,9%), dimana pembelajaran daring pada anak

kelas 2 Sekolah Dasar membutuhkan peran orang tua yang lebih besar

karena keterbatasan kemampuan anak untuk belajar mandiri di rumah

(Ratnasari & Kuntoro, 2017). Anak Sekolah Dasar belum memahami

materi yang di berikan oleh guru mereka melalui pembelajaran daring.

Kegiatan belajar mengajar secara daring pasti muncul banyak sekali

gangguan yang tidak diinginkan. Saat belajar melalui daring anak tidak

bisa bebas bertanya seperti belajar secara tatap muka. Apalagi jika anak

tersebut tidak bisa mengakses materi pembelajaran dengan baik karena

masalah sinyal dan lainnya. Maka dari itu dengan pendampingan belajar

dari rumah ini diharapkan bisa membantu kesulitan-kesulitan yang dialami

anak sehingga anak dapat memahami materi serta pembelajaran menjadi

efektif (Wijinarko, 2020).


50

1. Psikologis

A. Anak

1) Tingkat Depresi anak

Depresi merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia

yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala

penyerta, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan,

psikomotor, konsentrasi kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya

bahkan dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri pada

penderitanya (Irawan, 2020).

Akibat dari pandemi ini menyebabkan hampir semua aspek

kehidupan mengalami gangguan. Protokol kesehatan diberlakukan

agar dapat memutus rantai penularan Corona yang menjadi

penyebab COVID-19 (WHO, 2020). Adanya kebijakan pemerintah

untuk mematuhi protokol kesehatan dimasa pandemi ini yaitu

melakukan sosial distancing. Salah satu protokol tersebut adalah

adanya larangan yang membuat terjadinya perkumpulan lebih dari

satu orang termasuk dalam sistem pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas tingkat depresi

anak dalam kategori normal sebanyak 138 responden (82,6%) dan

29 responden (17,4) dalam kategori depresi ringan. Siswa atau siwi

di Sekolah Dasar Negeri 01 dan 02 Desa Sari Kecamatan Gajah

Kabupaten Demak sebgaian besar tidak mengalami depresi dimana

anak merasa dalam pembelajaran daring ini lebih banyak memiliki


51

waktu bermain yang membuat anak tidak merasakan depresi dalam

menjani pembelajaran sehari harinya.

2) Tingkat Ansietas Anak

Ansietas adalah kondisi emosi yang ditandai dengan perasaan

tegang, pikiran cemas dan perubahan fisik seperti peningkatan

tekanan darah, gemetar, nyeri kepala dan lain-lain (American

Psycological Association, 2019). Adanya kebijakan pemerintah

untuk melakukan pembelajaran daring dapat menimbulkan

terjadinya gangguan psikologis yang di alami oleh siswa, dampak

tersebut di pengaruhi oleh faktor kurangnya pemahaman materi

yang ditangkap oleh siswa siswi dalam melakukan pembelajaran

daring sehingga mereka menganggap tugas atau materi yang

diberikan terlihat sulit yang berdampak pada psikologis anak salah

satunya adanya peningkatan Ansietas yang dialaminya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas anak mengalami

ansietas ringan sebanyak 78 responden (46,7%), 73 responden

(43,7%) dalam kategori normal dan 16 responden (9,6%) dalam

kategori ansietas sedang.

Penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Uswatun

Hasanah, Ludiana, Immawati, Livana PH (2019), menunjukan hasil

penelitian tingkat kecemasan mahasiwa terbanyak yaitu kecemasan

ringan dengan 79 mahasiswa (41,58%) dan kecemasan sedang

sebanyak 32 mahasiswa (16,84) dengan pembelajaran daring. Hasil


52

penelitian yang dilakukan oleh Saddik, Basema, dkk (2020), juga

menunjukan tingkat kecemasan mahasiwa non-kedokteran di Uni

Emirat Arab meningkat dengan pembelajaran online.

Berdasarkan dari hasil penelitian, teori, dan hasil penelitian

sebelumnya, dapat peneliti simpulkan bahwa ansietas anak

disebabkan karena anak kurang memahami pelajaran sehingga anak

merasa pembelajaran daring ini menjadi lebih sulut dari pada

pembelajaran di sekolah.

3) Tingkat Stres Anak

Proses pembelajaran secara daring dirasakan kurang nyaman

oleh masyarakat. Sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif.

Hasil penelitian Widiyono (2020), menunjukkan bahwa pemahaman

perkuliahan daring pada saat pandemi COVID-19 kurang.

Ketidakefektifan tersebut dirasakan oleh peserta didik dimana

mereka kurang memahami materi (75,81%). Hanya 15,59% peserta

didik yang paham , dan persentase peserta didik yang tidak paham

terhadap materi adalah 8,60%. Bedasarkan data tersebut dapat

disimpulkan bahwa proses perkuliahan daring selama wabah

COVID-19 kurang efektif karena pemahaman peserta didik yang

masih kurang. Selain itu, metode daring juga berdampak pada

respon psikologis baik bagi peserta didik maupun orangtua. Salah

satunya adalah stres yang dialami oleh peserta didik maupun


53

orangtuanya, terlebih pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Peserta

didik di jenjang SD adalah anak usia 7-13 tahun.

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas anak mengalami

stres ringan sebanyak 94 responden (56,3%), stres normal sebnyak

72 responden (43,1%) dan stres sedang 1 respoinden (0,6%). Hasil

penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Hasil penelitian Andiarna & Kusumawati (2020) menunjukkan

bahwa pembelajaran daring selama pandemi COVID-19

memberikan pengaruh terhadap stres akademik mahasiswa. Stres

akademik terjadi karena perubahan proses pembelajaran tatap muka

ke pembelajaran secara daring secara cepat dimana peserta didik

berperan penting dalam kemajuan akademiknya sendiri. Hasil

penelitian Alawiyah (2020), menunjukkan bahwa peserta didik

mengalami stres jika saran dari pendidik tidak dilakukan dengan

efektif karena peserta didik pada era pandemi COVID-19

kehilangan masa-masa bersosialisasi dengan teman sekolahnya.

Hasil penelitian tersebut sependapat dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hasil penelitian PH, Mubin, dan Basthomi (2020),

dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab stres peserta

didik selama pandemi COVID-19 adalah tugas pembelajaran.

Berdasarkan dari hasil penelitian, teori, dan hasil

penelitiansebelumnya, dapat peneliti simpulkan bahwa terjadinya

stres yang dialami oleh anak dalam pembelajaran daring di masa


54

pandemi ini disebabkan karena kurangnya pemahaman materi yang

disampaikan oleh guru atau pengajarnya, selain itu stres juga timbul

karena kurangnya sosialisasi anak dengan temanya.

B. Orang Tua

1) Tingkat Depresi orang tua

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas tingkat depresi

orang tua dalam kategori normal sebanyak 127 responden (76,0%).

dimana orang tua merasa belajar di rumah sangat efektif di

terapkan pada masa pandemi Covid-19 ini, sehingga orang tua

tidak merasa depresi karena pembelajaran online membuat orang

tua memiliki banyak waktu bersama anak, orang tua dapat

mendampingi dan membimbing anak saat belajar. Hal ini sejalan

dengan pendapat Kholil (2020) mengemukakan bahwa

mendampingi anak belajar di rumah serta orang tua mengerjakan

pekerjaan menjadikan tantangan tersendiri bagi orang tua. Orang

tua bukan menggantikan semua peran guru di sekolah tetapi orang

tua harus membimbing anak untuk belajar online sehingga anak

tetap mendapatkan materi. Oleh karena itu, orang tua harus dapat

membimbing anak secara berkelanjutan.

Berdasarkan dari hasil penelitian, teori, dan hasil penelitian

sebelumnya, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua

menganggap bahwa pembelajaran di rumah dinilai tetap mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran anak.


55

2) Tingkat ansietas orang tua

Hasil Penelitian menunjukan bahwa mayoritas tingkat ansietas

orang tua dalam kategori normal sebanyak 115 responden (68,9%),

dimana orang tua tidak merasa cemas dalam membimbing anaknya

belajar daring karena pada masa pendemi Covid-19 ini

pembelajaran dialihkan menjadi pembelajaran daring di rumah

sehingga menjadikan orang tua harus meluangkan waktu untuk

mendampingi anaknya dalam kegiatan belajar walaupun harus

membagi waktu antara pekerjaan rumah dengan mendampingi

anak belajar. Hal ini sejalan dengan penelitian Lase, Ndaraha dan

Harefa (2020) mengemukakan bahwa orang tua memilki waktu

mendampingi anak dalam proses belajar daring. Hal ini didukung

dengan penelitian Prasetya (2018) menunjukkan bahwa

pendampingan orangtua dalam proses belajar sangat optimal. Hal

ini sejalan dengan penelitian Harmaini (2013) menunjukkan bahwa

orang tua menemani anaknya saat belajar dirumah, dimana

keterbatasan waktu yang dimiliki oleh orang tua untuk

mendampingi anak belajar dirumah tidak bisa menjadi penghalang

orang tua untuk tetap mendampingi anaknya dalam proses

pembelajaran daring, sehingga orang tua tidak merasa cemas dalam

membimbing anak belajar karena pada saat ini orang tua yang

menjadi ganti sebagai guru anak-anaknya.


56

Berdasarkan dari hasil penelitian, teori, dan hasil penelitian

sebelumnya, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua pada masa

pandemi Covid-19 harus meluangkan waktu untuk mendampingi

anaknya mengikuti pembelajaran daring walaupun harus membagi

waktu antara pekerjaan rumah dengan mendampingi anak belajar.

3) Tingkat stres orang tua

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas orang tua

mengalami stres ringan sebanyak 86 responden (51,5%), dimana

orang tua daam mendamping anak belajar online mengalami

hambatan seperti sulitnya membagi waktu dengan pekerjaan,

kurangnya pemahaman orang tua terhadap materi yang

disampaikan, anak yang kurang patuh terhadap orang tua, dan

kurangnya respon dari guru, hal tersebut dapat membuat orang tua

mudah mengalami stres.

Hal ini sejalan dengan penelitian Wardani dan Ayriza, (2020)

menunjukkan bahwa orangtua mengalami kendala dalam

mendampingi anaknya belajar di rumah yaitu kurangnya

pemahaman materi oleh orangtua. Hal ini sejalan dengan penelitian

Harmaini (2013) mengemukakam bahwa orang tua lebih memilih

nonton TV daripada mendampingi anak belajar, dimana orang tua

merasa stres jika mendampingi anak belajar karena kurang

memahami materi, anak mudah bosan jika belajar dan lebih

memilih main. Hal ini didukung dengan penelitian Fransiska


57

(2020) menunjukkan bahwa orang tua harus melihat mood anak

karena anak mudah merasa bosan sehingga anak lebih banyak

bermain dari pada belajar, sehingga orang tua menjadi binggung

dan mengalami stres karena harus mengatur waktu belajar anak

agar anak tidak bosen belajar.

Pembelajaran daring pada anak Sekolah Dasar membutuhkan

peran orang tua yang lebih besar karena keterbatasan kemampuan

anak untuk belajar mandiri di rumah sehingga orang tua harus

menjadi sosok guru bagi anaknya, dimana orang tua dituntut

memahami materi pembelajaran sehingga orang tua dapat

menjelaskan kembali materi anaknya. Pendampingan dan

pengajaran yang harus dilakukan anak membuat orang tua

kewalahan, terutama pada orang tau yang bekerja. Kesulitan dalam

melaksanakan tuntutan sebagai orang tua, terlebih dalam masa

pandemi Covid-19 ini yang menjadikan tuntutan menjadi

bertambah dapat menimbulkan perenting stres pada orang tua

(Ratnasari & Kuntoro, 2017).

Berdasarkan dari hasil penelitian, teori, dan hasil penelitian

sebelumnya, dapat peneliti simpulkan bahwa orang tua memiliki

hambatan daam mendamping anaknya mengikuti pembelajarannya

salah satunya anak yang tidak patuh kepada orang tua,

mengerjakan tugas ketika disuruh serta pemahaman anak terhadap

materi yang disampaikan, selain itu orang tua juga harus membagi
58

waktu untuk pekerjaan rumah serta mendampingi anak sekolah

online sehingga orang tua rentan dalam mengalami stres.


Daftar Pustaka

American Psychological Association. (2019). Anxiety.Apa.Org.h6ps://


www.apa.org/topics/anxiety/index

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta
Atiqoh, L. N. (2020). Respon Orang Tua Terhadap Pembelajaran Daring Pada
Masa Pandemi Covid-19. Thufuli: Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak
Usia Dini, 2(1), 45-52.

Awaru, A. O. T. (2016). Upaya Guru Sosiologi Dalam Mengatasi Hambatan


Penerapan Model-Model Pembelajaran Di SMA Negeri Kabupaten
Polewali Mandar. JURNAL SOSIALISASI, 74–78.

Burstiando, R (2015). Pengaruh Sport Education Model terhadap Motivasi. Siswa


dalam Permainan Bolabasket. (Tesis). Sekolah Pascasarjana. Universitas
Pendidikan Indonesia.

Cahyati,N.,& Kusumah, R. (2020). Peran Orang Tua Dalam Menerapkan


Pembelajaran Di Ruma.Universitas Hamzanwadi: Jurnal Galden Age

Covid.Go.Id (2020). Komite Penangan Covid-19 Dan Pemulihan Ekonomi


Nasional https://covid19.go.id/

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran


daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55-61.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, 2020. Angka kejadian covid 19


di Kabupaten Kendal.

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM.


SPSS 25. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kholifah, A. (2013). Gambaran Tingkat Stres Pada Anak Usia Sekolah
Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) Di Sekolah Dasar Negeri
Gegerkalong Girang 2 (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia).

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Tekhnik Analisis data. Edisi


pertama. Salemba Medika. Jakarta.

Hidayat, D. R., Rohaya, A., Nadine, F., & Ramadhan, H. (2020). Grup
Kemandirian Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Daring Pada
Masa Pandemi Covid-19. Perspektif Ilmu Pendidikan, 34(2), 147-154

Husna. (2020). Strategi Orang Tua Dalam Mengajar Dan Mendidik Anak Dalam
Pembelajaran At The Home Masa Pandemi Covid-19. Al Athfal: Jurnal
Kajian Perkembangan Anak Dan Manajemen Pendidikan Usia Dini, 3(1),
37-46. In ESIT (Vol. 15, No. 1, pp. 19-23).

Irawan, H. (2020). Gangguan depresi pada lanjut usia. Cermin Dunia


Kedokteran, 40(11), 815-819.

Lase, D., Ndraha, A., & Harefa, G. G. (2020). Persepsi Orangtua Siswa Sekolah
Dasar di Kota Gunungsitoli Terhadap Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh
pada Masa Pandemi Covid-19. SUNDERMANN: Jurnal Ilmiah Teologi,
Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan, 13(2), 85-98.
http://jurnal.sttsundermann.ac.id/index.php/sundermann/article/view/46

Harmaini, H. (2013). Keberadaan Orang Tua Bersama Anak. Jurnal Psikologi,


9(2), 80-93. http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/psikologi/article/view/170

Prasetyo, F. A. D. (2018). Pendampingan Orang Tua Dalam Proses Belajar Anak:


Studi Deskriptif Tentang Tingkat Optimalisasi Pendampingan Orangtua
Dalam Proses Belajar Anak Menurut Persepsi Siswa Kelas X SMK N1
Nanggulan aJaran 2017/2018. Skripsi Thesis Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Universitas Sanata Dharma.
Wardani, A., & Ayriza, Y. (2020). Analisis kendala orang tua dalam
mendampingi anak belajar di rumah pada masa pandemi Covid-19. Jurnal
Obsesi: jurnal Pendidikan anak usia dini, 5(1), 772-782.
https://www.obsesi.or.id/index.php/obsesi/article/view/705

Wulandari, A. O. (2018). Peran orang tua dalam mendampingi aktivitas belajar


anak di rumah pada lembaga Pos PAUD Beringin Polowijen Kota Malang
(Doctoral dissertation, Universitas Negeri Malang).
http://repository.um.ac.id/5321/

Wijanarko, B., Nugroho, N. C. W., Listyanti, W. A., Ayu, A., Pratiwik, M., &
Irwansyah, I. PENDAMPINGAN BELAJAR BAGI SISWA SEKOLAH
SELAMA PANDEMI COVID-19 DI DESA PELEM, KECAMATAN
PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN.
LAMPIRAN
KUESIONER

GAMBARAN PSIKOLOGIS ANAK SD DAN ORANGTUA PADA METODE


PEMBELAJARAN DARING SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisa respon psikologis


terhadap anak sd dan orangtuanya mengenai metode pembelajaran daring selama
masa pandemi Covid-19

PETUNJUK PENGISIAN

Yth,saudara/i

A. Kuesioner atau pertanyaan ini berisikan tentang pengetahuan orangtua


mengenai sikap dan perilaku anaknya terkait metode pembelajaran daring
B. Mohon anda bersedia menjawab dan mengisi daftar pertanyaan ini sesuai
dengan apa yang anda ketahui dan sesuia pengalaman anda.
C. Setiap pertanyaan hanya memerlukan satu jawaban saja.
D. pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan anda saat ini dan yang dianggap
paling tepat dengan memberikan tanda (✓)
E. Jawablah pertanyaan yang ada
F. Tingkat kerahasiaan atas jawaban anda sangat kami lindungi dan hanya
digunakan untuk kepentingan akademis.
G. Atas ketersediaan bantuan,perhatian dan kerjasama saya ucapkan
terimakasih.
H. Kuesioner ini ditujukan kepada anak SD dan orangtuanya.

Keteranngan:

Skala peringkat kuesioner DASS 42

0 = Tidak berlaku sama sekali

1 = sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-


kadang

2 = sering

3 = sesuai dengan yang dialami hamper setiap hari


No Aspek penilaian Tida Kadang- serin Sesuai

k kadang g yang

sama dialami

sekal

1. Saya Menjadi marah karena hal-hal

kecil

2. Mulut terasa kering

3. Tidak dapat melihat hal yang positif

dari suatu kejadian

4. Merasakan gangguan dalam bernapas

(napas cepat, sulit bernapas)

5 Merasa sepertinya tidak kuat lagi

untuk melakukan suatu kegiatan

6. Cenderung bereaksi berlebihan pada

situasi

7. Kelemahan pada anggota tubuh

8. Kesulitan untuk relaksasi atau

bersantai

9. Cemas yang berlebihan dalam suatu

situasi namun bisa lega jika hal /

situasi itu berakhir

10. Mudah merasa kesal

11. Saya menemukan diri saya mudah

marah

12. Merasa banyak menghabiskan energi


karena cemas

13. Merasa sedih dan depresi

14. Tidak sabaran

15. Kelelahan

16. Kehilangan minat pada banyak hal

(missal : makan, ambulasi, sosialisasi)

17. Merasa diri tidak layak

18. Mudah tersinggung

19. Berkeringat (missal :tangan

berkeringat) tanpa stimulasi oleh

cuaca maupun latihan fisik

20. Ketakutan tanpa alasan yang jelas

21. Merasa hidup tidak berharga

22. Sulit untuk beristirahat

23. Kesulitan dalam menelan

24. Tidak dapat menikmati hal-hal yang

saya lakukan

25. Perubahan kegiatan jantung dan

denyut nadi tanpa stimulasi oleh

latihan fisik

26. Merasa hilang harapan dan putus asa

27. Mudah marah

28. Mudah panic

29. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu

yang mengganggu

30. Takut diri terhambat oleh tugas-tugas

yang tidak biasa dilakukan


31. Sulit untuk antusias pada banyak hal

32. Sulit untuk mentoleransi gangguan-

gangguan terhadap hal yang sedang

dilakukan

33. Berada pada keadaan tegang

34. Merasa tidak berharga

35. Tidak dapat memaklumi hal apapun

yang menghalangi anda untuk

menyelesaikan hal yang sedang anda

lakukan

36. Ketakutan

37. Tidak ada harapan untuk masa depan

38. Merasa hidup tidak berarti

39. Mudah gelisah

40. Khawatir dengan situasi saat diri anda

mungkin menjadi panic dan

mempermalukan diri sendiri

41. Gemetar

42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif

dalam melakukan sesuatu

- Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42.

- Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41.

- Skala stress : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.

Indikator penilaian
Tingkat depresi kecemasan stress

Normal 0-9 0-7 0-14


Ringan 10-13 8-9 15-18

Sedang 14-20 10-14 19-25

Parah 21-27 15-19 26-33

Sangat parah >28 >20 >34

Skala peringkat kuesioner DASS 42


0 = Tidak berlaku sama sekali
1= sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-
kadang
2= sering
3= sesuai dengan yang dialami atau hampir setiap hari

Anda mungkin juga menyukai