Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PEMBAHASAN

BAB ini penulis memaparkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai

Gambaran Kepatuhan Masyarakat Terhadap Penerapan 3M di Masa Pandemi Covid-19 di

Dusun Tapak Timur Desa Kedunggading.

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas usia responden rata-rata berusia

19 tahun dengan usia termuda 13 tahun dan tertua 24 tahun di Dusun Tapak Timur Desa

Kedunggading. Hal ini sejalan dengan teori friedman (2010) bahwa tingkat kematangan

dalam berfikir juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman dalam kehidupan sehari-hari

dan semakin dewasa seseorang maka cara berfikirnya juga sudah matangdimana hal itu

di pengaruhi oleh pengalaman yang sudah di jalaninya. Pernyataan ini di perkuat oleh

teori Hurcock (2010) yang menyatakan bahwa umur adalah indeks yang yang

menempatkan individu dalam kategori perkembangan. Usia seseorang mempengaruhi

pengetahuan, semakin tinggi usia semakin banyak pula pengalaman yang dimilikinya.

Teori Potter & Perry (2012), juga menjelaskan bahwa dewasa pertengahan yang

secara psikologis telah mencapai perkembangan kognitif yang optimal. Pernyataan teori

yang ada juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

2. Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 43 responden (63,2%). (67,5%). Hal ini sejalan dengan teori
Aubbe dalam penelitiaan Kurniasari (2020) perempuan memiliki sifat penuh kasih

sayang, merasa bertanggung jawab terhadap kesejahteraan orang disekitarnya, serta

lembut, dan cenderung lebih takut untuk melanggar peraturan dimana sifat yang

dimiliki seorang perempuan juga mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan sehari

harinya dan lebih memperhatikan memperhatikan lingkungan disekitarnya.

3. Pendidikan

Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden berpendididkan SMA sebanyak 20

(29,4%). hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo, (2012) menjelaskan bahwa

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai-nilai atau informasi yang diperkenalkan. Secara umum, orang yang

berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dari pada orang

yang berpendidikan rendah, sehingga orang yang berpendidikan tinggi akan memiliki

kemampuan yang lebih baik dalam menerima sebuah informasi yang didapat

(Soekidjo Nothoadmojo, 2012).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Arum Dian Pratiwi (2020) sebagian responden

memiliki pendidikan terakhir di jenjang SMA sebanyak (78,6%). Penelitian ini juga

sejalan dengan Delfriana Ayu (2020) mayoritas pendidikan responden SMK/SMA

sebanyak 8 (10,67%) dengan jumlah ada 59 (78,67%). Hal ini juga sejalan dengan

penelitian Tiara Lince (2020) menyatakan bahwa sebagian pendidikan responden

adalah SMA sebesar (73,33). Hasil penelitian di atas juga sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Tyrsa Monintja (2015) dimana dalam penelitianya mayoritas

responden berpendidikan SMA sebanyak 39 responden (57%).


Berdasarkan hasil penelitian dan teori pendukung yang ada peneliti berpendapat

bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang makan akan membuat pengalaman dan

pengetahuan lebih luas di bandingkan orang yang tidak berpendidikan, dimana hal itu

berpengaruh dalam seseorang untuk melakukan 3M.

4. Mencuci tangan

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar penerapan mencuci tangan dalam

kategori patuh sebanyak 50 responden (73,5%). Hal ini sejalan dengan teori Irma

Maya (2021) cuci tangan adalah salah satu cara yang efektif untuk membunuh kuman.

Virus COVID-19 dapat menempel pada bagian tubuh terutama tangan yang menyentuh

benda yang sudah tertular oleh doplet. Menurut kementrian kesehatan, sebesar 75%

penularan virus covid melalui percikan ludah pada benda.

Hal ini sejalan dengan penelitian Ika (2020) sebanyak 58 responden 61,1%

menyatakan selalu mencuci tangan menggunakan sabun setelah menyentuh benda-

benda diluar rumah, tetapi hanya sebagian yang mencuci tangan sesuai protokol

WHO. Selain itu terdapat 50,46% kepatuhan mencuci tangan dengan sabun.

5. Memakai masker

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian penerapan memakai masker di dusun

tapak timur dengan kategori patuh sabanyak 36 responden (52,9%). Hasil penelitian

diatas menunjukan kematian masyarakat dalam menggunakan masker dimana

menurut Kemenkes RI (2019) bahwa penularan virus corona dapat melalui droplet

atau percikan yang dikeluarkan pada saat kita batuk atau bicara. Penularan terjadi

ketika percikan terhirup orang lain yang ada di sekitar. Oleh karenanya, masker

dibuat untuk melindungi dari droplet yang di keluarkan oleh orang lain agar tidak
masuk ke hidung dan mulut kita ataupun sebaliknya, agar droplet kita tidak mengenai

orang lain karena kita tidak tahu kita atau lawan bicara kita yang sedang menjadi

pembawa virus. Terdapat 3 jenis masker yang disarankan kepada masyarakat agar

dapat memutus penyebaran virus corona seperti masker kain, masker bedah dan

masker N95.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dian Arum Pratiwi (2020) menyatakan yang

selalu menggunakan masker saat berpergian keluar rumah sebanyak (57,8 %), yang

jarang menggunakan masker saat berpergian keluar rumah sebanyak (35, 5%) hal ini

sejalan dengan Yoza Okta (2020) menyatakan sebagian besar menggunakan masker

sesuai dengan anjuran pemerintah sebesar 81%, sedangkan yang menggunakan

anjuran penggunaan jenis masker yang benar ada 5% dan tyang tidak mematuhi

sebanyak 14%. Hal ini sejalan dengan penelitian Gabriella (2021) menyatakan bahwa

sebagian responden patuh menggunakan masker dengan responden 52 sebanyak

(94,55%) dan yang tidak patuh menggunakan masker ada 3 responden sebanyak (5,

54%).

6. Menjaga Jarak.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sbagian besar penerapan menjaga jarak dalam

kategori patuh sebanyak 39 responden (57,4%). Hal ini sesuai dengan penelitian Irma

Maya (2021) menyatakan bahwa sebanyak 48 responden (50,5%) selalu mejaga jarak

minimal 1 meter. Hal ini sejalan dengan penelitian Yanti, dkk (2020) menjelaskan

bahwa 93% responden mempunyai perilaku yang baik terhadap upaya pencegahan

COVID-19 di indonesia dengan social distancing.

Anda mungkin juga menyukai