PEMBAHASAN
BAB ini penulis memaparkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai
A. Karakteristik Responden
1. Usia
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas usia responden rata-rata berusia
19 tahun dengan usia termuda 13 tahun dan tertua 24 tahun di Dusun Tapak Timur Desa
Kedunggading. Hal ini sejalan dengan teori friedman (2010) bahwa tingkat kematangan
dalam berfikir juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman dalam kehidupan sehari-hari
dan semakin dewasa seseorang maka cara berfikirnya juga sudah matangdimana hal itu
di pengaruhi oleh pengalaman yang sudah di jalaninya. Pernyataan ini di perkuat oleh
teori Hurcock (2010) yang menyatakan bahwa umur adalah indeks yang yang
pengetahuan, semakin tinggi usia semakin banyak pula pengalaman yang dimilikinya.
Teori Potter & Perry (2012), juga menjelaskan bahwa dewasa pertengahan yang
secara psikologis telah mencapai perkembangan kognitif yang optimal. Pernyataan teori
yang ada juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
2. Jenis Kelamin
perempuan sebanyak 43 responden (63,2%). (67,5%). Hal ini sejalan dengan teori
Aubbe dalam penelitiaan Kurniasari (2020) perempuan memiliki sifat penuh kasih
lembut, dan cenderung lebih takut untuk melanggar peraturan dimana sifat yang
dimiliki seorang perempuan juga mempengaruhi tingkah laku dalam kehidupan sehari
3. Pendidikan
(29,4%). hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo, (2012) menjelaskan bahwa
berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dari pada orang
yang berpendidikan rendah, sehingga orang yang berpendidikan tinggi akan memiliki
kemampuan yang lebih baik dalam menerima sebuah informasi yang didapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan Arum Dian Pratiwi (2020) sebagian responden
memiliki pendidikan terakhir di jenjang SMA sebanyak (78,6%). Penelitian ini juga
sebanyak 8 (10,67%) dengan jumlah ada 59 (78,67%). Hal ini juga sejalan dengan
adalah SMA sebesar (73,33). Hasil penelitian di atas juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Tyrsa Monintja (2015) dimana dalam penelitianya mayoritas
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang makan akan membuat pengalaman dan
pengetahuan lebih luas di bandingkan orang yang tidak berpendidikan, dimana hal itu
4. Mencuci tangan
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar penerapan mencuci tangan dalam
kategori patuh sebanyak 50 responden (73,5%). Hal ini sejalan dengan teori Irma
Maya (2021) cuci tangan adalah salah satu cara yang efektif untuk membunuh kuman.
Virus COVID-19 dapat menempel pada bagian tubuh terutama tangan yang menyentuh
benda yang sudah tertular oleh doplet. Menurut kementrian kesehatan, sebesar 75%
Hal ini sejalan dengan penelitian Ika (2020) sebanyak 58 responden 61,1%
benda diluar rumah, tetapi hanya sebagian yang mencuci tangan sesuai protokol
WHO. Selain itu terdapat 50,46% kepatuhan mencuci tangan dengan sabun.
5. Memakai masker
tapak timur dengan kategori patuh sabanyak 36 responden (52,9%). Hasil penelitian
menurut Kemenkes RI (2019) bahwa penularan virus corona dapat melalui droplet
atau percikan yang dikeluarkan pada saat kita batuk atau bicara. Penularan terjadi
ketika percikan terhirup orang lain yang ada di sekitar. Oleh karenanya, masker
dibuat untuk melindungi dari droplet yang di keluarkan oleh orang lain agar tidak
masuk ke hidung dan mulut kita ataupun sebaliknya, agar droplet kita tidak mengenai
orang lain karena kita tidak tahu kita atau lawan bicara kita yang sedang menjadi
pembawa virus. Terdapat 3 jenis masker yang disarankan kepada masyarakat agar
dapat memutus penyebaran virus corona seperti masker kain, masker bedah dan
masker N95.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dian Arum Pratiwi (2020) menyatakan yang
selalu menggunakan masker saat berpergian keluar rumah sebanyak (57,8 %), yang
jarang menggunakan masker saat berpergian keluar rumah sebanyak (35, 5%) hal ini
sejalan dengan Yoza Okta (2020) menyatakan sebagian besar menggunakan masker
anjuran penggunaan jenis masker yang benar ada 5% dan tyang tidak mematuhi
sebanyak 14%. Hal ini sejalan dengan penelitian Gabriella (2021) menyatakan bahwa
(94,55%) dan yang tidak patuh menggunakan masker ada 3 responden sebanyak (5,
54%).
6. Menjaga Jarak.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sbagian besar penerapan menjaga jarak dalam
kategori patuh sebanyak 39 responden (57,4%). Hal ini sesuai dengan penelitian Irma
Maya (2021) menyatakan bahwa sebanyak 48 responden (50,5%) selalu mejaga jarak
minimal 1 meter. Hal ini sejalan dengan penelitian Yanti, dkk (2020) menjelaskan
bahwa 93% responden mempunyai perilaku yang baik terhadap upaya pencegahan