Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN, OBJEK KAJIAN DAN KEGUNAAN ILMU


MANTIQ
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Mantiq

Oleh :
Ahmad Fauzan
11830212961

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat karunia
dan hidayah-Nya saya telah mampu menyelesaikan tugas berjudul “Pengertian,
Objek Kajian dan Kegunaan Ilmu Mantiq”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ilmu Mantiq. Saya mengucapkan terimakasih
kepada: Bapak Afrizal, S. Fill., M.A. yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih


banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan
pembuatan makalah selanjutnya. saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi saya selaku penyusun, dan pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 11 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Definisi Mantiq......................................................................................................2
B. Objek Kajian Ilmu Mantiq......................................................................................3
C. Manfaat Ilmu Mantiq/Logika.................................................................................6
BAB III SIMPULAN........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Allah menciptakan makhluk-Nya dalam


bentuk yang sebaik-baiknya, ciptaan Allah SWT.
meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lain.
Manusia dan hewan memiliki kesamaan-kesamaan
seperti tumbuh dan berkembang, mengeluarkan zat
sisa, bergerak dan lain sebagainya. Akan tetapi
perbedaan manusia dan hewan adalah dalam segi
pikiran, Allah menciptakan manusia dengan
memberinya akal atau pikiran, sedangkan hewan
diberikan insting.

Akal atau pikiran yang Allah SWT berikan


dapat di gunakan sebagai sarana untuk mengetahui
ilmu yang tidak ketahui sebelumnya contoh hal nya
ilmu mantiq. Ilmu mantiq merupakan ilmu tentang
kaidah yang dapat menghasilkan kesimpulan yang
benar sehingga tidak keliru dalam berpikir sehingga
bisa menghasilkan pemikiran yang salah. Secara
singkatnya, ilmu mantiq adalah ilmu untuk mencari
dalil kemudian kita dapat menyimpulkannya yang
dihasilkan oleh proses berpikir yang diungkapkan
baik lisan, tulisan atau hal hal yang bisa
menginterpretasikan ungkapan tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Mantiq

Mantiq merupakan mashdar mimidari kata nathaqa-yanthiqu

nuthqan/manthiqan yang berarti berkata, bertutur atau berbicara. Nama yang lain

dari mantiq sendiri yaitu logika, sedangkan logika dikutip dari bahasa Yunani yaitu

logike (berikaitan dengan kata benda) kata dasarnya yaitu logos yang berarti kata

atau pikiran sebagai bentuk dari pikiran. Secara singkat, mantiq atau logika ini

menunjukkan bahwa ada kaitan yang erat antara perkataan dan pemikiran1.
Dalam buku Logika Ilmu Menalar karya W. Poespoprodjo dan T. Gilarso, “ilmu
dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat (the science and art of correct
thingking)”2

Dengan sederhana, Aristoteles dan Plato menyebutkan bahwa berpikir adalah


“bicara dengan dirinya sendiri di dalam batin”. Sedangkan berpikir dengan tepat yaitu
yang sesuai dengan patokan logika yang biasa disebut dengan “logis”.

Adapun definisi mantiq menurut Syaikh Abu Abdullah Muhammad Ahmad


Muhammad ‘Ulaisyi:

Ilmu mantiq adalah ilmu tatanan berpikir yang dapat memelihara otak dari
kesalahan berpikir dengan pertolongan Allah SWT

Adapun definisi ilmu mantiq yang dikutip dari kita As-Sulaamu Al-Munawaraq
karya Syekh Abdurrahman bin Muhammad ash-Shagir al-Akhdlary, sebagai berikut:

“Ilmu yang membahas tentang pengetahuan baik yang bersifat thasawwury


maupun tasdiqy ditinjau dari segi bahwa pengetahuan tersebut bisa dijadikan sarana
untuk mengetahui hal-hal yang belum diketahui baik yang thasawwury maupun yang
tashdiqy atau di tinjau dari segi hal-hal yang diperlukan oleh pembahasan tersebut
ta’rif dan qiyas.”

2
B. Objek Kajian Ilmu Mantiq

1. Logika makna yang luas dan logika makna yang sempit

Menurut John C Cooley, The Liang Gie membagikan logika dalam arti
yang luas serta dalam arti yang sempit. Dalam arti yang sempit, istilah dimaksud
dipakai semakna dengan deduktif (logika) atau logika formal, sedangkan arti yang
lebih luas, pemakaiannya mencakup kesimpulan dari berbagai bukti dan bagaimana
system-sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan
mengenai logika itu sendiri.

Dalam pengertian yang luas, logika juga dapat dipakai untuk menyebut tiga
cabang filsafat seluruhnya, seperti yang dilakukan oleh piper dan ward berikut ini.

a. Asas paling general mengenai pembentukan pengertian, inferensi, dan tatanan


(logika formal atau logika simbolis)

b. Sifat dasar dan indikator pengetahuan, terutama hubungan antara budi dengan
objek yang diketahui, ukuran kebenaran, dan kaidah-kaidah pembuktian

c. Metode-metode untuk memperoleh pengetahuan dalam penyelidikan ilmiah

2. Logika deduktif dan logika induktif

Logika deduktif adalah logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang


bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan kesimpulan sebagai
keharusan dari pangkal pikirnya sehiingga bersifat betul menurut bentuknya saja. Dari
logika jenis ini yang terutama yaitu bentuk dari bekerjanya akal, keruntutannya, serta
kesesuaiannya dengan langkah- langkah san aturan yang berlaku sehingga penalaran
yang terjadi adalah tepat dan sah.

Logika induktif merpakan suagam atu ragam logika yang mempelajari asas
penalaran yang betul dari sejumlah sesuatu yang khusus sampai pada suatu
kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.penalaran ini digolongkan sebagai induksi.
Induksi adalah bentuk penalaran atau enyimpulan yang berdasarkan pengamatan
terhadap sejumlah hal kecil, atau anggota suatu himpunan, untuk tiba pada suatu
kesimpulan yang diharapkan berlaku general untuk semua hal, atau seluruh anggota
himpunan itu, tetapi yang kesimpulan sesungguhnya hanya bersifat boleh jadi saja.
3
3. Logika formal dan logika material

Mellone menyatakan bahwa logika deduktif disebut juga logika formal,


sedangkan logika induktif kadang-kadang disebut logika material. Pernyataan ini tidak
sepenuhnya tepat karena menurut Fisk, logika formal hanyalah suatu bagian dari
logika deduktif, yakni bagian yang bertalian dengan perbincangan-perbincangan yang
sah menurut bentuknya bukan menurut isinya. (The Liang Gie, 1980).

Logika formal mempelajari asas, aturan atau hokum-hukum yang berpikir


yang harus ditaati, agar orang dapat berpikir dengan benar dan mencapai kebenaran.
Logika material mempelajari secara langsung pekerjaan akal, serta menilai hasil-hasil
logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis yang sesungguhnya. Logika
material mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, alat-alat pengetahuan,
proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahua
itu.

Logika formal disebut dengan orang dengan logika minor, sedangkan logika
material dinamakan orang logika mayor. logika formal yaitu ilmu yang terdapat
kumpulan kaidah- kaidah cara berpikir untuk mencapai kebenaran.

4. Logika murni dan logika terapan

Leonard memaparkan bahwa logika murni (pure logic) adalah ilmu tentang
efek terhadap arti dari pernyataan dan sebagai akibatnya berdampak terdapat kesahan
dari pembuktian tentang semua bagian serta segi dari pernyataan dan pembuktian
kecuali arti-arti tertentu dari istilah yang termuat di dalamnya. (The Liang Gie,1980)

Logika murni adalah suatu pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yan
berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan tanpa mempersoalkan arti
khusus dalam sesuatu bagian ilmu yang terdiri dari istilah yang dipakai dalam
pernyataan dimaksud.

Logika terpaan yaitu pengetahuan logika yang diterpkan dalam setiap cabang
ilmu, cabang filsafat, dan juga merupakan bagian pembicaraan yang mempergunakan
bahasa sehari- hari. Apabila sesuatu ilmu menggunakan asas dan aturan logika bagi
istilahdan ungkapannya

yang mempunyai pengertian khusus dalam bidangnaya sendiri, ilmu tersebut


sebenarnya telah mempergunakan sesuatu logika terapan dan ilmu yang bersangkutan,
4
seperti logika ilmu hayat bagi biologi, dan logika sosiologi bagi sosiologi.

5. Logika filsafati dan logika matematik

Logika filsafati termasuk sebagai suatu ragam atau bagian logika yang
berhubungan sangat erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, contohnya logika
kewajiban didampingi etika atau logika arti dengan metafisika. Adapun logika
matematik adalah ragam logika yang menelaah penalaran yang benar dengan bantuan
metode matematik serta bentuk lambing yang khusus serta cermat untuk
menghilangkan makna ganda atau kekaburan yang terdapat dalam bahasa biasa. (The
Liang Gie serta Suhartoyo Hardjosatoto, dan Endang Daruni Asdi, 1980, hlm. 35-46)

Selain itu untuk objek kajian yang dikutip dari kitab Ilmu Mantiq3 yang
dikarang oleh A. Zakaria menjelaskan dalam tabel secara ringkas:

5
‫مباحث علم املنطق‬

‫التصديق‬ ‫التصور‬

‫مقاصد القياس‬ ‫مبادي القضية‬ ‫مقاصد التعريف‬ ‫مبادي الكليات الخمس‬

1. Tashawur (Konsep)
Tahsawur itu merupakan (konsep) gambaran pertama mengenai sesuatu
hal: Seperti contoh: kata “Manusia” maka akan tergambar bayangan
masalah manusia itu makhluk yang memiliki tangan, mata dan hidung
misalnya. Untuk mencapai tashawwur maqasid maka akan muncul
pertanyaan “apa hakikat manusia?” maka apabila sudah bisa menjawab
pertanyaan tersebut maka bisa dipastikan orang itu telah mencapai
tashawwur maqasid.
2. Tashdiq (Assessment/Penegasan)

Tashdiq merupakan penegasan. Contohnya :kata Muhammad itu adalah


nabi yang tergambar dalam setiap muslim pasti memiliki pemahaman yang
sama dan dengan didasari keimanan. Sedangkan jika non muslim akan sulit
menerima, maka didalam ilmu mantiq ada yang disebut silogisme (a=b,
b=c, maka a=c) maka jika dicontohkan maka, a=b Muhammad SAW
mengaku sebagai nabi dan membawa mukzizat, b=c setiap orang yang
mengaku nabi dan membawa mukzizat adalah nabi. Maka konklusi nya
a=c Muhammad adalah nabi.
C. Manfaat Ilmu Mantiq/Logika

Setidaknya ada empat kegunaan dengan belajar ilmu logika, yaitu:

1. Membantu setiap orang yang ikut serta mempelajari logika untuk berpikir
secara rasional, kritis, lurus, tertib, metodis, serta koheren;
2. Meningkatkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak, cermat, dan
objektif
3. Menambah kecerdasan serta meningkatkan kemampuan berpikir secara
tajam dan mandiri
4. Meningkatkan rasa cinta terhadap kebenaran dan menghindari kekeliruan
serta kesesatan.

Kemudian dikatakan bahwa bagi ilmu pengetahuan, logika adalah suatu


keharusan. Tidak terdapat ilmu pengetahuan yang tidak didasarkan pada logika. Ilmu
pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah mencapai kebenaran ilmiah. Seperti
perkataan oleh Aristoteles, bapak logika, yaitu logika benar-benar merupakan alat
bagi seluruh ilmu pengetahuan. Maka, barang siapa mempelajari logika, sesungguhnya
ia telah menggenggam master key untuk membuka semua pintu masuk ke berbagai
disiplin ilmu pengetahuan.

Di samping kegunaan di atas, Surajiyo, dkk. (2009:15) mengemukakan logika


juga dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Dari segi manfaatnya teoritis,
logika mengajarkan tentang berpikir sebagaimana yang diharuskan normatif bukan
berpikir sebagaimana adanya seperti dalam ilmu-ilmu positif (fisika, psikologi, dsb.).
Dari segi kemanfaatan praktis, akal semakin kritis dalam mengambil putusan yang
benar dan runtut (consisten).

Ilmu mantiq dan logika merupakan ilmu tentang cara berpikir yang lurus dan
tepat yang berlandasan pada logika atau akal yang kemudian disesuaikan dengan
syaria’t Islam. Dan juga ilmu mantiq dan logika sebagai bagian dari proses cara untuk
membangkitkan kecakapan dalam berbicara dan berfikir lurus dan tepat serta
sistematis. Oleh sebab itulah ilmu mantiq dan logika dipelajari.

Kegunaan ilmu mantiq yaitu:

a. Melatih, mendidik, dan mengembangkan potensi akal dalam mengkaji


objek pikir dengan menggunakan metodologi berfikir.
b. Menempatkan masalah-masalah (persoalan) dan menunaikan tugas
pada situasi dan kondisi yang tepat.
c. Bisa membedakan proses serta kesimpulan berpikir yang benar dari
yang salah.
d. Dengan ilmu Mantiq orang akan mendapat kunci pembuka pintu
ruangan falsafah dan ilmu.

Disebutkan dalam kitab Sullamul munawaraq karya Syaikh Abdurrahman


bin Muhammad As-Saghir Al-Akhdhary

"Kemudian setelah itu, maka fungsi manthiq bagi hati seperti fungsi nahwu bagi
lisan .

Oleh karena itu, maka manthiq bisa menjaga pemikiran dari sesatnya
kesalahan dan bisa membuka tabir dari pemahaman yang mendalam.

Maka ambillah kaidah-kaidah dari sebagian pokok-pokok manthiq yang bisa


mengumpulkan faidah-faidah dari cabang-cabangnya."

Dalam kitab ini juga disebutkan

" Menjaga hati dari kesalahan berfikir

Mengetahui karangan-karangan yang benar dan salah"


BAB III
SIMPULAN
Ilmu mantiq adalah ilmu yang membahas mengenai bagaimana cara berpikir
secara logika, dimana ketika kita mempelajari ilmu ini maka kegunaan yang didapat
adalah:

Kegunaan ilmu mantiq yaitu:

a. Melatih, mendidik, dan mengembangkan potensi akal dalam mengkaji


objek pikir dengan menggunakan metodologi berfikir.
b. Menempatkan persoalan dan menunaikan tugas pada situasi dan
kondisi yang tepat.
c. Membedakan proses dan kesimpulan berpikir yang benar dari yang
salah.
d. Dengan menggunakan ilmu Mantiq orang akan mendapat kunci
pembuka pintu ruangan falsafah dan ilmu.
Selain itu dikutip dalam perkataan decrates, “Aku berpikir maka aku ada” maka akan
menunjukan bahwa eksistensi manusia dimuka bumi hanya akan berdampak dengan
memiliki pemikiran-pemikiran yang berlogika.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad M. Idrus. Signifikansi Memahami Logika Dasar. Jurnal. Fakultas Ushuluddin IAIN
Ar-Ranary.

H. Syukriadi, Mantiq Dan Kaedah-kaedah Berfikir Islami, Bandung: PT Remaja


Rosda Karya, 1996
M. Ali Hasan, Ilmu Mantiq Logika, cet. II, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995
Zakaria, A. Ilmu Mantiq. Garut. Ibnu Azka Press. 1999
DR. W. Poespoprodjo, S.H., S.S., B.Ph., L.Ph. dan Drs. EK. T. Gilarso, Logika Ilmu Menalar
(Bandung: Pustaka Grafika, 2011)

Anda mungkin juga menyukai